Vol. 13, No. April 1999
SATUAN AREAL PRODUKSI (SAKSI) SEBAGAI
PERTANIAN UNTUK PENERAPAN TEKNIK
PERTANIAN SECARA OPTIMUM
Pendekatan dari Segi Kondisi
Teknik
pertanian yang yaitu
diselenggurakan secara
jumlah serta
kondisi dun di
dun
tertentu, yung di ini
Areal yaitu
berdasur yung
mandiri, dimana Teknik Pertanian diharapkan dapat
dilaksanakan secara
PENDAHULUAN
Bidang dan kegiatan perta-nian salah satu
dan "pilar"
Bangsa Negara Indonesia.
Berkembangnya bidang dan kegiatan ini akan menjadi
yang kuat bagi perkembangan dan
pentahapan pembangunan secara
menyeluruh.
Sejak awal pembangunan
sa, bidang pertanian
memperoleh prioritas utama,
agar berkembang menjadi pertanian yang tangguh, juga
kan secara bertahap dapat
dorong pembangunan dan bidang industri Pembangunan
yang tangguh,
bercirikan yang
yang serta tangguh
berkompetisi. di
dalam era globalisasi ini. Pembangunan
an bidang pertanian disamping produksi
Disarnpaikan Latihan Alat Berar. HIMATETA-FATETA-IPB. I I
-
1998. Makalah merupakan edisi baru (updating) dari makalah
Dhalhar (1996)
kebutuhan pakan dan
baku bidang lain, juga diarahkan
untuk pendapatan dan
taraf petani,
kerja dan kesempatan usaha.
Hal ini dengan
penerapan pertanian yang tangguh, yaitu pertanian yang
efektif,
kungan, dan mampu
aneka produk serta hasil
pertanian jumlah dan
yang tinggi.
Di era globalisasi dan
efisiensi, efektifitas, dan ketangguhan proses serta hasil mutu produk pertanian harus semakin tinggi, agar daya saing, baik
dalam kegiatan maupun produk
pertanian dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Disini,
IPTEK, khususnya Penerapan Teknik dan Teknologi Pertanian
besar dan penting.
ini nakan istilah Teknik Pertanian
gai istilah Bahasa Inggris
Agricultural Engineering, untuk
menyatakan bidang yang lebih luas,
yang Alat dan
Pertanian atau Mekanisasi Pertanian, Perancangan,
Konstruksi, Pengoperasian dan
kegiatan-kegiatan lain di dalam
"Agricultural Engineering".
PERKEMBANGAN MEKANISASI DAN
PERTANIAN
Secara
pertanian dapat dianggap setua
kegiatan pertanian itu sendiri,
ini diartikan dengan diterapkan dan
dipergunakannya
sederhana) kegiatan
pertanian
Sebelum alat sederhana
dan pertanian telah
di Indonesia, terutama alat dan
(pengolahan hasil pertanian), besar untuk
dan perkebunan.
diikuti beng-
kel-bengkel, yang pada mulanya berfungsi untuk memperbaiki
sakan alat dan perta-nian yang
dipergunakannya. beng-
kel-bengkel itu berkem-bang
membuat suku cadang, bahkan alat pertanian (Bambang Pramudya, 1996).
Selanjutnya, alat dan
pertanian untuk kegiatan berkembang pula penerapanl
penggunaan alat dan pertanian
untuk kegiatan-kegiatan
baik yang besar maupun yang kecil, pengalaman penerapan alat
dan pertanian
Apabila pada mulanya berkembang di
besar, kemudian kira-kira pada
tahun 1960-an Proyek
Mekatani di Jabung. yang
mencoba melakukan kegiatan
pertanian secara mekanis.
disayangkan proyek ini tidak dapat berlangsung lama karena
alat dan pertanian yang
rusak dapat diperbaiki (tidak
ada suku cadang), dan
nya pengetahuan serta pengalaman
kita di bidang pertanian
pendapat pada
masa itu penerapan mekanisasi
pertanian lebih bersifat
Vol. 13, No. April 1999 Pada
Pertanian, Mehanisasi
sebagai yang
dapat pengangguran.
Untuh persepsi yang
negatif, penerapan Mekanisasi Perta- nian dilakukan secara selektif, dan
dipergunakan Mekanisasi
penerapan
de- ngan tenaga kerja manusia maupun
Sekarang, dibanyak
dirasakan diterapkan- nya mekanisasi pertanian, karena berkurangnya tidak tersedi- anya tenaga kerja maupun tenaga kerja terutarna untuk pada periode-perio- de puncak kebutuhan tenaga.
itu, penerapan mekanisasi pertanian juga diperlukan untuk meningkatkan pertanian jumlah dan Untuk diperlukan alat, waktu penerapan yang tepat.
itu, sampai diperguriakan istilah Mekanisasi Tepat Guna (Appropriate Mechani-zation).
Perkembangan penerapan alat
dan pertanian oleh
perkembangan dealer dan
pertanian, baik sebagai mandiri
dengan perusahaan asing.
Data perkembangan dan
alat dan di
Indonesia pada PELITA
V yang disusun oleh Bambang Pramudya ( 1 996) diberikan bersamaan dengan perkembangan penerapan
Teknik Pertanian, pula
dan kegiatan
di Tehnik
30 me- ninghat dengan pesat jumlah,
dan
itu, penerapan Teknik Pertanian dan
dapat kan secara optimal,
menciptakan kegiatan pertanian yang yaitu yang efisien.
dan berproduksi tinggi
daya saing yang FAKTOR KONDISI
UNTUK PENERAPAN
Beberapa faktor dan kondisi yang dapat
penerapan Teknik Pertanian secara optimal dapat dikaji sebagai
Pemilikan dan Modal
kedua petani
kita secara perorangan keadaan
yang kondisi
ini, alat
pertanian dapat dikatakan alat
oleh petani dapat dilakukan dengan sewa. Apabila ini
kukan. sewa alat
dan pertanian tidak dnpat petani. Apabila petani
alat
secara ber- secara kelompok.
alat dapat mencapai
tingkat sedang
hredit, apabila
dalam bentuh hoperasi. Yang
di sini
dan pertanian tersebut. atau jadwal
penggunaan dapat
produksi perta- seterusnya
atau pendapatan akan masing-masing petani, sedang perbedaan
dan modal dapat
kerawanan penelolaan.
mengatasi ini, dicari
kondisi yang dapat
dari kerawanan tersebut.
suatu pengelolaan
bersama", yang
suatu areal secara pula.
Tingkat Pendidikan
Rata-rata tingkat pendidikan
petani kita tetapi
reka
bertani yang tinggi. Tingkat dikan dan
pengaruhi
dan serta
di bidang teknik pertanian.
yang kurang
dusif penerapan teknik nian, apabila para
secara perorangan atau individual.
suatu areal anggota yang lebih
dapat yang
lain di areal tersebut, sedang
dari dinas-dinas
Pemerintah yang lain
lebih lebih clan
lebih
secara perorangan. Praktek Irigasi
Praktek irigasi kita
praktek irigasi dari petak ke petak.
yaitu petak air dari
irigasi, air
dari petak
petak lain. petak-petak seorang petani, praktek irigasi tidak
Akan tetapi apabila petak-petak petani-petani batkan petani kurang variasi
didapatkan bahwa dengan kondisi air tidak mencukupi
tersebut. tetapi,
timbul pada
Vol. 13, No. April 1999 padi dan petani yang mana
bertanam padi.
Metoda optimasi demikian dapat pula penda-
dengan hata lain diperluhan pengelolaan bersama"
areal bersama
ini akibat negatif
dari praktek irigasi dari petak ke petak.
kajian beberapa faktor
kondisi diatas bahwa
pengelolaan areal secara
terpadu kondisi
yang kondusif bagi penerapan Teknik secara optimal.
karena disini
kawasan areal yang dan diusahakan secara terpadu gai optirnasi penerapan teknik pertanian. Kawasan ini akan disebut sebagai SATUAN AREAL
(SAKSI).
SATUAN AREAL PRODUKSI (SAKSI)
SAKSI. Kawasan sebagai
areal tersier air irigasi secara mandiri.
Petani pemilik SAKSl didaftar sebagai
SAKSI masing-masing petani "share" yang dimilikinya. setiap
dan didaftar sebagai
tenaga kerja SAKSI
tersebut.
kerja dapat terdiri dari tenaga kerja lepas yang
terdaftar, dari
petani lahan di SAKSI tersebut. kerja dapat
tenaga yang terdaftar. tenaga yang terdaftar dipergunakan sebagai
tungan neraca
tenaga di SAKSI tersebut.
tenaga kerja dan
dibandingkan dengan tenaga kerja yang
proses setiap
dan periode kegiatan pertanian yang direncanakan. Kekurangan tenaga kerja dapat dengan
dan pertanian. bnik untuk kegiatan
untuk kegiatan
Luas dan jenis yang Satuan Areal (SAKSI) akan dapat dirancang adalah areal pertanian yang disesuaikan dengan program
berdasar kesatuan unit rintah, ketersediaan air, prediksi irigasi, yang secara bersama, pasar produk pertanian
mandiri, optimasi lain yang diinginkan.
Teknik Pertanian akan dapat (misalnya
dianalisis dan "linear dapat
sebaik-baiknya. optimasi dan
Satu kawasan tersier (luas antara nasi yang diusahakan 90-200 Ha) dapat diambil sebagai memperoleh atau penda-
Beberapa positip lain yang dapat dengan penerapan SAKSI adalah:
Herdasar dalam
beras dapat menentukan
padi dari SAKSI untuk setiap Dengan demikian padi tidak dilakukan terhadap setiap petani
tetapi terhadap SAKSI. 2. Penanganan kegiatan
dapat lebih baik karena dilakukan secara terpadu SAKSI, yang dalam dapat dila- kukan dengan cara,
yang baik. Jumlah dan jenis
dapat dirancang dan disesuaikan dengan jenis produksi yang diperki-rakan
kan. Dengan demikian
an produk (loss) dapat diperkecil, efektivitas dan
naan dapat
kan, sehingga
produk dapat dimaksimalkan. 3 . Iuran air dapat lebih adil
lebih dihitung karena didasarkan pada jumlah air yang diterima dan di saluran
tersier. iuran juga
lebih karena tidak dila- kukan terhadap setiap individu petani. tetapi secara keseluruhan di dalam SAKSI.
4. baik dan lebih
karena dalam
satu pengelolaan.
5 . Distribusi saprodi dan sarana lain lebih
karena diberikan kepada SAKSI secara kesatuan, dan di dalam SAKSI dapat dilakukan oleh anggota dan pekerja SAKSI.
6. Daya saing dan petani dapat harena petani bertindak secara
tetapi secara kesatuan di dalam SAKSI.
7. Dengan alasan yang diatas, masalah kredit akan
untuk diselesaikan. 8. Hubungan dengan
sen alat dan pertanian akan dealer atau bengkelnya dapat kan di SAKSI. 9. Dan sebagainya.
positip yang diatas, hendala terbesar terciptanya
kerelaan, kepercayaan kesediaan para petani bergabung dan bersatu satu pengelolaan usaha.
kerelaan, kepercayaan kesediaan petani bergabung, SAKSl tidak terbentuk. Apabila ini terjadi, optimasi penerapan teknik pertanian akan sukar tercapai.
Apabila SAKSI dapat yang perlu ditangani dengan sama adalah Pengelola SAKSI. Pengelola harus dapat bertindak ra dan terpercaya.
ini para Sarjana Teknik Pertanian dan Staf
tanian dapat diharapkan bantuannya. Optimasi penerapan Teknik tanian akan dapat lebih
apabila SAKSI dapat
konsolidasi Dengan konsolidasi ini
pertanian dapat dilakukan dengan lebih Akan tetapi,
13, No. April 1999
PENUTUP DAFTAR BACAAN
Dalarn kondisi dan
yang Teknik Pertanian
dapat turut berkiprah dan dapat
diterapkan rangka
pengembangan dan pertanian, untuk
pertanian yang tinggi dalam dan mutu, daya
yang Dalam dan
yang kondusif penerapan itu dapat dilakukan secara optimal.
ini dapat dikaji dan lebih dan dapat bermanfaat bagi
perkembangan dan pembangunan pertanian kita.
1996, pengembangan dan
I Fakultas Pertanian,
Azron, 1996, penerapan teknik untuk
pertanian,
dan 35-27
Juni 1996, Jakarta Rencana Strategis Jurusan
Pertanian, FATETA-I PB, Mekanisasi Pertanian IPB, September 1993.
1 . Perkembangan dan produksi dan pertanian di Indonesia pada PELITA