Lampiran 1
Listing program dari seluruh sistem .
/***************************************************** This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.04.9 Evaluation Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. http://www.hpinfotech.com
Project : Version :
Date : 11/04/2016
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company : Comments:
Chip type : ATmega8535 Program type : Application AVR Core Clock frequency: 4,000000 MHz Memory model : Small // Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) {
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
// Wait for the AD conversion to complete
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00; DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00; DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00; DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00; DDRD=0x00;
// USART initialization // USART Baud Rate: 19200 UCSRA=0x00;
// ADC initialization
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x82;
SFIOR&=0xEF; c = 0;
while (1) {
Temperature = read_adc(0);
while (c < 20){ Data = Data + Temperature; delay_ms(50);
c++; }
Temperature = Data/20; printf("%i",Temperature); Data = 0;
c = 0; }
Lampiran 2
Listing program visual basic untuk menampilkan grafik suhu dan alarm pada PC
Dim Xd(0 To 18000), Yd1(0 To 18000), Yd2(0 To 18000), Yd3(0 To 18000) As Integer
Dim TIMES(0 To 18000) As String Dim j As Integer
Dim Temp, x, y2, y1, L1, L2, R, S, y10, y20, y30, x0, Data As Integer
Dim Sampling_Time As Single Dim oXL As Excel.Application
Private Declare Function sndPlaySound Lib "Winmm.dll" Alias _
"sndPlaySoundA" (ByVal lpszSoundName As String, ByVal uflags As Long) As Long
Private Const snd_sync = &H0 Private Const snd_Async = &H1 Private Const snd_loop = &H8
Private Sub Command4_Click()
Open "C:\Data\" + Text5 + ".DAT" For Output As #1 End Sub
Set oXL = New Excel.Application Set oxlbook = oXL.Workbooks.Add
FileName = "C:\Data\" + Text5 + ".xls"
oxlbook.Worksheets(1).Range("B1") = " Temperature " oxlbook.SaveAs FileName
For i = 2 To j
oxlbook.Worksheets(1).Range("A" & i) = TIMES(i) oxlbook.Worksheets(1).Range("B" & i) = Yd1(i) Next i
y10 = y1
Command7.Enabled = False
Picture1.Line (Q, 0)-(Q, 10000), QBColor(3) Q = Q + R
Next GRID
Picture1.Line (0, 7952)-(15000, 7952), QBColor(9) End Sub
Private Sub Timer3_Timer() Grids
Lampiran 3
Gambar Komponen
1. Sensor Termokopel tipe K
2. Modul RS485
3. Kabel Penghubung
4. Adaptor
5. Rangkaian
Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,T. 2007. Komunikasi Data dan Jaringan Komputer. Jakarta: Salemba Teknika.
Data sheet acquired from Harris Semiconductor. 2010. TypeK TableC, Texas Instruments Incorporated, Texas.
Malvino, 2000. Prinsip – Prinsip Elektronika. Jakarta : Salemba Teknika.
Nelson, Todd. 2007. The Practical Limits of RS-485. National Semiconductor. Rachman Soleh dkk. 2012. Sensor Termokopel tipe K Dengan Kompensasi Suhu
Pengukuran Dan Tegangan Keluaran 10 mV/ oC. Prosiding PPI KIM LIPI,
Serpong.
Rafiudin, Rahmat. 2006. Sistem Komunikasi Data Mutakhir. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.
Sivasothy, Sivakumar. 2008. Transceivers and Repeaters Meeting the EIA RS-485
Interface Standard. National Semiconductor.
Wardhana, Lingga. 2011. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.
..., Komunikasi Data Dengan Menggunakan Teknik RS485. Delta-electronic, 2007.
http://kuliah.unpatti.ac.id/mod/page/view.php?id=61 Diakses tanggal 23 Juli 2016, Pukul : 21.00 a.m
http://teknikelektronika.com/pengertian-termokopel-thermocouple-dan-prinsip- kerjanya/
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Diagram Blok
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini, maka sistem perancangan dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok mempunyai fungsi dan cara kerja tertantu. Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah sebagai berikut.
Sensor
Termokopel ATMega8535 RS485 RS485 PC Display
Suhu Tinggi Jaringan Kabel
Gambar 3.1 Diagram Blok
3.1.1 Penjelasan Fungsi Tiap Blok Sistem
1. Blok Mikronkontroler ATMega8535 : Sebagai kontroler pengendali sistem 2. Blok sensor Termokopel tipe K : Mengukur suhu tinggi
3. Blok Modulasi RS485 : Sebagai modulator dan demodulator signal digital 4. Blok PC : Untuk menampilkan data hasil akuisisi sistem yaitu pembaca
suhu
5. Blok Display : Tampilan berupa grafik dan besaran angka atau nilai suhu
3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535
sensor, mengubahnya ke data digital, melinearisasi sensor dan kalibrasi untuk memperoleh nilai sebenarnya dari suhu yang diukur. Input mikrokontroler diprogram pada PortA yaitu PortA.0 yang merupakan salah satu masukan analog mikrokontroler. Sedangkan output mikrokontroler adalah port serial. Port serial mikrokontroler ATMega8535 ada pada PortD, yaitu PortD.0 untuk serial in dan PortD.1 untuk serial out. Karena mikrokontroler mengirim data keluar maka serial out dari mikrokontroler yang digunakan yaitu PortD.1 pada pin 3. Mikrokontroler diprogram dengan bahasa C yaitu CV AVR versi 2.04.9.
1
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler Atmega8535
3.3 Sensor Suhu (Termokopel Tipe K)
perubahan tahanan jenis berdasarkan perubahan suhu. Tahanan termokopel akan berubah jika suhu berubah. Berdasarkan perubahan tersebut sensor dapat digunakan untuk mendeteksi suhu. Namun perubahan tahanan sebuah termokopel terhadap suhu tidaklah linear sehingga dibutuhkan pengkalibrasian dan linearisasi yang memadai agar pembacaan suhu benar dengan error yang kecil. Sensor memiliki 2 terminal keluaran yang merupakan tahanan sensor.
Gambar 3.3 Prinsip Dasar Sensor Termokopel tipe K
Gambar 3.4 Koneksi Termokopel ke Input Rangkaian Penguat
3.4 Rangkaian Modulasi RS485
Modul RS485 adalah modul yang berfungsi mengubah sinyal TTL menjadi sinyal RS485. Sinyal RS485 merupakan sinyal yang termodulasi sehingga dapat berkomunikasi melalui kabel dengan jarak yang cukup jauh tanpa kehilangan data. Dikatakan modul karena komponen tersebut telah terintegrasi dengan komponen lain membentuk sebuah modul. Sinyal TTL dari mikrokontroler akan dikonversi ke sinyal RS485 kemudian dikirim melalui media kabel. Pada ujung kabel akan dihubungkan dengan modul RS485 lainnya untuk proses demodulasi, atau mengkonversikan kembali sinyal RS485 ke TTL. Akan tetapi dalam hal ini konversi tidak ke sinyal TTL melainkan ke Max232 karena alat ini terhubung pada sebuah PC dan PC berkomunikasi dengan sinyal Max232.
Sinyal RS485 merupakan sinyal diferesial atau sering disebut differential signal, sinyal ditransmisikan sebagai V+ dan V- dimana pengirim dan penerima tidak perlu referensi yang sama. Perbedaan selisih tegangan saat kondisi logika ‘0’ dan logika ‘1’ lebih besar. Transmisi sinyal dalam bentuk sinyal diferensial akan lebih kebal terhadap noise dibanding single-ended signal. Berikut adalah gambar sinyal
twisted pair untuk sinyal diferensial.
Gambar 3.6 Diagram sinyal RS485
3.5 Rangkaian Power Supply
Untuk mempermudah perancangan alat, pada rangkaian saya ini menggunakan Power Supply 12 volt yang telah ada dipasaran. Tetapi Mikrokontroller hanya membutuhkan tegangan 5 volt. Jadi untuk menstabilkan tegangan yaitu menggunakan IC7805 yang berfungsi untuk menjaga tegangan 5 volt.
3.6 Rangkaian Penguat Tegangan IC LM 324
Penguat yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah penguat differensial. Dimana penguat ini berfungsi untuk menguatkan tegangan pada sensor termokopel, sehingga sensor dapat dibaca oleh mikrokontroler. Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling (penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time constant) yang lebih lambat.
Gambar 3.8 Rangkaian Penguat Tegangan
3.7 PC (Personal Computer)
data yang dikirim oleh rangkaian berupa grafik dan besaran angka atau nilai suhu. Spesifikasi PC yang digunakan adalah spesifikasi umum dengan sistem operasi windows 7.
3.8 Diagram Alir Sistem (Flowchart)
3.8.1 Diagram Alir Sistem Mikrokontroler ATMega8535
Start
Inisialisasi dan Nilai Awal
Baca Sensor Suhu
Kalibrasi Data Sensor
Data Valid?
Kirim Data ke PC melalui RS485
Stop
T
Y
3.8.2 Diagram Alir Sistem Visual Basic
Start
Inisialisasi dan Tampilan GUI
Baca Input Serial
Ada Input?
Tampilan Grafik Data
Stop
T
Y
Verifikasi Data Input
Save Data?
Simpan Data ke File Y
T
BAB 4
PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
4.1Pengujian Rangkaian Sensor Suhu (Termokopel Tipe K)
Pengujian dilakukan dengan cara memanaskan sensor dan mengukur suhu serta tegangan keluarannya. Tegangan keluaran sensor sangat kecil dan harus ditambah penguat. Pengukuran dimulai dari suhu kamar yaitu 28°C. Suhu dan tegangan diukur, kemudian naikkan suhu sensor, dalam pengujian ini digunakan sebuah solder 40 watt dan dipanaskan sehingga suhu naik secara perlahan. Setiap kenaikan suhu dicatat perubahan tegangannya. Pengujian dilakukan hingga suhu 230°C, dari data pengukuran diperoleh bahwa kenaikan tegangan terhadap suhu membentuk kurva melengkung sehingga pada proses pengkalibrasian dibutuhkan linearisasi terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
Dibawah ini adalah tabel data hasil pengukuran pada tegangan keluaran pada sensor suhu Termokopel.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran pada Sensor Suhu
Suhu (oC) Volt (V)
4.2Pengujian Rangkaian Modulasi RS485
Pengujian Modulasi RS485 adalah dengan mengukur logika dari tiap pin IC RS485 tersebut. Untuk mengetahui apakah IC bekerja atau tidak harus dilakukan dengan mengirim sinyal atau data dari titik ke titik lainnya menggunakan modul pengirim dan penerima, kemudian membaca kesesuaian data yang dikirim. Jika data pengirim sama dengan data penerima maka modul berhasil dan bekerja dengan baik. Untuk itu perlu dibuat rangkaian dan program pengujiannya. Dimana pengujian ini termasuk bagian pengujian keseluruhan. Pengukuran pada rangkaian modulasi RS485 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Pengukuran pada Rangkaian Modulasi RS485
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran pada Rangkaian Modulasi RS485
Pin 1 4,49 Volt
Pin 2 0,01 Volt
Pin 3 0,01 Volt
Pin 4 4,96 Volt
Pin 5 0,00 Volt
Pin 6 2,75 Volt
Pin 7 2,26 Volt
Pin 8 5,00 Volt
4.3Pengujian Rangkaian Penguat Tegangan IC LM 324
Pengujian dilakukan dengan mengukur input dan output tegangan ic penguat. Input dari ic digunakan pin 12 sedangkan output pada pin 14. Vcc ada pada pin 4 dan ground pada pin 11. Dan pin 13 merupakan masukan negatif dari op amp. Pengaturan penguatan diatur pada penguatan 10x . Setelah diukur, input pada pin 12 adalah 2,42 Volt sedangkan pada output adalah 3,86 Volt. Kalau output dibagi dengan input maka faktor penguatan adalah 10x. Pengukuran pada rangkaian penguat tegangan IC LM 324 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.2 Pengukuran pada Rangkaian Penguat Tegangan IC LM 324
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran pada Rangkaian Penguat Tegangan IC LM 324
Pin 1 0,009 Volt
Pin 2 0,041 Volt
Pin 3 0,01 Volt
Pin 4 4,96 Volt
Pin 5 2,21 Volt
Pin 6 2,22 Volt
Pin 7 3,87 Volt
Pin 8 3,86 Volt
Pin 9 2,19 Volt
Pin 10 2,22 Volt
Pin 11 0,00 Volt
Pin 12 2,42 Volt
Pin 13 2,33 Volt
Pin 14 3,86 Volt
4.4Pengujian Tampilan Grafik Pengukuran Suhu dan Alarm Pada PC
Tampilan grafik suhu pada PC dibuat dalam bentuk visual basic dengan menggunakan bahasa C. Tampilan grafik akan berjalan apabila rangkaian sistem sensor dihubungkan ke PC atau komputer server. Berikut adalah listing program untuk menampilkan grafik pengukuran suhu.
Dim Xd(0 To 18000), Yd1(0 To 18000), Yd2(0 To 18000),
Yd3(0 To 18000) As Integer
Dim TIMES(0 To 18000) As String
Dim j As Integer
Dim Temp, x, y2, y1, L1, L2, R, S, y10, y20, y30, x0,
Data As Integer
Private Declare Function sndPlaySound Lib "Winmm.dll"
Alias _
"sndPlaySoundA" (ByVal lpszSoundName As String, ByVal
uflags As Long) As Long
Private Const snd_sync = &H0
Private Const snd_Async = &H1
Private Const snd_loop = &H8
Private Sub Command4_Click()
Timer4.Enabled = True
Trace.Enabled = False
Command7.Enabled = False
MSComm1.PortOpen = True
x = 0
Timer5.Enabled = True
Grids
Open "C:\Data\" + Text5 + ".DAT" For Output As #1
End Sub
Private Sub Command5_Click()
sndPlaySound vbNullString, snd_Async
End Sub
Private Sub Command7_Click()
Timer3.Enabled = False
Set oXL = New Excel.Application
FileName = "C:\Data\" + Text5 + ".xls"
oxlbook.Worksheets(1).Range("A1") = " Time "
oxlbook.Worksheets(1).Range("B1") = " Temperature "
oxlbook.SaveAs FileName
For i = 2 To j
oxlbook.Worksheets(1).Range("A" & i) = TIMES(i)
oxlbook.Worksheets(1).Range("B" & i) = Yd1(i)
Next i
On Error GoTo 1
oxlbook.SaveAs FileName
oxlbook.Close
1:
End Sub
Private Sub Command1_Click()
Close #1
Line2(5).BorderColor = &HFF0000
Line2(4).BorderColor = &HFF&
Line2(2).BorderColor = &HFF0000
Grids
End Sub
Private Sub Command2_Click()
End
Private Sub Command3_Click()
If MSComm1.PortOpen = True Then MSComm1.PortOpen = False
Timer5.Enabled = False
If x > (12000) Then
x = 0
x0 = 0
Q = 568
Grids
End If
End Sub
Private Sub Timer5_Timer()
Dat = MSComm1.Input
If Dat <> "" Then
If (Data - Dat) < 20 Then
Text2 = Dat / 2
Temp = Dat
Data = Dat
If Temp / 2 > 100 Then
alert = "C:\ Windows \ media \" + "notify.wav"
sndPlaySound alert, snd_Async Or snd_loop
End If
End If
End If
End Sub
Trace.Enabled = False
Open "C:\Data\" + Text5 + ".DAT" For Output As #1
Private Sub Timer1_Timer()
Text1 = Time
End Sub
Private Sub Grids()
Picture1.Cls
Q = 568
For GRID = 1 To 17
Picture1.Line (0, Q)-(15000, Q), QBColor(3)
Q = Q + R
Next GRID
Q = 568
For GRID = 1 To 35
Picture1.Line (Q, 0)-(Q, 10000), QBColor(3)
Q = Q + R
Next GRID
Picture1.Line (0, 7952)-(15000, 7952), QBColor(9)
End Sub
Private Sub Timer3_Timer()
Grids
Timer3.Enabled = False
Setelah program dijalankan maka data pada sensor dikirim ke komputer server dalam bentuk grafik dan nilai. Dalam hal ini apabila pengukuran suhu melampaui batas 100oC maka alarm akan bunyi pada komputer server. Data pengukuran suhu dapat diamati secara real time dan dapat disimpan dalam format Microsoft excel.
Gambar 4.3 Tampilan Grafik Pengukuran Suhu
4.5Perbandingan Pengukuran Suhu antara Alat dengan Alat Ukur Standar
Pengujian ini dilakukan dengan cara membanding alat dengan alat ukur standar (termometer digital) yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Pengukuran Suhu anatara Alat dengan Alat
Ukur Standar (Termometer Digital)
Termometer Digital Alat Ralat
28 0C 28,5 0C 1,78 %
30 0C 31 0C 3,33 %
35 0C 36 0C 2,85 %
40 0C 41,5 0C 3,75 %
45 0C 46 0C 2,22 %
55 0C 56,5 0C 2,72 %
60 0C 62 0C 3,33 %
65 0C 66 0C 1,53 %
70 0C 71,5 0C 2,14 %
75 0C 76,5 0C 2 %
80 0C 82 0C 2,5 %
85 0C 86 0C 1,17 %
90 0C 92,5 0C 2,77 %
95 0C 96 0C 1,05 %
100 0C 102 0C 2 %
105 0C 105,5 0C 0,47 %
110 0C 111 0C 0,9 %
115 0C 116,5 0C 1,3 %
120 0C 121,5 0C 1,25 %
125 0C 126 0C 0,8 %
130 0C 131,5 0C 1,15 %
135 0C 136,5 0C 1,11 %
140 0C 141,5 0C 1,07 %
145 0C 146 0C 0,68 %
150 0C 151 0C 0,66 %
4.6Pengujian Alat Secara Keseluruhan
Pengujian memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dimana output dari sistem merupakan suatu proses monitoring dari perubahan suhu. Perubahan tersebut digambarkan dalam grafik dan angka. Pengujian juga termasuk menguji proses penyimpanan data pada data base komputer. Data dapat disimpan pada suatu file dgn nama file yang dimasukkan pada kolom nama. Dengan menekan save maka data monitoring akan tersimpan di database. Cara menguji apakah data telah tersimpan atau tidak adalah dengan mengaksesnya secara langsung. File data yang tersimpan dapat dibuka dengan microsoft excel, dimana data tersebut tersimpan dalam format tersebut. Setelah dibuka, akan terdapat 2 kolom data yaitu waktu dan suhu. Kolom waktu adalah penunjukan waktu pada saat data diambil, sedangkan kolom suhu menampilkan suhu yang terukur pada waktu tersebut. Data dapat disimpan hingga puluhan data tergantung waktu sampling yang dibuat dan lamanya proses monitoring.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain :
1. Telah berhasil dirancang sebuah alat yang dapat memantau dan mengukur suhu jarak jauh dengan suhu maksimal 150 0C dan jarak 100 m. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, pada alat ini dapat dilakukan proses monitoring dari perubahan suhu. Perubahan tersebut digambarkan dalam bentuk grafik dan angka, sehingga dapat dipantau secara langsung dan data dapat disimpan dalam format Microsoft excel.
2. Kesalahan rata-rata alat ini dibandingkan dengan alat ukur standar (termometer digital) sebesar 1,82 %.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :
1. Pemilihan sensor sebaiknya memiliki data sheet yang jelas, sehingga karakteristik sensor dapat diketahui.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sensor Suhu Termokopel tipe K
Termokopel yang digunakan pada penelitan ini menggunakan termokopel tipe K yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 Termokopel tipe K
Termokopel ini merupakan termokopel yang biasa digunakan dalam berbagai kegiatan industri. Selain harganya yang murah, termokopel ini juga mempunyai jangkauan yang cukup tinggi. Pembaca sensor termokopel tipe K ini memiliki batas suhu antar -200 oC sampai +1200 oC. Termokopel ini berbahan dasar Chromel dan Alumel yang mempunyai sensitivitas rata-rata 41 µV/oC. (Data
sheet acquired from Harris Semiconductor. 2010)
serta penggolongan dari termokopel sendiri sudah diatur oleh Instrument Society
of America (ISA). Termokopel dibangun berdasarkan Asas Seeback dimana bila
dua jenis logam yang berlainan disambungkan ini akan menjadi rangkaian tertutup sehingga perbedaan temperature pada sambungan akan menimbulkan beda potensial listrik pada kedua logam tersebut, selanjutnya akan dibaca oleh alat ukur temperatur. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan langsung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. (Rachman Soleh dkk, 2012)
2.2Modul RS485
yaitu DE dan RE. Apabila kaki DE berlogika 0 dan RE berlogika 0, maka SN75176 berfungsi sebagai penerima data sedangkan bila kaki DE berlogika 1 dan RE berlogika 1 maka SN75176 berfungsi sebagai pengirim.
Gambar 2.2 Komunikasi Data Master dan 32 Slave
Sistem komunikasi dengan menggunakan RS485 ini dapat digunakan untuk komunikasi data antara 32 unit peralatan elektronik hanya dalam dua kabel saja. Selain itu, jarak komunikasi dapat mencapai 1,2 Km dengan digunakannya kabel AWG-24 twisted pair. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
INPUT
peralatan tersebut harus menolak atau mengabaikan data tersebut. Namun bila Slave ID yang dikirimkan sesuai dengan ID dari peralatan elektronik yang menerima, maka data selanjutnya akan diambil untuk diproses lebih lanjut. (Delta-electronic, 2007).
Komunikasi serial RS485 menggunakan sepasang kabel untuk mengirimkan satu sinyal. Tegangan antara kedua kabel saluran selalu berlawanan. Logika ditentukan dari beda tegangan antara kedua kabel tersebut. SN75176 merupakan IC multipoint RS485 transceiver. Di dalam SN75176 terdapat sebuah driver dan receiver seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bagan IC SN75176
SN75176 dapat mendukung 32 unit paralel dalam satu jalur. Sensitivitas tegangan input receiver 0,2 V dan jarak maksimum 4000 feet. Pada mode pengiriman (transmitting), kaki enable kirim DE diberi logika 1. Keluaran A dan B ditentukan oleh masukan driver D, dimana keluaran A akan sesuai dengan logika driver D, sedangkan B berkebalikan. Jika input D berlogika 1, maka output A akan bertegangan 5 Volt dan output B 0 Volt. Sebaliknya jika input D berlogika 0 maka output A bertegangan 0 Volt dan output B 5 Volt. Pada mode penerimaan (receiving), kaki enable terima RE diberi logika 0. Output receiver R ditentukan oleh tegangan diferensial antara input A dan B (VA - VB). Jika tegangan diferensial VA - VB lebih besar dari +0,2 Volt, maka receiver R akan berlogika 1, sedangkan jika VA - VB lebih kecil dari -0,2 Volt maka receiver R akan berlogika 0. Untuk tegangan VA - VB antara -0,2 Volt sampai +0,2 Volt, maka level logika keluaran tidak terdefinisi. Mode pengiriman dan penerimaan data SN75176 ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan 2.2.
DIFFERENTIAL
Tabel 2.2 Penerimaan data (receiving)
H = High Level, L = Low Level, x = Irrelevant, Z = high impedance (off), ?
= Indeterminate
Jika terdapat gangguan listrik yang menimpa saluran transmisi, maka induksi tegangan gangguan akan diterima kedua kabel saluran sama besar. Karena
Receiver membandingkan selisih tegangan antara dua kabel saluran, maka induksi
tegangan tidak akan berpengaruh pada output. Dengan kemampuan menangkal gangguan yang sangat baik ini, RS485 bisa dipakai untuk membangun saluran transmisi jarak jauh sampai 4000 feet dengan kecepatan tinggi. (Sivakumar, 2008).
tersebut harus menolak atau mengabaikan data tersebut. Namun bila Slave ID yang dikirimkan sesuai dengan ID dari peralatan elektronik yang menerima, maka data selanjutnya akan diambil untuk diproses lebih lanjut.
Gambar 2.4 Grafik kecepatan transfer data vs panjang kabel data
(T. Abdul, 2007) 2.2.1 MAX 232
Max232 merupakan salah satu perangkat yang berfungsi sebagai antarmuka (interfacing) komputer ke peralatan luar dengan pengiriman data secara serial (per bit). Recomended Standard Number 232 digunakan dengan data biner serial yang ditransmisikan untuk berkomunikasi dengan peralatan lain. Standar komunikasi Max232 adalah standard komunikasi serial paling umum digunakan terutama dalam komputer IBM PC dan peralatan lain yang kompatible. Komunikasi serial Max232 dijalankan dengan menggunakan perangkat standart yang berhubungan dengan dua tipe peralatan yaitu dataterminal equipment (DTE) dan data
communication terminating (DCE). Proses transfer data secara serial memerlukan
Max232 merupakan kombinasi untai-untai yang paling popular karena tidak hanya menghubungkan terminal modem, tetapi juga digunakan untuk menghubungkan periferial ke terminal serta untuk menghubungkan piranti data pada sebuah gedung jika digunakan line driver dan line receiver sebagai penggganti modem. Karakteristik elektris yang dimilki EIA-232 menspesifikasikan bahwa untai-untai tak seimbang digunakan dengan tegangan positif antara +3 sampai +25V. Pada tegangan ini isyarat dikenal sebagai biner 0 atau ON atau space. Sedangkan tegangan -3 sampai -25 v menyatakan biner 1 dan keadaan OFF atau Mark. Sedangkan tegangan antara -3 sampai +3 V disebut sebagai daerah transisi yang besaran tegangannya tidak berlaku atau
invalid.(Rahmat, 2006).
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer lengkap dalam satu chip. Lengkap dalam artian memiliki unit CPU, port I/O (paralel dan serial), timer, counter, memori RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, dan memori ROM tempat dari mana perintah yang akan dieksekusi. Dan merupakan suatu komponen elektronik kecil yang mengendalikan operasi komponen elektronik lain pada suatu sirkuit elektronik.
2.3.1 Mikrokontroler AVR Atmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535 merupakan mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS dengan konsumsi daya rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC AVR. Dengan eksekusi intruki yang sebagian besar hanya menggunakan suatu siklus
clock, ATmega 8535 mencapai throughput sekitar 1 MIPS per MHZ yang
mengizinkan perancang sistem melakukan optimasi konsumsi daya verus kecepatan pemrosesan.
2.3.2 Arsitektur AVR ATmega 8535
siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus
clock. Selain itu AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing).
Secara garis besar arsitektur mikrokontroler ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut :
1. Port I/O 32 bit, yang dikelompokkan dalam Port A, Port B, Port C dan Port D.
2. Analog to Digital Converter 10-bit sebanyak 8 input. 3. Timer/counter sebanyak 3 buah dengan compare mode. 4. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memory Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write. 7. Interupsi Internal maupun eksternal.
8. Port Komunikasi SPI.
9. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 10.Analog Comparator.
11.Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
12.PORT USART untuk komunikasi serial.
Media penyimpan program berupa flash memory, sedangkan penyimpan data berupa SRAM (Static Random Acces Memory) dan EEPROM (Electrical
Erasable Programmable Read Only Memory). Untuk komunikai data tersedia
fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface), USART (Universal Shynchronous and
Asyncrhonous Serial Receiver and Transmitter), serta TWI (Two-wire Serial
Interface). Di samping itu terdapat fitur tambahan, antara lain AC (Analog
Comparator), 8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Converter), 3 buah
Timer/Counter, WDT (Watchdog Timer), manajemen penghematan daya (Sleep
Mode), serta osilator internal 8 Mhz. seluruh fitur terhubung ke bus 8 bi. Unit
2.3.3 Konfigurasi pin Mikrokontroler ATmega 8535
Di bawah merupakan konfigurasi pin mikrokontroler AVR ATmega 8535 yaitu : 1. VCC : merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan pin catu
daya.
2. GND : merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7 : merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu timer/counter, komparator analog dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, input ADC dan Timer
Oscilator.
6. Port D (PD0..PD7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
7. RESET : merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 : merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10.AREF : merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.3.4 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535
Untuk keterangan lebih lanjut dibawah ini merupakan sebuah tabel yang menjelaskan konfigurasi pin mikrokontroler ATmega 8535 secara rinci, yaitu:
Tabel 2.3 Deskripsi pin-pin AVR ATmega8535
No.Pin Nama Pin Keterangan
10 VCC Catu daya
dengan masukan analog ke ADC 8 kanal
1-7 Port B : PB0 – PB7
Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
up resistor.Fungsi lain dari port ini masing
masing adalah :
PB0 : To (timer/counter0 external counter input)
PB1 : T1 (timer/counter1 external conter input)
PB2 : AIN0 (analog comparator positive input)
PB3 : AIN1 (analog comparator positive input)
PB4 : SS (SPI slave select input)
PB5 : MOSI (SPI bus master input/slave input)
14-21 Port D : PD0 – PD7
Port I/O dua arah dilengkapi internal pull up resistor. Fungsi lain dari port ini masing masing adalah :
PD0 : RXD (UART input line) PD1 : TXD (UART input line)
PD2 : INT0 (eksternal interrupt 0 input) PD3 : INT 1 (eksternal interrupt 1 input) PD4 : OC1B ( timer/counter 1 output
PD7 : OC2 (timer/counter2 output compare match output)
9 RESET Masukan reset. Sebuah reset terjadi jika pin ini diberi logika low melebihi periode minimum yang diperlukan.
13 XTAL 1 Masukan ke inverting oscillator amplifier dan masukan ke rangkaian internal clock.
12 XTAL 2 Keluaran dari inverting oscillator amplifier
30 AVCC Catu daya untuk port A dan ADC
31 AGND Analog Ground
32 AREF Refrensi masukan analog untuk ADC
2.3.5 Peta Memori ATmega 8535
dilengkapi dengan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only
Memory) untuk penyimpanan data tambahan yang bersifat non-volatile. Memori
EEPROM ini mempunyai lokasi yang terpisah dengan sistem register alamat, register data dan register kontrol yang dibuat khusus untuk EEPROM.
2.3.5.1 Memori Program dan Data
Mikrokontroler ATmega 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable
Flash Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, memori
program dibagimenjadi dua bagian yaitu (1) Boot Flash Section dan (2)
Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk meyimpan
program Boot Loade, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan. Application Flash Section digunakan untuk menyimpan progam aplikasi yang dibuat pengguna. Mikrokontroler AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum menjalankan Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat diprogram dari 128 word sampai 1024
word tergantung setting pada konfigurasi bit di-register BOOTSZ. Jika Boot
Loader diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah
aman.
Memori data dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Terdapaat 32 register keperluan umum (general purpose register_GPR biasa disebut register file di dalam teknologi RISC)
2. Terdapat 64 register untuk keperluan input/output (I/O register)
3. Terdapat 512 byte SRAM internal. Selain itu, terdapat pula EEPROM 512
byte sebagai memori data yang dapat diprogram saat beroperasi. I/O
Gambar 2.7 Memori AVR ATmega8535
2.3.6 Status Register
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.
Gambar 2.8 Status Register
1. Bit7 I (Global Interrupt Enable), Bit harus di Set untuk meng-enable semua jenis interupsi.
4. Bit4 S (Sign Bit) merupakan hasil operasi EOR antara flag –N (negative) dan flag V (complement overflow).
5. Bit3 V (Two’s Component Overflow Flag) Bit ini berfungsi untuk
2.4 Penguat Tegangan IC LM 324
Gambar 2.9 Simbol Penguat Operasional
2.4.1 Karakteristik Ideal Penguat Operasional
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
a. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = - ∞ b. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOf = 0
c. Hambatan masukan (input resistance) R I = ∞ d. Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0 e. Lebar pita (band width) BW = ∞
f. Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik g. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis, yang tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.
2.4.1.1 Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka
penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = v0 / Vin = - ∞ (2.1) AVOL = V0 / (V1 – V2) = - ∞ (2.2) Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan masukan Vin . Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vin . Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
2.4.1.2 Tegangan Ofset Keluaran
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOf adalah nilai tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vin = 0. Secara ideal, nilai VOf = 0 Volt. Op Amp yang dapat memenuhi nilai tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode
rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan
dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOf biasanya bernilai sedikit di atas 0 Volt. Apalagi tidak digunakan umpan balik maka nilai VOf akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan kejenuhan (saturasi) pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapkan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vin = 0, tegangan keluaran VO = 0.
2.4.1.3 Hambatan Masukan
Nilai ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negative (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat. Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
2.4.1.4 Hambatan Keluaran keluaran yang kecil sangat diharapkan. Dalam kondisi praktis nilai hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka nilai hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
2.4.1.5 Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari nilai tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan. Sebagian besar Op Amp serba guna memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.
keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal nilai waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah. Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew
rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan
masukan tersebut umumnya disertai dengan overshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi tunak (steady state). Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
2.4.2 Implementasi Penguat Operasional
Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan menggunakan penguat operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus bekerja sebagai penguat. Berikut ini adalah konfigurasi Op Amp yang bekerja sebagai penguat:
Gambar 2.10 Penguat Noninverting Sederhana
Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non inverting. Penguat tersebut dinamakan penguat noninverting karena masukan dari penguat tersebut adalah masukan noninverting dari Op Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan sinyal keluarannya. Adapun besar penguatan dari penguat ini dapat dihitung dengan rumus:
AV = (R1+R=2)/R1 (2.3)
AV = 1 + R2 / R1 (2.4)
Sehingga :
Selain penguat noninverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting. Dari penamaannya, maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis ini,diterapkan pada masukan inverting dari Op Amp, yaitu masukan dengan tanda “−“. Sinyal masukan dari pengaut inverting berbeda fasa sebesar 180o dengan sinyal keluarannya. Jadi jika ada masukan positif, maka keluarannya adalah negatif. Berikut ini adalah skema dari penguat inverting:
Gambar 2.11 Penguat Inverting Sederhana
Penguatan dari penguat di atas dapat dihitung dengan rumus:
AV = − R2 / R1 (2.6)
Sehingga:
VO = − ( R2 /R1 )Vi (2.7)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, perkembangan sains dan teknologi berkembang dengan sangat pesat yang mencakup dalam berbagai bidang. Dewasa ini dalam proses produksi dan teknologi, perkembangan proses kontrol, otomasi, kualitas kontrol, peningkatan masalah keamanan menjadi aspek yang harus diprioritaskan. Beberapa aspek tersebut membutuhkan kualitas sensor, karakteristik dan pendekatan ukuran aplikasinya. Sensor yang dibuat harus mempunyai kriteria tertentu dan memiliki sensitiftas yang tinggi sehingga data yang dihasilkan cukup representatif agar dapat diolah menjadi suatu data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria instrumentasi yang harus dimiliki alat ukur adalah dari sisi akurasi, reliabilitas, interchangebility, biaya dan keamanan.
Temperatur adalah besaran lingkungan yang sering diukur, karena memliki pengaruh besar pada besaran fisik, listrik, kimia, mekanik maupun biologi. Sensor suhu yang ada mempunyai berbagai karakteristik dan spesifikasi sendiri-sendiri, sebagai contoh termokopel, memiliki beberapa tipe yang masing-masing tipe memiliki karakteristik tertentu.
Oleh karena itu untuk mendukung proses aplikasi penggunaan termokopel maka dilakukanlah penelitan yang berjudul “SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI SECARA REAL TIME DENGAN JARAK
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini. Diantaranya:
1. Bagaimana merancang alat untuk mendeteksi suhu tinggi dengan sensor suhu dan mengirimnya ke pusat pemantauan.
2. Bagaimana merancang rangkaian kontrol untuk membaca sensor, mengkalibrasi dan mengirim data tersebut ke server.
3. Bagaimana merancang koneksi sistem komunikasi data dengan RS485 agar data dapat dikirim ke server.
4. Bagaimana merancang software untuk sistem agar dapat bekerja sesuai fungsinya.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka perlu ada pembatasan masalah penelitian :
1. Rancangan menggunakan kontroler AVR ATMega8535 sebagai pengendali sistem.
2. Rancangan menggunakan sistem komunikasi data RS485 sebagai media mengirim data.
3. Rancangan menggunakan bahasa pemograman C dan editor CV AVR untuk memprogram mikrokontroler ATMega8535.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Membuat alat untuk sistem pemantauan dan pengukuran suhu tinggi secara real time dengan jarak jauh berbasis mikrokontroler dan tampilan PC.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat dari alat yang telah dibuat adalah untuk memberikan data hasil pengukuran terhadap suhu tinggi secara real time.
2. Dapat melakukan pemantauan secara real time dan data dapat dianalisa dalam bentuk grafik serta disimpan dalam berupa data base.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran dalam mempermudah serta memahami tentang sistematika kinerja dari alat SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI SECARA REAL TIME DENGAN JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER DAN TAMPILAN PC, maka penulis menulis skripsi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang sensor suhu Termokopel tipe K, Modulator RS485, MAX232, mikrokontroler ATMega8535, dan lain-lain.
BAB 3 : PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan dibahas perancangan dari alat , yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir.
BAB 4 : HASIL DAN ANALISIS
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari penelitian ini serta saran yang berkaitan dengan seluruh proses perancangan dan pembuatan tugas akhir ini.
SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI SECARA REAL TIME DENGAN JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER
DAN TAMPILAN PC
ABSTRAK
Telah dirancang sistem pemantauan dan pengukuran suhu tinggi secara real time dengan jarak berbasis mikrokontroler dan tampilan PC. Pusat kontrol dari sistem ini adalah mikrokontroler ATMega8535. Alat ini terdiri dari sensor termokopel tipe K untuk mengukur suhu, Modul RS485 sebagai modulator dan demodulator signal digital, MAX232 sebagai komunikasi serial untuk menghubungkan RS485 ke PC, PC (Personal Computer) untuk menampilkan data hasil pada display berupa grafik dan nilai suhu. Prinsip kerja alat ini secara umum adalah sistem dihubungkan ke sumber tegangan PLN dengan menggunakan adaptor, Pada saat sistem diaktifkan, mikrokontroler akan membaca suhu melalui sensor termokopel. Tegangan yang dihasilkan oleh sensor dikalibrasi oleh mikrokontroler ATMega8535. Kemudian dikeluarkan secara serial ke modul RS485. Modul RS485 kemudian mengirim data tersebut melalui kabel khusus ke modul RS485 lainnya. Modul RS485 pada ujung kabel terhubung pada sebuah PC. PC kemudian menampilkan data pada display monitoring sistem telemetri suhu.
MONITORING SYSTEM AND MEASUREMENT OF HIGH TEMPERATURE IN REAL TIME WITH LONG DISTANCE BASED
MICROCONTROLLER AND PC DISPLAY
ABSTRACT
Has been designed a monitoring system and measurement of high temperature in real time with long distance based microcontroller and pc display. The control center of this system is a microcontroller ATMega8535. This device consists of a K-type thermocouple sensors to measure temperature, RS485 module as a digital signal modulator and demodulator, MAX232 as an RS485 serial communication for connecting to PC, PC (Personal Computer) to display data on a display result in the form of graphs and temperature values. The working principle of this device is generally connected to the system voltage source PLN using an adapter, When the system is activated, the microcontroller will read the temperature through a thermocouple sensor. The voltage generated by the sensor is calibrated by microcontroller ATMega8535. Then issued to the serial RS485 module. RS485 module then send that data via a special cable RS485 module to another. RS485 module at the end of the cable connected to PC. PC then displays the data on display monitoring telemetry system temperature.
SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI SECARA
REAL TIME DENGAN JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER
DAN TAMPILAN PC
SKRIPSI
IVAN ANGGIA SITOHANG
120801077
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI SECARA
REAL TIME DENGAN JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER
DAN TAMPILAN PC
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
IVAN ANGGIA SITOHANG
120801077
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Sistem Pemantauan dan Pengukuran Suhu Tinggi Secara
Real Time dengan Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler
dan Tampilan PC
Kategori : Skripsi
Nama : Ivan Anggia Sitohang
Nomor Induk Mahasiswa : 120801077
Program Studi : Sarjana (S1) Fisika
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di
Medan, September 2016
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
(Dr. Bisman Perangin-angin M.Eng, Sc) (Dr. Marhaposan Situmorang) NIP. 195609181985031002 NIP. 195510301980031003
Disetujui Oleh
Departemen Fisika FMIPA USU Ketua,
PERNYATAAN
SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI
SECARA REAL TIME DENGAN JARAK JAUH BERBASIS
MIKROKONTROLER DAN TAMPILAN
PC
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, September 2016
PENGHARGAAN
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap kasih karunia dan rahmat-Nya yang begitu besar, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Sistem Pemantauan dan Pengukuran Suhu Tinggi Secara Real Time dengan Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler dan Tampilan PC”, yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
Selama pembuatan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan masukkan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu dengan segala kerendahan hati izikanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Bisman Perangin-angin M.Eng.Sc dan Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan kepercayaan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian hingga penyelesaian penulisan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Takdir Tamba M.Eng.Sc dan Bapak Junedi Ginting, M.Si selaku
Dosen Penguji yang memberikan saran dan masukan demi perbaikan skripsi yang lebih bagus.
3. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Ketua Departemen Fisika, dan Drs.Syahrul Humaidi, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Fisika FMIPA USU, Kak Tini, Bang Johaidin dan Kak Yuspa selaku staf Departemen Fisika, seluruh dosen, staf dan pegawai Departemen Fisika FMIPA USU yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Kedua orangtua saya yang tercinta Ayahanda Janen Sitohang dan Ibunda Benta Nainggolan yang memberikan cinta kasih, doa, semangat, motivasi, dan nasehat yang luar biasa tak ternilai bagi saya, serta kakak dan adik saya Irma Mariany Sitohang dan Irwan Noviardi Sitohang yang selalu memberikan doa, kasih sayang, perhatian dan dukungan kepada saya selama menyelesaikan skripsi ini.
Permata Sari, Fitry Silaban, Carmelita Oktoriani Simanjuntak, Eni Indriani Sinaga, Zefanya Pardosi, Wils Osvaldo Bangun, Franki L.A.Sitinjak, Cyndi Rointan P, M. Ari Fahril, Ivo Zoel Sembiring, Muhammad Fauzy, Cut Hani Safira, Dewi Suryani, Riris Julita Tambunan, Muslim Ali, Mia Aulia Dhika, Mareanus Mendrofa, Mhd.Sabran Abbas, Rudi, Muhammadin Hamid, Melpa Simamora, Erza Setya Dana, Miftah Habibi, Marta Masniary Nainggolan, Benget L. Hutagaol, Josapat Simangunsong, Diego Van Castro, Roby Yetsun Jaya, Elisabeth F Sinaga, Ilhamsyah Lubis, Dodi Eriza, Santa Simanjuntak, Sulistra Simamora, Tania Christiyanti, Mutia Rizki Lubis, Amar Hara Chaniago, Sri Hani, Abdul Halim, Komting Muhammad Iqbal, Frisanto Simbolon, Rina Apulina Bukit, Kristriarawati, Firman Lamsyah, Eltrisman A.S. Ndruru, Rahmad S. Nasution, M. Taufik , Karyaman H. Zebua, Toby E. L.Batu, Kartika Ermawan, Lyana Amirani, Betaria Siahaan, Hafsah Khairunnisa, Yoel Sitanggang, Leonardo Tamba, Zippo B. Sijabat, Novia Ginting, Lagito, Deny A. Pandiangan, Eduardo Silalahi. Untuk 4 tahun perjalanan kuliah kita selama ini terima kasih untuk semua dukungan, semangat, cerita dan pengalaman yang kita lewati bersama. Kalian tidak akan pernah terlupakan.
6. Teman-taman asisten Laboratorium Elektonika Lanjutan Kak Ketty, Cyndi, Mutia, Josapat, Sri Rahayu, Tahi Sinambela, Yupa, dan Arnita. Terima Kasih untuk semua dukungan, semangat, cerita, dan semua yang sudah kita kerjakan bersama di Laboratorium ELAN, kalian tidak akan pernah terlupakan.
7. Abang-kakak senior dan adik-adik stambuk, 2014, 2015, serta seluruh keluarga besar Ikatan Mahasiswa Fisika (IMF).
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini, dengan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SUHU TINGGI SECARA REAL TIME DENGAN JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER
DAN TAMPILAN PC
ABSTRAK
Telah dirancang sistem pemantauan dan pengukuran suhu tinggi secara real time dengan jarak berbasis mikrokontroler dan tampilan PC. Pusat kontrol dari sistem ini adalah mikrokontroler ATMega8535. Alat ini terdiri dari sensor termokopel tipe K untuk mengukur suhu, Modul RS485 sebagai modulator dan demodulator signal digital, MAX232 sebagai komunikasi serial untuk menghubungkan RS485 ke PC, PC (Personal Computer) untuk menampilkan data hasil pada display berupa grafik dan nilai suhu. Prinsip kerja alat ini secara umum adalah sistem dihubungkan ke sumber tegangan PLN dengan menggunakan adaptor, Pada saat sistem diaktifkan, mikrokontroler akan membaca suhu melalui sensor termokopel. Tegangan yang dihasilkan oleh sensor dikalibrasi oleh mikrokontroler ATMega8535. Kemudian dikeluarkan secara serial ke modul RS485. Modul RS485 kemudian mengirim data tersebut melalui kabel khusus ke modul RS485 lainnya. Modul RS485 pada ujung kabel terhubung pada sebuah PC. PC kemudian menampilkan data pada display monitoring sistem telemetri suhu.
MONITORING SYSTEM AND MEASUREMENT OF HIGH TEMPERATURE IN REAL TIME WITH LONG DISTANCE BASED
MICROCONTROLLER AND PC DISPLAY
ABSTRACT
Has been designed a monitoring system and measurement of high temperature in real time with long distance based microcontroller and pc display. The control center of this system is a microcontroller ATMega8535. This device consists of a K-type thermocouple sensors to measure temperature, RS485 module as a digital signal modulator and demodulator, MAX232 as an RS485 serial communication for connecting to PC, PC (Personal Computer) to display data on a display result in the form of graphs and temperature values. The working principle of this device is generally connected to the system voltage source PLN using an adapter, When the system is activated, the microcontroller will read the temperature through a thermocouple sensor. The voltage generated by the sensor is calibrated by microcontroller ATMega8535. Then issued to the serial RS485 module. RS485 module then send that data via a special cable RS485 module to another. RS485 module at the end of the cable connected to PC. PC then displays the data on display monitoring telemetry system temperature.
DAFTAR ISI
2.3.4 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler
Bab 3. Perancangan Sistem
4.4 Pengujian Tampilan Grafik Pengukuran Suhu
dan Alarm Pada PC 37
4.5 Perbandingna Pengukuran Suhu antara Alat dengan
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Pengiriman data (transmitting) 9 Tabel 2.2 Penerimaan data (receiving) 9
Tabel 2.3 Deskripsi pin-pin AVR ATmega 8535 15
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran pada Sensor
Suhu Termokopel 34
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran pada Rangkaian Modulasi RS485 36 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran pada Rangkaian Penguat
Tegangan IC LM 324 37
Tabel 4.5 Hasil Perbandingan Pengukuran Suhu anatara Alat
dengan Alat Ukur Standar (Termometer Digital) 44
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Judul Halaman 1. Listing Program dari seluruh sistem 52 2. Listing program visual basic untuk menampilkan
grafik suhu dan alarm pada PC 56
3. Gambar Komponen 61
4. Gambar Alat Secara Keseluruhan 62