LOGIKA
Logika ialah ilmu berpikir yang tepat,
logika sekedar menunjukkan adanya
kekeliruan didalam rantai proses
pemikiran sehingga kekeliruan itu
dapat dielakkan, maka hakekat dari
logika dapat pula disebut sebagai
teknik berpikir.
Hubungan Bahasa dan Logika Dapat
dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh
dari mempergunakan suatu teknik
(logika), akan tergantung dari
baik-buruknya alat bahasa yang digunakan.
Penggunaan bahasa sebagai alat
logika harus memperhatikan
perbedaan antara bahasa sebagai alat
logika dan bahasa sebagai alat
BAHASA
Pengertian bahasa secara umum adalah semua
sarana berupa isyarat-isyarat, bunyi-bunyi dan
ujaran-ujaran untuk mempertukarkan perasaan
dan pikiran. Dalam pengertian istilah, bahasa
memiliki beberapa arti, diantaranya, bahasa
menurut Bussman (2006: 627) adalah sarana
untuk (1) mengekspresikan atau
mengemukakan pemikiran, konsep,
pengetahuan dan informasi dengan tepat dan
(2) mentransmisikan pengalaman dan
Menurut Kridalaksana (2008: 24),
bahasa adalah (1) sistem lambang
bunyi yang dipergunakan oleh para
anggota suatu masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri, dan (2) alat
Gorys Keraf (1994:1) memberikan
pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota
Berikut ini adalah pengertian dan
definisi bahasa menurut para ahli:
1. Bill Adams : Bahasa adalah sebuah sistem
pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif
2. Wittgenstein : Bahasa merupakan bentuk
pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan
dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur
yang logis
3. Ferdinand De Saussure : Bahasa adalah ciri
pembeda yang paling menonjol karena dengan
bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya
4. Plato : Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
5. Bloch & Trager : Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok
sosial bekerja sama.
6. Carrol : Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam
7. Sudaryono : Bahasa adalah sarana
komunikasi yang efektif walaupun tidak
sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa
sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu
sumber terjadinya kesalahpahaman.
8. Saussure : Bahasa adalah objek dari
semiologi
9. Mc. Carthy : Bahasa adalah praktik yang
paling tepat untuk mengembangkan
10. William A. Haviland : Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
11. Robet Lado (1979): Mendefinisikan bahasa merupakan alat pengikat kegiatan dan perasaan manusia.
13. Mario Pei (1980): Mendefinisikan bahasa adalah
sebagai satu system komunikasi dengan bunyi,
beroprasi melalui alat ujar dan pendengaran diantara
anggota masyarakat tertentu, dan menggunakan
simbol vocal yang memiliki makana konvensional.
14 . Webster’s Ne Collegiate Dictionary (1981):
Mendefinisikan bahasa sebagai salah satu alat untuk
menyamapaikan gagasan atau perasaan dengan
mengunakan tanda-tanda, bunyi-bunyi,
15. Mary Finocchiaro(1980): Mendefinisikan
bahasa adalah satu system simbol vocal yang
arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam
budaya tertentu, atau orang lain yang mempelajari
system budaya berkomunikasi atau berinteraksi.
16. Harimurti Kridalaksana (1994): Mendefinisikan
bahasa sebagai system lambang yang arbiter yang
dipengaruhi oleh satu masyarakat untuk bekerja
Dari pengertian bahasa yang dikemukan para pakar
di atas, kalau diimplementasikan didapatkan
beberapa ciri yang hakiki dari bahasa ciri-ciri itu
anatar lain:
1) Bahasa merupakn sebuah sistem
2) Bahasa merupakan symbol atau lamabang
bermakna
3) Bahasa merupakn ucapan
4) Bahasa bersifat arbitere/konvensional
5) Bahasa itu manusiawi
Hubungan Logika dan
Bahasa
Hubungan ini dapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu teknik (logika), akan tergantung
dari baik-buruknya alat bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa sebagai alat logika harus
memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Kita ambil contoh dari pernyataan “Lukisan itu tidak jelek”, maka yang
saya maksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, atau saya bermaksud lukisan itu belum dapat dikatakan indah, namun saya tidak berani untuk mengatakan bahwa lukisan
itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa
Kaitan erat logika dan bahasa
1. Ada dua aspek penting dalam pemikiran,
yaitu aspek kegiatan mental (=bahwa
penalaran itu berlangsung dalam batin) dan
aspek ekspressi verbal (=bahasa untuk
menyatakan isi pemikiran)
2. Melalui bahasa, kita dapat
mengkomunikasikan penalaran kita, dan
dengan demikian dapat diuji tepat -
tidaknya.
FUNGSI BAHASA
1.
Bahasa sebagai sarana komunikasi
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat.
Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai
lingkungan, tingkatan, dan kepentingan
yang beraneka ragam, misalnya :
komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis,
komunikasi kerja, dan komunikasi sosial,
2. Bahasa sebagai sarana integrasi
dan adaptasi
Dengan bahasa orang dapat
menyatakan hidup bersama dalam
suatu ikatan. Misalnya : integritas kerja
dalam sebuah institusi, integritas
karyawan dalam sebuah departemen,
integritas keluarga, integritas kerja
sama dalam bidang bisnis, integritas
3. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk
mengendalikan komunikasi agar orang yang
terlibat dalam komunikasi dapat saling
memahami. Masing – masing mengamati
ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang
menunjukan arah komunikasi. Bahasa kontrol
ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan,
anggaran dasar, undang – undang dan lain –
4. Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi dirinya terlebih
dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan, kemampuan intelektualnya, kemauannya, tempramennya,
dan sebagainya.
Pemahaman ini mencakup kemampuan fisik, emosi,
inteligensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial, dan lain – lain. Dari pemahaman yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu membangun karakternya dan mengorbitkan-nya ke arah pengembangan potensi dan
5. Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan
dari tingkat yang paling sederhana sampai
yang paling kompleks atau tingkat kesulitan
yang sangat tinggi.
Ekspresi sederhana, misalnya, untuk
menyatakan cinta (saya akan senatiasa
setia, bangga dan prihatin kepadamu), lapar
6. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Untuk menjamin efektifitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang lain, seperti dalam memahami dirinya.
Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi
pribadinya: potensi biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma, yang melandasi
pemikirannya, tipologi dasar tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan
7. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut
harus diupayakan kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat
mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti.
Misalnya apa yang melatar belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya, mengidentifikasi
objek yang diamati, menjelaskan bagaimana cara
8. Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif, deduktif, sebab – akibat, atau
kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh dan konseptual.
Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan.
Proses berfikir logis merupakn hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis,
dengan ketepatan makna sehingga mampu
9. Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan berbahasa terkait dengan
kemampuan menggunakan sistem dan fungsi
bahasa dalam mengolah kata, kalimat,
paragraf, wacana argumentasi, narasi, persuasi,
deskripsi, analisis atau pemaparan, dan
kemampuan mengunakan ragam bahasa secara
tepat sehingga menghasilkan kreativitas yang
10. Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan sekaligus. Kecerdasan –
kecerdasan tersebut dapat berkembang secara bersamaan. Selain memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang studinya secara
serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif. Misalnya, seorang ahli program yang mendalami bahasa,
ia dapat membuat kamus elektronik, atau membuat mesin penerjemah yang lebih akurat dibandingkan yang
11. Bahasa membangun karakter
Kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang
dapat mengembangkan karakternya lebih baik.
Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat
mengidentifikasi kemampuan diri dan potensi diri.
Dalam bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa
cinta.
Pada tingkat yang lebih kompleks , misalnya :
membuat proposal yang menyatakan dirinya akan
menbuat suatu proyek, kemampuan untuk menulis
12. Bahasa Mengembangkan profesi
Proses pengembangan profesi diawali dengan
pembelajaran dilanjutkan dengan pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses
pembelajaran, tetapi bertumpu pada pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian puncak karier / profesi.
Puncak pendakian karier tidak akan tercapai tanpa komunikasi atau interaksi dengan mitra, pesaing dan
sumber pegangan ilmunya. Untuk itu semua kaum profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan
13. Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru
Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi suatu pemikiran yang logis
dimungkinkan untuk mengembangkan segala potensinya.
Perkembangan itu sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya.
Melalui pendidikan yang kemudian berkembang menjadi suatu bakat intelektual.