• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI SMK MTS SWASTA MIFTAHUSSALAM MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI SMK MTS SWASTA MIFTAHUSSALAM MEDAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Kubus dan Balok di SMK MTs Swasta Miftahussalam Medan”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. M. Manulang, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ruhama S.Pdi selaku Kepala Sekolah MTs Swasta Miftahussalam Medan, Ibu Mariana, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika MTs Swasta Miftahussalam, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi MTs Swasta Miftahussalam yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis, terimakasih atas warna yang telah digoreskan di dalam perjuangan ini.

(3)

v

sebagai motivasi dalam hidup ini “biarlah satu diantara kita ada yang berhasil”. Terimakasih untuk Hasili Rizkiyah Ritonga S.Pd yang telah mengisi kekosongan hati ini sehingga terus selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Terima kasih kepada abangda Herry Ramadhan S.E yang menjadikan penulis sebagai anak asuhnya, atas abangda juga penulis termotivasi untuk terus bergerak menuju kesuksesan. Terimakasih kepada Abangda Badzlan Darari, M.Pd yang telah memberi banyak masukan, Dian Bastian Guci, Azizah octoerina Hsb. Chairul Riva’I, Damayanti KW, Dinar Kristina Lubis, Anggi Maulida Hanum, Andika Sura Prasetya, Arifah Abriana NST, Afifah Zahra Octaviani, Syahmidun, berkat kalian semua penulis bisa sejauh ini, terima kasih atas warna yang telah kalian berikan dalam sela-sela perjuangan ini, terimakasih juga kepada the katrok girls Adelina Sari Hrp, Betty rumondang, Dori, Adha, dan adriani, Agustina, terima kasih juga kepada Aidil and The Harim (isti, yunda, sulasmi, fathul), Ciri Giring-giring, Campur Sari serta anak Dik A 2010 lainya sebagai teman-teman seperjuangan. Terimakasih kepada kakanda, dan adinda di Jurusan Matematika FMIPA UNIMED. Teman-teman PPLT SMK Swasta YPT Brandan Tahun 2013. Teman-teman seperjuangan di kepengurusan HMI Komisariat FMIPA UNIMED Periode 2012-2013. Dan semua sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2015 Penulis,

(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA

SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS SWASTA MIFTAHUSSALAM MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Abdurrohman Lubis (NIM : 4103111002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui Strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok, (2) Mengetahui Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan balok, (3) Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di kelas di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Perbedaan perlakuan pada siklus I dan siklus II terletak pada tahap membimbing penyelidikan. Pada siklus I dibimbing secara individu, sedangkan siklus II dibimbing secara individu dan kelompok. Setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan penalaran sebanyak 2 soal.

Dari hasil tes awal diketahui rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa 54,81dengan presentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 46,875% dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa meningkat menjadi 65,82 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 56,25% dari jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus II, rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa meningkat menjadi 76,10 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 88,24% dari jumlah siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan penalaran siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan sehingga pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk

(5)

vi

2.1.1.3. Pengertian Berpikir Kreatif 10

2.1.1.4. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif 13

2.1.1.5. Berpikir Kreatif dalam Matematika 14

2.1.2. Pembelajaran Matematika 15

2.1.3. Model Pembelajaran 18

2.1.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.3.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20 2.1.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 22 2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis

Masalah 23

2.2. Kubus dan Balok 24

2.2.1 Luas Permukaan dan Volume 24

2.2.1.1. Luas Permukaan Kubus dan Balok 24

2.2.1.2. Volume Kubus dan Balok 26

2.2.2. Pembelajaran Tabung dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26

2.3. Penelitian yang Relevan 28

(6)

vii

3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Kreatf Matematis 34

3.6.2 Observasi 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 39

4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 39

4.1.1.1 Permasalahan I 39

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tidandakan I 43

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 44

4.1.1.4 Observasi 45

4.1.1.5 Analisis Data I 49

4.1.1.5.1 Paparan Data 49

4.1.1.5.1.1 Analisis data hasil observasi perilaku guru dan aktivitas siswa 49 4.1.1.5.1.2 Analisis data tes kemampuan berfikir kreatif matematika I 50

4.1.1.6 Refleksi I 54

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 56

4.1.2.1 Permasalahan II 56

4.1.2.2 TahapPerencanaan Tindakan II 56

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 58

4.1.2.4 Observasi II 59

(7)

viii

4.1.2.4.2 Hasil Observasi Siswa II 61

4.1.1.5.3 Analisis Data II 62

4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika II 62

4.2 Temuan Penelitian 65

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 66

4.4 Penelitian yang Relevan 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 69

5.2 Saran 70

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1.Tahapan-tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah 24 Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan berpikir Kreatif 35 Tabel 3.2. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 38 Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif pada Tes Awal 39 Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal Berdasarkan

Indikator Kemampuan Berfikir Kreatif 40 Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal 41 Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I 50 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator

Kemampuan Berfikir Kreatif pada Siklus I 51 Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa pada Tes Kemampuan Berfikir Kreatif I 52 Tabel 2.7. Deskripsi Hasil Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika I 63 Tabel 2.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Indikator

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jaring-jaring kubus 25

Gambar 2.2 Jaring-jaring kubus 25

Gambar 2.3 Volume balok 26

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas 34 Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Awal 40 Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator pada Tes Siklus I 51 Gambar 4.3 Diagram Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan

manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya diperlukan

sumber daya manusia yang berkreativitas yang dibentuk melalui proses

pendidikan. Hal serupa juga ditekankan Munandar (2009:17) yang

mengungkapkan bahwa :

Pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu di lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra-sekolah. Secara eksplisit dinyatakan pada setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang pembangunan.

Pembahasan berpikir kreatif tidak pernah terlepas dengan kreativitas.

Amabile (dalam Amarta, 2013:19) menyatakan bahwa: “kreativitas terdiri

dari tiga komponen yaitu keahlian (expertise), keterampilan berpikir kreatif

(creative thinking skill), dan motivasi.”

Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang mampu memecahkan

masalah dengan cara orisinil dan berguna. Namun, dalam bidang pendidikan

berpikir kreatif jarang dilatih dan dikembangkan. Kreativitas diasumsikan

sebagai sifat yang telah ada semenjak lahir, sebagai bakat yang hanya

diperuntukkan untuk orang-orang tertentu, sehingga diasumsikan pendidikan

tidak memiliki pengaruh terhadap kreativitas. Hal serupa juga diungkapkan Amarta (2013:14) bahwa : “Sebagian masyarakat telah mempersempit arti kreativitas, di mana kreativitas hanya diperuntukkan bagi para pekerja seni,

(11)

2

Dunia pendidikan tidak akan terlepas dari pendidikan matematika di

sekolah. Matematika digunakan dalam sarana untuk memecahkan masalah

dalam mata pelajaran lain. Sihombing dan Ika (dalam Tim Dosen MKTK 2013:31) menyatakan “matematika dikenal sebagai ‘pelayan’ bagi disiplin ilmu lainnya, karena banyaknya konsep matematika yang diterapkan untuk

menjelaskan fenomena-fenomena dalam disiplin ilmu”.

Umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika tidak

ada kaitannya sama sekali. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan

yang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat

diabaikan potensi kreativitasnya. Kreatif bukanlah sebuah ciri yang hanya

ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian

dari kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Desyandri (2008

:16): “Belajar matematika juga membutuhkan bahasa untuk mengerti

soal-soal atau mengerti logika juga imajinasi dan kreativitas.”

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII MTs Swasta

Miftahussalam, kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada

kenyataannya belum dapat dikembangkan dengan baik dalam kegiatan

pembelajaran matematika. Hal tersebut karena guru umumnya terlalu

berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal-soal rutin dengan

mengaplikasikan rumus saja. Kegiatan pembelajaran matematika masih

berpusat pada guru, menggunakan metode ceramah, siswa pasif, pertanyaan

dari siswa jarang muncul, dan aktivitas kelas didominasi dengan kegiatan

mencatat atau menyalin dan sepengetahuan peneliti belum pernah

diterapkannya pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus dan balok di

kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan. Ansari (2009:3) menyatakan

bahwa

(12)

3

Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan Herman (2006:3) yakni :

Kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru tidak mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi tetapi hanya mengakomodasi pemikiran tingkat rendah, seperti mengingat dan mengaplikasikan rumus.

Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru

matematika kelas VIII-1 MTs Miftahussalam Medan yakni ibu Mariana

menyatakan bahwa:

Siswa hanya mampu menyelesaikan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal yang diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal yang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.

Hal yang sama juga diungkapkan Ansari (2009:3) bahwa “Jika siswa diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”.

Selain itu peneliti juga mengadakan studi pendahuluan kepada siswa

kelas VIII-1 MTs Swasta Miftahussalam Medan. Pemberian tes diagnostik

kemampuan berpikir kreatif pada 32 orang siswa, diperoleh rata-rata

kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.

Pembelajaran konvensional tidak mampu menolongnya dari masalah

karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang

dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam

menjawab suatu persoalan siswa sering setuju pada satu jawaban yang paling

benar dan menyelesaikan soal dengan mengikuti langkah yang ada di buku

paket atau cara yang telah ada tanpa mampu memikirkan kemungkinan

jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah

tersebut, yang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak

menantang, dan sulit untuk mencapai target yakni menggali kreativitas siswa.

Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul, terutama berkaitan

dengan praktek pembelajaran matematika di kelas dan pentingnya

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika, maka upaya inovatif

(13)

4

dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Fokus utama

dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan guru

sebagai perancang dan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat

kesempatan untuk memahami dan memaknai matematika melalui aktivitas

belajar.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dimulai dengan adanya masalah,

kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah mereka

ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah

tersebut. Hal ini didukung oleh Duch (dalam Riyanto, 2010:285) menyatakan

bahwa:

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada tantangan ‘belajar untuk belajar’. Siswa aktif bekerja sama didalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan. Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk merumuskan, menganalisis, dan memecahkannya.

Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan permasalahan,

memberikan dorongan, memotivasi, dan menyediakan bahan ajar, serta

menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik dalam proses berpikir

kreatif matematika. Selain itu, guru juga memberikan dukungan dalam upaya

meningkatkan temuan dan perkembangan intelektual peserta didik. Pada

pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan proes

pemecahan masalah yang disajikan dengan menggali informasi

sebanyak-banyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada

bagaiman dia memposisikan dirinya dalam belajar. Pada pembelajaran

berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah

nyata (fakta) yang disajikan diawal pembelajaran. Terlebih dulu adanya

langkah pemahaman mengenai masalah tersebut sehingga diperlukan

kemampuan berpikir kreatif, kemudian diselidiki untuk diketahui solusi dari

(14)

5

Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat mengenai hal tersebut di dalam penelitian dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi

Kubus dan Balok di MTs Swasta Miftahussalam Medan T.A 2014/2015”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam pembelajaran

matematika masih kategori rendah.

2. Kegiatan pembelajaran matematika belum mengakomodasi pengembangan

kemampuan berpikir kreatif matematika.

3. Belum pernah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada

materi kubus dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam

4. Kegiatan pembelajaran kurang membosankan kurang bervariasi

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah terdapat cakupan permasalahan yang

luas maka peneliti melakukan batasan masalah agar penelitian ini lebih

terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif metematika siswa pada materi kubus dan balok di Kelas VIII MTs

Swasta Miftahussalam Medan.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII

(15)

6

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam

ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan

balok?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan pada materi kubus dan

balok setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatan

kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII MTs Swasta

Miftahussalam Medan pada materi kubus dan balok

2. Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam

ketika diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi kubus dan

balok

3. Meningkatnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa setelah

diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada materi kubus

dan balok di kelas VIII MTs Swasta Miftahussalam Medan

1.6.Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti yaitu :

1. Bagi siswa. Melalui model pembelajaran berbasis masalah diharapkan

siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika,

sehingga dapat, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika

siswa.

2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran

berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

(16)

7

3. Bagi peneliti selanjutnya. Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang

berminat melakukan penelitian sejenis.

4. Bagi orang tua. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk membantu

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada anak.

5. Bagi penulis. Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan

penulis dalam mengadakan penelitian ilmiah sebagai tenaga pendidik

(17)

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Amarta, Risye., (2013). Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta : Sinar Kejora,

Ansari, Bansui., (2009). Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh : Pena.

Aisyah, W., dkk., Pembelajaran Melalui Model PBL (Problem Based Learning)Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan. http://Wianti.multiply.com./journal/item/7

Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi. (2009). Penelelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Asmin dan Mansyur, A., (2012). Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Medan: Larispa Indonesia.

Daryanto., (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Desyandri., (2008). http://desyandri.wordpress.com/2008/12/24/menciptakan-

pembelajaranmatematika-yang-kreatif-dan-menyenangkan-pada-pendidikan-kelas-awal-sd/ (Diakses 14 Februari 2014).

Ferdiansyah, Fery., (2012), Pengertian Berpikir Kreatif Matematis:

http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatif-matematis.html (Diakses 03 Maret 2014).

Hamalik, O., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Happy, N., (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri Kasihan Bantul pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Skripsi. UNY Yogyakarta

Herman, T., (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Laporan Penelitian.

UPI Bandung

Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta

(18)

72

Mawaddah, Inna, (2013), Definisi Berpikir Kreatif, http://innamawaddah.blogspot.com/2013/05/definisi-berpikir-kreatif.html

(Diakses 07 Februari 2014).

Munandar, Utami., (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Riyanto, Y., (2010). Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Refrensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta : Penerbit Kencana

Rumah pena, (2012), Indonesia Tidak Kreatif Setuju?, http://pena.gunadarma.ac.id/indonesia-tidak-kreatif-setuju/ (Diakses 03 Maret).

Siswono & Haris, (2006), Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika:http://www.academia.edu/3750521/Menilai_Kreativitas_Sisw a_dalam_Matematika.

Slameto. (2010). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

(19)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah adalah :

a. memaksimalkan diskusi kelompok dengan menyusun siswa dengan tingkat

kemampuan yang heterogen sehingga siswa yang pintar dapat

mengajarkan yang kurang mampu.

b. Memberikan LAS kepada siswa agar siswa memiliki masalah untuk

didiskusikan.

c. Memberi reward bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa agar

belajar.

2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran berbasis

masalah adalah :

a. Siswa sering bertanya kepada guru dan juga teman diskusinya

b. Siswa lebih percaya diri menyajikan hasil karya dengan berkelompok

daripada menyajikanya sendiri.

c. Siswa lebih aktif bertanya kepada kelompok penyaji daripada guru.

d. Siswa semakin bersemangat ketika diberi hadiah.

3. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran berbasis masalah meningkat dilihat dari hasil

pada siklus I rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh 18 orang

siswa (56,25%) yang mencapai kentuntasan. Selanjutnya, setelah dilakukan

perbaikan tindakan pada siklus II diperoleh 24 orang siswa (75%) yang

mencapai kentuntasan. Ini berarti model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok

(20)

70

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran

matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran berbasis

masalah dengan penyelidikan secara berkelompok dan memberikan siswa

hadiah untuk menarik motivasi siswa.

2. Kepada siswa MTs Swasta Miftahussalam Medan khususnya siswa yang

berkemampuan berfikir kreatif matematika rendah agar lebih banyak

berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan

ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam

pembelajaran matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang

sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan

yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok

jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat

sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas. Hal ini

dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan

pembelajaran dengan Model pembelajaran berbasis masalah dapat

berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir

Gambar

Gambar  2.1  Jaring-jaring kubus Gambar  2.2  Jaring-jaring kubus

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ACARA INI BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN SILATURAHMI ANTAR KARYAWAN AMIKOM GROUP YANG BERASAL DARI BERBAGAI DAERAH.. // ACARA SYAWALAN

fulfillment manner of individual needs by communities and alternative study for Sabang City Cleanness water fulfillment. The conclusion of fulfillment manner by PDAM and

Pemkot Yogyakarta akan menerapkan program baru, yakni program 5 hari kerja/ penerapan uji coba 5 hari kerja akan mulai diterapkan tahun depan dan pra uji cobanya akan diterapkan

[r]

Asosiasi antara PAM dengan Kemampuan Berpikir Kritis Uji Homogenitas Varians Populasi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berdasarkan PAM Siswa dan Model

syuf’ah padanya dikarenakan benda tersebut benda yang tidak bisa dibagi, dengan keadaan tersebut kita selaku warga muslim yang sudah mengetahui bahwa persepsi

untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. e) Mendiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat yang akan diminta. menjadi seorang observer.