• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL

(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan

Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

Oleh :

DESTI FURI PURNAMA H 34066032

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)(Di Bawah Bimbingan Burhanuddin).

Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayuran yang potensial untuk dikembangkan adalah wortel. Wortel merupakan bahan pangan yang digemari, bergizi tinggi, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah utama penghasil wortel. Salah satu sentra produksi wortel di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur. Salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten Cianjur adalah Kawasan Rintisan Agropolitan yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas.

Komoditi wortel ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan. Produk olahan tersebut antara lain berupa manisan atau dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Kegiatan pengolahan terhadap wortel ini telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. KWT Kartini ini berada di Kawasan Rintisan Agropolitan. Produk olahan ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Namun demikian, dalam kegiatannya tersebut terdapat beberapa permasalahan dalam aspek pemasaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran usaha pengolahan wortel KWT Kartini, merumuskan strategi pemasaran usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini, dan menentukan strategi pemasaran prioritas usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dan berdasarkan pembatasan yang dihadapi, maka penelitian dibataskan pada produk olahan wortel berupa manisan atau dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Adapun campuran bahan-bahan pendukung seperti gula, vanila, asam sitrat, terigu, penyedap rasa, ketumbar, air, dan minyak goreng. Kegiatan usaha yang dijalankan terbatas pada cakupan industri rumah tangga yang dilihat berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal. Formulasi strategi pada analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan metode yang bersumber dari buku David (2003). Pada Tahap Pemasukkan (The Input Stage) digunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Dalam Tahap Pemaduan (The Matching Stage) digunakan alat analisis Matriks IE dan Matriks SWOT. Tahap terakhir adalah Tahap Keputusan (The Decision Stage) digunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

Analisis lingkungan internal yang dilakukan yaitu terhadap faktor-faktor strategis internal antara lain kualitas produk, lokasi produksi, kapasitas produksi, variasi produk, penelitian dan pelatihan, merek produk, kemasan produk, kegiatan promosi, harga jual produk, dan saluran distribusi.

(3)

pemasaran KWT Kartini yaitu adanya pesaing industri, pendatang baru, adanya produk substitusi, kekuatan tawar pembeli, dan kekuatan tawar pemasok.

Adapun faktor-faktor strategis eksternal tersebut yaitu ketersediaan bahan baku, perkembangan teknologi, dukungan dari pemerintah daerah setempat, gaya hidup, peran agropolitan, menurunnya daya beli masyarakat, naiknya harga kebutuhan pokok, biaya energi yang meningkat, tingkat persaingan industri, dan adanya produk substitusi.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor strategis internal, skor total hasil analisis internal adalah 2,7443 yang menandakan bahwa KWT Kartini tersebut berada pada posisi internal “rata-rata”, dalam memanfaatkam kekuatan untuk menghadapi kelemahan yang dihadapi kelemahan yang dihadapi KWT Kartini. Kekuatan utama dari KWT Katini terdapat pada faktor variasi produk dengan skor internal 0,46 dan faktor kualitas produk dengan skor internal 0,4240. Adapun kelemahan utama KWT Kartini terletak pada kemasan produk dan kegiatan promosi dengan skor eksternal berturut-turut 0,2052 dan 0,1940.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor strategis eksternal tersebut, skor total analisis eksternal adalah 2,7929 yang menandakan bahwa KWT Kartini tersebut berada pada posisi eksternal “sedang” dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yang dihadapi KWT Kartini. Peluang utama KWT Kartini terdapat pada faktor ketersediaan bahan baku dan adanya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat dengan skor eksternal berturut-turut 0,4864 dan 0,3762. Ancaman utama KWT Kartini adalah adanya produk substitusi dan daya beli masyarakat yang menurun dengan skor eksternal 0,2120 dan 0,1890.

Pada sumbu-x matriks IE, skor total IFE adalah 2,7443 yang menunjukkan posisi internal rata-rata. Demikian pula pada sumbu-y matriks IE, skor total EFE adalah 2,7929 yang menunjukkan posisi eksternal menengah.

Berdasarkan pemetaan matriks IE di atas, maka KWT Kartini berada pada sel V. bidang usaha yang masuk dalam sel V dapat diterapkan dengan tepat melalui strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain strategy). Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk bidang usaha yang masuk dalam sel V dalam matriks IE.

Berdasarkan Matriks SWOT diperoleh strategi SO atau strategi kekuatan-peluang, strategi yang dihasilkan adalah membuka peluang investasi bagi pihak lain. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang, strategi yang dihasilkan antara lain peningkatan promosi penjualan atau penyebaran informasi produk, memperbaiki tampilan produk melalui perbaikan kemasan, dan mencari informasi pasar dengan penggunaan teknologi informasi. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman, strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengolahan produk.Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman, strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemasaran produk.

(4)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL

(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan

Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

Oleh :

DESTI FURI PURNAMA H 34066032

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Desti Furi Purnama

Nomor Registrasi Pokok : H34066032

Program Mayor : Agribisnis

Judul : Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Burhanuddin, MM

NIP 132 232 454

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP 131 415 082

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI KARTINI DI KAWASAN RINTISAN AGROPOLITAN KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR) ADALAH BENAR-BENAR HASIL PENELITIAN SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 4 Desember 1985 sebagai anak

dari Bapak A. Suparyat (Alm.) dan Ibu Imas. Penulis adalah anak ke tujuh dari

tujuh bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Pacet dan lulus

pada tahun 1997. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada

tahun 2000 di SLTPN 1 Pacet. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis

pada tahun 2003 di SMUN I Sukaresmi.

Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dengan jalur

USMI pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian dan

selesai pada tahun 2006. setelah lulus, pada akhir 2006 penulis langsung

melanjutkan pendidikannya di institut yang sama di Program Sarjana Agribisnis

Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyeleaikan skripsi yang berjudul “Strategi

Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Kartini di

Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)”. Skripsi

ini berupaya untuk menggambarkan bagaimana kekuatan, kelemahan, ancaman,

dan peluang yang dihadapai usaha pengolahan wortel yang dilakukan oleh KWT

Kartini dilihat dari kondisi internal dan eksternal. Sehingga diharapkan dapat

memberi informasi dan bahan pertimbangan bagi KWT Kartini dalam membuat

keputusan tentang strategi pemasaran.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

pembuatan skripsi ini, untuk itu penulis berharap mendapatkan masukan dan

kritikan guna penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap agar skripsi ini

dapat berguna bagi pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2009

Penulis

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan berbagi pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa

memberikan keyakinan yang tinggi atas Kekuasaan-Nya.

2. Orang tua dan keluarga atas dukungan dan do’anya yang senantiasa

mengiringi langkah dan dorongan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

3. Ir. Burhanuddin, MM sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan pada pembuatan skripsi ini.

4. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji utama dan Etriya, SP, MM

sebagai dosen penguji komisi pendidikan.

5. Ketua dan anggota KWT Kartini atas yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan penelitian dan masukan serta kerja samanya.

6. Bapak Wahyu dan Ibu Nia selaku pembimbing lapang atas bimbingan dan

arahannya selama penelitian.

7. Seluruh staf di Agropolitan yang telah membantu selama kegiatan penelitian.

8. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Program Ekstensi Manajemen Agribisnis.

9. Meiga Hendrayana atas segala bentuk dukungannya.

10.Rekan-rekan semua yang telah memberikan bantuan serta dorongan kepada

penulis saat penyusunan skripsi ini.

11.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas informasi

dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Januari 2009

(10)

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN

2.4. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 20

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 27

3.1.1. Pengolahan ... 27

3.1.2. Pemasaran... 27

3.1.3. Konsep Pemasaran ... 28

3.1.4. Strategi Pemasaran ... 28

3.1.5. Perumusan Strategi... 30

3.1.6. Analisis Lingkungan Pemasaran ... 32

3.1.6.1. Lingkungan Internal ... 32

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 46

4.3.1. Penentuan Bobot ... 47

4.3.2. Matriks IFE dan EFE ... 48

4.3.3. Matriks IE ... 51

4.3.4. Matriks SWOT ... 53

(11)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL

(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan

Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

Oleh :

DESTI FURI PURNAMA H 34066032

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)(Di Bawah Bimbingan Burhanuddin).

Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayuran yang potensial untuk dikembangkan adalah wortel. Wortel merupakan bahan pangan yang digemari, bergizi tinggi, dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah utama penghasil wortel. Salah satu sentra produksi wortel di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur. Salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten Cianjur adalah Kawasan Rintisan Agropolitan yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas.

Komoditi wortel ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan. Produk olahan tersebut antara lain berupa manisan atau dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Kegiatan pengolahan terhadap wortel ini telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. KWT Kartini ini berada di Kawasan Rintisan Agropolitan. Produk olahan ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Namun demikian, dalam kegiatannya tersebut terdapat beberapa permasalahan dalam aspek pemasaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran usaha pengolahan wortel KWT Kartini, merumuskan strategi pemasaran usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini, dan menentukan strategi pemasaran prioritas usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dan berdasarkan pembatasan yang dihadapi, maka penelitian dibataskan pada produk olahan wortel berupa manisan atau dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Adapun campuran bahan-bahan pendukung seperti gula, vanila, asam sitrat, terigu, penyedap rasa, ketumbar, air, dan minyak goreng. Kegiatan usaha yang dijalankan terbatas pada cakupan industri rumah tangga yang dilihat berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal. Formulasi strategi pada analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan metode yang bersumber dari buku David (2003). Pada Tahap Pemasukkan (The Input Stage) digunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Dalam Tahap Pemaduan (The Matching Stage) digunakan alat analisis Matriks IE dan Matriks SWOT. Tahap terakhir adalah Tahap Keputusan (The Decision Stage) digunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

Analisis lingkungan internal yang dilakukan yaitu terhadap faktor-faktor strategis internal antara lain kualitas produk, lokasi produksi, kapasitas produksi, variasi produk, penelitian dan pelatihan, merek produk, kemasan produk, kegiatan promosi, harga jual produk, dan saluran distribusi.

(13)

pemasaran KWT Kartini yaitu adanya pesaing industri, pendatang baru, adanya produk substitusi, kekuatan tawar pembeli, dan kekuatan tawar pemasok.

Adapun faktor-faktor strategis eksternal tersebut yaitu ketersediaan bahan baku, perkembangan teknologi, dukungan dari pemerintah daerah setempat, gaya hidup, peran agropolitan, menurunnya daya beli masyarakat, naiknya harga kebutuhan pokok, biaya energi yang meningkat, tingkat persaingan industri, dan adanya produk substitusi.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor strategis internal, skor total hasil analisis internal adalah 2,7443 yang menandakan bahwa KWT Kartini tersebut berada pada posisi internal “rata-rata”, dalam memanfaatkam kekuatan untuk menghadapi kelemahan yang dihadapi kelemahan yang dihadapi KWT Kartini. Kekuatan utama dari KWT Katini terdapat pada faktor variasi produk dengan skor internal 0,46 dan faktor kualitas produk dengan skor internal 0,4240. Adapun kelemahan utama KWT Kartini terletak pada kemasan produk dan kegiatan promosi dengan skor eksternal berturut-turut 0,2052 dan 0,1940.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor strategis eksternal tersebut, skor total analisis eksternal adalah 2,7929 yang menandakan bahwa KWT Kartini tersebut berada pada posisi eksternal “sedang” dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yang dihadapi KWT Kartini. Peluang utama KWT Kartini terdapat pada faktor ketersediaan bahan baku dan adanya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat dengan skor eksternal berturut-turut 0,4864 dan 0,3762. Ancaman utama KWT Kartini adalah adanya produk substitusi dan daya beli masyarakat yang menurun dengan skor eksternal 0,2120 dan 0,1890.

Pada sumbu-x matriks IE, skor total IFE adalah 2,7443 yang menunjukkan posisi internal rata-rata. Demikian pula pada sumbu-y matriks IE, skor total EFE adalah 2,7929 yang menunjukkan posisi eksternal menengah.

Berdasarkan pemetaan matriks IE di atas, maka KWT Kartini berada pada sel V. bidang usaha yang masuk dalam sel V dapat diterapkan dengan tepat melalui strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain strategy). Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk bidang usaha yang masuk dalam sel V dalam matriks IE.

Berdasarkan Matriks SWOT diperoleh strategi SO atau strategi kekuatan-peluang, strategi yang dihasilkan adalah membuka peluang investasi bagi pihak lain. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang, strategi yang dihasilkan antara lain peningkatan promosi penjualan atau penyebaran informasi produk, memperbaiki tampilan produk melalui perbaikan kemasan, dan mencari informasi pasar dengan penggunaan teknologi informasi. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman, strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengolahan produk.Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman, strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemasaran produk.

(14)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL

(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan

Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

Oleh :

DESTI FURI PURNAMA H 34066032

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Desti Furi Purnama

Nomor Registrasi Pokok : H34066032

Program Mayor : Agribisnis

Judul : Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Burhanuddin, MM

NIP 132 232 454

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP 131 415 082

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI KARTINI DI KAWASAN RINTISAN AGROPOLITAN KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR) ADALAH BENAR-BENAR HASIL PENELITIAN SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 4 Desember 1985 sebagai anak

dari Bapak A. Suparyat (Alm.) dan Ibu Imas. Penulis adalah anak ke tujuh dari

tujuh bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Pacet dan lulus

pada tahun 1997. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada

tahun 2000 di SLTPN 1 Pacet. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis

pada tahun 2003 di SMUN I Sukaresmi.

Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dengan jalur

USMI pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian dan

selesai pada tahun 2006. setelah lulus, pada akhir 2006 penulis langsung

melanjutkan pendidikannya di institut yang sama di Program Sarjana Agribisnis

Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyeleaikan skripsi yang berjudul “Strategi

Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Kartini di

Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)”. Skripsi

ini berupaya untuk menggambarkan bagaimana kekuatan, kelemahan, ancaman,

dan peluang yang dihadapai usaha pengolahan wortel yang dilakukan oleh KWT

Kartini dilihat dari kondisi internal dan eksternal. Sehingga diharapkan dapat

memberi informasi dan bahan pertimbangan bagi KWT Kartini dalam membuat

keputusan tentang strategi pemasaran.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

pembuatan skripsi ini, untuk itu penulis berharap mendapatkan masukan dan

kritikan guna penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap agar skripsi ini

dapat berguna bagi pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2009

Penulis

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan berbagi pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa

memberikan keyakinan yang tinggi atas Kekuasaan-Nya.

2. Orang tua dan keluarga atas dukungan dan do’anya yang senantiasa

mengiringi langkah dan dorongan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

3. Ir. Burhanuddin, MM sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan pada pembuatan skripsi ini.

4. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji utama dan Etriya, SP, MM

sebagai dosen penguji komisi pendidikan.

5. Ketua dan anggota KWT Kartini atas yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan penelitian dan masukan serta kerja samanya.

6. Bapak Wahyu dan Ibu Nia selaku pembimbing lapang atas bimbingan dan

arahannya selama penelitian.

7. Seluruh staf di Agropolitan yang telah membantu selama kegiatan penelitian.

8. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Program Ekstensi Manajemen Agribisnis.

9. Meiga Hendrayana atas segala bentuk dukungannya.

10.Rekan-rekan semua yang telah memberikan bantuan serta dorongan kepada

penulis saat penyusunan skripsi ini.

11.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas informasi

dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Januari 2009

(20)

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN

2.4. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 20

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 27

3.1.1. Pengolahan ... 27

3.1.2. Pemasaran... 27

3.1.3. Konsep Pemasaran ... 28

3.1.4. Strategi Pemasaran ... 28

3.1.5. Perumusan Strategi... 30

3.1.6. Analisis Lingkungan Pemasaran ... 32

3.1.6.1. Lingkungan Internal ... 32

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 46

4.3.1. Penentuan Bobot ... 47

4.3.2. Matriks IFE dan EFE ... 48

4.3.3. Matriks IE ... 51

4.3.4. Matriks SWOT ... 53

(21)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1. Kawasan Agropolitan Ciamjur ... 57

5.2. Desa Inti Pusat Pertumbuhan Kawasan Agropolitan Cianjur ... 57

5.3. Keadaan Umum KWT Kartini ... 60

5.4. Pengaruh Penyuluh Pembimbing Lapang Bagi Kelompok Tani ... 62

5.5. Proses Produksi ... 62

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 66

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 73

6.3. Perumusan Strategi ... 79

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 92

7.2. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(22)

Nomor Halaman

1. Jumlah Produksi dan Luas Panen Tanaman Hortikultura

Tahun 2007 ... 2

2. Kandungan Nilai Gizi dan Kalori dalam Umbi Wortel per 100 gram

Bahan Segar ... 3

3. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Wortel

Kabupaten Cianjur Tahun 2002 – 2007... 4

4. Jumlah Produksi Komoditi Sayuran di Kawasan Agropolitan

Wilayah Kecamatan Cipanas Tahun 2004 - 2007 ... 5

5. Daftar Harga Wortel di Stasiun Agribisnis Cigombong

Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur Bulan Juli 2007 – Juli 2008 ... 8

6. Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Berkaitan

dengan Penelitian... 26

7. Variabel-Variabel Bauran Pemasaran ... 30

8. Penilaian Bobot Faktor Internal-Eksternal Perusahaan ... 48

9. Matriks IFE... 49

10.Matriks EFE... 50

11.Matriks SWOT ... 54

12.Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 56

13.Jumlah Penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian

Desa Sindangjaya Tahun 2007... 59

14.Aset KWT Kartini ... 61

15.Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)... 82

16.Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 83

17.Matriks SWOT KWT Kartini ... 86

18.Matriks QSPM ... 90

(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik Harga Wortel di Kecamatan Cipanas Bulan Juli 2007 –

Juli 2008 ... 7

2. Kerangka Kerja Analitis Perumusan Strategi ... 31

3. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ... 40

4. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ... 44

5. Matriks IE ... 52

(24)

Nomor Halaman

1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun 2003 – 2007* ... 95

2. Kuisioner Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal... 96

3. Matriks Perbandingan Strategis Internal dan Eksternal ... 109

4. Penilaian Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal ... 112

5. Rata-rata Pembobotan Faktor Strategis Internal dan

Eksternal KWT Kartini... 113

(25)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena dari sektor inilah

sebagian besar kebutuhan manusia dipenuhi. Oleh karena itu, pertanian perlu

ditangani secara sungguh-sungguh sehingga dapat memberikan manfaat sesuai

dengan kebutuhan manusia. Sebagai negara agraris, pertanian merupakan sektor

yang penting di Indonesia.

Secara umum pertanian terdiri dari pertanian tanaman pangan, tanaman

perkebunan, dan tanaman hortikultura. Hortikultura terdiri atas buah-buahan,

sayuran, tanaman hias, dan tanaman biofarmaka. Karena hortikultura mempunyai

sifat yang unik, yaitu mudah rusak dan pada umumnya dikonsumsi dalam keadaan

segar, maka diperlukan perlakuan khusus dalam penanganannya.

Pengembangan usaha di bidang hortikultura merupakan salah satu upaya

yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian. Hal

ini dikarenakan hortikultura merupakan sumber pertumbuhan yang masih

potensial dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pengembangan komoditas

hortikultura merupakan penggerak program diversifikasi, ekstensifikasi,

intensifikasi, dan rehabilitasi pertanian yang merupakan inti dari kegiatan

pembangunan pertanian.

Berbagai komoditas hortikultura diproduksi luas di Indonesia khususnya di

daerah dataran tinggi. Jumlah produksi dan luas panen tanaman hortikultura tahun

(26)

Tabel 1. Jumlah Produksi dan Luas Panen Tanaman Hortikultura Tahun 2007 Angka Tetap 2007 No Komoditas

Satuan

Produksi Luas Panen Satuan 1. Buah-buahan

Tanaman Hias Potong

Tangkai 179.374.218 9.189.976 m2

Dracaena

Batang 2.041.962 98.107 m2

Melati

Kg 474.911.940 1.427.534 m2

Pohon Palem

Pohon 1.171.768 250.549.792 m2

4. Tanaman Biofarmaka

Kg 15.775.751 749.869 Pohon

Sumber : Laporan RAPIM Ditjen Hortikultura Tahun 2008

Sebagai salah satu komoditas hortikultura, sayuran mempunyai nilai

komersial yang cukup tinggi, karena sayuran merupakan produk pertanian yang

dikonsumsi setiap saat. Kebutuhan pasar akan sayuran terus mengalami

peningkatan dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menerapkan pola

hidup sehat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi dari bahan

hewani ke bahan nabati. Tingginya permintaan terhadap sayuran juga dipengaruhi

oleh meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya kesadaran gizi sejalan

dengan peningkatan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya

industri pengolahan dan industri pariwisata dan restoran, hotel serta pasar yang

menginginkan jenis sayuran yang lebih beragam dengan mutu yang baik.

Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayuran yang potensial

untuk dikembangkan adalah wortel. Wortel banyak ditanam di dataran tinggi.

(27)

3

2007, produksi wortel dibandingkan dengan produksi sayuran lainnya di

Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.

Wortel merupakan bahan pangan yang digemari, bergizi tinggi, dan dapat

dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kandungan zat-zat gizi yang terdapat

pada umbi wortel secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Kandungan Nilai Gizi dan Kalori dalam Umbi Wortel per 100 gram Bahan Segar

No. Jenis Zat Gizi Jumlah

1 Kalori (kal.) 42,00

2 Protein (g) 1,20

3 Lemak (g) 0,30

4 Karbohidrat (g) 9,30

5 Kalsium (mg) 39,00

6 Fosfor (mg) 37,00

7 Besi (mg) 0,80

8 Natrium (mg) 32,00

9 Serat (g) 0,90

10 Abu (g) 0,80

11 Vitamin A (SI) 12.000,00

12 Vitamin B-1 (mg) 0,06

13 Vitamin B-2 (mg) 0,04

14 Vitamin C (mg) 6,00

15 Niacin (mg) 0,60

16 Air (g) 88,20

(28)

Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah utama penghasil wortel.

Salah satu sentra produksi wortel di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur. Pada

tahun 2005 – 2006 produksi mengalami penurunan karena berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain lahan yang digunakan untuk penanaman, kualitas benih

yang digunakan, teknik budidaya, dan kondisi agroklimat. Besarnya luas tanam,

luas panen, produksi, dan produktivitas wortel di Kabupaten Cianjur dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Wortel di Kabupaten Cianjur Tahun 2002 - 2007

Tahun

Sumber : Subdin Bina Usaha, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Tahun 2008

Salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten Cianjur adalah Kawasan

Rintisan Agropolitan yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas. Dilihat dari

jumlah produksi beberapa komoditi sayuran di Kawasan Rintisan Agropolitan

wilayah Kecamatan Cipanas tahun 2005 - 2007, produksi wortel menduduki

peringkat pertama dibanding dengan jumlah produksi sayuran lainnya. Dengan

(29)

5

Jumlah produksi beberapa komoditi sayuran di Kawasan Agropolitan wilayah

Kecamatan Cipanas tahun 2005 – 2007 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Produksi Komoditi Sayuran di Kawasan Agropolitan Wilayah Kecamatan Cipanas Tahun 2005 – 2007

Produksi (ton) Jenis Komoditi

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Wortel 25.547,1 13.813,5 12.469

Bawang daun 7.774,5 7.392,2 8.644

Kubis 5.682 2.401,1 1.640

Sawi 1.544 1.619 332

Lobak 1.558 3.264 4.498

Sumber : Programa Penyuluhan Pertanian BPP Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur

Pengembangan usahatani wortel di kecamatan Cipanas meliputi semua

kegiatan, mulai dari pengadaan sarana produksi (input), budidaya, penanganan

dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Dalam pelaksanaannya seluruh kegiatan-kegiatan tesebut

harus saling terkait satu sama lainnya.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu komoditi unggulan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur

yaitu wortel. Komoditi wortel ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi

juga dalam bentuk olahan. Produk olahan tersebut antara lain berupa dodol,

kerupuk, sirup, dan stick.

Kegiatan pengolahan wortel ini telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh

(30)

Kabupaten Cianjur. KWT Kartini ini berada di Kawasan Rintisan Agropolitan

sehingga dalam kegiatannya selalu memperoleh bimbingan dari para penyuluh

lapang Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur.

Produk olahan ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Potensi pertama

yaitu adanya ketersediaan bahan baku utama. Wortel sebagai bahan baku utama

dari produk olahan ini, mudah diperoleh di Kawasan Rintisan Agropolitan

Kecamatan Cipanas. Hal ini dikarenakan wortel merupakan komoditas unggulan

di Kawasan Rintisan tersebut.

Potensi kedua yaitu tanggapan positif dari masyarakat terhadap produk

olahan wortel. Tanggapan tersebut banyak muncul dari para tamu berasal dari luar

Kabupaten Cianjur yang datang ke Kawasan Rintisan Agropolitan. Tanggapan

positif ini menunjukkan bahwa produk olahan wortel tersebut bisa dijadikan

sebagai makanan khas Kabupaten Cianjur.

Kualitas produk yang cukup baik yang dibuktikan dengan telah

diperolehnya ijin dari Departemen Kesehatan, merupakan potensi lain yang

menjadi salah satu faktor kekuatan untuk dapat berkembang. Dengan adanya ijin

ini, akan membuat konsumen lebih merasa aman untuk mengkonsumsi produk

olahan wortel tersebut.

Di sisi lain, adanya kegiatan pengolahan ini ternyata mampu

memberdayakan masyarakat setempat khususnya ibu rumah tangga di Desa

Sindangjaya Kecamatan Cipanas. Ibu-ibu tersebut dapat bekerja dan memperoleh

penghasilan tanpa menggangu aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Artinya

kegiatan pengolahan ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus

(31)

7

Selain itu, kegiatan pengolahan ini juga mampu meningkatkan nilai

tambah bagi petani. Pada saat harga wortel rendah karena terjadi peningkatan

produksi, maka kegiatan pengolahan akan lebih baik untuk dilakukan. Nilai

tambah akan diperoleh oleh petani jika dibandingkan hanya menjual wortel dalam

bentuk segar. Oleh karena itu, kegiatan pengolahan perlu dilakukan mengingat

harga wortel yang mengalami fluktuasi seperti yang terlihat pada Gambar 1

berikut, yaitu dalam kurun waktu satu tahun dengan harga rata-rata per bulannya

mulai bulan Juli 2007 sampai Juli 2008.

0

Gambar 1. Grafik Harga Wortel di Kecamatan Cipanas Bulan Juni 2007 – Juli 2008

Dari Gambar 1. tersebut dapat diketahui tingkat harga terendah terjadi

pada bulan Mei 2008 dan harga tertinggi pada bulan Januari 2008. pada bulan Mei

2008, luas panen di beberapa daerah seperti Ciwidey, Lembang, Pangalengan, dan

Bogor meningkat, sedangkan permintaan terhadap wortel rendah. Hal ini

dikarenakan arus penawaran dari daerah lain sentra produksi wortel tinggi yaitu

seperti dari daerah Malang dan Majalengka. Kondisi penawaran yang tinggi

(32)

curah hujan yang tinggi sehingga wortel ditanam di banyak daerah pegunungan.

Oleh sebab itu, harga menjadi rendah pada bulan Mei 2008.

Hal sebaliknya terjadi pada bulan Januari 2008, harga wortel tinggi.

Kondisi ini dikarenakan luas tanam di beberapa daerah sentra produksi wortel

menurun. Penurunan ini diakibatkan curah hujan yang berkurang sementara di sisi

lain permintaan tinggi dan arus penawaran rendah dari berbagai daerah sentra

produksi wortel. Besarnya harga terendah, tertinggi, dan harga rata-rata wortel

pada bulan Juli 2007 – Juli 2008 tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Daftar Harga Wortel di Sub Terminal Agribisnis Cigombong Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Bulan Juli 2007 – Juli 2008

Jenis Harga Harga (Rp/Kg)

Harga Terendah 452,5

Harga Tertinggi 2.063,5

Harga Rata-rata 1.182,029

Sumber : Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong

Sebagai contoh harga wortel bulan Juli 2008 adalah Rp 1.000 per

kilogram. Petani akan memperoleh harga yang lebih tinggi dari harga per

kilogram wortel tersebut jika petani melakukan pengolahan terlebih dahulu,

artinya akan diperoleh nilai tambah dari kegiatan pengolahan. Produk olahan yang

dihasilkan dapat berupa dodol, kerupuk, sirup, dan stick wortel.

Jika satu kilogram wortel diolah untuk dijadikan dodol, maka akan

menghasilkan lima pack dodol dengan harga Rp 4.000 per pack. Jika diolah

menjadi kerupuk maka akan menghasilkan1,5 kilogram kerupuk mentah dengan

harga Rp 5.000 per ¼ kilogram. Untuk menghasilkan satu botol sirupukuran 625

(33)

9

botol. Adapun jika diolah menjadi stick, satu kilogram wortel akan menghasilkan

10 bungkus dan masing-masing bungkus dua ons dengan harga Rp 5.000 per

bungkus.

Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

harga yang akan diperoleh oleh petani jika dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

Dengan demikian kegiatan pengolahan akan memberikan nilai tambah bagi

petani, dibandingkan jika hanya menjual wortel dalam bentuk segar.

Mulai bulan November 2006 sampai tahun 2008 ini, kegiatan pengolahan

wortel mulai menghadapi permasalahan dalam aspek pemasaran. Indikasi yang

menunjukkan adanya permasalahan itu yakni kegiatan penjualan produk yang

dilakukan masih terbatas. Penjualan ini hanya dilakukan kepada tamu yang

berkunjung ke kawasan Rintisan Agropolitan. Tamu-tamu tersebut datang dari

kawasan agropolitan di wilayah lain untuk melakukan studi banding di

Agropolitan Kabupaten Cianjur.

Dengan adanya keterbatasan lokasi penjualan produk olahan ini, maka

dapat dikatakan penjualan belum mampu dijual keluar jauh dari tempat produksi.

Hal ini terkait dengan keterbatasan informasi pasar yang dimiliki oleh KWT

Kartini.

Masalah lainnya yaitu dalam hal kemasan produk. Kemasan produk yang

masih belum menarik menunjukkan bahwa teknologi pengemasan belum

diterapkan. Dengan demikian pasar belum bisa menerima produk olahan ini

karena kondisi kemasan yang masih sederhana.

Kondisi produk olahan yang tidak tahan lama juga merupakan suatu

(34)

bulan, kerupuk mentah dua bulan, kerupuk siap makan satu bulan, sirup dua

sampai tiga bulan, dan stick dapat bertahan selama dua bulan. Melihat kondisi

tersebut maka diperlukan siklus yang pendek untuk produk dapat sampai ke

konsumen. Jika produk tidak cepat sampai ke konsumen maka akan muncul

barang sisa dan itulah yang akan menjadi masalah bagi KWT Kartini.

Menghadapi masalah-masalah tersebut, maka manfaat yang seharusya

dapat diperoleh dari kegiatan pengolahan ini belum dapat dirasakan khususnya

oleh KWT Kartini. Kegiatan pemasaran yang belum mampu dilakukan dengan

baik oleh KWT Kartini mengakibatkan penjualan produk olahan wortel yang

rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi berkaitan dengan aspek

pemasaran untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh KWT Kartini

tersebut.

Strategi yang sebaiknya digunakan KWT Kartini dalam kaitannya dengan

usaha pemasaran adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi

internal dan eksternal. Tantangan utama yang dihadapi KWT Kartini saat ini

adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam

pasar dan lingkungan usaha yang cepat berubah sehingga mempengaruhi

organisasi dan manajemen. Dengan menggunakan analisis terhadap lingkungan,

diharapkan KWT Kartini dapat melakukan strategi pemasaran tepat yang dapat

digunakan untuk menghadapi persaingan industri makanan.

Dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran yang dihadapi

(35)

11

2. Mengidentifikasi strategi pemasaran apa saja yang dapat diterapkan oleh usaha

pengolahan wortel KWT Kartini?

3. Strategi pemasaran mana yang dapat dilakukan oleh KWT Kartini dalam

kaitannya dengan aspek pemasaran sehingga dapat mengembangkan kegiatan

usaha pengolahan wortel tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan strategi

pemasaran bagi produk olahan wortel di Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini di

Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Untuk mencapai

tujuan tersebut, maka secara rinci penelitian ini ditujukan untuk :

1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pemasaran usaha

pengolahan wortel KWT Kartini.

2. Merumuskan strategi pemasaran usaha pengolahan wortel oleh KWT Kartini.

3. Menentukan strategi pemasaran prioritas usaha pengolahan wortel oleh KWT

Kartini.

1.4. Kegunaan Penelitian

Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa

pihak. Penelitian ini berguna bagi :

1. Kelompok tani yang dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan

pertimbangan dalam penentuan proses pengolahan dan penetapan strategi

(36)

2. Pemerintah dan instansi terkait, yang dapat berfungsi sebagai sumber

informasi dan tambahan masukan dalam melihat sejauh mana industri wortel

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan menciptakan nilai tambah bagi

suatu usaha, terutama industri kecil.

3. Peneliti yang menjadi pengalaman berharga dan sebagai langkah awal dalam

penerapan ilmu pengetahuan. Mengingat keterbatasan dalam penelitian ini

maka diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dan berdasarkan

pembatasan yang dihadapi, maka penelitian dibataskan pada produk olahan wortel

berupa dodol, kerupuk, sirup, dan stick. Adapun campuran bahan-bahan

pendukung seperti gula,vanila, asam sitrat, sagu, penyedap rasa, ketumbar, air,

dan minyak goreng. Kegiatan usaha yang dijalankan terbatas pada cakupan

(37)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Wortel

Tanaman wortel (Daucus carota L.) berasal dari daerah yang beriklim

sedang (subtropis). Tanaman ini ditemukan sekitar 6.500 tahun yang lalu, tumbuh

secara liar di kawasan kepulauan Asia Tengah (Punjab, Kasmir, Afganistan,

Tajikistan, dan bagian barat Tiam San) dan kawasan Timur Dekat (Asia Kecil,

Dataran Tinggi Turkmenistan, Transcaucasia, dan Iran). Dari kawasan Asia,

mula-mula tanaman wortel dibudidayakan di sekitar Laut Tengah. Selanjutnya,

menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Amerika, dan akhirnya menyebar ke

berbagai negara, termasuk Indonesia yang beriklim panas (tropis) (Cahyono,

2002).

Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah. Selain

keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan

berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi

masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan

impor dan peningkatan ekspor (Rukmana, 1995).

Budidaya wortel di Indonesia pada mulanya hanya terkonsentrasi di Pulau

Jawa, dimana propinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi wortel.

Di Jawa Barat pada mulanya sentra produksi wortel hanya terkonsentrasi di

daerah Lembang dan Cipanas.

Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari, bergizi tinggi,

harga murah dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Mengkonsumsi

(38)

vitamin A. Selain sebagai sumber vitamin A serta nutrisi, wortel juga berkhasiat

untuk menyembuhkan penyakit dan memelihara kecantikan.

Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi, dimana pada

permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan lembab. Keunggulan dari

tanaman ini adalah dapat ditanam sepanjang tahun baik pada musim kemarau

maupun musim hujan. Yang perlu diperhatikan untuk suhu udara bagi wortel

adalah, jika suhu udara terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi

kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat atau kusam dan apabila suhu udara terlalu

rendah (sangat dingin) maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.

Keadaan tanah yang cocok untuk wortel adalah subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik

(tidak menggenang). Umumnya jenis tanah yang baik adalah andosol yang

terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan). Wortel dapat tumbuh baik pada

keasaman tanah (pH) antara 5,5 - 6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH

6,0-6,8. Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian

1000-2000 m dpl, tetapi dapat pula ditanam di dataran tinggi medium (>500 m

dpl), namun produksi dan kualitas kurang memuaskan.

Usaha tani wortel secara intensif sistem agribisnis memberikan

keuntungan yang memadai. Potensi daya hasil wortel varietas unggul dapat

mencapai antara 20-25 ton per ha. Bila harga jual rata-rata Rp. 500 per kg,

keuntungan bersih usaha tani wortel selama + 3 bulan dapat mencapai lebih dari

Rp 5 juta per hektar. Bahkan akhir-akhir ini peluang pasar wortel makin luas dan

(39)

15

beku segar dan umbi muda segar juga dapat dijual dalam bentuk olahan. Produk

olahan tersebut diantaranya dodol, kerupuk, sirup, dan stick wortel.

2.2. Pengertian Industri

Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan

kegiatan mengubah barang dasar secara mekanik, kimia atau dengan tangan

sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi, dan atau mengubah barang dasar

yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud

mendekatkan produk tersebut kepada konsumen akhir. Menurut Badan Pusat

Statistik (1999) dalam Patria (2005), perusahaan atau usaha industri adalah suatu

unit (kesatuan) perusahaan atau usaha yang terletak pada suatu bangunan atau

lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produk

dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha

tersebut.

2.3. Konsep Agropolitan

Agropolitan terdiri dari dua kata yaitu agro dan politan (polis). Agro

berarti pertanian dan politan berarti kota, sehingga agropolitan dapat diartikan

sebagai kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah

kota. Definisi agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang

yang memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat

melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian

(40)

Sistem dan usaha agribisnis merupakan pembangunan pertanian yang

dilakukan secara terpadu. Artinya, tidak saja dalam usaha budidaya (on-farm)

tetapi juga meliputi usaha penyediaan sarana prasarana produksi pertanian,

pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha jasa seperti bank,

penyuluhan, penelitian, dan atau pengkajian (off-farm) (Dinas Pertanian Cianjur,

2003).

Agropolitan merupakan pemerataan spasial yang akan menyumbang pada

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan Agropolitan merupakan

pembangunan pusat-pusat pelayanan pada kota-kota kecil yang dilengkapi dengan

infrastruktur fasilitas perkotaan antara lain : jaringan jalan, lembaga pasar,

lembaga keuangan, perkantoran, lembaga penyuluhan, lembaga pendidikan,

prasarana dan sarana umum lainnya, transportasi, telekomunikasi, listrik, air

bersih, lembaga petani dan lembaga kesehatan.

Kawasan agropolitan terdiri dari kota pertanian dan desa sentra produksi

pertanian yang ada di sekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh

batasan administratif pemerintah (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten) tetapi

ditentukan dengan memperlihatkan skala ekonomi (Dinas Pertanian Cianjur,

2003).

Program pengembangan agropolitan adalah program pengembangan yang

berbasis pertanian di kawasan agribisnis yang dirancang dan dilaksanakan dengan

jalan mensinergiskan berbagai potensi yang ada untuk mendorong,

berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis

kerakyatan berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat

(41)

17

Tujuan utama program ini adalah meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan

peningkatan keterkaitan desa dan kota yang mendorong berkembangnya sistem

usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan dan berkelanjutan (tidak

merusak lingkungan) (Dinas Pertanian Cianjur, 2003). Adapun sasarannya adalah

sebagai berikut (Dinas Pertanian Cianjur, 2003) :

1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan;

2. Membuat master plan kawasan pengembangan agropolitan;

3. Membangun dan memelihara sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan

usaha agribisnis;

4. Membangun dan menguatkan kelembagaan pendukung;

5. Membangun sistem monitoring dan evaluasi.

Suatu kawasan dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan agropolitan

bila (Dinas Pertanian Cianjur, 2003) :

1. Memiliki lahan yang memadai dan terdapat komoditi unggulan.

2. Memiliki sarana dan prasarana agribisnis yang memadai untuk mendukung

pengembangan sistem dan usaha agribisnis seperti pasar, lembaga keuangan,

kelembagan petani, balai penyuluhan pertanian, percobaan teknologi

agribisnis, jaringan jalan, aksessibilitas dengan daerah lain dan sarana irigasi.

3. Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan sosial/masyarakat yang memadai

seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi, perpustakaan, swalayan dan

(42)

4. Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai, seperti transportasi,

jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dan lain-lain.

5. Kelestarian lingkungan hidup baik kelestarian sumberdaya alam, kelestarian

sosial budaya maupun keharmonisan hubungan kota dan desa terjamin.

Suatu kawasan agropolitan yang sudah berkembang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut (Dinas Pertanian Cianjur, 2003) :

1. Sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut memperoleh pendapatan dari

kegiatan pertanian (agribisnis).

2. Kegiatan di kawasan tersebut sebagian besar didominasi oleh kegiatan

pertanian atau agribisnis, termasuk di dalamnya usaha industri (pengolahan)

pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian (termasuk perdagangan untuk

ekspor), perdagangan agribisnis hulu (sarana pertanian dan permodalan),

agrowisata dan jasa pelayanan.

3. Hubungan kota dan desa di kawasan agropolitan bersifat timbal balik yang

harmonis dan saling membutuhkan, dimana kawasan pertanian

mengembangkan usaha budidaya (on-farm) dan produk olahan skala rumah

tangga (off-farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk

berkembangnya usaha budidaya dan agribisnis seperti penyediaan sarana

pertanian, modal, teknologi, informasi pengolahan dan pemasaran hasil

produksi pertanian.

4. Kehidupan masyarakat di kawasan agropolitan mirip dengan suasana kota

karena keadaan sarana yang ada di kawasan agropolitan tidak jauh berbeda

(43)

19

Berkembangnya sistem dan usaha agribisnis di kawasan agropolitan tidak

hanya membangun usaha budidaya (on-farm) saja tetapi juga off-farmnya, yaitu

usaha agribisnis hulu (pengadaan sarana pertanian), agribisnis hilir (pengolahan

hasil pertanian dan pemasaran) dan jasa penunjangnya, sehingga akan mengurangi

kesenjangan pendapatan antar masyarakat, mengurangi kemiskinan dan mencegah

terjadinya urbanisasi tenaga produktif, serta akan meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) (Rivai, 2003) dalam Mulyahati (2005). Dengan demikian dalam

suatu kawasan agropolitan menjalankan sistem agribisnis.

Peranan agropolitan dalam mengembangkan sistem agribisnis terutama

agribisnis hilir (pengolahan hasil dan pemasaran) diharapkan memiliki dan

mampu bersaing, bersifat kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi. Mampu

berdaya saing dicirikan antara lain berorientasi pasar, mampu meningkatkan

pangsa pasar baik nasional maupun internasional, meningkatkan produktivitas dan

nilai tambah melalui :

1. Pemanfaatan modal (capital driven);

2. Pemanfaatan inovasi teknologi (innovation driven);

3. Kreativitas sumberdaya manusia (skill driven), dan bukan lagi mengandalkan

kelimpahan sumberdaya alam dan tenaga kerja tidak terdidik.

Berkerakyatan artinya mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki oleh

rakyat banyak, menjadikan rakyat banyak sebagai pelaku utama pembangunan

agribisnis dan menumbuhkembangkan organisasi ekonomi dan jaringannya

menjadi milik rakyat banyak, sehingga nilai tambah yang tercipta dinikmati secara

nyata oleh rakyat banyak. Berkelanjutan artinya memiliki kemampuan merespon

(44)

mengadopsi teknologi yang terus-menerus, menggunanakan teknologi ramah

lingkungan dan mengupayakan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan

hidup. Terdesentralisasi artinya adalah berbasis pada pendayagunaan keragaman

sumberdaya lokal, berkembangnya kreativitas pelaku ekonomi lokal dan

memampukan Pemerintah Daerah sebagai fasilitator pembangunan (pendamping

dan pemberdaya masyarakat) (Dinas Pertanian Cianjur, 2003).

2.4. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Mulyahati (2005) melakukan penelitian tentang saluran pemasaran wortel

di kawasan Agropolitan Cianjur. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa saluran

pemasaran yang dominan dilakukan di kawasan Agropolitan Cianjur adalah

melalui petani, pedagang pengumpul, supplier, dan pedagang pengecer

(supermarket), Pasar TU. Kemang Bogor dan Pasar Bekasi. Sebagian besar petani

lebih memilih untuk menjual hasil panennya melalui petani, pedagang pengumpul

dan pedagang pengecer di pasar TU. Kemang Bogor. Seluruh lembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat dalam setiap saluran pemasaran melakukan fungsi

pemasaran berdasarkan dengan kegiatan pemasarannya.

Struktur pasar yang dihadapi petani di kawasan Agropolitan Cianjur

adalah struktur pasar persaingan sempurna. Struktur pasar yang dihadapi

pedagang pengumpul dan pedagang pengecer di Pasar TU. Kemang Bogor dan

Pasar Bekasi adalah pasar persaingan sempurna, sedangkan struktur pasar yang

dihadapi supplier dan pedagang pengecer (supermarket) adalah pasar ologopoli.

Struktur pasar yang dihadapi pedagang pengumpul yang menjual produknya ke

(45)

21

Kegiatan penjualan dan pembelian pada tingkat lembaga pemasaran untuk

setiap saluran berjalan dengan baik, dimana harga ditentukan berdasarkan

kesepakatan bersama dan mekanisme pasar. Terdapat dua sistem pembayaran

anatara lain tunai dan dibayarkan jika barang telah habis terjual. Sistem

pembayaran dari pedagang pengecer (supermarket) kepada supplier pada saluran

pemasaran I dilakukan dua minggu sekali atau satu bulansekali jika terjadi

keterlambatan. Kerja sama yang terjalin antar lembaga pemasaran sangat baik dan

berdasarkan rasa kekeluargaan dan saling percaya yang tinggi.

Berdasarkan perhitungan marjin pemasaran dan farmer’s share, saluran

pemasaran wortel yang paling efisien dan memberikan bagian terbesar untuk

petani adalah saluran pemasaran II (petani-pedagang pengumpul-pedagang

pengecer (Pasar TU. Kemang Bogor)). Rasio keuntungan biaya tertinggi pada

pemasaran wortel terdapat pada saluran pemasaran III (petani-pedagang pengecer

(Pasar Bekasi)), maka saluran pemasaran III dapat menjadi alternatif saluran

pemasaran yang dapat digunakan jika prioritas yang ingin dicapai adalah

peningkatan pendapatan petani.

Persamaan dengan penelitian Mulyahati adalah tempat penelitian yaitu di

kawasan rintisan Agropolitan. Perbedaannya adalah objek yang diteliti dan

metode analisis yang digunakan.

Adriyani (2004) melakukan penelitian tentang strategi pengembangan

kawasan Agropolitan, (study kasus : Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur,

Propinsi Jawa Barat). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa

penetapan komoditi unggulan dalam pengembangan Kawasan Agropolitan

(46)

Kecamatan Pacet merupakan wilayah pertanian, khususnya hortikultura. Komoditi

yang dijadikan komoditi unggulan pada kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet

adalah wortel, bawang daun dan kembang kol. Ketiga komoditi tersebut

memberikan surplus pendapatan bagi Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet.

Komoditi unggulan tersebut memberikan multiplier effect terhadap pendapatan

Kecamatan Pacet sebesar 1,0348 berdasarkan harga konstan.

Keragaan sistem agribisnis komoditi unggulan (wortel, bawang daun dan

kembang kol) terdiri dari subsistem penyediaan sarana produksi, subsistem

budidaya, subsistem pengolahan hasil dan subsistem pemasaran. Lembaga

penunjang yang membantu kegiatan agribisnis yang terdapat di Kawasan

Agropolitan ini antara lain : kelompok tani, koperasi, lembaga penyuluh (Balai

Penyuluhan Pertanian/BPP), lembaga keuangan, STA dan lain-lain.

Pusat pelayanan dan pertumbuhan di Kawasan Agropolitan Kecamatan

Pacet menunjukan bahwa Desa Cipanas menempati hirarki pusat pelayanan

tertinggi. Sedangkan desa dengan hirarki pusat pelayanan terendah adalah Desa

Ciherang. Hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan tidak tergantung dari

besarnya penduduk yang dapat dilayani.

Strategi pengembangan Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet

Kabupaten Cianjur secara umum sebagai berikut :

1. Pengembangan Kawasan Agropolitan disesuaikan dengan kondisi,

karakteristik dan peluang yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Oleh karena

itu, kegiatan basis dari kawasan tersebut harus diketahui terlebih dahulu.

Setelah mengetahui kegiatan basisnya, maka dilakukan penetapan komoditi

(47)

23

2. Pengembangan agribisnis yang terdapat dalam pengembangan Kawasan

Agopolitan dapat menimbulkan kegiatan ekonomi baru. Kegiatan ekonomi

yang baru ini juga disesuaikan dengan kondisi, kekuatan dan peluang yang

dimiliki oleh kawasan.

3. Meningkatnya peran serta masyarakat, khususnya pelaku agribisnis dalam

menunjang kegiatan pengembangan Kawasan Agropolitan dapat berbentuk

kegiatan usaha bersama.

4. Pengembangan sarana dan prasarana sosial ekonomi guna menunjang kegiatan

pertanian dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan.

Pengembangan sarana dan prasarana tersebut seperti jaringan jalan,

transportasi, irigasi, pasar untuk komoditi, telekomunikasi dan lain-lain.

5. Strategi yang disusun dalam pengembangan Kawasan Agropolitan harus

sesuai dengan kondisi, karakteristik dan peluang yang dimiliki oleh kawasan

tersebut. Akan tetapi strategi tersebut harus berwawasan lingkungan dan

melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya. Strategi yang diterapkan juga

disesuaikan dengan komoditi unggulan yang akan dikembangkan dan yang

dibutuhkan oleh Kawasan Agropolitan.

Persamaan dengan penelitian Adriyani adalah metode analisis yang

digunakan dan tempat penelitian di kawasan rintisan Agropolitan. Adapun

perbedaannya adalah objek yang diteliti.

Jati (2006) melakukan penelitian tentang analisis nilai tambah dan strategi

pemasaran kopi bubuk Arabika Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu

Semarang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut perhitungan nilai tambah pada

(48)

8.800 per kilogram dengan rasio nilai tambah sebesar 41,89 persen dari nilai

produk. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp. 1.600. Hal ini berarti bahwa 17,97

persen dari nilai tambah pemasaran merupakan imbalan yang diterima tenaga

kerja. Sedangkan nilai tambah bersih sebesar Rp. 7.200 atau 34,32 persen dari

harga jual yang merupakan keuntungan yang diterima kelompok tani.

Marjin yang diperoleh dari setiap penjualan satu kilogram kopi bubuk

adalah Rp. 12.000. Marjin yang didistribusikan untuk tenaga kerja adalah sebesar

Rp. 1.600 per kilogram atau sebesar 13,25 persen. Marjin untuk sumbangan input

lain sebesar Rp. 3.200 per kilogram atau sebesar 26,69 persen. Sedangkan marjin

yang merupakan keuntungan usaha adalah Rp. 7.200 per kilogram atau sebesar

60,06 persen, yang merupakan imbalan bagi perusahaan yang lebih besar daripada

marjin imbalan tenaga kerja menunjukkan bahwa Kelompok Tani Manunggal IV

merupakan usaha yang padat modal.

Berdasarkan analisis SWOT, strategi SO terpilih adalah meningkatkan

efisiensi dan efektifitas dalam pengolahan dan pemasaran produk kopi. Strategi

WO terpilih adalah penngkatan jumlah produksi dan memperluas jaringan

pemasaran. Strategi ST terpilih adalah memproduksi jenis kopi racikan. Strategi

WT terpilih adalah mengikutsertakan anggota kelompok tani dalam

program-program pemerintah yang berkaitan dengan perkebunan, pengembangan usaha,

dan pelatihan. Hasil penentuan prioritas utama strategi berdasarkan matriks

QSPM adalah membuka peluang investasi kepada pihak lain.

Persamaan dengan penelitian Jati adalah metode analisis yang digunakan.

(49)

25

Patria (2005), melakukan penelitian tentang strategi pengembangan bisnis

di PT Supra Sari Pratama (SSP) Bogor. Dalam penelitiannya menggunakan alat

analisis berupa Matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Setelah dilakukan

analisa ternyata nilai matriks internal PT SSP adalah sebesar 1.680 maka

perusahaan ini memiliki faktor internal yang tergolong rendah. Kekuatan yang

dimiliki perusahaan harga jual produk yang selalu diusahakan selalu lebih rendah

dari produk-produk yang telah dikenal oleh masyarakat. Kelemahannya adalah

biaya produksi yang rendah masih sulit dicapai.

Di sisi lain nilai matriks eksternalnya adalah 2.157, ini menunjukkan

respon PT SSP kepada lingkungan eksternal tergolong sedang. Peluang terbesar

yang dimanfaatkan adalah kepercayaan masyarakat. Ancaman terbesar yang

dihadapi adalah daya beli masyarakat. Hal ini menempatkan posisi PT SSP berada

pada posisi kuadran keenam, dimana strategi yang dapat dilakukan penekanan

pada produk bermutu tinggi dengan harga sedang, penekanan biaya dan

pengendalian biaya yang ketat, serta periklanan yang terbatas.

Berdasarkan urutan kemenarikan, strategi yang disarankan untuk

diterapkan oleh perusahaan adalah :

1. Mengefisienkan penggunaan bahan baku dan sumber energi pabrik.

2. Berusaha mempertahankan kualitas produk dan harga jual yang lebih

rendah dari pesaing.

3. Memperluas pasar dengan memproduksi produk yang lebih bervariasi.

4. Mengoptimalkan kerja R&D agar didapat produk yang sesuai dengan

(50)

5. Menjalin kerjasama dengan distributor yang telah ada untuk melakukan

promosi.

Persamaan dengan penelitian Patria adalah metode analisis yang

digunakan. Adapun perbedaannya adalah objek penelitian dan lokasi penelitian.

Penelitian tentang strategi pemasaran produk olahan wortel di kawasan rintisan

Agropolitan Kabupaten Cianjur belum pernah dilakukan. Ringkasan

penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian-penelitian. dapat dilihat padaa Tabel 6

berikut.

Tabel 6. Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian

Nama

Penulis Tahun Judul Metode Analisis Mulyahati

Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Kopi Bisnis di PT Supra Sari Pratama Bogor

Matriks

IFE,EFE,IE,SWOT, dan QSPM

(51)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengolahan

Kegiatan pengolahan bertujuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk,

mengatasi kelebihan produksi, serta dapat meningkatkan harga jual produk. Begitu pun

halnya pada komoditi wortel dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan

maupun minuman.

Pengolahan yang bertujuan memberikan nilai tambah ini telah dilakukan oleh

Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini yang berada di Dusun Kemang, Desa

Sindangjaya yang juga masih termasuk ke dalam kelompok tani di Kawasan Rintisan

Agropolitan Kecamatan Cipanas. Kegiatan ini mulai dilakukan pada bulan April 2004.

Komoditi wortel telah diolah menjadi dodol, kerupuk, sirup, dan stick.

Bahan baku utama yaitu wortel diperoleh dari para petani wortel di Kawasan

Rintisan Agropolitan. Wortel mudah diperoleh karena merupakan komoditi unggulan.

Adapun campuran bahan-bahan pendukung lainnya seperti gula, vanila, asam sitrat,

sagu, penyedap rasa, ketumbar, air, dan minyak goreng banyak tersedia di pasar.

3.1.2. Pemasaran

Menurut Kotler (2000), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain. Adapun manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan

(52)

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan

organisasi.

3.1.3. Konsep Pemasaran

Kotler (2000) menjelaskan bahwa pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan

pelanggan yang tepat bagi produk, melainkan menemukan produk yang tepat bagi

pelanggan. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran

organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing

dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada

pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar ; pasar sasaran,

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,

mendistribusikan barang dan jasa, yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada

maupun pembeli potensial (Swasta dan Handoko, 1987) dalam (Jati, 2006).

3.1.4. Strategi Pemasaran

Perencanaan strategi pemasaran merupakan langkah yang memegang peranan

penting bagi organisasi atau perusahaan karena keberhasilan pemasaran pada dasarnya

akan dapat menentukan standar, harkat, dan martabat hidup perusahaan. Dengan

demikian pencapaian kinerja pemasaran yang unggul akan menjadi cita-cita setiap

eksekutif perusahaan. Strategi pemasaran menjabarkan rencana permainan untuk

(53)

29

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan atas logika itu unit bisnis

diharapkan bisa mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran dapat

didefinisikan sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

melaui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani

pasar sasaran tersebut.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan

variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen

bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran merupakan bagian

integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu

organisasi. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya

pemasaran perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dan hubungannya dengan

keadaan lingkungan yang diharapkan, dan kondisi persaingan yang dihadapi (Kotler,

2000).

Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh

terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat dapat berubah dengan cepat, sehingga

melahirkan berbagai peluang dan ancaman, baik yang datang dari pesaing utama maupun

dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal

tersebut juga mengakibatkan perubahan dalam internal perusahaan, seperti perubahan

terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Strategi pemasaran dapat dilakukan melalui penetapan strategi bauran pemasaran

Gambar

Tabel 1.    Jumlah Produksi dan Luas Panen Tanaman Hortikultura Tahun 2007
Tabel 2.   Kandungan Nilai Gizi dan Kalori dalam Umbi Wortel per 100 gram
Tabel 3.  Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Wortel di
Tabel 4. Produksi Komoditi Sayuran di Kawasan Agropolitan Wilayah
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengelolaan lumbung pangan, bahwasanya terdapat kelompok wanita tani yang dinamakan KWT ―εelati‖ berada di Dusun Benyo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Kemanukan, (2) Dampak KWT bagi aktualisasi perempuan di

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam upaya menyediakan sumber daya, menyediakan

Berjudul “Evaluasi Dampak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Sejahtera di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar” skripsi ini

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Bogor berperan penting dalam praktik pertanian perkotaan. Akan tetapi, jumlah KWT mengalami penurunan dan salah satu penyebabnya

Indikator Kegiatan Pelatihan Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Paraita Setelah proses pelaksanaan pelatihan maka akan dilakukan penilaiaan dan evaluasi terhadap peserta

Produk olahan pangan KWT Kreatif Permata yang saat ini akan dipasarkan adalah produk Baso Ikan, Mie Kering Sayuran, dan Roti Manis Sayuran.. Produk baso ikan

Dalam penelitian ini, penilaian kinerja didasarkan pada fungsi kelompok tani sebagai aditujukan terhadap kerjasama antar anggota dalam organisasi Kelompok Wanita Tani