• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Transmisi Sinyal ECG (Electrocardiograph) Menggunakan Media Wireless Zigbee Dengan Topologi Mesh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Transmisi Sinyal ECG (Electrocardiograph) Menggunakan Media Wireless Zigbee Dengan Topologi Mesh."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSMISI SINYAL ECG (ELECTROCARDIOGRAPH)

MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS ZIGBEE DENGAN

TOPOLOGI MESH

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Komputer

Oleh:

GAGUK HARIANTO

09.41020.0074

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

x

1.5SistematikaPenulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

(3)

xi

2.2 Zigbee ……… 8

2.2.1 Topologi Jaringan Zigbee ……… 8

2.3 Arduino ……… 10 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 36

3.1.Metode Penelitian ... 36

3.2.Model Perancangan ... 36

3.3.Perancangan Sistem ... 38

(4)

xii

3.4.3 Perancangan Rangkaian USB to Serial Xbee ... 42

3.4.4 Arduino 2560 ... 43

3.4.5 Xbee ... 44

3.4.6 Rancangan Perangkat Lunak ... 45

3.4.7 Program Membaca Sensor ECG ………. 47

3.4.8 Program Memunculkan Sinyal ECG di Visual Basic …………. 49

3.5.Metode Analisa ... 50

3.5.1 Peletakan Elektroda Jepit ... 51

3.5.2 Pengambilan Sinyal Auskultasi Jantung ... 52

3.5.3 Analisa Transmisi Sinyal Auskultasi Jantung ... 53

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN ... 57

4.1.PengujianXbee ... 57

4.1.1.Tujuan ... 57

4.1.2.Alat yang Digunakan ... 57

4.1.3.Prosedur Pengujian ... 58

4.1.4.Hasil Pengujian ... 59

4.2.PengujianKomunikasi Xbee ... 59

4.2.1 Tujuan ... 59

4.2.2 Alat yang Digunakan ... 60

(5)

xiii

4.3.1 Tujuan ... 62

4.3.2 Alat yang Digunakan ... 62

4.3.3 Prosedur Pengujian ... 63

4.3.4 Hasil Pengujian ... 64

4.4 Pengujian Tampilan Penerimaan Data pada end device ... 65

4.4.1 Tujuan ... 65

4.4.2 Alat yang Digunakan ... 65

4.4.3 Prosedur Pengujian ... 66

4.4.4 Hasil Pengujian ... 66

4.5 Pengujian Tampilan Penerimaan Data pada Coordinator ... 68

4.5.1 Tujuan ... 68

(6)

xiv

5.1.Kesimpulan ... 91

5.2.Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 94

(7)

1

1.1 Latar Belakang

Siapa saja dapat mengalami penyakit jantung dan terkadang tidak dapat

dideteksi, oleh sebab itu perlu adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter

ahli untuk mencegah terjadinya penyakit jantung. Jantung merupakan organ

penting didalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh

tubuh. Proses pemompaan darah ini terjadi karena otot jantung berkontraksi akibat

mendapat rangsangan elektris atau impuls. Untuk mengetahui aktivitas elektris

otot jantung diperlukan pencatatan atau perekaman dari permukaan tubuh.

Proses perekaman dilakukan dengan menempelkan elektrode-elektrode

pada lokasi tertentu yang disebut sandapan (lead) pada permukaan kulit.

Electrocardiograph (ECG) merupakan suatu sinyal yang terbentuk sebagai hasil

dari aktifitas listrik otot jantung yang diambil dengan memasang

elektrode-elektrode. Electrocardiograph yang dihasilkan dapat menunjukkan frekuensi,

irama, sumbu, tanda Realisasi tanda hipertrofi (pembesaran),dan tanda-tanda

iskemik pada jantung, hal itu tentu sangat membantu bagi dokter ahli untuk bisa

menentukan kondisi jantung dari para pasien sehingga bisa dilakukan langkah

medis sejak dini.

Pada penelitian sebelumnya rekaman sinyal ECG hanya di tampilkan

secara real time pada monitor dan data sinyal sudah dapat disimpan, tetapi dokter

harus melihat secara langsung pada alat yang terdapat di kamar inap. Hal ini akan

(8)

jika dokter berada di ruang dokter yang lokasi nya jauh dari kamar inap. Dengan

kondisi tersebut dokter tidak akan bisa memantau kondisi terkini pasien apabila

terjadi perubahan pada kondisi kesehatan pasien.

Penelitian ini bertujuan untuk mentransmisikan sinyal ECG hasil

perekaman jantung pasien di kamar inap menuju ke ruang dokter menggunakan

media wirelessZigBee. dimana arsitektur bangunan rumah sakit tidak mendukung

untuk mentransmisikan sinyal ECG secara point to point karena terbentur dengan

keterbatasan jangkauan sinyal ZigBee yang terhalang oleh dinding ataupun jarak

yang terlalu jauh. Sehingga penulis menambahkan beberapa node untuk dapat

mentransmisikan sinyal dengan menggunakan topologi jaringan mesh.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana merancang dan membangun alat untuk

mentransmisikan hasil rekaman sinyal ECG dari pasien di kamar inap ke ruang

dokter dengan menggunakan media wireless ZigBee yang dihubungkan dengan

menggunakan topologi mesh networking. Serta bagaimana melakukan pengujian

terhadap unjuk kerja jaringan dengan menggunakan perhitungan througput, delay

transmisi, & probability of loss?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan alat ini, terdapat beberapa batasan

masalah, antara lain :

(9)

2. Aplikasi pengolahan data ECG menggunakan aplikasi Visual Basic 6.

3. Kondisi pasien mempengaruhi alat ECG.

4. Topologi yang digunakan menggunakan topologi mesh, untuk melakukan

pentransmisian hasil sinyal auskultasi dari node end device menuju ke

node coordinator.

1.4 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya alat ini adalah untuk membantu dunia kedokteran

terutama dibidang deteksi sinyal jantung dengan perekaman yang data sinyalnya

bisa disimpan. Dan dapat mengirimkan sinyal jantung secara real time dengan

mengunakan media wireless

1.5Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penulisan laporan tugas akhir, dan sistematika

penulisan tugas akhir.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang berbagai teori yang mendukung tugas akhir

ini. Hal tersebut meliputi Jantung, Mesh networking , Xbee, Arduino, Arduino

(10)

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang metode penelitian serta alasan

penggunaan metode tersebut dalam penelitian. Pada bab ini dijelaskan pula

tentang pembuatan perangkat keras (hardware) dengan menggabungkan

perangkat lunak (software) sebagai pengolah sinyal ECG tersebut.

BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Pada Bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari proses

pengiriman dari node end device sampai ke node coordinator. Data tersebut

kemudian akan dianalisa kemampuan unjuk kerja jaringannya. Parameter –

parameter yang akan dianalisa adalah, probability of loss, delay dan througput

selama proses transmisi sinyal auskultasi berlangsung.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran untuk

(11)

5

LANDASAN TEORI

2.1 Wireless Sensor Networks (WSN)

2.1.1Konsep Dasar dan Pengertian Wireless Sensor Networks

Wilreless sensor networks adalah sebuah jaringan komunikasi sensor yang

terhubung secara wireless / tanpa kabel untuk memantau kondisi lingkungan

tertentu pada lokasi yang berbeda antara sensor dan pemrosesan datanya. Pada

dasarnyaa jaringan komunikasi wireless ini digunakan pada industri ataupun

aplikasi komersial lainnya yang kesulitan dengan pemasangan sistem perkabelan.

Area penggunaan dari wireless sensor ini adalah seperti sistem pemantauan

tingkat polusi atau kontaminasi udara, sistem deteksi kebakaran atau semburan

panas bumi, area habitat monitoring, object tracking, traffic monitoring ataupun

kondisi lainnya (Maribun,S, 2008).

Pada prinsipnya pembacaan kondisi oleh sensor ini akan diinformasikan

secara realtime dan keamanan data yang terjamin hingga diterima oleh pengolah

data. Beberapa karakteristik dari wireless sensor ini daiantaranya :

1. Dapat digunakan pada daya yang terbatas.

2. Dapat ditempatkan pada kondisi lingkungan yang keras.

3. Dapat digunakan untuk kondisi dan pemrosesan data secara mobile.

4. Mempunyai topologi jaringan yang dinamis, dengan sistem node yang

heterogen.

(12)

2.1.2Arsitektur WSN

Gambar 2.1 Arsitektur WSN Secara Umum

Sumber : (http://telekom.ee.uii.ac.id)

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat, node sensor disebar di sauatu area sensor.

Node sensor tersebut memiliki kemampuan untuk merutekan data yang

dikumpulkan ke node lain yang berdekatan. Data dikirimkan melalui transmisi

radio kemudian diteruskan menuju node BS (Base Station) yang merupakan

penghubung antara node sensor dan user. Informasi tersebut dapat diakses melalui

berbagai platform seperti koneksi internet atau satelit sehingga memungkinkan

user untuk dapat mengakses secara realtime melalui remote server

(http://digilib.ittelkom.ac.id).

Pada setiap node WSN terdiri dari 5 komponen yaitu : controller ,memory,

sensors /actuators, power supply dan communication device. Komponen –

komponen tersebut saling berkoordinasi, seperti yang ditunjukkan pada gambar

(13)

Gambar 2.2 Komponen-komponen Penyusun node WSN

1. Communication Device berfungsi untuk menerima dan mengirim data

menggunakan protokol IEEE 802.15.4 atau IEEE 802.11b/g kepada device

lain seperti concentrator, modem Wifi dan modem RF .

2. Controller berfungsi untuk melakukakn fungsi perhitungan, mengontrol dan

memproses device yang terhubung dengan controller.

3. Sensors/Actuators berfungsi untuk men-sensing besaran-besaran fisis yang

hendak diukur. Sensor adalah seuatu alat yang mampu untuk mengubah dari

energy besaran yang diukur menjadi listrik yang kemudian diubah oleh

ADC menjadi deratan pulsa trkuantisasi yang kemudian bisa dibaca oleh

mikrokontroler.

4. Power Supply berfungsi sumber energy bagi sistem Wireless Sensor secara

keseluruhan.

5. Memory berfungsi sebagai tambahan memory bagi sistem Wireless Sensor,

(14)

2.2 Zigbee

ZigBee adalah spesifikasi untuk jaringan protokol komunikasi tingkat

tinggi, menggunakan radio digital berukuran kecil dengan daya rendah, dan

berbasis pada standar IEEE (Institute of Electrical and ElectronicsEngineers)

802.15.4-2003 untuk jaringan personal nirkabel tingkat rendah, seperti saklar

lampu nirkabel dengan lampu, alat pengukur listrik dengan inovasi In-Home

Display (IHD), serta perangkat - perangkat elektronik konsumen lainnya

yang menggunakan jaringan radio jarak dekat dengan daya transfer data tingkat

rendah.

Teknologi yang memenuhi spesifikasi dari ZigBee adalah perangkat

dengan pengoperasian yang mudah, sederhana, membutuhkan daya sangat rendah

serta biaya yang murah jika dibandingkan dengan WPANs (Wireless

Personal Area Networks) lainnya, yakni Bluetooth. ZigBee fokus pada

aplikasi Radio Frequency (RF) yang membutuhkan data tingkat rendah, baterai

tahan lama, serta jaringan yang aman (Faludi, 2011).

2.2.1 Topologi Jaringan Zigbee

Zigbee memiliki beberapa topology secara umum diantantaranya adalah :

a. Pair

Topology pair adalah topology yang terdiri dari 2 node. Salah satu

berupa koordinator dan yang lain berupa router atau end device.

b. Star

(15)

berada di tengah dari topology star yang terhubung melingkar dengan

end device. Setiap data yang lewat selalu melalui koodinator terlebih

dahulu. End device tidak dapat berkomunikasi secara langsung.

c. Mesh

Topology mesh menugaskan setiap router sebagai koordinator

radio. Radio dapat melewatkan pesan melalui router dan end device sesuai

dengan kebutuhan. Koordinator bekerja untuk memanajemen jaringan.

Dapat berupa pesan rute. Berbagai macam end device dapat

ditambahkan pada koordinator dan router. Dengan ini dapat mengirimkan

dan menerima informasi, tapi masih membutuhkan bantuan “parent’s”

untuk dapat berkomunikasi dengan node yang lain.

d. Cluster Tree

Topology cluster tree menjadikan router sebagai backbone dan

setiap router terdapat end device yang mengelilinginya. Konfigurasinya

tidak jauh beda dengan topologi mesh.

Gambar 2.3 Topology zigbee pair, star, mesh dan cluster tree

(16)

2.3 Arduino

Arduino adalah prototipe platform elektronik opensource yang terdiri dari

mikrokontroler, bahasa pemrograman, dan IDE. Arduino adalah alat untuk

membuat aplikasi interaktif, yang dirancang untuk mempermudah proyek

pengguna (Banzi, 2009).

2.3.1Arduino Uno SMD R3

Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Dalam

bahasa Italy “Uno” berarti satu, maka peluncuran arduino ini diberi nama Uno.

Arduino ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler,

untuk mengaktifkan cukup menghubungkannya ke komputer dengan sebuah kabel

USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan

baterai (arduino.cc, 2013).

Gambar 2.4 Arduino Uno SMD R3 Sisi Depan (Kiri) dan Belakang(Kanan)

Sumber : (arduino.cc, 2013)

Secara umum arduino terdiri dari dua bagian, yaitu:

(17)

2. Software: software arduino meliputi IDE untuk menulis program, driver

untuk koneksi dengan komputer, contoh program dan library untuk

pengembangan program (Djuandi, 2011).

Berikut ini adalah Tabel 2.1 spesifikasi dari arduino uno smd R3:

Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno SMD R3

Mikrokontroler ATmega328

Tegangan pengoperasian 5V

Tegangan input yang

disarankan 7-12V

Batas tegangan input 6-20V

Jumlah pin I/O digital 14 (6 di antaranya menyediakan keluaran PWM)

Jumlah pin input analog 6

Arus DC tiap pin I/O 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA

Memori Flash 32 KB (ATmega328), sekitar 0.5 KB digunakan oleh bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Clock Speed 16 MHz

2.3.2 Daya (Power)

Arduino Uno dapat disuplai melalui koneksi USB atau dengan sebuah power

suplai eksternal. Suplai eksternal (non-USB) dapat diperoleh dari sebuah adaptor

AC ke DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan dengan mencolokkan sebuah

center-positive plug yang panjangnya 2,1 mm ke power jack dari board. Kabel

lead dari sebuah battery dapat dimasukkan dalam header/kepala pin Ground

(Gnd) dan pin Vin dari konektor POWER.

Board Arduino Uno dapat beroperasi pada sebuah suplai eksternal 6 sampai

(18)

mungkin mensuplai kecil dari 5 Volt dan board Arduino Uno bisa menjadi tidak

stabil. Jika menggunakan suplai yang lebih dari besar 12 Volt, voltage regulator

bisa kelebihan panas dan membahayakan board Arduino Uno. Range yang

direkomendasikan adalah 7 sampai 12 Volt (arduino.cc, 2013).

Pin-pin dayanya adalah sebagai berikut:

1. VIN. Tegangan input ke Arduino board ketika board sedang menggunakan

sumber suplai eksternal (seperti 5 Volt dari koneksi USB atau sumber tenaga

lainnya yang diatur). Kita dapat menyuplai tegangan melalui pin ini, atau

jika penyuplaian tegangan melalui power jack, aksesnya melalui pin ini.

2. 5V. Pin output ini merupakan tegangan 5 Volt yang diatur dari regulator

pada board. Board dapat disuplai dengan salah satu suplai dari DC power

jack (7-12V), USB connector (5V), atau pin VIN dari board (7-12).

Penyuplaian tegangan melalui pin 5V atau 3,3V membypass regulator, dan

dapat membahayakan board. Hal itu tidak dianjurkan.

3. 3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan oleh regulator pada board. Arus

maksimum yang dapat dilalui adalah 50 mA.

4. GND. Pin ground.

2.3.3 Memori

ATmega328 mempunyai 32 KB yang bersifat non-volatile, digunakan untuk

menyimpan program yang dimuat dari komputer. (dengan 0,5 KB digunakan

untuk bootloader). ATmega 328 juga mempunyai 2 KB SRAM yang volatile

(hilang saat daya dimatikan), digunakan oleh variable-variabel di dalam program.

dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis (RW/read and written)

(19)

2.3.4 Input dan Ouput

Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan

output. Fungsi-fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat

memberikan atau menerima suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah

resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 kOhm. Selain itu, beberapa pin

mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

memancarkan (TX) serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua

pin ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2

USB-ke-TTL.

2. External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk

dipicu sebuah interrupt (gangguan) pada suatu nilai rendah, suatu kenaikan

atau penurunan yang besar, atau suatu perubahan nilai.

3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan fungsi

analogWrite().

4. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport

komunikasi SPI menggunakan SPI library.

5. LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13.

Ketika pin bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED mati.

Arduino UNO mempunyai 6 input analog, diberi label A0 sampai A5,

setiapnya memberikan resolusi 10 bit. Secara default, 6 input analog tersebut

mengukur tegangan dari ground sampai tegangan 5 Volt, dengan itu

memungkinkan untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan menggunakan

(20)

mempunyai fungsi spesifik yaitu pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL.

Mendukung komunikasi TWI dengan menggunakan Wire library. Ada sepasang

pin lainnya pada board yaitu AREF referensi tegangan untuk input analog.

Digunakan dengan analogReference(), dan reset untuk mereset mikrokontroler

(arduino.cc, 2013).

2.4 Software Arduino IDE

Arduino IDE adalah software yang ditulis menggunakan java dan

berdasarkan pengolahan seperti, avr-gcc, dan perangkat lunak open source lainnya

(Djuandi, 2011). Arduino IDE terdiri dari:

1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis

dan mengedit program dalam bahasa processing.

2. Verify / Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa

processing) menjadi kode biner. Sebuah mikrokontroller tidak akan bisa

memahami bahasa processing, yang dipahami oleh mikrokontroller adalah

kode biner.

3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam

(21)

Gambar 2.5 Tampilan Software Arduino IDE

Pada Gambar 2.5 terdapat menu bar, kemudian toolbar di bawahnya, dan

sebuah area putih untuk editing sketch, area hitam dapat disebut sebagai progress

area, dan paling bawah dapat disebut sebagai “status bar”.

2.5 Bahasa Pemrograman Arduino

Arduino ini bisa dijalankan di komputer dengan berbagai macam platform

(22)

mikrokontroler adalah bahasa C/C++ dan dapat digabungkan dengan assembly

(arduino.cc, 2013).

1. Struktur

Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah fungsi

yang harus ada (arduino.cc, 2013). Antara lain:

a) void setup( ) { }

Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika

program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.

b) void loop( ) { }

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai. Setelah

dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus

menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

2. Serial

Serial digunakan untuk komunikasi antara arduino board, komputer atau

perangkat lainnya. Arduino board memiliki minimal satu port serial yang

berkomunikasi melalui pin 0 (RX) dan 1 (TX) serta dengan komputer

melalui USB. Jika menggunakan fungsi – fungsi ini, pin 0 dan 1 tidak dapat

digunakan untuk input digital atau output digital (arduino.cc, 2013).

Terdapat beberapa fungsi serial pada arduino, antara lain:

a) Serial.begin ( )

Fungsi ini digunakan untuk transmisi data serial dan mengatur data rate

dalam bits per second (baud). Untuk berkomunikasi dengan komputer

gunakan salah satu dari angka ini: 300, 600, 1200, 2400, 4800, 9600, 14400,

(23)

b) Serial.available ( )

Fungsi ini digunakan untuk mendapatkan jumlah data byte (characters) yang

tersedia dan membacanya dari port serial. Data tersebut adalah data yang

telah tiba dan disimpan dalam buffer serial yang menampung sampai 64

bytes.

c) Serial.read ( )

Fungsi digunakan untuk membaca data serial yang masuk.

d) Serial.print ( ) dan Serial.println ( )

Fungsi ini digunakan untuk mencetak data ke port serial dalam format text

ASCII. Sedangkan fungsi Serial.println ( )sama seperti fungsi Serial.print ( )

hanya saja ketika menggunakan fungsi ini akan mencetak data dan

kemudian diikuti dengan karakter newline atau enter.

3. Syntax

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan

(arduino.cc, 2013).

a) // (komentar satu baris)

Kadang diperlukan untuk memberi catatan pada diri sendiri apa arti dari

kode-kode yang dituliskan. Cukup menuliskan dua buah garis miring dan

apapun yang kita ketikkan dibelakangnya akan diabaikan oleh program.

b) /* */(komentar banyak baris)

Jika anda punya banyak catatan, maka hal itu dapat dituliskan pada beberapa

baris sebagai komentar. Semua hal yang terletak di antara dua simbol

tersebut akan diabaikan oleh program.

(24)

Digunakan untuk mendefinisikan kapan blok program mulai dan berakhir

(digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).

d) ;(titk koma)

Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma (jika ada titik koma

yang hilang maka program tidak akan bisa dijalankan).

4. Variabel

Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi

untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel inilah yang

digunakan untuk memindahkannya (arduino.cc, 2013).

a) int (integer)

Digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16 bit). Tidak

mempunyai angka desimal dan menyimpan nilai dari -32,768 dan 32,767.

b) long (long)

Digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4 byte (32 bit) dari

memori (RAM) dan mempunyai rentang dari -2,147,483,648 dan

2,147,483,647.

c) boolean (boolean)

Variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai TRUE (benar)

atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya menggunakan 1 bit dari

RAM.

d) float (float)

Digunakan untuk angka desimal (floating point). Memakai 4 byte (32 bit)

dari RAM dan mempunyai rentang dari -3.4028235E+38 dan

(25)

e) char (character)

Menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCII (misalnya ‘A’ = 65).

Hanya memakai 1 byte (8 bit) dari RAM.

5. Operator Matematika

Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka (bekerja seperti

matematika yang sederhana) (arduino.cc, 2013).

a) = (sama dengan)

Membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain (misalnya: x = 10 * 2,

x sekarang sama dengan 20).

b) % (persen)

Menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka dengan angka yang lain

(misalnya: 12 % 10, ini akan menghasilkan angka 2).

c) + (penjumlahan)

d) – (pengurangan)

e) * (perkalian)

f) / (pembagian)

6. Operator Pembanding

Digunakan untuk membandingkan nilai logika.

(26)

c) <

Lebih kecil dari (misalnya: 12 < 10 adalah FALSE (salah) atau 12 < 12

adalah FALSE (salah) atau 12 < 14 adalah TRUE (benar)).

d) >

Lebih besar dari (misalnya: 12 > 10 adalah TRUE (benar) atau 12 > 12

adalah FALSE (salah) atau 12 > 14 adalah FALSE (salah)).

7. Struktur Pengaturan

Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan

berikutnya, berikut ini adalah elemen dasar pengaturan (banyak lagi yang

lain dan bisa dicari di internet) (arduino.cc, 2013)

a) If else, dengan format seperti berikut ini:

if (kondisi) { }

else if (kondisi) { }

else { }

Dengan struktur seperti di atas program akan menjalankan kode yang ada di

dalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak (FALSE) maka

akan diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika kondisinya FALSE maka

kode pada else yang akan dijalankan.

b) While, dengan format seperti berikut ini:

While(kondisi) {}

Dengan struktur ini, while akan melakukan pengulangan terus menurus dan

tak terbatas sampai kondisi didalam kurung ( ) menjadi false.

c) for, dengan format seperti berikut ini:

(27)

Digunakan bila ingin melakukan pengulangan kode di dalam kurung

kurawal beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah pengulangan

yang diinginkan. Melakukan penghitungan ke atas dengan i++ atau ke

bawah dengan i–-.

8. Operator Boolean

Operator ini dapat digunakan dalam kondisi if, antara lain:

a) && (logika and), dengan format seperti berikut ini:

if (digitalRead(2) == HIGH && digitalRead(3) == HIGH) {}

Digunakan bila ingin mendapatkan nilai yang true hanya jika kedua input

bernilai HIGH.

b) | | (logika or), dengan format seperti berikut ini:

if (x > 0 || y > 0) {}

Digunakan bila ingin mendapatkan nilai yang true hanya jika nilai x dan y

lebih besar dari 0.

c) ! (not), dengan format seperti berikut ini:

if (!x) {}

Digunakan bila ingin mendapatkan nilai yang true hanya jika nilai tidak

sama dengan x.

9. Digital

a) pinMode(pin, mode)

Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin

yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang

bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

(28)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat

dijadikan HIGH (5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

c) digitalRead(pin)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT maka anda dapat

menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut

apakah HIGH (5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

10. Analog

Arduino adalah mesin digital tetapi mempunyai kemampuan untuk

beroperasi di dalam analog. Berikut ini cara untuk menghadapi hal yang

bukan digital.

a) analogWrite(pin, value)

Beberapa pin pada Arduino mendukung PWM (pulse width modulation)

yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, 11. Ini dapat merubah pin hidup (on) atau mati (off)

dengan sangat cepat sehingga membuatnya dapat berfungsi layaknya

keluaran analog. Value (nilai) pada format kode tersebut adalah angka antara

0 ( 0% duty cycle ~ 0V) dan 255 (100% duty cycle ~ 5V).

b) analogRead(pin)

Ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT anda dapat membaca keluaran

voltase-nya. Keluarannya berupa angka antara 0 (untuk 0 volts) dan 1024

(untuk 5 volts).

2.6 Xbee Series 2 Chip Antenna dan Xbee Pro Series 2 Wire Antenna

Xbee series 2 modul RF dirancang untuk beroperasi dalam protokol ZigBee

dengan biaya yang murah dan jaringan sensor nirkabel menggunakan daya yang

(29)

pengiriman data yang handal antara perangkat dengan jarak yang jauh. Modul ini

beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz (Inc, XBee Series 2 OEM RF Modules, 2007).

Xbee series 2 ini mempunyai beberapa model antena, salah duanya adalah

chip antenna dan wire antenna. Chip antenna merupakan suatu chip keramik yang

terletak pada board modul Xbee, bentuknya lebih kecil. Chip antenna memiliki

pola radiasi cardoid, yang artinya sinyal dilemahkan dalam berbagai arah dan

sangat baik digunakan dalam area yang tidak terlalu besar atau kecil. Sedangkan

wire antenna merupakan suatu antena kawat yang terletak pada board modul

Xbee, wire antenna memiliki pola radiasi omndirectional yang artinya jarak

transmisi maksimum hampir sama pada semua arah ketika antena tersebut tegak

lurus terhadap modul. Gambar 2.6 merupakan gambar dari modul Xbee series 2

chip antenna dan Gambar 2.7 merupakan gambar dari modul Xbee series 2 wire

antenna (Faludi, 2011).

Gambar 2.6 Xbee Series 2 Chip Antenna

(30)

Berikut adalah spesifikasi dari modul Xbee pro series 2 chip antenna (Inc,

XBee Series 2 OEM RF Modules, 2007):

1. Jarak jangkauan indoor 133 ft atau 40 meter.

2. Jarak jangkauan outdoor line of sight 400 ft atau 120 meter.

3. Transmit power output 2 mW (+ 3 dbm).

4. Radio Frekuensi data rate 250 Kbps.

5. Frekuensi 2.4 GHz.

6. Receiver sensitivity -98 dbm (1 % pakcet error rate).

7. Antena menggunakan chip antenna.

Berikut adalah spesifikasi dari modul Xbee pro series 2 wire antenna :

1. Jarak jangkauan indoor 300 ft (90 meter) dan 200 ft (60 meter)

2. Jarak jangkauan outdoor line of sight 2 miles atau 3200 meter dan 5000 ft

atau 1500 meter (variant lainnya).

3. Transmit power output 50 mW (+ 17 dbm).

4. Radio Frekuensi data rate 250 Kbps.

5. Frekuensi 2.4 GHz.

6. Receiver sensitivity -102 dbm.

7. Antena menggunakan wire antenna.

2.6.1 Mode Xbee AT/Transparent

Dalam mode transparent/AT, modul Xbee bertindak sebagai pengganti

serial line. Semua data UART (Universal Asincrhounus Recivier transmiter)

diterima melalui pin input akan ditransmisikan. Ketika data tersebut diterima

(31)

paket yang diterima bisa ditujukan ke satu sasaran (point to point) atau ke

beberapa sasaran (star/broadcast) (Inc, XBee Series 2 OEM RF Modules, 2007).

2.6.2 Komunikasi Serial Xbee Series 2

Xbee series 2 merupakan sebuah modul yang terdiri dari receiver dan

tranmitter melalui port serial. Melalui port serial ini Xbee dapat berkomunikasi

secara UART (Universal Asincrhounus Recivier transmiter). Gambar 2.8

menunjukkan diagram sistem aliran data secara UART (Inc, XBee Series 2 OEM

RF Modules, 2007).

Gambar 2.8 Diagram Sistem Aliran Data UART pada Xbee

2.6.3 Xbee USB Adapter dan Software X-CTU

Xbee usb adapter pada Gambar 2.9 merupakan alat untuk menghubungkan

modul Xbee ke komputer dengan kabel mini usb pada Gambar 2.9 dan

selanjutnya dapat dikonfigurasi menggunakan software X-CTU seperti pada

Gambar 2.10. software X-CTU merupakan software yang digunakan untuk

mengkonfigurasi Xbee agar dapat berkomunikasi dengan Xbee lainya. Parameter

yang harus diatur adalah PAN ID (Personal Area Network) ID yaitu parameter

yang mengatur radio mana saja yang dapat berkomunikasi, agar dapat

berkomunikasi PAN ID dalam satu jaringan harus sama. Xbee dapat

(32)

Gambar 2.9 Xbee Usb Adapter dan Kabel Mini Usb

Gambar 2.10 Tampilan Software X-CTU

Pada Gambar 2.10 software X-CTU, terdapat empat tab di bagian atas

program. Masing – masing tab mempunyai fungsi yang berbeda – beda. Berikut

(33)

1. PC Settings

Pada tab ini mengijinkan pengguna untuk memilih COM port yang

diinginkan dan mengkonfigurasi port tersebut sesuai pengaturan Xbee yang

diinginkan. Terdapat tombol Test / Query pada tab PC Settings, tombol ini

digunakan untuk menguji COM port yang telah dipilih, jika pengaturan dan

COM port benar, maka akan muncul kotak dialog respon seperti pada

Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Kotak Dialog Respon

2. Range Test

Pada tab range test ini, pengguna dapat melakukan pengujian range test

antara dua Xbee dengan mengirimkan paket data yang ditentukan pengguna

dan memverifikasi apakah paket data yang dikirim sama dengan yang

diterima.

3. Terminal

Pada tab ini, pengguna memungkikan akses ke COM port komputer dengan

program terminal emulation. Tab ini juga memungkinkan untuk mengakses

(34)

menerima data dalam format Hex dan ASCII dengan memilih Assemble

Packet (Gambar.2.12).

Gambar 2.12Tab Terminal

Gambar 2.13 Assemble Packet

Pada Gambar 2.13 area putih dalam terminal tab ini berisi data informasi

komunikasi yang terjadi antara 2 Xbee atau lebih. Teks yang berwarna biru

merupakan teks yang telah diketik pengguna dan diarahkan ke port serial Xbee

(35)

4. Modem Configuration Tab

Pada tab ini, pengguna dapat melakukan pemrograman pada pengaturan

firmware Xbee dan merubah versi firmwarenya melalui Graphical User Interface

(GUI). Terdapat 4 fungsi dasar dalam modem configuration tab, yaitu:

1. Menyediakan fasilitas GUI untuk mengatur firmware pada Xbee.

2. Read dan write firmware ke mikrokontroller Xbee.

Untuk dapat membaca (read) firmware Xbee, pertama hubungkan Xbee

dengan Xbee usb adapter yang telah terhubung dengan kabel mini usb,

kemudian hubungkan kabel tersebut ke komputer melalui interface usb.

Jalankan aplikasi X-CTU pada komputer, selanjutnya atur com port pada tab

PC Settings seperti Gambar 2.14. Pada tab Modem Configuration, klik

Read” pada bagian Modem Parameter and Firmware (Gambar 2.15).

(36)

Gambar 2.15Tab Modem Configuration

Setelah firmware Xbee telah terbaca, terdapat tiga warna dalam pengaturan

konfigurasi (Gambar 2.16) yaitu hitam yang berarti read-only dan tidak bisa

dirubah nilainya, kemudian hijau yang berarti nilai default Xbee dan biru yang

berarti nilai yang pengguna tentukan sesuai keinginan. Untuk mengubah nilai

parameter yang bisa dirubah, klik paramater tersebut kemudian ketik nilai yang

baru sesuai keinginan pengguna. Untuk memudahkan pengisian nilai, terdapat

deskripsi atau keterangan dalam pengisian nilai pada setiap parameter yang berada

pada bagian bawah. Setelah semua nilai – nilai yang baru masuk, maka nilai

tersebut dapat disimpan ke memori non-volatile pada Xbee. Klik tombol “Write

pada bagian Modem Parameter and Firmware untuk menyimpan konfigurasi

(37)

Gambar 2.16 Firmware Xbee Telah Terbaca

3. Meng-update firmware pada Xbee

User atau pengguna dapat meng-update firmware pada Xbee baik melalui

web atau menginstalnya dari file.zip atau disk. Klik “Download New

Versions” pada bagian Versions (Gambar 2.16). Klik tombol Web jika ingin

meng-update file firmware melalui web atau klik tombol File jika ingin

meng-update melalui file.zip atau disk (Gambar 2.17).

(38)

4. Save atau load modem profile

X-CTU dapat menyimpan dan men-load profil modem atau konfigurasi

yang telah disimpan, ini sangat berguna ketika paramater konfigurasi yang

sama ditetapkan pada beberapa Xbee yang berbeda (Gambar 2.18).

Gambar 2.18Save dan Load Modem Profile

2.7 Xbee Shield

Xbee shield merupakan suatu board yang dapat menghubungkan board

arduino untuk berkomunikasi secara nirkabel atau wireless menggunakan modul

(39)

Gambar 2.19 Xbee Shield

Xbee shield memiliki dua jumper terbuat dari plastik yang dapat di

removeable dari tiga pin pada shield yang berlabel Xbee/USB (Gambar 2.20).

Jumper ini menentukan komunikasi serial Xbee agar terhubung pada komunikasi

serial antar mikrokontroller atau USB pada board arduino (arduino.cc, 2013).

Gambar 2.20 Jumper pada Xbee Shield

2.8 Visual Basic

Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun

(40)

menggunakan pendekatan Visual untuk merancang user interface dalam bentuk

form. Tampilan Visual Basic terdapat pada Integrated Development Environment

(IDE) seperti pada Gambar 2.21.

Gambar 2.21 Tampilan Utama Visual Basic 6.0

Sumber : (Octovhiana, 2003)

Adapun pejelasan jendela-jendela adalah sebagai berikut :

a) Menu Bar, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti

menyimpan project, membuka project, dll

b) Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu

dengan cepat.

c) Jendela Project, jendela berisi gambaran dari semua modul yang

(41)

d) Jendela Form Designer, jendela merupakan tempat anda untuk

merancang user interface dari aplikasi.

e) Jendela Toolbox, jendela berisi komponen-komponen yang dapat anda

gunakan untuk mengembangkan user interface.

f) Jendela Code, merupakan tempat bagi anda untuk menulis koding.

Anda dapat menampilkan jendela dengan menggunakan kombinasi

Shift-F7.

g) Jendela Properties, merupakan daftar properti-properti object yang

sedang terpilih. Sebagai contohnya anda dapat mengubah warna

tulisan (foreground) dan warna latar belakang (background). Anda

dapat menggunakan F4 untuk menampilkan jendela properti.

h) Jendela Color Palette, adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna

suatu object.

i) Jendela Form Layout, akan menunjukan bagaimana form

(42)

36

METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada perancangan ini adalah

perancangan sistem wireless sensor network dengan menggunakan ZigBee

sebagai media pengiriman sinyal. Zigbee series 2 modul RF dirancang untuk

beroperasi dalam protokol ZigBee dengan biaya yang murah dan jaringan sensor

nirkabel menggunakan daya yang rendah (Faludi, 2011). Modul ini beroperasi

pada frekuensi 2.4 GHz dan memiliki jarak jangkauan indoor 133 ft atau 40 meter

dan jarak jangkauan outdoor 400 ft atau 120 meter tanpa adanya halangan (Inc,

XBee Series 2 OEM RF Modules, 2007).

Dengan terbatasnya kemampuan ZigBee untuk mentrasmisikan sinyal

tersebut berdasarkan kebutuhan arsitektur bangunan yang ada maka penulis

membuat sebuah topologi jaringan mesh dalam penerapan penelitian ini. Dengan

menggunakan topologi jaringan mesh diharapkan dapat mengatasi masalah

pengiriman sinyal ECG yang terkendala dengan bentuk arsitektur bangunan

ataupun jarak ruangan.

3.2 Model Perancangan

Pada perancangan ini penulis menggambarkan perancangan sistemnya

(43)

Gambar 3.1. Gambar Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem ini menggunakan topologi mesh seperti terlihat

pada gambar 3.1. Model topologi mesh ini digunakan agar node end device dapat

mengirimkan sinyal jantung kepada node coordinator melalui node router 1 atau

node router 2 tanpa ada kegagalan karena kendala infrastruktur gedung ataupun

jarak kemampuan pengiriman data oleh ZigBee. selain itu topologi ini memiliki

fleksibilitas yang lebih besar dibanding topologi lainnya. Jika sebuah router

tertentu gagal, maka jaringan dapat merekonstruksi jalur alternatif melalui router

lain dalam jaringan.

Jumlah node yang digunakan pada perancangan kali ini berjumlah 4

node, yaitu node coordinator, router 1,2 dan node end device. Masing-masing

node memiliki tugas berbeda-beda seperti berikut ini :

1. Nodeend device

Pada node ini, node bertanggung jawab sebagai pencatat hasil

rekaman sinyal jantung pada pasien, dan mengirimkan data pada node

coordinator melalui node router 1,2 sesuai dengan protokol yang telah

(44)

2. Node router 1

Pada node ini, hasil pengiriman sinyal yang dikirimkan oleh

node end device apabila dikirimkan ke node router ini maka akan

diteruskan langsung menuju ke node coordinator atau apabila tidak

memungkinkan maka akan diteruskan menuju node router 2 untuk

diteruskan ke node coordinator.

3. Node router 2

Pada node ini, hasil pengiriman sinyal yang dikirimkan oleh

node end device apabila dikirimkan ke node router ini maka akan

diteruskan langsung menuju ke node coordinator atau apabila tidak

memungkinkan maka akan diteruskan menuju node router 1 untuk

diteruskan ke node coordinator.

4. Node coordinator

Node coordinator bertanggung jawab atas penerimaan data yang

telah dikirimkan oleh node end device sensor jantung. Data yang

diterima node ini masih belum diolah, tapi data yang diterima sesuai

dengan protokol pengiriman data. Pada node coordinator data langsung

diolah dan di tampilkan dalam PC dengan menggunakan software

visual basic.

3.3 Perancangan Sistem

Adapun blok diagram perancangan sistem ditunjukkan pada gambar 3.2

(45)

Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem

Dalam tugas akhir ini, penulis hanya akan memfokuskan penjelasan data

yang dikirim dari nodeend device ke node coordinator. dan juga hasil unjuk kerja

jaringan topologi mesh pada transmisi sinyal auskultasi jantung dari node end

device ke node coordinator.

3.4 Perancangan perangkat keras

3.4.1 Perancangan sensor jantung

Untuk dapat mendeteksi adanya detak jantung pasien secara elektronik,

maka dibutuhkan sensor. Sensor yang digunakan pada penelitan transimsi sinyal

auskultasi jantung ini adalah dengan menggunakan modul ECG (Heart Rate

Monitor) yang disambungkan dengan mikrokontroler arduino untuk bisa

(46)

dipasangkan pada tubuh pasien dengan menjepitkan pada kedua pergelangan

tangan dan pergelangan kaki kanan pasien.

Heart Rate Monitor adalah modul yang digunakan untuk mengukur

aktivitas listrik jantung. aktivitas listrik ini dapat memetakan sebagai ECG atau

elektrokardiogram dan output sebagai pembaca analog. ECG bisa sangat bising,

Lead Tunggal AD8232 Heart Rate Monitor bertindak sebagai op amp untuk

membantu mendapatkan sinyal yang jelas dari PR dan Interval QT lebih mudah.

AD8232 adalah sebuah blok pengkondisian sinyal terintegrasi untuk

ECG dan aplikasi pengukuran biopotential lainnya. Hal ini dirancang untuk

mengekstrak, memperkuat, dan menyaring sinyal biopotential kecil dihadapan

kondisi bising, seperti yang dibuat oleh gerakan atau penempatan elektroda

terpencil.

Heart Rate Monitor memiliki sembilan koneksi dari IC yang dapat Anda

solder pin, kabel, atau konektor lain untuk. SDN, LO +, lo-, OUTPUT, 3.3V,

GND memberikan pin penting untuk operasi monitor ini dengan Arduino atau

mikrokontroler lainnya. Juga terdapat pin lain yaitu RA (Right Arm), LA (Left

Arm), dan RL (Right Leg) pin untuk disambungkan dengan Elektroda Jepit.

Selain itu, ada lampu indikator LED yang akan berdenyut dengan irama jantung

(47)

Gambar 3.3. Heart Rate Monitor (Modul ECG)

3.4.2 Perancangan rangkaian Xbee Zigbee S2B

Agar modul arduino dapat berkomunikasi secara serial wireless dengan

perangkat lain, maka dibutuhkan rangkaian wireless yang dalam perancangan ini

menggunakan modul Zigbee S2B. modul zigbee dapat berkomunikasi wireless

dan diakses menggunakan komunikasi serial TTL (Time to Live). Adapun port

serial yang digunakan untuk pengendalian dan pembacaan modul Xbee adalah

(48)

Gambar 3.4 Hubungan Rangkaian Xbee dan arduino

3.4.3 Perancangan rangkaian USB to serial Xbee

Untuk dapat menerima data serial hasil pengiriman dari node 1 dan node

2 atau perangkat wireless Xbee pengirim, maka pada bagian penerima juga

dibutuhkan Xbee. Sementara itu agar hasil pembacaan dan pengiriman data pada

Xbee dapat diproses menggunakan laptop atau PC, maka dibutuhkan konverter

USB to serial. Untuk itu pada perancangan ini digunakan modul USB to serial

Xbee yang difungsikan khusus untuk menjembatani antarmuka UART antara

komputer dengan Xbee. Adapun rangkaian modul USB to serial Xbee ditunjukkan

(49)

Gambar 3.5 Rangkaian modul USB to Serial Xbee pada base station

Sementara itu bentuk fisik dari modul USB to serial Xbee ditunjukkan

pada gambar 3.6

Gambar 3.6 modul USB to serial Xbee

3.4.4 Arduino 2560

Pada gambar 3.2 terdapat 2 arduino 2560 yang memiliki fungsi yang

sama yaitu membaca sensor yang memiliki nilai analog, pembacaan data

dilakukan dengan cara inputan yang berasal dari sensor diletakkan pada PORT A0,

untuk membaca nilai dari sinyal analog tersebut digunakan fungsi ReadAnalog

didalam modul arduino.

Pada modul arduino juga dilakukan pemberian tanda pada data yang akan

ditransmisikan. Adapun format pengiriman data seperti terlihat pada gambar di

(50)

Gambar 3.7 Format Pengiriman Data

Berikut penjelasan dari gambar 3.7 :

1. % : penanda awal pengiriman data

2. DATA : data sinyal auskultasi jantung yang dikirimkan

3. # : penanda akhir pengiriman data

Hal tersebut dibuat untuk memudahkan dalam pengolahan data pada saat

penerimaan data pada coordinator. Selanjutnya arduino mengirimkan informasi

yang dipancar melalui pemancar data zigbee.

3.4.5 Xbee

Untuk mengirimkan data dari node end device ke coordinator diperlukan

sebuah pemancar data. dalam penelitian ini penulis menggunakan Xbee Series 2

untuk pemancar data. Konfigurasi yang dilakukan pada Xbee sangat penting, agar

data dapat dikirimkan ke alamat yang sesuai.

Untuk mengkonfigurasi Xbee tersebut dibutuhkan sebuah software.

Software yang biasa digunakan untuk mengkonfigurasi Xbee salah satunya ialah

X-CTU.

Xbee dikonfigurasi untuk menjadi Znet 2.5 Router/end device dalam

(51)

serta Znet 2.5 coordinator dalam mode AT untuk node coordinator. Dalam

mengkonfigurasi Xbee series 2 hal yang terpenting ialah mengisi nilai PAN ID.

Langkah pertama untuk dapat berkomunikasi dalam satu jaringan, maka

PAN ID antar Xbee harus diisi dengan nilai yang sama. Selanjutnya perangkat

Xbee akan membangun jaringan secara otomatis. Node coordinator akan memulai

jaringan ZigBee dengan melakukan pencarian PAN ID pada area tersebut dan

saluran yang tersedia, kemudian router atau end device yang berada disekitarnya

dapat bergabung dengan node coordinator. setelah itu akan terbentuk jaringan

ZigBee dengan topologi Mesh dimana node end device dapat mengirimkan data

menuju node coordinator secara langsung ataupun melalui node router 1,2 secara

otomatis yang memungkinkan data itu terkirim melalui jalur manapun.

3.4.6 Rancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak bertujuan untuk menampilkan sinyal ECG

secara visual dan menyimpan data sinyal ECG ke dalam file dengan format “.txt”.

adapun perancangan perangkat lunak seperti terlihat pada flowchart seperti

(52)

Start

Gambar 3.8Flow Chart PerancanganPerangakat Lunak

Pada gambar di atas merupakan alur untuk kerja dari perangkat lunak,

pembacaan sensor ECG adalah untuk mengambil sinyal dari perangkat ECG

untuk ditampilkan secara visual ke layar PC dan menyimpan data sinyal ECG ke

dalam database. Jika nilai sensor NULL maka program akan membaca sensor

ECG lagi sampai mendapatkan nilai, jika sensor tidak NULL maka nilai tersebut

akan diproses untuk disimpan terlebih dahulu kedalam database kemudian

dimunculkan secara visual ke layar PC. Program akan mengulang terus menerus

selama User tidak meminta stop, jika User tidak meminta stop maka sinyal ECG

(53)

3.4.7 Program Membaca Sensor ECG

Diagram alir untuk mengambil sinyal ECG terhadap tubuh pasien

berdasarkan pembacaan sensor ECG dan dikirim ke PC untuk ditampilkan dan

disimpan data sinyal ECG terdapat pada Gambar 3.9.

Start

Gambar 3.9 Diagram alir Pengiriman Data Auskultasi Jantung

Pada dasarnya konsep dari sensor jantung adalah menerima setiap suara,,

kemudian melakukan pengambilan tegangan yang keluar dari tubuh melalui

sensor ECG dan data sensor ECG tersebut diolah pada mikrokontroller menjadi

data digital melalui pin ADC. Setelah itu dikirim ke Komputer, maka dibuatlah

algoritma seperti gambar 3.9. selain dikirim dan ditampilkan pada komputer maka

(54)

end device juga akan mengambil nilai pada serial port kemudian mengirimkan

data hasil auskultasi jantung kepada node coordinator secara wireless. Lalu

kemudian hasil pengiriman data bisa di simpan dan ditampilkan juga pada

komputer yang terdapat pada node coordinator. Berikut potongan program

pembacaan sensor ECG serta mengirim data tersebut ke Komputer :

void setup() {

// initialize the serial communication: Serial.begin(115200);

pinMode(10, INPUT); // Setup for leads off detection LO + pinMode(11, INPUT); // Setup for leads off detection LO -

}

void loop() {

if((digitalRead(10) == 1)||(digitalRead(11) == 1)){ Serial.print("%");

//Wait for a bit to keep serial data from saturating delay(2);

}

Pemrograman Ardunino Mega 2560 merupakan sebuah pemrograman

modul, maka pemrograman langsung dilakukan pada setiap pin. Pin 10 dan 11

digunakan sebagai filter untuk leads. Jika salah satu dari pin 10 tau 11

(55)

3.4.8 Program Memunculkan Sinyal ECG di Visual Basic

Pada saat memunculkan sinyal ECG secara visual terdapat flowchart

dimana flowchart tersebut merupakan alur dari cara untuk memunculkan sinyal

ECG secara visual di Visual Basic. Di bawah ini pada gambar 3.10 merupakan

diagram alir dari pada program Visual Basic.

Start

Gambar 3.10 Diagram alir Pengambilan Data ECG

Dari diagram alir di atas, Visual basic pada komputer end device

berfungsi untuk mengolah data yang dikirimkan oleh mikrokontroller untuk

(56)

memulai pengambilan data adalah harus memilih PORT yang digunakan oleh

mikrokontroler, setelah itu koneksikan PORT yang sudah dipilih sebelum. Jika

sudah terkoneksi maka pengambilan data ECG langsung disimpan dalam file

dalam format “.txt”. Tombol “disconnect” digunakan untuk menghentikan

pengambilan data seperti Gambar 3.11.

Berikut adalah tampilan program untuk membaca sinyal ECG :

Gambar 3.11 Tampilan Program ECG di Visual Basic

3.5 Metode Analisa

Pada transmisi sinyal auskultasi ini, selain pembuatan algoritma

pengiriman data, hal terpenting lainnya adalah analisa dari hasil pengiriman itu

(57)

3.5.1 Peletakan Elektroda Jepit

Dalam transmisi sinyal auskultasi, komponen terpenting adalah data yang

diambil dari auskultasi jantung. Maka tahapan yang pertama dilakukan adalah

mengambil data auskultasi dengan meletakkan sensor pada pergelengan kedua

tangan dan pergelangan kaki kanan.

Posisi jantung manusia adalah pada tulang iga manusia ke 6 di sebelah

kiri dada manusia, atau 5 cm di atas ulu hati di sebelah kiri. Peletakan sensor

sangat berpengaruh, karena apabila sensor tidak diletakkan pada bagian yang tepat

maka data yang akan diterima berupa data noise. Posisi peletakan sensor dilihat

pada gambar 3.12.

(58)

3.5.2 Pengambilan Sinyal Auskultasi Jantung

Proses pengambilan data dilakukan saat semua alat terpasang, dan proses

pengiriman data berlangsung. Seperti yang dijelaskan di atas, melalui grafik kita

dapat melihat apakah sensor sudah berada pada posisi yang tepat.

Data pada masing – masing end device dan coordinator akan tersimpan

pada sebuah file. File inilah yang nantinya digunakan untuk menganalisa seberapa

baik sistem dapat mentransmisikan sinyal auskultasi jantung dari node end device

ke titik coordinator secara bersamaan dengan menggunakan topologi mesh.

Pengambilan sinyal jantung dilakukan selama 30 detik untuk

mendapatkan hasil transmisi sinyal jantung. Hal ini dikarenakan penerimaan data

pada titik coordinator lebih lama karena adanya proses pemisahan data yang

terjadi pada titik coordinator. Contoh sinyal jantung hasil auskultasi terlihat

dalam gambar 3.13.

Gambar 3.13 Hasil Sinyal Askultasi Jantung

(59)

3.5.3 Analisa Transmisi Sinyal Auskultasi Jantung

Cara menganalisa hasil transmisi jantung adalah dengan memindah data

dari file penyimpanan ke file excel. Lalu data dibandingkan antara data inputan

dengan data yang berasal dari receiver. Posisi data pertama yang sesuai dengan

data yang ada pada transmiter adalah data yang berhasil dikirim dan diterima.

Sehingga dapat diketahui delay penerimaan data dari data yang telah dikirim.

Dari semua data yang dikirim terdapat loss data, loss data dapat diketahui

dari data yang tidak sesuai dengan data yang terdapat pada pengiriman, dan

dengan mengurangkan jumlah data yang terkirim dengan jumlah data yang telah

diterima. Maka data yang loss akan dapat diketahui.

(60)

Gambar 3.15 Data yang loss

Dari pencarian delay dan data loss seperti pada Gambar 3.14 dan Gambar

3.15 maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa packet loss yang

diterima, berapa lama pengiriman data serta berapa besar througput rata – rata

setiap pengiriman data.

a. Delay

Setelah menyamakan data antara transmitter dan receiver maka

terdapat selisih urutan antara kedua data tersebut, selisih urutan

(61)

tersebutlah yang disebut delay dalam pentransmisian sinyal auskultasi

jantung (Gani,2010).

Karena data dikirim setiap 2ms maka jarak antara data tersebut

dikalikan dengan waktu pengiriman data, dan akan ditemukan berapa

lama data yang dikirimkan oleh transmitter diterima oleh receiver.

�����=������ℎ����������� 0,002

b. Packet Loss

Pada pencarian packet loss seperti pada gambar 3.14 maka akan

ditemukan banyak data yang tidak dapat diterima dengan baik oleh

receiver, jumlah paket yang tidak diterima dengan sempurna tersebut

adalah packet loss yang digunakan untuk mencari berapa besar

persentase data yang hilang.

����������=�����ℎ�����ℎ�����

�����ℎ��������� � 100 %

c. Througput

Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, througput adalah besar

kecepatan data terkirim secara real. Maka untuk menemukan througput

dilakukan dengan cara memasukkan jumlah data diterima selanjutnya

dibagi dengan lama waktu pengamatan.

�ℎ�������=�����ℎ���������������ℎ�������������� �������������������

��������������

(62)

• Jumlah data masuk : keseluruhan data yang masuk sebelum melalui

proses pengelompokan data

• Jumlah tiap packet data : dalam mengirimkan 1 buah paket data

terdapat ± 5 character

• Besar pengiriman data : sebuah karakter terbentuk dari 10 bit data,

yaitu 8 bit untuk setiap character, 1 bit pemnbuka data dan juga 1 bit

penutup.

Pengiriman dilakukan dengan delay 2ms sesuai dengan ketetapan yang ada,

yaitu pengiriman dilakukan minimal dengan 2 kali frekuensi sampling jantung

normal ( Teori Sampling ) (Lynn, 1994).

�����������������= 2���

����������������(��) = 250�� −500��

= 2 � 250��

= 500��

���������������= 1 500 = 2 ��

Berdasarkan hasil di atas maka pengiriman data dilakukan setiap frekuensi

(63)

57

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil

pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi

pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

hasil transmisi data dari node ke coordinator.

4.1 Pengujian Xbee

Pengujian Xbee dilakukan dengan menggunakan program X-CTU.

Program X-CTU merupakan open source yang digunakan untuk menkonfigurasi

awal Xbee.

4.1.1 Tujuan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan

dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

4.1.2 Alat yang digunakan

Untuk melakukan percobaan ini maka diperlukan beberapa alat sebagai

(64)

4.1.3 Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian alat :

a. Hubungkan xbee adapter dengan kabel usb adapter.

b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb adapternya ke

komputer/laptop.

c. Buka software X-CTU dan tekan tombol “ Test / Query” pada tab “PC

Setting”.

d. Maka akan muncul dialog yang dapat mengetahui apakah Xbee yang

digunakan dapat terbaca oleh X-CTU atau tidak.

(65)

4.1.4 Hasil Pengujian

Pada Gambar 4.2 tertulis “Communication with Modem OK ” hal ini

menandakan bahwa Xbee yang digunakan dapat berkomunikasi dengan X-CTU.

Dengan demikian maka Xbee dapat digunakan pada pengerjaan tugas akhir ini.

Gambar 4.2 KondisiXbee normal

4.2 Pengujian Komunikasi Xbee

Pengujian komunikasi Xbee dilakukan dengan mengatur PAN ID, DL,

DH sesuai dengan yang telah dijelaskan pada BAB III. Komunikasi yang baik

ketika Xbee yang digunakan menjadi coordinator dapat menerima pesan dari

Xbee yang menjadi end device

4.2.1 Tujuan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan

(66)

4.2.2 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain :

a. Usb adapter

b. Xbee adapter

c. Xbee

d. Komputer/ laptop

e. Software X-CTU

4.2.3 Prosedur Pengujian

PAN ID keempat Xbee di samakan nilainya yaitu dengan nilai 234,

kemudian salah satu Xbee di setting sebagai coordinator dengan memilih jenis

modem XB24-B lalu setting sebagai ZNET 2.5 COORDINATOR AT sedangkan

yang lainnya disetting sebagai ZNET 2.5 ROUTER/END DEVICE dengan

konfigurasi tersebut maka secara otomotis akan terbentuk sebuah topologi mesh

dimana router/end device dan mengirimkan secara langsung data kepada

coordinator atau hanya meneruskan data yang dikirim router/end device lain

untuk dikirimkan kepada coordinator. pada Gambar 4.3 merupakan konfigurasi

(67)

Gambar 4.3 Konfigurasi untuk Xbee

4.2.4 Hasil Pengujian

(68)

Pada Gambar 4.4 di atas, kalimat dengan warna biru menunjukkan bahwa

xbee sedang mengirim data kepada xbee yang menjadi coordinator, sedangkan

kalimat dengan warna text merah menandakan bahwa xbee sedang menerima

kiriman data. Pada Gambar 4.4 tersebut terlihat xbee coordinator dapat menerima

dengan baik data dari xbee yang digunakan sebagai router/end device. Hal ini

ditandai dengan data yang diterima oleh xbee coordinator sama dengan data yang

dikirim oleh xbee router/end device.

4.3 Pengujian Arduino

Pengujian arduino dilakukan dengan memasukan skrip program

sederhana pada arduino menggunakan aplikasi arduino IDE. Arduino yang baik

dapat mengeksekusi program dengan baik.

4.3.1 Tujuan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah arduino yang

digunakan tidak mengalami kerusakan. Sehingga saat aruino digunakan pada

sistem dapat membantu sistem berjalan dengan baik.

4.3.2 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain :

a. Kabel usb

b. Arduino Mega 2560

c. Komputer/laptop

(69)

4.3.3 Prosedur Pengujian

a. Hubungkan Arduino dengan kabel usb

b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb tadi dengan

komputer.

c. Buka software Arduino IDE dan isi perintah dalam bahasa C. Sebagai

contoh penulis memasukkan perintah sebagai berikut :

void setup()

d. Apabila telah selesai untuk mengisi perintah, maka tekan “Verify” untuk

mengecek apabila terdapat perintah yang salah dalam bahasa C. Dan

tekan “Upload” untuk memasukkan perintah tersebut ke dalam Arduino

Mega 2560.

e. Setelah program telah berhasil dimasukkan, maka tekan icon Serial

monitor pada kanan atas. Maka akan muncul tampilan serial monitor.

f. Setelah window serial monitor muncul, amati kiriman data serial oleh

(70)

4.3.4 Hasil Pengujian

Hasil dari pengujian pengisian program ke arduino dapat dilihat pada

Gambar 4.5. Lingkaran merah menunjukan bahwa arduino yang digunakan

berhasil diisi dengan program yang telah ditulis dalam software arduino IDE.

Gambar 4.5 uploadprogram berhasil

Program yang dimasukan kedalam arduino merupakan program untuk

mengirimkan data menggunakan serial. Proses pengiriman ini apabila arduino

masih dihubungkan dengan USB PC maka kita dapat menerima data yang dikirim

menggunakan menu serial monitor pada software arduino IDE. Hasil dari serial

(71)

Gambar 4.6 Program berhasil berjalan

Gambar 4.6 menunjukan bahwa data dikirimkan sesuai dengan perintah

program yang telah diisi pada arduino. Dengan begitu arduino ini dapat bekerja

dengan baik, dan dapat digunakan untuk sistem.

4.4 Pengujian tampilan penerimaan data pada end device

Pengujian ini merupakan pengujian penerimaan pada aplikasi visual

basic berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung dan dapat

menampilkan hasil sinyal dengan baik.

4.4.1 Tujuan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi dapat menerima sinyal

jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal jantung dengan baik ke

dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file.

4.4.2 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain:

a. Arduino Mega 2560

b. Instrumen Amplifier dan Filter

(72)

d. Komputer/laptop

e. Software Arduino IDE

f. Software Visual Basic

g. Stopwatch

4.4.3 Prosedur Pengujian

a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB.

b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE.

c. Upload skrip yang digunakan untuk pengiriman data.

d. Buka aplikasi ECG pada router/end device dari Visual Basic.

e. Letakkan sensor pada pergelangan tangan dan kaki

f. Lakukan pengambilan data selama 30 detik, untuk memperoleh sinyal

jantung.

h. Amati data, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang

ditangkap merupakan sinyal jantung.

4.4.4 Hasil Pengujian

Gambar

Gambar 2.9 Xbee Usb Adapter dan Kabel Mini Usb
Gambar 2.15 Tab Modem Configuration
Gambar 2.17 Kotak Dialog Get New Versions
Gambar 2.18 Save dan Load Modem Profile
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada peralatan konvensional input data yang sedikit tidak begitu memakan waktu yang banyak sama halnya dengan nirkabel tetapi semakin banyak data yang diinput secara

Gambar 5. Grafik Pengujian Delay pada Traffic Sibuk Pengiriman paket data dari PC sumber ke PC tujuan saat traffic sibuk dapat terkirim dengan baik dimana rata-rata delay pada

Penelitian diawali dengan melakukan pengambilan data secara langsung dari pasien dengan menggunakan heart sound sensor. Setelah pengambilan data sinyal suara jantung,

energi listrik yang terpakai pada lampu penerangan jalan umum dan melakukan pengiriman data berbasis wireless sensor network dengan topologi

Pada topologi star, waktu inisialisasi awal sampai dengan waktu pengiriman paket dari node end device ke node coordinator bisa terjadi dalam waktu yang relatif

Hasil pengujian berdasarkan state 3 didapat data waktu pengiriman informasi kartu RFID dari perangkat ke server melalui ethernet dan diterima server yang terekam pada

Pada peralatan konvensional input data yang sedikit tidak begitu memakan waktu yang banyak sama halnya dengan nirkabel tetapi semakin banyak data yang diinput secara

Hasil PengujianDelay Gambar 11.Hasil PengujianDelaypadaTrafficSibuk Pengiriman paket data dari PC sumber ke PC tujuan dan pemutusan kabel penghubung antar router saat traffic sibuk