• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LATIHAN PUSH UP NORMAL DAN PUSH UP

DENGAN TANGAN MENUMPU PADA BANGKU TERHADAP

JAUHNYA HASIL THROW IN TANPA AWALAN PADA

PEMAIN SSB UNNES TAHUN 2011

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Wisnu Mahendra 6301407057

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii SARI

Wisnu Mahendra. (2011). “Pengaruh latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa

awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011”. Skripsi Pendidikan Kepelatihan

Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul adalah : 1) Apakah ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?, 2) Apakah ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?, 3) Manakah yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?. Adapun tujuan penelitian ini untuk : 1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 3) Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

Landasan teori yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah teknik dasar sepakbola, throw in, push up normal, push up dengan tangan menumpu pada bangku, kondisi fisik dan kerangka berpikir. Hasil hipotesisnya adalah 1) Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 2) Ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011, 3)Latihan push up normal lebih baik dari pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

Populasi penelitian ini adalah pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun sebanyak 20 anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, adapun jenis penelitian eksperimen lapangan. Dengan memberikan tes awal (pre tes) dengan hasil yang kemudian di matching dengan metode A-B-B-A. Setelah di matching akan didapatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 yang diberikan latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 yang diberikan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Kedua kelompok ini diberikan perlakuan push up dengan frekuensi 3 kali pertemuan setiap minggu dan sebanyak 15 kali pertemuan diakhiri dengan tes akhir (post test). Variabel terikat penelitian ini adalah jauhnya hasil throw in tanpa awalan, sedangkan variabel bebasnya adalah latihan push up normal dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola M – S, pengolahan data menggunakan statistik dengan rumus t tes pendek dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 9.

(3)

iii

eksperimen 1 = 11.035 ; mean tes akhir eksperimen 2 = 10.376. setelah dianalisa diperoleh t hitung pada eksperimen 1 = 4.295 ; dan t hitung pada eksperimen 2 = 3.666, hal ini berarti lebih besar dibandingkan t tabel sebesar 2.262, dan terdapat kenaikan presentase hasil throw in setelah diberi perlakuan eksperimen 1 (push up normal) dan eksperimen 2 (push up dengan tangan menumpu pada bangku) sebesar 1.15 %.

(4)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing unuk diajukan ke sidang panitia ujian pada:

Hari : Senin

Tanggal : 15 Agustus 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Wahadi, M.Pd Tri Aji, S.Pd

NIP.19610114.198601.1.001 NIP.19801103. 200604.1.002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(5)

v

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 26 Agustus 2011 Tempat : Ruang 1 Ujian Skripsi

Panitia Ujian

Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Uen Hertiawan, M.Pd Drs. Hermawan, M.Pd NIP. 19530411.198303.1.001 NIP. 19590401.198803.1.001

1. Drs. Kriswantoro, M.Pd (Penguji Utama) NIP. 19610630.198703.1.003

2. Drs. Wahadi, M.Pd (Anggota 1) NIP.19610114.198601.1.001

(6)

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2011

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

"Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" ( Q.S Ar'd : ayat 11)

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan berbagai fasilitas dan kesempatan kami untuk melaksanakan studi di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan penggunaan fasilitas yang tersedia.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan banyak petunjuk, arahan, saran serta bimbingan dalam perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

(9)

ix

5. Tri Aji, S.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan dorongan, petunjuk dan saran hingga skripsi dapat terwujud.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang banyak memberikan saran, petunjuk dan pengetahuan bagi penulis.

7. Liliek H.P sebagai Koordinator dan Pelatih SSB UNNES Semarang yang telah membantu terlaksana dan terselesaikannya penelitian ini.

8. Pemain SSB UNNES yang sudah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.

9. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Semoga segala amal baik bapak, ibu dan saudara dalam membantu penelitian ini akan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan akhirnya kami berharap semoga penelitian ini bermanfaat dan menambah khasanah pengetahuan.

Semarang, Juli 2011

(10)

x DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

SARI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 8

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Penegasan Istilah ... 9

1.5.Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1.Landasan Teori ... 12

(11)

xi

2.1.2. Lemparan ke dalam (Throw In) ... 13

2.1.3. Kondisi Fisik ... 24

2.1.4. Latihan Push Up Normal ... 27

2.1.5. Latihan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku.. 29

2.2Kerangka Berpikir ... 29

2.2.1. Pengaruh Latihan Push Up Normal Terhadap Jauhnya Hasil Throw In ... 30

2.2.2. Pengaruh Latihan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Terhadap Jauhnya Hasil Throw In ... 31

2.2.3. Manakah yang lebih baik antara Latihan Push Up Normal dan Latihan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku terhadap Jauhnya Hasil Throw In.. 32

2.3Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1.Populasi Penelitian ... 34

3.2.Sampel Penelitian ... 34

3.3.Variabel Penelitian ... 35

3.4.Jenis dan Rancangan Penelitian ... 36

3.5.Instrumen Penelitian ... 38

3.5.1. Tes Throw In tanpa Awalan ... 38

3.6.Prosedur Penelitian ... 40

(12)

xii

3.6.2.Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 41

3.7.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 44

3.7.1.Faktor kesungguhan hati ... 44

3.7.2.Faktor Kegiatan di luar Penelitian ... 44

3.7.3.Faktor Latihan yang dilakukan ... 45

3.7.4.Faktor Kebosanan ... 45

3.7.5.Faktor Kemampuan Pemain ... 45

3.8.Metode Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1.Hasil Penelitian ... 49

4.2.Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 52

4.3.Pembahasan ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1.Simpulan ... 58

5.2.Saran ... 59

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1 Sikap Berdiri saat Melempar Bola ... 13

2 Posisi Kaki Dan Tangan Saat Akan Melempar Bola ... 13

3 Cara Memegang Bola ... 14

4 Cara Melempar Bola ... 15

5 Gerak Lanjutan Setelah Melempar Bola ... 15

6 Struktur Otot Bahu ... 17

7 Struktur Otot Bahu ... 18

8 Struktur Otot Lengan Bawah ... 21

9 Struktur Otot Lengan Bawah ... 22

10 Posisi Badan saat Push Up Normal ... 25

11 Posisi Badan saat Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku... 26

12 Desain Penelitian ... 32

13 Sudut Elevasi Lambungan Bola ... 34

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Persiapan Perhitungan Statistik ... 40

2 Data Tes Eksperimen 1 Push Up Normal ... 43

3 Data Tes Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku ... 44

4 Hasil Uji Eksperimen 1 ... 46

5 Hasil Uji Eksperimen 2 ... 47

6 Peningkatan Mean Hasil Kemampuan Lemparan ... 47

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Surat Usulan Dosen Pembimbing ... 54

2 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 55

3 Surat Permohonan Ijin Penelitian SSB UNNES ... 56

4 Surat Keterangan Penelitian ... 57

5 Program Latihan Kegiatan ... 58

6 Daftar Populasi ... 59

7 Data Tes Awal Throw In Tanpa Awalan ... 60

8 Data Tes Awal Setelah Diurutkan ... 61

9 Hasil Tes Awal Setelah Diurutkan yang akan Dimatching ... 62

10 Hasil Tes Awal setelah Dimatching ... 63

11 Program Latihan Repetisi Maksimal dan Beban Latihan Selama 16 kali Pertemuan Push Up Normal ... 64

12 Program Latihan Repetisi Maksimal dan Beban Latihan Selama 16 kali Pertemuan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku ... 65

13 Program Latihan Push Up Normal dan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku ... 66

14 Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen 1 ... 71

(16)

xvi

KelompokEksperimen 2 ... 73 17 Perhitungan Statistik Push Up Normal ... 74 18 Perhitungan Statistik Push Up dengan Tangan Menumpu

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan dengan kemampuan kelincahan dan kecepatan berlari dan penjaga gawang yang di bolehkan menggunakan tangannya di daerah tendangan hukumannya. Menurut Sucipto dkk (2000: 7) Tujuan dari permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri. Sedangkan tujuan untuk dunia pendidikan terutama pendidikan jasmani adalah sepakbola merupakan salah satu mediator untuk mendidik anak yang cerdas, terampil, jujur, dan sportif (Sucipto dkk, 2000: 8). Dalam perkembangannya permainan ini dapat di mainkan di luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door) (Sucipto dkk, 2000:7).

(18)

2

mengolahragakan masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah baiknya jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pelatihan olahraga khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik, maka kita dapat bermain dengan baik.

Latihan-latihan teknik dasar adalah menu utama dalam suatu latihan Sepakbola. Paling tidak, dengan latihan teknik dasar, para pemain bisa latihan menendang bola 100 kali, menggiring bola 50 kali, dan mengoper bola 50 kali, bahkan mungkin bisa lebih dari itu. Bahkan di “Football Clinic” terutama untuk anak-anak, mereka ditekankan untuk melakukan latihan teknik dasar, seperti: menendang, mengoper, menggiring, serta penguasaan bola. Belum ada “bermain

(19)

Dewasa ini Sepakbola di indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa kita perhatikan pada berdirinya sekolah sepakbola yang sudah menjamur dikalangan masyarakat indonesia. Sekolah sepakbola didirikan untuk membuka wadah bagi anak-anak usia dini untuk mengembangkan ketrampilan sepakbolanya. Selain untuk mengembangkan juga untuk dapat mencari bibit-bibit baru untuk pemain nasional.

(20)

4

juga sehingga mereka yang di usia 18 tahun yang bisa masuk tim yunior kebanyakan ingin melanjutkan studinya di UNNES dengan prestasi yang diperoleh anak-anak itu biasanya bisa mendapatkan prioritas utama. Dalam latihan mereka di ajarkan banyak teknik dasar diantaranya passing, dribbling, controlling, shoting, heading dan Throw in. Berdasarkan pengamatan saya sebagai peneliti selama saya melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PKL) pemain SSB UNNES kurang dalam teknik throw in sehingga saya mengangkat throw in sebagai topik penelitian saya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada SSB UNNES, para pemain yang melakukan teknik throw in pada saat permainan kurang mempunyai kekuatan otot lengan yang dibutuhkan pada saat melakukan throw in, sehingga memaksa para pemain yang akan menerima bola tidak harus mendekat kearah pemain yang akan melempar untuk menerima bola hasil throw in dikarenakan jarak lemparan yang kurang maksimal.

(21)

kearah manapun dari atas titik garis samping di tempat bola meninggalkan lapangan permainan. Throw in ini mempunyai peranan penting dalam permainan sepakbola selain untuk menghidupkan kembali permainan, teknik ini juga dapat digunakan untuk mengumpan bola kepada rekan satu tim. Throw in apabila dicermati penggunaannya pada permainan sepakbola saat sekarang ini juga bisa digunakan sebagai strategi dalam penyerangan. Tujuan dari throw in antara lain untuk mengumpankan bola kepada rekan agar dapat dikuasai dengan baik, sehingga dalam penyerangan akan lebih mudah dengan keadaan bola masih dalam penguasaan tim.

Dalam pertandingan sepakbola, para pemain masih sedikit memanfaatkan lemparan ke dalam sebagai strategi di dalam penyerangan dikarenakan jarak lemparannya yang tidak begitu jauh. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemain dalam melakukan lemparan ke dalam antara lain dari cara: 1) Sikap berdiri, 2) Cara memegang bola, 3) Cara melempar bola, dan 4) gerak lanjutan.

(22)

6

kecepatan penerima bola akan menentukan bagaimana pelempar bola melemparkan bolanya.

Faktor-faktor yang banyak mempengaruhi kesalahan-kesalahan yang dilakuka oleh pemain sepakbola dalam melakukan throw in di latar belakangi oleh kurangnya pelatihan tentang throw in bagi para pemain, tidak semua pemain dapat melakukan throw in, kurangnya jarak lemparan pemain dan gerakan yang kurang efisien pada saat melakukan throw in sehingga banyak tenaga yang dikeluarkan tetapi hasil yang dicapai tidak sesuai dengan banyaknya tenaga yang telah dikeluarkan. Gerakan lemparan ke dalam ini memerlukan kekuatan otot kedua tangan dan bola harus dilepas di atas kepala (Abdul Rohim, 25: 2008).

Diantara unsur yang telah disebutkan, yang terpenting untuk throw in adalah kekuatan otot lengan, untuk mendukung hal tersebut latihan yang diberikan dalam usaha peningkatan kekuatan otot adalah latihan pembebanan pada serabut otot untuk berkonstraksi. Pada saat melakukan throw in tidak hanya diperlukan tenaga besar saja, melainkan didukung oleh kecepatan untuk mendukung kekuatan pada saat melempar. Menurut Sadoso (1994: 43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan. Menurut Sadoso (1994: 45), ada beberapa macam variasi push up yaitu:

1) Push up dengan tangan menumpu pada bangku, 2) Push up dengan lutut menumpu pada lantai (wanita),

(23)

Tohar (2008: 4-18) berpendapat, usaha untuk meningkatkan prestasi, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar dan sudah diterima secara universal. Tanpa berpedoman pada teori dan prinsip latihan, latihan sering kali menjurus ke mal practice dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan prestasi tidak tercapai. Prinsip latihan yang paling penting dijadikan pedoman untuk meningkatkan prestasi dan performa dalam olahraga beberapa diantaranya: pemanasan tubuh, metode latihan, berpikir positif, prinsip beban berlebih, intensitas latihan, kulaitas latihan, prinsip individualis, variasi latihan, metode bagian dan metode keseluruhan, memperbaiki kesalahan, perkembangan menyeluruh, menetapkan sasaran. Menurut Tohar (2008: 6), prinsip latihan berlebih atau overload principle adalah latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw

in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011”.

Adapun alasan yang mendukung dalam penelitian ini adalah:

1. Throw in merupakan salah satu teknik dasar yang digunakan dalam permainan sepak bola.

(24)

8

3. Para pemain SSB UNNES rata-rata sudah menguasai teknik dasar lemparan kedalam, tapi hasil lemparan kurang maksimal.

1.2Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan dimuka dan dijelaskan dalam alasan pemilihan judul, maka masalah yang timbul dalam penelitiain ini kemudian penulis merumuskan dalam bentuk pernyataan:

1. Apakah ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?

2. Apakah ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?

3. Manakah yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011?

1.3Tujuan Penelitian

Agar memperoleh gambaran yang jelas dan bermanfaat bagi yang menggunakannya. Adapun tujuan dari penelitian:

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

(25)

3. Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

1.4Penegasan Istilah

Agar di dalam penelitian tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan dalam judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah atau definisi operasional sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh menurut WJS. Poerwadarminta (2005: 849) adalah akibat, daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda, orang dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (gaib dan sebagainya). Pengertian pengaruh dalam penelitian ini adalah akibat yang timbul dari hasil latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in.

2. Latihan

Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari, kian menambah beban latihan atau pekerjaannya (Hadi, 2007: 55). Sedangkan latihan menurut WJS. Poerwadarminta (2005: 643), adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.

3. Push up Normal

(26)

10

diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala sampai kaki. Perlahan-lahan turunkan sampai dada menyentuh lantai. Kemudian, doronglah badan sampai kedua lengan lurus dan siku terkunci. Jagalah agar badan tetap lurus selama pergerakan tadi. Lekukan berulang-ulang. Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang (http://id.wikipedia.org/wiki/Push-up).

d. Push up dengan tangan menumpu pada bangku

Menurut Sadoso (1994: 45), Gerakan push up dengan tangan menumpu pada bangku sebenarnya pada prisipnya sama dengan push up normal tetapi bedanya terletak pada posisi kedua tangannya yang menumpu pada bangku. Jadi posisi tangan lebih tinggi dari kaki. Posisi badan membuat sudut 45-60 derajat. Tinggi bangku yang digunakan untuk push up ini adalah sekitar 45 cm atau setinggi bangku yang digunakan untuk bench press.

e. Jauhnya hasil Throw in

(27)

penelitian ini adalah jarak yang ditempuh saat melemparkan bola oleh seorang pemain dari garis luar tepi ke dalam lapangan permainan.

1.5Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti: menambah pengetahuan dalam pentingnya latihan fisik untuk mencapai throw in yang maksimal.

2. Bagi pemain SSB: menemukan cara melakukan teknik throw in yang baik dan melatih fisik dengan cara yang benar.

3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan.

4. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan metode latihan yang lebih efektif.

5. Dengan mengetahui hasil penelitian ini, diharapkan pelatih sepakbola dapat memanfaatkannya dengan memasukkan materi latihan untuk otot lengan ke dalam program latihan.

(28)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1.Teknik Dasar Dalam permainan Sepakbola

Penguasaan teknik dasar merupakan suatu syarat yang harus dimiliki oleh pemain. Keberhasilan suatu tim dalam setiap pertandingan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, karena dengan penguasaan teknik dasar akan tercipta permainan yang bermutu dan menggunakan teknik yang baik pula.

Menurut Sukatamsi (1984: 33), teknik dasar adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakola, jadi teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola yang professional harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola terlebih dahulu sebelum bermain dalam permainan sepakbola.

(29)

Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik dalam permainan sepakbola yang dimainkan dengan lengan dari luar lapangan permainan. Selain mudah untuk memainkan bola, dari lemparan ke dalam off-side tidak berlaku. Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan awalan atau tanpa awalan, baik dengan posisi kaki sejajar maupun salah satu kaki ke depan (Sucipto dkk, 2000: 36). Throw in dapat menjadi senjata yang ampuh dalam rencana serangan sebuah tim. Sebuah lemparan ke dalam yang sangat kuat dapat mendorong bola dari garis pinggir ke tengah-tengah lapangan, menyusuri sisi lapangan atau ke depan gawang. Lemparan ke dalam biasanya lebih mudah dikontrol dari pada tendangan dan memungkinkan pemain yang menerima bola untuk mengambil dan mempertahankan kontrol bola (Mielke, 2007: 39).

PSSI (2010: 72) mengemukakan, sebuah gol tidak dapat langsung dihasilkan dari suatu lemparan ke dalam. Pada saat melemparkan bola, pemain yang melakukan lemparan ke dalam: menghadap ke lapangan permainan, sebagian dari kakinya berada di atas garis samping atau di luar garis samping, memegang bola dengan kedua belah tangan, melemparkan bola dari belakang melalui atas kepala, dan melemparkan bola dari tempat dimana bola itu meninggalkan lapangan permainan ( PSSI, 2010: 72). Berikut prinsip-prinsip throw in menurut Sukatamsi adalah:

(30)

14

Gambar 1. Sikap Berdiri Saat Melempar Bola

(Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1984: 186)

Gambar 2. Posisi Kaki Dan Tangan Saat Akan Melempar Bola (Sucipto, dkk , 2000:38)

(31)

bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan kiri, sedang jari-jari yang lain memegang bola dibagian samping bola.

Gambar 3. Cara Memegang Bola

(Sukatamsi, Teknik Dasar Bermain Sepakbola, 1984: 185)

Cara melempar, kedua tangan dengan bola diangkat diatas belakang kepala, pandangan mata ke arah teman yang akan diberi operan bola. Waktu akan melempar bola badan ditarik kebelakang sehingga badan melengkung pada perut. Waktu melemparkan bola, dengan kekuatan otot-otot perut, panggul, lengan, bahu dan kedua tangan diayunkan ke depan kemudian dibantu kedua lutut yang diluruskan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan bola dilepas.

Gambar 4. Cara Melempar Bola

(32)

16

Gerak lanjutan, ialah berdiri diatas kedua kaki diatas ujung-ujung jari kaki tetap diatas tanah dan seterusnya diteruskan dengan gerakan lai untuk mencari posisi (1984: 184-185)

Gambar 5. Gerak lanjutan setelah melempar (Danny Mielke , 2007 : 40)

(33)

1. Struktur Otot Bahu (Syaifuddin, 1996: 38-39)

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromin tang teraba dari luar yaitu:

a. M. Deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu, balung tulang belikat dan diafase tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju tulang besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lender. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar.

b. M. Subcapularis (otot depan tulang belikat), otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menujuntaju kecil tulang pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus dalam.

c. M. Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat), otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan dari bawah ke atas.

d. M. Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat), otot ini berpangkal dilekuk sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan luar.

(34)

18

f. M. Teres Minor (otot lengan belikat kecil), otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar

Gambar 6. Struktur Otot Bahu

(35)

Gambar 7. Struktur Otot Bahu

(Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat, 1996: 39) 2. Struktur Otot Pangkal Lengan Atas (Syaifuddin, 1996: 43)

a. Otot lengan pangkal atas

Otot-otot ketul (Fleksor), terdiri atas:

(36)

20

2) Muskulus Brachialis (otot lengan dalam), otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dan menuju di pangkal tulang hasta.

3) Muskulus Korako Brachialis, otot ini berpangkal pada prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.

4) Otot-otot kedang (ekstensor)

b. Muskulus Triseps Brachi (otot lengan berkepala 3), Terdiri atas:

1) Kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain,

2) Kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan,

3) Kepala panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiga-tiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.

3. Struktur Otot lengan Bawah (Syaifuddin, 1996: 43- 44) Otot-otot lengan bawah terbagi dalam:

a. Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengentulan di atas sendi siku, sendi-sendi tangan dan sendi-sendi jari dan sebagian gerak silang hasta, meliputi:

(37)

Ketiga otot ini berfungsi sebagai ekstensi dari jari lengan (menggerakkan lengan).

4) Digotrum karpi radialis, fungsinya ektensi dari jari tangan kecuali ibu jari.

5) Muskulus ektensor policis longus, fungsinya ekstensi ibu jari. b. Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan

meratakan hasta tangan. otot ini berkumpul sebagai berikut: 1. Otot-otot ini disebelah telapak tangan. Otot-Otot-otot ini ada 4 lapis, lapis yang 2 disebelah luar, berpangkal di tulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan jari tangan. Lapis yang ke- 4 ialah otot-otot yang untuk sendi-sendi antar tulang hasta dan tulang pengumpil.

(38)

22

equadratus, fungsinya pronasi dan tangan; muskulus spinator brevis, fungsinya supinasi dari tangan.

c. Otot-otot disebelah tulang pengumpil, berfungsi membengkokkan lengan siku mengerjakan rata hasta, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta.

d. Otot-otot disebelah punggung atas. Disebut otot kedang jari bersama, yang melumaskan jari tangan. Otot yang lainmeliruskan ibu jari (telunjuk). Otot-otot lengan bawah mempunyaiurat yang panjang di bagian bawah, di dekat pergelangan tangan. Urat-urat tersebut memiliki kandung urat.

e. Otot-otot tangan. Di tangan terdapat otot-otot tangan pendek yang terdapat tulang-tulang tapak tangan dan membantu ibu jantung tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipotenar).

Gambar 8. Struktur Otot Lengan Bawah

(39)

Gambar 9. Struktur Otot Lengan Bawah

(Syaifuddin, Anatomi Fisiologi Untuk Perawat, 1996: 44)

Jadi hakekat otot lengan adalah kemampuan dari otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas. Otot-otot tersebut terlibat pada seseorang pesepakbola dalam melakukan throw in.

Dari berbagai uraian tersebur di atas dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan jauhnya hasil throw in maka otot yang terlibat harus dilatih kekuatan dan kecepatan secara bersamaan, khususnya otot lengan dan bahu sebagai penggerak utama dari gerakan lemparan.

(40)

24

2.1.3.Kondisi Fisik

Prestasi olahraga yang optimal dapat dicapai dengan pendekatan latihan fisik, teknik, taktik dan mental. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur, terprogram dan berkesinambungan akan dapat menuntun prestasi atlet, dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan dalam program latihan akan dapat meningkatkan kualitas ataupun kondisi fisik atlet dan latihan akan mendukung suatu prestasi yang diinginkan. Prestasi olahraga tidak lepas dari kondisi fisik, dimana setiap cabang olahraga menuntut kondisi fisik yang berbeda-beda, disesuaikan dengan cabang olahraganya.

Latihan kondisi fisik memegang peranan sangat penting dalam program latihan atlet, terutama pada atlet pertandingan. Untuk menentukan status kondisi fisik yang bersifat umum harus diberikan jauh sebelum program khusus. Kondisi fisik menurut M. Sajoto (1995: 8) adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak biasa dipisahkan begitu saja, baik peningkatan atau pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam suatu peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai dengan keadaan tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan yang dibutuhkan tersebut. Menurut M. Sajoto (1995: 8-10), komponen kondisi fisik terdiri atas:

a. Kekuatan (strength)

Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja

(41)

Dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yakni:

1) Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

2) Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkonraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

c. Daya otot (muscular power)

Kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan (force) x kecepatan (velocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplosif.

d. Kecepatan (speed)

(42)

26

e. Daya lentur (flexibility)

Efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian seluruh tubuh.

f. Kelincahan (agility)

Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang bebeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

g. Koordinasi (coordination)

Kemampuan seseorang mengintregasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain tenis; seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak ke arah bola sambil mengayunkan raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar.

h. Keseimbangan (balance)

Kemampuan seseorangmengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan ataupun mempertahankan keseimbangan.

(43)

Seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenal denagn salah satu bagian tubuh.

j. Reaksi (reaction)

Kemempuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menaggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa semua komponen yang ada di dalam kondisi fisik akan mempengaruhi ketrampilan melakukan teknik dasar sepakbola. Dengan kondisi fisik yang baik, diharapkan pemain dapat melakukan ketrampilan gerak dengan baik pula. Khusus untuk throw in menurut pelaksanaannya dapat diidentifikasi bahwa kondisi fisik yang berperan, langkah selanjutnya adalah dilatih dan ditingkatkan kemampuannya ( dalam hal ini kekuatan dari otot lengan dan bahu).

2.1.4.Latihan Push up Normal

(44)

28

sampai ke dua lengan lurus dan siku terkunci. Jagalah agar badan tetap lurus selama pergerakan tadi lakukan berulang-ulang.

Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang (http://id.wikipedia.org/wiki/Push-up).

Gambar 10. Posisi Badan Saat Push up Normal (Sadoso, Kesehatan Dalam Olahraga, 1994: 47) Kelebihan push up normal adalah:

1) Otot-otot yang dikenai latihan: pectoralis, tarpecius, (otot-otot bahu) tricep dalam porsi yang sama,

2) Pada sendi siku otot pronator quardratus ikut terlatih. Kelemahan push up normal adalah:

1) Otot tricep tidak terlatih maksimal,

(45)

2.1.5.Latihan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku

Gerakan push up dengan tangan menumpu pada bangku sebenarnya pada prisipnya sama dengan push up normal tetapi bedanya terletak pada posisi kedua tangannya yang menumpu pada bangku. Jadi posisi tangan lebih tinggi dari kaki. Posisi badan membuat sudut 45-60 derajat (Sadoso, 1994: 45). Tinggi bangku yang digunakan untuk push up ini adalah sekitar 45 cm atau setinggi bangku yang digunakan untuk bench press.

Gambar 11. Posisi Badan Saat Push up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku (Sadoso, Kesehatan Dalam Olahraga, 1994: 47)

2.2 Kerangka Berpikir

(46)

30

2.2.1 Pengaruh Latihan Push Up Normal Terhadap Jauhnya Hasil Throw In

Dalam permainan sepakbola dibutuhkan kondisi fisik yang bagus, disamping penguasaan teknik dalam bermain sepakbola, untuk menghasilkan throw in yang jauhnya maksimal dibutuhkan teknik throw in yang baik, serta Menurut Abdul Rohim (2008: 25) gerakan lemparan ke dalam ini memerlukan kekuatan otot kedua tangan. Menurut Sadoso (1994: 43), latihan push up adalah salah satu latihan untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan.

Push up normal adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep (http://id.wikipedia.org/wiki/Push-up). Salah satu keuntungan push up normal tidak memerlukan alat apa-apa sehingga lebih efektif dan efisien. Menurut Sadoso (1994: 43) selama push up, otot-otot pada gelang bahu (shoulder girdle), dan persendian siku, terlibat dalam gerakan ini. Pada persendian bahu, otot-otot besar yang terlibat adalah otot-otot deltoideus bagian depan dan otot pektoralis mayor (otot dada).

Otot deltoideus bagian depan terdapat di bagian bahu depan bahu. Ini merupakan otot deltoideus yang terentang dari klavikula (tulang selangka) dan bagian atas dari skapula (tulang belikat) melelui bahu ke lengan bagian atas.

(47)

Disaat melakukan throw in menurut Soedarminto 1976: 33 secara teoritis bergantung pada sudut elevasi dan kecepatan gerak bola, dalam hal ini untuk bisa memberi kecepatan pada bola tentunya dibutuhkan suatu metode latihan yang didalamnya melatih kekuatan otot lengan. Latihan push up normal merupakan salah satu latihan yang melatih kekuatan otot lengan, maka latihan ini memberikan pengaruh dalam menghasilkan throw in yang maksimal.

2.2.2 Pengaruh Latihan Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada Bangku Terhadap Jauhnya Hasil Throw In.

Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku hampir sama dengan latihan push up normal, hanya berbeda pada posisi tangan yang menumpu pada bangku. Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku menurut Sadoso (1994: 45) badan harus membentu sudut 45- 60 derajat. Latihan ini juga berpengaruh untuk melakukan throw in, karena latihan ini juga masih termasuk dalam latihan kekuatan otot lengan. Menurut Abdul Rohim (2008: 25) gerakan throw in memerlukan kekuatan otot kedua tangan, dan Latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku merupakan latihan meningkatkan kekuatan otot lengan.

(48)

32

2.2.3. Latihan Push Up Normal lebih baik dari pada Latihan Push Up dengan Tangan Menumpu pada Bangku terhadap Jauhnya Hasil Throw In Tanpa Awalan.

Latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku sama-sama meningkatkan kekuatan otot lengan yang dibutuhkan dalam melakukan lemparan ke dalam tetapi latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku lebih ringan dari pada push up normal Karena latihan push up ini makin mudah jika tangan anda makin tinggi dan kaki makin rendah (Sadoso, 1994: 46).

Dapat disimpulkan bahwa latihan push up normal lebih baik dibandingkan dengan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku, karena latihan push up normal lebih banyak menghasilkan perubahan kekuatan otot lengan dari pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku.

2.3.Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (2006: 71). Berdasarkan kajian pada landasan teori di atas, dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

(49)
(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan tujuannnya, penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Menurut Sugiyono (2000: 1) penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah :

3.1.Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000: 55). Seperti yang dikatakan Arikunto (2006: 130), Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yang dimaksud subjek penelitian dalam ini adalah siswa SSB UNNES tahun 2011 yang berusia antara 11-15 tahun berjumlah 52 anak. Semua mempunyai kesamaan yaitu sama-sama sedang dilatih teknik dasar sepakbola di SSB UNNES dan sama-sama berjenis kelamin laki-laki.

3.2.Sampel Penelitian

(51)

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2000: 56).

Suharsimi Arikunto ( 2006: 120) lebih lanjut mengatakan bahwa patokan untuk menentukan sampel adalah apabila subjeknya kecil kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih tergantung dari kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dana dan sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data serta besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sampling kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2000: 60). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun. 3.3.Variabel Penelitian

Arikunto (2006: 118), mendefinisikan variabel sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian sedangkan Sugiyono (2000: 2) mendeskripsikan variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

(52)

36

1) Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2000: 3). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu latihan push up normal dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku.

2) Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2000: 3). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaitu jauhnya hasil throw in tanpa awalan.

3.4.Jenis dan Rancangan Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti suatu gejala yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberi perlakuan terhadap subjek yang diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya.

(53)

kedua grup tersebut dengan cara subject matching ordinal pairing yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir sama dengan tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus AB-BA, sehingga didapat dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B yang miliki tingkat kemampuan seimbang. Selnjutnya kedua kelompok yang miliki tingkat kemampuan seimbang tersebut diundi dengan tujuan memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok untuk menjadi kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2, sehingga subjektifitas dari peneliti tidak akan masuk di dalamnya.

Lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar desai dalam penelitian ini.

Gambar 12. Desain Penelitian Keterangan:

P : Populasi

O1 : Pre test

O2 : Post test

X1 : Kelompok eksperimen 1

P O1

O2

E2

X2

O2

E1

(54)

38

X2 : Kelompok eksperimen 2

E1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen 1

E2 : Perlakuan pada kelompok eksperimen 2

3.5.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 149) adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: lapangan sepakbola, bola, cone, roll meter, dan alat tulis.

Adapun instrumen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1. Tes Throw in tanpa awalan

Pedoman tes ini menggunakan prinsip-prinsip melempar bola dari Sukatamsi yaitu:

Sikap berdiri, kedua kaki rapat atau kedua kaki kangkang ke depan ke belakang atau kedua kaki kangkang kesamping kanan-kiri dengan kedua lutut kaki sedikit ditekuk.

(55)

Cara melempar, kedua tangan dengan bola diangkat diatas belakang kepala, pandangan mata kearah teman yang akan diberi operan bola. Waktu akan melempar bola, badan ditarik kebelakang sehingga badan melengkung. Waktu melempar bola, dengan kekuata otot-otot perut, panggul, lengan, bahu dan kedua tangan diayunkan ke depan kemudian dibantu kedua lutut yang diluruskan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan bola dilepas.

Gerak lanjutan, ialah berdiri diatas ujung-ujung jari kaki tetap diatas tanah dan seterusnya diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi ( Sukatamsi, 1984: 184-185).

(56)

40

Gambar 13. Sudut elevasi lambungan bola (Soedarminto, Kinesiologi, 1992: 92)

(Tri Tunggal, Kinesiologi, 2009: 80)

Gambar 14. Instrumen penelitian Throw in (Sukatamsi, 1984: 259)

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian

(57)

yang telah disusun, kemudian diadakan tes awal kepada semua sampel sebanyak 20 orang.

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanan penelitian meliputi tes awal dilaksanakan pada Hari Kamis, 2 Juni 2011 Pukul 15.00 WIB di lapangan sepakbola UNNES Sampangan. Pemberian program latihan atau perlakuan tes dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2011 sampai dengan 10 Juli 2011. Tes akhir dilaksanakan hari Minggu tanggal 17 Juli 2011 Pukul 07.00 WIB di lapangan sepakbola UNNES Sampangan. Latihan atau program latihan dilakukan 3 kali dalam satu minggu sampai mencapai 16 kali pertemuan.

Secara keseluruhan, penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu yang terbagi dalam 3 kegiatan diantaranya tes awal, perlakuan atau pelaksanaan program, dan tes akhir.

1) Tes Awal

Sebelum tes awal dimulai anak coba (testee) diberi penjelasan tentang jauhnya throw in tanpa awalan. Setelah semua jelas tes awal baru dimulai. Tes awal ini digunakan sebagai pedoman untuk memisahkan anak coba ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

(58)

42

coba dapat melakukan throw in tanpa awalan. Setiap testee melakukan lemparan sebanyak 3 kali. Nilai yang diambil adalah hasil lemparan yang paling jauh dan nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel pre-test (tes awal).

Tujuan dari pelaksanaan tes awal ini adalah:

a) Mengetahui kemampuan anak coba sebelum mendapat perlakuan, serta untuk memasang-masangkan anak coba secara ordinal pairing yaitu anak coba yang hasil tes awalnya sama kemudian dipasangkan ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperinmen 2.

b) Dimasukkan ke dalam rumus a-b-b-a juga secara orinal pairing, yang hasilnya sama dipasangkan sehingga anak coba dapat dibagi ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

2) Treatment atau Pemberian Perlakuan

Setelah tes awal selesai dilakukan, maka anak coba dipisahkan ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Selanjutnya kelompok eksperimen 1 diberikan latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 diberi latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku.

(59)

Beban latihan ditentukan dengan cara intensitas dengan repetisi maksimal atau maksimum repetition (RM). Makin rendah intensitasnya makin banyak jumlah repetisinya (Rubianto hadi, 2007: 85). Beban latihan pertama untuk push up normal dimulai sebanyak 75% RM, selanjutnya setiap 1 minggu ditambah intensitas beban sebesar 5%. Dengan demikian pada program latihan ditetapkan sebagai berikut: 1) pertemuan 1-3 = 75% RM, 2) pertemuan 4-6 = 80 % RM , 3) 7-9 = 85% , 4) pertemuan 10-12 = 90% RM, 5) pertemuan 13-15 RM = 95%, dan pertemuan ke-16 digunakan sebagai pengambilan tes akhir. Sedangkan beban latihan pertama untuk latihan push up dengan tangan menumpu pada tembok atau bangku dimulai sebanyak 75% RM, selanjutnya setiap 1 minggu ditambah intensitas beban sebesar 5%. Dengan demikian program latihan ditetapkan sebagai berikut: 1) pertemuan 1-3 = 75% RM, 2) pertemuan 4-6 = 80% RM, 3) pertemuan 7-9 = 85%RM, 4) pertemuan 10-12 = 90% RM, 5) pertemuan 13-15 = 95% RM, dan pertemuan ke-16 digunakan sebagai pengambilan tes akhir. Oleh karena repetisi maksimal dari tiap sampel dalam kelompok eksperimen 1 dan 2 tidak sama, maka diperlukan lembar data latihan sampel yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengetahui porsi push up yang harus dilakukan berdasarkan repetisi maksimalnya. Dalampelaksanaanya peneliti dibantu oleh pelatih dan asisten pelatih SSB UNNES .

3) Tes Akhir

(60)

44

bertujuan untuk memperoleh data akhir sebagai hasil dari penelitian, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah melakukan latihan selama 16 kali pertemuan. Dari hasil tes akhir ini dapat diketahui peningkatan ketrampilan anak coba dalam melakukan throw in tanpa awalan setelah mendapatkan latihan push up normal untuk kelompok eksperimen 1 dan push up dengan tangan menumpu pada bangku untuk kelompok eksperimen 2.

3.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini meliputi beberapa faktor antara lain sebagai berikut:

3.7.1. Faktor kesungguhan hati

Kesungguhan hati dalam melakukan penelitian dapat mempengaruhi hasil yang dicapai dalam penelitian. Untuk itu perlu diupayakan untuk menjaga agar pemain tetap memiliki kesungguhan hati selama mengikuti latihan. Upaya tersebut adalah: 1) memberikan penjelasan tentang eksperimen yaitu objek penelitian dan pengarahan untuk menjaga agar faktor-faktor di luar dapat terkontrol, 2) dengan dibantu pelatih dan teman dari penulis,kami mengontrol dan mengawasi jalannya latihan secara teratur.

3.7.2. Faktor kegiatan di luar penelitian

(61)

3.7.3. Faktor latihan yang dilakukan

Faktor ini mempunyai peranan penting dalam mencapai hasil yang baik ,sehingga di dalam menerangkan cara melempar bola harus jelas dan tegas tahap demi tahap dan selalu didemontrasikan agar anak coba mencontoh dengan benar. 3.7.4. Faktor kebosanan

Karena latihan atau perlakuan yang diberikan kepada sampel sifatnya sama untuk kelompok eksperimen 1 maupun kelompok eksperimen 2, dimana pada kelompok eksperimen 1 diberi latihan push up normal dan kelompok eksperimen 2 diberi latihan push up dengan tangan menumpu pada tembok atau bangku, maka akan menjadikan anak mengalami kebosanan dalam latihan, untuk mengatasi hal ini dalam kegiatan penelitian diberi motivasi supaya tidak jenuh dalam mengikuti penelitian.

3.7.5. Faktor kemampuan pemain

Masing-maing pemain memiliki kemampuan dasar yang berbeda dalam menangkap penjelasan dan demonstrasi yang dilakukan pelatih, sehingga kemungkinan malakukan kesalahan dalam latihan masih ada. Untuk itu penulis selalu mengadakan koreksi secara langsung bagi pemain yang melakukan kesalahan dan secara umum setelah kegiatan.

3.8 Metode Analisis Data

(62)

46

Tabel 1. Persiapan Perhitungan Statistik

No Pasangan Subjek X1 X2

D (X1-X2)

d

(D-MD) d

2

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 2 3 Dst

∑N ∑X1 ∑X2 ∑D ∑d ∑d2

Keterangan:

X1 : Hasil terakhir kelompok eksperimen 1.

X2 : Hasil terakhir kelompok eksperimen 2.

D : Perbedaan tiap-tiap pasang.

d : Deviasi perbedaan.

d2 : Kuadrat dari deviasi perbedaan. ∑N : Jumlah pasangan subjek.

Penjelasan pengisian kolom-kolom tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kolom 1. Nomor urut pasangan.

(63)

Kolom 3. Nilai dari kelompok eksperimen 1.

Kolom 4. Nilai dari kelompok eksperimen 2.

Kolom 5. Selisih angka dari masing-masing pasangan diberi tanda D, diperoleh dari selisih nilai antara X1-X2.

Kolom 6. Deviasi dari perbedaan masing-masing pasangan yang diperoleh dari D dikurangi MD (Mean Perbedaan).

Kolom 7. Kuadrat dari deviasi perbedaan masing-masing pasangan.

Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-tes:

Keterangan:

MD : Mean perbedaan ∑d2

: Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean

(64)

48

(65)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diproleh dari tes awal dan tes akhir pada pemain SSB UNNES Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 2. Data Tes Eksperimen 1 Push Up Normal

No.

Subjek Pre-Test Post-Test

(66)

50

Tabel 3. Data Tes Eksperimen 2 Push Up Dengan Tangan Menumpu Pada

Bangku

No.

Subjek Pre-Test Post-Test

D awalan pada pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun Semarang tahun 2011.

(67)

bebas push up normal, maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 7.75 dan hasil tertinggi 17.00. jumlah skor total 110.35 dan skor rata-rata 11.035. selain itu dari penjabaran hasil lemparan yang diperoleh yaitu hasil prestasi dibawah rata-rata 4 anak (40%) dan diatas rata-rata 6 anak (60%).

2. Hasil latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia 10-15 tahun Semarang tahun 2011.

Data pada tes awal kelompok eksperimen 2 dari rentangan nilai dari hasil terendah 6.50 – 13.52. jumlah skor total 95.33 dan skor rata-rata 9.533. sedangkan setelah anak diberi perlakuan selama 15 kali pertemuan dengan variabel bebas push up dengan tengan menumpu pada bangku, maka diperoleh dengan rentangan nilai dari hasil terendah 7.51 dan hasil tertinggi 13.60. jumlah skor total 103.76 dan skor rata-rata 10.376. selain dari penjabaran hasil lemparan yang diperoleh yaitu hasil prestasi dibawah rata-rata = 6 anak (60%) dan diatas rata-rata 4 anak (40%).

Dari data-data hasil latihan push up normal terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun Semarang tahun 2011 tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N = 10; ∑X1 = 97.81; ∑X2 = 110.35; ∑D = 12.54; ∑d = 0.04; ∑d2 = 7.691; MD = 1.25; t =

(68)

52

Dari data-data hasil latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap prestasi jauhnya throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun Semarang tahun 2011 tersebut akan dimasukkan ke dalam perhitunagan statistik yang didasarkan sesuai dengan pedoman perhitungan statistik sebagai berikut: N = 10; ∑X1 = 95.33; ∑X2 = 103.76; ∑D = 8.88; ∑d =

0.08; ∑d2

= 5.2804; MD = 0.88; t = 3.666.

Mean tes awal kelompok eksperimen 1 (kelompok eksperimen push up normal) = 9.781; Mean tes awal kelompok eksperimen 2 (kelompok eksperimen push up dengan tangan menumpu pada bangku) = 9.533; Mean tes akhir kelompok eksperimen 1 (kelompok eksperimen push up normal) = 11.035; Mean tes akhir kelompok eksperimen 2 (kelompok eksperimen push up dengan tangan menumpu pada bangku) = 10.376.

4.2.Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian dengan menggunakan uji – t menggunakan pre test dan post test one group design, maka hasilnya akan dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Eksperimen 1

t - hitung t – tabel Keterangan

4.295 2.262 Berbeda

(69)

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan t – tes diperoleh t – hitung sebesar 4.295. Selanjutnya dibandingkan dengan t – tabel pada tarf signifikasi 5% yaitu sebesar 2.262. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t – hitung berbeda dengan t – tabel (t-hitung = 4.295 > t-tabel = 2.262), hal ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada SSB UNNES tahun 2011.

Tabel 5. Hasil Uji Eksperimen 2

t - hitung t – tabel Keterangan

3.666 2.262 Berbeda

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan t – tes diperoleh t – hitung sebesar 3.666. Selanjutnya dibandingkan dengan t – tabel pada tarf signifikasi 5% yaitu sebesar 2.262. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t – hitung berbeda dengan t – tabel (t-hitung = 3.666 > t-tabel = 2.262), hal ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada SSB UNNES tahun 2011.

Tabel 6. Peningkatan Mean Hasil Kemampuan Lemparan

Kelompok

Mean Peningkatan Mean Hasil Kemampuan

Lemparan

(70)

54

Berdasar hasil tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai mean kelompok eksperimen 1 lebih besar dari pada mean kelompok eksperimen 2 (110,35 > 103.76) dan dari nilai mean eksperimen 1 dan eksperimen 2 maka dapat diketahui besar presentase peningkatan mean dari tes awal sebelum diberi latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku dan setelah diberi latihan push up normal dan push up dengan tangan menumpu pada bangku sebesar 6.59. Dari hasil peningkatan mean hasil kemampuan lemparan di atas maka diketahui bahwa latihan push up normal mengalami peningkatan 12.54 dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku mengalami peningkatan sebesar 8.43 terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada siswa SSB UNNES tahun 2011.

Tabel 7. Peningkatan Presentase Hasil Kemampuan Lemparan

(71)

Eksperimen

Besar presentase dari tes akhir throw in dari push up normal dan dari tes akhir throw in dari push up dengan tangan menumpu pada bangku diketahui sebesar 1.15%, jadi dapat diketahui setelah para pemain SSB UUNES Semarang tahun 2011 diberi perlakuan eksperimen 1 latihan push up normal dan eksperimen 2 latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku selama 15 kali pertemuan maka mengalami kenaikan presentase sebanyak 1.15%. berdasarkan hasil tersebnut diatas dapat ditentukan bahwa metode latihan push up normal lebih baik dari pada metode latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap kemampuan throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia 11 – 15 tahun Semarang tahun 2011.

4.3.Pembahasan

(72)

56

Pada latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku dalam pelaksanaannya melatih otot-otot ekstensor bahu dan lengan (petrocales, trapezius, tricep) dengan porsi yang hampir sama, sehingga beban terasa ringan karena posisi tangan lebih tinggi dari kaki. Latihan push up normal lebih berat karena posisi tangan dan kaki seimbang tingginya. Prinsip perbedaannya terletak pada ketinggian tangan sehingga dengn posisi tangan semakin tinggi, maka beban lebih ringan otomatis peningkatan otot-otot bahu dan lengan lebih sedikit peningkatannya dibandingkan push up normal. Dengan demikian push up normal lebih banyak meningkatkan otot-otot bahu dan lengan.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini telah terbukti kebenarannya dengan adanya perubahan hasil lemparan setelah dilakukan pada saat tes akhir dilihat dari mean dari kedua kelompok eksperimen. Dengan adanya peningkatan hasil lemparan ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang berarti dari latihan push up normal dan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun Semarang tahun 2011. Dan berdasarkan hasil yang ada ternyata kelompok eksperimen 1 yang mendapatkan latihan push up normal lebih baik dari pada kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES usia 11-15 tahun Semarang tahun 2011.

(73)

latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku. Hal ini dikarenakan latihan push up normal memiliki beban lebih berat dibandingkan dengan latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku.

(74)

58 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisa data penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh latihan push up normal terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

2. Ada pengaruh latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

3. Metode latihan push up normal berpengaruh lebih baik dari pada metode latihan push up dengan tangan menumpu pada bangku terhadap jauhnya hasil throw in tanpa awalan pada pemain SSB UNNES tahun 2011.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan analisis dan simpulan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

(75)

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur kemampuan pemain SSB UNNES dalam hal throw in tanpa awalan agar meningkatkan prestasi throw in lebih baik lagi.

Gambar

Gambar
Tabel
Gambar 1. Sikap Berdiri Saat Melempar Bola
Gambar 4. Cara  Melempar Bola
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan metode permainan Secret Message pada pembelajaran sakubun mahasiswa

Manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain Bagi Siswa dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran IPS dan mempercepat penguasaan materi dan

Oleh karena nilai F hitung > F tabel (4,766 > 2,641) maka hipotesa nol (Ho) ditolak dan menerima hipotesa alternatif (Ha) sehingga dapat disimpulkan

PENGUASAAN PENGETAHUAN LAUNDRY PADA PESERTA DIDIK AKOMODASI PERHDTELAN DI SMKN 9 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemakaian nPCR telah banyak digunakan dalam mendeteksi herpesvirus diantaranya: pendeteksian agen penyebab MCF pada sampel usapan mukosa hidung (W IYONO et al., 1994; 1995)

Penentuan indeks rigor penyimpanan 6 jam, dilakukan untuk menentukan waktu yang diperlukan pada tiga kondisi ikan saat memasuki fase rigormortis, sesaat setelah ikan mati

3 Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa angka kesembuhan setelah minum obat Artesunat-Amodiakuin (AAQ) pada hari ke-42 adalah 80% dengan gejala

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasih dan karunia-Nya skripsi saya yang berjudul: Efektivitas Pemberian Daun Sirih Merah dalam Mengatasi Keputihan