• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan riset

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan riset"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep metode

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

1. Penelitian kuantitatif

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode : deskriptif, survai, ekspos facto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan.

a. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau, misalnya : berapa lama anak-anak usia pra sekolah menghabiskan waktunya untuk nonton TV

Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga

mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.

b. Penelitian survai

Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama dari survai : 1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi; 2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi; 3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.

(2)

Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi, misalnya penelitian tentang pemberian gizi yang cukup pada waktu hamil menyebabkan bayi sehat.

d. Penelitian Komparatif

Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam Penelitian ini pun tidak ada

pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti.

e. Penelitian korelasional

Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Misalnya : Penelitian tentang korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatiif), badanya tinggi tapi timbangannya rendah (ringan).

f. Penelitian tindakan

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun perbaikan hasil kegiatan. Misalnya : Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya.

g. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (research and development), merupakan metode untuk

mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg,W.R & Gall,M.D.2001). Metode ini banyak digunakan di dunia industri. Industri banyak menyediakan dana untuk penelitian mengevaluasi dan menyempurnakan produk-produk lama, dan atau mengembangkan produk baru. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, insttrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, managgemen, pengawasan, pembinaan staff, dll.

2. Penelitian kuantitatif Eksperimental

(3)

labolatorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian labolatorium,

terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalanya eksperimen. Metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokan sebagai variabel bebas

(independent variables) dan variabel yang dipengaruhi dikelompokan sebagai variabel terikat (dependent variables). Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu : eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.

a. Eksperimen murni

Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok control, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan arakteristiknya.

b. Eksperimen semu

Metode eksperimen semu (qusi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.

c. Eksperimen Lemah

Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu tidak

digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi juga skipsi sebenarnya.

d. Eksperimen subjek Tunggal

Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk

eksperimen murni, kuasi atau lemah berlaku.

3. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

(4)

Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.

a. Studi Etnografik

Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok social atau sistem. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak).

b. Studi Historis

Studi Historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupacatatan dan dokumen-dokumen.

c. Studi Fenomenologis

Fenomenologis mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan.Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.

d. Studi Kasus

Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang

diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.

e. Teori Dasar

Penelitian teori dasar atau sering juga disebut penelitian dasar atau teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatan terhadap suatu teori.

(5)

Dalam penrelitian kritis, peneliti melakukan analitis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminisme. Penelitian mereka diawali dengan mengekspos masalah masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial.

g. Penelitian noninteraktif

Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep,

kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.

Minimal ada 3 macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis : konsep, historis, dan kebijakan. Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya : cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi dll.

1.1. Latar Belakang

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan

peran serta aktif

masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap

bulannya, sehingga

dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan

partisipasi aktif

ibu

-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita

-balita mereka ke posyandu

(6)

setiap bulan (Depkes RI, 2006).

Posyandu dibentuk o

leh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk

mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA),

Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan

diare kepada

masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80

-100 balita. Dalam keadaan

tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu

berjauhan, dan

atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu

baru (Depkes RI,

2006).

Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat

menggembirakan,

karena di setiap desa ditemukan sekitar 3

-4 posyandu. Pada saat posyandu

dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak

25.000 posyandu,

pada Tahun 2005 meningkat menjadi

238.699 posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada

Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI, 2009). Ditinjau

dari aspek

1

Universitas

Sumatera

Utara

kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan

sarana dan

(7)

Me

nurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu

merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah

satunya yaitu

meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari

revitalisasi

posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/pengetahuan

dan keterampilan

teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem

posyandu dengan

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan

kunjungan rumah,

menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan

sarana dan

prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan

kemitraan dalam

penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan

memperkuat dukungan

pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional dan

tokoh masyarakat,

termasuk unsu

r Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga.

Gerakan

revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi

tuntutan yang

tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan

berkembang (Assau

ri,

2003).

(8)

posyandu yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB,

pemberantasan

penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan gizi

serta adanya

penimbangan bali

ta. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui,

pasangan usia subur dan balita.

Universitas

Sumatera

Utara

Kabupat

en Pakpak Bharat pada Tahun 2009

mempunyai 8 buah puskesmas,

sebanyak 89 posyandu terdiri dari 64 buah (71,91%) posyandu

pratama dan 25 buah

(28,09%) posyandu madya, posyandu purnama dan mandiri belum

ada (Dinkes

Pakpak Bharat, 200

10

).

Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader

posyandu

dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Jumlah minimal

kader untuk setiap

posyandu sebanyak 5

orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan

oleh posyandu dengan sistem layanan 5 meja

atau 5 langkah kegiatan, yaitu: (1)

Pendaftaran; (2) Penimbangan; (3) Pencatatan/pengisian Kartu

Menuju Sehat (KMS);

(4) Penyuluhan; dan (5) Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya

(Depkes RI,

(9)

Partisipasi masyarakat Pakpak Bharat dalam k

egiatan posyandu masih rendah,

dapat dilihat dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat

Tahun 2009 di

mana dari 5.016 balita yang ada sedangkan balita yan

g datang ke posyandu untuk

melakukan penimbangan hanya berjumlah

2.436 (48,56

%), sedangkan target

pencapaian diharapkan sebesar 90%. Kunjungan ibu hamil yang

datang ke posyandu

untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan adalah sekitar 50,34%,

sementara

pencap

aian target yang diharapkan adalah sebesar 95% (Dinkes Pakpak

Bharat,

2009).

Peningkatan kualitas pelayanan posyandu dapat dilakukan dari

berbagai aspek

pelayanan seperti peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, sumber

daya manusia,

dan kegiatan pelaksa

naan posyandu. Pelayanan posyandu yang berkualitas harus

diikuti oleh tugas dan fungsi institusi pembina posyandu secara

keseluruhan yaitu

Universitas

Sumatera

Utara

kelangsungan posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar

masyarakat,

khususnya dari kelompok paling rentan ibu da

n anak.

(10)

unit pelayanan kesehatan dasar berbasis masy

arakat yang berada di desa/kelurahan

,

namun karena peran posyandu sangat

menentukan terhadap gambaran kondisi ibu

dan anak secara nasional, maka disetiap daerah perlu dilakukan

pemantauan kegiatan

melalui Revitalisasi Posyandu. Frekuensi dan jenis kegiatan

Revitalisasi Posyandu

yang dipantau ditetapkan atas kebutuhan masing

-masing daerah. Pada

tingkat

operasional (desa/kelurahan

, kecamatan), pemantauan dilakukan secara bulanan,

dengan melaksanakan kunjungan lapangan atau dengan mempelajari

laporan yang

disampaikan oleh posyandu di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2001).

Pembinaan posyandu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk,

antara lain:

(1) Rapat koordinasi berkala pokja posyan

du, yang bertujuan untuk membahas

kemajuan dan kendala penyelenggaraan posyandu; (2) Kunjungan

bimbingan dan

fasilitas yang bertujuan untuk melihat operasionalisasi kegiatan

posyandu,

mengetahui kendala yang dihadapi dan memberikan saran

penyelesaian dan

p

erbaikannya, baik dalam aspek administratif maupun teknis medis;

(3) Menghadiri

(11)

masalah posyandu dengan tujuan untuk memberikan dukungan

moril dalam

penyelenggaraan posyandu; (4) Memb

erikan penghargaan kepada pengurus dan kader

posyandu yang berpartisipasi dalam bentuk pemberian tanda

penghargaan, bantuan

pelatihan, studi banding ke posyandu lain atau pemberian seragam

posyandu (Depkes

RI, 2006).

Universitas

Sumatera

Utara

Pembinaan posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan oleh

Puskesmas

dan Dinas Kesehatan.

Puskesmas

melakukan kunjungan ke posyandu setiap bulannya

dan melakukan pertemuan lintas sektor sekecamatan dan lintas

program secara

kesinambungan. Sedangkan ditingkat kabupaten Dinas Kesehatan

melakuka

n

pelatihan kader secara berkala.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pembinaan oleh

Widodo

(2008) menyimpulkan bahwa karakteristik, pembinaan kader dan

perilaku kader

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran kader posyandu.

Menurut

penel

(12)

diteliti yaitu pemeriksaan pencatatan dan pelaporan, kunjungan ke

lokasi posyandu,

rapat posyandu dan pelatihan kader, hanya satu variabel yaitu

pemeriksaan pencatatan

dan pelaporan yan

g berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu.

Keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya

memerlukan

mekanisme kerja yang terarah (Depkes, 2004). Pencapaian tujuan

organisasi

sebagaimana dikemukakan oleh Fayol (dalam Saydam, 2000)

dilakukan

melalui

fungsi manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkomandoan,

pengkoordinasian dan pengendalian untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah

ditentukan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis berminat

untuk

mengadakan

penelitian yang terkait dengan pengaruh pembinaan posyandu

terhadap

kualitas pelayanan posyandu di Ka

bupaten Pakpak Bharat

.

Universitas

Sumatera

Utara

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana

(13)

n Pakpak Bharat

.

1

.3. Tujuan Penelitian

Menjelaskan pengaruh pembinaan posyandu terhadap kualitas

pelayanan

posyandu di Ka

bupaten Pakpak Bharat

.

1.4. Manfaat Penelitian

1.

Sebagai bahan masukan kepada

seluruh

penanggungjawab posyandu

Kabupaten

Pakpak B

h

arat dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,

khususnya kualitas pelayanan posyandu.

2.

Memberikan sumbangan pemikiran dalam hal pengembangan

pembinaan

posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya.

3.

Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masya

rakat

khususnya bidang ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

(14)

PEERILAKU KADER BERKAITAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIA N POSYANDU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI BAGUS WIDIYANTO -- E2A204011

(2006 - Skripsi)

Posyandu bertujuan meningkatkan kesehatan yang opti mal bagi ibu dan anak serta keluarga,dengan

program pokok yang meliputi:Imunisasi, Keluarga Ber encana, Kesehatan ibu dan anak, Peningkatan gizi Balita dan Penanggulangan Diare. Masih banyak posya ndu yang tingkat kemandiriannya, belum

mencapai tingkat yang purnama dan mandiri. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi, meng etahui karakteristik, perilaku kader yang berkaitan dengan tingkat kemandirian posyandu. Metode penelit ian adalah deskriptip dengan pendekatan kualitatif dan jumlah responden yang diteliti sebanyak 10 resp onden.

Karakteristik responden berumur 26 sampai dengan 56 tahun dengan tingkat pendidikan mulai dari SMP

hingga Akademi. Lama kerja menjadi kader posyandu m ulai dari 9 bulan sampai dengan 15 tahun. Status

perkawinan semua subyek penelitian telah menikah da n pekerjaan subyek penelitian sebagian besar ibu

rumah tangga dan pensiunan PNS. Lama menjadi kader yang mempengaruhi tingkat kemandirian

posyandu yaitu kader yang masa pengabdiannya diatas 10 tahun.

Pengetahuan responden tentang program posyandu kura ng memahami dan menguasai

program/kegiatan posyandu. Ini dikarenakan informas i yang didapat kurang terutama dalam bentuk

pelatihan-pelatihan khusus dibidang pengelolaan pos yandu dan pembinaan dari aparat desa dan tokoh masyarakat maupun instansi yang terkait.

Sikap responden terhadap pelaksanaan posyandu dilap angan banyak dipengaruhi oleh kebijakan yang

diambil oleh ketua pelaksana posyandu.Praktik respo nden dalam menjalankan kegiatan posyandu

terutama untuk mengajak masyarakat mau memanfaatkan posyandu masih mengandalkan pengumuman

(15)

posyandu terutama pada semua item yang terdapat pad a indikator tingkat kemandirian posyandu.

Untuk meningkatkan keberhasilan tingkat kemandirian posyandu perlu dilakukan: revitalisasi posyandu,

memberikan penghargaan terhadap kader sebagai motiv asi kegiatan posyandu, pelatihan-pelatihan bagi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

pH tanah Alfisol dari tujuh lokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah me-nunjukkan reaksi dari masam hingga netral, dengan kandungan C-organik rendah, P- tersedia sangat rendah

Secara rinci nilai itu tersebut diperoleh dari unsur-unsur cerpen yaitu pemilihan tema dengan rata-rata nilai 297 berpredikat sangat baik/ sangat mampu, penggunaan alur

Sumber kutipan yang pertama kali ditulis lengkap, sedangkan footnote dari sumber kutipan yang sudah pernah dikutip sebelumnya tidak perlu ditulis lengkap dan

Penelitian ini terdiri dari 7 perlakuan yaitu ekstrak segar tanaman daun nimba, ekstrak segar tanaman daun tephorisa, ekstrak segar daun mahoni, ekstrak

Adapun tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Kota Padangsidimpuan dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penga- ruh strategi resource-based berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing, tetapi dengan adanya orientasi kewirausahaan

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Penyiaran Publik Lokal Televisi Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang selanjutnya disebut LPPL TV Pendidikan Kepri dan

Membantu pembaca dan penikmat musik dalam memahami apa maksud dari lirik lagu “Papua Dalam Cinta” sehingga pesan yang terdapat dalam lagu tersebut dapat diterima