• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PUTUSAN HAKIM PADA PEMIDANAAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( Studi kasus di Pengadilan Negeri Sleman ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PUTUSAN HAKIM PADA PEMIDANAAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( Studi kasus di Pengadilan Negeri Sleman )."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

71

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Hakim Pengadilan

Negeri Sleman dan analisis sebagaimana telah diuraikan dimuka maka

penulis menyimpulkan putusan hakim pada pemidanaan tindak pidana

korupsi berdasarkan Undang – Undang No. 31 tahun 1999 dibandingkan

dengan sejak dikeluarkannya Undang – Undang No. 20 tahun 2001 sebagai

berikut :

Hakim dalam penjatuhan putusan tindak pidana korupsi tidak hanya

mengacu Undang – Undang No. 31 tahun 1999 saja tetapi juga mengacu

Undang – Undang No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Rumusan pasal – pasal yang terdapat unsur KUHP dalam Undang –

Undang No. 31 tahun 1999 sekarang telah dirumuskan tersendiri pada pasal –

pasal yang terdapat dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2001.

Hakim dalam hal penjatuhan pidana memberatkan, penjatuhan pidana

mati pada tindak pidana korupsi kewenangannya lebih luas dengan mengacu

pada penjelasan pasal 2 ayat (2) Undang – Undang No. 20 tahun 2001 tentang

pemberantasan tindak pidana korupsi.

Berdasarkan data kasus tindak pidana korupsi pada Pengadilan Negeri

Sleman mengalami perubahan dari acuan undang – undang no. 31 tahun 1999

dimana tidak menjelaskan pidana penjara pada uang pengganti apabila pelaku

(2)

72

tindak pidana korupsi idak dapat membayarnya, dalam data kasus yang

mengacu Undang – Undang No. 20 tahun 2001 khususnya dalam hal uang

pengganti dapat digantikan dengan pidana penjara dimana tidak melebihi

pidana pokok yang didakwakan apabila pelaku korupsi tidak dapat membayar

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

B. Saran

Hakim dalam penjatuhan pidana berdasarkan data kasus tindak pidana

korupsi di Pengadilan Negeri Sleman harus lebih cermat, teliti dan tegas

dalam hal uang pengganti dengan pidana penjara bagi pelaku tindak pidana

korupsi yang tidak mampu membayarnya supaya para koruptor jera atas

perbuatan yang telah dilakukannya dan menjadi pembelajaran oleh para calon

koruptor tersebut untuk mengurungkan niat perbuatannya.

Hakim harus lebih berpikir progresif bahwa korupsi merupakan

kejahatan luar biasa ( extra ordinary crime ), sehingga mempertimbangkan

semaksimal mungkin dalam penjatuhan pidana para pelaku tindak pidana

korupsi yang harus harus dihukum sesuai dengan peraturan

perundangundangan yang berlaku ( terkait dengan pasal 2 ayat (2) pada Undang

-Undang No. 20 tahun 2001 perubahan atas -Undang – -Undang No. 31 tahun

(3)

73

DAFTAR PUSTAKA

Buku - buku

Andi Hamzah, 1984, Korupsi di Indonesia , Masalah dan Pemecahannya, Gramedia, Jakarta.

Andi Hamzah, 2007, KORUPSI Melalui Pemberantasan Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Jakarta Divisi Buku Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada.

Baharudin Lopa, 2001, Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum,Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Bambang Widjojanto, 2004,JENTERA Jurnal Hukum, Jakarta.

Chaerudin, SH., MH. – Syaiful Ahmad Dinar, SH., MH. – Syarif Fadillah, SH., MH., 2008, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Refika Aditama, Bandung.

Ermansjah Djaja, Drs, S.H,.M.Si, 2008,Memberantas Korupsi bersama KPK, Sinar Grafika. Jakarta.

Evi Hartanti, SH, 2007,Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta.

KPK, 2006, Memahami untuk membasmi, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta.

Leden Marpaung, Dr, SH., 2007, Tindak Pidana Korupsi: Pemberantasan dan Pencegahan, Djambatan, Jakarta.

Lilik Mulyadi, SH, 2000, Tindak Pidana Korupsi (Tinjauan Khusus Terhadap Proses Penyidikan, Penuntutan, Peradilan serta Upaya Hukumnya menurut

Undang –Undang No. 31 Tahun 1999),PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

Martiman Prodjonamidjojo, SH, MM., 2001, Penerapan Pembuktian Terbalik

dalam Delik Korupsi (UU No.31 tahun 1999), Mandar Maju, Bandung.

Ramelan, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pusdiklat Kejaksaan Agung, Jakarta, 2003.

Syed Hussein Alatas, 1983, Sosiologi Korupsi,LP3S, Jakarta.

(4)

74

Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang - Undang Acara Hukum Pidana (KUHAP)

Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001, Tentang Perubahan atas Undang -Undang Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang - Undang No. 30 Tahun 2002, Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi

Undang - Undang No. 4 Tahun 2004, Tentang Kekuasaan Kehakiman.

Kamus

Fockema Andreae, Kamus Hukum, (Bandung: Bina Cipta, 1983), Terjemahan Bina Cipta.

Tim Prima Pena, 2005,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Press, Jakarta.

Website

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik mutu tepung jagung sebagai bahan baku pada industri hilir sangat diperlukan untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan industri tersebut,

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling utama, (3) Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting ketika

Pada saat pemerintahan Kolonial Belanda, Kawasan Pulo Brayan Bengkel Medan merupakan pusat balai yasa serta stasiun bagi kereta api penumpang, akan tetapi seiring

[r]

bahwa di Jenewa, Swis, pada tanggal 24 Juni 1986 telah diterima Instrument for the Amendment of the Constitution of the International Labour Organization

To complete the diagonal in this same BINGO card using P QQQ , we recognize that the group P number must occur in the same column in which the group S number occured in the 3 rd.

To conclude, the researchers’ reason to conduct this research are based on the importance subject-verb agreement in the succes of writing, the result of the previous research