• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KEJADIAN TRAUMA ET CAUSA CORPUS ALIENUM SERPIHAN BESI PADA MATA PEKERJA GERINDA BESI DI KABUPATEN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KEJADIAN TRAUMA ET CAUSA CORPUS ALIENUM SERPIHAN BESI PADA MATA PEKERJA GERINDA BESI DI KABUPATEN LAMONGAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KEJADIAN TRAUMA ET CAUSA CORPUS ALIENUM SERPIHAN BESI PADA MATA PEKERJA GERINDA BESI DI KABUPATEN

LAMONGAN

Oleh :

JUNITA ANGGRAINI

201110330311116

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warokhmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat

serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para

sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah berhasil menyelesaikan karya

tulis akhir yang berjudul “Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Mata Terhadap

Kejadian Trauma Et Causa Corpus Alienum Serpihan Besi Pada Mata Pekerja Gerinda Besi Di Kabupaten Lamongan”.

Karya tulis akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun tujuan dari diambilnya

judul Karya Tulis Akhir tersebut yaitu untuk mengetahui hubungan pemakaian

alat pelindung mata dengan rendahnya keluhan trauma et causa corpus alienum

serpihan besi pada pekerja gerinda besi di Kabupaten Lamongan.

Dalam penyusunan karya tulis akhir ini, penulis tidaklepas dari hambatan

dan rintangan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang

terkait, penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini. Tidak lupa dengan

segenap kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang

(5)

v

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas UMM yang memberikan

kesempatan melakukan karya tulis akhir ini untuk memenuhi persyaratan

Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran.

2. dr. Mochamad Ma’roef Sp.OG selaku Pembentu Dekan 1 Fakultas

Kedokteran UMM yang telah menyetujui judul penelitian karya tulis akhir

ini.

3. dr. Bragastyo Sidharta Sp.M selaku Pembimbing I atas bimbingan,

dukungan, saran, kesabaran dan ketelitiannya yang telah diberikan dalam

penyusunan karya tulis akhir ini sehingga karya tulis akhir ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. dr. Febri Endra Budi Setyawan M.Kes selaku Pembimbing II atas

kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing dan memberi saran

sehingga karya tulis akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. dr. Rubayat Indradi, MOH selaku dosen Penguji berkenan meluangkan

waktu untuk menguji, membimbing dan mengoreksi serta memberikan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Para pekerja gerinda besi di Kabupaten Lamongan yang telah bersedia

menjadi responden dan telah membantu mengisi kuisioner sehingga karya

tulis akhir ini terselesaikan dengan baik.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan dan mendo’akan

demi terselesaikannya tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis akhir ini masih jauh dari

(6)

vi

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon maaf

sebesar-besarnya dan mengharapkan saran serta kritik yang membangun. Semoga

karya tulis akhir ini dapat menambah wacana dan bermanfaat bagi semua

pihak.

Wassalamualaikum Warokhmatullah Wabarokatuh.

Malang, 07 Agustus 2015

(7)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan terima kasih pula kepada :

1. Ayahanda Khoirul Huda, Ibunda Alm Nur Lini Londa tercinta yang

senantiasa memberikan kasih sayang, do’a, dukungan, semangat,

kepercayaan dan segalanya demi keberhasilanku.

2. Mbah putra dan putri Rasyid Londa serta Mbah putri Abdul Mukhti yang

telah mendo’akan dan memberi dukungan.

3. Little brother, Muhammad Yusuf Effendi tersayang yang senantiasa

memberi do’a, semangat, dan dukungannya.

4. Motivator setiaku Dimas Ramadiansyah, terima kasih banyak atas semua

do’a, dukungan nasehat, kasih sayang tiada henti. Terima kasih sudah mau

menampung ceritaku, keluh kesahku, kegembiraanku, dan kesedihanku.

5. Mbak Wulan, Kak Muchid, Indri, Tante Tun dan Om Mad terima kasih

untuk motivasi, semangat, dan dukungannya.

6. Sahabat-sahabatku, Anni, Yuni, Tita, Winda, Aulia, Almira, Reski, Fidya

Ayu, Mona, Icha, yang selalu memberi dukungan, nasehat yang tiada

henti, dan teman-teman angkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu, terima kasih atas semua dukungannya.

7. Pak Yono, Mas Didit, Bu Endang, Mbak Citra, terima kasih atas semua

(8)

viii

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan membalas

(9)

ix ABSTRAK

Anggraini, Junita. 2015. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Mata Terhadap Kejadian Trauma et Causa Corpus Alienum Serpihan Besi pada Mata Pekerja Gerinda Besi Di Kota Lamongan pada Perode Mei 2015. Tugas akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (I) Bragastio Sidharta* (II) Febri Endra Budi S**

Latar Belakang: Ketidakrutinan pekerja gerinda besi dalam memakai kacamata pelindung mengakibatkan mata pekerja terpapar secara langsung oleh serpihan-serpihan logam besi pada proses menggerinda. Keluhan bisa ringan sampai berat. Ketika seorang pekerja gerinda besi mengalami trauma mata, maka produktivitas kerja akan menurun, baik dari kualitasnya maupun segi jumlah pekerjaan yang diselesaikan.

Tujuan: Mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung mata dengan terjadinya trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada mata pekerja gerinda besi di kota Lamongan pada periode Mei tahun 2015.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Mei tahun 2015 di kota Lamongan. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner

yang diisi oleh responden. Data dianalisis secara statistik dengan uji Chi square. Hasil Penelitian dan Diskusi: Dari hasil penelitian diperoleh 43 sampel yang

memenuhi kriteria, didapatkan 34 orang pekerja gerinda besi memakai alat pelindung mata dan 9 orang pekerja gerinda besi yang tidak memakai alat pelindung mata. Pada kelompok pekerja gerinda besi yang memakai alat pelindung mata, tidak didapatkan keluhan trauma et causa corpus alienum serpihan besi (0%) dan pada kelompok pekerja gerinda besi yang tidak memakai alat pelindung mata, didapatkan sebanyak 7 orang (16,3%) yang mengalami keluhan trauma mata et causa corpus alienum serpihan besi dan 2 orang (4,7%) yang tidak mengalami keluhan trauma. Berdasarkan analisis statistik dengan uji Chi square menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemakaian alat pelindung mata dengan rendahnya keluhan trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada pekerja gerinda besi di kota Lamongan periode Mei tahun 2015.

Kata Kunci: Alat pelindung mata, keluhan trauma et causa corpus alienum serpihan besi, pekerja gerinda besi.

*) Staf Pendidik FK UMM Bidang Ilmu Kesehatan Mata

(10)

x ABSTRACT

Anggraini, Junita. 2015. The Correlation between Eye Protector Tool Usage and et Causa Corpus Alienum Trauma on Iron Grinding Workers Eyes caused by Iron Flakes in Lamongan City on May 2015. Thesis, Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang.

Advisors: (I) Bragastio Sidharta* (II) Febri Endra Budi S**

Background: The habit of iron grinding workers of lack routine in wearing eyeglasses protector cause workers eyes directly exposed by iron flakes in the process of grinding. The complaint can range from mild to severe. When an iron grinding worker experiences trauma, the work productivity is decreased, both its quality and the number of job that is completed.

Objectives: Discovering the correlation between eye protector tool usage and et causa corpus alienum trauma on iron grinding workers eyes caused by iron flakes in lamongan on May 2015.

Methods Research: This study was an observational analytic research with cross sectional approach which was done on May 2015 in Lamongan. Sampling technique was simple random sampling. Instrument used in data collection was questionnaire which is filled out by respondents. The data was analyzed statistically with Chi Square.

Result and Discussion: from the result of the study, 43 sample which meet the criteria was obtained. 34 iron grinding workers used eye protector tool and 9 iron grinding workers did not use eye protector tool. In group of iron grinding workers who used eye protector tool there was no complaint about et Causa Corpus Alienum Trauma caused by Iron Flakes (0%) and In group of iron grinding workers who did not use eye protector tool, there was 7 workers (16.3%) experienced et Causa Corpus Alienum Trauma caused by Iron Flakes and 2 workers (4.7%) did not experience the trauma. Based on the statistical analysis with Chi Square showed significance score 0.000.

Conclusion: There was correlation between eye protector tool usage and et causa corpus alienum trauma on iron grinding workers eyes caused by iron flakes in Lamongan City on May 2015.

Keywords: Eye protector tool, Complaint of et causa corpus alienum trauma on iron grinding workers, iron grinding workers.

*) Staff lecture division of Ophthalmology and Visual Sciences, Faculty of Medicine, MMU

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan umum ... 6

1.3.2 Tujuan khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi peneliti ... 6

1.4.2 Bagi akademik ... 7

1.4.3 Bagi masyarakat ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Menggerinda atau Grinding ... 8

2.1.1 Mesin gerinda ... 9

2.1.2 Pengelompokan mesin gerinda ... 9

2.1.3 Pembuatan roda gerinda ... 17

2.1.4 Pemilihan roda gerinda ... 17

2.1.5 Pengerjaan penggerindaan ... 19

2.2 Jenis Alat Pelindung Diri pada Bengkel Gerinda ... 20

(12)

xii

2.2.2 Pelindung muka ... 21

2.2.3 Pelindung telinga ... 22

2.2.4 Pelindung hidung ... 22

2.2.5 Pelindung kulit ... 23

2.2.6 Pelindung dada ... 24

2.2.7 Sepatu kerja ... 25

2.2.8 Kecelakaan kerja ... 25

2.2.9 Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja menurut UU ... 26

2.3 Anatomi dan Fisiologi Mata... 28

2.3.1 Anatomi kelopak mata ... 29

2.3.2 Anatomi sistem lakrimal ... 31

2.3.3 Anatomi konjungtiva... 32

2.3.4 Anatomi bola mata ... 33

2.4 Trauma Mata ... 46

2.4.1 Trauma tumpul ... 47

2.4.2 Trauma benda asing atau trauma tajam bola mata... 50

2.4.3 Trauma kimia ... 52

2.4.4 Trauma radiasi elektromagnetik... 53

2.4.5 Pencegahan trauma mata ... 54

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 56

3.1 Kerangka Konsep ... 56

3.2 Hipotesis ... 58

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 59

4.1 Rancangan Penelitian ... 59

4.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 59

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

4.3.1 Populasi ... 59

4.3.2 Sampel ... 59

4.3.3 Besar sampel ... 59

4.3.4 Teknik pengambilan sampel ... 60

4.3.5 Karakteristik sampel penelitian ... 61

4.4 Variabel Penelitian ... 61

4.5 Definisi Operasional... 62

4.6 Pengumpulan Data ... 63

4.7 Alur Penelitian ... 64

4.8 Analisis Data ... 65

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 66

5.1 Data Umum Demografi Responden ... 66

5.1.1 Usia responden ... 66

5.1.2 Pendidikan ... 67

(13)

xiii

5.1.4 Lama kerja per hari (jam) ... 68

5.1.5 Pemakaian alat pelindung mata... 68

5.1.6 Terjadinya trauma et causa corpus alienum serpihan besi ... 69

5.2 Analisis Data ... 70

5.2.1 Tabulasi silang ... 69

5.2.2 Hubungan antara pemakaian alat pelindung mata terhadap kejadian trauma et causa corpus alienum serpihan besi ... 71

BAB 6 PEMBAHASAN ... 73

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

7.1 Kesimpulan ... 79

7.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 66

5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Pekerja

Gerinda Besi di Wilayah Kota Lamongan ... 67

5.3 Riwayat Kerja Menggerinda ... 67

5.4 Distribusi Frekuensi Lama Kerja Per Hari (Jam)

Para Pekerja Gerinda Besi di Wilayah Kota Lamongan ... 67

5.5 Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Mata

Pekerja Gerinda Besi di Wilayah Kota Lamongan ... 68

5.6 Distribusi Frekuensi Terjadinya Trauma Et Causa Corpus Alienum Serpihan Besi Pada Mata Pekerja Gerinda Besi

Di Wilayah Kota Lamongan ... 69

5.7 Tabulasi Silang Antara Pemakaian Alat Pelindung Mata Dengan Terjadinya Trauma Et Causa Corpus Alienum Serpihan Besi Pada Mata Pekerja Gerinda Besi

Di Wilayah Kota Lamongan ... 70

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sebuah Gerinda Silindris... 10

2.2 Gerinda Sebelah Dalam... 13

2.3 Jenis dari Gerinda Permukaan... 15

2.4 Pekerja Gerinda dengan Pelindung Diri Lengkap... 20

2.5 Kacamata Debu untuk Proses Menggerinda... 21

2.6 Kedok Gerinda Pelindung wajah (Face Shield)... 22

2.7 Pelindung Telinga (Hearing Protection)... 22

2.8 Masker Pelindung Hidung... 23

2.9 Sarung Tangan Asbes... 24

2.10 Pelindung Dada dari Kulit... 24

2.11 Sepatu Pelindung... 25

2.12 Anatomi Mata... 29

2.13 Anatomi Sistem Lakrimal... 32

2.14 Lapisan Kornea... 36

2.15 Anatomi Kornea... 39

2.16 Komponen Retina... 46

2.17 Kemosis Konjungtiva... 47

2.18 Hematoma Subkonjungtiva... 48

2.19 Erosi Kornea dengan Fluoresin... 49

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 85

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden ... 86

Lampiran 3 Kuisioner 1 Pekerja Gerinda Besi di Kota Lamongan ... 87

Lampiran 4 Kuisioner 2 Pekerja Gerinda Besi di Kota Lamongan ... 89

Lampiran 5 Data Hasil Kuisioner 1 Pekerja Gerinda Besi di Kota Lamongan ... 91

Lampiran 6 Data Hasil Kuisioner 2 Pekerja Gerinda Besi di Kota Lamongan ... 93

Lampiran 7 Para Pekerja Gerinda Besi di Kota Lamongan ... 96

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Aldy, F. 2010. American Academy of Ophthalmology in Prevalence and Common Cause of Vision Impairment in Adults. New York : American Academy International Ophthalmology. Secion 13, Pp. 139-151.

Amstead, B.H., dan Ostwald, P.F., dan Begeman, M.L., dan Priambodo, B. 2013. Teknologi Mekanik. Jakarta : Erlangga. Edisi Ke-7 Jilid 2. Pp 223-254.

Ambarsari, S., 2009. Jurnal Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Serang : PT Gunanusa Utama Fabricatos.

Azwar, A. 2009. Keselamatan Kesehatan Kerja pada Proses Penggerindaan. Jakarta : Paduan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja.

Chern, K.C. 2005. Emergency Ophthalmology a Rapid Treatment Guide. New York : Medical Publishing Division. Pp. 97-113.

Depkes RI. 2003. Hasil Survey Indera Penglihatan dan Pendengaran. Jakarta : Ditjen Binkenmas. Pp. 7-12.

Depkes RI. 2005. Pusat Kesehatan Kerja dan Kecelakaan di Industri Puskesja. Balitbangkes : Depkes RI.

Depkes RI. 2008. Hasil Survei kesehatan Indera Penglihatan yang berhubungan

dengan Kenjadian Trauma Mata. Jakarta : Depkes RI

.

Depkes : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Prevalennsi Penyakit Mata di Indonesia. Jakarta : Depkes RI.

Depnaker. 2006. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Direktorat Pengawasan Norma dan Keselamatan Kerja.

Dharma. 2000. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC. Jilid 1. Edisi 21. Pp 366-368.

Edward, H. 2009. Radiation and The Effects on Eyes and Skin terjemahan Brahm. Jakarta : EGC.

(18)

xviii

Handayani, E. E., dan Suryani, D. 2010. Hubungan antara Penggunaan Alat Pelindung Diri, Umur, dan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bagian Industri Produksi Di PT BorneoMelintang Buana Eksport Yogyakarta. Yogyakarta : Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 4. No 3. Pp. 144-329.

Ilyas, S., dan Yulianti, S. R. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pp. 279-297.

Istifadah, N. 2012. Peran Produktivitas Kapital dan Tenaga Kerja serta Perubahan Teknologi dalam Pertumbuhan Industri Manufaktur di Jawa Timur. Vol 16. No 2. Pp. 116-126.

James, B, Trauma dalam : OFTALMOLOGI edisi kesembilan. Jakarta : penerbit Erlannga, 2005: 176-7, 179,185

Khurana, A. 2007. Ocular Injuries in Comprehensive Ophthalmologi. New Delhi : Chapter 17 New Age International Limited Publisher. Pp. 401-406.

Kroemer, K. 2008. Office Ergonomic. New York : Publishing House. Vol XXXII No.1. Pp. 26-43

Lang, G.K. 2007. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas. 2nd edition. Singapore : American Academy of Ophthalmology. Stuttgart ; thieme ; Pp. 115-60.

Mangkuprawira, S., dan Hubels, A. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Pp. 22-24.

Morris, D.S., Willis, S., Minassian, D., Foot, B., Dessai, P., dan Macewen, C.J. 2014. The Incidence of Serious Eye Injury in Scotland. London : University Hospital of Wales. Pp. 34-40.

Notoadmojo, S. 2011. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan dalam Mencapai Keselamatan Kecelakaan Kerja. Jakarta : Pustaka Binama Presindo.

Nugraha, C. 2013. Menggerinda dan Macam-macam Mesin Gerinda. Jakarta : EGC. Pp. 55-58.

Nurdin, A. 2008. Peralatan Gerinda Silindris Alat Mesin Bubut. Depok : Bhratara Karya Aksara. Pp. 267-277.

(19)

xix

Organisasi Perburuhan Internasional. 2008. Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia Jakarta : Diakses 24 Agustus 2010.

Pavan, L. D. 2005. Cornea and External Desease In. Manual of Ocular Diagnosis and Theraphy. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 5th edition. Pp. 67-129.

Panero, J., dan Martin, Z. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Inferior. Jakarta : Erlangga.

Putri, M., 2011. Analisis Pelaksanaan JSA pada Pekerjaan Wellwork Dan Initial Completion PT. X tahun 2011. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Pyanto, S. 2009. Mesin Perkakas dan Jenisnya. Jakarta :Bhratara Karya Aksara

Riordan, E. P., dan Whitcher, J. P. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Edisi 17. Pp. 3-27.

Riyadina, W. 2007. Jurnal Kecelakaan Kerja dan Trauma yang di Alami oleh Pekerja Industri Pulo Gadung Jakarta. Jakarta : Jurnal Injury Industri. Vol. 11, No. 1. Pp. 25-31.

Riyadina. 2008. Cedera Akibat Kerja pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Vol 58. No 5.

Schuler, R.S. 2007. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta : Erlangga.

Scuta, G.L., dan Weiss, J. S. 2010. Structur and Function of the external eye and cornea. Singapore : In Journal Corneal Disease Basic and Clinical Science Cources. Pp. 5-14.

Setiawan, R. 2010. Proses Menggerinda Merupakan bagian Tak Terpisahkan dari Pertumbuhan Peningkatan Industri (Skripsi). Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara (Jurusan Teknik Mesin).

Setyawati. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan APD pada Lingkungan Pekerjaan. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Program Studi Kesehatan Masyarakat Pembangunan Nasional. Vol IV edisi ke-5. Pp 87-98.

Soehatman, R. 2011. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Seri Manajemen K3. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

(20)

xx

Sumamur, P.K. 2009. Keselamatan Kerja dalam Pencegahan Kecelakaan untuk kepentingan Pekerja dan Perusahaan. Jakarta : Rieka Cipta. Pp. 334-339.

Survei Sosial Ekonomi Nasional. 2006. Lulusan SMK lebih mudah dapat kerja, diakses 9 Agustus 2010.

Wangiman. Sidiq, N. M., 2011. Menggerinda Pahat dan Alat Potong. Yogyakarta : Insania.

Waugh, A., Grant, A. 2011. Anatomy and Phsyology in Health. Jakarta : Bagian Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Undonesia. Pp. 4-28.

Wignjoseobroto, S., Rahman, A., Pramono, D. 2011. Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang Ergonomis untuk Mengurangi masalah Back Injury dan Kecelakaan Kerja pada Departemen Mesin Bubut. Sidoardjo : Studi Kasus PT Atak Indometal Ngingas Waru Sidoardjo.

William, F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Tubuh Manusia untuk Kedokteran. Jakarta : EGC. Edisi 2.

Winarso, H. 2010. Buku Saku Pedoman untuk Pelaksanaan Pekerjaan Keselamatan Kesehatan Kerja Konstruksi. Bandung : Rineka Cipta. Pp. 8-15.

Winarto, B.H., dan Mariawati, A.S., 2013. Jurnal Teknik Industri Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Dengan Pendekatan Job Safety Analysis. Vol. 1 No. 1 Pp. 59-65. ISSN 2302-495X.

Wiryosumarto, H. 2008. Teknologi Penggerindaan. Jakarta : Pustaka Binama Presindo. Pp. 267-277.

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Saat ini industri memegang peranan penting dalam kehidupan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada kemajuan

industri manufaktur. Sektor industri telah meningkat pesat, hingga akhir tahun

2007 peranan sektor industri manufaktur mencapai sekitar 28% dari produksi

domestik bruto (PDB). Penggerindaan merupakan salah satu industri manufaktur

yang mempunyai peranan utama dalam proses pemotongan, penghalusan suatu

permukaan benda kerja yang memegang peranan utama dalam rekayasa benda

kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat

bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat (Schuler, 2007).

Pada dewasa ini, industri teknik penggerindaan telah dipergunakan secara

luas dalam konstruksi logam berat dan non logam, sehingga pelaksanaan

pekerjaan gerinda semakin luas dan dengan sendirinya kecelakaan-kecelakaan

yang berhubungan dengan penggerindaan juga menjadi banyak.

Kecelakaan-kecelakaan tersebut pada umumnya disebabkan karena kurangnya kewaspadaan

dalam bekerja, kurangnya kepatuhan, cara memakai alat yang salah, pemakaian

alat pelindung yang kurang diperhatikan, kondisi tidak aman, dan

kesalahan-kesalahan lainnya (Wiryosumarto, 2008).

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan

keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama

semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya

(22)

keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat

diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan,

memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua

pihak (Mangkuprawira dan Hubels, 2007).

Masalah keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja menjadi sangat

penting, karena dengan terwujudnya hal tersebut, berarti dapat meningkatkan

keamana, kesehatan, dan keselamatan kerja serta menekan biaya operasional

pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan

bertambah biaya pengeluaran, terjadi penurunan produksi yang pada akhirnya

mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian

yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial, tetapi bisa

menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia (Setyawati,

2008).

Kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu manusia

(host), alat (vector), dan lingkungan (environment). Kecelakaan kerja di bagian

produksi cukup banyak sehingga dalam melakukan pekerjaan disesuaikan dengan

jenis pekerjaan dan tenaga para pekerja yang keseluruhan pekerja laki-laki (Putri,

2011).

Ketidakrutinan pekerja gerinda besi dalam memakai kacamata pelindung

mengakibatkan mata pekerja terpapar secara langsung oleh serpihan-serpihan

logam besi pada proses menggerinda. Keluhan bisa ringan sampai berat.

Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga

(23)

memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia luar

(Wiyosumarto, 2008).

Ketika seorang pekerja gerinda besi mengalami trauma mata, maka

produktivitas kerja akan menurun, baik dari kualitasnya (karena tingkat kesalahan

yang lebih parah) maupun segi jumlah pekerjaan yang diselesaikan (karena

bekerja lebih lamban atau harus mengulang-ulang). Trauma pada mata

memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih

berat. Dewasa muda terutama laki-laki merupakan kelompok yang kemungkinan

besar mengalami trauma okuli (Winarso, 2010).

Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata,

saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau

memberi penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan (Ilyas dan Yulianti,

2014).

Berdasarkan National fot the prevention of blindness (WHO) memperkirakan bahwa 55 juta trauma mata terjadi di dunia setiap tahunnya,

750.000 di rawat di rumah sakit dan lebih kurang 200.000 adalah trauma terbuka

bola mata (Azwar, 2009).

Urutan penyebab akibat cedera terbanyak pada industri besi dan baja yaitu

mata kemasukan benda atau gram (10%), tertimpa (8%), dan terjepit (6%).

Berdasarkan risiko cidera akibat kerja maka sangat penting ditingkatkan

kepatuhan menggunakan alat pelindung kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya

dan evaluasi terhadap alat pelindung diri (Riyadina, 2007).

Pada penelitian 102 orang setelah dibagikan kuesioner dilaporkan trauma

(24)

tahun pada laki-laki, dan jauh berbeda pada perempuan yang menunjukkan angka

lebih rendah (Morris et al, 2014).

Data dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)

menunjukkan bahwa kecenderungan kejadian kecelakaan kerja meningkat dari

tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus di tahun 1999 meningkat menjadi 98.905 kasus

di tahun 2000 dan naik lagi mencapai 104.774 kasus pada tahun 2001

(Wignjoeyosubroto dkk, 2007).

Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu

perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya

(unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor

manusia memegang pernanan penting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil

penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelakaan kerja disebabkan oleh

kelalaian atau kesalahan faktor manusia (Riyadina, 2008).

Prevalensi trauma mata akibat pekerjaan menggerinda secara Nasional

belum diketahui secara pasti, industri baja merupakan bagian dari pekerjaan

menggerinda yang menempati urutan terbanyak jumlah respondenya, dan

mengalami cedera teringgi ketiga yaitu cedera mata sebesar 14,8% (Riyadina,

2008).

Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada dewasa

muda, kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah.

Terdapat sekitar 2,4 juta trauma okuler dan orbita di Amerika serikat setiap

tahunnya, dimana 20.000 sampai 68.000 dengan trauma kerja bahan logam yang

mengancam penglihatan dan 40.000 orang menderita kehilangan penglihatan yang

(25)

Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi di Amerika

Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di

rumah. Lebih banyak pada laki-laki (93 %) dengan rentang 35 sampai 45 tahun.

Benda asing intraokular merupakan penyebab pada 20-40 % cedera tembus mata.

Komposisi benda asing yang biasanya didapatkan adalah logam, dan menurut

laporan yang ada kecenderungannya berkisar antara 86 % sampai 96 %. (Scuta

dan Weiss, 2009).

Industri manufaktur Jawa Timur terdiri dari industri manufaktur yang

padat modal dan padat karya. Industri manufaktur Jawa Timur dalam proses

produksinya menyerap faktor produksi kapital dan tenaga kerja dengan nilai serta

tingkat tehnologi tertentu. Sehingga, pertumbuhan outputnya sangat dipengaruhi

oleh produktivitas faktor produksi (kapital & tenaga kerja) serta produktivitas

tehnik (perubahan tehnologi). Produktivitas tehnik diukur dengan nilau Total

Produktivitas Faktor (TPF). Nilai TPF industri manufaktur Jawa Timur pada

tahun 2005 sebesar 2,25%. Nilai tersebut memberi kontribusi sebesar 48,81%

terhadap komponen pertumbuhan ekonomi di sektor industri manufaktur Jawa

Timur (Istifadah, 2012).

Lamongan Jawa Timur merupakan salah satu kabupaten yang bertumpu

pada sektor perindustrian. Salah satu yang diunggulkan adalah industri

manufaktur yaitu industri logam dan mesin yang mencakup pemotongan,

pengelasan dan pekerjaan lain yang utilitasnya tersedia (Istifadah, 2012).

Pada jenis pekerjaan menggerinda, yang perlu diwaspadai di sini yaitu

pada lingkungan kerja yang tidak aman karena berpotensi dapat menimbulkan

(26)

atas, penulis ingin meneliti “Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Mata terhadap

Kejadian Trauma et Causa Corpus Alienum Serpihan Besi pada Mata Pekerja Gerinda Besi di Kabupaten Lamongan periode Mei tahun 2015”.

1.2Rumusan Masalah

Adakah hubungan pemakaian alat pelindung mata dengan terjadinya

trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada mata pekerja gerinda besi di

kabupaten Lamongan pada periode Mei tahun 2015.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung mata dengan terjadinya

trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada mata pekerja gerinda besi di kabupaten Lamongan pada periode Mei tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui adakah hubungan keluhan trauma et causa corpus alienum serpihan besi pada mata dengan memakai alat pelindung mata pada

pekerja gerinda besi di kabupaten Lamongan pada periode Mei tahun

2015.

2. Mengetahui profil pekerja gerinda besi di kabupaten Lamongan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Memperdalam dan mengembangkan pengetahuan di bidang kesehatan dan

keselamatan kerja, khususnya mengenai manfaat pemakaian alat pelindung mata

(27)

1.4.2 Bagi Masyarakat (Pekerja Gerinda)

Sebagai informasi mengenai manfaat penggunaan alat pelindung mata bagi

pekerja gerinda besi dan meningkatkan kesadaran masyarakat (pekerja gerinda

besi) akan pentingnya penggunaan alat pelindung mata untuk kesehatan mata.

1.4.3 Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan penelitian

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait