SABAR DALAM AL-QURAN
A A A
(ANALISIS PERBANDINGAN FI ZIDLAL AL-QUR' AN DAN
TAFSIR AL-AZHAR)
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islan1 (S.Th.I)
•
Oleh:Agus Suprianto . NIM. 103034027908
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN 1rILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAYATULLAJEI
·JAKARTA
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuludin clan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Serjana Theologi Islam
Oleh Agus Suprianto Nim. 103034027908
Dr. Ahzami iun Jaznli MA NlP. 150311252
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAI(ULTAS USI-IULUDDIN DAN FJ[LSAFAT
UNIVERSIT AS ISLAM
negャセri@SY ARIF HIDA YATULLAI:I
JAKARTA
1429 H/2008 M
Jakarta pada tanggal 27 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana progran1 Strata I (SI) pada Jurusan Tafsir Hadis.
Jakarta, 27 Maret 2008
Ketua Merangkap Anggota
Drs. Bustamin, MBA. NIP. 150 289 320
-:;g;An,gom
j。オィ。イセ[A@
Jamilah. MSi. Nirl5o 282 401Anggota
セ@
Dr UfRahman MA. Drs. Rifqi. Mukhtar, MA.
NIP. 150 254 101 NIP. 150 282 120
I Tidak dilambangkan
y b Be
c:.. t Te
CJ ts Te danes
1' j Je
1:
h
H dengan g;aris bawaht
kh Kadanhaセ@ d De
;, dz Dedanzat
.) r er
j z zet
(.)' s es
• sv Esdanve
(.)'
'-"" s Es dengan garis bawah
u"' d De dengan garis bawah
..b
!
Te dengan garis bawah.l; z Zet dengan garis bawah
r
'
Koma terbalik di atas hadap kanant
gh Ge danha._; f Ef
,j q Ki
.;.\ k Ka
J
I Elf Ill Em
0 n En
_, w We
•
h Ha0 Apostrof
<i y ye
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa arab di
lambangkan dengan dengan harkat dan hurnf, yaitu:
Tanda vokal arab Tada vokal latin Keterangan
\.j
a
A dengan toEi di atelah ada di dalam hati penulis, berkat kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan
manusia Muhammad Saw. semoga kita semua dapat mcneladani beliau hingga
akhir masa. Amfn ...
Rasa terima kasih yang tak terhiugga juga kepada kedua orang tuaku
Bapak Resik dan Thu Turhayati yang selalu mendidikku agar menjadi manusia
yang beriman, berguna dan bem1anfaat bagi semua dan juga yang selalu
memberikan motivasi dan tak henti-hentinya memberikan pengorbanan materi
maupun non materi. Sekali Jagi terima kasih kepada Bapak dan Ibuku, rasanya
sulit bagiku untuk membalas semua jasa dan pengorbananmu. Semoga Allah yang
Maha Kuasa akan selalu memberikan kekuatan kepadamu agar dapat selalu
mendidik anak-anakmu dan semoga kesehatan selalu mengjringimu. Amin ...
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Theologi Islam (S.111.I). tentunya berbagai.
pihak telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini Jebih optimal. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besamya kepada:
1. Dr. Amin Nurdin, M.A., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
ini.
5. Drs A. Rifqi Muchtar, M.A, Sebagai Penasahat akademik yang telah
banyak membantu juga dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat beserta seluruh civitas
akademika, yang telah memberikan sumbangsih wawasan keilmuan
dan bimbingan selama penulis berada dalam masa perkuliahan.
7. Tak Jupa kepada sahabat seperjuangan yang tak henti-henti selalu
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yaitu: Erwan, Zaeni, Tajudin, Fahri, Rudin.
Sukses selalu buat mereka. Dan juga semua teman-teman jurusan
Tafsif Hadis angkatan 2003 yang selalu memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Nummg, Mukri, Nurjaman,
Tatang, Abdulah Alawi, Robi, Suheri, Saipul, Hadi, Ana, Laifa,
Aminah, Agustin, Yayah, Mikoyah, Evi, Retno, Rohmah dan juga
kawan-kawan diperumal1an Pondok Sukmajaya Permai Bobi, Bogel,
Papang, Kadir, Sakau, Dudi, Salim, Walah, Balu, Doni, Supardi, Putuy
Edoy, Didik, Hafil dan teman teman yang Jain yang tak bisa
Depok, 20 Maret 2008
PEDOMAN TRANSLITERASI •.•..•...•..••...•.•...•..••.•.••..•..•.•.•...••.•..•...•..••..•...•• i
KATA PENGANTAR •.••..•••..•....•.•.••.••.•...•••.•..•...•..•..•.••••.•..•...•.•...•..•.•...••..••• iii
DAFT AR ISI
···••••H••••···
vBAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masai ah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 5
D. TujuanPenulisan ... 6
E. Tinjauan Pustaka ... 7
F. Sistematis Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN Ff ?:..ILAL AL-QURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR ...• 9
A. Tafsir Fi ?:..ilal al-Quran ... 9
1. Sejarah Hidup Penulis ... 9
2. Sejarah Penulisan Tafsir Fi Z.ilal al-Quran ... 13
3. Metode Penafsiran ... 15
B. Tafsir al-Azhar ... 17
I. Sejarah Hidup Penulis ... 17
2. Sejarah Penulisan Tafsir Al-Azhar ... 24
3. Metode Penafsiran Al-Azhar ... .26
BAB III SEKILAS TENTANG SABAR .•...•...•...•...•...•...•..•... 29
A. Pengertian Sabar ... 29
TENT ANG SABAR ... 49
A. Sabar dalam Menghadapi Musibah dan Cobaan ... .49
B. Sabar dalam Melakukan Ibadah ... 54
C. Sabar dalam Menahan Diri dari Tidak Melalrnkan Maksiat ... 63
D. Analisis Perbandingan Penafsiran Sayy:d Qu!b dan Hamka ... 70
1. Persamaan ... 70
2. Perbedaan ... 72
BAB V PENUTUP ... - •••...•.. 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran-saran ... 77
Sebagaimana diketahni bahwa al-Quran memperkenalkan dirinya dengan
berbagai macam ciri dan sifaf. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan
kitab yang keotentikkannya dijamin oleh Allah dan ia merupakan kitab yang
senantiasa terpelihara. 1 Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (QS.AI-Hijr/15:9)
Tiada bacaan yang melebihl al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan
redaksi dan pemeliharaan kosa katanya, tetapi juga kandungan yang tersurat dan
tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkan. Semua dituangkan ke
dalam jutaan jilid buku dari generasi ke generasi. Kemudian apa yang dituangkan
dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
dan kecenderungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. al-Quran
layaknya sebuah pemata yang memancar cahaya yang berbeda-beda sesuai dangan
sudut pandang masing-masing. 2
Tiada bacaan seperti al-Quran yang diatur tata cara membacanya, mana
yang dipendekan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana
'M. Quraish Shihab, Membumikan A/-Quran, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
tempat yang terlarang atau boleh atau harus memulai clan berhenti, bahkan diatur
lagu clan iramanya, kepada etika membacanya. Salah satu tema yang terdapat di
dalam al-Quran Adalah masalah sabar. Pembicaraan mengenai sabar ini muncul
dalam beberapa surat dan tersebar luas kurang lebih 100 ayat. 3
Dalam menjalani kehidupan, manusia akan mengalami kesulitan clan
kekerasan hidup, yang akan dapat menenggelarnkannya kedalam kekeruhan,
kekecewaan dan frustasi, sebagai hamba Allah, manusia tidak terlepas dari segala
ujian, baik musibah yang berhubungan dengan diri sendiri, maupun rnusibah dan
bencana yang menimpa pada sekelompok manusia, maupun bangsa. Terlepas dari
segala kesulitan dan kesempitan yang bertubi-tubi itu, maka diperlukan suatu sifat
yang dapat memelihara seorang muslim dari kejatuhannya, agar seorang muslim
tidak putus asa, salah satunya dengan sabar. 4
Sabar adalah suatu bagian dari akhlak utanm yang dibutuhkan seorang
muslim dalam masalah dunia dan agama. Allah swt berfinnan:
セ@
•• "- 1T,,
:&r-:
1
""o ., .. _,r- , "
rL
i
:
...;.:.Ti
セM
1- ,
..rr'
Zセォ@
PGセ@
t:
0, _..,.,...,,.,.., jセ@ ,: y-., .Y-4 • <)':!:;-\! セ@-"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-onmg yang sabar". (al-Baqarah/2-153)
Jadi ketika usaha yang sudah dilakukan sedemikian sulit maka
kadang-kadang jiwa menjadi lemah, karena itulah, dalam kondisi seperti ini Sabar amat di
butuhkan. Sebab sabar adalah penolong yang tiada hilang dan bekal yang tidak
akan habis. Shalat juga merupakan penolong yang akan selalu memperbaharui
3 Lihat Muhammad Fuad 'Abd al-Baqi, Al-Mu 'jam Al-Miifahras Li aャヲ。セ@ a/-Qurdn
kekuatan dan bekal yang selalu memperbaiki kita. Dengan shalat ini, kesabaran
akan tetap ada dan tidak akan terputus, justru shalat akan mempertebal kesabaran,
sehingga akhimya kaum muslim akan ridha, tenang, tegas dan yakin.5
Jika diperhatikan fenomena zaman sekarang ini bm1yak sekali orang yang
tidak memperhatikan sifat sabar dalam kehidupan sehari-harinya. Segala sesuatu
hanya didasarkan pada keinginan hawa nafsu semata sehingga tidak
memperhatikan lagi apakali perbuatan itu baik atau buruk. Misalnya di saat
mm1usia dihadapkan oleh kebutuhan yang tiada pemali te1penuhi, ketika manusia
dihadapkan oleh kebutuhan yang banyak bentukuya, ketika mereka berat dalam
berjuang untuk beristiqomali di jalan-Nya dikarenakan dorongan saliwat, dan
munculnya kesenangan-kesenangan dunia, juga ketika menghadapi kesulitan
dalam menjalani pe1jalanan hidup yang singkat ini kebanyakan di antara mereka
tidak menggunakan kesabarab sebagai senjata mereka, justru malali menggunakan
hawa nafsu sehingga banyak di antara mereka yang rnerampas hak orang lain,
mencuri, stres atau gila ballkan yang lebih para lagi tidak banyak di antara mereka
yang mengahiri hidupnya dengan bunuli diri yang dikarenakan ketidak kuasaan
manusia untuk mencapai apa yang diinginkan.
Tetapi jika seseorang memiliki sifat sabar, hidup kesehariamiya selalu diisi
dengan bertawakkal6 kepada Allali yaitu selalu berseral1 diri kepada-Nya dan
diiringi dengan usaha clan ikhtiar mengharapkan pertolongim dari Allali. Usalia da
ikhtiar di sini tidaklali mengeluarkan diri dari tawakkal. Berjuang mencari
5 Sayyid Qu{b Fi Z.i/dl al-Qurdn, (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Jilid
I. Penerjemah.
penghidupan untuk mengisi kebutuhan hidup pagi dan petang tidaklah menafikan
tawakkal, karena hidup ini perjuangan. 7
Berangkat dari persoalan di atas, maka sabar ada hubungannya dengan
pengendalian diri. Pengendalian sikap dan emosi. Apabila seseorang telah mampu
mengontrol dan mengendalikan nafsunya. Maka sifat sabar akan tercipta Oleh
karena itu, al-Ghazali dalam Jhya Ulum al-Din mengatakan bahwa sabar dan
tawakal itu merupakan kondisi jiwa yang timbul karena dorongan keimanan.
Pada skripsi ini, penulis ing:n mengambil parbandingan dengan memilih
tafsir Al-Ahzar karnya Harnka serta tafsir Ff Ziliil al-Quriin karya Sayyid Qu!b.
Karena penulis memandang bahwa Harnka tidak haya dikenal sebagai seorang
ulama dalam bidang ilmu agama Islam tetapi juga dikenal sebagai seorang
politikus, budayawan, ilmuwan Islam, mubalgh bahkan menjadi seorang
sastrawan kenanman yang muncul pada abad ke-20 di Indonesia. 8 Selain itu dia
juga banyak menulis di majalah-majalah dan juga banyak menulis buku dalam
berbagai judul. Begitu juga dengan Sayyid Qu!b seorang mufasir yang gigih
memperjuangkan manhaj Islam yang berorientasi pada lbudaya, politik, sosial,
pendidikan, filsafat ataupun agama. Karena banyaknya kemampuan yang banyak
dimiliki oleh Harnka dan Sayyid Qu!b dan seringnya melakukan kritikan-kritikan
yang tajam terhadap pemerintah maka mereka berdua di jebloskan kedalam
penjara. Dengan latar belakang yang hampir sanm yang dimiliki mereka berdua
maka penulis ingin mengetahui bagaimana mereka menafsirkan ayat-ayat sabar
Dalam konteks penafsiran ayat-ayat sabar, Hamka dan Sayyid Qu!b pernab
mengatakan babwa sabar ini merupakan bekal yang harus dimiliki dalam
menghadapi kesulitan dan penderitaan. Untuk itulal1, penulis tertarik
mengungkapkan permasalaban ini dalam skripsi yang beijudul Sabar dalam
Al-Quran (Analisis Perbandingan Ff セゥャゥゥャ@ al-Qurfin dan Tafsir Al-Azhar)
B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah
Pada skripsi ini akan dibatasi pada masalab penjelasan penafsiran
ayat-ayat tentang sabar menurnt Sayyid Qu!b dan Hamka. Karena menurut penulis,
Sayyid Qu!b dan Hamka hampir memiliki latar belakang yang sama dan memiliki
pengalaman dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan dengan sabar.
Agar masala11-masalab di atas lebih jelas dan sistematis maka pada skripsi
ini, penulis akan merumuskan pembabasan tentang ayat-ayat sabar menurut
Sayyid Quthb dan Hanika serta membandingkarmya,
Bagaimana penafsiran ayat-ayat al-Quran mengenai sabar menurut Sayyid
Qutub dan Hanika?
C. Metodologi Pcnclitian
Penulisan skripsi ini sepenuhnya menggunakan metode penelitian
kepustakaan (library research), yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai
literatur yang relevan dengan pokok masalab sabar yang penulis jadikan sumber
penulisan, kemudian sumber-sumber tersebut dibagi dua: sumber primer dan
sekunder. Adapun sumber primer yang penulis ambil dalam tulisan ini adalab:
I. Ff Z.ilal al-Quran karya Sayyid Qu!b yang telab dit•erjemabkan oleh As' ad
2. Tafsir Al-Azhar karya Hamka.
Kemudian yang menjadi sumber sekunder adalah kamus, ensiklopedi,
majalah, artikel dan buku-buku lainnya.
Sedangkan metode pembahasan yang digunakan dalam skripsi ini adalah
metode deskripsi analitis dan komparatif. Deskripsi analitis adalah
mendeskripsikan data-data yang telah ada baik primer maupun sekunder, lalu
menganalisanya sehingga menghasilkan kesimpulan.
Sedangkan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan dua pendapat
tersebut, sehingga penulis dapat mengetahui persamaan dan perbedaannya.
Perbandingan yang akan dilakukan penulis mencakup metode dan corak serta
menafsirka keduanya tentang sabar. Dengan demikian, sifat-sifat hakiki dalam
objek penulinsan ini menjadi jelas.
Sedangkan penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta tahw12007 cetakan ke-2
D. Tujuan Peuulisau
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mendalami pemahaman penafsiran Sayyid Qu!b dan Hamka tentang
sabar.
2. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akademisi yang
merupakan syarat dan kewajiban bagi setiap mahasiswa dalan1 rangka
menyelesaikan studi tingkat serjana program strata satu (S 1) di Universitas
Filsafat, Jurusan Tafsir Hadis dengan gelar Sarjana Theologi Islam
(S.Th.I)
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang lebih lanjut tentang permasalahan sabar telah
dilakukan oleh saudari Anisah, Konsep Sabar dan Tawakkal dalam Tasawef
al-Ghazali, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004) dalam skripsi ini
hanya membahas konsep sabar dan tawakal dalam tasawuf al-Ghazali, tanpa
mengkomparasikannya dengan penafsir lain.
F. Sistematika Penulisan
Merujuk pada apa yang ditulis diatas dan metode yang digunakan. Untuk
memudahkan penulisan skripsi ini maka pembahasan ini di badi menjadi lima
bab:
Bab pertama berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, metodelogi penelitian dan teknik penulisan, tujuan penulisan
dan sistimatika penulisan.
Bab kedua membal1as tentang Ff Z.iliil al-Quriin dan Taftfr Al-Azhar yang
terdiri dari riwayat singkat hidup mereka, penulisan tafsir dan metode yang
digunakan masing-masing mufasir
Bab tiga membahas sekilas tentang pengertian sabar, urgensi sabar, cara
al-Quran memotifasi untuk selalu bersabar, ciri-ciri orang sabar.
Bab keempat perbandingan pemahaman Sayyid Qutb dan Hamka tentang
musibah dan cobaan, kedua sabar dalam melakukan ibadah, ketiga sabar dalam
menahan diri untuk tidak melakukan maksiat.
Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan yang diambil
berdasarkan perumusan masalah dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan
BABII
TINJAUAN Fi セOlal@ AL-QURAN DAN TAFSfR AL-AZHAR
A. Fi セゥOヲゥャ@ Al-Qurfi11
1. Riwayat Hidup Sayyid Qu!b
Nama lengkapnya adalah Sayyid Qu!b Ibrahim Hussayn Syadzili (selanjutnya
disingkat Qu!b ), lahir pada tanggal 9 Oktober 1906 M di salah satu wilayah
propinsi Asyuth di dataran tinggi Mesir. 1 Ia adalah anak sulung dari Iima
bersaudara dengan seorang saudara lak:i-laki dan tiga orang saudara perempuan.2
Dalam dirinya mengalir darah India dari kakeknya yang kelima al-faqir
Abdulah. Ayalmya al-Hajj Qu!b Ibrahim adalah seorang mukmin yang bertakwa,
ia begitu semangat dalam menjalankan nilai-nilai Agama.3 Ayalmyajuga seorang
anggota al-Hizb al-Wathan (partai nasioalis) pimpnan Musthafa Kami!. Ia juga
seorang tokoh desa yang sangat dermawan dan bijaksana. Sedangkan ibunya,
bernama Fatimah. Ia adalah seorang wanita yang taat be1ragama, sehingga selalu
memperhatikan pendidikan Quthb dengan penuh rasa kasih sayang dan
menanamkan hasrat dan cita-cita serta menggoreskan rasa cinta kepada ilmu
pengetahuan dalam jiwanya. Sayyid Qu!b wafat pada hari Ahad sore 28 Agustus
1966 M bertepatan dengan 12 Jumadil Tsani 1384 H lewat hukuman mati yang
dijatuhkan pemerintah Mesir yang ketika itu dipimpin oleh Presiden Naseer.4
1 Shalah al-fath al-Khalidi,
Pengantar Memahami Taf,ir fl Fi Z.ildl a/-Qurdn, terj.
Salafudin Adi Sayid, (Solo: Intennedia,200 I M), h. 23
2 Jhon Esposito (ed), Ensiklopedi Oxford;
Dunia Islam Modern, ( Bandung: Mizan,
2001), cet ke-1,jilid IV, h. 69
Pendidikan Sayyid Qu!b dimulai pada usia enam tahun dengan mempelajari
al-Quran di Kuttab (sekolah agama) desa dan disebutkan bahwa ia telah
menghafal seluruh isi al-Quran ketika bemsia sepuluh tahun. Selanjutnya ia
segera pindah ke sekolah pemerintah dan lulus pada taltun 1930 M. barn pada
tahun 1930 M Sayyid Qu!b diterima sebagai mahasiswa formal di Insitut Dar
el-Ulum dan lulus pada tahun 1933 M, dengan meraih gelar Le dalam bidang bahasa
dan sastra, gelar di atas sarjana muda dalam bidang pendidikan.
Setelah Iulus kuliah, ia diangkat sebagai dosen di Dair el-Ulum. Selain itu, ia
juga mengisi waktunya dengan berkerja di Departemen jpendidikan. Pada tahun
1948 M, beliau dikirim oleh kementerian tempat berkeaja untuk mengadakan
praktek kerja lapangan di Amerika dan mengkaji pendidikm1 barat. Di Amerika, ia
belajar di Wilso'n Teacher College (kini bernama Universitas Colombia), di
Universitas Northen Colorado dan di Universitas Stanford.5 Tiga tahun di
Amerika adalah momen yang menentukan bagiSayyid Qu!b, yang mana ia
melewati fase perubal1a11 diri dari minat nya dibidm1g sastra dan pendidikan
menjadi komitmen yang kuat terhadap agmna.
Menumt pendapat Abu Hasan al- Nadwi, sebagaimana di kutip al-Khalidi
kehidupan Sayyid Quthb terbagi dalam lima tahap yaitu:
a. Tun1buh dalan1 tradisi Islam di rumah dan desanya.
b. Beliau pindah ke Kairo, sehingga terputuslah hubungan antara dirinya
dengm1 pertwnbuharmya yang pertama, lalu wawasan keagamaan dan
c. Tahapan di mana beliau mengalami kebimbangan mengenai hakikat
keagamaan disebabkan bertambahnya wawasan. saat ia menimba ilmu di
Dar al-Ulum.
d. Tahapan di saat beliau menelaah al-Quran karena dorongan-dorongan yang
bersifat sastra setelah beliau menyelesaikan studinya. 6
e. ketika Sayyid Qu!b memperoleh pengarnh yang kuat dari al-Quran.7 Hal ini
dialaminya sejak ia kembali dari Amerika hingga ia dipenjara akibat
aktifitasnya di lkhwdnul Muslimfn. 8
Sayyid Qu!b menulis buku dalam beberapa judul, baik ウ。ウエイセ@ sosial,
pendidikan, politik, filsafat ataupun agama. Karya-karyanya telah terkenal luas di
dunia Arab dan Islam. Jumlah karangan sendiri sudah mencapai sekitar 24 buku
dan dalam 30 juz adalah salah satu karya terbesamya.9 Buku-buku tersebut diatas
dapat diklasfikasikan sebagai berikut:
Buku-buku bertema sastra, meliputi:
a. Muhaimian al-Sya 'ir al-hayydn (1932)
b. Al-Ta£.Wfr al-fannifi al-Qurdn (1932)
c. Masyiihid al-qiyfunah Fi al- Qurdn (1945)
d. Al-Naqd al-Adabf: Ushuluh wa Mandhijuhu (t.th)
6
Hal ini terlihat dari karyanya, yaitu al-Taswir a-lfanny fi Quriin dan Masyahid
al-Qiyamahf, al-Quriin, lihat-al Khalidi, h. 39
Buku-buku yang menonjol pada fase ini terlihat dalam karyanya: Marakah al-Islam
waal- Ra'samaliyah, al-Salam al-Alami wa al-Islam, dan Fi Z.ihil al-Qurdn pada juz-juz pertama
edisi pertama.
e. Naqd al-Kitab al- Mustadbal al-Tsoqafah
fl
al-Durtur Thiihii Husayn(1939)
Buku-buku bertema cerita, meliputi:
a.Tift Min Al-Qoryah (1945)
b. Al-Atyaf al-Arba 'an (1945)
c. Al-Madfnah al-Mansurfih (1946)
d. A.l)'Wiik (1948)
Buku-buku bertema 。ァ。ュセ@ antara Iain:
a. Al-Adatah al-ijtimfiiyyah
b. Ma 'rakah al-Islam Wa Ra 'samatiy{ih
c. Al-salam al-alamai wa al- Islam
d. Nadwamujtamain Islam
e. Fi Zhilat-al-Quran
f
Khais 。ャMt。セヲイ@ al-Islamg. Al Islam wa musykilah al-hadiirah
h. Dirasah Islamiyah
i. Hadza ad-din
j. Al-Mustaqbal li hadz{i al-din
k. Ma 'alimfl al-Tharfq
Selain dalam bentuk buku, dia juga banyak menulis artikel dan makalab yang
a. Dengan tema syair, misahlya: al-Syati'u al-wajhul, hilm al-fqjr,
Qafilah al-raqiq, nihayah al-Matha/, Hilm al-qadim, Intahaina,
min bawakir al-kifah dan lain-lain.
b. Dengan tema cerita, misahlya: Min al-A 'maq ila /skandariyah,
Tilmidzah, adzra, Khatiah, Umm dan lain-lain
c. Dalam bentuk makalali, semisal: Nahwa syabb, Ila Ahzar
al-Mishriyyah, Madaris Ii al-suhti, Difa' an al-fathilah.
Di samping itu, Sayyid Qu!b juga l'.1enulis sebuali studi alam dalam bentuk
makalali yang pada akhirnya beliau tarik kembali peredarannya. Dari ini semua,
tampak jelas baliwa karya-karya Sayyid QU!b mempunyai pengaruli yang besar di
dunia Islam khususnya dan masyarkat luas lainnya, terutama sekali buku-buku
yang bertemakan agama misal; Ma 'alimfi Thriq dan Fi Ziliil al-Quriin. Walaupun
Sayyid Qu!b telah lama meninggal, tetapi pengaruh dmi karya-karyanya tetap
hidup mengiringi kehidupan.
2. Sejarah Pennlisan Tafsir Fi セゥャゥゥャ@ al-Quriin
Fi 'Z_iliil al-Quriin adalali sebuali tafsir kontemporer yang populmitasnya
begitu luas di masyarakat Muslim. Pada awalnya Fi 'Z_illil al-Quriin adalali sebuali
nama rubrik di sebuali majalali bulanan di Mesir, yaitu Al-Muslimun yang terbit
untuk pertama kali pada bulan Desember 1951 M, dipelopori oleh Said Ramad.
bisa memuat para pemikir Muslim.10 Karena itu Said Rahmad meminta Sayyid
Qu!b untuk berpartisipasi di dalamnya dengan menyumbangkan tulisan
-tulisannya sebulan sekali, dengan tema-tema bersambung atau dibawah satu tajuk
yang tetap. Enam belas juz, Fi Z.iliil al-Quriin telah diterbitkan dalam periode
pertama antara tahun 1952 M hingga tahun 1954 M, kemudian Sayyid Qu!b
menyelesaikan dua juz berikutnya yaitu juz ke-17 dan ke-18 di dalam tahanan
rezim Nasser selama tiga bulan, dari Januari sampai Maret Tahun 1952 M.11
Sayyid Qu!b dalam Fi l,.iliil al-Quriin melakukan langkah baru yang cukup
jauh dalam menafsirkan al-Quran. Ia menggunakan pendekatan yang khas dan
metode yang unik dengan melampaui tafsir-tafsir sebelumnya.12
Ia memakai alam al-Quran yang luas dan sirah Rasul serta kehidupan para
sahabat sebagai materi dasar menafsirkan al-Quran. Dengan demikian, ia tidak
hanya mengkategorikan Fi l,.iliil al-Quriin sebagai tafsir saja, tetapi mencakup
kepada sistem pendidikan, buku dakwah, petunjuk 'amaliyah yang tertulis untuk
kepribadian Islam dan kehidupan Islam. Perbedaan ini yang menjadi
keistimewaan Fi l,.iliil al-Quriin dibanding tafsir-tafsir lainnya. Keistimewaan
yang lain adalah tidak dikedepankannya petunjuk ilmiah mengenai ilmu-ilmu
al-Quran atau ilmu-ilmu tafsir juga ilmu-ilmu kultur Islam seperti fikih, ushul serta
perdebatan paham dan kalam. Walaupun model tafsir ini pemah dirintis oleh
10 Dikutip dari Disertasi Afif Muhammad UIN Syarif hidayatillah Jakarta, tahun 1996,
studi tentang corak pemikiran teologis Sayyid Quthb, h. 85
" Salah Abdul Falah al-Khalidi, Sayyid Qu[b Min al-Mi/ad Ila al-lstishad, (Damsiq: Dar
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridba dalam al-Man<irnya, tetapi
pengaplikasiannya belum sempurna yang diusahakan Sayyid Qu!b.
3. Metode dan Corak Penafsiran Fi Z.ilfil al-Qurfin
Yang dimaksud dengan sumber penafsiran adalah hal-hal atau materi yang
dipergunakan untuk menjelaskan makna dan kan dungan ayat. Dalam hal ini,
Nasaruddin Baidan menulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penqfeiran
al-Quran, bahwa yang demikian ini disebut dengan bentuk penafsiran. Dia
membagi bentuk penafsiran menjadi dua macam. Yang pertama disebut al-Tafeir
bi al-Ma 'tsur, yaitu yang penjelasannya diambil dari riwayat-riwayat, baik yang
berasal dari al-Quran, Sunnah Nabi saw., pendapat sahabat, maupun dari tabi'in.
dan yang kedua dinamakan tqfeir bi al-Ra 'yi yaitu yang penjelasannya diambil
dari ijtihad atau pendapat penulisannya, yang tentunya didukung oleh berbagai
sumber.
Mengenai sumber penafsiran Fi 'Z_il<il al-Qur<in ini, dapat dinyatakan
bahwa tafsir ini dapat dikelompokkan pada al-Tafeir bi al-Ma'tsur. Kesimpulan
ini diambil dari peryataan al-Khalidi, dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Memahami Tafeir Fi Z.il<il al-Qurdn di dalam buku tersebut tertulis. Adapun
perincian sumber referensi sebagai berikut:
a. Materi tafsir, Sayyid Qu!b banyak mengutip dari tafsir-tafsir bi al-ma 'tsur antara lain tafeir lbnu Katsir, Thabari, al-Baghawi dan lain-lain.
Allah yatajalla
fl
asha al-ilmi karya sejumlah ilmuan Amerika yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Dr. Daradasy Abdul Majid Sarhan; al-almii yad'u ila al-iman karya Sir James Gaintz dan Iain sebagainyad. Materi keilmuan Islam; beliau banyak merujuk buku-buku sendiri, karya saudara kandungnya Mul1anunad Quthb clan karya-karya Abu al-Mawdudi
e. Selain empat materi diatas, masih terdapat reforensi Iain yaitu: materi sirah, sejarah dan pengamalan pribadi seperti ketika beliau menjadi jama'ah Ikbwan al-Muslimin. Berkaca dari beragamnya referensi yang beliau jadikan sandaran, maka Sayyid Qu];b tergolong memiliki wawasan yang sangat Iuas yang be1isi bermacam orientasi dan beraneka corak dalam berbagai bidang studi dan tema kelslaman, baik Arab maupun umum.13
Adapun perpaduan dari segi metode penafsiran,, 14 bisa dilihat dari isi dan
rangkaian bagaimana beliau menafsirkan al-Quran. Dalam menafsirkan al-Quran,
secara sepintas beliau ュ・ョセァオョ。ォ。ョ@ metode tahlfli. Dengan demikian, dapat
dengan mudal1 dilihat dari cara penafsiran yang terdapat dalam karya ini, yaitu
dengan menjelaskan ayat demi ayat, surat demi surat sesuai dengan susunan
mushaf
Metode tahlili ini sangat dipilih oleh penulis, karena ia ingin mengungkap
semua isi al-Quran secara rinci agar petunjuk-petu1tjuik yang terkandung di
dalanmya dapat dijelaskan dan dipahami oleh para pembaca. Namun setelah
diteliti lebih lanjut, dalam rangkaian yang berurutan tersebut beliau
mengklasifikasikan ayat-ayat tersebut dalam beberapa kelompok dengan
J3 Al- Khalidi, Pengantar Memahami Fi ZJ/d/ a/-Qurdn, h.171-240
14
Metode penafsiran al-Quran, dengan meminjam teori al-Farmawi, dapat dikelompoka
kedalam empat macam, yaitu metode ijmali, tahlili, muqoran dan maudhu 'i. dalam pembahasan
mengambil sebuah tema sentral darinya. Hal ini, menandakan bahwa beliau
menggunakan metode mau!i_u 'i atau tematis dalam penafsirannya. 15
Sedangkan untuk melihat corak penafsiran mufasir, maka latar belakang
kondisi sosial dan latar belakang pendidikan pastilah tidak jauh melingkarinya.
Begitu pula dengan tafsir Fi Z,ildl al-Qurdn, dengan latar belakang sosial Mesir
yang sedemikian rupa saat itu, wawasan pendidikan Sayyid Qu!b yang luas
ditambah pengalaman pribadi beliau, maka ketiga situasi tersebut ikut mewarnai
corak dan isi tafsir ini. Corak seni dan sastra adalah awal dari pemikirannya dalam
menulis Fi Z,ildl al-Qurdn.16
Seiring dengan bertambalmya wawasanSayyid Qu:tb, ia mulai memasukan
unsur-unsur pemikiran yang inovatif seputar masalah-masalah sosial,
pembaharuan dan tantangan kehidupan. Corak penafsiran sastranya ia balut
dengan menerangkan nuansa agamis di dalanmya sebagai rasa pedulinya untuk
mengobati penyakit masyarakat dalam konsepsi Islam dan merealisasikan keadaan
Islam dalam masyarakat hingga akhirnya beliau masuk dalam tahanan dan
mendapati penderitaan yang sangat nyata. Dengan keadaan mendapat tekanan
yang sangat besar itu, motivasi Sayyid Qu!b malah bertambah untuk terus
menghadapi dan berinteraksi dalam al-Quran yang akhirnya melahirkan corak
baru dalam penafsirannya yaitu corak pergerakan. J>ergerakan merupakan
karakteristik akidah Islam. Akidah yang dimaksud adalah akidah yang
diaplikasikan dalam kehidupan Nabi dan para sahabatnya.
-B. Tafsir Al-Azhar
1. Riwayat Hidup Prof. Dr. HAMKA
HAMKA, singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ia dilahirkan
pada 16 Februari 1908 atau bertepatan dengan tanggal 14 Muharram 1326 H.
Maninjau Sumatra Barat.17 Tepatnya di daerah sungai Batang. Ayalmya, Syekh
Haji Abdul Karim Amrullah dikena1 dengan sebutan Haji Rasul atau biasa
dipanggil lnyik Deer.18 Ia adalah seorang ulama yang cukup terkemuka dan
pembaharu di daerah Minangkabau.19
Pada tahun 1914 M, Hamka dirnasukkan ke Madrasah Thawalib School
yang menggunakan sistem klasikal kurikulum dan materi cara lama. Lalu Harnka
dimasukkan kembali ke dalam sekolah Diniyah (petang hari) milik Zainuddin
Labia El Yunusi di Pasar Usaha Padang Panjang.
Pada masa kanak-kanaknya, Hamka diasuh kakaknya.20 Ia tinggal serumah
dengan kakaknya di rumah tua di lingkungan Danau Maninjau. Waktu kecil
Harnka hidup terlantar, tidak mendapatkan kasih sanyang orang tuanya. Pada
mulanya, Abdul Malik ditinggal Aya11 dan Ibunya ke Padang Panjang untuk ·
memenuhi permintaan masyarakat mengajar di sana. Keterasingan dari kasih
sayang orang tuanya menimbulkan kekecewaan yang sangat dalam. Lebih-lebih
17
Tim penulis IAfN syarif Hidayatullah, Ensik/opedi Islam Indonesia, (Jakarta:Penerbit
Djambatan, 1992), h. 294 18
M. Yunas Yusuf dkk, Ensiklopedi Muhamadiyah. (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2005), h. 134
ketika ayahnya selalu kawin cerai, yang saat itu dibenarkan oleh masyarakat
setempat. Kemiskinan hidup di antara anak-anak muda dikampungnya,
mendorong mereka untuk merantau. Abdul Malik kecil yang terlantar ini hatinya
mulai berontak, hidup sesuka hatinya dengan berpetualang kemana-mana untuk
meng hibur duka. Ia mencari kepnasan untuk menghibur hati, Abdul Malik tidak
memperhatikan cita-cita ayahnya. Karena setelah usia sepulnh tahun ia tidak
belajar di Mekkah.
Kepandaian dan keberhasilan Hamka dapat dilihat dari aktifitasnya dalam
berbagai organisasi yang diikutinya. Hamka juga mempunyai bakat dalam bidang
bahasa Arab yang membuat ia mampu membaca secara luas literatur Arab,
te1masuk terjemahan tulisan-tulisan Barat. Pada pagi hari, Hamka pergi ke
sekolah desa, petang hari kesekolah Diniyyah. Sedangkan jpada malam hari berada
di surau bersama tema teman sebayanya. 21
Keadaan ini membuat Hamka jenuh dan ditambah sikap ayahnya yang
keras dan otoriter. Ayah Han1ka memang terkenal dengan jiwa diktatomya. Pada
sinar matanya terbayang jiwa memerintah. Semua orang mengetahui bahwa beliau
adalah seorang yang keras kepala dan apa yang menjadi pendiriannya akan
dipertahankan dengan segenap pengetahuan dan pengalamannya.
Hamka merasa terkekang dan hilang kebebasannya sehingga menimbnlkan
sikap menyimpang. Selain itu, Hamka dikenal sebagai anak yang nakal. Untuk
sering dikunjunginya adalah perpustakaan yang dikelola oleh Zainuddin Labai.22
Di perpustakaan inilah, dirasakan sebagai tempat pelarian dari perasaan terkekang
dengan membaca buku. Banyak dari bul'U tersebut yang berisi tentang keadaan
Tanah Jawa.23
Karena minat dan sudah menjadi tradisi orang Sumatara Barat adalah
merantau,24 maka pada tahun 1924 M, dalam usia 16 tahun Harnka berkunjung ke
tanah Jawa, yaitu Yokyakarta. Harnka tinggal bersama kakaknya yang kebetulan
istri dari A.R Sultan Mansur.
Dan melalui pamannya Jafar Amrullah, Hamka mendapat kesempatan
kursus-kursus yang diselenggarakan oleh organisasi Muhamadiyah dan Syarikat
Islam.25
Harnka berkesempatan bertemu dengan Ki Ragus I-Iadikusumo. Dari
beliau, Hanurn medapat pelajaran tentang ceramah Islam dan sosialisme. KH.
Fakhrudin mengadakan kursus-kursus pergerakan di gedung Abdi Dharmo
Pakualaman. Yokyakarta dan Hamka mengikutinya.26 Pada bulan Juli, ia kembali
ke Padang Panjang. Sejak itulah ia berkiprah dalam organisasi Muhammadiyah.27
Pada bulan Februari 1927 M, ia berangkat ke Mekah untuk menunaikan
ibadah haji dan bermukin disana lebih kurang 6 bulan. Selama di Mekkah ia
bekerja disebuah percetakan dan kembali pada bulan Juli tahun 1927 M.
22 Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 2
23 Hamka, Fa/safah Hidup, h. 3
24
MD. Mansur, dkk, Sejarah Minang Kabau, (Jakarta: Bhratarn 1970), h .33
Tahun 1928 M, organisasi Muhammadiyah mengadakan Muktamar di
Solo dan Hamka menjadi peserta. Sejak saat itu, ia tidak pernah absen dalam
setiap Muktan1ar Muhanunadiyah. Selanjutnya pada tahun 1930 M, dia diutus
oleh Pengurus Cabang Padang Panjang untuk mendirikan Muhanunadiyah di
Bengkalis. Pada Muktamar Muhanunadiyah yang ke-32 tahun 1953 M, Hamka
terpilih menjadi pimpinan pusat Muhanunadiyah, dan tahun 1971 M, ia diangkat
sebagai penasehat pimpinan pusat Muhanunadiyah sampai akhir hayatuya.
Sejak tahu.1 1949 M, Hamka pindah ke Jakarta dan memulai karimya sebagai
Pagawai Negeri Golongan F di Kementerian Agama yang dipimpin oleh Wahid
Hasyim. Tugas beliau adalah memberikan kuliah pada perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri (PT AIN) di Y okyakarta, Universitas Islam Jakarta, Universitas
Muslim Indonesia dan Universitas Islan1 Sumatera Utara (UISU) di Medan.
Dalam bidang politik, Hamka mejadi anggota konstituante: hasil pemililian nmnm
pertama tahun 1955 M untuk mewakili Masyumi. Dalam sidang konstituante di
Bandung, ia meyampaikan pidato penolakan gagasan Presiden untuk menerapkan
Demokrasi Terpimpin. Setelah kontituante dibubarkan pada bulan Juli 1959 dan
Masyumi dibubarkan pada tahun 1960 M.
Hanika memusatkan kegiatarmya dalam dakwah · falamiyah dan menjadi
Imam masjid Agung Al- Azhar, Kebayoran Baru Jakarta.28 Pada tahun 1975 M,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri dan Hamka menjadi ketna nmum pertama
Hamka meninggalkan karya yang sangat banyak. Karyanya yang sudah
dibukukan tercatat 118 bnah, belum termasuk karangan-karangan panjang dan
pendek yang dimuat di media masa dan disampaikan dalam beberapa kesempatan
kuliah dan ceramah ilmiah. Tulisan-tulisan tersebut meliputi banyak bidang
kajian, seperti: politik, sejara11, budaya, akblak dan ilmu-ilmu keislaman.
Pada tahun 1928 M, ia mengarang buku romannya yang pertama dalam bahasa
Minangkabau yang berjudul Si Sabariyah, tahun 1929 M, bukunya yang lain
seperti, Agama dan Perempuan, Pembela Is/an:, Ringkasan Tarikh Ummat Islam
Kepentingan Tablik, Ayat-ayat Mi'raj. Pada tahun 1938 M, ia kembali
mengarang, Dibawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapa! Van Der Wijch29
dan buku Di dalam lembah Kehidupan yang dikarang pada tahtm l 940M. 30
Setelah pasca revolusi, keluar pula buku-bukunya yang sangat berani untuk
dimunculkan, seperti: Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minang Kabau
Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naska Renville, Muhammadiyyah
Melalui Tiga Zaman, Dari Lembaga Cita-cita, Aierdeka, dan Islam dan
Demokrasi.
29
• Tengge/amnya kapal van defwijck merupakan sebuah karya tersohor oleh Prof. Dr.
Hamka. Buku tersebut bercerita kisah cinta seorang pemuda kampung miskin yang mempunyai saudara bernama Zainuddin terhadap seorang gadis dari keluarga ternama bemama Hayati.cinta rnereka tidak mendapat restu dari keluarga Hayati. Pinangan zainudin ditolak. Hayati dijodohkan dengan pemuda pilihan keluarga bemama Aziz yang diyatakan lebih layak mendampingi Hayati. Cerita ini berkisah semangat juang Zainudin, bagaimana merana dan melaratnya hidup Zainudin ketika lamaranya ditolak oleh keluarga Hayati. Hamka menulis buku ini ketika ia masih berusia 31 tahun. Usia yang masih muda dimana khayalan dan sentimen masih memenuhi jiwanya. Dan dia dikeritik habis, karena ini adalah sebuah buku cinta, sedankan pada zaman itu, buku yang seperti ini tidak pernah diterbitkan. Tetapi setelah sepuluh tahun berlalu, masyarakat akan paham perlunya
Dari karya-karyanya, ada sebuah buku yang di.karang beliau khusus
mengenang Ayahnya denganjudul Ayahku, sedangkan pada tahun 1950 M, beliau
pindah ke Jakarta. Di Jakarta keluar buku-buku seperti: Kenang-kenagan Hidup,
Perkembangan Tasawuf Dari Abad Ice Abaa31, dan Riwayat perjalanan kenegara
islam seperti: Di Tepi Sungai Nil, Di Tepi Sungai Dqjlah, Mandi Cahanya di
Tanah Suci, Empat Bulan Di Amrrika.
Semakin lama semakin jelas saja corak karangannya, beliau cliakui oleh
khalayak sebagai pujangga dan filosof Islam. Dengan keahlian itu pada tahu11
1952 M, beliau diangkat oleh pemerintah menjadi anggota Badan Pertimbangan
Kebudayaan dari Kementerian P .P. dan K. dan menjadi guru besar pada peguruan
Tinggi Islam dan Universitas Islan1 di Makassar dan menjadi penasehat pada
Kementerian Agama.
Pada tahun 1955 M, keluar juga buku-bukunya seperti: Pelqjaran Agama
Islam, Pandangan Hidup Muslim, Sejarah Hidup Jamaluddin Al- Afghany, dan
sejarah Umat Islam'.
Pada tahun 1958 M, Hanlka mulai melakukan penafsiran al-Quran. Dan karya
beliau dalam bidang tafsir adala11 Tafsir al-Azhar.32 Penafsiran dari karya ini
31 Rusdi Hamka, Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka, h. 27
32 Taftir al-Azhar merupakan salah satu karya monumental Buya Hamka bidang ilmu
agama Islam. Karya ini, sebenamya sudah dirintis oleh buyak Harnka sejak I 956 M. sejak sekitar sepuluh tahun Buya Hamka dan keluarganya hijrah ke Jakarta, namun barn dapat diselesaikan pada talmn 1966 M sekemblinya dari tahanan politik pemerintah Soekamo, menurut pengakuan Hamka, keinginan menulis tafsir Al-Azhar ini berawal dari niat yan1g ikhlas untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang al-Quran. Bahkan al-Quran memberikan pelajaran yang lengkap dan universal tentang perinta alam semesta, namun masih sedikit orang yang bisa memahaminya.
Pada januari 1942, Buya hamka tidak dapat meneruskan pengajian dan penulisan Taftir Al-Azhar
awalnya dilakukan lewat kuliah subuh setelah shalat subuh berjama'ah di masjid
al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta.
Karena menghargai jasa-jasanya dalam penyiaran Islam dengan bahasa
Indonesia, maka pada tahun 1959 M, Majlis Tinggi Universitas Al Azhar Kairo
memberikan gelar Ustadziyah Fakhriah ( Doktor Honoris Cousa) kepada beliau,
sejak itu beliau berhak memakai gelar Dr. di depan namanya.
2. Sejarah Penulisan Tafsir al-Azhar
Tafsif al-Azhar adalah karya utama dan terbesar beliau diantara lebih dari 115
karyanya dalam bidang sastra, sejarah, tasawuf dan agama. Permulaan penafsiran
Al-Quran ini dilakukannya sejak tahun 1958 M. Hal ini dilakukan lewat kuliah
subuh jamaah masjid Azhar Kebayoran Baru Jakarta,. dimulai dari surat
al-Kahfi, juz XV.33
Sejak ta11un 1962 M, pelajaran Tafsir Al-Azhar yang tadinya kegiatan rutin
dalam kuliah subuh masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta, dimulai secara
bersambung dalam majalah gema Islam. Permulaan ini dimulai dari bulan Januari
1962 M- januari 1964 M, namun baru dapat dimuat hanya satu setengal1juz saja,
dari juz 18 sampai juz 19. Siang hari ketika diadakan pengajian mingguan di
Masjid tersebut tepatnya tanggal 12 Ramadhan 1383 H, bertepatan dengan 27
januari 1964 M, empat orang petugas kepolisian membawanya dengan tuduhan
telah mengadakan rapat gelap di Tangerang pada tahun 11 Oktober 1963. tuduhan
yang ditujukan padanya adalah tentang rencana-rencana untuk membunuh menteri
atas pemerintah yang sah. Meskipun Hamka membantah semuah tuduhan itu, ia tetap dijebloskan
Agama H. Saifuddin Zuhri serta akan mengadakan Coup d' Etat, dengan bantuan
tengku Abdul Rahman, putra perdana menteri Malaysia sebanyak 4 juta dolar.
Selain itu, dia juga dituduh karena mengbasut mahasiswa pada saat memberikan
mata kuliah di IAIN Ciputat agar meneruskan pemberontakan Kartosuwiryo
sekitar bulan Oktober 1963 M.
Tuduhan-tuduhan itu membuat beliau ditaban selama dua tabun empat bulan.
Namun demiakian, ia merasa kejadian yang ditimpanya membawa hikmah
baginya, meski berpisah dengan anak istri dan lingkungam1ya, yang pada akhimya
beliau mengatakan:
"Tuhan, Allah rupanya menghendaki agar masa terpisab dari anak dan
istri dua tahun, dan terpisah dari masyarakat, dapat saya gunakan menyelesaikan pekerjaan berat ini, menafsirkan Al-Quran al-Karim. Karena jika saya masih di luar, pekerjaan saya ini tidak akan selesai sampai mati. Masa dua tabun telah saya gunakan sebaik-baiknya. Maka dengan petunjuk dan hidayah Allah Yang Maha Kuasa beberapa hari sebelum saya dipindabkan ke dalam tabanan rumah, penafsiran Al-Quran 30 juz telah selesai dan semasa dalam tabanan rumah dua tabun Jebih saya gunaka11 pula buat mana yang
'4
masih kurang". 0
Pada tanggal 21 Januari setelah orde lama jatuh dan telah bangkit orde
baru, Haruka bebas dari tal1anan selama dua tahun, tabiman rumah dua bulan,
tahanan kota dua bulan.
Dalam masa tabanan itu, Haruka melakukan kegiatan. penafsirannya di
Rumah sakit Persahabatan Rawamangun Jakarta, Bungalaw Herlina dan rumah
tahanan Polisi Cimacan.
Penerbitan tafsir al-Azhar diterbitkan oleh penerbit Pembimbing Masa,
penerbitan dari juz 1 sampai juz ke 4. Juz 15 sampai juz 30 diterbitkan oleh
Pustaka Islam Surabaya dan juz 5 sampai juz 14 diterbi1kan oleh Yayasan Nurul
Islam
Jakarta.
Tafsir al-Azhar juz 1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 ,10 ,11 ,12 ,26 dan 30 tidak
terdapat catatan tempat penulisanya. Sedangkanjuz 4, 13, 14, 15, 16, 17 dan 19
ditulis di rumah sakit Persahabatan Rawdlllangun. Tafsir juz 21 , 22, 23, 24 dan
sebagianjuz 25, 27,dan 29 ditulis di Asrama Brimob Megamendung.
Hamka memberi nama t-Usir tersebut Tafair Al-Azhar. Hal ini timbul
karena tafsir tersebut mula-mula ada dari atau di masjid al-Azhar, nama yang
diberikan Syaikh Jami'ah al-Azhar sendiri yang saat itu dijabat Syaikh Mahmud
Syaltout. Dan yang penting Hamka mendapat gelar Ustadziyahfakhriyah (Dokter
Honoris Causa) dari jami 'ah tersebut. Agaknya untuk mengembalikan semua
peristiwa tersebut beliau memberi nama tafsimya dengan al-Azhar.
3. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir Al-Azhar
Mengenai sumber penafsiran tafsir al-Azhar ini, dapat diyatakan bahwa
tafsir ini dapat dikelompokan pada al-tafair bi al-ra yi. Kesimpulan ini diambil
dari perkataan Rusdi Hamka dalam bukunya yang berjudul Kenang-kenangan 70
tahun Buya Hamka. Redaksi yang ditulis sebagai berikut;
Tentang penafsiran al-Quran, Hamka berpendapat bahwa: al-Quran dapat dijelaskan dengan sunnah Rasulullah, tetapi dalam penjelasannya Rasulullah tidak banyak meninggalkan penjelasan tentang suatu ayat. Oleh karena itu, selama tafsir al-Quran tersebut tidak membelokkan tujuan dari al-Quran, menafsirkan al-Quran dibolehkan dan ia juga mengatakan penafsiran al-Quran tanpa melihat terlebih dahulu pendapat para mufass:ir terdahulu dikatakan
Pemyataan di atas mengisyaratkan, paling tida:k, ada dua ha!, yakni:
pertama adalah bahwa sumber penafsiran yang dipergunakan pada tafsir ini adalah
ijtihad penulisnya. Sedangkan yang kedua adalah bahwa dalam rangka
menguatkan ijtihadnya, ia juga mempergunakan sumber-sumber rujukan yang
berasal dari para ulama, baik yang terdahulu maupun yang masih hidup di
zamannya.
Sementar itu, selain mengutip pendapat para ulama, Hamka juga
menggunakan ayat-ayat al-Quran dan Hadis Nabi Saw. sebagai bagian dari
penjelasan tafsir yang dilakukannya. Dari keyataan ini, yaitu penafsiran dengan
ijtihad yang disertai pengambilan rujukan dari al-Quran dan sunah, tafsir al-Azhar
ini dapat dikelompokkan ke dalam al-tajsir bi al-rayi yang mahmfldah
Sedangkan metode yang digunakan tafsir al-Azhar yaitu tafsir ijmali, yaitu
dengan menjelaskan makna ayat secara global. Bahkan dalam banyak hal
penjelasan itu hanya berupa pemberian arti dari kosalmta yang dianggap perlu,
corak yang seperti inilah yang dipilih oleh Hamka dalam penafsirannyil. Setelah
diteliti lebih lanjut dalam penafsirannya, penulis berpendapat cara seperti ini,
justru menguraikan makna ayat secara global, sesuai dengan namanya, sehingga
dikhawatirkan petunjuk-petunjuk yang tercakup di dalam ayat-ayat al-Quran itu
tidak dapat diungkapkan secara tuntas. Meuyadari kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam metode ijmali. Hamka memberikan tambahim lain dalam karyanya.
Ia menilai bahwa cara yang lebih tepat untuk menghidup kan al-Quran dengan
menggunakan metode maudhu 'i yaitu dengan mengungkap pesan al-Quran sesuai
Sedangkan corak penafsiran adalah ragam pemikiran penafsiran yang
dituangkan penafsir sebagai hasil usahanya dalam menjelaskan sebuah ayat.
Contoh penafsiran ini terdiri dari 5 macam, diantaranya yaitu: corak shufi atau
/syary meski ada sebagian yang memilah antara Shufi dan Isyiirf Adiibf, Ahkiim
atau Fiqhf, dan Adabf, Ijtima 'f, Falsafi, dan Lughiiwf. Corak penafsiran yang
dituangkan Hamka dalam tafsirnya menurnt Prof. M. Quraish Shihab adalah corak
budaya kemasyarakatan (Adiibf Ijtimii
'f/
6 yaitu suatu corak tafsir yangmenjelaskan petunjuk-petunjuk ayat-ayat al-Quran yang berkritan langsung
dengan kehidupan masyarakat serta usaha-usaha untuk menanggulangi
problem-problem mereka berdasarkan ayat-ayat, dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk
1. Pengertian Sabar dari Segi Bahasa dan Makiia
a. Dari Segi Bahasa
Kata §_abru terdiri atas huruf セ。、L@ ba dan ra merupakan bentuk mll§.dar
dari kata セ。「。イ。@ (fi 'ii miig_i). Dari segi leksikalnya, kata セ。「。イ。@ memiliki beragam
arti: jika diikuti pertikal 'ala berarti sabar atau tabah hiati, pertikal 'an berarti
amsaka (menahan atau mencegah) pertikal hu berarti akraha wa alzma (memaksa
dan mewajibkan), dan pertikal bi berarti kafala (menanggung).1
Ibn Manzhur menjelaskan, arti asal dari kata sabar adalah menahan, seperti
mengurung binatang, menahan diri, dan mengendalikar1 diri.2 Sehubungan dengan
ini, maka puasa disebut sabar dan bulan puasa di namakllll1 bulan sabar (syahr
al-shabr) karena orang yang berpuasa menahan diri dari makan, minum godaan
nafsu selan1a sebulan penuh. Selanjutnya, Ibn Faris menyebutkan dua arti sabar:
a 'la al-sya 'i (puncak sesuatu) danjins min al-hijarah (sejenis batu).3 Dua arti ini
berkaitan dengan kata sabar sebelumnya, sebab kedudukan sabar sangat mulia dan
orang yang sabar memiliki kekokohan jiwa laksana batu. Kata al-shabar juga
berarti konsisten (al-istiqomiit wa al-mudiiwamah) da11 menunggu (al-intizhiir).4
Asal usu! kata sabar ialah dari kata Al-jam 'u (menggabungkan) dan Al-Dzammu
1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap
(Surabaya: Terbit Pustaka Progressif, 1997), h. 760-761
(menghimpwt). Jadi orang yang sabar ialah orang yang menggabwtgkan dirinya
dan menghimpunnya dari keluh kesah dan cemas.5
Dengan demikian, dari segi bahasa kata sabar rnemiliki makna positif
multidimensional yang sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin dalam hidup sosial
dan religius, baik dari secara personal maupun komwtal, seperti sikap aktif,
konsisten, social, motivasi tinggi, disiplin, ketaatan, spiritualitas dan sebagainya.
b. Dari Segi Makna
Adapwt hakikat sabar adalah perilaku (khuluq) jiwa yang mulia yang dapat
menahan diri dari perbuatan yang tidak baik. Sabar adalah kekuatan jiwa yang
dapat mendatangkan keshalehan bagi dirinya dan kelurusan perbuatannya.
Seseorang bertanya tentang sabar kepada al-Jwtaid bin Muhammad. Ia
mengatakan bahwa sabar berati merasakan kepahitan hidup tanpa keluh kesah.6
Ali bin Abi Thalib berpendapat, sabar adalah kendaraan yang tidak akan
tergelincir. 7 Abu Muhammad al-Hariri berpendapat, pengertian sabar adalah
kedamaian jiwa tanpa membedakan antara keadaan sehat menerima nikmat dan
keadaan saat menerima cobaan. 8
Menurut Quraish Shihab, sabar merupakan sesuatu kekuatan kejiwaan
yang membnat orang menjadi tabah ketika menghadapi kesulitan melaksanakan
pekerjaan yang baik atau ketika berupaya mengatasi perasaan tidak puas akibat
terhambat dari suatu kesenangan, karena wttuk memperolehnya hams melalui cara
5
Al-Musawi, kb.ii, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana ,Ka!fata Tas Harruf Bi Hikmah
(jakarta, lentera hati, 1998), h. 137.
6
Khalil al-Musawi, Bagaimana Memangun Kepribadian anda (Jakarta: Lentera Hati, 1999), h. 26
yang bertentangan dengan kebenaran. Atau sesuatu yang secara pasti tidak
diijinkan oleh syariat yang sahih.9
Berbagai definisi di atas menunjukan bahwa sabar merupakan upaya
pengendalian diri ketika mengalan1i kesulitan dengan cara tidak mengelull,
berlaku tenang bahkan sebaliknya menampakkan diri seolah senang dan kaya
ketika mengalami musibah dan kefakiran. Orang yang mampu menghadapi
kesulitan tersebut tergolong sabar sehingga membuatnya dapat mencapai
keridhaan Tullan. S.:cara umum terlihat bahwa sabar merupakan upaya seorang
hamba11 untuk mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan hidup.
B. Urgensi Sabar
1. Dari Segi Agama
Al-Quran sangat memperhatikan masalah kesabaran ini kerena ia memiliki
nilai keagamaan dan akhlaq yang sangat tinggi. Agama tidak akan tegak, dan
dunia tidak akan bangkit kecuali dengan sabar. Adanya sikap sabar menjadikan
seseorang dicintai oleh Allah, sebab orang yang sabar akan patull melaksanakan
kewajiban-kewajiban dalam agama dan konsisten meninggalkan semua larangan
Allah dan larangan Rasul-Nya.10
Ketaatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan
merupakan pekerjaan yang sangat berat sehingga orang yang man1pu
mengatasinya berhak merahih pahala yang tampa batas, dan kecintaan Allah Swt.
Sedangkan orang yang tidak sabar akan dapat kemurkaan Allah, sebabnya
karena mereka tidak mampu melaksauakan kewajiban ibadah dan kewajiban
meuinggalkan kemaksiatan. Oleh karena itu Allah berfirn1an:
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di autara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al·· Maidah 5:54)
2. Sabar Adalah Kebutuhan Manusia
Sabar bukanlah masalah sekunder atau pelengkap, tetapi merupakan
masalah primer yang dibutuhkan oleh manusia untuk meuingkatkan kualitas
material dan moralnya, dan mencapai kebaliagiaan individual dan sosial. Siapa
yang sabar pasti akan mendapat tujuan, tetapi bagi yang ticla sabar pasti tidak akan
mendapat sesuatu. 11
Kalau bukan karena kesabaran para petani terhadap semaian benihnya,
mustahil akan mengetam. Kalau bukan karena kesabaran pelajar terhadap
pelajarannya, mustahil akan menyelesaikan pendidikannya. Setiap orang yang
merasakan kepahitan, mengalami penderitaan, menghadapi kesulitan, berjalan
diatas duri, menggali karang dengan tangan, tidak mempe1rdulikan batu-batu yang
menghalangi perjalannannya, terus melanjutkan tanpa pemah berhenti dan
bersenjatakan ke sabaran.
al-Quran telah mengisyaratkan pentingnya kesabaran ini, ketika
meyinggung masalah penciptaan manusia dan cobaan penderitaan yang akan
dihadapinya. Hal ini dilukiskan dalam surad al-Balad ayat 4 yang berbinyi:
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.(QS. Al-Balad: 4)
Yakni diciptakan dalam kesulitan dan penderi1aan karena apa yang
dialaminya semenjak lahir berupa beban-beban kehidupan; cabaan-cobaan dalam
bentuk tanggung jawab dan amanat taklif yang tidak akan mampu diemban oleh
segenap langit, bmni dan gunung; dan penderitaan yang dihadapinya karena
gangguan lisan, tangan dan hasad dari orang lain. 12Kesabaran termasulc sifat
pokok yang harus ada pada manusia yang bijaksana. Tennasuk sifat orang yang
penyabar ialah tenang dalan1 kepribadian, dan mampu menguasai perbuatan,
reaksi dan emosi dirinya.Sebaliknya orang yang pemarah, reaksi dirinya yang
muncul tidak ubalmya seperti api yang membakar, walapun untuk masalal1 yang
kecil.Lebih jauh, manusia suka kepada orang yang penyabar dan tenang yang
menunjulckan kedewasaan sikap dan penguasaan diri.
Kesabaran adalab peghulu akhlak. Sebab dengan kesabaran, manusia dapat
mengendalikan banyak sekali akhlak, tabiat dan kebiasaannya. Babkan bukan itu
saja, denganya manusia juga dapat menciptkan laban yang subur bagi jiwanya,
untuk memilih sifat-sifat keutamaan yang Iain. 13
Manusia yang penyabar. Akalnya menguasai emosinya dan amarabnya.
Jika kita ingin sukses dan babagia dalam hidup kita, tenang dalam
tindaka-tindakan dan perbutan anda, seimbang kesehatan jasmani dan rohani anda, dicinai
dan disegani oleh teman-temn dan orang-orang yang anda jumpai, maka igatlab,
anda harus berpegang kepada penghulu akhlak, yaitu kesabaran.
C. Cara Al-Quran Memotivasi Kaum Muslimin Untuk Bersabar
Kita pehatikan babwa al-Quran al-Karim rnerniliki perhatian yang besar
terhadap sabar, karena nilai agung yang dikandungnya, baik dari sisi agama
rnaupun sisi akhlak. Babkan, ia rnerupakan kebutuhan rnendesak dalam agama
rnaupun dunia yang harus dipenuhi bagi rnanusia, agar bisa hidup sejahtera. Sabar
juga peran yang paling banyak diulang-ulang sebutannya di dalarn al-Quran yang
agung.14
Iman al-Ghazali berkata, "Allah Swt. rnenyebut kan kata sabar di dalam
al-Quran lebih dari 70 ternpat15 dan penulis ternukan di dalam Mu 'jam
al-13
Al-Qardhawi, Sabar Satu Prinsip Gerakan Islam Taftir Tematik Al- Quran, h. 13
Mufahras
Ii
Alfazhi al-Quran, bahwa kata sabar lengkap denganmusytaq-musytaqnya, terdapat di dalam al-Quran 100 kali lebih.16
Bila digabungkan antara pendapat-pendapat tersebut dalam satu
penjelasan, kata sabar bisa jadi datang dalam satu tempat berulang-ulang, lalu
sebagian orang yang menganggapnya satu tempat atau le:bih. Dengan demikian,
kebutuhan manusia akan sifat sabar sangat besar.
Allah menyebutnya di beberapa tempat sebagaii motivasi dan seruan
terhad.ip ha! itu.
1. Orang Yang Sabar Akan Diberi Kemenangan Oleh Allah
Dia yang Maha Mulia dan Maha Tinggi berfirman:
"Ya ( cukup ), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda".(Qs Ali Imran:l25)
Di sini, Allah menyebutkan bahwa sabar mengiringi kemenagan dan ia
menjamin pelakunya dengan bantuan dan keberhasilan.
2. Orang Yang Sabar Akan Diberikan Derajat Yang Tinggi
"Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami".(QS. as-Sajdah:24)
Disini, dijelaskan bahwa Allah mewasiatkan kepada orang-orang yang sabar
derajat kepemimpinan.
3. Orang Yang Sabar Akan Dicintai Oleh Allah
,., -:;i ,J ,... ,,,. ( - ,... • J. ... ... ,, » ... .... ,, J ,,,,... ,.... ... ... -;: .. NNセ@ ...
L.j
セi@
セ@
J
セl[。ャ@
セ@
l_,.:Jij W
p::f
PセMA@
,.._.._.
セ@
(.s:;
セ@
0''.7-IS'j
;
,... / . ,J J. .J. J,{ii,.,. .a.. .. J. .. .... ,,,, ,... 0 J. J. ....
PGセQLNセ@
.... :f:«wlj
ャケセi@L.j
iセ@"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak Iesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar".( QS Ali Imran: 146)
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, j iwi1 dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Al-Baqarah:l55)
Bahwa musibah-musibah yang dialami orang muslim dalam kehidupan bukan merupakan petanda kemurkaan Allah. Tetapi Allah memberital1ukan tentang cinta-Nya kepada orang yang sabar dan itu merupalcan dorongan semangat bagi yang mau melakukan kesabaran.
4. Orang Yang Sabar Akan Mendapat kan Pahala Tanpa Batas
Allal1 'azza wa jalla memastikan ganjaran yang baik atas amal-amal
mereka, bahkan akan memberi mereka pahala dua kali lipat atau bahkan alcan
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Kn yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini
memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS.az-Zumar:IO)
Oleh karena itu, setiap kebaikan dan setiap perbuatan yang dapat
medekatkan diri kepada Allah pahalanya dihitung dan ditentukan kecuali sabar.
Karena, pnasa adalah bagian dari sabar, dan merupakan setengah dari sabar.
Disebutkan dalam hadis qudsi, pnasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya17•
5. Sabar Membawa Kebaikan
""
t.: .
\.../..:;.t_;,,,_;.-f
,ゥセ@
(t;T
J;..Jj
GBjセ@ セi@ ZQNセNー@
セ@t.:j
j「ZZ[[エセ@
t.:
, , ?
,---:
IセゥIセ@
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka ke1jakan" .(Al-Nahl:96)
Ayat di atas Menjelaskan sabar adalah berbuatan yang baik. Semua
Pekerjaan baik berorientasi pada kesejah tetaan hidlip di dlliiia ataii kebahagi:fuh
ukhrawi, akan lebih baik hasilnya jika disertai kesabaran.
Semua ini merupakan motivasi dan ajuran untuk bersabar. Jadi, untuk
memperoleh pertolongan di dunia, kemenangan di akhirat, keberhasilan
digandrungi oleh seseorang ataupun sekelompok OF.:lllg, tergantung pada sifat
utama yang agung ini, yakni sabar .
D. Ciri-ciri Orang Sabar
Salah satu bukti bahwa al-Quran sangat memperhatikan sifat sabar; dalam
mengarahkan dan membina kaum muslimin agar menghiasi diri dengan sifat ini,
adalah disebutkannya beberapa pribadi, beberapa ciri-ciri orang sabar di dalam
kisahnya, yang telah mencenninkan dan mencontohkan secara baik sifat sabar ini.
Berikut di antara kisah-kisah para Nabi yang memiliki ciri··ciri sifat sabar:
I. Kesabaran Nabi Ayub a.s
Barangkali Ayub adalah nama yang paling menonjol dan lekat dengan kata
sabar setiap kali disebutkan, sehingga ia menjadi tamtsfl (perumpamaan) dalam
ha! ini: "seperti kesabaran Ayub".
Kesabaran Ayub adalah terhadap mushibah penyakit yang menimpa
dirinya dan kehilangan keluarganya. 18
Finnan Allah:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuham1ya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyaldt dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kan1i lipat
menjadi peringatan bagi semua yang menyembab Allah dan (ingatlab kisab) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka Termasuk orang-orang yang sabar".(QS.al-Anbiya:83-85)
Doa Ayub di atas tercermin suatu "tata krama" yang baik terhadap
Rabbnya, yaitu babwa ia tidak meminta kepada-Nya sesuatu yang tertentu seperti
kesembuhan atau dikembalikannya keluarganya; tetapi dia hanya menyebutkan
babwa dirinya lemab tidak berdaya dan memerlukan bantuan dari Dzat yang
berkuasa untuk itu.19
2. Kesabaran Nabi Ya'qub a.s
Sebelum Ayub, al-Quran menampilkan sosok pribadi sabar dari kalangan
Nabi, yaitu Nabi Ya'qub, yang disifati oleh Allah bersama kedua "bapak"nya;
Ibrahim dan Ishaq sebagai salah satu hamba-Nya yang memiliki kekuatan (dalam
agama Allah) dan pandangan tajam (tentang agamanya).
Y aqub telah diuji dengan kepergian salah sorang anaknya yang paling
dicintai: Yusuf dan adiknya (Benyamin)
Kesabaran Yaqup atas kepergian Yusuf ini bukanlah perkara ringan, sebab:
a. Yusufbukanlab anak biasa disisi bapak nya.
Dia sejak kecil sudah memperlihatkan kecerdasan dan
kecendekiawanannya. Di samping mimpi Yusuf yang pemab dikisahkan
oleh bapaknya yang mengisyaratkan bahwa dia akan menjadi seorang
Semua ini menambah keterkaitan seorang bapak エセイィ。、。ー@ anaknya. Maka
tidak heran jika cobaan dengan kepergiannya pada umur seperti 1m
merupakan beban kehidupan yang dirasakan memberatkan manusia.
b. Kepergian Yusuf tidak seperti perpisahan antara dua orang kekasih yang
masing-masing telah mengetahui di mana tempat tinggal kekasibnya dan
masih ada harapan bahwa perpisahan tersebut pada suatu hari akan
berakhir dengan perjumpaan yang tidak terlalu lama. Tetapi suatu
perpisahan yang tujadi sesuai makar yang menyatakan bahwa si kecil mati
dimakan srigala dan mengakibatkan perpisahan .selamanya antara sang
bapak dan anak; dengan tidak mengetahui dimana dan bagairnana nasib
sang anak.
c. Makar tipu daya ini para pelakunya bukanlah onmg-orang "asing" atau
para musuh yang selalu siap menyergap sehingga kadang-kadang ha! ini
akan sedikit meringankan baban jiwa bila teryata bahwa musuh yang
melakukarmya. Tetapi tipu daya ini justru timbul dari saudara ter