• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Serta Penanggulangan Tumor Otak dan Sumsum Tulang Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Permasalahan Serta Penanggulangan Tumor Otak dan Sumsum Tulang Belakang"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAHAN SERTA PENANGGULANGAN

TUMOR OTAK DAN SUMSUM

TULANG BELAKANG

Pidat o Pengukuhan

Jabat an Guru Besar Tet ap

dalam Bidang Ilmu Bedah Saraf pada Fakult as Kedokt eran.

Diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universit as Sumat era Ut ara,

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 26 Agust us 2006

Oleh:

ADRIL ARSYAD HAKIM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

Bism illa h ir r a h m a n n ir r a h im

Ya n g t e r h or m a t ,

Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara,

Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara,

Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara,

Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara,

Bapak/Ibu Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara, Para Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Lembaga dan Unit kerja, Dosen dan Karyawan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, Bapak/ Ibu para undangan, sanak keluarga, teman sejawat, mahasiswa dan hadirin, yang saya muliakan.

Assa la m u ’a la ik u m W a r a h m a t u lla h i’ W a ba r a k a t u h

Terlebih dahulu saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmatNya kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini dalam keadaan selamat dan sehat wa’alfiat. Atas berkat dan ridhoNya jualah saya dapat berdiri disini untuk menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di hadapan Majelis yang terhormat ini dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya, perkenankanlah saya menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang ilmu Bedah Saraf pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.yang berjudul:

“PERM ASALAH AN SERTA PEN AN GGULAN GAN TUM OR OTAK D AN SUM SUM TULAN G BELAKAN G”

Para hadirin yang terhormat,

(4)

Mengapa dikatakan demikian? Karena pada umumnya penderita yang datang berobat ke dokter ataupun ke rumah sakit sudah dalam keadaan parah (stadium lanjut) sehingga cara penanggulangannya (operasi) hanya

bersifat life- sav ing, sementara untuk mencegah tumor timbul kembali

(r esidif) dibutuhkan r adiot her apy dan chem ot er apy. Sampai saat ini fasilitas r adiot her apy dan chem ot er apy yang ada di Medan belum memadai, sehingga penderita harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Tentunya hal ini sangat merugikan si penderita dan membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Bagaimana dengan epidemiologi penyakit ini? Berdasarkan data-data ‘Surveillance Epidemiology & End Result Registry’ USA dari tahun 1973-1995 dilaporkan bahwa; setiap tahunnya di USA dijumpai 38.000 kasus-kasus baru tumor otak primer, dan pada tahun 2001 dijumpai lebih dari 180.000 kasus tumor otak, dimana 38.000 diantaranya adalah tumor primer dengan 18.000 bersifat ganas dan selebihnya, 150.000 adalah tumor sekunder yang merupakan metastase dari tumor paru, tumor payudara, tumor prostate dan tumor-tumor lainnya. Insidens tumor otak lebih sering dijumpai pada laki-laki (6,3 dari 100.000 penduduk) dibanding perempuan (4,4 dari 100.000 penduduk), dengan kelompok usia terbanyak sekitar 65 – 79 tahun. (R. Soffieti, 2003).

Berbeda dengan negara maju, di Medan data-data lengkap tentang penyakit tumor otak belum ada, namun dari observasi yang dilakukan penulis tahun 2005-2006 terhadap 135 penderita tumor otak yang dirawat di beberapa rumahsakit; RSUP.H.Adam Malik, RS.Haji dan RS. PTP-II Tembakau Deli Medan selama 5 tahun (2000-2005) diperoleh hasil sebagai berikut;

Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai

≥60 tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia

yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi penuli,s dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan,

seperti; inoper able atau tumor m et ast ase (sekunder). Lokasi tumor

terbanyak berada di lobus par iet alis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor

lainnya tersebar di beberapa lobus otak, supr asellar , m edulla spinalis,

cer ebellum , br ainst em, cer ebellopont ine angle dan m ult iple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai

adalah; Meningiom a (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis

(5)

Hadirin yang saya muliakan,

Berdasarkan kepustakaan yang ada, tumor otak dan tumor sumsum tulang

belakang sudah dikenal sejak dahulu kala ; 1) Sandifoot s tahun 1677 telah

menulis tentang kasus-kasus dengan kelainan pada otot wajah, sistem pendengaran dan keseimbangan, yang mana setelah dilakukan otopsi

didapati adanya tumor otak; 2) William Mc Ew en tahun 1879 dari Glasgow

telah mengoperasi sejenis tumor dari selaput otak ( m eningiom a); 3) Godlee

(London) pada tahun 1884 telah berhasil melakukan operasi tumor otak. 4) Sir Vict or Hosley tahun 1887 untuk pertama kali telah mengangkat suatu

tumor dari sumsum tulang belakang; 5) Balance tahun 1894 telah

melakukan tindakan operasi tumor otak yang terletak pada celah antara otak kecil dengan otak besar;

6) Har vey Cushing tahun 1915, seorang ahli bedah umum dari Boston Amerika merupakan orang pertama yang menemukan cara-cara/ tehnik baru pembedahan kepala dan otak dengan menggunakan alat

t her m ocoagulasi yang berfungsi untuk menghentikan perdarahan dalam jaringan otak.

Cushing juga mengemukakan teori tentang jenis-jenis tumor otak menurut

asal sel tumor, masalah produksi dan sirkulasi cairan otak ( liquor

cer ebr ospinalis) , masalah peninggian tekanan dalam tengkorak yang merupakan penyulit utama dari tumor otak. Setelah mendengarkan uraian Cushing tersebut di depan sidang American College of Surgeons pada tahun 1918, ketua sidang William J.Mayo menyatakan bahwa telah lahir

cabang baru ilmu kedokteran dengan ucapan ;“ Gent lem en, t oday w e have

w it nessed t he bir t h of a new specialit y.” Tahun 1932 Har vey Cushing dan

Walt er Dandy melakukan operasi tumor otak yang sejenis walaupun tidak seluruh tumor dapat terangkat. Selama masa kerjanya, Cushing telah melakukan operasi terhadap 2000 penderita tumor otak dimana hampir semua operasi dilakukan dengan anaesthesi lokal. Suatu prestasi yang dizaman sekarangpun tidak banyak ahli bedah saraf bisa menyamainya. (Basoeki.W, 2006)

(6)

Hadirin sekalian,

Apakah yang dimaksud dengan tumor otak? Bagaimana tanda-tanda dan gejalanya?

Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)

ataupun ganas (m aligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak

kepala (int r a cr anial) atau di sumsum tulang belakang (m edulla spinalis). (Gillroy, 2002).

Neoplasm a pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (m et ast ase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder.(Mayer. SA, 2002).

Tumor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi

pada daerah cer vical pertama hingga sacr al, yang dapat dibedakan atas;

A.Tumor primer: 1) jinak yang berasal dari a) tulang; ost eom a dan

kondr om a, b) serabut saraf disebut neur inom a ( Schw annom a), c) berasal

dari selaput otak disebut Meningiom a; d) jaringan otak; Gliom a,

Ependinom a. 2) ganas yang berasal dari a) jaringan saraf seperti;

Ast r ocyt om a, Neur oblast om a, b) sel muda seperti Kor dom a. B. Tumor sekunder: merupakan anak sebar (metastase) dari tumor ganas di daerah

rongga dada, perut, pelvis dan tumor payudara.

Tumor otak dan tumor sumsum tulang belakang dapat menyerang segala usia dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan dengan tanda-tanda / gejala klinis yaitu;

A. Gejala umum dijumpai gangguan fungsi akibat adanya pembengkakan otak dan peninggian tekanan dalam tengkorak kepala., seperti; 1).

Sakit kepala terutama diwaktu bangun tidur, datang berupa serangan

secara tak teratur, semakin lama semakin sering. Mula-mula rasa sakit bisa diatasi dengan analgetik biasa tetapi lama kelamaan obat tidak berkhasiat lagi. Walaupun hampir seluruh penderita tumor otak mengalami keluhan sakit kepala, tetapi pada gejala awal tidak terdeteksi, disebabkan oleh banyaknya prevalensi sakit kepala yang bukan saja hanya pada penderita tumor otak, hingga keluhan sakit kepala tidak termasuk sebagai gejala klinis jika tidak dijumpai secara bersamaan dengan tanda atau gejala-gejala lain yang mengarah pada

tumor otak. 2). Muntah proyektil tanpa didahului oleh rasa mual akibat

(7)

lapangan pandang akibat penekanan sar af opt icus. 4). Kejang-kejang merupakan gejala awal yang sering dijumpai pada lebih dari 50 persen penderita tumor otak saat pemeriksaan klinis, yang terbagi atas; a).

kejang fokal ( focal seizur es) jika tumor berada di permukaan otak,

terutama disisi kanan atau kiri kepala (lobus t em por alis cer ebr i) dan b). kejang umum, jika ada penekanan terhadap cortex cerebri atau akibat adanya pembengkakan otak. (K.Herholz, 2003).

B. Gejala spesifik/fokal akibat adanya kerusakan dan penekanan jaringan saraf atau otak, berdasarkan dimana lokasi tumor berada.

LOKASI TUM OR GEJALA- GEJALA

1. Lobus Frontalis (bagian depan otak)

12. Cer ebellopont ine angle

13.Supr asellar / Hipophyse

- Menimbulkan gangguan mental seperti;apatis, Perubahan

perilaku, Psikosis, kelainan gaya berjalan, Kejang par t ial com plex.

- Gangguan penciuman (anosm ia)

- Brain nerve palsies, kelainan endokrin

- Hem ipar esis, kelainan

Som at osensor is, kejang motorik. - Par ese tungkai, kelainan gaya

- Hem ianopsia, Visual sensat ion - Br ain ner ve palsies, Spast ic

par esis, Ver t igo.

- Ver t igo, At ax ia

- Ver t igo,Tinnit us,Gangguan telinga berdenging dan kurang

(8)

saraf V atau saraf VII, At ax ia dan akhirnya koma karena

hidr osefalus

- Gangguan lapangan pandang/ terbatas,

- Diplopia (terlihat ganda),

(9)

Hadirin yang budiman,

Kegawat daruratan suatu tumor otak disebabkan oleh adanya tanda-tanda dari peninggian tekanan intra kranial akut, yang manifestasinya dapat berupa satu atau lebih dari gejala peninggian tekanan intra kranial dan berjalan progresif.(Padmosantjojo, 2000)

Bagaimana patofisiologi dan patogenese tekanan intra kranial?

Menurut neuroanatomi kita ketahui bahwa; otak terletak dalam cav um

cr anii (rongga kepala) yang bersambung dengan m edulla spinalis melalui

foramen magnum dan dikelilingi oleh lapisan m eningen yang terdiri dari

dur am at er , ar achnoid dan piam at er .

(Richard S.Snell, 1996)

Didalam tengkorak kepala didapati 3 komponen yaitu ;

1). Parenkim otak (berat1100-1200 gram), terdiri dari 2 kompartemen;

a) kompartemenint r aseluler (ruang yang berada didalam neur on dan

sel glia);

b) kompartemen interseluler disebut juga int er st it ial / ekst r aseluler

(ruang yang terdapat antara neuron, sel-sel glia dan pembuluh darah). Pembatas antara parenkim otak dengan kompartemen

likwor adalah Sawar Otak-Likwor ( Br ain- CSF Bar r ier ). Sedangkan

pembatas antara parenkim otak dengan isi pembuluh darah yang berfungsi untuk mencegah masuknya metabolit/ bahan toksik kedalam parenkim otak dan melindungi otak dari perubahan kimia darah agar neuron terlindung dari perubahan-perubahan ion adalah

Sawar Darah-Otak (Blood- Br ain Bar r ier ). (Padmosantjojo, Daryo,

2000)

2). Likwor serebro spinalis (LSS) adalah cairan yang dihasilkan oleh pleksus

khor oideus di vent r ikel lat er al I I I bervolume 150 ml, (70-80 persen) yang merupakan transudat plasma darah dan sisanya merupakan filtrasi langsung dari jaringan otak t r ansependim dan t r anspial. LSS berfungsi untuk menopang dan bantalan bagi otak, batang otak serta

m edulla spinalis, juga bantalan terhadap trauma yang menimbulkan gaya akselerasi/deselerasi. Disamping itu LSS juga berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme sel saraf, bahan-bahan toksik yang masuk ke otak lalu diekskresikan ke pembuluh darah. Komponen LSS pada pleksus khoroideus dengan komponen darah

dibatasi Sawar Darah-Likwor ( Blood- CSFBar r ier) (Padmosantjojo,

Daryo, 2000)

3). Komponen vaskuler yang terdiri dari pembuluh darah besar seperti arteri kar ot is int er na dan Sir kulus w illisi, pembuluh darah sedang dan

(10)

dalam autoregulasi dan berinteraksi dengan tekanan intra cranial serta dapat mengembang sampai 200-300 persen dari ukuran semula (50um) sehingga mampu menambah volume darah dari sekitar 150 ml hingga 400-900 persen.

Kemampuan autoregulasi ini sifatnya regional yang artinya; setiap pembuluh darah otak mampu mengadakan reaksi yang berbeda antara satu kompartemen dengan lainnya.

Mekanisme ini dapat berjalan normal sejauh tekanan arteri rata-rata berkisar antara 50-150 mm Hg dan tidak ada kondisi lain yang mempengaruhi mekanisme autoregulasi ini, seperti; trauma, iskhemi otak, atau pengaruh obat vasodilatansia. Dengan adanya sifat rigid dari tulang kranio-spinal yang menjadi pelindung susunan saraf pusat tersebut, membuat volume ruang kranio-spinal relatif tidak berubah. Akibat pembatasan volume ruang kranio-spinal tersebut, maka volume satu komponen SSP dengan lainnya perlu selalu menyeimbangkan diri agar volume total dari seluruh SSP tidak melebihi kapasitas volume ruangan. Konsep keseimbangan ini dikenal sebagai :

‘Doktrin Monro-Kellie ‘ yaitu; Vk = V darah + V lss + V parenkim.

(Vk adalah volume total kranio-spinal).

(Thapar.K,Rutka.JT,Law fr.ER, 1995)

Apabila terjadi peningkatan volume dari salah satu dari ke tiga komponen tersebut (darah, LSS dan parenkim), maka tekanan intra kranial akan meninggi (tekanan normal 10-15 mmHg). Hal ini diakibatkan oleh adanya ; ketidak seimbangan antara volume intra kranial dengan isi kranium.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi volume total dari keseluruhan komponen intra kranial adalah;

a). Kecepatan terjadinya edem a, Translokasi likw or ser ebr o spinalis (LSS) dan posisi kepala.

b). Tekanan darah arteri rata-rata (m ean ar t er ial blood pr essur e), Pa CO2, posisi kepala serta obat-obat yang mempengaruhi aliran darah otak.

c). Kecepatan ekspansi dari Massa Butuh Ruang (MBR) atau Space

Occupying Lesion (SOL).

Sejauh mana kelainan ini akan mengakibatkan ketidak seimbangan antara volume intra kranial dengan isi kranium, perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti;

- Letak dan besarnya MBR; jika ditengah dekat system vent r ikel dengan

(11)

- Kemampuan kompensasi; jika anak-anak komplians kraniumnya lebih tinggi dari orang dewasa, sedangkan pada orang tua dimana otak telah

at r ofi, ruang subar akhnoid lebih lebar sehingga ‘buffer ruang’ lebih besar.

Untuk dapat berlangsungnya fungsi otak, dibutuhkan Cer ebr al Per fusion

Pr essur e/ CPP 80 mmHg, penurunan CPP < 50 mm Hg, membahayakan fungsi otak sehingga terjadi peninggian TIK. Reaksi tubuh dalam mempertahankan CPP adalah mekanisme kompensasi dengan meninggikan

MAP (Mean Ar t er ial Pr essur e), secara klinis, tampak hiper t ensi dan

t achikar di. Bila mekanisme kompensasi gagal, maka timbul ‘Cu sh in g

Re fle x ’ yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan keadaan hiper t ensi dan

br akhikar di (pols nadi lambat). Jika terus berlanjut, akan terjadi gangguan respirasi sampai kegagalan seluruh fungsi tubuh.

Secara umum penyebab peninggian TIK dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Fisiologis; Hipoksia, Hiper kapnia, Nyeri, Rendahnya tekanan per fusi

ser ebr al. b) Non MBR; Volume darah bertambah; batuk,obstruksi jalan nafas, letak kepala rendah. c).- Obst r uksi sinus venosus besar; I m pr esif fr akt ur menekan sinus, Tr om boem bolik sering karena pemakaian oral

kontrasepsi dan Obstruksi vena leher. d)Edem a ser ebr i; Ensefalit is,

Meningit is, Tr aum a ot ak diffuse; Keracunan logam berat, intoksikasi air.

e).Penambahan aliran darah otak, Obat-obat anastesi. f).Beungan likw or

ser ebr ospinalis; Hidr osefalus kom unikan,Hidr osefalus obst r ukt if. g)- Massa

Butuh Ruang (MBR); Hem at om a( epidur al, subdur al, int r aser ebr al) ,

Neoplasm a; ( Gliom a, Mm eningiom a,Met ast ase) Abses, edem a fokal ( t um or , infar k, t r aum a). h) . I diopat ik ; - Pseudo t um or ser ebr i. (Padmosantjojo, Daryo; 2000)

Bapak Rektor serta hadirin yang terhormat,

(12)

1. Ront gen fot o ( X- r ay) kepala; lebih banyak sebagai’scr eening t est’, jika ada tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat indikasi perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Angiogr afi; suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan sejumlah bahan kontras ke dalam pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah (vaskularisasi) otak

3. Com put er Tom ogr aphy (CT-Scan kepala); dapat memberikan informasi

tentang adanya perdesakan/shift atau lokasi tumor, MBR (masa butuh

ruang) int r a kr anial, hidr osefalus atau untuk melihat apakah sudah ada tanda-tanda her niasi?

4. Magnet ic Resonance I m aging (MRI) 5. St er eot at ic Radiosur ger y

6. Micr oneur osur ger y,

7. Minim al invasive at au Gam m a knife sur ger y.

Bagaimana penanggulangan dan prognosanya?

Cara penanggulangannya tergantung dari keadaan tumor tersebut, apakah masih bisa dioperasi (operable) ataupun in operable. Sebelum dilakukan pembedahan, persiapan pra operasi harus dilakukan seperti; pemeriksaan laboratorium lengkap, test fungsi hati, ginjal, EKG dan lain-lain . (R.Soffieti; 2003)

I. Tindakan operatif dilakukan pada a). emergensi misal; jika kesadaran pasien menurun. b). elektif (direncanakan) misal; pada penderita tumor otak stadium dini.

II. Operatif + Radiotherapy + Chemotherapy Temozolomide dilakukan

pada kasus-kasus Anaplast ic Oligodendr ogliom a (grade III). Sedangkan

untuk kasus Malignant gliom a dilanjutkan dengan Interstitial

radiotherapy/brachytherapy dengan radioactive Irridium192 atau

Iodine-125 langsung ke tumor. St er eot act ic r adiot her apy dan

Radiosur ger y ( Linac dan Gam m a knife) dilakukan hanya terbatas pada lesi-lesi dengan diameter tidak lebih dari 3-4 cm dan sangat potensial

untuk m alignant gliom a yang berada jauh didalam otak. Pada tumor

dengan metastase tunggal di otak, dilakukan tindakan operatif terhadap tumornya tetapi disertai dengan Whole Brain Radiotherapy (WBRT) ataupun dengan St er eot act ic Radio Sur ger y (SRS), selain itu dilanjutkan

lagi dengan Chemotherapy, seperti pada tumor Sm all cell lung

car cinom a, Ger m cell t um or ataupun pada Br east cancer.

III. Palliat ive ; pada kasus-kasus yang tak mungkin lagi dilakukan operasi.

(13)

Hadirin yang budiman,

Prognosa penderita tumor otak yang seluruh tumornya telah dilakukan

pengangkatan secara bersih dan luas akan mempengaruhi (r ecur r ens r at es)

atau angka residif kembali. Hasil penelitian dari ‘The Mayo Clinic Amerika’ menunjukkan bahwa; 25 persen dari seluruh penderita tumor otak yang telah dilakukan reseksi total, 10 tahun kemudian tumornya residif kembali, sedangkan pada penderita yang hanya dilakukan reseksi subtotal, 61 persen yang residif kembali. (Stafford et al, 1998).

Sebagian besar (80 persen) tumor-tumor Meningioma dapat di reseksi total dengan hasil baik. (Stafford et al, 1998).

Oleh karena itu tindakan bedah masih merupakan terapi yang terbaik. Tumor-tumor pada daerah cerebral convexities (cembungan otak) dan pada kompartemen spinal sering dilakukan total reseksi. Untuk dapat membuat

pernyataan umum tentang r ecur r ens r at es merupakan suatu hal yang sulit,

jika tidak mempertimbangkan lokasi tumor dan pertumbuhannya.

Tindakan operasi atau radiotherapy ataupun keduanya sangat manjur

dalam pengobatan Meningiom a yang r esidif (recurrence). (Stafford et al,

1998)

Prognosa signifikan dari atypical tumor dan jenis malignant dalam serial yang telah diterbitkan, beberapa diantaranya telah dikontaminasi oleh

inklusi dari Hem angioper icyt om a. Hasil penelitian dari satu serial

penerbitan tertua menunjukkan bahwa r ecur r ens r at e untuk meningioma

jinak yang telah di reseksi total dan difollow selama 5 tahun, adalah 7 - 20 persen, sedangkan untuk atypical tumor 29-40 persen dan 50-78 persen

untuk anaplast ic ( m alignant ) Meningiom as. (Jaaskelainen, 1986; Perry et

al, 1999; Bern W.S, 2002).

Penggunaan flow cyt om et r y untuk DNA ploidy dalam menentukan

persentase S-fase hasilnya sama dengan penggunaan

im m unohist ochem ist r y untuk pr olifer asi m ar ker s yang menunjukkan

beberapa nilai dalam membedakan t ypical dari at ypical dan Meningiom a

ganas. Saat itu ploidy merupakan indikator perilaku biologis yang relatif kurang peka, terutama pada kasus per kasus. (Salmon.et al, 1993; Bern W.S, 2002).

Pr olifer asi m ar ker s seperti Br om odeoxyur idine ( Br dU) juga berkorelasi

dengan r ecur r ens r at e tumor. (Lee et al, 1990 in Bern WS, 2002).

(14)

dengan aktivitas m it ot ic dan grade tumor daripada yang ditunjukkan Ki-67 dan BrdU.

Pelengkap prognosa dari pr olifer asi m ar ker s pada m alignant m eningiom as

adalah kurang jelas. (Zimmer et al, 1992; Khoshyoma et al, 1993 in Bern WS, 2002).

Reseptor-reseptor estrogen sering ditemukan berkurang dalam

m eningiom a sedangkan reseptor-reseptor progesteron dijumpai hanya pada

tingkat yang rendah, di dalam m eningens normal, mayoritas ber jumlah

signifikan. (Maxwell et al, 1993 in Bern W.S, 2002 )

Kekurangan reseptor-reseptor progesterone disebutkan berkaitan dengan

besarnya ukuran tumor, at ypia dan anaplasia. Dari 1000 meningioma

hanya satu yang akan bermetastase, dan paling sering ke paru-paru. (Brandis et al, 1993 in Bern WS, 2002).

Hadirin yang saya muliakan,

Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyakit tumor otak dan sumsum tulang belakang merupakan penyakit berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan, sementara banyak masyarakat belum mengetahui tanda-tanda, gejala dan cara pengobatan penyakit ini. Untuk memastikan diagnosa dibutuhkan pemeriksaan dengan alat-alat diagnostic bedah saraf, seperti; CT-scan, MRI, Stereotatic Radiosurgery, Micro- neurosurgery, Minimal invasive atau Gamma knife surgery disamping pemeriksaan laboratorium, neurologi klinis dan patologi anatomi.(PA).

Cara penanggulangan bisa secara operatif atau konservatif tetapi yang terbaik adalah tindakan operasi di kombinasi dengan radioterapi dan kemoterapi. Prognosa penyakit tumor otak tergantung dari jenis, lokasi tumor dan sifatnya, seperti untuk Meningioma jinak setelah dioperasi (reseksi) dan dilanjutkan dengan radioterapi, didapati hasilnya 80 persen membaik.

Bapak Rektor, Anggota Senat, Para Dekan serta hadirin yang mulia,

(15)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan HidayahNya kepada saya dan keluarga karena atas RidhoNya sehingga saya memperoleh kesempatan untuk dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk memangku jabatan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Bedah Saraf pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara . Rasa hormat dan terima kasih yang setulusnya saya sampaikan kepada Bapak Prof. dr. Chairuddin Panusunan Lubis, DTM&H, Sp.A(K) selaku Rektor dan Ketua Senat Universitas Sumatera Utara yang telah mendorong saya, membantu dan memproses pengusulan saya untuk menjadi Guru Besar sampai acara pengukuhan yang diselenggarakan pada hari ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan hidayahNya kepada Bapak dalam memimpin Universitas Sumatera Utara yang kita cintai ini. Kepada Bapak/ Ibu para anggota Senat Universitas Sumatera Utara, Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembantu Rektor III, Pembantu Rektor IV dan Pembantu Rektor V, Tim Penilai Kenaikan Pangkat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan persetujuan atas pengusulan saya sebagai Guru Besar, saya ucapkan banyak terimakasih.

Kepada Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof . dr T. Bahri Anwar Sp.JP (K), selaku atasan dan sahabat saya yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sejak dari masa kuliah dahulu hingga sekarang terutama dalam pengusulan kenaikan jabatan saya ke jenjang Guru Besar, terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan Semoga Allah SWT nanti yang akan membalasNya.

Terima kasih saya ucapkan kepada para Pembantu Dekan FK-USU, mantan Dekan dan mantan Pembantu Dekan, terutama mantan Pembantu Dekan II (dr. Chairul Yoel Sp.A (K) atas segala bantuan yang telah diberikan kepada saya dalam memproses pengajuan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dewan Redaksi ‘Majalah Kedokteran Nusantara’ FK-USU beserta staf; Prof. dr. H. Munar Lubis Sp.A (K) dan dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc yang telah membantu dalam proses pengajuan saya sebagai Guru Besar.

(16)

sekarang ini. Atas segala budi baik Bapak dan Ibu beserta seluruh keluarga, saya ucapkan terima kasih tak terhingga. Hanya kepada Allah SWT jualah, saya mohonkan untuk membalasnya.

Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya ucapkan kepada Kepala Departemen Bedah FK-USU dr. Bachtiar Surya Sp.BD, abangda dr. Usul Sinaga Sp.BU, Prof. dr. S.Soewandi Sp.BD, dr. Hafaz Hanafiah SpB.Ot, dr. Nazar Moesbar SpB.Ot, dr. Ismet Sp.B, dr.Ronald Sitohang Sp.B, Alm Prof. dr. Buchari Kasim Sp.BP(K), dr.Syahbuddin Harahap Sp.B, Prof Dr. dr. Iskandar Japardi Sp.BS (K), dr. Abd. Gofar S. Sp. BS (K), dr. Emir Taris Pasaribu SpB. Ot beserta seluruh staf edukatif yang telah mendukung sepenuhnya pengajuan saya untuk menjadi Guru Besar tetap FK-USU yang kita cintai ini.

Semoga kekompakan dan kerjasama kita tetap terjalin selamanya.

Ucapan terima kasih saya tujukan kepada teman-teman seperjuangan dalam membangun Bagian Neurologi FK-USU yang dipimpin oleh dr. H. Hasanuddin Rambe Sp.KJ. Sp.S (K), Prof. Dr. dr. H. RM. Hasan Syahrir Sp.S (K), abangda dr. Darulkutni Nasution Sp.S (K), Alm. dr Syawaluddin Nasution Sp.S (K), dr.Mukhtar Nasution SpS, Alm.dr.Ahmad Syukri Batubara Sp.S (K), dr. LBM. Sitorus Sp.S beserta seluruh staf edukatif /non edukatif. Semoga persahabatan kita tidak luntur, karena walau bagaimanapun Neurologi merupakan tempat yang penuh kenangan bagi saya yang takkan pernah saya lupakan.

Khusus kepada adinda dr. Aldi Safrudin. Rambe Sp.S yang telah membantu dalam proses pengajuan saya untuk menjadi Guru Besar, saya ucapkan terima kasih.

Kepada Direktur RS.H.Adam Malik, RS.PTP-N.II Tembakau Deli, RS. Haji Medan beserta seluruh jajaran stafnya, saya ucapkan terima kasih atas fasilitas dan sarana yang telah diberikan selama ini dalam bertugas menjalankan pendidikan, penelitian dan pelayanan bagi masyarakat, semoga kerjasama yang baik ini tetap berlangsung seterusnya.

(17)

(K) Onk, serta seluruh staf edukatif /non edukatif Bagian Bedah FK-Unair atas segala ilmu, jerih payah dan bantuan moril/ materil yang telah diberikan selama menjalani pendidikan di Surabaya. Khusus untuk guru saya Prof. Dr. dr. Umar Kasan Sp.BS yang sedang sakit, kami sekeluarga mohonkan kepada Allah SWT agar cepat sembuh, semoga ibu dan seluruh keluarga bersabar dalam menghadapi cobaan ini. Amin ya Rabbalalamin.

Dapat belajar di FK-Unair Surabaya sungguh merupakan anugerah bagi saya, dimana para guru bukan saja telah memberikan seluruh ilmunya, tetapi juga turut memberikan tempat tinggal, kenderaan transport (sepeda motor), pekerjaan buat isteri (karena PPDS dilarang praktek untuk mencari uang) dan kebutuhan hidup kami sekeluarga.

Belum lagi bantuan dari sejawat-sejawat PPDS Bedah beserta seluruh perawat OK/ICU/Ruangan pada saat itu, terutama mak Patonah. ‘Matur nuwun sanget’, hanya pada Allah SWT kami mohonkan untuk membalasNya. Sekali lagi terimakasih.

Terima kasih kami ucapkan kepada yang terhormat, Ketua Kolegium Bedah Saraf Indonesia Bapak Prof dr. KRM Padmosantjojo SpBS, yang telah memberikan kepercayaan kepada saya selama ini, sebagai salah satu anggota Kolegium Bedah Saraf Indonesia.

Khusus kepada Prof. Dr dr. Ratna Akbari Ganie, Sp.PK (K) yang telah banyak membantu dan memberi semangat kepada saya dalam proses pengajuan untuk menjadi Guru Besar, saya ucapkan terima kasih tak terhingga.

Kepada seluruh guru-guru saya mulai dari SR Negeri 48 di Palembang, SMP Negeri 2 Palembang, SMP Negeri 5 Medan, SMA Negeri 5 Medan serta seluruh dosen saya di Fakultas Kedokteran USU Medan, baik yang masih ada maupun yang telah tiada, saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga, karena tanpa beliau-beliau tidak mungkin saya akan berdiri disini di hari yang berbahagia ini.

(18)

telah saya perbuat secara sengaja ataupun tidak selama menjalankan tugas.

Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pasien-pasien saya yang telah mempercayakan nasibnya kepada saya selama ini, mohon maaf bila harapan itu tidak selalu dapat terpenuhi. (karena manusia hanya berusaha, Allah SWT jualah yang menentukan).

Rasa syukur dan terima kasih sebesar-besarnya saya haturkan kepada kedua orang tua saya tercinta, Ibunda Hj.Tengku Fatma yang telah melahirkan kami anak-anaknya, dan almarhum Ayahanda Arsyad Hakim atas segala jerih payah dan pengorbanan beliau berdua dalam mengasuh, mendidik dan menyekolahkan kami sehingga Alhamdulillah semuanya telah berhasil menjadi sarjana yang mandiri. Untuk almarhum Ayahanda dan Kakanda Aldi Arsyad Hakim yang telah tiada, semoga segala amal baik beliau diterima Allah SWT dan diampunkan seluruh dosa-dosanya. Berkat doa restu Bunda serta adik-adik tersayang; Anda, Utik, Anil, Ice, Ijal dan Iza serta seluruh keluarga, sehingga ananda /kakanda dapat berdiri disini untuk dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses pengukuhan Guru Besar saya, baik Panitia pelaksana, PPDS, mahasiswa dan lain-lain yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, saya sampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya.

Disaat yang berbahagia ini saya terkenang akan kedua mertua saya, Ibu Hj. Nurwani dan alm. Bapak Jusad beserta seluruh adik-adik ipar, terima kasih atas segala doa restu, nasihat, dan bantuan yang telah diberikan kepada kami sekeluarga dalam mengharungi bahtera kehidupan ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia dan nikmatNya kepada Ibu dan adik-adik sekalian, terutama adinda Ir. Asri Dharma Nst yang telah membantu dalam proses persiapan pengukuhan saya sebagai Guru Besar ini.

(19)

Sari Dewi, Rizal Ismanudin, ST. beserta ketiga buah hati kami, cucunda; Aulia M. Riva, Riri A. Masyithah dan Nurina Fariza. Amin ya Rabbalalamin.

Ba p a k Re k t or se r t a pa r a h a d ir in y a n g sa y a m u lia k a n ,

Terakhir saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan kesabaran Bapak Ibu para undangan sekalian yang telah mengikuti acara ini, mohon maaf atas sikap, ucapan maupun kata-kata yang kurang berkenan di hati Bapak Ibu sekalian.

Billahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, Agustus 2006

(20)

KEPUSTAKAAN

Albert. E, Telfeian et. al. Sub Ependymal Giant cell Astrocytoma with Cranial and Spinal

Metastases In Patient with Tuberous Sclerosis. J. Neurosurg.100, 2004. p. 498 - 501.

Ajax Jaw, Ahar et al.Gamma Knife Surgery in The Management of Brain Metastases from Lung Carcinoma. J. Neurosurg100, 2004. p. 842-847. Adlakha A.et.al.Meningioma Metastatic to Lung. Mayo Clinic Proc. 74,

1999. p. 1129-11

Brandis A, Mirzai.S. et.al. Immunohistochemical detection of Female Sex Hormone Receptor In Meningiomas Correlationwith Clinical and

Histological Features. Neurosurg. 1993. p. 33, 212.8. Basoeki. W. Ilmu Bedah Saraf dan Masalah Kecelakaan Lalu Lintas. Pidato

Pengukuhan Basoeki. W. 1974 dalam Autobiografi. ‘Perjalanan Dokter Bedah Tiga Zaman’. 2006.

Behin. A. Differential Diagnosis of Intracranial Malignancies. The 7th of the European Federation of Neurological Societies. Helsinki. Sept, 2003.

Cushing. H.The Meningiomas (Dural Endotheliomas). Their Source and Favored Seats of Origin. Brain. 1922. p. 45, 282-316.

De Angelis et.al.Intracranial Tumors.Diagnosis and Treatment.Martin Dunitz.London 1992

Gilroy. J, Meyers J. Basic Neurology. 3rd ed. Mc Graw Hill Book Co. 2002. Hakim A.A. Tindakan Bedah pada Tumor Cerebellopontine Angle, Majalah

Kedokteran Nusantara Vol. 38 No 3, 2005.

Halper J. et al. Estrogen and Progesterone Receptors in Meningiomas; Comparison of Nuclear Binding , Dextran Coated Charcoal and Immunoperoxidase staining Assays. Neurosurg.1989. p. 25, 546-552.

Herlhoz. K.Diagnosis Intracranial Malignancy. 7th Congress of The

European Federation

of Neurological Societies. Helsinki. 2003.

Hildebrand. J. Current Treatment of Gliomas . 7th Congress of The

European Federation

of Neurological Societies. Helsinki. 2003.

Mayer.SA. Management of Increased intracranial Pressure In Wijdicks EFM.Diringer MN, et.al. Continuum Critical Care Neurology.2002. Padmosantjojo.RM, Daryo.S. Emergensi Non Trauma Bedah saraf. Bagian

Bedah Saraf FK-UI. ed.I, 2000.

Soffieti. R. Metastasis Brain Tumors. 7th Congress of The European

(21)

D AFTAR RI W AYAT H I D UP

I . D ATA PRI BAD I

Nama : dr. H. Adril Arsyad Hakim, Sp S, Sp BS (K) .

NIP : 130605509

Tempat / Tanggal lahir : Perbaungan ,18 Juli, 1946

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Nama orang tua :

Ayah : H. Arsyad Hakim (Alm)

Ibu : Hj. T. Fatmah

Nama isteri : dr. Hj.Yusniwarti Yusad, MSi.

Nama anak : 1. Ferri Adrian (Alm)

2. Rina Hartati

3. Khairul Muhajir

4. Nita Andrini

Alamat : Jalan Bantam No.10A Medan 20153.

Telepon (061) 4570709; Fax . (061) 4536461; E-mail : adril_hakim@hotmail.com

I I .PEN D I D I KAN

Sekolah Rakyat : SR Negeri 48 Palembang, tamat

tahun 1959

Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri V Medan, tamat tahun

1962

Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri V Medan, tamat tahun

1965

Dokter umum : FK- USU Medan, tamat tahun 1976

Dokter Spesialis Penyakit Syaraf : FK- UNAIR Surabaya, tamat tahun

1981

Dokter Subspesialis Bedah Syaraf : FK- UNAIR Surabaya,tamat tahun 1986

(22)

JABATAN & PEKERJAAN

Pa n gk a t / Golon ga n

01 – 07 – 1976 : Asisten di Bagian Neurologi FK - USU

01 - 03 – 1977 : Asisten Ahli Madya (gol. III /a) Neurologi FK- USU

01 – 04 – 1980 : Asisten Ahli (gol. III/b) Neurologi FK - USU

01 – 04 – 1982 : Lektor Muda (gol.III/c) Neurologi FK - USU

01 – 04 – 1987 : Lektor Madya (gol. III/d) Neurologi FK – USU

01 – 04 – 1993 : Lektor (gol. IV/a) di Bagian Bedah FK – USU

Pe k e r j a a n

1976 - 1997 : Staf pengajar Bagian Neurologi FK- USU

1981- sekarang : Konsultan Ahli Penyakit Saraf & Bedah Saraf di

RS.PTPN-I (bekerjasama dengan FK-USU)

1987 – sekarang : Konsultan Bedah Saraf beberapa RS.Swasta Medan .

1988 – 1995 : Staf pengajar luar biasa Neurologi FKG - USU

1988 – 1992 : Staf pengajar luar biasa Neurologi AKPER Depkes RI

1991 – sekarang : Kepala SMF Bedah Saraf RSUP Adam Malik Medan

1993 – 1998 : Wakil Ketua Tim Komite Medik RSUP.Adam Malik

1993 – sekarang : AnggotaTim Komite Medik RSUP Adam Malik

1994 – sekarang : Anggota Tim Penyusunan Prosedur dan Tata Cara

Penerimaan Pasien Rawatan Dokter & Penyusunan Tarif Jasa Dokter RSUP.Adam Malik Medan

1994 – sekarang : Anggota Tim Kanker RSUP Adam Malik Medan.

1997 – sekarang : Staf pengajar Bagian Bedah FK- USU

1997 – sekarang : Staf pengajar luar biasa mata kuliah Bedah Saraf

FKG-USU.

2000 – sekarang : Anggota Komite Medik RS.PTP.N.- II Medan

2000 – sekarang : Anggota Kollegium Dokter Bedah Saraf Indonesia

2001 – sekarang : Anggota Tim Penyusunan Standard Pelayanan

Minimal RSUP.Adam Malik Medan.

2001 – sekarang : Staf pengajar luar biasa mata kuliah Keperawatan

Bedah Saraf Program Studi Keperawatan FK-USU

2001 – sekarang : Instruktur Pelatihan Program ATLS untuk Dokter dan

PPDS Bedah FK-USU.

(23)

I V . PEN D I D I KAN TAM BAH AN

( Ku r su s- k u r su s / Pe la t ih a n y a n g diik u t i)

Kursus WEM/FK-USU : Medan, 1976.

Kursus Dasar Riset : FK-USU Medan, 1976

Penataran P4 tipe A 100 jam : Surabaya, 1980

Penataran Management Medical Record : RSUD Soetomo Surabaya, 1983.

Kursus Bahasa Belanda : Surabaya, 1982-1984

Kursus TOEFEL Bahasa Inggeris : Surabaya, 1982- 1983

Kursus Penanggulangan Cidera Kepala : Surabaya, 1983

Kursus Bedah Saraf Mikro : Surabaya, 1984

Kursus Pengelolaan kasus-kasus : RSUD.Soetomo/FK-UNAIR Surabaya, 1985

Lipomyelomeningocele Kursus Pengelolaan Kasus Bedah Saraf : RSUD Soetomo/FK-UNAIR

pada Anak-anak Surabaya, 1985.

Kursus Dasar Hukum Kesehatan : Medan, 24-25 Juli 1989.

Angkatan I.

International Course; MRI (Magnetic : Denpasar Bali, 1994

Resonance Imaging)

Hand’s on workshop; Microsurgery : Singapore, 1995

Approaches to the brain

The Education Course Posterior Fossa : Denpasar, Bali, 1996

Tumors, WFNS.

Advance Trauma Life Support (ATLS) : RSUP.H. Adam Malik Medan,

Program for Doctors 1997

Training Of Trainers ; Kolegium Ilmu : Batam, 2000

Bedah Indonesia

ASEAN workshop; Keyhole concept in : Manila Phillipine, October 17-20,

Neurosurgery & Live surgical 2000.

demonstrations.

WFNS Course ; Neurosurgery Course : Singapore, January 5-7, 2001. AANS workshop ; Skull Base tumors : Toronto, Canada, June, 2001

(24)

V . KEAN GGOTAAN ORGAN I SASI PROFESI

Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Anggota Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Anggota World Federation of Neurologist (WFN).

Anggota Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) Anggota Asean Neurosurgical Society (ANS)

Anggota Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) Anggota World Federation of Neurosurgical Society (WFNS)

V I . KARYA I LM I AH

A. I n t e r n a sion a l

Pembicara / Penulis Utama :

1. Adril A.Hakim;’Management of Haemorrhagic Stroke’,Scientific Conference Maitreya Institute Taipei, ROC, Desember1993.

2. Adril A.Hakim ;’Management of Syringomyelia Post Traumatic’ In International Conference on Recent Advances in Neurotraumatology ICRAN, Riccioni Italy, September 1996.

3. Adril A.Hakim;’Multiple Giant Meningioma with Osteoma at the

Temporo occipital Skull Base’ In TheIVth International Congress on Cerebral Venous System and Meningioma Combined with “Annual Meeting of Turkish Neurosurgical Society, Istanbul Turkey, June 2002.

B. Re gion a l/ N a sion a l

Pembicara / Penulis Utama :

1. Hakim A.A ;’Craniopharyngioma’ dibacakan pada Kongres Nasional II PNPN-CH Bandung, Nopember 1980.

2. Hakim A.A ; ‘Penanggulangan Low Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal’ dibacakan pada HUT.30 FK-USU di FK-USU Medan, Agustus 1982.

3. Hakim A.A ;’Arachnoiditis Pasca Lumbal Punksi’ dibacakan pada Biennial Meeting PNPN-CH Denpasar Bali. 1982.

4. Hakim A.A ;’ Rhinorrhoe’ dibacakan pada Kursus Bedah FK-UNAIR/Surabaya, 1983

5. Hakim A.A ; ‘Fistula Karotid Kavernosus’dibacakan pada Kursus Bagian Bedah FK-UNAIR/ RSUD Soetomo, Surabaya, 1984.

(25)

7. Hakim A.A ; ‘Kejang Pasca Bedah Otak’ dibacakan pada Simposium Kejang, Medan, tahun 1990

8. Hakim A.A ;’Tumor Hipofise’( Studi Kasus) dibacakan pada Kursus Bedah RS.Pirngadi Medan, September 1991.

9. Hakim A.A ;’Peranan Bedah Saraf pada Beberapa Penyakit Sendi’dibacakan pada Simposium Penyakit Sendi, Medan, Oktober 1991.

10. Hakim A.A ;’Bedah Saraf Dalam Kaitan Dengan Trauma

Kraniofacial’dibacakan di Kongres Ahli Bedah Saraf Indonesia, Surabaya, Desember, 1991.

11. Hakim A.A ;’Tehnik Bedah Transseptal Transfenoidal Hipofisektomi Pada Penderita Tumor Hipofise Di Medan’ dibacakan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan VIII IKABI,Malang, Juli 1992.

12. Hakim A.A ;’Tumor Cerebellopontine Angle (Studi Kasus) dibacakan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan VIII IKABI, Malang, 1992.

13. Hakim A.A ;’Kelainan Otak Meningokel & Hidrosefalus Pada Bayi Dan Anak dibacakan pada Kursus Bagian Bedah FK-USU/RSUP. Adam Malik Medan, 1993.

14. Hakim A,A ;’Aspek Bedah Pada Trauma Kapitis’ dibacakan pada Simposium Kegawatan Darurat Trauma Kapitis Bag. Bedah FK-USU/RSUPH. Adam Malik Medan, Nopember, tahun 1995.

15. Hakim A.A ;’MRI &Aplikasi Klinisnya’dibacakan pada Simposium Pengenalan MRI di Medan,1995

16. Hakim A.A ;’Kasus-kasus Bedah Saraf Yang Dideteksi Dengan MRI Di Medan’, Majalah Kedokteran Nusantara Vol.25 (Suppl.B), 1995

17. Hakim A.A ;’Tindakan Bedah Saraf Pada Cidera Kepala Dan Medulla Spinalis’, Majalah Kedokteran Nusantara Vol.25 (Suppl B), 1995.

18. Adril A.Hakim;’Keadaan Gawat Darurat Pada Trauma

Kapitis’dibacakan pada Simposium Gawat Darurat Bagian Bedah RSUP Adam Malik Medan, Juni 1995

19. Adril A.Hakim;’Penanggulangan kasus Bedah Saraf pada Trauma Kapitis’ dibacakan pada Pertemuan Ilmiah Ahli Bedah Cabang Medan, di Pematang Siantar, Juli1995.

20. Adril A.Hakim;’Tindakan Bedah Saraf Pada Cidera Kepala’dibacakan pada HUT 46 FK-USU Medan, 1998

21. Adril AH ;’Manajemen Low Back Pain Ditinjau Dari Sisi Bedah Saraf’dibacakan pada NIMED Symposia, Management of Inflammatory Diseases After Year 2000 Medan, June 2000.

(26)

C. Pe n ga la m a n Pe n e lit ia n :

1. Pengobatan dan Pencegahan Migrain dengan Kombinasi Pizotefin

dan Aspirin Dosis Rendah Di RS.Pirngadi Medan Tahun 1982. (Peneliti utama)

2. Pengelolaan Kasus-kasus Abses Otak Tahun 1984-1986 di RSUD Soetomo Surabaya, (Peneliti utama )

3 Pengelolaan Kasus-kasus Fistula Karotid Kavernosus Tahun 1984 di RSUD Soetomo Surabaya (Peneliti Utama)

4. Pengelolaan Kasus-kasus Bedah Saraf Pada Anak-anak Tahun 1985 diSurabaya (Peneliti utama)

5. Pengelolaan Kasus-kasus Lipomyelomeningocele Tahun 1985 di

RSUD Soetomo Surabaya, (Peneliti utama)

6. Khasiat dan Toleransi 3 Sediaan Analgetik OAINS ; Diklofenat, Indometasin, dan Floktafenin Tahun 1994 di Medan, (Anggota Peneliti).

7. Studi Perbandingan Penanggulangan HNP Yang dilakukan Tindakan Operasi dengan Tidak Dioperasi Di RSUP.Adam Malik dan RS. PTP-N I Medan, Tahun 2002. (Anggota Peneliti)

8. Karakteristik penderita Tumor Otak Di Beberapa Rumah Sakit Kota Medan Tahun 2003-2004 (Peneliti utama)

V I I . PERTEM UAN I LM I AH YAN G D I H AD I RI

A. I n t e r n a sion a l

1. The 2nd Congress of Asian and Oceanian Association of Child

Neurology, Jakarta 1987.

2. The Asean of Neurological Society, Bangkok Thailand, 1988

3. The 9th European Congress On Neurosurgery, Moscow, USSR, June

1991

4. International Conference on Recent Advances in

Neurotraumatology , Karuizawa Japan, 1992

5. The 2nd Joint Conference in Neurosurgeon Between Fujita

University and Padjadjaran University, Denpasar Bali, 1993

6. Scientific Conference in Maitreya Institute ; Management of

Haemorrhagic Stroke, Taipei, ROC Desember1993.

7. The 6th Asean Congress of Neurological surgeons in Jakarta, 1994

8. The 10th European Congress of Neurosurgeon , Berlin, 1995

9. Joint Conference Between Indonesia University and Austin

Repatriation Medical Center Australia in ‘Management of Intractable Epilepsy’ Jakarta, 1995

10. International Conference on Recent Advances in

(27)

11. The Education Course (WFNS) ;’ Posterior Fossa Tumors’, Denpasar Bali, 1996.

12. The 6th International Conference on Cerebral Vasospasm, Sydney

Australia, 1997.

13. Asean Congress of Neurological Surgery, Manila Philippine, October 2000.

14. The 69th AANS Annual Meeting, Toronto Canada, 2001

15. The 14th International Congress on The Meningiomas Combined with

Annual Meeting of

Turkish Neurological Society, Istanbul Turkey, June 2002.

16. The 7th Congress of The European Federation of Neurological

Societies, Helsinki Finland, September 2003.

17. The 11th ASEAN Congress of Neurological Surgeons and 6th ASEAN Neurosurgical Nursing Congress and Joint Educational Neurosurgical Meeting of ACNS, AASNS and WFNS, Kuta, Bali, December 1-5, 2004.

18. The 13th World Congress of Neurological Surgery, Marakesh, North

Africa, June 2005.

19. The Asean of Neurological Society, Jakarta, Juli 2005.

B. N a sion a l

1. Temu Ilmiah Pencegahan Stroke Masa Kini, Jakarta, 10 Juli,1988. 2. Temu Ilmiah Rizopati Kranial, Jakarta, 20 Agustus 1988..

3. KONAS I Ikatan Dokter Ahli Penyakit Saraf Indonesia, Ujung

Pandang, 29-31 Okt 1988.

4. Simposium Perkembangan Akhir Penanggulangan Peny.

Cerebrovascular, Ujung Pandang 29 Oktober, 1988

5. Simposium Peranan Nootropic Agent Dalam Bidang Neurologi,

Ujung Pandang, 31 Oktober 1988

6. Simposium The Role of Calcium Entry Blocker In Neurology, Ujung Pandang, 30 Oktober 1988

7. Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional VI IKABI, Bandung, Juli 1989. 9. Simposium’Management of Cerebro vascular Diseases Acute

Dimention,Yogya,26-27 Oct 1990 10.Simposium Cerebral In Un efficiency, Yogyakarta, 26 Oktober 1990

11. Simposium Cerebral Resuscitation in Acute Medicine, Yogyakarta, 27 Oktober 1990.

12. Simposium New Aspect inThe Treatment of Skeletal Muscle Spasm & Neuropathy Related Pain Yogyakarta, 27 Oktober 1990.

(28)

14 Pertemuan Ilmiah Tahunan Ahli Bedah Saraf ’Skull Base Tumors and Cerebrovascular surgery’ Tretes Jawa Timur, 1993.

15. Simposium Pengenalan MRI dan Aplikasi Kliniknya, Medan ,1995 16. Pertemuan Ilmiah IKABI Cabang Medan, Pematang Siantar, 1995 17. Simposium Ilmiah dalam rangka HUT ke 43 FK-USU, Medan 1995 18. Simposium Kegawatan Darurat Trauma Kapitis, Medan 1995

19. Simposium New Approaches in Critical Care Management, Medan 1996

20. Simposium Penanggulangan Shock, Medan 1996 21. Kongres Nasional III PERDOSSI, Palembang,1996.

22. Pertemuan Nasional I Symposium of Intensive Care Medicine, Jakarta 1 Mei 1999.

23. Management of Inflammatory Diseases After Year 2000 (view from various disciplines), Medan , 24 Juni 2000

24. Pertemuan Ilmiah Tahunan XIV IKABI, Jakarta, 10-12 Juli 2003. 25. Muktamar III PERSPEBSI, Yogyakarta, 22-23 Mei 2005.

(29)

LAM PI RAN

Gambar-1

Pasien yang telah dilakukan operasi darurat sewaktu tidak sadar

Gambar-2

(30)

Gambar-3

Posisi operasi terhadap tumor bagian belakang otak.

Gambar-4

(31)

Gambar-5

Tumor Cer ebelllopont ine angle.

Gambar -6

Gambar

Gambar-1
Gambar-3
Tumor Gambar -6 Meningioma maligna

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan.. Lock bit 2, isi Flash PEROM tidak dapat di- verifi oleh programmer. Lock bit 3, akses ke memori external tidak dapat dilakukan. 2.1.1.2 Set Instruksi

dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : asal-usul manusia purba di indonesia.. Sains (

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan limpahan karunia-Nya lah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan

Untuk mewujudkan sasaran tersebut, kegiatan yang telah dilakukan meliputi: Persentase sisa perkara yang diselesaikan, Persentase perkara yang diselesaikan tepat

adalah hasil pengukuran (observasi) setelah perlakuan (pasca-uji). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan uji

Penelitian berjudul Kajian Konversasi Jenis Humor dalam Acara Indonesia Lawak Klub (ILK) Episode Warna Warni Percintaan dan Gelar Pendidikan di Trans7 bertujuan

Dalam kaidahnya dengan nilai ajaran Islam, memiliki nilai-nilai ajaran bagi kehidupan manusia seluruhnya, baik hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia

Oleh karena itu, tuntunan akan profesionalisme akuntan perlu ditingkatkan agar dapat bersaing di era global. Adapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme