• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

DI JAKARTA TIMUR

Oleh :

ACHMAD MUSHOFA NIM : 102070025944

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

DI JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Achmad Mushofa NIM. 102070025944

Dibawah Bimbingan :

Pembimbing

Yunita Faela Nisa M.Psi, Psi

NIP. 150368748

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

(3)

SISWA SMK DAN SMA DI JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Oktober 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada Fakultas

Psikologi.

Jakarta, 14 Oktober 2010

Sidang Munaqosah

Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2001

Anggota

Solicha M.Si NIP. 19720415199903200

Yunita Faela Nisa, M.Si, Psi NIP. 150368748

(4)

BACALAH

dengan menyebut nama TUHAN mu Yang Menciptakan

-(QS. Al-‘Alaq/97:1)-

“Sesungguhnya Rahmat-Ku mengalahkan Kemurkaan-Ku”

-(Hadits Qudsi)-

“Janganlah keterlambatan masa pemberian Allah kepadamu padahal engkau

bersungguh-sungguh dalam berdoa menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah

menjamin menerima semua do’a dalam apa yang Dia Kehendaki untukmu, bukan

menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang

engkau tentukan”

-(Ibn

” Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang

lain”

(Al – Hadits)

“ Hasbiyalloh wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’mannasyiir……”

(5)

(B) Oktober 2010 (C) Achmad Mushofa

(D) Perbedaan Motivasi Berwirausaha antara Siswa SMA dan SMK di Kec. Matraman – Jakarta Timur

(E) xiv + 44 hal + 19 lampiran

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui Perbedaan Motivasi Berwirausaha antara Siswa SMK dan Siswa SMA Di Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK dan SMA di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 subjek dengan 50 subjek per kelompok dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak berkelompok (cluster random sampling).

Alat ukur yang digunakan dalam penelittian ini adalah kuesioner dalam bentuk skala likert yang mengukur motivasi berwirausaha siswa SMK dan SMA. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik uji korelasi dengan bantuan SPSS versi 18.0.

Hasil Uji t adalah 2,446 > 1.66 dengan signifikansi p < 0.05 dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur. Dalam hal ini, motivasi berwirausaha siswa SMK lebih tinggi daripada siswa SMA.

Saran untuk peneliti berikutnya, sebaiknya peneliti menambahkan beberapa gambaran tentang responden dan menambah besar anggota sampelnya agar didapatkan hasil yang lebih representatif dan komprehensif.

Daftar Pustaka : 17 Buku + 1 Disertasi

(6)

Alhamdulillahirrabbil’aalamiin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan izin dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada panutan seluruh umat manusia Nabi Besar Muhammad SAW, yang selalu menjadi tauladan bagi seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Perjalanan yang cukup panjang bagi peneliti dalam upaya menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dihiasi dengan segala kekurangan dan kelemahan, diwarnai dengan berbagai cobaan, tantangan serta penuh perjuangan dan kesabaran. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi, Bapak Jahja Umar, Ph.D, seluruh dosen dan seluruh staff serta karyawan fakultas yang telah banyak membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

2. Ibu Yunita Faela Nisa M.Si, Psi, selaku dosen Pembimbing, yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, tenaganya serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, sarannya dakam menyelesaikan skripsi ini

3. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si dan Ibu Solicha M.Si yang berkenan menjadi penguji skripsi ini

(7)

penelitian

5. Kepala Sekolah SMKN 7 Jakarta beserta para guru dan siswa/i-nya. Terima kasih atas izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan penelitian 6. Guru muliaku Al Habib Umar bin Hafidz serta guruku Al Habib Munzir

bin Fuad Al Musawa serta jamaah Majelis Rasulullah SAW

7. Umi & Ayah (Siti Alawiyah & Mursidi), yang selalu sabar mengingatkan dan menunggu skripsi ini selesai serta kepada adik-adikku ; Apid, Nurul, Sihab, Ziyah, terima kasih atas support & do’anya

8. Istriku (Badiyah Fuliati S.Psi), ini adalah hasil segala do’amu, linangan air matamu, buah kesabaranmu, dan keyakinanmu

9. Saudara-saudaraku; Musdi dan keluarga, Feri dan keluarga, Fahmi dan Istri…terima kasih saudaraku.

10.Mbah terima kasih atas bantuannya. Mudah-mudahan Allah SWT membalas semuanya dengan limpahan keberkahan

11.Keluarga besar Pamulang Mamah, Ayah, K’Ria, Rio.

12.TheBest Community, kelas B angkatan 2002, terima kasih atas supportnya terkhusus, kepada “Nenden”. Serta seluruh teman-teman, sahabat, saudara dan seluruh pihak yang membantuku menyelesaikan skripsi ini. Mohon maaf apabila namanya tidak tercantum. Terima kasih semuanya….

Jakarta,14 Oktober 2010

Penulis

(8)
(9)

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Dedikasi ... ... v

Abstrak ... ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

1.2.1. Pembatasan Masalah ... 4

1.2.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 4

1.4. Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 : KAJIAN TEORI ... 7

2.1. Motivasi Berwirausaha... 7

2.1.1. Definisi Motivasi... 9

(10)

2.1.2.2. Teori Harapan (Expectancy Theory ) ... 13

2.1.2.3. Teori Kebutuhan McClelland ... 14

2.1.3. Motivasi Berwirausaha... 15

2.1.4. Ciri-Ciri Wirausaha... 16

2.2. Perbedaan SMK dan SMA ... 20

2.3. Kerangka Berfikir ... 21

2.4. Hipotesis... 22

BAB 3 : METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 23

3.1.2. Definisi dan Operasional Variabel Penelitian ... 23

3.2. Pengambilan Sampel ... 24

3.2.1. Populasi ... 24

3.2.2. Sampel... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.3.1. Metode dan Instrumen Penelitian... 26

3.3.2. Tekhnik Uji Instrumen Penelitian... 27

3.3.2.1 Uji Validitas Skala... 27

3.3.2.2 Uji Reliabilitas... 30

3.4. Teknik Analisis Data ... 31

(11)

3.5.2. Pelaksanaan ... 32

3.5.3. Pengolahan Data... 33

BAB 4 : PRESENTASI DAN ANALISA DATA ... 34

4.1. Gambaran Umum Responden ... 34

4.2. Presentasi Data dan Analisis Data ... .37

4.2.1. Uji Persyaratan ... .37

4.2.2. Uji Hipotesis ... 38

4.3. Pembahasan Hasil ... 42

BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ... 44

5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Diskusi ... 44

5.3. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

Tabel 3.2. Blue print try out skala motivasi berwirausaha ... 28

Tabel 3.3. Blue print penelitian skala motivasi berwirausaha ... 29

Tabel 4.1. Jumlah Sampel ... 34

Tabel 4.2. Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin ... 34

Tabel 4.3. Gambaran kategori motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelamin ... 35

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas ... 37

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas ... 38

Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis ... 39

Tabel 4.7. Rerata Motivasi Berwirausaha ... 40

Tabel 4.8. Tingkat Motivasi Berwirausaha ... 40

Tabel 4.9 Hasil uji hipotesis berdasarkan jenis kelamin siswa ... 41

(13)

1. Inform Concent 2. Skala Try Out 3. Skala Penelitian 4. Data Hasil Try Out 5. Data Hasil Penelitian

6. Hasil Uji Validitas Motivasi Berwirausaha 7. Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Berwirausaha 8. Hasil Uji Normalitas Motivasi Berwirausaha 9. Hasil Uji Homogenitas Motivasi Berwirausaha 10.Hasil Uji Hipotesis Motivasi Berwirausaha 11.Surat Izin Penelitian

(14)

Tabel 3.2 : Blue print skala KDRT ... 37

Tabel 3.3 : Nilai kategori dalam setiap jawaban ... 38

Tabel 4.1 : Subjek berdasarkan usia pernikahan ... 43

Tabel 4.2 : Deskripsi statistik skor skala cemburu dan KDRT ... 44

Tabel 4.3 : Kategori cemburu ... 45

Tabel 4.4 : Kategori KDRT ... 45

Tabel 4.5 : Uji normalitas ... 46

Tabel 4.6 : Uji homogenitas ... 46

Tabel 4.7 : Uji Hipotesis ... 47

(15)

Alma, B. (2008). Kewirausahan. Bandung : Alfabeta

Aryono, AM (2010). Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2010. Diunduh

tanggal 10 Juli 2010 dari

http://www.solopos.co.id/2009/ekonomi-bisnis/angka-pengangguran-2010-diprediksi-capai-10-persen-2292

Asfahani & Salim S. (1995). Kewirausahaan Indonesia. Jakarta : PT. Putra Timur

Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktek. Jakarta:

Rineka Cipta

Benedicta, P. (2003).Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi kepribadian.

Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

(16)

http://www.dostoc.com/motivasi-berwirausaha/docs

Kartono, K. (1994). Psikologi sosial untuk manajemen perusahaan dan industri.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kertonegoro, S. (1993). Manajemen organisasi. Jakarta : Widya Press.

Nugroho, A. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta Studia Press

Meredith, Geoffry. (1982). Kewirausahaan : Teori dan praktek. Jakarta : PPM

Michael M. & Jhon C. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta : Erlangga

Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sarwono, S. (2000).Pengantar psikologi umum. Jakarta : PT. Bulan Bintang

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Vriarte, G.G. (1993).

(17)

Suryana. (2003). Kewirausahaan. Pedoman praktis : Kiat dan proses menuju

sukses. Jakarta : Salemba Empat

Sutanto, Adi. (2002). Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sukardi, I. (1991). Intervensi terencana, faktor-faktor lingkungan terhadap

pembentukan sifat-sifat interpreuneur. Jakarta : Disertasi Fak. Pasca

Sarjana UI

Syamsu, Y. (2005). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Usman, A. (2010). Jumlah penduduk miskin di Indonesia. Diunduh tanggal 10 Juli

2010 dari http://www.tribunnews.com/2010/07/01/jumlah-penduduk-

miskin-indonesia-capai-3102-juta-jiwa

(18)

xv iii

(19)

1.1. Latar Belakang Masalah

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia telah banyak menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga lapisan bawah tanpa terkecuali. Banyak masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan penghasilan untuk digunakan sebagai biaya hidup sehari-hari. Kesulitan tersebut dikarenakan mereka sudah tidak punya lahan lagi untuk berusaha baik itu karena di-PHK atau usaha yang biasa diandalkan mengalami kebangkrutan. Keadaan itu semakin diperparah karena kurangnya kemampuan untuk membuka lahan usaha baru yang lebih prospektif dan mampu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Hal ini menyebabkan banyak anggota masyarakat yang menjadi pengangguran, dengan demikian tingkat angka kemiskinan semakin meningkat. Menurut Aryono (2010) Angka pengangguran di Indonesia pada 2010 diperkirakan masih akan berada di kisaran 10 persen. Target pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,5 persen dinilai tidak cukup untuk menyerap tenaga kerja di usia produktif. Sedangkan menurut Usman (2010) dan berdasarkan data BPS jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2010 sebesar 312,18 ribu orang (3,48 persen).

Selain masalah pengangguran di atas, biaya pendidikan yang secara bertahap mengalami kenaikan di setiap tahun ajaran baru juga menambah

(20)

permasalahan baru. Hal ini semakin memperkecil presentase siswa/i yang bisa melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi. Oleh karena itu, siswa/i tingkat akhir sekolah menengah akan mendapatkan kesulitan dalam menentukan kemana mereka akan melanjutkan setelah lulus. Salah satu pilihan yang bisa mereka ambil adalah mencari pekerjaan. Namun seiring dengan kondisi krisis global yang kini sedang dialami, dimana perekonomian berada di titik yang mengkhawatirkan, menyebabkan semakin minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Kondisi tersebut membuat para siswa/i yang ingin langsung bekerja akan berhadapan dengan kondisi sulitnya mencari pekerjaan.

Menurut Havigurst (dalam Syamsu, 2005) salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai jaminan kemandirian ekonomi serta memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan). Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencari pekerjaan. Tidak tertutup kemungkinan seseorang yang menjalankan wirausaha akan membuat lapangan pekerjaan baru yang sangat diharapkan oleh para pencari kerja.

(21)

yang mempunyai minat wirausaha tinggi sebanyak 2 % dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta menengah, dan sisanya adalah tenaga wiraswasta biasa.

Oleh karena itu, pentingnya sejak dini ditekankan tentang manfaatnya berwirausaha kepada siswa/i sekolah tingkat menengah mengenai berwirausaha sehingga mereka akan mempunyai motivasi berwirausaha yang tinggi. Sedangkan motivasi berwirausaha sendiri menurut Herawaty (2010) adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri berdasar pada kemampuan, kekuatan dan keterampilan yang dimiliki.

Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (Winkel & Hastuti, 2004).

(22)

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini terdiri dari :

1. Motivasi berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengukur motivasi berwirausaha siswa SMA dan SMK dengan merujuk aspek-aspek motivasi berwirausaha yang dikemukakan dalam “Enterepreneur Handbook” yang dikutip oleh Wirasasmita (dalam Suryana, 2003) yaitu : alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan, alasan pemenuhan diri

2. Siswa SMA dan SMK yang dimaksud pada peneitian ini adalah siswa/i SMA atau SMK yang bersekolah dalam lingkup wilayah Jakarta Timur.

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dengan siswa SMK di Jakarta Timur? ”

1.3. Tujuan Penelitan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi perbedaan motivasi berwirausaha antara siswa/i SMA dan SMK di Jakarta Timur.

1.3.2. Manfaat Penelitian

(23)

1. Manfaat teoritis :

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wacana dalam psikologi terutama berkaitan dengan motivasi berwirausaha pada siswa/i SMA dan SMK.

2. Manfaat praktis :

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah agar dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan motivasi berwirausaha para siswanya.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga lima bab, yaitu :

Bab 1 : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 : Kajian teori yang meliputi deskripsi teoritik, kerangka berpikir, dan

hipotesis.

Bab 3 : Metode penelitian yang meliputi jenis dan metode penelitian,

(24)

Bab 4 : Presentasi dan analisis data yang meliputi gambaran umum subyek, presentasi dan analisis data, dan pembahasan

Bab 5 : Kesimpulan, diskusi, dan saran.

(25)

BAB 2

KAJIAN TEORI

Bab ini membahas teori yang menjadi kerangka penelitian, yang terdiri dari 4 subbab. Subbab pertama berisi tentang definisi motivasi berwirausaha, subbab kedua membahas tentang teori-teori motivasi, subbab ketiga membahas tentang ciri-ciri motivasi berwirausaha dan subbab yang keempat membahas tentang perbedaan SMA dan SMK.

2.1. Motivasi Berwirausaha

Memberikan definisi wirausaha tidak semudah memformulasikan definisi etimologisnya. Dalam berbagai referensi ditemukan rumusan yang dikemukakan para pakar manajemen dan psikologi tentang wirausaha atau entrepreneur. Tidak heran, Kao (dalam Beedicta, 2003) mengakui bahwa entrepreneurship sulit dipahami dan didefinisikan (entrepreneurship is elusive, difficult to define). Tetapi, tidak dapat dipungkiri dalam definisi-definisi yang dikemukakakan para pakar, selalu terdapat unsur-unsur pokok yang terkandung dalam definisi etimologis. Namun sebelum penulis menguraikan definisi tentang wirausaha yang dikemukakan beberapa ahli akan dikemukakan beberapa definisi tentang motivasi.

(26)

tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. Menurut Nugroho (2002) kebutuhan dan motif adalah pengaruh dasar dalam proses pengenalan problem.

Di samping istilah motif dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan.

Motivasi berarti sebab-sebab yang menjadi dorongan bagi tindakan seseorang. Artinya bahwa motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan. Dengan kata lain motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tingkah laku. Dorongan ini dapat muncul dari tujuan dan kebutuhan (Sarwono, 2000).

(27)

2.1.1. Definisi motivasi berwirausaha

Secara etimologi kata wirausaha atau entrepreneur berasal dari bahasa Perancis “entrepreneurt” yang berarti “to undertake” yang berati (menjalankan, melakukan, berusaha (Benedicta, 2003).

Menurut Buchari (2008), kata “wirausaha” sama dengan ”wiraswasta” yang masing-masing berarti; wira (= gagah berani, perkasa) dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Wira adalah manusia unggul,teladan, berbudi luhur. Swa artinya sendiri dan sta artinya berdiri.

Cantillon (dalam Benedicta, 2003), berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi.

(28)

Sebaliknya, menurut Menger (dalam Benedicta, 2003), berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, dengan cara memberikan nilai baru ke barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Meredith et.all (1996), wirausaha adalah orang mempunyai kemampuan melihat dan menilai-nilai peluang bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Wirausaha berorientasi pada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuan.

Wirausaha menurut Sutanto (2002), merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologis dan sosial yang menyertai serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

(29)

tambahan maksimal terhadap jasa, barang maupun pelayanan yang dihasilkan dengan mengindahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Menurut Benedicta (2003), wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Menurut Sentanoe (1993), kewirausahaan adalah melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis. Wirausaha adalah pengusaha kecil yang otonom dan mengambil risiko untuk memanfaatkan peluang.

(30)

Pengertian motivasi yang digunakan adalah defenisi motivasi yang dikemukakan oleh Sarwono (2000) yaitu motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan. Sedangkan wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah defenisi yang dikemukakan oleh Sentanoe (1993), kewirausahaan adalah melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis. Wirausaha adalah pengusaha kecil yang otonom dan mengambil risiko untuk memanfaatkan peluang. Dengan demikian motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis.

2.1.2. Teori-teori motivasi

2.1.2.1. Teori hierarki kebutuhan maslow

Menurut Abraham Maslow (dalam Kartono, 1994) , manusia memiliki 5 tingkatan yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs) seperti : sandang, pangan dan papan.

2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (The Savety Needs) seperti : perlindungan fisik, mendapatkan pekerjaan, jaminan hari tua, dan lain-lain. 3. Kebutuhan sosial (The Social Needs) seperti : kebutuhan bergaul, diakui

(31)

4. Kebutuhan harga diri (The Esteem Needs) untuk memuaskan egonya; seperti memiliki mobil bagus, berpakaian indah, rumah bagus, memiliki gelar, berprestasi, status sosial yang tinggi dan seterusnya.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (The Self-Actualization Needs) : untuk memuaskan diri dengan mengembangkan segenap potensi, bakat-bakat dan kemampuan, bekerja, berkarya, berkreasi dan lain-lain

Teori ini menegaskan bahwa seseorang tidak akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi sebelum kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi.

2.1.2.2. Teori harapan (Expectancy Theory)

Vroom (dalam Sentanoe, 1993) menyatakan bahwa kecenderungan untuk berprilaku tertentu tergantung dari kuatnya harapan seberapa jauh perilaku tersebut akan memberikan hasil yang diingini. Teori ini mengandung tiga variabel penting, yaitu :

1. Daya tarik hasil : seberapa jauh individu memberi arti penting pada potensi hasil dan penghargaan yang dapat dicapai dalam pekerjaan.

2. Hubungan kinerja penghargaan : derajat keyakinan individu bahwa tingkat kinerja akan memberikan hasil (penghargan) yang diingini.

3. Hubungan upaya kinerja : derajat persepsi individu bahwa melakukan tingkat upaya tertentu akan menghasilkan kinerja (prestasi pekerjaan).

(32)

2.1.2.3. Teori kebutuhan mcclelland

McClelland (dalam Jhon C & Michael, 2002) membagi kebutuhan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement)

Dorongan untuk menjadi yang terbaik, untuk mencapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan untuk berjuang demi kesuksesan. Kebutuhan akan keberhasilan atau berprestasi merupakan daya penggerak yang dapat memotivasi semangat kerja dan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Ciri-ciri orang yang motivasi berprestasinya tinggi ialah : suka akan pekerjaan yang penuh tantangan, berinisiatif, mempunyai tanggung jawab besar.

2. Kebutuhan akan kekuatan (need for power)

Kebutuhan untuk membuat orang-orang lain berperilaku dengan cara-cara yang kita kehendaki, tidak ada atau sedikit kemungkinan mereka dapat berperilaku lain. Ciri-ciri orang seperti ini adalah : menjadi pemimpin, berupaya mempengaruhi orang lain.

3. Kebutuhan akan afiliasi/kerja sama (need for Affiliation)

(33)

dengan orang lain. Ciri-ciri dari orang tipe ini adalah : bersifat sosial, suka berhubungan dengan orang lain, menyenangi persahabatan.

2.1.3. Motivasi berwirausaha

Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Suryana, 2003), ada tujuh motif yang mendasari seseorang untuk menjadi wirausaha, yaitu :

1. The desire for heigher income (keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi)

2. The desire for a more satisfying career (keinginan untuk memilih karir yang lebih memuaskan)

3. The desire to be self – directed (keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri)

4. The desire for the prestige that comes to being a busineess owner (keinginan untuk mendapatkan prestise dengan menjadi pemilik usaha sendiri)

5. The desire to run with a new idea or concept (keinginan untuk menjalankan ide atau konsep baru)

6. The desire to build long – term wealth (keinginan untuk merencanakan kesejahteraan jangka panjang)

(34)

Dalam “Entrepreneur Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita (dalam Suryana, 2003), dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu :

1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati.

3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak & keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/isteri, untuk membahagiakan orang tua.

4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk mengguanakan kemampuan pribadi.

Keempat alasan inilah yang dijadikan sebagai kerangka pembuatan alat ukur di dalam peneletian ini.

2.1.4. Ciri-ciri wirausaha

(35)

disimpulkan bahwa perilaku wirausaha merupakan suatu kemampuan pengelolaan usaha yang dimulai dengan mencari peluang usaha, mendirikan, melembagakan, mengelola dan mengembangkan usaha tersebut. Wirausaha adalah orang yang mengambil keputusan untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan usahanya.

Menurut Sukardi (1991) dalam disertasinya, disebutkan bahwa ada 9 ciri psikologis dari 34 ciri atau karakteristik yang selalu tampil pada perilaku wirausaha yang berhasil. Hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh East West Center Hawaii, MEDEC Malaysia, IMM India, UPI Manila, LPT-UI dan DTC-ITB Bandung. Kesembilan karakteristik atau ciri tersebut adalah :

1. Perilaku instrumental, yaitu selalu berusaha tanggap dalam berbagai situasi untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya untuk membantu mencapai tujuan pribadi dalam berusaha. Dia selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerjanya. 2. Perilaku keluwesan bergaul, yaitu selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan

(36)

waktu tanpa bekerja, mencurahkan segala pekerjaannya dan mempunyai tenaga untuk terus-menerus terlibat dalam pekerjaan.

4. Perilaku pengambilan resiko, yaitu tidak khawatir berhadapan dengan situasi yang serba tidak menentu dimana usahanya belum tentu membawa keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu melakukan antisipasi terhadap adanya kemungkinan-kemungkinan untuk gagal. Segala tindakannya diperhitungkan dengan cermat.

5. Perilaku keyakinan diri, yaitu optimisme dalam bekerja, ia yakin pekerjaan akan memberi hasil. Dia percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, bahkan kecenderungannya ia akan melibatkan diri secara langsung dalam bebagai situas. Bersemangat tinggi dalam bekerja dan berusaha secara mandiri untuk menemukan alternatif jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi.

6. Perilaku prestatif, yaitu selalu berusaha tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya. Dia selalu berbuat yang lebih baik, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai sekarang dan selalu membuat target yang lebih baik dan lebih tinggi dari sebelumnya. Baginya keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap sebagai Feedback.

(37)

maka kegiatan-kegiatannya dapat lebih terarah pada pencapaian tujun. Dengan pengendalian diri, ia bisa memutuskan kapan ia harus bekerja dengan lebih keras, kapan dia harus berhenti untuk meminta bantuan kepada orang lain.

8. Perilaku inovatif, yaitu selalu berusaha mencari cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Terbuka untuk gagasan, pandangan dan penemuan yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak terpaku pada masa lampau, tetapi selalu berpandangan kedepan untuk mencari cara-cara baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan kinerjanya.

9. Perilaku kemandirian, yaitu selalu mengembalikan segala yang ia lakukan sebagai tanggung jawab pribadi. Keberhasilan atau kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau tergantung pada orang lain.

Ciri dan cara wirausaha tangguh (Siagian & Asfahani, 1995) :

1. Berfikir dan bertindak strategis serta adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah.

(38)

3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.

4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta penumpukan permodalan.

Ciri dan cara wirausaha unggul (Siagian & Asfahani, dalam Bariadi, 2005) :

1. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya

2. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk pelanggan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.

3. Antisipatif terhadap perubahan akomodatif terhadap lingkungan.

4. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

5. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui investasi baru di berbagai bidang.

2.1.5. Perbedaan SMA dan SMK

(39)

pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (W.S Winkel & M.M. Sri Hastuti, 2004).

Tidak hanya tujuan pendidikan, mengenai beban belajar antara SMA dan SMK pun berbeda. Satuan pendidikan SMA mempunyai beban belajar atau waktu pembelajaran per tahun sebanyak 969-1111,5 jam/tahun, sedangkan satuan pendidikan SMK beban belajar atau waktu pembelajaran per tahun sebanyak 1026 jam/tahun (Winkel & Hastuti, 2004). Waktu jam belajar untuk kurikulum kewirausahaan juga berbeda, di SMK waktu pembelajaran untuk mata pelajaran kewirausahaan sebanyak 192 jam/tahun sedangkan di SMA waktu pembelajaran untuk mata pelajaran kewirausahaan sebanyak 96 jam/tahun.

2.2. Kerangka Berpikir

Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (Winkel & Hastuti, 2004).

(40)

seseorang yang menjalankan wirausaha akan membuat lapangan pekerjaan baru yang sangat diharapkan oleh para pencari kerja.

Menurut Drucker (dalam Benedicta, 2003), peran penting wirausaha dalam perkembangan ekonomi suatu negara sudah lama ditekankan. Dalam “Entrepreneur Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita (dalam Suryana, 2003), dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu : alasan keuangan, alasan sosial, alasan pelayanan dan alasan pemenuhan diri. Berikut adalah skema motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur

Skema motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK di Jakarta SISWA SMK DI • Alasan Pemenuhan Diri

• Alasan Keuangan • Alasan Sosial • Alasan Pelayanan • Alasan Pemenuhan Diri

2.3. Hipotesis

Ha : Ada perbedaan yang signifikan motivasi berwirausaha antara siswa SMA dengan siswa SMK di Jakarta Timur.

(41)

Pada bab ini penulis akan memaparkan pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan prosedur penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan metode penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yakni Motivasi Berwirausaha dan variabel terikat (dependent variable) yakni Siswa SMK dan Siswa SMA.

Sedangkan metode yang digunakan oleh penulis adalah penelitian komparatif yaitu metode untuk mengukur perbandingan dua kelompok subjek. Oleh sebab itu metode komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan terhadap orang atau kelompok (Sudjud dalam Arikunto, 2002).

3.1.2. Definisi variabel dan operasional variabel

Definisi dan operasionalisasi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Motivasi berwirausaha.

(42)

Definisi variabelnya adalah motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu usaha, mengejar peluang, memenuhi kebutuhan melalui inovasi dan memulai bisnis. Sedangkan operasionalisasi variabelnya adalah mengukur dengan menggunakan skala motivasi berwirausaha. yang mengukur motivasi berwirausaha dengan 4 aspek yaitu Aspek Keuangan, Aspek Sosial, Aspek Pelayanan, dan Aspek Pemenuhan Diri.

2. Siswa SMA dan SMK.

Definisi variabelnya adalah seluruh siswa/i yang menuntut ilmu di dalam lembaga sekolah. Sedangkan operasionalisasi variabelnya seluruh siswa/i yang masih aktif menuntut ilmu di dalam lembaga sekolah yang berada dalam lingkup wilayah Jakarta Timur, yaitu di SMA 31 Jakarta dan SMK 7 Jakarta.

3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi

Gay (dalam Sevilla,1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana penulis akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Nazir (2003), populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK dan SMA di Jakarta Timur yang sekolahnya terpilih secara acak.

(43)

Penggunaan sampel dalam suatu penelitian sangat membantu penulis, khususnya dalam prinsip efisiensi. Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.

Untuk memperoleh yang lebih mencerminkan kondisi populasi, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan (dalam Sevilla, 1993), yaitu :

1. Jumlah sampel (number of sample) merupakan banyaknya kelompok sampel yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Jumlah sampel ini ditentukan oleh metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode komparatif, maka jumlah sampelnya yang dibutuhkan adalah dua yaitu 50 siswa SMK dan 50 siswa SMA.

2. Besar anggota sampel (sample size), karena besar anggota sampel akan mempengaruhi representatif tidaknya sampel terhadap populasi. Secara umum dijelaskan bahwa makin besar anggota sampel makin mencerminkan keadaan populasinya (Kerlinger, 1995). Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 subjek dengan 50 subjek per kelompok.

(44)

dilanjutkan. Dengan teknik pengambilan sampel secara accidental dipilihlah sample atau subyek penelitian per sekolah

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Metode dan alat ukur penelitian

Metode dan alat ukur penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket dalam bentuk skala likert mengenai motivasi berwirausaha, karena skala Likert dapat memberikan keterangan yang nyata dan jelas tentang pendapat atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan (Nazir, 2003).

Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun skor nilai terhadap masing-masing kategori tersebut tertera dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Skor nilai

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

4 3 2 1

(45)

juga diketahui gambaran kategorisasi motivasi berwirausaha responden yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

3.3.2. Tekhnik uji dan intrumen penelitian

3.3.2.1 Uji validitas skala

Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Azwar (2008) mengatakan bahwa item-item yang telah diseleksi berdasarkan koefisien item total akan mendukung reliabilitas skala, namun tidak berarti skala tersebut akan valid dengan sendirinya. Skala yang disusun berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas, secara teoritik akan valid.

Untuk menguji validitas dari setiap item pernyataan dilakukan analisis item, yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total. Koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas. Item-item yang memiliki korelasi signifikan langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak memiliki korelasi signifikan diabaikan.

(46)

total, penulis menggunakan batasan

r

ix ≥ 0,176. Perhitungan menggunakan

perangkat lunak SPSS 18,0 for Windows.

Sebelum melakukan penelitian (field test), penulis terlebih dahulu melakukan uji coba (try out) terhadap angket sebanyak 120 subjek di SMK 7 Jakarta dan SMA 31 pada hari Senin tanggal 14 Desember 2009. Berikut ini blue print skala motivasi berwirausaha.

Tabel 3.2

Blue print try out Skala Motivasi Berwirausaha

ASPEK INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH Membantu ekonomi masyarakat 51, 53, 52, 54 4 Masa depan keluarga 55, 57, 56, 58 4 Mendapatkan kesetiaan teman /

pasangan

59, 61, 60, 62 4 Pelayanan

Membahagiakan orang tua 63, 65, 64, 66 4

(47)

Mencapai sesuatu yang

Ket : no. Item yang ditulis tebal dan digarisbawahi adalah no. Item yang gugur

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 86 item, maka terdapat 72 item yang valid pada taraf signifikansi 5 %. Yang tertera dalam blue print penelitian skala motivasi berwirausaha.

Tabel. 3.3

Blue Print Penelitian Skala Motivasi Berwirausaha

ASPEK INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH

Mencari nafkah 1, 2 2 Membantu ekonomi masyarakat 38, 39, 40 3 Masa depan keluarga 41, 42, 43, 45 4 Pelayanan

(48)

pasangan

Membahagiakan orang tua 50, 51, 52, 53 4

Menjadi Mandiri 54, 55, 56 3

Mencapai sesuatu yang diinginkan

57, 58, 59, 60 4

Menghindari ketergantungan pada orang lain

61, 62, 63, 64 4

Menjadi lebih produktif 65, 66, 67, 68 4 Pemenuhan

Diri

Menggunakan kemampuan pribadi

69, 70, 71, 72 4

JUMLAH 72

3.3.2.2 Uji reliabilitas

Menurut Azwar (2008), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam menguji reliabilitas pada penelitian ini penulis menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,915. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat ukur penelitian ini reliabel untuk digunakan.

3.4. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis statistik yang meliputi :

(49)

Uji normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dengan penghitungan menggunakan perangkat lunak SPSS 18,0 for Windows.

2. Uji – t

Uji – t (t-test) yaitu untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata motivasi beriwirausaha antara siswa SMA dan SMA di Jakarta Timur. 3. Analisis varians (anava)

Anava bertujuan untuk mencari perbedaan antar rerata dari sampel-sampel yang berbeda, yakni motivasi berwirausaha siswa SMK dan SMA. Prinsip dasar anava adalah dengan mengkaji apakah rerata sampel akan berubah lebih lanjut dari rerata populasinya ditinjau dari variasi-variasi data yang terkumpul.

4. Kategorisasi tingkat motivasi berwirausaha

Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2008).

5. Analisis statistik diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program

SPSS 18.0 for windows.

3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Persiapan

(50)

2. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.

3. Menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yaitu angket dalam bentuk skala likert.

4. Meminta izin untuk melaksanakan penelitiannya kepada pihak sekolah.

3.5.2. Pelaksanaan

1. Penelitian dilaksanakan di SMK 7 Jakarta pada hari Senin, 11 Januari 2010, pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB. Dan di SMA 31 Jakarta pada hari 18 Januari 2010, pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB.

2. Subjek sampel yang berada di Jakarta Timur dipilih secara cluster random sampling yakni 50 subjek untuk siswa SMK dan 50 subjek untuk siswa SMA.

3. Untuk memperoleh hasil data, peneliti mendatangi subyek. Setelah itu, subjek ditawari kesediaannya untuk menjadi responden dan mengisi angket. Penelitian ini dilakukan di luar jam pelajaran.

3.5.3. Pengolahan data.

1. Pada tahap ini penulis melakukan skoring jawaban kuesioner yang telah diisi oleh subjek.

(51)

membuat tabel data.

(52)

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian berupa gambaran umum responden, presentasi data, dan pembahasan hasil.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa SMA dan siswa SMK. Setiap kelompok berjumlah 50 orang.

4.1. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum responden akan diuraikan secara rinci berupa gambaran umum frekuensi dan prosentase dari jenis kelamin.

Tabel 4.2

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin Kelompok

Frekuensi % Frekuensi %

Laki-laki 35 68% 33 66%

Perempuan 15 32% 17 34%

Total 50 100% 50 100%

Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa seluruh responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki dibanding perempuan. Pada penelitian ini

(53)

laki-laki berjumlah 35 orang (68%) untuk kelompok siswa SMK dan berjumlah 33 orang (66%) untuk kelompok siswa SMA. Sedangkan perempuan berjumlah 15 orang (32%) untuk kelompok siswa SMK dan berjumlah 17 orang (34%) untuk kelompok siswa SMA. Untuk melihat gambaran kategorisasi motivasi berwirausaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Gambaran kategori Motivasi Berwirausaha Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Siswa SMK

Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMK

Rendah Sedang Tinggi Total

10 13 12 35

Jenis Kelamin Siswa SMA

Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMA

Rendah Sedang Tinggi Total

(54)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden siswa laki-laki memiliki tingkat motivasi berwirausaha yang sedang sebanyak 15 orang (30 %) untuk kelompok siswa SMA dan sebanyak 13 orang (26 %) untuk kelompok siswa SMK, sedangkan responden siswa perempuan memiliki tingkat motivasi berwirausaha yang sedang sebanyak 9 orang (18 %) untuk kelompok siswa SMA dan sebanyak 7 (14 %) orang untuk kelompok siswa SMK.

Responden laki-laki yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha rendah sebanyak 10 orang (20 %) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 7 orang (14 %) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden siswa perempuan yang memiliki kesamaan tingkat motivasi berwirausaha yang rendah sebanyak 6 orang (12 %) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 4 orang (8 %) untuk kelompok siswa SMA.

(55)

4.2. Presentasi Data 4.2.1 Uji persyaratan

Uji persyaratan ini adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan di sini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dan dihitung dengan menggunakan SPPS 16.0 for windows.

1. Uji normalitas

Menurut Kuncono (2004) uji kenormalan bertujuan untuk menguji bahwa data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal.

Tabel 4.4 Hasil Uji normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Jenis

Sekolah Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SMK .093 50 .200* .963 50 .117

Motivasi

Berwirausaha SMA .116 50 .088 .970 50 .221

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa skala motivasi berwirausaha berdistribusi normal.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah :

H0 = Varians data bersifat homogen

(56)

Kesimpulan yang dapat diambil adalah jika probabilitas > 0,05, maka H0

diterima, tetapi kalau lebih besar maka H0 ditolak.

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dihitung dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean .234 1 98 .630

Based on Median .229 1 98 .633

Based on Median and with

adjusted df .229 1 97.178 .633

Motivasi Berwirausaha

Based on trimmed mean .207 1 98 .650

Dari tabel nilai uji homogenitas di atas, dapat diketahui bahwa skala motivasi berwirausaha memiliki nilai probabilitas (0,630) > 0,05 sehingga H0 diterima, artinya varians data bersifat homogen.

4.2.2 Uji hipotesis

(57)

Adapun hasil uji-t yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 18.0 for windows dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Table 4.6 Hasil Uji Hipotesis

Group Statistics

Jenis

Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SMK 50 234.4800 16.47043 2.32927

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Difference Lower Upper Equal

2.446 97.119 .016 7.70000 3.14760 1.45299 13.94701

(58)

Untuk melihat rata-rata (mean) motivasi berwirausaha berdasarkan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Rerata Motivasi Berwirausaha

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Motivasi berwirausaha SMK 50 196.00 262.00 234.4800 16.47043

Motivasi berwirausaha SMA 50 194.00 253.00 226.7800 14.96975

Valid N (listwise) 50

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan rata-rata (mean) motivasi berwirausaha terbesar adalah motivasi berwirausaha siswa SMK sebesar 234.4800. Sedangkan motivasi berwirausaha siswa SMA hanya sebesar 226.7800.

Untuk melihat tingkat motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8

Tingkat motivasi berwirausaha

Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

50 50.0 50.0 50.0

Rendah 16 16.0 16.0 66.0

Sedang 20 20.0 20.0 86.0

Tinggi 14 14.0 14.0 100.0

Valid

(59)

Kategorisasi Motivasi Berwirausaha Siswa SMA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat motivasi berwirausaha yang sedang sebanyak 20 orang (20%) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 24 orang (24%) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha rendah sebanyak 16 orang (16%) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 11 orang (11%) untuk kelompok siswa SMA, sedangkan responden yang memiliki tingkat motivasi berwirausaha tinggi sebanyak 14 orang (14%) untuk kelompok siswa SMK dan sebanyak 15 orang (15%) untuk kelompok siswa SMA.

Untuk melihat tingkat motivasi berwirausaha antara siswa SMA dan SMK dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Hasil uji hipotesis berdasarkan jenis kelamin siswa

Group Statistics Motivasi Berwirausaha Laki-Laki

(60)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

.366 .547 1.637 98 .105 5.61397 3.42871 -1.19019 12.41813 Motivasi

1.671 64.010 .100 5.61397 3.35979 -1.09796 12.32590

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tabel tersebut didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,105 > 0.05. Dengan demikian tidak ada perbedaan motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelain antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur.

4.3. Pembahasan Hasil

Dari hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa t-hitung

skala motivasi berwirausaha sebesar 2,446 sedangkan t-tabel dengan df (degrees of

freedom) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 1,66 dengan demikian t-hitung

lebih besar dari t-tabel (2,446 > 1,66 ) dan dari tabel tersebut didapatkan nilai

signifikansi (2-tailed) 0.016 < 0.05.

(61)

menyatakan “ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur” diterima. Sedangkan hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak “ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan siswa SMK di Jakarta Timur” ditolak.

(62)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan motivasi berwirausaha yang signifikan antara siswa SMA dan SMK di Jakarta Timur. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi berwirausaha berdasarkan jenis kelamin antara siswa SMA dan SMK.

Berdasarkan jenis kelompok siswa, siswa SMK memiliki tingkat (mean) motivasi berwirausaha yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa SMA. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, mayoritas laki-laki dan perempuan siswa SMK dan SMA memiliki tingkat motivasi berwirausaha sedang.

5.2. Diskusi

Menurut Drucker (dalam Benedicta, 2003) peran penting wirausaha dalam perkembangan ekonomi suatu negara sudah lama ditekankan. Ia membuktikan bahwa penyumbang terbesar perekonomian Amerika bukan perusahaan-perusahaan besar berteknologi tinggi, melainkan dunia wirausaha yang menciptakan ribuan lapangan kerja. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Barat dan Jepang, adalah justru karena mereka mampu melahirkan tenaga-tenaga

(63)

yang mempunyai minat wirausaha tinggi sebanyak 2 % dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta menengah, dan sisanya adalah tenaga wiraswasta biasa.

Menurut Hurlock (dalam benedicta, 2003), siswa SMA dan SMK akan memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat minat, dan faktor psikologis yang dimilikinya. Sebagian mereka menentukan pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka bekerja sehingga jauh-jauh dari mereka telah melatih diri sesuai dengan prasyarat yang diperlukan untuk jenis pekerjaan yang dianggap cocok dengan minat dan bakatnya.

Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989, pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan menengah umum mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional (W.S Winkel & M.M. Sri Hastuti, 2004).

(64)

5.3. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian ini terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan, antara lain ; kurangnya jumlah sampel, terbatasnya wilayah penelitian, kurangnya data yang mendukung penelitian ini. Oleh karena itu bagi para peneliti selanjutnya yang berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan tema masalah yang sama disarankan untuk dapat menutupi segala kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini agar hasilnya lebih representatif dan komprehensif.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dan keterbatasan dalam penelitian, berikut ini ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai saran praktis dan teoritis :

1. Pada penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih homogen dan dapat digeneralisir, sebaiknya peneliti menambahkan beberapa gambaran tentang responden.

2. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan motivasi berwirausaha sebaiknya peneliti menambah besar anggota sampelnya agar didapatkan hasil yang lebih representatif dan komprehensif.

(65)
(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2008). Kewirausahan. Bandung : Alfabeta

Aryono, AM (2010). Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2010. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari

http://www.solopos.co.id/2009/ekonomi-bisnis/angka-pengangguran-2010-diprediksi-capai-10-persen-2292

Asfahani & Salim S. (1995). Kewirausahaan Indonesia. Jakarta : PT. Putra Timur

Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Benedicta, P. (2003).Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Herawaty. (2010). Motivasi berwirausaha. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari

http://www.dostoc.com/motivasi-berwirausaha/docs

Kartono, K. (1994). Psikologi sosial untuk manajemen perusahaan dan industri. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kertonegoro, S. (1993). Manajemen organisasi. Jakarta : Widya Press.

(67)

Meredith, Geoffry. (1982). Kewirausahaan : Teori dan praktek. Jakarta : PPM

Michael M. & Jhon C. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta : Erlangga

Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sarwono, S. (2000).Pengantar psikologi umum. Jakarta : PT. Bulan Bintang

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Vriarte, G.G. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta, UI Press.

Suryana. (2003). Kewirausahaan. Pedoman praktis : Kiat dan proses menuju sukses. Jakarta : Salemba Empat

Sutanto, Adi. (2002). Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sukardi, I. (1991). Intervensi terencana, faktor-faktor lingkungan terhadap pembentukan sifat-sifat interpreuneur. Jakarta : Disertasi Fak. Pasca Sarjana UI

Syam su, Y. ( 2005) . Psikologi perkem bangan anak & rem aj a. Bandung : PT. Rem aj a Rosdakarya

Usman, A. (2010). Jumlah penduduk miskin di Indonesia. Diunduh tanggal 10 Juli 2010 dari http://www.tribunnews.com/2010/07/01/jumlah-penduduk- miskin-indonesia-capai-3102-juta-jiwa

(68)
(69)

N O. ASPEK I N D I KATOR

1 Aspek Alasan Keuangan.

u/ m encari nafkah, u/ m enj adi kaya, u/ m encari pendapat an t am bahan, sebagai st abilit as keuangan. 2 Aspek Alasan Sosial. u/ m em peroleh gengsi/ st at us, u/ dapat dikenal dan

dihorm at i/ dihargai.

3 Aspek Alasan Pelayanan.

u/ m em beri pekerj aan pada m asyarakat , u/ m enat ar m asyarakat , u/ m em bant u ekonom i m asyarakat , dem i m asa depan anak- anak & keluarga, u/ m endapat kan keset iaan pasangan, u/ m em bahagiakan orang t ua.

4 Aspek Alasan Pem enuhan Diri.

u/ m enj adi m andiri, u/ m encapai sesuat u yang diinginkan, u/ m enghindari ket ergant ungan pada orang lain, u/ m enj adi lebih produkt if, u/

(70)

Dengan Horm at ,

Saya Mahasiswa Fakult as Psikologi UI N Syarif Hidayat ullah Jakart a sem est er ak hir akan m engadakan t ry out penelit ian yang berj udul “ Pe r b e d a a n M ot iv a si Be r w ir a u sa h a a n t a r a Sisw a SM A d a n SM K D i Ja k a r t a Tim u r “. Penelit ian ini

dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi sebagai t ugas akhir unt uk m endapat kan gelar sarj ana Psikologi .

Unt uk it u saya m em ohon kesediaan Anda unt uk dapat m enj adi responden dalam penelit ian ini. Dat a Anda akan t erj aga kerahasiaannya, dan hanya akan dipergunakan unt uk kepent ingan penelit ian ini. Tidak ada j aw aban yang b e n a r dan

sa la h. Saya harap Anda m enj awab sesuai dengan gam baran diri Anda.

Lengkapilah dat a diri Anda di bawah ini :

Nam a Lengkap : ………... Sekolah : SMA / SMK.………. Kelas : ………... Pekerj aan Orang Tua : ………...

Jakart a, 2009

Responden,

(71)

j awaban yang t ersedia pada t iap it em sesuai dengan keinginan anda at au j awaban yang paling m ew akili diri anda.

2. Pilihan j awaban t erdiri dari 4 j awaban dengan ket erangan sepert i di bawah ini :

SS : Apabila j awaban Anda adalah “Sa n ga t Se t uj u ”

1 Berwirausaha sungguh m enyenangkan 3

Selamat Mengisi !!!

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya lebih m em ilih unt uk berw irausaha dalam m encari nafkah

2 Saya bisa m endapat kan nafkah yang cukup dengan bekerj a pada orang lain

3 Berwirausaha adalah cara yang t epat unt uk m endapat kan penghasilan

4 Lebih baik bekerj a di inst ansi pem erint ah/ sw ast a unt uk m endapat kan penghasilan daripada berwirausaha 5 Berwirausaha adalah cara t erbaik unt uk m enj adi kaya 6 Berwirausaha t idak m enj am in seseorang m enj adi kaya 7 Menj adi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan

yang t epat

8 Menj adi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan yang sulit

9 Dengan berw irausaha akan m endapat kan penghasilan t am bahan yang cukup unt uk m em enuhi kebut uhan hidup 10 Dengan berw irausaha belum t ent u m endapat kan

penghasilan yang lebih

11 Berwirausaha unt uk m encari pendapat an t am bahan m erupakan t indakan yang berm anfaat

12 Berwirausaha unt uk m encari pendapat an t am bahan m erupakan t indakan yang kurang berm anfaat

13 Mencari t am bahan pendapat an dengan cara berwirausaha m erupakan cara yang rasional

14 Mencari t am bahan pendapat an dengan cara berwirausaha m erupakan cara yang irrasional

(72)

keuangan m enj adi lebih baik

18 Menurut saya berw irausaha t idak dapat m enim bulkan st abilit as keuangan m enj adi lebih baik

19 Dengan berw irausaha kit a dapat m em enuhi kebut uhan hidup sehari- hari

20 Berwirausaha t idak dapat m em enuhi kebut uhan hidup sehari- hari

21 Berw irausaha dapat m eningkat kan st at us sosial dim asyarakat

22 Berwirausaha t idak dapat m eningkat kan st at us sosial dim asyarakat

23 Berw irausaha m em iliki nilai prest ise yang t inggi

24 Menurut saya berwirausaha m em iliki nilai prest ise yang rendah

25 St at us saya lebih diakui oleh m asyarakat karena saya berwirausaha

26 Berwirausaha t idak m enj am in st at us sosial saya dim asyarakat

27 Dengan berw irausaha dapat m eningkat kan gengsi saya dim asyarakat

28 Dengan berw irausaha t idak dapat m eningkat kan gengsi saya dim asyarakat

29 St at us sosial saya lebih baik ket ika saya berwirausaha 30 St at us sosial saya t idak lebih baik ket ika saya

berwirausaha

31 Dengan berw irausaha saya akan lebih dikenal orang lain 32 Berwirausaha m em buat saya t erkucilkan di m asyarakat 33 Dengan berw irausaha saya lebih dihorm at i oleh

m asyarakat

34 Saya t idak dihorm at i oleh m asyarakat karena saya berwirausaha

35 Menurut saya dengan berw irausaha saya lebih dihargai oleh keluarga saya

36 Orang t idak akan m enghargai saya j ika saya berwirausaha

37 Dengan berw irausaha m aka banyak orang yang m em perhat ikan saya

38 Tidak ada orang yang peduli ket ika saya berw irausaha 39 Wirausaha dapat m em buka lapangan pekerj aan yang baik 40 Sum bangsih dunia wirausaha sangat kecil dalam

m encipt akan lapangan pekerj aan 41

Saya lebih m em ilih berwirausaha daripada pekerj aan lain karena m erupakan salah sat u langkah unt uk m engurangi pengangguran

42 Menurut saya berw irausaha m em iliki peranan yang kecil dalam m engat asi m asalah pengangguran

(73)

47 Wirausaha m em buat kehidupan m asyarakat lebih t erat ur 48 Wirausaha hanya m em buat kehidupan m asyarakat

m enj adi lebih buruk

49 Wirausaha m em buat kehidupan m asyarakat lebih bert anggung j awab

50 Wirausaha hanya m em buat sulit kehidupan m asyarakat 51 Saya ingin m em bant u perekonom ian m asyarakat dengan

cara berwirausaha

52 Dengan bekerj a di perusahaan sw ast a saya dapat m em bant u perekonom ian m asyarakat

53 Berwirausaha dapat m eningkat kan t araf hidup m asyarakat m enj adi lebih baik

54 Berwirausaha dapat m enurunkan t araf hidup m asyarakat 55 Menurut saya, berwirausaha dapat m enopang

kelangsungan hidup keluarga saya

56 Berwirausaha t idak dapat m em enuhi kebut uhan hidup keluarga saya

57 Keluarga saya senang j ika saya berwirausaha 58 Keluarga saya akan m em benci saya j ika saya

berwirausaha

59 Dengan berw irausaha saya dapat m em bant u kesulit an t em an- t em an saya

64 Orang t ua saya sedih m elihat saya berwirausaha 65 Saya ingin m em buat orang t ua saya bangga dengan

berwirausaha

66 Menurut saya, berwirausaha hanya m em buat orang t ua saya m alu

67 Berwirausaha dapat m engasah kem andirian seseorang 68 Kem andirian lebih t erlihat apabila saya bekerj a di

perusahaan swast a diinginkan adalah dengan cara berw irausaha

72 Berwirausaha unt uk m endapat kan sesuat u adalah pekerj aan yang sulit

73

(74)

bergant ung kepada orang lain

76 Saya m erasa dengan berwirausaha, saya lebih bergant ung kepada orang lain

77 Efek dari berwirausaha, saya lebih bisa m enyelesaikan segala m asalah saya sendiri

78 Berwirausaha m em buat saya t idak dapat m em ecahkan m asalah sendiri

79 Berwirausaha akan m em buat saya m enj adi lebih produkt if 80 Wirausaha t idak m encipt akan seseorang unt uk m enj adi

lebih produkt if

81 Produkt ifit as saya bert am bah ket ika saya berwirausaha 82 Saya m enj adi t idak produkt if bila saya berw irausaha 83 Saya dapat m eningkat kan kem am puan pribadi saya

ket ika berwirausaha

84 Saya m enj adi orang yang pasif ket ika saya berwirausaha 85 Kem am puan saya lebih t erasah ket ika saya berwirausaha 86 Berwirausaha dapat m enurunkan kem am puan berfikir

(75)

Dengan Horm at ,

Saya Mahasiswa Fakult as Psikologi UI N Syarif Hidayat ullah Jakart a sem est er ak hir akan m engadakan penelit ian yang berj udul “ Pe r b e d a a n M ot iv a si Be r w ir a u sa h a

a n t a r a Sisw a SM A d a n SM K D i Ja k a r t a Tim u r “. Penelit ian ini dilakukan dalam

rangka penyusunan skripsi sebagai t ugas akhir unt uk m endapat kan gelar sarj ana Psikologi .

Unt uk it u saya m em ohon kesediaan Anda unt uk dapat m enj adi responden dalam penelit ian ini. Dat a Anda akan t erj aga kerahasiaannya, dan hanya akan dipergunakan unt uk kepent ingan penelit ian ini. Tidak ada j aw aban yang b e n a r dan

sa la h. Saya harap Anda m enj awab sesuai dengan gam baran diri Anda.

Lengkapilah dat a diri Anda di bawah ini :

Nam a Lengkap : ………... Sekolah : SMA / SMK.………. Kelas : ………... Pekerj aan Orang Tua : ………...

Jakart a, 2010

Responden,

(76)

j awaban yang t ersedia pada t iap it em sesuai dengan keinginan anda at au j awaban yang paling m ew akili diri anda.

2. Pilihan j awaban t erdiri dari 4 j awaban dengan ket erangan sepert i di bawah ini :

SS : Apabila j awaban Anda adalah “Sa n ga t Se t uj u ”

1 Berwirausaha sungguh m enyenangkan 3

Selamat Mengisi !!!

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1 Berwirausaha adalah cara yang t epat unt uk m endapat kan penghasilan

2 Lebih baik bekerj a di inst ansi pem erint ah/ sw ast a unt uk m endapat kan penghasilan daripada berwirausaha 3 Berwirausaha adalah cara t erbaik unt uk m enj adi kaya 4 Berwirausaha t idak m enj am in seseorang m enj adi kaya 5 Menj adi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan

yang t epat

6 Menj adi kaya dengan cara berwirausaha adalah pilihan yang sulit

7 Berwirausaha unt uk m encari pendapat an t am bahan m erupakan t indakan yang berm anfaat

8 Berwirausaha unt uk m encari pendapat an t am bahan m erupakan t indakan yang kurang berm anfaat

9 Mencari t am bahan pendapat an dengan cara berwirausaha m erupakan cara yang rasional

10 Mencari t am bahan pendapat an dengan cara berwirausaha m erupakan cara yang irrasional

11 Hasil dari berwirausaha dapat dij adikan t am bahan t abungan

12 Hasil dari berwirausaha t idak dapat dij adikan t am bahan t abungan

13 Menurut saya berw irausaha dapat m enim bulkan st abilit as keuangan m enj adi lebih baik

14 Menurut saya berw irausaha t idak dapat m enim bulkan st abilit as keuangan m enj adi lebih baik

Gambar

Tabel 3.1  : Blue print skala cemburu ......................................................................
Tabel 3.1 Skor nilai
Tabel 3.2 Blue print try out  Skala Motivasi Berwirausaha
Tabel. 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui perbandingan arah umum pergerakan sesar, kekar dan pergerakan tanah, dapat diketahui bahwa pergerakan tanah yang terjadi mempunyai arah umum yang relatif

daun teh; (2) keroposnya bagian batang dan ranting tanaman karena cekaman air yang disebabkan gulma; (3) mengganggu proses pernafasan kulit batang dan ranting; (4)

Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup (DQLCTQ) terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok ini pada domain kepuasan pribadi dan kepuasan

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah adanya kesadaran dari siswa bahwa penggunaan gadget untuk hal-hal yang tidak diperlukan tidak akan memberikan sesuatu yang berguna

Dengan adanya sektor industri yang berkembang pesat membuat negara memiliki penghasilan yang memadai untuk melakukan berbagai macam pembangunan misalnya saja adalah pembangunan

(Employee Stock Ownership Plan) yaitu program kepemilikina saham oleh pegawai perusahaan, dengan denikian akan didapat perhatian dan komitmen lebih tinggi dalam mencapai

Dalam rangka penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi Trans TV terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Sleman di Yogyakarta (Studi

Media Smart Board pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas D2-C di SLB-C Negeri Pembina Provinsi Kalimantan Selatan” (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Keguruan dan Ilmu