• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA RUMAH SAKIT SWASTA YANG MEMPERSULIT PENERIMAAN PASIEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA RUMAH SAKIT SWASTA YANG MEMPERSULIT PENERIMAAN PASIEN."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam bab I yang terdahulu maka

penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

Rumah sakit sebagai rechpersoon harus mendapatkan sanksi pidana apabila

rumah sakit menolak pasien yang membutuhkan pertolongan medis tetapi

tidak dilakukan pelayanan medis oleh rumah sakit. Tidak hanya pemimpin

Rumah Sakit saja yang mendapatkan sanksi pidana sesuai dengan Undang

Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 190 ayat (1) dan ayat (2)

tetapi rumah sakit sebagai rechpersoon harus mendapatkan sanksi pidana juga.

Jika dilihat dari fakta yang diangkat oleh penulis, rumah sakit dan pemimpin

fasilitas rumah sakit selalu tidak dapat dikenakan sanksi pidana sedangkan

masyarakat yang menjadi pasien dan membutuhkan pertolongan medis

mengalami kerugian, kerugian tersebut berupa pasien mengalami kecacatan

bahkan kematian karena tidak mendapatkan pelayanan medis dari rumah

(2)

B. Saran

Pertanggungjawaban pidana dalam penerimaan pasien di Rumah

Sakit Swasta sering kali ada persoalan tentang dipersulitnya bahkan tidak

diterimanya calon pasien yang membutuhkan perawatan medis sedangkan

penyakit pasien mengancam jiwanya. Oleh karena itu, usaha usaha yang

diperhatikan agar masalah pertanggungjawaban penerimaan pasien Rumah

Sakit swasta mengutamakan pasien yang membutuhkan perawatan medis

adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya pemerintah berperan aktif dalam memberikan pengertian

kepada Rumah Sakit agar tidak terjadi penelantaran calon pasien yang

membutuhkan perawatan medis.

2. Sebagai pemerintah lebih mengawasi dan memberikan penyuluhan

terhadap Rumah Sakit agar Rumah Sakit lebih mengutamakan

keselamatan jiwa pasien yang membutuhkan perawatan medis daripada

kepentingan bisnis semata.

3. Tidak hanya pemilik atau pemimpin Rumah Sakit saja yang mendapat

sanksi Pidana tetapi Rumah Sakit sebagai Korporasi dan rechpersoon

harus menerima sanksi pidana apabila menolak atau mempersulit pasien

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Kusuma Astuti, Endang. 2009. Transaksi Terpeuitik Dalam Upaya Pelayanan Medis Di Rumah Sakit Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta

Tengker, Freddy, 2007. Hak Pasien, CV. Mandar Maju, Bandung

Hanafiah, Jusuf dan Amir, Amri, 2007. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Jakarta.Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta

Moeljatno, 2008. Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta

Ali, Mahrun, 2008. Kejahatan Korporasi. Arti Bumi Intaran, Yogyakarta

Mertokusumo, Sudikno, 1999. Mengenal Hukum, Liberti, Yogyakarta

Siswari, Sri, 2013. Etika dan Hukum Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Tangerang

Supadan, Suryani, 2008. Etika Kebidanan Dan Hukum Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Supriadi, Wila, 2001. Hukum Kedokteran, Mandar Maju, Jakarta

Perundang –Undangan :

Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(4)

Skripsi :

Maharani Varaputri Kulalein. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Sebagai Konsumen Jasa Dibidang Pelayanan Medis Yang Diselenggarakan Oleh Rumah Sakit, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Henggar Jati. Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggung Jawaban Pidana Malpraktek Dokter, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Margarita Veani Prajati. Tanggung Jawab Rumah Sakit Privat Di Bidang Pelayanan Kesehatan Dalam Memenuhi Hak Pasien Tidak Mampu, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Website :

http://www.indosiar.com/ragam/masyarakat-miskin-bakal-sulit-sehat_61938.html

(5)

Lampiran

Penulis mewawancarai kepala Rumah Sakit Khusus Bedah

yang berada di Ring Road Selatan Yogyakarta. Penulis mempertanyakan

bagaimanakah tata cara pelayanan medis kepada pasien yang membutuhkan

pertolongan pertama, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :

1. Pasien yang membutuhkan perwatan pertama harus mendaftar terlebih

dahulu di tempat pendaftaran, yang melakukan pendaftaran tidak perlu si

pasien cukup yang mengantarkan saja.

2. Orang yang melakukan pendaftaran atas nama si pasien selama itu pasiern

dirawat di IGD ( Instalasi Gawat Darurat ).

3. Rumah Sakit menghubungi keluarga si pasien, apabila tidak ada keluarga

yang berada di dekat Rumah Sakit maka perawatan tetap berjalan.

4. Setelah mendapat perawatan di IGD apabila ada perawatan selanjutnya

seperti membutuhkan dokter spesialis maka akan diberikan perawatan

lanjutan.

5. Apabila Rumah Sakit Khusus Bedah tidak ada fasilitas yang memadahi

untuk perawatan lanjutan dan membutuhkan rujukan ke Rumah Sakit lain

maka pasien harus membayar biaya perawatan yang telah dijalani terlebih

dahulu.

6. Apabila si pasien membutuhkan rawat inap maka pasien akan diberikan

(6)

7. Apabila si pasien hanya membutuhkan rawat jalan maka sebelum

meninggalkan Rumah Sakit si pasien harus membayar biaya terlebih

dahulu.

8. Apabila si pasien dalam melakukan pembayaran baiaya Rumah Sakit tidak

punya uang maka ada beberapa alternatif, yaitu :

a. Kalau pasien dalam keadaan tidak membawa uang maka

harus ada jaminan dan surat pernyataan.

b. Kalau tidak mempunyai jaminan dan tidak mempunyai

uang maka si pasien harus minta surat keterangan tidak

mampu dari RT dan RW

c. Atau menggunakan jaminan sosial yang di setujuai oleh

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas utama perancangan adalah untuk menyempurnakan model analisis sedemikian rufla sehingga dapat diimplementasikan dengan menggunakan komponen-komp'lnen yang mematuhi

• Sebelum adanya DBMS maka data pada umumnya disimpan dalam bentuk flatfile , yaitu file teks yang ada pada sistem operasi. • Sampai sekarangpun masih ada

Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan pengaruh bauran pemasaran terhadap variasi naik turunnya keputusan konsumen membeli produk mebel pada mebel BMS di

Partikulat (Pm10) Udara Rumah Tinggal Yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita (Penelitian di Kecamatan Mampang Prapatan,

Beberapa simpulan penting yang dapat ditarik dari hasil dan pembahasan di atas adalah sebagai berikut: 1) Jumlah migran risen yang masuk ke Bali berdasarkan hasil SP 2010

bahwa ketentuan pelaksanaan seleksi mandiri penerimaan mahasiswa baru yang tercantum dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 126 Tahun

Bila memiliki sensor IR receiver lebih dari satu dan IR transmitter hanya mengirimkan satu kode data yang sama pada seluruh sensor maka dapat mengakibatkan seluruh

Beberapa peningkatan tindakan yang dilakukan berdasarkan pada hasil refelksi siklus I yaitu memberikan kepercayaan diri kepada tutor roling kedua, dengan cara tutor