• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Induk Tanah dan Proses Pelapukannya.pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Induk Tanah dan Proses Pelapukannya.pptx"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

KELOMPOK 3

Pra Dwi Ramadhani (A1A512087) Risfy (A1A514053)

Rima Erna Masari (A1A514087) Yati (A1A514060)

(2)

BAHAN INDUK TANAH

(3)

Jenis dan Komposisi Mineral

(4)
(5)

LITOSFER LITOSFER

Lapisan kerak bumi (lithosfer) tersusun oleh sumber potensial berbagai unsur kimiawi baik yang berfungsi sebagai unsur hara tetanaman maupun yang berfungsi

(6)

No.

atom Unsur kimiawi

Kadar (mg/kg)

No.

atom Unsur kimiawi

Kadar (mg/kg)

1 H (hidrogen) - 23 V (vanadium) 150

5 B (boron) 10 25 Mn (mangan) 1.000

6 C (karbon) 320 26 Fe (ferrum, besi) 50.000

7 N (nitrogen) - 27 Co (kobalt) 40

8 O (oksigen) 446.000 29 Cu (kuprum, tembaga) 70 K ( kalium) 26.000 30 Zn (zincum, seng) 80

11 Na (natrium) 28.000 33 As 5

12 Mg (magnesium) 20.900 34 Se (selenium) 0.09

13 Al (alumunium) 81.300 35 Br (bromium) 2,5

14 Si (silicon) 277.200 37 Rb (rubidium) 280

15 P (fosfor) 1.200 38 Sn 150

16 S (sulfur) 520 42 Mo (molibdenum) 2,3

17 Cl (klor) 480 53 J (yodium) 0,3

20 Ca (kalsium) 35.900 56 Ba (barium) 430

(7)

Unsur-unsur lithosfer ini berada dalam bentuk mineral primer, dan mineral sekunder

Menurut Darmawijaya (1990), mineral didefinisikan sebagai bahan alam homogen dari senyawa anorganik asli, yang berkomposisi kimiawi tetap dan bersusunan molekul

geometris.

• Mineral primer merupakan mineral kompleks bersusunan

kimiawi asli (lithosfer) yang keluar dari perut bumi melalui mekanisme aliran atau semburan cairan magma dari puncak gunung berapi, lalu membeku membentuk bebatuan

• Mineral sekunder merupakan hasil proses pelapukan mineral

(8)

Berdasarkan cara pembentukannya bebatuan ini dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Batuan Beku

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan

teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.

b. Letak Pembekuan

Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi.

Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi.

Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat

(9)
(10)

BATUAN BEKU DALAM = GRANIT BATUAN BEKU TENGAH = KOROK

(11)

Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan.

(12)
(13)
(14)

Batuan Sedimen Batuan Sedimen

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.

a. Proses sedimentasi mekanik

Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses

(15)
(16)

b. Proses Sendimen Kimiawi

Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi mineral pada batuan tersebut

(17)

Macam - Macam Batuan Sedimen

Macam - Macam Batuan Sedimen

1. Batuan Sedimen Klasik

(18)

KEKOMPAKAN KEKOMPAKAN

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan

atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 – 2 kilobar,

berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga

terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :

1.   Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2.    Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin dalam.

3.  Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

• Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau

sedimen).

• Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada

kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

• Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen

yang dapat dilepas dengan tangan atau kuku.

• Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

(19)

Tekstur Permukaan

1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam.

2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata.

(20)

Ukuran butir (mm) Nama Butiran Nama batuan

Æ > 256 Boulder / block (bongkah) Breksi

64 – 256 Cobble (kerakal) (bentuk / kebundaran

butiran meruncing)

4 – 64 Pebble Konglomerat

2 – 4 Granule (kerikil) (bentuk / kebundaran

butiran membulat)

1/16 – 2 Sandstone (pasir) Batupasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau

(21)

Struktur Sedimen

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

a) Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.

b) Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.)

c) Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

d) Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus. e) Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas

semakin kasar.

2. Struktur permukaan (surface features)

f) Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

g) Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals) h) Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling

animals)

i) Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks) j) Gumuk pasir (dunes, antidunes)

3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures) a) Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

b) Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

(22)

Penamaan Batuan

Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan

(23)

Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas Rudit

(2 – 256 mm)

Komposisi sejenis atau campuran, terutama dengan rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batugamping dll.

Konglomerat Fragmen umumnya bulat atau agak membulat

Breksi Fragmen umumnya runcing, dan menyudut

Fanglomerat Kipas aluvial yang mengalami pembatuan

Pecahan batuan bercapur dengan semen

Tillit Umumnya tidak terpisah. Fragmen batuan terdapat bekas goresan

Arenit

(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa 25%, felspar kalium atau plagioklas 10-25%.

Pecahan batuan: basal, riolit, batusabak dll.

Mineral mika, serisit, klorit, bijih besi.

Arenit atau batupasir kuarsa

Pemilahan baik dan bersih

Arkose Pemilahan jelek, warna abu-abu kemerahan

Batupasir felspatik Graywacke

subgraywacke

Lebih dewasa dari arkose antara graywacke dan arenit

Lutit

(1/16 – 1/256 mm)

Umumnya mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.

Batulanau Antara batupasir dan serpih

Serpih Batulumpur Batulempung

(24)

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik, berbutir kasar, kristalin, porus, oolit dan mosaik

Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl, mengandung organik, bioklastika,

Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi dengan HCl, jarang mengandung fosil, berbutir sedang

Berbutir halus Kristal halus dengan mikroorganisme

Kapur Putih – abu-abu terang, sangat rapuh, mengandung fosil

Karbonat dan lempung Napal Abu-abu terang, rapuh, pecahan konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika, opal dan kalsedon dll.

Rijang Warna beragam, keras, kilap non logam, konkoidal

Terutama gips Anhidrit

Terutama malit

Gips Evaporit, tidak sendiri melainkan berasosiasi dengan mineral/batuan lain.

Dijumpai kristal yang mengelompok

Masif atau berlapis Mineral fosfat dan fragmen tulang

Fosforit Diperlukan penentuan kadar P2O3

(25)

Macam – macam Batuan Sedimen

1. Tufa

2.

Bentonit 3. Lempung

(26)

Pasir Besi

Breksi Pumice

Breksi Vulkanik Gamping Numulities

Gamping Merah

(27)

Batuan metamorf atau batuan malihan

adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.

(28)
(29)
(30)

Pelapukan Kimiawi

Melalui proses ini bagian permukaan fragmen-fragmen dapat kehilangan sebagian mineral penyusunnya atau mengalami perubahan komposisi kimiawinya, yang kemudian menyebabkan terbentuknya mineral-mineral sekunder. Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini meliputi :

Pelarutan (Solubilitasi)Hidratasi

HidrolisisOksidasiReduksiKarbonatasi

(31)

Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst.

(32)

KLASIFIKASI BAHAN INDUK TANAH KLASIFIKASI BAHAN

(33)
(34)

1. Bahan Residual

Bahan residual merupakan bahan mineral yang terbentuk dari hasil pelapukan bebatuan secara in situ (asli), sehingga

mempunyai susunan kimiawi yang tergantung sepenuhnya pada bebatuan aslinya dan biasanya relatif miskin hara.

• Jenis jenis bahan induk ini dinamakan = bebatuan asalnya,

yaitu:

a. Bahan induk batu-beku, seperti asal granit, basalt dan asal andesit.

b. Bahan induk sedimen, misalnya asal batu-kapur, batu pasir dan asal shale

c. Bahan induk batu-alih rupa, seperti asal marmar, gneiss dan asal quarsit dan

(35)

2. Bahan Endapan

Bahan angkutan yaitu bahan hasil pelapukan yang dipindahkan dari tempat aslinya berbentuk campuran sehingga relatif subur.

Bahan angkutan in berdasarkan jenis pembawanya (carier) dipilah menjadi 4 golongan yaitu :

(36)
(37)

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan, Penggabungan, Penghapusan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2009 Nomor

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa check list yang terdiri atas lembar observasi A digunakan untuk mengetahui

Mahasiswa tidak dapat menjelaskan metode biomol yang digunakan dalam suatu jurnal ilmiah. Mahasiswa

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan system drainase sudut bilik mata depan (glaukoma

Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan,

Secara umum terdapat beberapa keuntungan dari metode granulasi basah, diantaranya adalah sifat kohesi dan kompresibilitas serbuk ditingkatkan melalui penambahan pengikat

Berdasarkan referensi para ahli diatas yang dimiliki sebagai masalah utama peneliti yang dimaksud dengan tingkat keakraban dalam keluarga adalah tingginya kadar

Miskonsepsi yang lain yang juga terjadi pada Subjek 4 yaitu pada konsep: hubungan massa atom dengan bilangan Avogadro, dimana miskonsepsi yang dilakukan siswa adalah