• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KOMPETENSI SDM, PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

LANGKAT

Yth. Bapak/Ibu Responden

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk meneliti “Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat”. Informasi Bapak/Ibu sangat berguna bagi penelitian ini, karena Bapak/Ibu adalah orang yang tepat untuk mengutarakan pengalaman dan pendapat mengenai hal ini. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan dengan jujur dan benar.

Sesuai dengan kode etik penelitian, jawaban Bapak/Ibu akan saya jaga kerahasiaannya. Atas waktu dan kerja sama Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

PENELITI

Pembimbing Mahasiswa

Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., CA

195202011980021001 120503345

(2)

LEMBAR KUESIONER

A.

Mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi daftar berikut :

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur :

4. Nama SKPD :

5. Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1 S2 S3

6. Latar Belakang Pendidikan : Akuntansi Manajemen

Pertanian MIPA Lain-lain (...) 7. Lama Bapak/Ibu bekerja : 1-5 th 5-10 th >10 th

(3)

1. Kualitas Laporan Keuangan Pemertintah Daerah

Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu.

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N = Netral

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Relevan

1 Laporan keuangan yang dihasilkan oleh instansi/lembaga tempat Saya bekerja memberikan informasi yang dapat mengoreksi ekspektasi di masa lalu

2 Instansi/lembaga tempata Saya bekerja menyelesaiakn laporan keuangan tepat waktu

3 Instansi/lembaga tempat Saya bekerja menyajikan laporan keuangan secara lengkap

Andal

4 Transaksi yang disajikan oleh instansi/lembaga tempat Saya bekerja tergambar dengan jujur dalam laporan keuangan

5 Informasi yang disajikan oleh instansi/lembaga tempat Saya bekerja bebas dari kesalahan yang bersifat material

6 Instansi/lembaga tempat Saya bekerja menyajikan informasi yang diarahkan untuk kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan khusus

7 Ditempat Saya bekerja, informasi keuangan yang dihasilkan dapat diuji

Dapat dibandingkan

8 Informasi keuangan yang disajikan oleh instansi/lembaga tempat Saya bekerja dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya

Dapat dipahami

(4)

2. Kompetensi SDM

Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N = Netral

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1 Saya telah mengerti peran dan fungsi yang jelas dalam pengelolaan keuangan 2 Saya menjalankan tugas sesuai dengan

fungsi akuntansi yang sesungguhnya 3 Saya bekerja berdasarkan pedoman

mengenai proses akuntansi yang telah ada

4 Saya telah mendapatkan pelatihan untuk dapat menunjang kemampuan bekerja di bidang akuntansi

5 Saya memahami materi pelatihan yang diberikan

6 Materi pelatihan yang Saya ikuti diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai fungsi pengelola keuangan

7 Saya memiliki pengalaman untuk menjalankan tugas di bidang akuntansi 8 Saya sudah berpengalaman di bidang

(5)

Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N = Netral

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1 Pemanfaatan dan penguasaan terhadap tekonologi komputerisasi adalah kemampuan dasar bagi tim penyusun laporan

2 Teknologi informasi merupakan alat yang berfungsi untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan sistem pelaporan keuangan dengan mempermudah dan mempercepat serta menciptakan keakuratan hasil, berupa laporan keuangan

3 Teknologi informasi berpengaruh positif terhadap ketapatan waktu laporan keuangan

4 Pemanfaatan teknologi informasi membuka peluang untuk mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan secara cepat dan akurat

5 Dalam melaksanakan tugas PPK SKPD memiliki jumlah komputer yang cukup

(6)

Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu.

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

N = Netral

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Lingkungan Pengendalian

1 Instansi/lembaga tempat saya bekerja telahmenerapkan kode etik secara tertulis 2 Pimpinan Instansi/lembaga di tempat

Sayabekerja telah memberikan contoh dalam berperilaku mengikuti kode etik

Penilaian Resiko

3 Ditempat Saya bekerja telah menerapkanpenentuan batas dan penentuan toleransi

4 Ditempat saya bekerja telah menerapkanpengendalian intern dan manajemen terhadap

Resiko

Kegiatan Pengendalian

5 Setiap transaksi dan aktivitas ditempat Saya bekerja telah didukung dengan otorisasi dari pihak yang berwenang

6 Ditempat Saya bekerja telah menerapkan pemisahan tugas yang memadai

Informasi dan Komunikasi

7 Ditempat Saya bekerja telah menerapkan sistem informasi untuk melaksanakan tanggung jawab

8 Ditempat Saya bekerja telah melaksanakan sistem akuntansi yang memungkinkan audit

Pemantauan

(7)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(8)
(9)
(10)

40 5 5 5 5 5 25

41 5 5 4 5 4 23

42 5 5 5 5 5 25

43 5 5 5 5 3 23

44 5 5 5 5 3 23

45 5 5 5 5 3 23

46 5 5 5 5 3 23

47 5 5 5 5 3 23

48 4 5 5 5 4 23

49 4 4 4 4 3 19

50 5 5 5 5 4 24

51 4 4 4 4 4 20

52 4 4 5 5 4 22

53 5 5 5 5 3 23

54 4 4 4 4 4 20

55 4 4 4 4 4 20

56 4 4 4 4 4 20

57 5 5 5 5 4 24

58 5 5 5 5 4 24

59 5 5 5 5 4 24

60 4 4 4 4 4 20

(11)
(12)

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

Uji Validitas Kualitas LKPD

Correlations

(13)

Uji Validitas Kompetensi SDM

(14)

Uji Validitas Penerapan SIAKD

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6

P1

Pearson Correlation 1 .798** .820** .847** .070 .878**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .593 .000

N 61 61 61 61 61 61

P2

Pearson Correlation .798** 1 .771** .879** .130 .888**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .318 .000

N 61 61 61 61 61 61

P3

Pearson Correlation .820** .771** 1 .841** .076 .864**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .559 .000

N 61 61 61 61 61 61

P4

Pearson Correlation .847** .879** .841** 1 .059 .894**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .654 .000

N 61 61 61 61 61 61

P5

Pearson Correlation .070 .130 .076 .059 1 .410**

Sig. (2-tailed) .593 .318 .559 .654 .001

N 61 61 61 61 61 61

P6

Pearson Correlation .878** .888** .864** .894** .410** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001

N 61 61 61 61 61 61

(15)

Uji Validitas SPIP

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(16)

Lampiran 4 : Hasil Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas Kualitas LKPD

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.793 9

Uji Reliabilitas Kompetensi SDM

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.944 8

Uji Reliabilitas Penerapan SIAKD

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.812 5

Uji Reliabilitas SPIP

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(17)

Lampiran 5 : Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kualitas LKPD 61 32,00 45,00 38,3607 3,53097

Kompetensi SDM 61 25,00 40,00 33,4918 4,46327

Penerapan SIAKD 61 16,00 25,00 22,1639 2,16164

SPIP 61 29,00 45,00 35,5246 3,16547

Valid N (listwise) 61

(18)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandard

ized

Residual

N 61

Normal

Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 2.9573109

8

Most Extreme

Differences

Absolute .093

Positive .093

Negative -.066

Test Statistic .093

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(19)

Lampiran 7 : Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 14,464 5,159

Kompetensi

SDM ,233 ,100 ,294 ,766 1,306

Penerapan

SIAKD ,337 ,222 ,206 ,666 1,501

SPIP ,243 ,136 ,218 ,833 1,201

a. Dependent Variable: Kualitas LKPD

(20)

Lampiran 9 : Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji-F

Uji-t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: Kualitas LKPD

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .546a .299 .262 3.03414

a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2

b. Dependent Variable: y

ANOVAa

a. Dependent Variable: Kualitas LKPD

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Aren, Alvin A, Randal J, Beasly, dan Mark S. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Edisi keduabelas. Jakarta: PT Indeks IKPI

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian dan Bisnis. USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, Buku Petunjuk

Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Roneka Cipta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Edisi 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. IAI.

Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negri Sipil.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Jakarta: Salemba Empat.

Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan

Tesis. Medan: USU Press

Mardiasmo. 2000. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Disertasi, dan Karya

Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan Tesis. Medan: USU Press

(32)

_______, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

_______, Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

_______, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

_______,Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

_______, Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004. tentang Pemerintah Daerah.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 2, Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat..

Situmorang, Et. al. 2010. Analisis Data Penelitian; Menggunakan Program SPSS, Terbitan Pertama. Medan. USU Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 8, Cetakan kedelapan. CV. Alfabeta: Bandung.

_______. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta, Bandung

Jurnal :

Adhi, Daniel Kartika, dan Yohanes Suhardjo. 2013. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Tual). Jurnal STIE Semarang, Vol. 5, No. 3.

(33)

Herawati, Tuti. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur). Journal Study & Accounting Research, Vol. XI, No. 1.

Juwita, Rukmi. 2013. Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Wilayah Kota/Kabupaten di Propinsi Jawa barat. Jurnal Trikonomika, Vol. 12, No. 2, Hal. 201–214.

Mahaputra, I Putu Upabayu Rama, dan I Wayan Putra. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (SKPD di Kabupaten Gianyar). Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, Vol. 8, No. 2 : 230-244.

Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal

Universitas Siliwangi.

Syarifudin, Akhmad. 2014. Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran Audit Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Studi Empiris pada Pemkab Kebumen). Jurnal Fokus Bisnis, Vol. 14, No 02, bulan Desember 2014.

Udiyanti, Ni Luh Nyoman Ari, dkk. 2014. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Staf Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Buleleng). Jurnal S1 Akuntansi

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1, Vol. 2,

No. 1

Warisno. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah di Lingkungan Provonsi Jambi.

Wati, Kadek Desiana, Nyoman Trisna, dan Ni Kadek. 2014. Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan SAP, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Juurnal S1

Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1,Vol. 2, No. 1.

(34)

Yensi, Desi. Amir Hasan dan Y. Anisma. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan

Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Kuantan Singingi). Jurnal Universitas Riau.

Yuliani, Safrida, Nadirsyah, Usman Bakar. 2013. Pengaruh Pemahaman

Akuntansi,Pemanfaatan Sistem Informasi Keuangan Daerah Dan Peran Internal AuditTerhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Banda Aceh). Jurnal Telaah Dan Riset

Akuntansi. 3(2): 206-220.

Skripsi :

Choirunisah, Fariziah. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi.

Tesis. Maksi UGM, Yogyakarta.

Nurillah, As Syifa. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Pemanfaatan Tekhnologi dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Kota Depok).Skripsi. Program Sarjana FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Osti, Elvira. 2015. Pengaruh Kompetensi Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan.Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Singarimbun, Ayu Lestary. 2015. Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

(35)

Pemeriksaan Laporan Keuangan. Diunduh tanggal 2 Desember 2015

_______. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2015, Buku II Pemeriksaan Laporan Keuangan. Diunduh tanggal 5 Desember 2015

www.indopos.co.id, Stabat 6 Agustus 2012

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah hubungan sebab akibat (asosiatif kausal) yaitu jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y (Erlina, 2007:66). Jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dengan cara mengamati akibat yang ada dan menelusuri faktor-faktor penyebabnya.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2007:73). Populasi penelitian ini adalah pengelola unit kerja atau pejabat struktural pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Langkat sebanyak 25 SKPD yang terdiri dari 9 Badan, 16 Dinas (Tabel 3.1).

3.2.2 Sampel Penelitian

(37)

Tabel 3.1Populasi dan Sampel Penelitian SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat

NO SKPD

1 DINAS KOPERASI, UKM DAN PENANAMAN MODAL DAERAH 2 DINAS PENDAPATAN DAERAH

3 DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN 4 DINAS PERHUBUNGAN

5 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

6 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 7 DINAS PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN 8 DINAS PERTANIAN

9 DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH

10 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 11 DINAS PETERNAKAN

12 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

13 DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 14 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 15 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA

16 DINAS KESEHATAN

17

24 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

25

Sumber : Pemerintahan Kabupaten Langkat

(38)

3.3Tempat dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 25 SKPD Pemerintah Kabupaten Langkat. Jadwal penelitian ini dilakukan selama 1 (satu bulan), dimulai sejak penyebaran kuesioner tanggal 2 Maret 2016 hingga pengumpulan kembali kuesioner tanggal 15 Maret 2016.

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berebeda untuk obyek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang berebeda ( Erlina 2007:33)

a. Variabel Dependen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skala yang digunakan adalah skala sikap Likert Interval. Untuk peniliaiannya adalah sebagai berikut :

1. Sangat Setuju (SS) skor 5 2. Setuju (S) skor 4

(39)

b. Variabel Independen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus prediktor, atau antecedent. Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah :

- Kompetensi Sumber Daya Manusia

Skala yang digunakan adalah skala sikap Likert Interval. Untuk peniliaiannya adalah sebagai berikut :

1. Sangat Setuju (SS) skor 5 2. Setuju (S) skor 4

3. Kurang Setuju (KS) skor 3 4. Tidak Setuju (TS) skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

- Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

Skala yang digunakan adalah skala sikap Likert Interval. Untuk peniliaiannya adalah sebagai berikut :

1. Sangat Setuju (SS) skor 5 2. Setuju (S) skor 4

3. Kurang Setuju (KS) skor 3 4. Tidak Setuju (TS) skor 2

(40)

- Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Sangat Setuju (SS) skor 5

2. Setuju (S) skor 4

3. Kurang Setuju (KS) skor 3 4. Tidak Setuju (TS) skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

Berdasarkan keempat variabel tersebut, maka disusun kuesioner yang memuat indikator-indikator yang tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Ukur

Kompetensi Sumber Daya

Manusia (X1)

kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

(Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007)

1) Pengetahuan

Penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah merupakan pemanfaatan software SIMDA keuangan oleh PPK-SKPD umtuk mempermudah dalam

penyusunan laporan keuangan SKPD

1)Tingkat kecepatan 2)Tingkat keamanan 3)Tingkat efisiensi biaya

(41)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(X3)

Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-2) penilaian resiko 3) kegiatan

pengendalian 4) informasi dan komunikasi 5) pemantauan pengendalian intern

(PP No 60 Tahun 2008 tentang SPI)

Interval

Ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya

(PP No24 Tahun 2005 tentang SAP)

1) Relevan 2) Andal

3) Dapat dibandingkan 4) Dapat dipahami

(PP No24 Tahun 2005 tentang SAP)

Interval

3.5Jenis dan Sumber Data

(42)

3.6Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Lubis (2012 : 107) data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya penelitian. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Noor (2011 : 139) menyatakan bahwa kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner diberikan kepada PPK-SKPD dengan diantar langsung oleh peniliti dan kemudian diberikan waktu selama 2 (dua) minggu bagi PPK-SKPD untuk mengisi kuesioner tersebut. Setelah 2 (dua) minggu kuesioner diambil kembali oleh peneliti dan apabila dalam jangka waktu 2 (dua) minggu kuesioner tersebut belum diserahkan, maka dinyatakan bahwa kuesioner tersebut tidak kembali. Pilihan jawaban kuesioner menggunakan skala sikap likert dengan skala ukur interval dengan lima jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesioner yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu :

1. Kuesioner Soimah (2014) untuk variabel Kompetensi SDM, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

(43)

3.7Metode Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dengan uji simultan (uji-F) dan uji parsial (uji-t) dengan menggunakan software SPSS (Statistica Product and Service Solutions).

3.7.1 Uji Kualitas Instrumendan Data

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dari alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Jika rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung< rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Apabila koefisien

cronbach’s alpha lebih dari 0,60, maka instrumen yang digunakan dikatakan

(44)

3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas.

3.7.3.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov – Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Pvalue (Sig.) diatas nilai signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

3.7.3.2Uji Heteroskedastisitas

(45)

diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.7.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji ini untuk melihat variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance

mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance> 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010:153)

3.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

Y = Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah a = Konstanta

b1;b2;b3= Koefesien regresi berganda

X1 = Kompetensi Sumber Daya Manusia

X2 = Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah X3 = Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(46)

3.7.5 Uji Hipotesis Penelitian

Untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.

3.7.5.1Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Penelitian ini menggunakan koefisien dterminasi adjusted R2, karena penggunaan koefisien adjusted (R2) mempunyai kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka nilai R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. (Ghozali, 2009:97). Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2013:177)

3.7.5.2Uji Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

(47)

Ha diterima jika Fhitung> Ftabel dan sig < α = 5%.

Ha tidak dapat diterima jika Fhitung< Ftabel dan > α = 5%.

3.7.5.3 Uji Parsial (Uji Statistik t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ha : b1≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ha diterima jika thitung> ttabeldan sig < α = 5%

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat

4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Langkat

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.

Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.

4.2 Data Penelitian

(49)

kuesioner yang disampaikan langsung kepada para responden. Kuesioner yang telah selesai diisi oleh responden dikumpulkan kembali untuk selanjutnya ditabulasikan dalam Microsoft Office Excel 2007 dan diolah dengan menggunakan program SPSSfor windows. Adapun waktu yang dikumpulkan kuesioner-kuesioner tersebut berkisar antara 3 minggu sampai 4 minggu.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri dari KASUBBAG KEUANGAN, Bendahara Penerimaan/Pengeluaran dan Staf Bidang Akuntansi di SKPD Kabupaten Langkat. Dari 75 kuisioner yang dibagikan sebanyak 61 kuesioner yang kembali.

Tabel 4.1 Data Hasil Kuisioner

Keterangan Jumlah

Kuisioner yang dikirim 75

Kuisioner yang kembali 61

Kuisioner yang tidak kembali 14

Kuisioner yang ditolak -

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian 61 Tingkat pengembalian (respon rate) 81.33% Sumber : Data yang diolah oleh penulis,2016

(50)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden

NO Keterangan Jumlah

(Orang)

2 Pendidikan Terakhir 1. SMA/Sederajat 2. Diploma (DIII) 3. Sarjana (S1) 4. Pasca Sarjana (S2)

6

Sumber : Data yang diolah SPSS,2016

1) Menunjukkan bahwa sekitar 39 orang atau 63.9% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 22 orang atau 36.1% berjenis kelamin perempuan.

2) Menunjukkan bahwa 42 orang atau 68.9% responden didominasi oleh lulusan Strata 1 (S1), lulusan pascasarjana (S2) terdiri dari 11 orang atau 18% responden, lulusan SMA/Sederajat terdiri dari 6 orang atau 9.8% dan sisanya 2 orang atau 3.3% responden merupakan lulusan Diploma (DIII).

(51)

5-10 tahun dan sebanyak 5 orang atau 8.2% responden bekerja selama 1-5 tahun.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Dari hasil kuisioner yang kembali diperoleh gambaran mengenai variabel penelitian yang dapat dilihat dari Tabel 4.3

Tabel 4.3

Analisis Statistik Deskriptif

Sumber : Data yang diolah SPSS,2016

Berdasarkan data yang disajikan oleh tabel 4.3 dapat dijelaskan penggambaran mengenai pendeskripsian data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Variabel Kompetensi SDM memiliki jumlah sampel sebanyak 61, dengan nilai minimum 25,00 nilai maksimum 40,00 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 33.49. Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 4,46 2. Variabel Penerapan SIAKD memiliki jumlah sampel sebanyak 61, dengan

nilai minimum 16,00 nilai maksimum 25,00 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 22,16. Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 2,16

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kualitas LKPD 61 32,00 45,00 38,3607 3,53097

Kompetensi SDM 61 25,00 40,00 33,4918 4,46327

Penerapan SIAKD 61 16,00 25,00 22,1639 2,16164

SPIP 61 29,00 45,00 35,5246 3,16547

(52)

3. Variabel SPIP memiliki jumlah sampel sebanyak 61, dengan nilai minimum 29,00 nilai maksimum 45,00 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 35,52. Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 3,16

4. Variabel Kualitas LKPD memiliki jumlah sampel sebanyak 61, dengan nilai minimum 32,00nilai maksimum 45,00 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 38,36. Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 3,53.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah data primer.

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas

Pengujian Validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistic, yaitu dengan menggunakan uji Pearson Product-Moment Coefficient of Correlation melalui program SPSS for windows. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pengujian validitas adalah mentabulasikan data, tertera pada lampiran 2. Kemudian berdasarkan hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (N=61), maka didapat r tabel sebesar 0,2521.

(53)

seluruh item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengujian reliabilitas dan analisis data selanjutnya.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pertanyaan

Koefisien Korelasi

r Tabel

(N=131) Keterangan

Kualitas Sumber : Data yang diolah SPSS,2016

(54)

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang mempunyai validitas. Instrument penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α) dengan bantuan SPSS. Cronbach Alpha menafsirkan korelasi antar skala yang dibuat dengan semua skala variabel yang ada. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal dan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keempat variabel diatas 0,60 berarti reliable.

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbac h’s Alpha

Jumlah Pernyataan

Keterangan

Kualitas LKPD 0.793 9 Reliable

Kompetensi SDM 0.944 8 Reliable

Penerapan SIAKD 0.812 5 Reliable

SPIP 0.794 9 Reliable

Sumber : Data yang diolah SPSS,2016

4.4.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi perlu dilakukan uji asumsi klasik agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efisien. Hasil uji asumsi klasik tercantum pada tabel 4.6, tabel 4.7 dan gambar 4.1.

4.4.2.1 Hasil Uji Normalitas

(55)

dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual, peneliti menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistic non-parametrik Smirnov (K-S). dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogrov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig (2-tailed) >level of significant

(α = 5%).

Tabel 4.6

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.6 diperoleh nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) sebebar 0.20, Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05,

dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Std. Deviation 2.9573109

8

Test Statistic .093

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(56)

4.4.2.2 Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolonieritas, dengan melihat nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Jika antar

variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,09), maka merupakan indikasi adanya multikolinieritas dan suatu model. regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance> 0,1 dan nilai VIF < 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: Kualitas LKPD

(57)

memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Untuk Kompetensi SDM memiliki nilai tolerance 0,766; Penerapan SIAKD memiliki nilai tolerance 0,666; dan SPIP memiliki nilai tolerance 0,833. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu Kompetensi SDM memiliki VIF 1,306; Penerapan SIAKD memiliki VIF 1,501; dan SPIP memiliki VIF 1,201. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.

4.4.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

(58)

Gambar 4.1 Grafik Scatterplot

Sumber : Data yang diolah SPSS,2016

Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.5 Hasil Uji Regresi Berganda

(59)

pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil uji pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Hasil Uji Regresi Berganda

Model Regresi yang terbentuk berdasarkan tabel 4.8 adalah sebagai berikut:

Y = 14.464 + 0.233X1 + 0.337X2 - 0.243X3

Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda, masing-masing variabel menjelaskan

bahwa:

1. Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 14.464, artinya kompetensi

SDM (X1), penerapan SIAKD (X2), dan SPIP (X3) dianggap konstan maka

tingkat kualitas LKPD konstan sebesar sebesar 14.464. Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

(60)

2. Koefisien regresi variabel kompetensi SDM (X1) sebesar 0,233 artinya kompetensi SDM mengalami kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan

peningkatan terhadap kualitas LKPD sebesar 0,233 dengan asumsi variabel

independen lain nilainya tetap.

3. Koefisien regresi variabel penerapan SIAKD sebesar 0,337 artinya partisipasi

masyarakat mengalami kenaikan sebesar 1% maka peningkatan terhadap

kualitas LKPD sebesar 0,337 dengan asumsi variabel independen lainnilainya

tetap

4. Koefisien regresi variabel SPIP sebesar 0,243 artinya partisipasi masyarakat

mengalami kenaikan sebesar 1% maka peningkatan terhadap kualitas LKPD

sebesar 0,243 dengan asumsi variabel independen lainnilainya tetap.

4.6 Hasil Pengujian Hipotesis

4.6.1Uji Koefisien Determinasi (R2)

(61)

Tabel 4.9

Hasil Koefisien Determinasi

Hasil uji

koefisien determinasi pada Tabel 4.9 menunjukkan besarnya R2 adalah 0.299. Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi SDM, penerapan SIAKD dan transparansi publik terhadap kualitas LKPD adalah sebesar 29.9%. Sedangkan sisanya adalah 70.1% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

4.6.2. Uji-F

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F tercantum pada tabel 4.10.

a. Predictors: (Constant), kompetensi SDM, penerapan SIAKD, SPIP

(62)

a. Dependent Variable: Kualitas LKPD

b. Predictors: (Constant), kompetensi SDM, penerapan SIAKD, SPIP

Berdasarkan tabel 4.10 nilai F hitung 8.086 lebih besar dari F tabel 2,77 dan signifikan 0,000 maka hipotesis (H4) yang diajukan diterima. Hal ini berarti semua variabel independen (kompetensi SDM, penerapan SIAKD, SPIP) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ( kualitas LKPD Kabupaten Langkat) pada taraf signifikan �=5%

4.6.3Uji-t

Uji parsial t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini digunakan untuk

menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Hasil statistikparsial (uji t) disajikan pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coefficie

nts

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 14,4

64 5,159 2,804 ,007

Kompetensi SDM ,233 ,100 ,294 2,321 ,024

Penerapan SIAKD ,337 ,222 ,206 1,517 ,135

SPIP ,243 ,136 ,218 1,793 ,078

(63)

Berdasarkan tabel 4.11, dapat disimpulkan mengenai hasil uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen sebagai berikut :

1. Nilai t hitung variabel kompetensi SDM diperoleh sebesar 2.321 dan signifikan 0.024 lebih besar dari t tabel 1.67155, maka hipotesis (H1) yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa kompetensi SDM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas LKPD Kabupaten Langkat pada

taraf signifikan α = 5%.

2. Nilai t hitung variabel penerapan SIAKD diperoleh sebesar 1.517 lebih kecil dari t tabel 1.67155 dan signifikan 0.135, maka hipotesis (H2) yang diajukan tidak dapat diterima.. Hal ini berarti bahwa penerapan SIAKD secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas LKPD Kabupaten Langkat pada taraf signifikan α = 5%

3. Nilai t hitung variabel SPIP diperoleh sebesar 1,793 lebih besar dari t tabel 1.67155 dan signifikan 0.078, maka hipotesis (H3) yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa SPIP secara parsial berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap kualitas LKPD Kabupaten Langkat pada taraf

signifikan α = 5%.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

(64)

Diperoleh nilai F-hitung (8,086) lebih besar dari nilai F-tabel (2,77) jadi dapat disimpulkan bahwa Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara bersama-sama berpengaruh terhadapKualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat. Dengan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dalam menentukan kualitas laporan keuangan, pemerintah daerah telah memperhitungkan dan mempertimbangkan faktor kompetensi SDM, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian intern pemerintah.

Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa variabel kompetensi SDM, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian intern pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Langkat. Hal ini didukung dari nilai Adjusted R square 0,299 yang artinya bahwa ketiga variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 70,1%. Sedangkan sisanya sebesar 29,9% dijelaskan oleh variabel lainyang tidak diteliti pada penelitian ini.

(65)

hasil berdasarkan uji �. diketahui nilai koefisien regresi dari Kompetensi SDM adalah 0,233. Diketahui nilai koefisien regresi Kompetensi SDM bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara Kompetensi SDM dan Kualitas laporan keuangan bersifat positif. Hal ini berarti terdapat kecenderungan, ketika Kompetensi SDM semakin baik, maka Kualitas Laporan Keuangan juga semakin baik. Hasilpenelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wati (2014) yang menunjukkan bahwa kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

(66)

baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diani (2009) yang menunjukkan keberadaan sistem akuntansi keuangan daerah tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah saya lakukan ini untuk melihat seberapa berpengaruhnya variabel-variabel Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat empat kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara parsial Kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Secara parsial Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerahtidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Secara parsial Sistem Pengendalian Intern Pemerintahberpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, tetapi tidak signifikan(nilai signifikansi 0,078> 0,05).

(68)

5.2 Saran

Berdasarkan apa yang peneliti simpulkan dapat diajukan tiga saran sebagai berikut.

1. Bagi peneliti berikutnya di masa mendatang agar dapat memperluas atau menambah sampel penelitian seperti dari luar Kabupaten Langkat atau menambah priode pengamatan.

2. Bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap variabel kualitas laporan keuangan seperti standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi dan pengawasan keuangan daerah. Hal ini dimaksudkan agar variasi naik turunnya kualitas laporan keuangan dapat lebih dijelaskan.

(69)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7) “Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan”. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan labarugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

(70)

A. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yangperlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010, tentang SAP. Bagian kerangka konseptual akuntansi pemerintah pada paragraf 35 menyatakan bahwa terdapat empat karakteristik kualitatiflaporan keuangan, yaitu: Relevan, Andal, dapat dibandingkan, dapat dipahami. Keempat karakteristik tersebut merupakan prasyarat normatifyang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yangdikehendaki.

a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuatdi dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantumereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevandapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.

Informasi yang relevan apabila:

1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksiekspektasi mereka di masa lalu.

(71)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

3. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan bergunadalam pengambilan keputusan.

4. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.Informasi yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

b. Andal

(72)

Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

1. Penyajian Jujur, informasi menggambarkan dengan jujur transaksi sertaperistiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapatdiharapkan untuk disajikan.

2. Dapat Diverifikasi (verifiability), informasi yang disajikan dalam laporankeuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekalioleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidakberbeda jauh.

3. Netralitas, informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

c. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jikadapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atauentitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secarainternal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bilasuatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yangdiperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitaspemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripadakebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebutdiungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

(73)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami olehpengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan denganbatas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitaspelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasiyang dimaksud.

B. Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan : akuntabilitas, manajemen, transparansi dan keseimbangan antargenerasi (unternational equity). (SAP No 24 Tahun 2005).

(74)

Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

b. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

c. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

d. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

(75)

Berdasarakan SAP Nomor 24 Tahun 2005, pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

D. Komponen Laporan Keuangan

Berdasarkan SAP Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:

a. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan relisasi dalam suatu periode pelaporan.

(76)

Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.

c. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporanmengenai aset, kewajiban, danekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama laporan yang masih dapat dirinci lagi menjadi subrekening.

d. Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan operasional terdiri dari pendapatan laporan operasional, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.

e. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintahpusat/daerah selama periode tertentu.

f. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

2.1.2Kompetensi Sumber Daya Manusia

(77)

tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.

Kompetensi merupakan dasar seseorang untuk mecapai kinerja tinggi dalam menyelesaikan kinerjanya. Sumber daya manusia yang tidak memiliki kompetensi tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaanya secara efisien, efektif, dan ekonomis. Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu dan terdapat pemborosan waktu serta tenaga. Dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena sumber daya manusia tersebut telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan (Mardiasmo, 2002: 146).

Kompetensi sumber daya manusia mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes). Untuk menilai kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of

responsibility dan kompetensi sumber daya manusia tersebut. Tanggungjawab

(78)

sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas. Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman.

2.1.3Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

(79)

oleh masing-masing SKPD dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

2.1.4 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 2008 tentang sistem pengendalian intern, Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan pengendalian intern.

SPIP terdiri atas unsur: A. Lingkungan Pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:

(80)

c. kepemimpinan yang kondusif;

d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

B. Penilaian Risiko

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. identifikasi risiko; dan b. analisis risiko.

Dalam rangka penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan:

1. tujuan Instansi Pemerintah; dan

2. tujuan pada tingkatan kegiatan, dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

c. Kegiatan Pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.

(81)

• kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi

Pemerintah;

• kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;

• kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;

• kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;

• prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan

secara tertulis; dan

• kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;

b. pembinaan sumber daya manusia;

c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; d. pengendalian fisik atas aset;

e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; f. pemisahan fungsi;

g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;

h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; i.pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;

j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan

(82)

D. Informasi dan komunikasi

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.

(1) Komunikasi atas informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 wajib diselenggarakan secara efektif.

(2) Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:

• menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi;

dan

• mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara

terus menerus.

E. Pemantauan Pengendalian Intern

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern.Pemantauan Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

(83)

(1) Evaluasi terpisah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

(2) Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.

(3) Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji pengendalian intern sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

(84)

Diani (2009) melakukan penelitian tentang pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemahaman akuntansi dan peran audit internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemenrintah daerah, sedangkan sistem informasi keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan.

Herawati (2014) melakukan penelitian tentang Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapatpengaruh yang signifikan antara sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Juwita (2013) melakukan penelitian tentang Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Informasi Akuntansi Pemerintahan secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan

(85)

Roviyantie (2011) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Hasil penelitian menunjukkan Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Syarifudin (2014) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM dan Peran Audit Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah sebagai variabel intervening. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap kualiatas laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kompetensi SDM dan peran audit intern tidak berpengaruh signifikan. Udiyanti (2014) melakukan penelitian tentang Penerapan SAP, Sistem Pengendalian Internal, Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Buleleng). Hasil penelitian ini menunjukkan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Staf Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng).

Gambar

Tabel 3.1Populasi dan Sampel Penelitian SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesis dengan judul “ Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi

pemerintah hasil dari penelitian Sari (2014) pemahaman standar akuntansi. pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linier berganda diketahui variabel kompetensi SDM, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linier berganda diketahui variabel kompetensi SDM, penerapan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan

Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat”. 1.2

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem pengendalian intern, implementasi standar akuntansi pemerintahan dan sistem informasi akuntansi terhadap