BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, rumusan masalah pertama yakni bentuk kesalahan dan tingkat
kesalahan yang muncul dalam terjemahan kalimat把 bǎ akan dianalisis berdasarkan penilaian
penerjemah. Sementara rumusan masalah ketiga, yakni solusi, diberikan berdasarkan hasil
penelitian dua masalah sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa hasil terjemahan yang telah dilakukan.
2. Memberikan hasil terjemahan kepada penilai.
3. Menganalisis bentuk kesalahan menurut penilaian penerjemah.
4. Memaparkan bagaimana tingkat kesalahan yang terjadi.
BAB IV
ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN KALIMAT把bǎ
Pada bab IV ini, peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yakni analisis kesalahan
terjemahan kalimat把bǎ.
Pada penelitian ini lembar kerja berupa 18 kalimat 把bǎ dibagikan kepada seluruh Mahasiswa Semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU yang berjumlah 40 orang untuk
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Lembar kerja yang dapat dikumpulkan kembali
sebanyak 30 lembar. Berikut tabel hasil analisis terhadap lembar kerja:
Kondisi Frekuensi (kalimat) Persentase (%)
Tidak Diterjemahkan 95 17,59 Tidak Lengkap 57 10,56 Terlalu Rancu 21 3,89 Baik 194 35,93 Mengandung Kesalahan 173 32,04 Total 540 100 Tabel 1
Melalui tabel 1 dapat terlihat bahwa dari total kalimat (540 kalimat), 95 kalimat
(17,59%) tidak diterjemahkan sehingga tidak dapat dianalisis, 57 kalimat (10,56%)
diterjemahkan tidak lengkap, 21 kalimat (3.89%) diterjemahkan terlalu rancu sehingga tidak
dapat dianalisis, 194 kalimat (35.93%) diterjemahkan dengan baik dan sisanya 173 kalimat
(32.04%) mengandung kesalahan.
4.1. Bentuk Kesalahan yang Terdapat dalam Terjemahan Kalimat把bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU
Dari hasil analisis terhadap kesalahan dalam penerjemahan kalimat把bǎ, terdapat dua bentuk kesalahan yaitu kesalahan terjemahan umum dan kesalahan terjemahan khusus.
Kesalahan terjemahan umum merupakan kesalahan dalam menerjemahkan kosakata yang
secara umum dapat terjadi pada terjemahan apapun. Contoh:
(1) BSu : 我们 最好 在 月底 前 把 书 还 给 他 wǒmen zuìhǎo zài yuèdǐ qián bǎ shū huán gěi tā
(Kita) (sebaiknya)(di)(akhir bulan) (sebelum) (buku) (kembali) (kepada) (dia)
BSa1: Sebaiknya kita mengembalikan bukunya bulan depan.
Pada hasil terjemahan mahasiswa (BSa1) contoh (1) terlihat bahwa mahasiswa salah
dalam menerjemahkan keterangan waktu 月底前 yuè dǐ qián yang berarti ‘sebelum akhir bulan’ sebagai ‘bulan depan’. Terjemahan yang baik seharusnya seperti yang
terdapat pada hasil terjemahan penerjemah (BSa2) yaitu:
BSa2 : Kita sebaiknya mengembalikan bukunya sebelum akhir bulan.
(2) BSu: 他 把 自己的足球票 送 给 别人 了。
Tā bǎ zìjǐ de zúqiú piào sòng gěi biérén le .
(dia) (sendiri) (sepak bola) (tiket) (memberi) (kepada) (orang lain) (sudah)
BSa1: Dia memberikan bola kakinya kepada orang lain
Pada BSa1 contoh (2) terlihat mahasiswa salah dalam menerjemahkan objek kalimat
足 球 票 zúqiú piào yang mempunyai arti ‘tiket sepak bola’ sebagai ‘bola kaki’. Terjemahan yang baik seharusnya seperti yang terdapat pada BSa2, yaitu:
BSa2: Dia memberikan tiket bolanya kepada orang lain.
(3) BSu:他们 把 我 看作 自己家里人。
Tā men bǎ wǒ kàn zuò zì jǐ jiā li rén.
BSa1: Mereka melihat saya sendiri dalam rumah.
Pada BSa1 contoh (3) terlihat mahasiswa salah dalam menerjemahkan kata kerja看作
kàn zuò ‘menganggap’ sebagai ‘melihat’. Selain itu, 自己家里人zì jǐ jiā li rén yang berarti ‘keluarga sendiri’ juga salah diterjemahkan mahasiswa sebagai ‘sendirian di
dalam rumah’.
Kesalahan terjemahan khusus merupakan kesalahan yang muncul dalam menerjemahkan
把 bǎ. Kesalahan terjemahan khusus ini oleh peneliti dibagi menjadi distorsi makna,
terjemahan terlalu literal dan penghilangan. Berikut penulis paparkan contoh kesalahan
distorsi makna:
(4) BSu: 他 把 我的书 都 借 给你的同学 了。
S O V
Tā bǎ wǒ de shū dōu jiè gěi nǐ de tóngxué le.
(dia) (saya) (kepunyaan) (buku) (sudah) (pinjam) (kepada) (kamu)
(kepunyaan) (teman sekolah) (sudah)
BSa1: Dia membiarkan saya meminjamkan buku kepada teman sekelas kamu.
Pada bahasa sumber (BSu) contoh (4), subjek (S) yang merupakan pelaku kegiatan
‘pinjam’ adalah 他tā ‘dia’ dan objek (O) yang dikenai perbuatan (V) 借jiè ‘pinjam’ adalah我的书wǒ de shū ‘buku saya’. Namun pada bahasa sasaran hasil terjemahan mahasiswa (BSa1) kata把 bǎ oleh mahasiswa diterjemahkan sebagai ‘membiarkan’ dan kalimat diterjemahkan menjadi ‘Dia membiarkan saya meminjamkan buku kepada
teman sekolahmu’ yang berarti pelaku kegiatan ‘meminjamkan’ adalah ‘saya’. Hal ini
mengakibatkan distorsi makna karena subjek pelaku dan objek yang dikenai pekerjaan
Indonesia, kata depan把bǎ tidak diterjemahkan secara eksplisit, namun ditambahkan awalan me- yang mempunyai makna melakukan perbuatan seperti yang disebut dalam
kata dasar dan akhiran –kan yang mempunyai makna benefaktif (melakukan untuk
orang lain) pada kata kerja ‘pinjam’, sehingga terjemahan yang baik seharusnya
seperti yang terdapat pada hasil terjemahan penerjemah (BSa2) yaitu:
BSa2: Dia meminjamkan buku saya kepada teman sekolahmu.
S V O
(5) BSu: 他 会 着凉 的, (你)应该 把 他 叫醒。
S O V
Tā huì zháoliáng de, nǐ yīnggāi bǎ tā jiàoxǐng
(dia) (bisa) (masuk angin), (kamu) (seharusnya) (dia) (bangun)
Pada BSu contoh (5), objek yang dikenai pekerjaan叫醒jiàoxǐng ‘bangun’ adalah他 tā ‘dia’, sementara subjek pelaku tidak secara jelas disebutkan dalam BSu. Sekalipun demikian, kita dapat mengetahui bahwa subjek pelaku seharusnya merupakan orang
yang diajak bicara (orang kedua tunggal), karena kalimat ini merupakan kalimat
nasihat. Namun pada BSa1 kalimat contoh (5) diterjemahkan sebagai ‘Masuk angin
telah membuatnya bangun’ yang berarti subjek pelaku perbuatan adalah ‘masuk angin’.
Hal ini mengakibatkan distorsi makna, karena pada BSu kalimat ini ditujukan kepada
“seseorang” dengan maksud agar “sesorang” tersebut membangunkan ‘dia’ supaya
‘dia’ jangan masuk angin. Jadi, pelaku perbuatan yang membuat ‘dia’ ‘bangun’ adalah
orang yang menerima nasihat tersebut, yang tidak secara jelas disebutkan dalam BSu.
Oleh karena itu, untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia, perlu
ditambahkan akhiran –kan yang mempunyai makna benefaktif (melakukan sesuatu
untuk orang lain) pada kata kerja ‘bangun’. Berbeda dengan contoh (4), kata kerja
pada contoh (5) tidak dapat ditambahakan awalan me- karena subyek pelaku tidak
dinyatakan secara jelas dalam kalimat, sehingga terjemahan yang baik seharusnya
adalah:
BSa2: Dia bisa masuk angin, (kamu) seharusnya bangunkan dia.
S V O
Selain distorsi makna, peneliti juga menemukan adanya terjemahan terlalu literal dalam
terjemahan kalimat把bǎdalam contoh berikut:
(6) BSu:我 已经 把 词典 带 回 宿舍 去 了。
S O V
Wǒ yǐjīng bǎ cídiǎn dài huí sùshè qù le
(saya) (telah) (kamus) (bawa) (pulang) (asrama) (pergi) (sudah)
Pada BSu contoh (6) subjek pelaku adalah我wǒ ‘saya’ dan objek yang dikenai perbuatan 带 dài ‘bawa’ adalah 词典 cídiǎn ‘kamus’. Namun pada BSa1 kata depan 把 bǎ
diterjemahkan sebagai ‘membuat’ sehingga terjemahan menjadi terlalu literal. Pada
kalimat 把 bǎ yang mempunyai makna kausatif, kata depan 把 bǎ memang dapat diterjemahkan sebagai ‘membuat’seperti pada kalimat (7), tetapi BSu contoh (6)
bukanlah kalimat kausatif, kata depan 把bǎ dalam kalimat ini hanya menunjukkan bahwa pelaku pekerjaan ‘bawa’ adalah ‘saya’. Oleh karena itu, untuk
menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia, kata depan 把 bǎ tidak perlu diterjemahkan secara eksplisit sebagai ‘membuat’, melainkan ditambahkan awalan
me- yang mempunyai makna melakukan perbuatan seperti yang disebut pada kata
kerja ‘bawa’ untuk menunjukkan bahwa pekerjaan ‘bawa’ dilakukan oleh ‘saya’,
sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah:
BSa2 : Saya telah membawa pulang kamus ke asrama.
S V O
Selanjutnya bentuk kesalahan lain yang ditemukan pada terjemahan kalimat把bǎ
Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU adalah penghilangan. Contoh:
(7) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa1: Perjalanan kali ini dia sangat lelah.
BSu contoh (7) merupakan kalimat 把 bǎ yang memiliki makna kausatif dengan subjek pelaku 这一趟zhè yī tang ‘perjalanan ini’ dan objek yang dikenai perbuatan adalah他tā ‘dia’. Pada BSa1, kata depan把bǎ yang terdapat dalam BSu dihilangkan
dalam terjemahannya sehingga dalam BSa1 tidak lagi terdapat makna kausatif.
Kalimat 把 bǎ contoh (7) adalah kalimat 把 bǎ dengan makna kausatif, sehingga dalam menerjemahkannya, kata depan 把 bǎ dapat diterjemahkan secara eksplisit sebagai ‘membuat’ sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah:
BSa2: Perjalanan kali ini membuatnya sangat lelah.
S V O
4.2 Tingkat Kesalahan yang Terdapat dalam Terjemahan Kalimat把bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU
Kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat 把 bǎ mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU dapat dibagi menjadi kesalahan terjemahan umum dan
kesalahan terjemahan khusus.
Kesalahan terjemahan umum merupakan kesalahan seperti kesalahan
menerjemahkan kosakata yang secara umum dapat terjadi pada terjemahan apapun.
Kesalahan terjemahan umum dalam hasil terjemahan mahasiswa Program Studi Sastra
Cina terdapat pada sebanyak 158 kalimat (91,33%).
Kesalahan terjemahan khusus merupakan kesalahan yang terjadi dalam
menerjemahkan 把 bǎ, dimana kesalahan terjemahan khusus ini terdapat sebanyak 15 kalimat (8,67%). Kesalahan terjemahan khusus dalam penelitian ini oleh peneliti dibagi
menjadi tiga bentuk kesalahan yakni distorsi makna, terjemahan terlalu literal dan
penghilangan. Berikut tabel persentase bentuk kesalahan:
Distorsi Makna 8 53,33
Terlalu Literal 2 13,33
Penghilangan 5 33,33
Total 15 100,00
Tabel 2
Pada tabel 2 terlihat bahwa pada kesalahan terjemahan khusus ini 53,33% dari
kesalahan terjemahan kesalahan khusus merupakan kesalahan dalam bentuk distorsi
makna, 13,33% dalam bentuk terjemahan terlalu literal dan 33,33% kesalahan dalam
bentuk penghilangan.
4.3 Solusi untuk Meminimalisir Kesalahan Menerjemahkan kalimat把bǎ ke dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian terhadap masalah pertama dan kedua maka peneliti
memberikan solusi berdasarkan bentuk kesalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Kesalahan terjemahan umum yang terdapat dalam terjemahan kalimat把bǎ oleh Mahasiswa Sastra Cina FIB USU merupakan kesalahan dalam menerjemahkan
kosakata. Oleh karena itu, meningkatkan penguasaan kosakata, baik Bahasa
Mandarin maupun Bahasa Indonesia merupakan hal paling penting untuk
meminimalisir kesalahan terjemahan umum. Selain itu, meningkatkan kemampuan
menggunakan alat bantu penerjemahan seperti kamus, glossarium dan sumber
online juga merupakan hal yang baik dalam meminimalisir kesalahan terjemahan.
2. Kesalahan terjemahan khusus yang terdapat dalam terjemahan kalimat把bǎ oleh Mahasiswa Sastra Cina FIB USU dapat dibagi ke dalam bentuk kesalahan distorsi
makna, terjemahan terlalu literal dan penghilangan. Solusi yang dapat diberikan
dalam meminimalisir kesalahan dimaksud didasarkan pada bentuk kesalahan yang
terjadi:
a. Untuk kesalahan bentuk distorsi makna, kalimat 把bǎ merupakan kalimat aktif yang memiliki makna menyatakan bagaimana subjek menangani objek,
bermakna menjadikan, dan atau memperlakukan, karena itu memahami siapa
pelaku dan objek penderita sangat penting ketika menerjemahkannya. Solusi
yang dapat diberikan yaitu: pada tahap awal penerjemahan, penerjemah harus
terlebih dahulu membaca, memahami dan kemudian menganalisis makna
kalimat (memahami subjeknya, objeknya dan kata kerja dalam kalimat
tersebut). Pola umum kalimat 把 bǎ adalah Subjek + Kata Depan 把 bǎ + Objek + Kata Kerja + Elemen, dengan demikian kata yang berada di depan
kata depan 把bǎ merupakan subjek pelaku dan kata yang berada di antara kata depan 把 bǎ dan kata kerja merupakan objek penderita. Membiasakan diri untuk terlebih dahulu memahami subjek, objek dan predikat dalam kalimat
把bǎ sangat penting untuk mencegah terjadinya distorsi makna.
b. Terjemahan terlalu literal dapat diminimalisir dengan melakukan editing
(self-editing) hasil terjemahan setelah selesai membuat draft terjemahan.
Terjemahan yang terlalu literal biasanya terasa janggal sehingga perlu direvisi
agar sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Dalam dunia penerjemahan hal ini
disebut naturalisasi dimana penerjemah harus melakukan penyesuaian kaidah
bahasa mendekati struktur BSa sehingga hasilnya enak dibaca dan alamiah.
c. Penghilangan yang terdapat dalam terjemahan kalimat把bǎ oleh Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU perlu diperbaiki karena sekalipun kata
depan 把 bǎ tidak memiliki padanan yang setara, namun dalam menerjemahkannya makna kata depan 把 bǎ dalam kalimat tidak dapat dihilangkan. Pada kalimat 把 bǎ yang tidak memiliki makna kausatif, kata depan把bǎ diterjemahkan secara implisit dalam bentuk penambahan awalan me- yang memiliki makna melakukan. Sementara pada kalimat kausatif kata
depan 把 bǎ dapat diterjemahkan sebagai ‘membuat’, atau diterjemahkan secara implisit dengan cara menambahkan awalan me- yang mempunyai
makna membuat pada kata kerja.
Contoh:
(8) BSu: 这一趟 把 他 累坏 了。
S O V
Zhè yī tàng bǎ tā lèi huài le
(ini) (satu) (perjalanan) (membuat) (dia) (lelah) (sangat) (sudah)
BSa: Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. / Perjalanan ini sangat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
Penulis menyimpulkan beberapa hal dari penelitian ini yakni:
1. Kesalahan yang terdapat dalam terjemahan kalimat 把 bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU terdiri atas kesalahan terjemahan umum dan kesalahan
terjemahan khusus. Kesalahan terjemahan khusus terdiri dari distorsi makna,
terjemahan terlalu literal dan penghilangan.
2. Kesalahan terjemahan umum terdapat dengan persentase sebesar 91,33% dari total
kesalahan, sementara kesalahan terjemahan khusus sebesar 8,67%. Pada kesalahan
terjemahan khusus, 54% merupakan kesalahan dalam bentuk distorsi makna, 13%
dalam bentuk terjemahan terlalu literal dan dalam bentuk 33 % penghilangan.
3. Solusi untuk meminimalisir kesalahan terjemahan umum yaitu dengan cara
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa, baik bahasa Mandarin maupun bahasa
Indonesia. Sementara untuk meminimalisir kesalahan terjemahan khusus, mahasiswa
perlu mempelajari lebih banyak struktur kalimat kausatif . Selain itu, ketika
menerjemahkan perlu membiasakan diri untuk terlebih dahulu menganalisis (tahap
pertama penerjemahan understanding meaning) subjek pelaku, predikat (perbuatan)
dan objek yang dikenai perbuatan dalam kalimat, membaca ulang hasil terjemahan
(tahap ketiga penerjemahan, editing and proofreading) dan mengetahui bahwa pada
kalimat把 bǎ yang tidak memiliki makna kausatif, kata depan把 bǎ diterjemahkan secara implisit dengan bentuk penambahan awalan me- yang memiliki makna
melakukan. Sementara pada kalimat kausatif kata depan把 bǎ dapat diterjemahkan dengan kata ‘membuat’, atau diterjemahkan secara implisit dengan cara menambahkan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran sebagi berikut:
1. Kepada mahasiswa, penulis menyarankan agar mahasiswa lebih banyak mempelajari
makna kalimat 把 bǎ, semantik kalimat, dan penerjemahan terutama tentang strategi penerjemahan agar ketika menerjemahkan mahasiswa memiliki pengetahuan praktis
bagaimana sebuah terjemahan dapat dianggap sebagai terjemahan yang baik. Penulis
juga menyarankan agar mahasiswa meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata
baik bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia, meningkatkan kemampuan
menggunakan alat bantu seperti Kamus Besar Bahasa Mandarin, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus Mandarin- Indonesia, Kamus Tesaurus, serta banyak melakukan
latihan penerjemahan.
2. Kepada guru/ dosen, penulis menyarankan agar guru/ dosen dapat memperdalam
kajian tentang struktur, penggunaan dan penerjemahan kalimat 把 bǎ, semantik kalimat, mendorong mahasiswa untuk lebih meningkatkan pemahamannya tentang
makna kalimat 把 bǎ dan penerjemahan, serta dapat memberikan referensi tentang analisis makna kalimat yang layak dan penting bagi mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Chen You Li.2008. Pokok- Pokok Penerjemahan Bahasa Tionghoa- Indonesia. Beijing: 外文 出版社 (Wai Wen Chu Ban She).
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Doyle. Michael Scott. 2003. Translation Pedagogy and Assessment: Adopting ATA’s Framework for Standard Error Marking. The ATA Chronicle.
Juliani. 2011. Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina. Skripsi Sarjana. Universitas Sumatera Utara: Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.
Larson, Mildred L. 1984. Meaning Based Translation: A Guide to Cross Language Equivalence. New York: University Press of America.
Lu Wenhua.1994. Jenis Makna Kalimat把bǎ.
tanggal 12 April 2013 pada pukul 10.29 wib ).
Machali, Rochayah. 2009. Pedoman bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa.
Muchtar, Muhizar. 2011. Penerjemahan. Medan: Bartong Jaya.
Na, Pham Phu Quynh.2005. Error in The Translation of Topic- Comment Structures of Vietnamese into English. New South Wales: School of Languages and Linguistics. University of Western Sydney.
Nababan, M. Rudolf. 1999. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. New York: Prentice Hall.
Nida, Eugene A. dan Charles R. Taber. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Zhao, Yongsin dan Pauw Budianto. 2005. Intisari Tata Bahasa Mandarin. Bandung, Rekayasa Sains.
苏 北 大 学
中文系本科生毕业论文
题 名 “把”字句汉印翻译错误分析
学生姓名 锺恩惠
学 号 090710023
指导教师 沈咪
学 院 文学院
学 系 中文系
提交日期 2013年 10月
答辩日期 2013年 10月
摘要 “把”字句是汉语中特有的句式,印尼语中没有对应的词,也没有与“把”字句 相对的句型,因此 “把”字句翻译具有难度也往往导致错误的翻译。本文对印尼学生 “把”字句错误的译文里进行分析并归类错误类型,计算各类型的错误率并提出了一 些减少“把”字句汉印翻译错误的建议。希望以此增加印尼学生对翻译“把”字句的 了解,同时也为翻译界同仁提供汉印“把”字句翻译的一些参考。本文的研究仍有许 多不足之处。希望今后有更多的学者关注并从事这方面的研究。 关键词:“把”字句 汉印翻译 错误分析
目录
摘要 ... i
第一章引言 ... 1
1.1 选题背景 ... 1
1.2 研究目的 ... 2
1.3 研究现状 ... 2
1.4 本文研究的办法和预料来源 ... 4
第二章翻译的概述 ... 5
2.1 翻译的定义 ... 5
2.2 翻译的错误类型 ... 5
第三章“把”字句的介绍 ... 7
3.1 “把”字句 ... 7
3.1.1 “把”字句作为介词的特征 ... 7
3.1.2 “把”字句句式 ... 7
3.1.3 “把”字句的特点 ... 7
3.2 “把”字句的语义类型 ... 8
3.3 汉语“把”字句的汉印对应及翻译问题 ... 11
第四章问卷分析 ... 13
4.1 问卷设计说明 ... 13
4.2 问卷调查结果分析... 13
4.2.1问卷译文中出现的错误类型 ... 14
4.2.2 错误率 ... 20
4.3 减少“把”字句汉印翻译错误的建议 ... 20
第五章结论 ... 23
参考文献 ... 24
注释 ... 25
致谢 ... 26
第一章 绪论 1.1 选题背景 语言是人类在日常生活交际中不可缺少的东西。在交际的过程中,交际目的唯有在 双方理解的语言下沟通才能达到。当进行沟通的两个人掌握的语言不同时,问题就出 现了。在这种情况下,翻译给了人类解决问题的办法。所以说翻译是因人类的交际需 要而生。 卡特福德(John Catford )认为翻译是“把一种语言(原语)的文字材料转换成另一种语言(译语)的对等 的文字材料。” 英国著名翻译家纽马克(Peter Newmark)则认为, 翻译是按作者的创 作意图把一篇文章的意思用另一种语言描述出来的过程。翻译者在翻译的过程中,掌 握语言的词汇,语法点是必须的。 每种语言都有自己的特征,汉语和印尼语也不列外,两种语言之间特别是在语法方 面有巨大的不同。其中一个就是汉语与印尼语词的结构形式有所不同。这些不同点一 般成了汉语印尼语翻译的难点。 汉语中“把”字句是由介词“把”及其宾语作状语的动词谓语句的句子。表示对某