• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI (Self Care Inventory) DENGAN JUMLAH KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KELURAHAN SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI (Self Care Inventory) DENGAN JUMLAH KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KELURAHAN SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI (Self Care Inventory) DENGAN JUMLAH KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES

MELITUS DI KELURAHAN SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO

SKRIPSI

Oleh :

DEWI KIRATNAWATI 08060058

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI (Self Care Inventory) DENGAN JUMLAH KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES

MELITUS DI KELURAHAN SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

DEWI KIRATNAWATI 08060058

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Kiratnawati

NIM : 08060058

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory)

Dengan Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus Di

Kelurahan Sumbersari Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 10 Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan SWT yang senantiasa

memberikan kekuatan, kesehatan serta hidayah-Nya. Dan tak lupa sholawat serta

salam kepada junjungan kita nabi besar SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah

menuju jaman yang terang benderang, sehingga peneliti bisa merampungkan skripsi

dengan judul “Hubungan Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) Dengan Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kelurahan Sumbersari

Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo.”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Bersamaan ini perkenankanlah saya

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.

3. Prof. DR. Sujono, M.Kes selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini. 4. Titik Agustiyaningsih, S. Kep. Nsselaku pembimbing II dalam penulisan skripsi

ini.

5. Dosen wali, seluruh dosen, biro skripsi dan staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 6. Orang tua, kakak dan orang yang aku sayang yang selalu mencurahkan kasih

sayang dan mendo’akan saya sehingga skripsi ini terselesaikan.

7. Teman-teman satu angkatan terutama PSIK_B yang selalu memberikan informasi dan semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dan demi perbaikan sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya. Amin

Malang, Juli 2012

(5)

ABSTRAK

Hubungan Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) Dengan Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kelurahan Sumbersari

Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo

Dewi Kiratnawati1, Prof. DR. Sujono, M.Kes2, Titik Agustiyaningsih, S. Kep. Ns3

Diabetes melitus merupakan penyakit yang berjangka panjang dan belum atau tidak bisa disembuhkan. Prevalensi penderita diabetes melitus meningkat setiap tahunnya, bila diabaikan akan terjadi komplikasi. Komplikasi terbanyak pada penderita diabetes melitus di Kelurahan Sumbersari adalah hipoglikemik, penglihatan kabur dan hipertensi. Perilaku perawatan mandiri (self care inventory) berperan penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan penderita diabetes melitus serta mengurangi terjadinya komplikasi.

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran hubungan perilaku perawatan mandiri (self care inventory) dengan jumlah komplikasi pada penderita diabetes melitus di Kelurahan Sumbersari wilayah kerja Puskesmas Dinoyo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan korelasi. Sub variabel perilaku perawatan mandiri (self care inventory) adalah perencanaan makanan, latihan (exercise), pengontrolan glukosa, terapi hiperglikemik (insulin/ obat oral). pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling berjumlah 30 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner modifikasi self care inventory-revised (SCI-R). Analisis univariat menggunakan kategori, sedangkan bivariat menggunakan uji Anova.

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku perawatan mandiri (self care inventory) dengan jumlah komplikasi. Nilai F tabel lebih besar dari nilai F hitung sebesar 79,207 dan nilai signifikan 0,000. Kesimpulan yang didapatkan adalah tingkat perilaku perawatan mandiri (self care inventory) di Kelurahan Sumbersari wilayah kerja Puskesmas Dinoyo rendah dengan rata-rata sebesar 53,8. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingkat pendidikan.

Untuk menindak lanjuti penelitian ini, diharapkan peran perawat sebagai edukator yaitu memberi dukungan dengan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku perawatan mandiri untuk menurunkan terjadinya komplikasi diabetik agar klien mengetahui, mempunyai niatan serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : Diabetes Melitus, Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory),

Komplikasi

1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(6)

ABSTRACT

Relationships of Self Care Behavior (Self Care Inventory) With number of Complications in Patients with Diabetes Mellitus in Kelurahan Sumbersari

Work Area Dinoyo Health Center

Dewi Kiratnawati1, Prof. DR. Sujono, M.Kes2, Titik Agustiyaningsih, S. Kep. Ns3

Diabetes mellitus is a long-term disease and has not or can not be cured. The prevalence of diabetes mellitus is increasing every year, if neglected will be complications. Most complications in patients with diabetes mellitus in Kelurahan Sumbersari are hypoglycemic, blurred vision and hypertension. A self-care behavior (self-care inventory) was essential to improve the welfare and health of people with diabetes mellitus and to reduce the occurrence of complications.

This study aims to know the description of the relationship of self-care behaviors (self-care inventory) by the number of complications in patients with diabetes mellitus in Kelurahan Sumbersari work area Dinoyo Health Center. A type of research used in this study is descriptive correlation approach. Sub variables self-care behaviors (self-self-care inventory) is meal planning, exercise (exercise), glucose control, hyperglycemic therapy (insulin / oral medication). The sampling is using sampling techniques amounted to a total of 30 respondents. Data collection techniques is using a questionnaire modified self care inventory-revised (SCI-R).

Univariate analysis is using the categories, while Bivariate is using a ANOVA test. The result shows that there is a relationship between self-care behaviors (self-care inventory) with the number of complications. Table F value is greater than the value of F counted for about 79.207 and significant value 0.000. The conclusion obtained is the level of self-care behaviors (self-care inventory) in Kelurahan Sumbersari working area Dinoyo Health Center is low with an average of 53.8. This is caused by several factors one of which is the level of education.

To follow up this study, is expected the role of nurse as a educator namely give support to health education on the importance of self-care behaviors to reduce the occurrence of diabetic complications in order the client know, to have intentions and to be able to apply them in everyday life.

Key words: Diabetes mellitus, Self Care Behavior (Self Care Inventory), Complications

1. Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Malang

2. Lecture of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Malang

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslian Penulisan ... iv

Kata pengantar ... v

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.3.1 Tujuan Umum. ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep Diabetes Melitus ... 7

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus ... ... 7

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ... 8

2.1.3 Patofisiologi Diabetes Melitus ... 9

2.1.3.1 Patofisiologi DM Tipe 1 ... 9

2.1.3.2 Patofisiologi DM Tipe 2 ... 11

2.1.4 Diagnosis Diabtes Melitus ... 12

2.1.5 Faktor Resiko Diabetes Melitus ... 13

2.1.6 Komplikasi Diabetes Mellitus ... 14

2.1.6.1Komplikasi Akut ... 14

2.1.6.1.1Hipoglikemik... 14

2.1.6.1.2 Ketoasidosis Diabetika ... ... 16

2.1.6.1.3 Hiperglikemik Hiperosmoler Nonketotik (HHNK) ... 18

2.1.6.2 Komplikasi Kronis ... 20

2.1.6.2.1 Komplikasi makrovaskuler ... 21

2.1.6.2.2 Komplikasi Mikrovaskuler ... 23

2.1.6.2.2.1 Retinopati Diabetik ... 24

2.1.6.2.2.2 Komplikasi oftalmologik yang lain ... 26

2.1.6.2.2.3 Nefropati ... 27

2.1.6.2.2.4 Neuropatik ... 30

2.2 Self Care ... 34

(8)

2.2.2 Aplikai Teori Orem Pada Penyakit DM ... 36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 48

3.1 Kerangka Konsep ... 48

3.2 Hipotesis Penelitian ... 51

BAB IV METODE PENELITIAN ... 52

4.1 Desain Penelitian ... 52

4.2 Populasi, Sampel Dan Sampling ... 54

4.2.1 Populasi ... 54

4.2.2 Sampel ... 54

4.2.3 Sampling ... 54

4.3 Variabel Penelitian ... 55

4.3.1 Variabel Independen... 55

4.3.2 Variabel Dependen ... 55

4.4 Definisi Operasional ... 55

4.5 Waktu Dan Tempat Penelitian ... 57

4.6 Instrumen Penelitian ... 57

4.6.1 Uji Validitas ... 57

4.6.2 Uji Reabilitas ... 58

4.7 Proses Pengumpulan Data ... 59

4.7.1 Angket Atau Kuesioner ... 59

4.7.2 Dokumentasi ... 60

4.8 Analisa Data Penelitian ... 60

4.8.1 Analisa Univariat ... 60

4.8.2 Analisa Bivariat ... 61

4.9 Etika Penelitian ... 62

4.9.1 Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent) ... 62

4.9.2 Tanpa Nama (Anonimity) ... 62

4.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA... 64

5.1 Karakteristik Sampel ... 64

5.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia ... 65

5.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan jenis kelamin ... 65

5.1.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan tingkat pendidikan ... 65

5.1.4 Karakteristik Sampel Berdasarkan lama menderita DM ... 66

5.2 Analisa Data ... 67

5.2.1 Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) Pada Penderita Diabetes Melitus ... 67

5.2.2 Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus ... 68

5.2.3 Hubungan Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) Dengan Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus ... 68

BAB VI PEMBAHASAN... 70

6.1.1 Karakteristik Sampel ... 70

6.1.1 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 70

6.1.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

6.1.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 70

6.1.4 Karakteristik Berdasarkan Lama Menderita DM ... 71

(9)

6.2.1 Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) Pada Penderita Diabetes

Melitus... 72

6.2.1 Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus ... 73

6.2.1 Hubungan Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) Dengan Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus ... 75

6.3 Keterbatasan Penelitian ... 76

6.4 Implikasi Terhadap Keperawatan ... 77

BAB VII PENUTUP ... 79

7.1 Kesimpulan ... 79

7.2 Saran ... 79

Daftar Pustaka ... 80

Lampiran ... 82

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 56

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Penderita DM ... 64

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Menderita Diabetes Melitus ... 67

Tabel 5.2 Distribusi Rata-Rata Perilaku Perawatan Mandiri (Self Care Inventory) ... 67

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Hubungan Self Care Manajemen Terhadap Komplikasi Akut Pada Penderita Diabetes Melitus...50

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian Tentang Hubungan Self Care Inventory dengan Jumlah Komplikasi Pada Penderita Diabetees Melitus...53

Gambar 5.1 Diagram Lingkaran Presentase Berdasarkan Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Penderita Diabetes Melitus Di Kelurahan Sumbersari Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Pada Bulan Juli- Oktober 2011...65

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ... 82

LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 83

LAMPIRAN 3 Informed Consent ... 84

LAMPIRAN 4 Lembar Identitas Responden ... 85

LAMPIRAN 5 Lembar Kuesioner Tentang Komplikasi ... 86

LAMPIRAN 6 Lembar Kuesioner Tentang Self Care Inventory ... 87

LAMPIRAN 7 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 88

LAMPIRAN 8 Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Self Care Inventory ... 89

LAMPIRAN 9 Daftar Bimbingan ... 90

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi V

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya

Brockopp dan Marie T. 2000. Dasar-Dasar Riser Keperawatan. Jakarta. EGC

Budiyanto, M Agustus. 2002. Gizi Dan Kesehatan. Jakarta: Bayu Media

Burner dan Sudart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Clark, Myra L. MS, RN, FNP-C et all. 2011. Penggunaan Manajemen Mandiri Diabetes Instrumen antara Pedesaan Populasi Afrika Amerika. 11. 18-19

Greenspan F dan John D Baxter. 2000. Endokrinologi Dasar Dan Klinik. Jakarta. EGC Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Salemba

Medika. Jakarta

Hidayat, Aziz Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta

Irawati. 2008. Indonesia Peringkat Empat Dunia Pasien Diabetes.

Http://Lipsus.Kompas.Com/Mudikkompas/Read/2008/10/16/19262497/I ndon-esia. Peringkat.Empat.Dunia.Pasien.Diabetes. diakses 6 januari 2012 La Greca, Annette M. 2005. Manual for the Self Care Inventory.(Online). Available at

:http://www.psy.miami.edu/faculty/alagreca/SCI_manual_2004.pdf.(diakses 19 Februari2012)

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Perkeni. 2006. Pengelolaan dan pencegahan DM Tipe 2 di indonesia. http://www. Kedokteran.ifo/konsesus-pengelolaan-dan pencegahan-diabetes-melitus-tipe 2- di indonesia.pdf. diakses pada tanggal 16 Januari 2012

Ramachandran dan Snehalatha, 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Sanusi, Harsinen. 2011. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Http://Www.Fkumyecase. Net/Wiki/Index.Php?Page=KOMA+HIPEROSMOLAR+HIPERGLIKE MIK+NON+KETOTIK

Soegondo, S, dkk. 2005. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI

Soegondo, S, dkk. 2008. Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus. Jakarta: FKUI

Subekti, Imam. 2006. Neuropatik diabetik, dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Jakarta: FKUI

(14)

Suyono, S. 2005. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta:EGC

(15)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan pola makan masyarakat dipengaruhi oleh makanan instant, kandungan lemak, gula dan protein. Hal ini yang meningkatkan risiko timbulnya

beragam penyakit, diantaranya adalah diabetes melitus (DM) atau biasa disebut

juga penyakit kencing manis. Diantara tipe DM yang ada, DM tipe 2 merupakan

jenis yang paling banyak ditemukan karena penderita lebih dari 90% (Suyono,

2005).

Menurut Soeatmadji (2008), agar terhindar dari diabetes mellitus, seseorang

harus mengkonsumsi makanan dengan seimbang atau tidak kelebihan kalori.

Orang yang banyak makan karbohidrat sehingga kelebihan kalori berakibat

terjadinya kegemukan dan inilah yang berisiko terkena diabetes. Bukan hanya

makanan fast food, namun juga makanan tradisional seperti nasi, jagung, ketela,

dan sebagainya yang dimakan dalam jumlah yang cukup banyak juga beresiko

menderita diabetes melitus (Irawati, 2008). Diabetes melitus merupakan penyakit

metabolisme dengan penyebab yang beragam, dengan karakteristik adanya

hiperglikemia kronis disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein

serta lemak sebagai akibat dari gangguan sekresi insulin dan penurunan aktivitas

insulin (Kusniah, dkk, 2010).

Dijelaskan oleh Burner dan Sudart (2002), bahwa pada penderita diabetes

melitus terdapat 2 komplikasi yaitu akut dan kronis. Komplikasi akut pada

penderita diabetes melitus merupakan komplikasi yang sangat berbahaya ketika

tidak segera ditangani. Ada 3 komplikasi akut diantaranya adalah hipoglikemi

(16)

2

(HHNK). Diantaranya gejala komplikasi akut secara umum adalah perubahan

tingkat kesadaran, bicara pelo, penglihatan kabur, sakit kepala, takikardi atau

peningkatan denyut nadi dan ketika lambat dalam penanganan komplikasi dapat

menyebabkan kematian. Sedangkan komplikasi kronis dapat menyerang

pembuluh darah yang menyebabkan stroke atau infark miokard, ginjal, perdarahan

pada retina, syaraf, kulit, sampai dengan amputasi. Kedua komplikasi diabetik ini

dapat menyebabkan kematian ketika tidak segera ditindak lanjuti.

Laporan statistik International Diabetes Federation (IDF, 2006)

menyebutkan bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta penderita DM di

seluruh dunia. Angka ini terus bertambah hingga 3 persen atau sekitar 7 juta

orang setiap tahunnya. Dengan demikian, jumlah penderita DM diperkirakan

akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, diantaranya 80% penderita terpusat di

negara yang berpenghasilan kecil dan menengah. Jumlah penderita tersebut

berada di Asia, terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO, 2003) menyatakan kasus diabetes di Asia akan naik

sampai 90% dalam 20 tahun ke depan.

Prevalensi DM di Indonesia meningkat dari 1,5% sampai dengan 2,3%

(Soegondo dkk., 2004). Prevalensi tersebut dapat diperkirakan bahwa jumlah

penderita DM pada tahun 1994 adalah 2,5 juta; tahun 1998 sebanyak 3,5 juta;

tahun 2000 sebanyak 4 juta, yang merupakan 6% dari populasi dewasa; tahun

2010 sebanyak 5 juta; tahun 2020 sebanyak 6,5 juta. Peningkatan terbesar akan

terjadi pada tahun 2030 sebanyak 21,3 juta penderita diabetes (Kusniah, dkk

2010).

Berdasarkan tingginya insiden penderita dibetes melitus (DM), maka

(17)

3

komplikasi. Hal ini karena penderita diabetes melitus memiliki resiko tinggi

mengalami komplikasi, terutama ketika penderita tidak memiliki usaha merawat

diri sendiri (self care) dengan baik. Usaha tersebut menurut La Greca (2004)

meliputi pengaturan makanan, dosis insulin, latihan atau olahraga yang

dianjurkan, dan pengontrolan glukosa darah. Peran individu serta keluarga sangat

penting untuk mendukung penderita diabetes melakukan perawatan diri (self care),

karena tujuan dari self care adalah menjaga kadar glukosa mendekati normal.

Selain memberikan dampak pada kesehatan, penyakit diabetes juga sangat

berdampak pada perekonomian (Yekta, et all. 2011).

Berdasarkan paparan di atas diperlukan suatu kebiasaan untuk mengatasi

terutama komplikasi dengan menerapkan self care. Menurut Orem (2001), Self care

merupakan usaha individu, tindakan tingkah laku yang dipelajari dan merupakan

tindakan yang disengaja untuk mempertahankan dan meningkatkan status

kesehatan dan kesejahteraannya (Kusniah, dkk 2010). Di sini penderita diabetes

memiliki peran penting dalam mengelola penyakit dan mencegah komplikasi.

Hasil yang optimal sangat diperlukan usaha untuk merawat diri sendiri dengan

baik dan teratur.

Data yang diperoleh dari Puskesmas Dinoyo dari bulan Juli - Oktober 2011

tercatat sebanyak 230 penderita diabetes yang datang ke Puskesmas. Saat

melakukan observasi dan pengkajian di Kelurahan Sumbersari pada 19 orang, 11

orang diantaranya mengatakan tidak mengetahui dengan pasti cara merawat diri

sendiri. Hasil analisa data, terdapat tiga diagnosa keperawatan, diantara diagnosa

tersebut etiologi terbanyak adalah kurangnya pengetahuan penderita dan

keluarga tentang masalah penyakit diabetes melitus (DM). Selain itu setelah

(18)

4

di Kelurahan Sumbersari didapatkan penderita banyak yang mengalami

komplikasi dikarenakan perilaku perawatan madiri yang kurang. Berdasarkan

fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

hubungan perawatan mandiri diabetes (self care inventory) khususnya diabetes tipe I

dan tipe II di Kelurahan Sumbersari wilayah kerja Puskesmas Dinoyo terhadap

jumlah komplikasi pada penderita diabetes melitus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yaitu

sebagai berikut: Bagaimana hubungan perawatan mandiri (self care inventory)

terhadap jumlah komplikasi pada penderita diabetes melitus di Kelurahan

Sumbersari wilayah kerja Puskesmas Dinoyo?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengidentifikasi hubungan perilaku perawatan mandiri (self care inventory)

dengan jumlah komplikasi pada penderita diabetes melitus di Kelurahan

Sumbersari wilayah kerja Puskesmas Dinoyo.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi demografi penderita diabetes melitus

b. Mengidentifikasi penerapan perawatan mandiri

c. Mengidentifikasi terjadinya komplikasi pada penderita diabetes melitus

d. Mengetahui hubungan perawatan mandiri diabetes (self care inventory) dengan

jumlah komplikasi di Kelurahan Sumbersari wilayah kerja Puskesmas

(19)

5

1.4 Manfaat penelitian

1. Masyarakat atau penderita DM

Sebagai salah satu upaya untuk mengetahui serta menerapkan perawatan diri

pada penderita diabetes melitus sebagai upaya mengurangi terjadinya

komplikasi agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.

2. Peneliti

Memberikan gambaran jumlah prosentase pengetahuan masyarakat tentang

diabetes melitus khususnya masyarakat serta hubungan perilaku perawatan

mandiri (self care inventory) pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja

Puskesmas Dinoyo.

3. Peneliti yang lain

Sebagai bahan atau sumber data penelitian berikutnya dan sebagai motivasi

bagi pihak berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

4. Institusi pendidikan

Sebagai bahan untuk mewujudkan pengembangan dan pengelolaan terhadap

adanya ilmu pengetahuan yang membahas self care pada penderita diabetes

melitus.

5. Instalansi pelayanan kesehatan

Membantu mengidentifikasi prosentase jumlah warga masyarakat di

Kelurahan Sumbersari wilayah kerja Puskesmas Dinoyo yang menderita

(20)

6

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan olek Khusniah dkk (2010) tentang Hubungan

Tingkat Self Care dengan tingkat Hba1c pada klien Diabetes Melitus Tipe 2 di

Poliklinik Endokrin RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung mendapatkan gambaran

hubungan tingkat self care dengan tingkat HbA1C pada klien DM tipe II.

Rancangan penelitian yang digunakan, deskriptif menggunakan studi korelasi.

Sub variabel self care terdiri dari pengontrolan gula darah, insulin dan

perencanaan makan, olahraga, dan penanganan hipoglikemik. Pengambilan

sampel menggunakan teknik consecutive sampling berjumlah 93 sampel. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner modifikasi self care inventory-revised

(SCI-R). Analisis univariat menggunakan kategori, sedangkan bivariat

menggunakan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan 90% dapat

diyakini bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara tingkat self care

dengan tingkat HbA1C. Nilai koefisien korelasi rank spearman rs = 0,601 (p <

0,001) dan berpola positif artinya semakin tinggi tingkat self care maka semakin

Referensi

Dokumen terkait

Masa produksi gula tebu sangat dipengaruhi oleh waktu dan jumlah tebu hasil panen dalam satu tahun, sehingga dibutuhkan suatu manajemen perencanaan bahan baku

Fungsi primer dari sistem imun adalah untuk mengenal dan mendegradasi antigen asing (nonself) yang timbul dalam tubuh. Dalam immunosurveillance , sel mutan dianggap

manajemen konflik adalah cara yang dilakukan pimpinan dalam menafsirkan atau. memperhitungkan konflik (Hendricks,

Mungkin masih ada kejadian salah tangkap dan pemaksaan polisi kepada orang yang tidak bersalah, hanya saja belum terungkap di media.. Terus, bagaimana dengan

Hasil analisis bivariat dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa tidak ada hubungan tingkat stres antara mahasiswa program lanjutan dan reguler dihubungkan

Apabila Bapak/Ibu tidak hadir atau tidak dapat menunjukan dokumen yang dimaksud sampai batasan waktu tersebut diatas, maka perusahaan Bapak/Ibu dianggap mengundurkan diri

Pekerjaan pembersihan berada di pos/stasiun yang telah ditentukan kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah 3 (tiga) orang setiap kelompok untuk melakukan

These components include the Connection object, the Command object, the Parameters collection and the Parameter object, the Recordset object, the Fields collection and Field