• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS PELAT BUHUL STRUKTUR RANGKA BAJA BERPENGAKU EKSENTRIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS PELAT BUHUL STRUKTUR RANGKA BAJA BERPENGAKU EKSENTRIK."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE)

SRBE merupakan sistem struktur yang potensial untuk dapat menahan

gaya lateral karena memiliki kekakuan yang cukup, dapat memenuhi kondisi batas

simpangan antar lantai, karakteristik disipasi energi yang baik, dan perilaku

inelastik yang sangat baik ( Popov dan Roeder., 1978).

Bagian dari Rangka Bresing Eksentrik yang dapat mendisipasi energi

adalah balok link. Ketika struktur menerima beban gempa horisontal, elemen link

akan mengalami leleh geser atau leleh lentur (deformasi inelastis) sedangkan

elemen yang berada di luar dari balok link tetap berperilaku elastis.

Elemen-elemen yang berada di luar dari balok link harus direncanakan lebih kuat dari

[image:1.595.91.513.114.748.2]

balok link untuk menjaga agar struktur tetap stabil ( Bohl., 2005).

(2)

6

Sistem sambungan harus direncanakan untuk dapat menahan pembebanan

bolak balik yang terjadi tanpa menyebabkan penurunan kemampuan dalam

menyerap energi. Sambungan baut cenderung mengalami pinching akibat slip dari

lelehnya baut atau pelat penyambung. Oleh sebab itu sistem sambungan baut

direncanakan lebih kuat dari komponen yang disambung. Kelemahan yang

dimiliki sambungan baut tidak dapat diatasi dengan penggunaan sambungan las,

kecuali dengan persyaratan yang ketat tentang bahan dan proses pengelasan. Cacat

yang terjadi pada sambungan las merupakan salah satu sumber utama kegagalan

struktur baja tahan gempa (Moestopo., 2005).

2.2 Pelat Buhul (Gusset Plate)

R. E. Whitmore melakukan penelitian tentangsambungan pelat buhulpada

tahun1952. Material pelat buhul berbahan aluminium. Pelat buhulterpasang pada

rangka truss. Hasil tes menunjukkan distribusi tegangan dengan sudut 30° di

sepanjang pertemuan pelat buhul dan bresing (daerah efektif pelat buhul) yang

kemudian dikenal dengan metode lebar whitmore. Pada tahun yang sama

Whitmore menyatakan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa distribusi

tegangan normal dan distribusi tegangan geser terjadi di daerah kritis pelat

buhul-bresing.

Menurut Astaneh (1998) pelat buhul direncanakan agar memiliki kekuatan

dan daktilitas yang cukup untuk dapat menahan gaya aksial, geser dan lentur dari

bresing, balok, dan kolom. Pengaruh daktilitas dari pelat buhul akan sangat

(3)

7

buhul, untuk menjamin agar pelat buhul dapat berotasi dengan bebas Astaneh

menyarankan di daerah pertemuan antara pelat buhul dan bresing diberi jarak

[image:3.595.88.511.184.671.2]

sebesar 2tp.

Gambar 2.2 Hirarki Kegagalan Pelat Buhul (Astaneh, 1998)

Gambar 2.3 Skema Pelat Buhul Dengan Metode Lebar Efektif Whitmore : a).

Sambungan Las Siku, b). Sambungan Baut, c). Sambungan Las Complete Joint

(4)

8

Perencanaan seismik di setiap sambungan termasuk pelat buhul adalah

untuk mengidentifikasi cara kegagalan dari tiap-tiap elemen. Cara kegagalan dari

setiap elemen harus direncanakan secara hirarki kelelehan agar dapat

menghasilkan suatu performa seismik yang bersifat daktail dari setiap elemen

yang nantinya akan menghasilkan peningkatan daktilitas secara global dari rangka

Gambar

Gambar 2.1 Tipikal Bentuk Rangka Bresing Eksentrik (Tsai dkk., 2001)
Gambar 2.2 Hirarki Kegagalan Pelat Buhul (Astaneh, 1998)

Referensi

Dokumen terkait

Gelagar memanjang merupakan gelagar yang berada dibawah lantai kendaraan searah dengan sumbu jalan untuk menahan beban diatasnya yang merupakan beban dari lantai kendaraan dan

Fungsi lapisan ini adalah sebagai bagian dari perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda sekaligus sebagai lapis peresapan untuk lapis pondasi bawah... Lapis

Oleh karena itu, dalam merencanakan kolom perlu waspada, yaitu dengan memberikan kekuatan cadangan yang lebih tinggi dari yang dilakukan pada balok dan

Dapat dikatakan demikian karena pada sistem rangka yang menggunakan konfigurasi bresing tipe v atau v terbalik, bila terjadi tekuk pada batang tekan bresing, balok akan

lateral efektif dapat diambil dari kekakuan secant yang dihitung dari gaya geser dasar. sebesar 60% dari kuat

Dalam penelitian ini pembahasan lebih difokuskan kepada analisis keamanan jembatan, yang meliputi aspek kondisi kesehatan elemen jembatan, kondisi pelat buhul akibat

Jika komponen struktur tarik tersusun dari dua elemen utama atau lebih, sambungan antar elemen harus direncanakan mampu untuk memikul gaya dalam akibat bekerjanya gaya-gaya luar

Gambar 2 memperlihatkan beberapa bentuk sistem EBF yang umum digunakan (AISC, 2005). Sistem EBF dapat menggabungkan masing-masing keuntungan dari kedua sistem struktur