DAMPAK MENJAMURNYA MINIMARKET TERHADAP PEDAGANG TRADISIONAL di KECAMATAN GADINGREJO KOTA PASURUAN
TAHUN 2011-2012
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh:
Akhmad Arif Sektiaji
07230049
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Nama : Akhmad Arif Sektiaji
NIM : 07230049
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di
Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan Tahun 2011-2012.
Disetujui,
Pembimbing I
Drs. Jainuri, M.Si.
Pembimbing II
Dr. Wahyudi, M.Si.
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan Tahun 2011-2012
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal 04 Agustus 2012
Dihadapan Dewan Penguji
1. Hevi Kurnia Hardini, S.Ip, M.Gov (...)
2. Drs. Krisnohadi, MA (...)
3. Drs. Jainuri, M.Si. (...)
4. Dr. Wahyudi, M.Si. (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan Tahun 2011-2012 adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan
ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 04 Agustus 2012
Yang menyatakan
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan.
Pembimbing : : 1. Drs. Jainuri, M.Si 2. Dr. Wahyudi, M.Si
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Malang, 04 Agustus 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jainuri, M.Si. Dr. Wahyudi, M.Si.
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, nikmat, dan rahmatNya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan Tahun 2011—2012”, sebagai salah satu Tugas Akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sajana Strata Satu Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti tak lepas dari rintangan
dan hambatan. Banyak bantuan yang telah diberikan untuk membimbing peneliti
menyelesaikan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang tak
terhingga kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayahnya, peneliti
diberikan kesabaran dan jalan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi sumber inspirasi peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kedua orang tuaku yang telah memberikan banyak kekuatan, motivasi dan
pengorbanan serta doa untuk kelancaran skripsi ini.
4. Bapak Drs. Jainuri. M.Si dan Bapak Drs. Wahyudi. M.Si, kepada beliau
juga saya sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan, kesabaran dan
5. Para penguji selaku penguji skripsi ini yang telah member masukan dan
saran yang sangat berharga sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih
baik lagi.
6. Dinas Perindustrian, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Pasuruan serta para pedagang terkait di Kecamatan
Gadingrejo atas kesempatan dan waktunya.
7. Almamaterku dan teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosian dan Ilmu Politik Angkatan 2007.
8. My Kenna serta teman-temanku yang berada dalam: My Songong Family,
Bs Camp, Sound Clinic, SSC Production, Anker Futsal Club, KKN 37 dll.
Doa dan dukungan kalian sangat berarti dan menjadi sebuah api semangat
yang seakan tak pernah padam dalam setiap rutinitasku.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan sempurna. Amin.
Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan
kalangan yang tertarik dengan kajian politik.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Malang, 04 Agustus 2012
Skripsi ini saya persembahkan kepada keluargaku
Teruntuk ayah, ibu, adik-adik dan orang-orang tercinta
Serta Negaraku Indonesia
Orang yang berpikiran positif dalam kondisi apapun
juga selalu memacu dirinya sendiri ke arah yang lebih baik
tanpa terpengaruh oleh kondisi luar
selalu berusaha melihat dari segi positif
DAFTAR ISI
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………... 11
2. Objek Dan Subjek Penelitian ……… 11
B. Tergesernya Toko dan Warung Tradisional ………… 24
C. Sistem Kapitalisme yang Memengaruhi Keberadaan Bisnis Retail Modern………... 26
Donald Van Metter, Carl Van Horn,
dan Merilee S.Grindle (model top down) ………. 29 2. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perijinan Terpadu ………... 31 3. Proses Monitoring ……….. 33 4. Pemerintah Sebagai Pemenuhan atas
Fungsi Stabilitasi ……….. 34 BAB III DESKRIPSI WILAYAH
A. Potensi Wilayah ………. 36 1. Letak geografis Kota Pasuruan ……… 36 2. Kecamatan Gadingrejo ……… 38 B. Keberadaan Toko dan Warung Tradisional
di Tengah Maraknya Minimarket
di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ……… 47 BAB IV PEMBAHASAN
A. Permasalahan Menjamurnya Minimarket ……… 49 1. Faktor Pendukung Keberlangsungan
Toko dan Warung Tradisional ……… 49 2. Faktor Penghambat Keberlangsungan
Toko dan Warung Tradisional ……… 52 B. Dampak Menjamurnya Minimarket ………. 59
1. Adanya Persaingan Harga Antara
Pedagang Tradisional Dan Minimarket ………. 59 2. Perubahan model toko atau warung ……….. 60 3. Para Pedagang Tradisional Gulung Tikar ………….. 61 C. Pandangan Masyarakat dan Aparat Pemerintah untuk
Mengatasi Dampak Menjamurnya Minimarket yang Menggeser Keberadaan Pedagang Tradisional
di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ……… 62 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………. 66
B. Saran ………... 67
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Sebaran Gerai-gerai Pasar Modern, 2008 (unit)... 17
2. Tabel 2 Luas Wilayah Kecamatan Di Kota Pasuruan... 37
3. Tabel 3 Profil Kecamatan di Kota Pasuruan... 38
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Model Pendekatan The Policy Implementation Process
(Donald Van Metter dan Carl Van Horn)... 29
2. Gambar 2 Peta Kota Pasuruan... 36
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo.2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T)
Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (terjemahan). Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Esther & Didik. 2003. Membuat Pasar Tradisional Tetap Eksis. Jakarta: Sinar Harapan.
Moleong, Lexy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan Publik Untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Gramedia
Philipus&Aini. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sinaga, Pariaman. 2008. Menuju Pasar Yang Berorientasi Pada Perilaku Konsumen (Dalam Artikel).
Suryadarma, dkk. 2007. Laporan Penelitian: Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Pusat-pusat Perkotaan di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU diuploade
http://smeru.or.id.report/reseach/Supermarket/Supermarket_ind.pdf (online) tanggal 27 Mei 2011.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation (terjemahan). Dalam Maulana, Agus. Agrimedia. 5 (3)/1999.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Waluyo, Agus Carolus. 2011. Bisnis Ritel Tumbuh Subur. www.kompas.com (online), diakses 7 April 2012.
Wildan, Ekapribadi. 2007. Pasar Modern : Ancaman Bagi Pasar Tradisional. Jakarta : Wordpress.
Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.
_____. 2000. Petunjuk Mengurus Izin Dan Rekomendasi Sektor Industri Dan Perdagangan. Jakarta : Pustaka LP3S Indonesia.
. 2011. Perda Waralaba Kota Pasuruan Tunggu Kajian.
www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id. Diakses tanggal 7 April 2012
. Pasar. http://id.wikipedia.org./wiki/pasar (online), diakses tanggal1 Juni
2012.
. www.pasuruan.go.id diakses tanggal 7 April 2012
UU RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 11
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259/MPP/Kep
17/1997 tanggal 30 Juli 1997 tentang tata cara pelaksanaan pendaftaran usaha
waralaba.
Peraturan Pemerintah No. 38 / 2007 dan PP NO. 41 / 2007
Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, serta Toko Modern (Perpres
Keputusan Bersama Menperindag dan Mendagri Nomor 145/MPP/Kep/5/1997
dan Nomor 57/1997 tanggal 12 Mei 1997 tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar dan Pertokoan Modern.
Keputusan Menperindag Nomor 420/MPP/Kep/10/1997 tanggal 31 Oktober 1997
tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Modern.
Keputusan Menperindag Nomor 107/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998
tentang ketentuan Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Pasar Modern.
Keputusan Menperindag Nomor 591/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dunia telah membawa dampak yang
berkesinambungan ke berbagai negara di dunia. Termasuk pula Indonesia, sebagai
salah satu negara berkembang, Indonesia pun mengalami perkembangan
perekonomian. Perkembangan ini diiringi oleh majunya perekonomian, yang
semula tradisional beranjak pada perekonomian modern.
Salah satu bidang ekonomi yang kini menggeser bentuk perekomian
tradisional adalah bisnis perdagangan dan pemasaran retail. Luasnya pangsa
pasar yang harus dijangkau oleh produsen dalam memasarkan produknya,
membuat sebagian besar produsen tidak dapat menjual produknya secara
langsung kepada konsumen akhir. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab
berkembangnya industri retail di Indonesia. Perkembangan tersebut
menuntut pelaku bisnis untuk menyiapkan saluran distribusi yang efektif, salah
satunya adalah saluran akhir yaitu retailer. Pengecer (retailer) merupakan saluran
akhir yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir.
Usaha eceran (retailing) merupakan suatu kegiatan penjualan barang atau
jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi (konsumsi) dan bukan untuk kepentingan bisnis. Industri retail a t a u
r i t e l tersebut meliputi pasar tradisional dan pasar modern. Bentuk-bentuk baru
2
organisasi pengecer yang sangat beragam dan bersifat modern tersebut
diantaranya, Pasar Swalayan, Toko Serba Ada (Toserba), Carrefour,
Hypermart, Alfamart, Indomaret, dan berbagai jenis organisasi waralaba lainnya
yang menjual produk sejenis.
Industri ritel modern sebagai bentuk dari pasar modern berkembang
pada tahun 1960-an tepatnya pada tahun 1964 yang ditandai dengan berdirinya
Sarinah building. Industri ini mulai menampakkan pertumbuhannya dari tahun
1970-1977 dengan adanya perubahan jenis gerai misalnya supermarket,
department store, minimarket, hypermarket, dan sebagainya. Pada awalnya bisnis
ritel modern ini didominasi oleh peritel dalam negeri seperti Matahari,
Ramayana, Hero, dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1998 terjadi kesepakatan antara
IMF dengan pemerintah Indonesia mengenai perjanjian peritel asing untuk
dapat berinvestasi atau membuka gerai tanpa harus bekerjasama dengan
peritel lokal. Hal tersebut merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi
peritel lokal maupun asing karena Indonesia memiliki potensi market share
yang sangat besar dengan jumlah penduduk terbesar ke-empat di dunia setelah
Cina, Amerika dan India yakni lebih dari 220 juta penduduk, sehingga
banyak peritel baik lokal maupun asing mengincar pasar ritel di Indonesia
untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar.
Salah satu ritail modern yang mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat di Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba atau
franchise. Pesatnya pertumbuhan minimarket ke seluruh pelosok negeri,
3
wilayah tersebut. Keberadaan minimarket ini terlebih mematikan
warung-warung tradisional yang berada di wilayah baik pusat hingga daerah.
Dari data berikut dapat diketahui perkembangan bisnis retail 3 tahun
terakhir.
“Bisnis ritel tumbuh subur. Indomaret dan Alfamart akan menambah
masing-masing 800 gerai tahun 2011. Dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan ritel sangat pesat. Jika pada tahun 2008 jumlah gerai ritel yang terdata Aprindo tercatat 7.000 gerai, tahun ini angkanya melonjak menjadi 13.000 gerai. Kenaikan gerai sebesar 85 persen tersebut diikuti dengan peningkatan nilai penjualan. Tahun 2008 penjualan ritel tercatat Rp 60 triliun, sementara tahun ini melonjak hingga Rp 100 triliun.”
Dari paparan data tersebut dapat diketahui bahwa bisnis retail minimarket
ini telah menjamur di berbagai wilayah di Indonesia, dari kota hingga pelosok
desa. Tak dapat dipungkiri, apabila terdapat sebuah warung berdekatan dengan
minimarket. Cepat atau lambat toko itu akan mengalami kemunduran pendapatan
atau bahkan gulung tikar. Pola pikir sosial masyarakat yang tinggi akan gengsi
dan mudahnya perijinan membuat banyak pedagang tradisional kewalahan dan
akhirnya gulung tikar. Namun lebih dari itu, campur tangan pemerintah sebagai
lembaga politik merupakan pemegang utama kelangsungan para pedagang
tradisional. Masalah longgarnya atau mudahnya ijin pendirian minimarket ini
dipegang oleh para pejabat daerah setempat.
Kaum kapital atau pemilik modal (rent-seeking) seringkali mencoba
menjalin hubungan dengan birokrasi dalam rangka untuk memperoleh keuntungan
bisnis. Hal ini disebabkan pada pokoknya mereka mencari peluang-peluang untuk
menjadi penerima rente yang diberikan oleh birokrat dengan cara menyerahkan
sumber dayanya, menawarkan proteksi atau memberikan wewenang tertentu yang
4
penyuapan dan pencarian keuntungan sepihak demi keuntungan pihak tertentu
tanpa memerhatikan kehidupan masyarakat sekitarnya.
Meski Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila yang berujung pada
keselarasan sistem ekonomi dan pembangunan, tak bisa dipungkiri dalam
pendirian bisnis retail di daerah-daerah menganut sistem kapitalis. Jelas sekali
terlihat, kebanyakan daerah memberi izin seluas-luasnya dan memberi
perlindungan kepada kaum pemilik modal yang akan mengembangkan usahanya
di bisnis retail modern seperti minimarket dan supermarket ini. Hal ini tentu
bertentangan dengan sistem ekonomi pancasila yang lebih memihak rakyat,
khususnya kaum menengah ke bawah. Namun, dengan kekuatan politik uang
pihak swasta mendapat celah yang cukup besar dari pemerintah untuk
mengembangkan sayapnya di bidang bisnis retail modern ini.
Kebijakan pemerintah dalam memberikan ijin pendirian minimarket ini
dirasakan hingga ke wilayah Jawa Timur sebagai wilayah dengan pertumbuhan
ekonomi tinggi. Jawa Timur pun menjadi jamur di musim hujan bagi bisnis retail
minimarket ini. Salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki sebaran
minimarket yang cukup tinggi adalah Kota Pasuruan, tepatnya di Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan. Berikut merupakan paparan data mengenai keberadaan
minimarket di Kota Pasuruan tahun 2011 berdasarkan informasi dari Pranoto
Sekretaris Komisi C DPRD Kota Pasuruan.
“Keberadaan minimarket moderen sudah tersebar merata di 3 kecamatan
yang ada di Kota Pasuruan, yakni, Kecamatan Gadingrejo, Purworejo, dan Kecamatan Bugul Kidul. Pranoto menyebut, “Ada 26 minimarket, sesuai data kami dapat dari pemkot”, katanya.
Puluhan minimarket itu menyebabkan berpindahnya pelanggan para pedagang di pasar tradisional seperti keluhan disampaikan pedagang kepada anggota dewan di berbagai kesempatan.
5
(Fraksi PDI Perjuangan), tapi juga fraksi lain. Artinya, memang ada persoalan serius di masyarakat yang perlu segera dilakukan pengaturan dengan sebuah regulasi (Perda),”pungkas Pranoto.”
Dari paparan tersebut jelas terlihat pertumbuhan bisnis retail minimarket
telah hampir memenuhi sudut wilayah Kota Pasuruan. Sebagai kota yang
strategis, yaitu jalur perjalanan antara Malang—Surabaya menjadikan Kota
Pasuruan menjadi salah satu bidikan berkembangnya bisnis retail ini. Terlebih,
dengan adanya kenaikan UMR (Upah Minimum Regional) pada tahun 2011 ini
telah membuat selera konsumsi masyarakat ikut meningkat dan sebagian besar
masyarakat pun tertarik pada model belanja modern ini.
Di Kecamatan Gadingrejo sebagai contoh sebuah minimarket “A” berdiri
dan beroperasi di tahun 2010 di sebelah toko pak B yang hanya berjarak 500 m.
Toko pak B merupakan toko kelontong tradisional yang telah berdiri sejak tahun
2008. Beberapa bulan kemudian, sebuah minimarket baru berdiri, minimarket “I”
berdiri hanya 500 m dari warung pak B. Setelah beberapa bulan lamanya
persaingan ketat terjadi dengan adanya saling banting harga antara ketiga tepat
perbelanjaan tersebut, akhirnya toko pak B gulung tikar dan merubah toko
kelontongnya menjadi warung makan.
Monopoli tempat perdagangan tak sehat seperti ini jelas menimbulkan
distorsi harga dan juga menciptakan iklim usaha yang kompetitif yang pada
gilirannya dapat merusak semangat wirausaha. Keberadaan bentuk-bentuk
perdagangan tradisional pun kini mulai tak jelas arahnya. Pendapatan para
pedagang tradisional yang tidak sesuai dengan modal pun membuat mereka
memutuskan untuk beralih ke usaha lain agar mereka tetap bisa melanjutkan
6
Adanya kekuatan monopoli tidak sehat di pasar, menyebabkan badan usaha
yang memonopoli pasar dapat menaikkan atau menurunkan harga. Untuk
menghindari monopoli tidak sehat, pemerintah seharusnya mengadakan
pengawasan yang ketat dan segera mengatur kondisi tersebut dengan menerbitkan
UU atau Peraturan Daerah. Namun, tampaknya dalam hal pembukaan minimarket
ini pemerintah Kota Pasuruan tidak menjalankan misi sebagaimana mestinya.
Bahkan, pemerintah menampik adanya keluhan dan dampak serius akibat
menjamurnya minimarket dan adanya supermarket, seolah semua berjalan selaras
dan seimbang di lapangan. Pemerintah tidak juga peka dengan menerbitkan Perda
yang mengatur ijin pendirian minimarket dan supermarket, meski terjadi
persaingan harga tidak sehat yang mengakibatkan pedagang tradisional gigit jari
karena kalah bersaing harga.
Dari uraian latar belakang di atas menjadikan peneliti tertarik untuk
membahas topik tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul “Dampak
Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan Tahun 2011—2012.” Penelitian ini berkaitan erat
dengan mudahnya pemberian ijin pendirian bangunan pertokoan modern sehingga
para pedagang tradisional tergeser.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan
fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka dalam penelitian difokuskan dan
7
pemerintah daerah dalam bidang perijinan) dengan tergesernya para pedagang
tradisional. Permasalahan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sistematika perijinan pendirian minimarket di Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012?
2. Bagaimanakah dampak menjamurnya minimarket terhadap pedagang
tradisional Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan sistematika perijinan pendirian minimarket di Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012.
2. Mendeskripsikan dampak menjamurnya minimarket terhadap pedagang
tradisional Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai
berikut.
1. Manfaat teoretis
Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ekonomi, sosial, dan politik akibat kebijakan pemerintah dalam bidang
pendirian bangunan. Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
8
lainnya. Penelitian ini juga memberikan sumbangan upaya dan saran agar
mengedepankan kepentingan rakyat, terlebih memertahankan bentuk-bentuk
perdagangan tradisional.
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya
memperbaiki ijin pendirian bangunan. Hasil penelitian dapat memberikan
gambaran tentang permasalahan yang diakibatkan oleh menjamurnya minimarket
di samping para pedagang tradisional. Penelitian ini bagi pemerintah terkait, dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif dan masukan dalam penentuan
kebijakan serta sebagai alat monitoring pelaksanaan program selanjutnya. Bagi
pembaca akan bertambah wawasannya, tak hanya sekadar berkata tahu, tetapi juga
mengerti dan memahami konflik yang diakibatkan menjamurnya pasar-pasar
modern di tengah-tengah pasar tradisional yang mulai tergeser.
E. Definisi Konseptual
Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah mempermudah pemahaman dan
menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan
diteliti maka penulis mengemukakan definisi konseptual sebagai berikut.
1. Dampak kelonggaran perijinan secara garis besar adalah pengaruh kuat yang
mendatangkan akibat baik negatif maupun positif dari ketidakterbatasan
9
lembaga. Perijinan di sini adalah ijin yang diberikan oleh pemerintah kepada
peritail untuk membuka usaha waralaba dagang modern. Perijinan di sini
diberikan seolah-olah tanpa adanya kontrol sehingga semakin hari semakin
banyak berdiri usaha retail modern ini.
2. Minimarket adalah pasar swalayan kecil.
3. Aspek ekonomi politik adalah perpaduan pengelolaan ekonomi pada
umumnya dan pengaturan pemerintahan. Dalam hal ini berkaitan dengan
antara fakta-fakta produksi, keuangan dan perdagangan dengan kebijakan
pemerintah di bidang moneter, fiskal dan komersial. Namun, dalam penelitian
hanya difokuskan pada perdagangan dan kebijakan pemerintah dalam
pemberian ijin bangunan minimarket (komersial).
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana
cara mengukur suatu variabel. Suatu variabel dapat diukur dan dinilai melalui
indikasi dengan indikator yang ada. Permasalahan yang dialami oleh para
pedagang tradisional akibat menjamurnya minimarket dan swalayan lainnya kian
hari semakin meresahkan.
Penyebab dan kaitan adanya permasalahan tersebut mencakup beberapa hal
sebagai berikut.
10
Terdapat banyak permasalahan yang timbul akibat semakin banyaknya
minimarket yang berdiri di Kota Pasuruan, khususnya di Kecamatan
Gadingrejo. Permasalahan ini berkaitan dengan kesejajarannya dengan para
pedagang tradisional yang meliputi:
a. Faktor pendukung :
Proses monitoring dan controlling dari pemerintah Kota Pasuruan
b. Faktor penghambat :
Kebijakan pemerintah Kota Pasuruan dalam perijinan pendirian
minimarket.
Pola pikir masyarakat dalam kegiatan belanja.
2. Dampak menjamurnya minimarket meliputi :
1) Adanya persaingan harga antara pedagang tradisional dan minimarket.
2) Perubahan model toko atau warung.
3) Para pedagang tradisional gulung tikar.
3. Pandangan masyarakat dan aparat pemerintah untuk mengatasi dampak
menjamurnya minimarket yang menggeser keberadaan pedagang tradisional
di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.
G. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) pendekatan penelitian dan jenis
penelitian, (2) objek dan subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) data
dan sumber data, (5) lokasi peneliti, dan (6) analisis data. Hal-hal tersebut
diuraikan sebagai berikut.
11
Dalam Ilmu Politik, pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran
permasalahan akibat kebijakan pemerintah Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan
dalam pemberian ijin pendirian bangunan pertokoan modern oleh pemerintah
sehingga berdampak pada pedagang tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota
Pasuruan. Dari alasan tersebut, maka dalam penelitian digunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini memaparkan atau mendeskripsikan berupa
kata-kata.
Penelitian diskriptif kualitatif dalam penelitian sosial bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian
dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter, sifat,
model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu
(Bungin, 2007:68). Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya
melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna
menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam kemudahan pemberian
ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.
2. Objek dan Subjek Penelitian
Objek yang diungkap pada penelitian ini merupakan permasalahan
mudahnya pemberian ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah
pedagang tradisional, pengelola minimarket, dan aparat pemerintah di Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan.
12
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali
informasi mengenai permasalahan dalam perijinan pendirian bangunan toko
modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh
peneliti sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.
1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(interviewer). Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari
terwawancara yaitu masyarakat dan pihak pemerintah Kecamatan Gadingrejo
Kota Pasuruan terkait kebijakan pendirian bangunan modern, khusunya
minimarket.
2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan
diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel,
dan peraturan-peraturan.
4. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.
1) Data
Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai kemudahan
ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.
2) Sumber Data
Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data
13
a) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tertulis dari Dinas
Perijinan dan Pemkot Pasuruan, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
b) Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer
yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode
observasi (dokumentasi).
4. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari
penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu
Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti
14
permasalahan yang dialami para pedagang tradisional akibat menjamurnya bisnis
minimarket dan supermarket yang menarik untuk diangkat.
5. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu berupa hasil wawancara dengan pedagang tradisional,
pengelola minimarket, dan aparat pemerintahan di Kecamatan Gadingrejo Kota
Pasuruan, data-data dari dokumen pemerintahan, serta dokumen lainnya; reduksi
data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi; menyusunnya dalam
satuan-satuan; mengategorikan satuan-satuan tersebut sambil melakukan koding;
mengadakan pemeriksaan keabsahan data (Moleong, 2001:190).
Berkaitan dengan hal tersebut kegiatan analisis meliputi (1) pengaturan data
sesuai dalam tahap permasalahan yang akan dijawab, (2) pengorganisasian data
dalam formalisasi tertentu sesuai dengan antisipasi ciri, urutan pilihan, data
kategorisasi yang akan dihasilkan, (3) memberi kode pada data yang ditemukan,
(4) penafsiran representasi makna sesuai dengan masalah yang akan dijawab, dan
(5) penentuan data mana yang dianggap tidak layak, sampai ke prediksi keperluan
pengumpulan data baru akibat kerumpangan data bila dihubungkan dengan