ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN KALIMAT
把 bǎ“把”字句汉印翻译错误分析
SKRIPSI
Oleh :
ELVY
090710023
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI SASTRA CHINA
ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN KALIMAT
把 b
ǎ“把”字句汉印翻译错误分析
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam bidang ilmu Sastra Cina.
Oleh:
Elvy
090710023
Pembimbing I, Pembimbing II,
Rudy Sofyan S.S., M. Hum Shen Mi, M.A.
NIP. 197211132005011010
PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Disetujui Oleh:
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi S-1 Sastra Cina
Ketua,
Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.
NIP. 19630109 198803 2 001
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah
satu syarat ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam bidang ilmu Sastra Cina.
Pada :
Hari/ Tanggal :
Pukul :
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A
NIP. 195110103 197603 1 001
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( )
2. Dra. Nur Cahaya Bangun, MSi ( )
3. Rudy Sofyan S.S., M.Hum ( )
4. Shen Mi M.A. ( )
ABSTRACT
Sentence 把bǎ is a unique sentence structure which only can be found in Mandarin. In
Bahasa Indonesia, this sentence does not have equivalent word or sentence resulting in a
frequent error and difficulty in translating sentence把bǎ into Bahasa Indonesia. In this
research, the researcher analyzes the translation of sentence把bǎ form by the students of
North Sumatra University majoring Chinese Literature in the Faculty of Culture to find out
the form of the errors, the levels of errors, and ascertain solutions to minimalize error in
translating sentence把bǎ into Bahasa Indonesia. By using qualitative research methods,
reasearcher discovers that the error found in the translations of the sentence把bǎ by the
the students of North Sumatra University majoring Chinese Literature in Faculty of Culture
can be divided into general translation errors in the form of errors in translating
vocabularies and specific translation error which consists of distorted meaning of the
source text, too literal translation, and omissions. Hopefully, through this reseach,
Mandarin learners will be assisted when they translate把bǎ into Bahasa Indonesia.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan anugerah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan masa perkuliahan dan tugas akhir ini berupa skripsi yang diberi judul
“ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN KALIMAT 把 bǎ”. Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu
syarat ujian Sarjana dalam bidang ilmu Sastra Cina.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, semangat, bimbingan dan doa kepada penulis. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima
kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Bpk Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara, beserta Pembantu DekanI, II, III.
2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si. selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
4. Bpk. Rudy Sofyan, S.S, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran, dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi penulis, khususnya skripsi bahasa
Indonesia.
dan pikiran, dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi penulis khususnya skripsi bahasa Mandarin.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, khususnya
dosen Program Studi Sastra Cina yang telah mendidik dan menuangkan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
7. Dosen- dosen Jinan University diantaranya Zhu Xiao Hong,M.A., Ph.D., Chen Yi Hua,
M.A.,Yu Xin, M.A., Liu Jin Feng, M.A., Wu Qiao Ping, M.A., Chen Shu Shu, M.A., Yu Xue Ling,
M.A., Cao Xia, M.A. yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis.
8. Penerjemah professional DaAi TV Diana Xu yang telah membantu penulis dalam
memeriksa hasil terjemahan yang menjadi data penelitian penulis.
9. Kedua orangtua tercinta yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh
kesabaran, kasih sayang, perhatian dan ketulusan sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi.
10.Kepada sahabat terbaik Vincent Vigano, Judika B.Manurung, Amanda Nathania Hasan,
Suryani Lim, Khendinovia, Stephanie Yulia Salim, Harry, Indri Leornardi, Davin Lim dan
teman- teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang dengan sabar
memberikan dukungan, semangat dan nasihat.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahawa skripsi yang penulis
sajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini.
Akhir kata, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 7 Oktober 2013 Penulis
Elvy
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.5.2 Manfaat Praktis ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6
2.2 Konsep ... 8
2.2.1Analisis Kesalahan Terjemahan ... 8
2.2.2Kalimat把 bǎ ... 8
2.2.3 Penerjemahan Kalimat把 bǎ ke dalam Bahasa Indonesia ... 12
Landasan Teori ... 14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan ... 20
3.2 Data dan Sumber Data ... 20
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.4 Teknik Analisis Data ... 21
4.1 Bentuk Kesalahan yang terdapat dalam Terjemahan Kalimat 把 bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU…… 24 4.2 Tingkat Kesalahan yang terdapat dalam Terjemahan Kalimat 把
bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU ... 29
4.3 Solusi untuk Meminimaisir Kesalahan MEnerjemahkan Kalimat把 bǎ ke dalam Bahasa Indonesia ... 30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 34
5.2 Saran ... 35
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
LAMBANG
‘…’ : Mengapit Terjemahan
(…) : Mengapit Keterangan
SINGKATAN
BSu : Bahasa Sumber
BSa : Bahasa Sasaran
BSa1 : Terjemahan Mahasiswa
ABSTRACT
Sentence 把bǎ is a unique sentence structure which only can be found in Mandarin. In
Bahasa Indonesia, this sentence does not have equivalent word or sentence resulting in a
frequent error and difficulty in translating sentence把bǎ into Bahasa Indonesia. In this
research, the researcher analyzes the translation of sentence把bǎ form by the students of
North Sumatra University majoring Chinese Literature in the Faculty of Culture to find out
the form of the errors, the levels of errors, and ascertain solutions to minimalize error in
translating sentence把bǎ into Bahasa Indonesia. By using qualitative research methods,
reasearcher discovers that the error found in the translations of the sentence把bǎ by the
the students of North Sumatra University majoring Chinese Literature in Faculty of Culture
can be divided into general translation errors in the form of errors in translating
vocabularies and specific translation error which consists of distorted meaning of the
source text, too literal translation, and omissions. Hopefully, through this reseach,
Mandarin learners will be assisted when they translate把bǎ into Bahasa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung
terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan
komunikasi hanya dapat tercapai apabila bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang
dimengerti oleh kedua belah pihak yang melakukan kegiatan komunikasi. Masalah muncul
ketika kedua pihak yang menjadi pelaku komunikasi memiliki penguasaan bahasa yang
berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena
memang pada hakikatnya penerjemahan lahir karena kebutuhan dalam komunikasi antar
manusia.
Nida dan Taber (1982:12) mengemukakan bahwa penerjemahan, “consists in
reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language
message, first in terms of meaning and secondly in terms of style”. Definisi ini oleh Muchtar
(2011:7) diterjemahkan sebagai, “menerjemahkan terdiri atas reproduksi pesan ke dalam
bahasa penerima melalui gaya bahasa alamiah yang paling mendekati kesetaraan dengan
naskah bahasa sumber, terutama dalam hal makna dan gaya bahasa.” Jadi, tujuan utama
penerjemahan adalah mereproduksi pesan yang ada dalam bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran, dimana reproduksi pesan dalam bahasa sasaran harus mempunyai padanan yang
wajar dan paling dekat dengan bahasa sumber.
Setiap bahasa mempunyai sistem sendiri, dan tidak ada satu pun bahasa di dunia ini
yang mempunyai sistem yang sama, baik ditinjau dari struktur sintaksis, leksikal maupun
morfem (Nababan 2003:56). Hal inilah yang oleh Hoed (dalam Machali, 2000:11) disebut
sebagai salah satu kesulitan dalam menerjemahkan. Perbedaan ini juga merupakan hal utama
menguasai, tidak memperhatikan atau bahkan mengabaikan sistem bahasa sumber (BSa) dan
bahasa sasaran (BSu).
Dalam bahasa Mandarin terdapat satu jenis kalimat yang tidak terdapat dalam Bahasa
Indonesia. Kalimat tersebut adalah kalimat 把 bǎ yang karena keunikan dan kerumitannya mengundang para peneliti bidang bahasa dan terjemahan untuk meneliti jenis, makna, struktur
dan kalimat tersebut.
Kalimat把 bǎ adalah kalimat yang mengandung kata depan把 bǎ. Kata depan把 bǎ
digunakan untuk menegaskan dan menerangkan bagaimana tindakan menangani suatu benda
dan hasilnya. Penanganan ini sering mengakibatkan benda yang dimaksud berpindah tempat,
berubah kondisi atau terkena pengaruh lainnya (Zhao 2005:99). Kata depan把bǎmerupakan kata depan yang unik, Bahasa Indonesia tidak memiliki padanan kata dan padanan kalimat yang setara dengan itu (Chen 2008:38).
Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB
USU) mewajibkan mata kuliah penerjemahan sebagai salah satu mata kuliah keahlian bagi
mahasiswanya. Mata kuliah ini dipelajari selama dua semester, yakni mata kuliah Pengantar
Terjemahan di Semester IV, serta mata kuliah Terjemahan China-Indonesia dan mata kuliah
Terjemahan Indonesia-China di Semester VI. Pada mata kuliah Terjemahan China-Indonesia,
penerjemahan kalimat 把bǎsecara khusus dibahas dalam sebuah sub bab.
Berdasarkan pengamatan peneliti, mahasiswa dalam menerjemahkan terkadang kurang
memahami “siapa” subjek pelaku dan objek penderita kalimat把 bǎ sehingga akhirnya salah dalam menerjemahkan. Terkadang subjek pelaku dan objek kalimat sudah dipahami, namun
mahasiswa belum mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
untuk menganalisis kesalahan terjemahan kalimat把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia. Sebagai contoh:
(1) 他把我的书都借给你的同学了。
Tā bǎ wǒ de shū dōu jiè gěi nǐ de tóngxué le
(dia) (membuat) (saya) (kepunyaan) (buku) (semua) (pinjam) (kepada)(kamu)
(kepunyaan) (teman sekolah) (sudah)
Diterjemahkan mahasiswa sebagai:
‘Dia membiarkan saya meminjamkan buku kepada teman sekolahmu’
Terjemahan yang baik seharusnya adalah:
‘Dia meminjamkan buku saya kepada teman sekolahmu.’
(kita) (paling) (baik) (di) (bulan) (akhir) (sebelum) (membuat) (buku) (kembalikan)
(kepada) (dia)
Diterjemahkan mahasiswa sebagai:
‘Sebaiknya kita mengembalikan buku dengan dia sebelum akhir bulan.’
Seharusnya adalah:
‘Sebaiknya kita mengembalikan buku kepadanya sebelum akhir bulan.’
Pada contoh (1) di atas terlihat bahwa terjadi kesalahan dalam memahami BSu. Penerjemah
salah dalam memahami “siapa” yang menjadi subjek pelaku dan objek penderita, hal ini
terlihat dari adanya kesalahan distorsi makna buku siapa dan siapa yang meminjamkan pada
BSa yang tidak sesuai dengan BSu. Selanjutnya, pada contoh (2) terlihat bahwa penerjemah
telah memahami “siapa” yang menjadi subjek pelaku dan objek penderita dengan tepat,
namun kesalahan terjemahan muncul dalam bentuk kesalahan ketidakakuratan dalam
pengalihan karena masih kurang tepat dalam menggunakan kata depan. Kata depan ‘dengan’
(2) 我们最好在月底前把书还给他。
merupakan kata penghubung untuk menyatakan cara, sementara dalam bahasa Mandarin, 给
gěi (yang artinya kepada) merupakan kata depan yang digunakan untuk menyatakan sasaran
pekerjaan, dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan sasaran pekerjaan digunakan kata
depan ‘kepada’. Dalam contoh (2) terlihat bahwa pemahaman penerjemah akan kata depan
masih belum memadai.
Kondisi diatas membuat penulis tertarik mengkaji lebih dalam kesalahan terjemahan
kalimat把bǎ yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU.
1.2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menganalisis kesalahan terjemahan. Bahan yang
diteliti adalah kalimat把 bǎ hasil terjemahan mahasiswa Semester VI Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU). Jenis kesalahan yang
dianalisis berupa kesalahan yang termasuk dalam kategori kesalahan terjemahan menurut Na
(2005) yaitu penghilangan, penambahan, ketidakakuratan dalam terjemahan, terjemahan
terlalu literal, terjemahan terlalu bebas, kesalahan pragmatik dan kesalahan pemilihan leksis.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bentuk kesalahan apa sajakah yang terdapat dalam terjemahan kalimat把bǎ yang dilakukan mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU ?
2. Bagaimana tingkat kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat 把 bǎ
tersebut?
3. Apa solusi dalam meminimalisir kesalahan penerjemahan kalimat把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi bentuk kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat把bǎ
mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU.
2. Mengetahui tingkat kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat 把 bǎ
tersebut.
3. Memberi solusi sehingga dapat meminimalisir kesalahan penerjemahan kalimat
把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
Untuk menambah sumbangan penelitian pada teori terjemahan secara umum serta
memperkaya kajian teoritis penerjemahan Bahasa Mandarin, khususnya penerjemahan
kalimat把bǎ.
1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam membantu
pembelajar Bahasa Mandarin menerjemahkan kalimat Bahasa Mandarin yang mengandung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Juliani dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan
Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina
memaparkan struktur kalimat yang menggunakan kata depan把bǎ: Subyek + Kata Depan 把bǎ + Obyek + Kata Kerja + Elemen
Subyek yang berada di depan kata depan 把 bǎ adalah subyek pelaku, sedangkan obyek yang berada di belakang kata depan把 bǎ adalah obyek penderita di mana obyek ini terkena pengaruh dari hasil perbuatan subyek. Contoh :
人们 把 竹子 做成 笛子。
rénmen bă zhúzi zuòchéng dízi. Manusia membuat seruling dari bambu.
Pada contoh di atas, 人们rénmen (manusia) pada kalimat ini memiliki kedudukan sebagai
subyek dan 竹子zhúzi (seruling) mempunyai kedudukan sebagai obyek.
Penelitian Juliani ini membantu peneliti dalam memahami struktur kalimat把bǎ serta konteks pemakaiannya.
Dalam jurnal elektronik China, Lu Wen Hua (1994), menulis artikel berjudul Jenis
Makna Kalimat把 bǎ, Hua meneliti pembagian jenis kalimat把 bǎ berdasarkan maknanya. Adapun pembagian jenis makna tersebut oleh Hua dibagi dalam enam jenis, yaitu:
1. Menyatakan suatu hal/ benda berpindah tempat/ berpindah hubungannya karena
dikenai pekerjaan.
2. Menyatakan suatu benda/hal karena aksi tertentu mengalami perubahan tertentu
3. Menyatakan terjadinya hubungan antara pekerjaan dengan suatu benda/hal tertentu;
atau bagaimana hubungan tersebut terjadi.
4. Menyatakan/menganggap benda/hal tertentu sebagai benda/hal lain; atau melalui
pekerjaan menjadikan benda/hal tertentu mengalami perubahan menjadi benda/hal
lain yang memiliki jenis, dan ciri khas yang sama.
5. Menyatakan sesuatu terjadi diluar keinginan.
6. Menyatakan makna kausatif.
Penelitian Hua memberikan gambaran yang jelas tentang jenis makna kalimat把 bǎ
yang sangat membantu peneliti ketika menyusun bahan penelitian untuk diberikan kepada
mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU.
Penelitian kalimat 把 bǎ sebelumnya merupakan penelitian terhadap masalah yang berkenaan dengan penggunaan, struktur dan makna kalimat 把 bǎ. Penelitian tentang kesalahan penerjemahan kalimat bahasa Mandarin yang mengandung kata depan 把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya.
Pada penelitian Na (2005) yang berjudul Errors in The Translation of Topic Comment
Structures of Vietnamese into English, Na menyebutkan bahwa kesalahan terjemahan dapat
berbentuk a) penghilangan, b) penambahan, c) ketidakakuratan dalam terjemahan, d)
terjemahan terlalu literal, e) terjemahan terlalu bebas, f) kesalahan pragmatik dan g) kesalahan
pemilihan leksis. Penelitian Na ini menjadi landasan teori dalam mengkategorikan bentuk
2.2 Konsep
Konsep penelitian ini penulis dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1 Analisis Kesalahan Terjemahan
Elis dalam Tarigan (1995:68) mendefinisikan analisis kesalahan sebagai berikut.
“Analisis kesalahan sebagai suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”.
Sementara mengenai kesalahan terjemahan, Na (2005:57) menyebutkan:
“Dalam penerjemahan, sebuah kalimat disebut memiliki kesalahan terjemahan apabila terlihat distorsi makna, sekalipun kalimat tersebut benar secara gramatikal. Kesalahan terjemahan juga mencakup pengurangan sesuatu yang penting dari makna BSu, penambahan sesuatu yang tidak berhubungan dengan BSu, pengalihan yang tidak akurat, distorsi makna, penerjemahan yang terlalu bebas ataupun penerjemahan yang terlalu harfiah, juga kegagalan pragmatik dan kesalahan pemilihan kata”
2.2.2 Kalimat把 bǎ
Kalimat把 bǎ adalah kalimat yang mengandung kata depan把 bǎ . Kata depan 把bǎ
digunakan untuk menegaskan dan menerangkan bagaimana tindakan menangani suatu benda
dan hasilnya. Penanganan ini sering mengakibatkan benda yang dimaksud berpindah tempat,
berubah kondisi atau terkena pengaruh lainnya. (Zhao 2005:99).
Pada penelitian terdahulu, yakni dalam jurnal elektronik China, Lu Wen Hua (1994),
dengan judul Jenis Makna Kalimat把 bǎ, Hua meneliti tentang pembagian jenis kalimat把
bǎ berdasarkan maknanya. Adapun pembagian jenis kalimat ini dibagi menjadi enam jenis,
yaitu:
1. Menyatakan suatu hal/ benda berpindah tempat/ berpindah hubungannya karena
dikenai pekerjaan.
请 你 把 课程表 交 给 老师
Qǐng nǐ bǎ kèchéngbiǎo jiāo gěi lǎoshī
S O1 V 给 O2 (Mohon)(kamu) (jadwal pelajaran) (serah)(kepada) (guru)
‘Mohon kamu serahkan jadwal pelajaran kepada guru.’
Pada kalimat di atas, 你nǐ (kamu) merupakan subjek (S), 课程表kèchéng biǎo
(jadwal pelajaran) merupakan objek yang dikenai perbuatan (O2), 交jiāo (serah) merupakan perbuatan (V; verba, kata kerja), 老 师 lǎo shī ‘guru’ merupakan sasaran perpindahan hal/benda (O2), dan antara O1 dengan 给gěi +O2 terdapat hubungan subjek predikat.
2. Menyatakan suat benda/hal karena aksi tertentu mengalami perubahan tertentu dan
muncul hasil tertentu.
Contoh:
大家 把 教室 打扫 得干干净净
Dàjiā bǎ jiàoshì dǎsǎo de gāngānjìngjìng
S N V C
(semua orang) (ruang kelas) (membersihkan)(dengan)(bersih)
‘Semua orang membersihkan ruang kelas.’
Pada kalimat di atas, 大 家 dà jiā (semua orang) merupakan subjek pelaku perbuatan (S), 教 室 jiào shì (ruang kelas) merupakan objek yang dikenai perbuatan, 打扫dǎ sǎo (membersihkan) merupakan perbuatan (V) dan得干干净
净de gān gān jìng jìng (dengan bersih) merupakan komplemen hasil/kompleman
干干净净de gāngānjìngjìng (dengan bersih) menyatakan hasil setelah hal/ benda
di belakang把bǎ yaitu 教室jiàoshì (ruang kelas) dikenai perbuatan.
3. Menyatakan terjadinya hubungan antara pekerjaan dengan suatu benda/hal tertentu;
atau bagaimana hubungan tersebut terjadi.
Contoh:
由于 害怕, 他 把 两眼 闭 着
Yóuyú hàipà, tā bǎ liǎngyǎn bì zhe
S O V着
(karena)(takut), (dia) (kedua mata) (tutup)(sedang)
‘Karena takut, dia memejamkan kedua matanya.’
Pada kalimat dia atas, 他tā (dia) merupakan subjek pelaku perbuatan (S), 两眼
liǎngyǎn (kedua mata) merupakan objek yang dikenai perbuatan (0), 闭bì (tutup) merupakan perbuatan. Elemen di depan atau belakang kata kerja (着zhe ‘sedang’) merupakan cara perbuatan dilakukan. Pola kalimat di atas secara umum
menyatakan antara perbutan dengan hal/ benda terdapat hubungan,
menggambarkan terjadinya hubungan antara perbuatan dengan hal/ benda, bukan
menyatakan hasil.
4. Menyatakan menganggap benda/hal tertentu sebagai benda/hal lain; atau melalui
pekerjaan menjadikan benda/hal tertentu mengalami perubahan menjadi benda/hal
lain yang memiliki jenis, dan ciri khas yang sama.
Contoh:
老师 把 我们 当成 自己的孩子
Lǎoshī bǎ wǒmen dàngchéng zìjǐdeháizi
(guru) (kami) (menganggap)(sebagai) (sendiri) (kepunyaan) (anak)
‘Guru menganggap kami sebagai anaknya sendiri.’
Pada kalimat di atas, 老师lǎoshī (guru) merupakan subjek pelaku perbuatan, 我们
wǒmen (kami) merupakan objek yang dikenai perbuatan (O1), 当 dàng
(menganggap) merupakan perbuatan. Antara O1 dan O2 (自己的孩子zìjǐdeháizi
‘anaknya sendiri’) terdapat persamaan jenis atau ciri khas.
5. Menyatakan sesuatu terjadi diluar keinginan.
Contoh:
我 把 以前学过的生词 都忘了
Wǒ bǎ yǐqián xué guò deshéngcí dōu wàng le
S N V了
(saya) (dulu)(belajar)(pernah)(kepunyaan)(kosakata)(semua)
(lupa)(sudah)
‘Saya sudah lupa kosakata yang pernah dipelajari dulu.’
Pada kalimat di atas, 我wǒ (saya)merupakan subjek pelaku perbuatan (S), 以前
学过的生词yǐqián xué guò deshéngcí (kosakata yang dulu dipelajari) merupakan
objek yang dikenai perbuatan (O), 忘wàng (lupa) merupakan perbuatan. Kalimat dengan kata 了 le di belakang kata kerja memiliki makna menyatakan tidak diinginkan dan tidak sesuai harapan.
6. Menyatakan makna kausatif.
Contoh:
雷声 把 他 惊醒了
léisheng bǎ tā jīngxǐng le
(suara petir) (dia) (kejut)(bangun)(sudah)
‘Suara petir membuat dia terbangun dari mimpinya.’
Pada kalimat di atas雷声léisheng (suara petir) merupakan subjek , 他tā ‘dia’ merupakan objek yang dikenai perbuatan, 惊醒 jīngxǐng (bangun) merupakan perbuatan (V), 把bǎ mempunyai makna membuat atau menjadikan.
2.2.3 Penerjemahan kalimat把 bǎke dalam Bahasa Indonesia
Kata depan把 bǎ tidak memiliki padanan kata yang setara dalam Bahasa Indonesia. Chen (2008) memaparkan beberapa cara yang dapat digunakan dalam menerjemahkan
kalimat把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia yakni sebagai berikut:
1. Kalimat 把 bǎ yang mengandung makna “menangani”, dapat menggunakan stuktur kalimat “ kata kerja + obyek”.
Contoh:
我的一位朋友把他的房子油漆过了。
wǒ de yí wèi péngyou bǎ tā de fángzi yóuqī guò le
(saya)(kepunyaan)(satu)(orang)(teman)(membuat)(dia)(kepunyaan)(rumah)(cat)(p
ernah)(sudah)
‘Seorang temanku telah mengecat rumahnya.’
2. Kalimat把 bǎ yang mengandung makna kausatif, dapat menggunakan kata kerja dalam Bahasa Indonesia yang mengandung makna kausatif atau
menerjemahkannya menjadi “membuat, menjadikan”.
Contoh:
这一趟把他累坏了。
zhè yí tang bǎ tā lèi huài le
‘Perjalanan kali ini membuat dia sangat lelah.’
3. Kalimat把 bǎ yang menyatakan “menganggap A sebagai B”, dapat menggunakan struktur kalimat “ kata kerja+ obyek+ sebagai…..”
Contoh:
村里人不把我当外人。
cūn li rén bù bǎ wǒ dāng wài rén
(desa)(dalam)(orang)(tidak)(membuat)(saya)(mejadi)(luar)(orang)
‘Penduduk desa tidak memperlakukan saya sebagai orang asing.’
4. Kalimat 把 bǎ yang mengandung dua obyek, dapat menggunakan cara memindahkan kedua obyek ke belakang kata kerja dan meletakkan kata “kepada”
di antara kedua obyek
Contoh:
我把信交给了他。
wǒ bǎ xìn jiāo gěi le tā
(saya)(membuat)(surat)(memyerahkan)(untuk)(sudah)(dia)
‘Saya telah menyerahkan surat itu kepadanya.’
2.3 Landasan Teori
Larson (1984:3) menyatakan bahwa, “Penerjemahan merupakan pengalihan bentuk
dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran melalui struktur semantis. Maknalah yang harus dialihkan dan
dipertahankan, sedangkan bentuk dapat diubah.”
Selanjutnya Barnwel (dalam Muchtar 2011:10) menyatakan bahwa, “Hasil terjemahan
dikatakan baik apabila (i) penerjemah bisa mengalihkan pesan BSu ke BSa dengan tepat; (ii)
penerjemah dapat mengungkapkan dengan wajar, sehingga apabila dibaca, teks itu tidak
terkesan sebagai teks hasil terjemahan.”
Na (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa bentuk kesalahan terjemahan
dapat berbentuk:
1. Penghilangan
Penghilangan adalah kesalahan terjemahan yang terjadi karena penghilangan makna
yang penting dari BSu, yang mengakibatkan perubahan atau hilangnya sebagian
makna dari BSu.
Contoh:
(1) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Perjalanan ini dia sangat lelah.
Pada BSa, terjadi penghilangan terhadap kata depan 把 bǎ (membuat). Hal ini
mengakibatkan BSa kehilangan makna kausatif seperti yang terdapat dalam BSu.
Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘ Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
2. Penambahan
Penambahan adalah kesalahan terjemahan yang terjadi karena penambahan sesuatu
yang tidak terdapat dalam BSu.
(2) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Perjalanan ini membuat dia sangat lelah dan sakit.
Pada BSa contoh (2) terdapat penambahan ‘dan sakit’ yang tidak terdapat dalam BSu.
Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
3. Ketidakakuratan dalam pengalihan
Ketidakakuratan dalam pengalihan adalah jenis kesalahan terjemahan di mana makna
BSu tidak dialihkan dengan tepat ke dalam BSa. Kata yang digunakan dalam BSa
mungkin lebih umum dari BSu, atau mungkin lebih spesifik dari BSu.
Ketidakakuratan dalam pengalihan juga mencakup kesalahan dalam pemilihan kata
depan, penggunaan artikel dan lainnya.
(3) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Perjalanan ini menglelahkan dia.
Pada BSa contoh (3) ‘melelahkan’ diterjemahkan sebagai ‘menglelahkan’ sehingga
terdapat kesalahan ketidakakuratan dalam pengalihan. Awalan me- ketika bertemu
dengan kata-kata yang berawal dengan huruf l tidak luluh dan tidak mengubah
awalan “me” menjadi “meng”. Penambahan awalan me- hanya akan berubah menjadi
meng- apabila bertemu dengan kata-kata yang berawal dengan huruf a, e, i, o, u, g,
dan h. Oleh karena itu terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini sangat
melelahkan dia’.
Distorsi makna adalah jenis kesalahan terjemahan di mana makna BSa menyimpang
dari BSu.
(4) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Dia membuat perjalanan ini menjadi sangat melelahkan.
Pada BSu contoh (4), subjek pelaku adalah这一趟zhè yī tang (perjalanan ini), objek
yang dikenai pekerjaan adalah他tā (dia). Namun pada BSu, kalimat diterjemahkan
sebagai ‘Dia membuat perjalanan ini menjadi sangat melelahkan’ yang berarti subjek
pelaku menjadi ‘dia’ dan objek penderita menjadi ‘perjalanan ini’ sehingga makna
menjadi tidak sesuai dengan BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah
‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
5. Terjemahan terlalu literal
Terjemahan terlalu literal adalah kesalahan terjemahan sebagai akibat dari
penerjemahan yang hanya memindahkan secara langsung isi BSu ke BSa secara kata
demi kata tanpa memperhatikan struktur semantis bahasa sumber sehingga terjemahan
terasa kaku dan sukar dipahami maksudnya.
(5) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa contoh (5) diterjemahkan dengan terlalu literal sehingga ketika dibaca terasa kaku
dan sukar dipahami maksudnya. Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan
ini membuat dia sangat lelah’.
6. Terjemahan terlalu bebas
Terjemahan terlalu bebas adalah jenis kesalahan terjemahan yang muncul sebagai
akibat pengalihan BSu ke BSa yang terlalu “kreatif’, sehingga terjadi perubahan
urutan elemen utama, perubahan penekanan dalam kalimat dan terabaikannya makna
BSu.
(6) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Dia jalan- jalan seharian sehingga sangat lelah.
BSa contoh (6) diterjemahkan terlalu bebas sehingga terabaikannya makna BSu.
Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
7. Kesalahan pragmatik
Kesalahan pragmatik adalah kesalahan yang terjadi ketika penerjemah memproduksi
frasa/ kalimat yang benar secara gramatik dan semantik namun menggunakannya pada
konteks yang tidak tepat.
(7) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
BSa: Perjalanan ini membuatnya tubuhnya rusak karena kelelahan.
Pada BSa contoh (7) 坏 huài diterjemahkan sebagai ‘rusak’. Hal ini merupakan
kesalahan pragmatik karena sekalipun dalam kamus坏huài bisa berarti ‘rusak’, tapi
dalam konteks kalimat ini 坏 huài tidak memiliki arti ‘rusak’ tetapi menjelaskan
tingkatan ‘lelah’ sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini
membuat dia sangat lelah’.
8. Kesalahan pemilihan leksis
Kesalahan pemilihan leksis adalah kesalahan sebagai akibat dari ketidakmampuan
penerjemah untuk memilih kata yang tepat untuk digunakan dari sejumlah kata yang
memiliki arti yang hampir sama.
(8) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Perjalanan ini membuatnya lemah.
Pada BSa contoh (8) 累 lèi (lelah) diterjemahkan sebagai ‘lemah’. Hal ini
merupakan kesalahan pemilihan leksis karena ‘lemah’ memiliki arti tidak kuat; tidak
bertenaga, sementara ‘lelah’ cenderung memiliki arti kehabisan tenaga. Terjemahan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilaksanakan untuk membangun pengetahuan
melalui pemahaman dan penemuan (meaning and discovery) di mana data pada penelitian
kualitatif berbentuk kata- kata dan dianalisis dalam terminologi respon- respon individual,
kesimpulan deskriptif, atau keduanya dan peneliti mengidentifikasi kategori untuk menyortir
dan mengorganisasikan data (sorting and organising data) (Danim 2002:37). Dalam studi ini,
peneliti menganalisis hasil terjemahan kalimat把 bǎ mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU untuk memahami dan mengetahui bagaimana bentuk kesalahan yang terdapat di
dalamnya.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan mencakup dua kategori. Kategori pertama adalah klausa dan
kalimat yang terdapat dalam terjemahan dari Bahasa Mandarin ke dalam Bahasa Indonesia
Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU. Kategori kedua merupakan penilaian
penerjemah atas hasil terjemahan tersebut.
Sementara sumber data dalam penelitian ini secara rinci penulis jabarkan sebagai berikut:
1. Hasil terjemahan kalimat 把 bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU berupa delapan belas kalimat把bǎ dari Bahasa Mandarin ke dalam Bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat tersebut diambil dari berbagai sumber, disesuaikan dengan
2. Hasil penilaian penerjemah. Penilai yang ditunjuk adalah penerjemah professional
Bahasa Mandarin-Indonesia. Dalam penilaian ini, penilai bertugas memberikan bobot
pada terjemahan yang mengandung kesalahan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui dua cara, yaitu:
1. Pembagian lembar kerja berupa kalimat把 bǎ untuk diterjemahkan oleh seluruh mahasiswa Semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU yakni sebanyak 42
orang.
2. Pemberian hasil terjemahan mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU untuk
dinilai oleh satu orang penerjemah professional yang dipilih secara purposif.
Adapun penilai dipilih berdasarkan kriteria telah memiliki pengalaman dalam
menerjemahkan lebih dari lima tahun dan hasil terjemahannya sudah diterbitkan.
Penentuan penilai dilakukan dengan menggunakan metode purposive random
sampling sehingga dianggap mewakili.
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, rumusan masalah pertama yakni bentuk kesalahan dan tingkat
kesalahan yang muncul dalam terjemahan kalimat把 bǎ akan dianalisis berdasarkan penilaian penerjemah. Sementara rumusan masalah ketiga, yakni solusi, diberikan berdasarkan hasil
penelitian dua masalah sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa hasil terjemahan yang telah dilakukan.
2. Memberikan hasil terjemahan kepada penilai.
3. Menganalisis bentuk kesalahan menurut penilaian penerjemah.
4. Memaparkan bagaimana tingkat kesalahan yang terjadi.
BAB IV
ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN KALIMAT把bǎ
Pada bab IV ini, peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yakni analisis kesalahan
terjemahan kalimat把bǎ.
Pada penelitian ini lembar kerja berupa 18 kalimat 把bǎ dibagikan kepada seluruh Mahasiswa Semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU yang berjumlah 40 orang untuk
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Lembar kerja yang dapat dikumpulkan kembali
sebanyak 30 lembar. Berikut tabel hasil analisis terhadap lembar kerja:
Kondisi Frekuensi (kalimat) Persentase (%)
Tidak Diterjemahkan 95 17,59
Tidak Lengkap 57 10,56
Terlalu Rancu 21 3,89
Baik 194 35,93
Mengandung Kesalahan 173 32,04
[image:33.595.134.490.330.546.2]Total 540 100
Tabel 1
Melalui tabel 1 dapat terlihat bahwa dari total kalimat (540 kalimat), 95 kalimat
(17,59%) tidak diterjemahkan sehingga tidak dapat dianalisis, 57 kalimat (10,56%)
diterjemahkan tidak lengkap, 21 kalimat (3.89%) diterjemahkan terlalu rancu sehingga tidak
dapat dianalisis, 194 kalimat (35.93%) diterjemahkan dengan baik dan sisanya 173 kalimat
(32.04%) mengandung kesalahan.
Dari hasil analisis terhadap kesalahan dalam penerjemahan kalimat把bǎ, terdapat dua bentuk kesalahan yaitu kesalahan terjemahan umum dan kesalahan terjemahan khusus.
Kesalahan terjemahan umum merupakan kesalahan dalam menerjemahkan kosakata yang
secara umum dapat terjadi pada terjemahan apapun. Contoh:
(1) BSu : 我们 最好 在 月底 前 把 书 还 给 他
wǒmen zuìhǎo zài yuèdǐ qián bǎ shū huán gěi tā
(Kita) (sebaiknya)(di)(akhir bulan) (sebelum) (buku) (kembali) (kepada) (dia)
BSa1: Sebaiknya kita mengembalikan bukunya bulan depan.
Pada hasil terjemahan mahasiswa (BSa1) contoh (1) terlihat bahwa mahasiswa salah
dalam menerjemahkan keterangan waktu 月底前 yuè dǐ qián yang berarti ‘sebelum akhir bulan’ sebagai ‘bulan depan’. Terjemahan yang baik seharusnya seperti yang
terdapat pada hasil terjemahan penerjemah (BSa2) yaitu:
BSa2 : Kita sebaiknya mengembalikan bukunya sebelum akhir bulan.
(2) BSu: 他 把 自己的足球票 送 给 别人 了。
Tā bǎ zìjǐ de zúqiú piào sòng gěi biérén le .
(dia) (sendiri) (sepak bola) (tiket) (memberi) (kepada) (orang lain) (sudah)
BSa1: Dia memberikan bola kakinya kepada orang lain
Pada BSa1 contoh (2) terlihat mahasiswa salah dalam menerjemahkan objek kalimat
足 球 票 zúqiú piào yang mempunyai arti ‘tiket sepak bola’ sebagai ‘bola kaki’.
Terjemahan yang baik seharusnya seperti yang terdapat pada BSa2, yaitu:
BSa2: Dia memberikan tiket bolanya kepada orang lain.
(3) BSu:他们 把 我 看作 自己家里人。
Tā men bǎ wǒ kàn zuò zì jǐ jiā li rén.
BSa1: Mereka melihat saya sendiri dalam rumah.
Pada BSa1 contoh (3) terlihat mahasiswa salah dalam menerjemahkan kata kerja看作
kàn zuò ‘menganggap’ sebagai ‘melihat’. Selain itu, 自己家里人zì jǐ jiā li rén yang berarti ‘keluarga sendiri’ juga salah diterjemahkan mahasiswa sebagai ‘sendirian di
dalam rumah’.
Kesalahan terjemahan khusus merupakan kesalahan yang muncul dalam menerjemahkan
把 bǎ. Kesalahan terjemahan khusus ini oleh peneliti dibagi menjadi distorsi makna,
terjemahan terlalu literal dan penghilangan. Berikut penulis paparkan contoh kesalahan
distorsi makna:
(4) BSu: 他 把 我的书 都 借 给你的同学 了。
S O V
Tā bǎ wǒ de shū dōu jiè gěi nǐ de tóngxué le.
(dia) (saya) (kepunyaan) (buku) (sudah) (pinjam) (kepada) (kamu)
(kepunyaan) (teman sekolah) (sudah)
BSa1: Dia membiarkan saya meminjamkan buku kepada teman sekelas kamu.
Pada bahasa sumber (BSu) contoh (4), subjek (S) yang merupakan pelaku kegiatan
‘pinjam’ adalah 他tā ‘dia’ dan objek (O) yang dikenai perbuatan (V) 借jiè ‘pinjam’ adalah我的书wǒ de shū ‘buku saya’. Namun pada bahasa sasaran hasil terjemahan
mahasiswa (BSa1) kata把 bǎ oleh mahasiswa diterjemahkan sebagai ‘membiarkan’ dan kalimat diterjemahkan menjadi ‘Dia membiarkan saya meminjamkan buku kepada
teman sekolahmu’ yang berarti pelaku kegiatan ‘meminjamkan’ adalah ‘saya’. Hal ini
mengakibatkan distorsi makna karena subjek pelaku dan objek yang dikenai pekerjaan
Indonesia, kata depan把bǎ tidak diterjemahkan secara eksplisit, namun ditambahkan awalan me- yang mempunyai makna melakukan perbuatan seperti yang disebut dalam
kata dasar dan akhiran –kan yang mempunyai makna benefaktif (melakukan untuk
orang lain) pada kata kerja ‘pinjam’, sehingga terjemahan yang baik seharusnya
seperti yang terdapat pada hasil terjemahan penerjemah (BSa2) yaitu:
BSa2: Dia meminjamkan buku saya kepada teman sekolahmu.
S V O
(5) BSu: 他 会 着凉 的, (你)应该 把 他 叫醒。
S O V
Tā huì zháoliáng de, nǐ yīnggāi bǎ tā jiàoxǐng
(dia) (bisa) (masuk angin), (kamu) (seharusnya) (dia) (bangun)
Pada BSu contoh (5), objek yang dikenai pekerjaan叫醒jiàoxǐng ‘bangun’ adalah他
tā ‘dia’, sementara subjek pelaku tidak secara jelas disebutkan dalam BSu. Sekalipun
demikian, kita dapat mengetahui bahwa subjek pelaku seharusnya merupakan orang
yang diajak bicara (orang kedua tunggal), karena kalimat ini merupakan kalimat
nasihat. Namun pada BSa1 kalimat contoh (5) diterjemahkan sebagai ‘Masuk angin
telah membuatnya bangun’ yang berarti subjek pelaku perbuatan adalah ‘masuk angin’.
Hal ini mengakibatkan distorsi makna, karena pada BSu kalimat ini ditujukan kepada
“seseorang” dengan maksud agar “sesorang” tersebut membangunkan ‘dia’ supaya
‘dia’ jangan masuk angin. Jadi, pelaku perbuatan yang membuat ‘dia’ ‘bangun’ adalah
orang yang menerima nasihat tersebut, yang tidak secara jelas disebutkan dalam BSu.
Oleh karena itu, untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia, perlu
ditambahkan akhiran –kan yang mempunyai makna benefaktif (melakukan sesuatu
untuk orang lain) pada kata kerja ‘bangun’. Berbeda dengan contoh (4), kata kerja
pada contoh (5) tidak dapat ditambahakan awalan me- karena subyek pelaku tidak
dinyatakan secara jelas dalam kalimat, sehingga terjemahan yang baik seharusnya
adalah:
BSa2: Dia bisa masuk angin, (kamu) seharusnya bangunkan dia.
S V O
Selain distorsi makna, peneliti juga menemukan adanya terjemahan terlalu literal dalam
terjemahan kalimat把bǎdalam contoh berikut:
(6) BSu:我 已经 把 词典 带 回 宿舍 去 了。
S O V
Wǒ yǐjīng bǎ cídiǎn dài huí sùshè qù le
(saya) (telah) (kamus) (bawa) (pulang) (asrama) (pergi) (sudah)
Pada BSu contoh (6) subjek pelaku adalah我wǒ ‘saya’ dan objek yang dikenai perbuatan
带 dài ‘bawa’ adalah 词典 cídiǎn ‘kamus’. Namun pada BSa1 kata depan 把 bǎ
diterjemahkan sebagai ‘membuat’ sehingga terjemahan menjadi terlalu literal. Pada
kalimat 把 bǎ yang mempunyai makna kausatif, kata depan 把 bǎ memang dapat diterjemahkan sebagai ‘membuat’seperti pada kalimat (7), tetapi BSu contoh (6)
bukanlah kalimat kausatif, kata depan 把bǎ dalam kalimat ini hanya menunjukkan bahwa pelaku pekerjaan ‘bawa’ adalah ‘saya’. Oleh karena itu, untuk
menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia, kata depan 把 bǎ tidak perlu diterjemahkan secara eksplisit sebagai ‘membuat’, melainkan ditambahkan awalan
me- yang mempunyai makna melakukan perbuatan seperti yang disebut pada kata
kerja ‘bawa’ untuk menunjukkan bahwa pekerjaan ‘bawa’ dilakukan oleh ‘saya’,
sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah:
BSa2 : Saya telah membawa pulang kamus ke asrama.
S V O
Selanjutnya bentuk kesalahan lain yang ditemukan pada terjemahan kalimat把bǎ
Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU adalah penghilangan. Contoh:
(7) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa1: Perjalanan kali ini dia sangat lelah.
BSu contoh (7) merupakan kalimat 把 bǎ yang memiliki makna kausatif dengan subjek pelaku 这一趟zhè yī tang ‘perjalanan ini’ dan objek yang dikenai perbuatan
dalam terjemahannya sehingga dalam BSa1 tidak lagi terdapat makna kausatif.
Kalimat 把 bǎ contoh (7) adalah kalimat 把 bǎ dengan makna kausatif, sehingga dalam menerjemahkannya, kata depan 把 bǎ dapat diterjemahkan secara eksplisit sebagai ‘membuat’ sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah:
BSa2: Perjalanan kali ini membuatnya sangat lelah.
S V O
4.2 Tingkat Kesalahan yang Terdapat dalam Terjemahan Kalimat把bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU
Kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat 把 bǎ mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU dapat dibagi menjadi kesalahan terjemahan umum dan
kesalahan terjemahan khusus.
Kesalahan terjemahan umum merupakan kesalahan seperti kesalahan
menerjemahkan kosakata yang secara umum dapat terjadi pada terjemahan apapun.
Kesalahan terjemahan umum dalam hasil terjemahan mahasiswa Program Studi Sastra
Cina terdapat pada sebanyak 158 kalimat (91,33%).
Kesalahan terjemahan khusus merupakan kesalahan yang terjadi dalam
menerjemahkan 把 bǎ, dimana kesalahan terjemahan khusus ini terdapat sebanyak 15 kalimat (8,67%). Kesalahan terjemahan khusus dalam penelitian ini oleh peneliti dibagi
menjadi tiga bentuk kesalahan yakni distorsi makna, terjemahan terlalu literal dan
penghilangan. Berikut tabel persentase bentuk kesalahan:
Distorsi Makna 8 53,33
Terlalu Literal 2 13,33
Penghilangan 5 33,33
Total 15 100,00
Tabel 2
Pada tabel 2 terlihat bahwa pada kesalahan terjemahan khusus ini 53,33% dari
kesalahan terjemahan kesalahan khusus merupakan kesalahan dalam bentuk distorsi
makna, 13,33% dalam bentuk terjemahan terlalu literal dan 33,33% kesalahan dalam
bentuk penghilangan.
4.3 Solusi untuk Meminimalisir Kesalahan Menerjemahkan kalimat把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian terhadap masalah pertama dan kedua maka peneliti
memberikan solusi berdasarkan bentuk kesalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Kesalahan terjemahan umum yang terdapat dalam terjemahan kalimat把bǎ oleh Mahasiswa Sastra Cina FIB USU merupakan kesalahan dalam menerjemahkan
kosakata. Oleh karena itu, meningkatkan penguasaan kosakata, baik Bahasa
Mandarin maupun Bahasa Indonesia merupakan hal paling penting untuk
meminimalisir kesalahan terjemahan umum. Selain itu, meningkatkan kemampuan
menggunakan alat bantu penerjemahan seperti kamus, glossarium dan sumber
online juga merupakan hal yang baik dalam meminimalisir kesalahan terjemahan.
[image:40.595.134.492.83.249.2]makna, terjemahan terlalu literal dan penghilangan. Solusi yang dapat diberikan
dalam meminimalisir kesalahan dimaksud didasarkan pada bentuk kesalahan yang
terjadi:
a. Untuk kesalahan bentuk distorsi makna, kalimat 把bǎ merupakan kalimat aktif yang memiliki makna menyatakan bagaimana subjek menangani objek,
bermakna menjadikan, dan atau memperlakukan, karena itu memahami siapa
pelaku dan objek penderita sangat penting ketika menerjemahkannya. Solusi
yang dapat diberikan yaitu: pada tahap awal penerjemahan, penerjemah harus
terlebih dahulu membaca, memahami dan kemudian menganalisis makna
kalimat (memahami subjeknya, objeknya dan kata kerja dalam kalimat
tersebut). Pola umum kalimat 把 bǎ adalah Subjek + Kata Depan 把 bǎ + Objek + Kata Kerja + Elemen, dengan demikian kata yang berada di depan
kata depan 把bǎ merupakan subjek pelaku dan kata yang berada di antara kata depan 把 bǎ dan kata kerja merupakan objek penderita. Membiasakan diri untuk terlebih dahulu memahami subjek, objek dan predikat dalam kalimat
把bǎ sangat penting untuk mencegah terjadinya distorsi makna.
b. Terjemahan terlalu literal dapat diminimalisir dengan melakukan editing
(self-editing) hasil terjemahan setelah selesai membuat draft terjemahan.
Terjemahan yang terlalu literal biasanya terasa janggal sehingga perlu direvisi
agar sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Dalam dunia penerjemahan hal ini
disebut naturalisasi dimana penerjemah harus melakukan penyesuaian kaidah
bahasa mendekati struktur BSa sehingga hasilnya enak dibaca dan alamiah.
depan 把 bǎ tidak memiliki padanan yang setara, namun dalam menerjemahkannya makna kata depan 把 bǎ dalam kalimat tidak dapat dihilangkan. Pada kalimat 把 bǎ yang tidak memiliki makna kausatif, kata depan把bǎ diterjemahkan secara implisit dalam bentuk penambahan awalan me- yang memiliki makna melakukan. Sementara pada kalimat kausatif kata
depan 把 bǎ dapat diterjemahkan sebagai ‘membuat’, atau diterjemahkan secara implisit dengan cara menambahkan awalan me- yang mempunyai
makna membuat pada kata kerja.
Contoh:
(8) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. / Perjalanan ini sangat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
Penulis menyimpulkan beberapa hal dari penelitian ini yakni:
1. Kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat 把 bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU terdiri atas kesalahan terjemahan umum dan kesalahan
terjemahan khusus. Kesalahan terjemahan khusus terdiri dari distorsi makna,
terjemahan terlalu literal dan penghilangan.
2. Kesalahan terjemahan umum terdapat dengan persentase sebesar 91,33% dari total
kesalahan, sementara kesalahan terjemahan khusus sebesar 8,67%. Pada kesalahan
terjemahan khusus, 54% merupakan kesalahan dalam bentuk distorsi makna, 13%
dalam bentuk terjemahan terlalu literal dan dalam bentuk 33 % penghilangan.
3. Solusi untuk meminimalisir kesalahan terjemahan umum yaitu dengan cara
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa, baik bahasa Mandarin maupun bahasa
Indonesia. Sementara untuk meminimalisir kesalahan terjemahan khusus, mahasiswa
perlu mempelajari lebih banyak struktur kalimat kausatif . Selain itu, ketika
menerjemahkan perlu membiasakan diri untuk terlebih dahulu menganalisis (tahap
pertama penerjemahan understanding meaning) subjek pelaku, predikat (perbuatan)
dan objek yang dikenai perbuatan dalam kalimat, membaca ulang hasil terjemahan
(tahap ketiga penerjemahan, editing and proofreading) dan mengetahui bahwa pada
kalimat把 bǎ yang tidak memiliki makna kausatif, kata depan把 bǎ diterjemahkan secara implisit dengan bentuk penambahan awalan me- yang memiliki makna
melakukan. Sementara pada kalimat kausatif kata depan把 bǎ dapat diterjemahkan dengan kata ‘membuat’, atau diterjemahkan secara implisit dengan cara menambahkan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran sebagi berikut:
1. Kepada mahasiswa, penulis menyarankan agar mahasiswa lebih banyak mempelajari
makna kalimat 把 bǎ, semantik kalimat, dan penerjemahan terutama tentang strategi penerjemahan agar ketika menerjemahkan mahasiswa memiliki pengetahuan praktis
bagaimana sebuah terjemahan dapat dianggap sebagai terjemahan yang baik. Penulis
juga menyarankan agar mahasiswa meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata
baik bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia, meningkatkan kemampuan
menggunakan alat bantu seperti Kamus Besar Bahasa Mandarin, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus Mandarin- Indonesia, Kamus Tesaurus, serta banyak melakukan
latihan penerjemahan.
2. Kepada guru/ dosen, penulis menyarankan agar guru/ dosen dapat memperdalam
kajian tentang struktur, penggunaan dan penerjemahan kalimat 把 bǎ, semantik kalimat, mendorong mahasiswa untuk lebih meningkatkan pemahamannya tentang
DAFTAR PUSTAKA
Chen You Li.2008. Pokok- Pokok Penerjemahan Bahasa Tionghoa- Indonesia. Beijing: 外文
出版社 (Wai Wen Chu Ban She).
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Doyle. Michael Scott. 2003. Translation Pedagogy and Assessment: Adopting ATA’s Framework for Standard Error Marking. The ATA Chronicle.
Juliani. 2011. Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina. Skripsi Sarjana. Universitas Sumatera Utara: Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.
Larson, Mildred L. 1984. Meaning Based Translation: A Guide to Cross Language Equivalence. New York: University Press of America.
Lu Wenhua.1994. Jenis Makna Kalimat把bǎ.
tanggal 12 April 2013 pada pukul 10.29 wib ).
Machali, Rochayah. 2009. Pedoman bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa.
Muchtar, Muhizar. 2011. Penerjemahan. Medan: Bartong Jaya.
Na, Pham Phu Quynh.2005. Error in The Translation of Topic- Comment Structures of Vietnamese into English. New South Wales: School of Languages and Linguistics. University of Western Sydney.
Nababan, M. Rudolf. 1999. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. New York: Prentice Hall.
Nida, Eugene A. dan Charles R. Taber. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
苏
北
大
学
中文系本科生毕业论文
题
名
“把”字句汉印翻译错误分析
学生姓名
锺恩惠
学
号
090710023
指导教师
沈咪
摘要
“把”字句是汉语中特有的句式,印尼语中没有对应的词,也没有与“把”字句
相对的句型,因此 “把”字句翻译具有难度也往往导致错误的翻译。本文对印尼学生
“把”字句错误的译文里进行分析并归类错误类型,计算各类型的错误率并提出了一 些减少“把”字句汉印翻译错误的建议。希望以此增加印尼学生对翻译“把”字句的 了解,同时也为翻译界同仁提供汉印“把”字句翻译的一些参考。本文的研究仍有许 多不足之处。希望今后有更多的学者关注并从事这方面的研究。
目录
摘要
...
i
第一章
引言
...
1
1.1
选题背景
... 1
1.2
研究目的
... 2
1.3
研究现状
... 2
1.4
本文研究的办法和预料来源
... 4
第二章
翻译的概述
...
5
2.1
翻译的定义
... 5
2.2
翻译的错误类型
... 5
第三章
“把”字句的介绍
...
7
3.1
“把”字句
... 7
3.1.1
“把”字句作为介词的特征
... 7
3.1.2
“把”字句句式
... 7
3.1.3
“把”字句的特点
... 7
3.2
“把”字句的语义类型
... 8
3.3
汉语“把”字句的汉印对应及翻译问题
... 11
第四章
问卷分析
...
13
4.2
问卷调查结果分析
... 13
4.2.1
问卷译文中出现的错误类型
... 14
4.2.2
错误率
... 20
4.3
减少“把”字句汉印翻译错误的建议
... 20
第五章
结论
...
23
参考文献
...
24
注释
... 25
第一章 绪论
1.1 选题背景
语言是人类在日常生活交际中不可缺少的东西。在交际的过程中,交际目的唯有在 双方理解的语言下沟通才能达到。当进行沟通的两个人掌握的语言不同时,问题就出 现了。在这种情况下,翻译给了人类解决问题的办法。所以说翻译是因人类的交际需 要而生。
卡特福德(John Catford
)认为翻译是“把一种语言(原语)的文字材料转换成另一种语言(译语)的对等
的文字材料。” 英国著名翻译家纽马克(Peter Newmark)则认为, 翻译是按作者的创
作意图把一篇文章的意思用另一种语言描述出来的过程。翻译者在翻译的过程中,掌 握语言的词汇,语法点是必须的。
每种语言都有自己的特征,汉语和印尼语也不列外,两种语言之间特别是在语法方 面有巨大的不同。其中一个就是汉语与印尼语词的结构形式有所不同。这些不同点一 般成了汉语印尼语翻译的难点。
1.2 研究目的
1. 找出学生“把”字句译文里出现的错误类型
2. 计算每种错误类型的错误率
3. 提出教学建议
1.3 研究现状
“把”字句与“把”字句翻译的研究。
柯飞 (2003) 《汉语“把”字句特点、分布及英译》论述汉语“把”字句的主要
功能或语法意义是“处置”。该句型的特点和作用有三:一是将宾语提至动词前,解 决该宾语无法后置的问题;二是突出宾语,同时也突出动作极其后果;三是便于语句 衔接。本文通过大量语料考察,发现翻译的汉语作品比原创的汉语作品使用更多的 “把”字句,文学类作品比非文学类作品使用更多的“把”字句;这一发现进一步证 明“把”字句适用于表达复杂和细微的意思。文中还讨论了英译“把”字句的方法。
吕文华(1994)《“把”字句的语义类型》根据53万字的语料中收集到的1094个
“把”字句对“把”字句的语义类型进行分析为1)表示某确定的事物因动作而发生位
置的移动或关系的转移。2)表示某确定的事物因动作而发生某种变化,产生了某种结
果。3)表示动作与某确定的事物发生联系,或以某种方式发生联系。4)把某确定的
事物认同为另一事物变化为在性质或特征上有等同关系的另一事物。5)表示不如意的
“把”字句。6)表示致使的“把”字句。
刘培玉 (2011)《“把”字句的研究评述》论述“把”字句是其他句式并位的一
句的动词是具有使动用法的动词或者是及物自主的动作动词;处置、致使等都不能概 括“把”字句的意义特征;篇章对“把”字句的使用制约很小。
本文发现关于“把”字句汉印翻译的错误分析未有人研究过。虽然如此,以上三个 研究帮助本文了解“把”字句的特点,语义和几种翻译手段。除此以外,为了可以设 计更好的问卷,本文也照吕文华先生的“把”字句语义类型来设计问卷。
1.4 本文研究的办法和语料来源
本文采用问卷法来收取资料。问卷是以苏北大学文华学院中文系2010年的学生为对
第一章翻译的概述
2.1 翻译的定义
语言学家将翻译视为一种语言活动,同时认为,翻译理论属于语言学的一个部分, 即研究译出语和译入语的转换关系。解释如下:
(1)Catford(1965:20)认为,翻译是译出语和译入语间的文本等效转换。
(2)Nida 和Taber(1969:12)认为,翻译是译出语和译入语间意义和形式上的最紧
密联系转换。
(3)Newmark(1982/1988:5)认为,翻译理论源自于比较语言学,属于语义学的一
部分,而所有语义学的研究课题都与翻译理论息相关。
2.2翻译的错误类型
Pham Phu Quynh Na (2005:57)认为翻译的错误类型可分为:
1. 意义的失真
译文里所含的意义离开原文的意义就是意义的失真。
2. 不准确的翻译几个文本项目
不准确的翻译几个文本项目可归类为语言错误。在译文里使用了目标语里不当的介 词、连词、改换句子的语言风格被归纳为这种错误类型
3. 遗漏
原文里有的某些重要成分在译文里被除掉就是遗漏。
4. 添加
在译文里添加某些原文里没有的成分就是添加。
过于宽式的翻译是翻译者因太多“创意”而照成句子里的元素重大变化、句子强调 变化和原文意义的忽视。
6. 过于严式的翻译
过于严式的翻译逐字逐句的翻译。
7. 务实错误
务实错误出现在译文在语法上和意义上正确但使用上错误(用在不对的语境)。
8. 错误的词汇选择。
第三章“把”字句的介绍
3.1 “把”字句
3.1.1 “把”字作为介词的特征
“把”字作为介词具有以下几个特征:
1. “把”字是虚词,通常不能单说,也不能单独充当主语、谓语等成分。
2. “把”字不能重叠,也不能带动态助词“了”、“着”、“过”等。
3. “把”字后面必须跟一个名词性的成分,组成介宾短语。
3.1.2 “把”字句句式
“把”字句是由介词“把”及其宾语作状语的动词谓语句的句子。表示对某 人,某事施加某种动作并强调使某人,某事物产生某种结果或影响。把字句的基本格 式是:
3.1.3 “把”字句的特点
“把”字句的特点有:
1. “把”字句的主语一定是施事者,是谓语动词表示的动作的发出者。
2. “把”字句里的介词“把”的宾语在意义上是谓语动词代表的动作的接收对象,即
受事者。
3. “把”字句的谓语一定是及物动词,而且一般是能支配或影响介词“把”的宾语
的。
4. “把”字句的谓语动词后边一般都要带其他成分,说明动作的结果或影响。谓语动 词后边的“其他成分”可以是动态助词“了”或“着”、重叠的动词、各种补语。
5. 少数介词如“在、到、成、给”等充当谓语动词的补语时,要用“把”字句。
6. 介词“把”前边可以带状语。
7.“把”字句的否定式一般是在介词“把”前边用否定副词“没(有)”。
3.2 “把”字句的语义类型
吕文华(1994)认为按照“把”字句的语义类型,“把”字句可分为:
1) 表示某确定的事物因动作而发生位置的移动或关系的转移。
例:
请 你 把 课程表 交给 老师
Qǐng nǐ bǎ kè chéng biǎo jiāo gěi lǎo shī
S N1 V给 N2
以上句子中S是施事,N1是受事,N与给+N2是主谓关系。
2)表示某确定的事物因动作而发生某种变化,产生了某种结果。
例:
大家 把 教室 打扫 得 干干净净
dà jiā bǎ jiào shì dǎ sǎo de gān gān jìng jìng
S N V C
以上句子中S是施事,N是受事。N与结果补语和趋向补语是主谓关系。
3)表示动作与某确定的事物发生联系,或以某种方式发生联系。
例:
Yóuyú hàipà, tā bǎ liǎng yǎn bì zhe
S N V着
以上句子中S是施事,N是受事,V的前后成分是动作的方式或动作的量。这种句
式主要表示事物与动作发生关系、描写动作与事物发生联系的方式,并不表示结 果。
4)把某确定的事物认同为另一事物变化为在性质或特征上有等同关系的另一事物。
例:
老师 把 我们 当成 自己的孩子
Lǎoshī bǎ wǒmen dàngchéng zìjǐ de háizi
S N1 V成/作 N2
以上句子中S是施事,N1是受事,N1和N2在某个方面有等同关系。
5)表示不如意的“把”字句。
例:
我 把 以前学过的生词 都忘了
Wǒ bǎ yǐqián xué guò de shéngcí dōu wàng le
S N V了
以上句子中S是施事,N是受事。动词后带“了”的句子都有去除的意思。多数动
6)表示致使的“把”字句。 例:
雷声 把 他 惊醒了
léisheng bǎ tā jīngxǐng le
S N V
以上句子中S是施事,N是受事,“把”有“使”、“让”的意思。
3.3 汉语“把”字句的汉印对应及翻译问题
“把”字句在印尼语没有对应的词,也没有与把字句相对的句型。翻译一般只 能按照印尼语动词的习惯用法来