iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Kubus dan Balok di SMK MTs Swasta Miftahussalam Medan”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manulang, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ruhama S.Pdi selaku Kepala Sekolah MTs Swasta Miftahussalam Medan, Ibu Mariana, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika MTs Swasta Miftahussalam, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi MTs Swasta Miftahussalam yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis, terimakasih atas warna yang telah digoreskan di dalam perjuangan ini.
v
sebagai motivasi dalam hidup ini “biarlah satu diantara kita ada yang berhasil”. Terimakasih untuk Hasili Rizkiyah Ritonga S.Pd yang telah mengisi kekosongan hati ini sehingga terus selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Terima kasih kepada abangda Herry Ramadhan S.E yang menjadikan penulis sebagai anak asuhnya, atas abangda juga penulis termotivasi untuk terus bergerak menuju kesuksesan. Terimakasih kepada Abangda Badzlan Darari, M.Pd yang telah memberi banyak masukan, Dian Bastian Guci, Azizah octoerina Hsb. Chairul Riva’I, Damayanti KW, Dinar Kristina Lubis, Anggi Maulida Hanum, Andika Sura Prasetya, Arifah Abriana NST, Afifah Zahra Octaviani, Syahmidun, berkat kalian semua penulis bisa sejauh ini, terima kasih atas warna yang telah kalian berikan dalam sela-sela perjuangan ini, terimakasih juga kepada the katrok girls Adelina Sari Hrp, Betty rumondang, Dori, Adha, dan adriani, Agustina, terima kasih juga kepada Aidil and The Harim (isti, yunda, sulasmi, fathul), Ciri Giring-giring, Campur Sari serta anak Dik A 2010 lainya sebagai teman-teman seperjuangan. Terimakasih kepada kakanda, dan adinda di Jurusan Matematika FMIPA UNIMED. Teman-teman PPLT SMK Swasta YPT Brandan Tahun 2013. Teman-teman seperjuangan di kepengurusan HMI Komisariat FMIPA UNIMED Periode 2012-2013. Dan semua sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2015 Penulis,
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA
SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS SWASTA MIFTAHUSSALAM MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Abdurrohman Lubis (NIM : 4103111002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok, (2) Mengetahui Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan balok, (3) Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di kelas di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Perbedaan perlakuan pada siklus I dan siklus II terletak pada tahap membimbing penyelidikan. Pada siklus I dibimbing secara individu, sedangkan siklus II dibimbing secara individu dan kelompok. Setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan penalaran sebanyak 2 soal.
Dari hasil tes awal diketahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa 54,81dengan presentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 46,875% dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa meningkat menjadi 65,82 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 56,25% dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus II, rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa meningkat menjadi 76,10 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 88,24% dari jumlah siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan penalaran siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk
vi
2.1.1.3. Pengertian Berpikir Kreatif 10
2.1.1.4. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif 13
2.1.1.5. Berpikir Kreatif dalam Matematika 14
2.1.2. Pembelajaran Matematika 15
2.1.3. Model Pembelajaran 18
2.1.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.3.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20 2.1.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 22 2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis
Masalah 23
2.2. Kubus dan Balok 24
2.2.1 Luas Permukaan dan Volume 24
2.2.1.1. Luas Permukaan Kubus dan Balok 24
2.2.1.2. Volume Kubus dan Balok 26
2.2.2. Pembelajaran Tabung dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26
2.3. Penelitian yang Relevan 28
vii
3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Kreatf Matematis 34
3.6.2 Observasi 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 39
4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 39
4.1.1.1 Permasalahan I 39
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tidandakan I 43
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 44
4.1.1.4 Observasi 45
4.1.1.5 Analisis Data I 49
4.1.1.5.1 Paparan Data 49
4.1.1.5.1.1 Analisis data hasil observasi perilaku guru dan aktivitas siswa 49 4.1.1.5.1.2 Analisis data tes kemampuan berfikir kreatif matematika I 50
4.1.1.6 Refleksi I 54
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 56
4.1.2.1 Permasalahan II 56
4.1.2.2 TahapPerencanaan Tindakan II 56
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 58
4.1.2.4 Observasi II 59
viii
4.1.2.4.2 Hasil Observasi Siswa II 61
4.1.1.5.3 Analisis Data II 62
4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika II 62
4.2 Temuan Penelitian 65
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 66
4.4 Penelitian yang Relevan 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 69
5.2 Saran 70
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah 24 Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan berpikir Kreatif 35 Tabel 3.2. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 38 Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif pada Tes Awal 39 Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal Berdasarkan
Indikator Kemampuan Berfikir Kreatif 40 Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal 41 Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I 50 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator
Kemampuan Berfikir Kreatif pada Siklus I 51 Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa pada Tes Kemampuan Berfikir Kreatif I 52 Tabel 2.7. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I 63 Tabel 2.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Jaring-jaring kubus 25
Gambar 2.2 Jaring-jaring kubus 25
Gambar 2.3 Volume balok 26
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 34 Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Awal 40 Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Siklus I 51 Gambar 4.3 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan
manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya diperlukan
sumber daya manusia yang berkreativitas yang dibentuk melalui proses
pendidikan. Hal serupa juga ditekankan Munandar (2009:17) yang
mengungkapkan bahwa :
Pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu di lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra-sekolah. Secara eksplisit dinyatakan pada setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang pembangunan.
Pembahasan berpikir kreatif tidak pernah terlepas dengan kreativitas.
Amabile (dalam Amarta, 2013:19) menyatakan bahwa: “kreativitas terdiri
dari tiga komponen yaitu keahlian (expertise), keterampilan berpikir kreatif
(creative thinking skill), dan motivasi.”
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang mampu memecahkan
masalah dengan cara orisinil dan berguna. Namun, dalam bidang pendidikan
berpikir kreatif jarang dilatih dan dikembangkan. Kreativitas diasumsikan
sebagai sifat yang telah ada semenjak lahir, sebagai bakat yang hanya
diperuntukkan untuk orang-orang tertentu, sehingga diasumsikan pendidikan
tidak memiliki pengaruh terhadap kreativitas. Hal serupa juga diungkapkan Amarta (2013:14) bahwa : “Sebagian masyarakat telah mempersempit arti kreativitas, di mana kreativitas hanya diperuntukkan bagi para pekerja seni,
2
Dunia pendidikan tidak akan terlepas dari pendidikan matematika di
sekolah. Matematika digunakan dalam sarana untuk memecahkan masalah
dalam mata pelajaran lain. Sihombing dan Ika (dalam Tim Dosen MKTK 2013:31) menyatakan “matematika dikenal sebagai ‘pelayan’ bagi disiplin ilmu lainnya, karena banyaknya konsep matematika yang diterapkan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena dalam disiplin ilmu”.
Umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika tidak
ada kaitannya sama sekali. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan
yang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat
diabaikan potensi kreativitasnya. Kreatif bukanlah sebuah ciri yang hanya
ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Desyandri (2008
:16): “Belajar matematika juga membutuhkan bahasa untuk mengerti
soal-soal atau mengerti logika juga imajinasi dan kreativitas.”
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII MTs Swasta
Miftahussalam, kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada
kenyataannya belum dapat dikembangkan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Hal tersebut karena guru umumnya terlalu
berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal-soal rutin dengan
mengaplikasikan rumus saja. Kegiatan pembelajaran matematika masih
berpusat pada guru, menggunakan metode ceramah, siswa pasif, pertanyaan
dari siswa jarang muncul, dan aktivitas kelas didominasi dengan kegiatan
mencatat atau menyalin dan sepengetahuan peneliti belum pernah
diterapkannya pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di
kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan. Ansari (2009:3) menyatakan
bahwa
3
Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan Herman (2006:3) yakni :
Kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru tidak mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi tetapi hanya mengakomodasi pemikiran tingkat rendah, seperti mengingat dan mengaplikasikan rumus.
Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru
matematika kelas VIII-1 MTs Miftahussalam Medan yakni ibu Mariana
menyatakan bahwa:
Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Ansari (2009:3) bahwa “Jika siswa diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”.
Selain itu peneliti juga mengadakan studi pendahuluan kepada siswa
kelas VIII-1 MTs Swasta Miftahussalam Medan. Pemberian tes diagnostik
kemampuan berpikir kreatif pada 32 orang siswa, diperoleh rata-rata
kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.
Pembelajaran konvensional tidak mampu menolongnya dari masalah
karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang
dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam
menjawab suatu persoalan siswa sering setuju pada satu jawaban yang paling
benar dan menyelesaikan soal dengan mengikuti langkah yang ada di buku
paket atau cara yang telah ada tanpa mampu memikirkan kemungkinan
jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah
tersebut, yang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak
menantang, dan sulit untuk mencapai target yakni menggali kreativitas siswa.
Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul, terutama berkaitan
dengan praktek pembelajaran matematika di kelas dan pentingnya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika, maka upaya inovatif
4
dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Fokus utama
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan guru
sebagai perancang dan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat
kesempatan untuk memahami dan memaknai matematika melalui aktivitas
belajar.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dimulai dengan adanya masalah,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka
ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah
tersebut. Hal ini didukung oleh Duch (dalam Riyanto, 2010:285) menyatakan
bahwa:
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada tantangan ‘belajar untuk belajar’. Siswa aktif bekerja sama didalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan. Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk merumuskan, menganalisis, dan memecahkannya.
Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan permasalahan,
memberikan dorongan, memotivasi, dan menyediakan bahan ajar, serta
menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik dalam proses berpikir
kreatif matematika. Selain itu, guru juga memberikan dukungan dalam upaya
meningkatkan temuan dan perkembangan intelektual peserta didik. Pada
pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan proes
pemecahan masalah yang disajikan dengan menggali informasi
sebanyak-banyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada
bagaiman dia memposisikan dirinya dalam belajar. Pada pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata (fakta) yang disajikan diawal pembelajaran. Terlebih dulu adanya
langkah pemahaman mengenai masalah tersebut sehingga diperlukan
kemampuan berpikir kreatif, kemudian diselidiki untuk diketahui solusi dari
5
Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat mengenai hal tersebut di dalam penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi
Kubus dan Balok di MTs Swasta Miftahussalam Medan T.A 2014/2015”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam pembelajaran
matematika masih kategori rendah.
2. Kegiatan pembelajaran matematika belum mengakomodasi pengembangan
kemampuan berpikir kreatif matematika.
3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada
materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
4. Kegiatan pembelajaran kurang membosankan kurang bervariasi
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang
luas maka peneliti melakukan batasan masalah agar penelitian ini lebih
terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif metematika siswa pada materi kubus dan balok di Kelas VIII MTs
Swasta Miftahussalam Medan.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII
6
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan
balok?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan
balok setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII MTs Swasta
Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok
2. Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam
ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan
balok
3. Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa setelah
diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus
dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan
1.6.Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi siswa. Melalui model pembelajaran berbasis masalah diharapkan
siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika,
sehingga dapat, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa.
2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran
berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
7
3. Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang
berminat melakukan penelitian sejenis.
4. Bagi orang tua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada anak.
5. Bagi penulis. Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan
penulis dalam mengadakan penelitian ilmiah sebagai tenaga pendidik
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Amarta, Risye., (2013). Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta : Sinar Kejora,
Ansari, Bansui., (2009). Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh : Pena.
Aisyah, W., dkk., Pembelajaran Melalui Model PBL (Problem Based Learning)Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan. http://Wianti.multiply.com./journal/item/7
Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi. (2009). Penelelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Asmin dan Mansyur, A., (2012). Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Medan: Larispa Indonesia.
Daryanto., (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Desyandri., (2008). http://desyandri.wordpress.com/2008/12/24/menciptakan-
pembelajaranmatematika-yang-kreatif-dan-menyenangkan-pada-pendidikan-kelas-awal-sd/ (Diakses 14 Februari 2014).
Ferdiansyah, Fery., (2012), Pengertian Berpikir Kreatif Matematis:
http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatif-matematis.html (Diakses 03 Maret 2014).
Hamalik, O., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Happy, N., (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri Kasihan Bantul pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skripsi. UNY Yogyakarta
Herman, T., (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Laporan Penelitian.
UPI Bandung
Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta
72
Mawaddah, Inna, (2013), Definisi Berpikir Kreatif, http://innamawaddah.blogspot.com/2013/05/definisi-berpikir-kreatif.html
(Diakses 07 Februari 2014).
Munandar, Utami., (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Riyanto, Y., (2010). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Refrensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta : Penerbit Kencana
Rumah pena, (2012), Indonesia Tidak Kreatif Setuju?, http://pena.gunadarma.ac.id/indonesia-tidak-kreatif-setuju/ (Diakses 03 Maret).
Siswono & Haris, (2006), Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika:http://www.academia.edu/3750521/Menilai_Kreativitas_Sisw a_dalam_Matematika.
Slameto. (2010). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah :
a. memaksimalkan diskusi kelompok dengan menyusun siswa dengan tingkat
kemampuan yang heterogen sehingga siswa yang pintar dapat
mengajarkan yang kurang mampu.
b. Memberikan LAS kepada siswa agar siswa memiliki masalah untuk
didiskusikan.
c. Memberi reward bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa agar
belajar.
2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran berbasis
masalah adalah :
a. Siswa sering bertanya kepada guru dan juga teman diskusinya
b. Siswa lebih percaya diri menyajikan hasil karya dengan berkelompok
daripada menyajikanya sendiri.
c. Siswa lebih aktif bertanya kepada kelompok penyaji daripada guru.
d. Siswa semakin bersemangat ketika diberi hadiah.
3. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah meningkat dilihat dari hasil
pada siklus I rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh 18 orang
siswa (56,25%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan
perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 24 orang siswa (75%) yang
mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok
70
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran
matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran berbasis
masalah dengan penyelidikan secara berkelompok dan memberikan siswa
hadiah untuk menarik motivasi siswa.
2. Kepada siswa MTs Swasta Miftahussalam Medan khususnya siswa yang
berkemampuan berfikir kreatif matematika rendah agar lebih banyak
berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan
ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam
pembelajaran matematika.
3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang
sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan
yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok
jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat
sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini
dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan
pembelajaran dengan Model pembelajaran berbasis masalah dapat
berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir