PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA
Oleh:
Ade Katra Brebina Br Ginting NIM. 4112131001
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih, berkat dan penyertaan-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dengan sesuai waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Jenis Model Pembelajaran Dan Bahan Ajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Kelas XI di SMA”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan untuk jurusan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc., Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd., dan Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd,sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan Bapak Agus Kembaren,S.Si, M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia yang senantiasa membantu penulis. Apresiasi juga disampaikan kepada Bapak Victori Sebayang,S.Pd selaku Kepala SMA Katolik 1 Kabanjahe yang telah memberi izin penelitian kepada penulis dan kepada Bapak Romanus Chandra Bukit, S.Pd dan Ibu Rosida Br Saragih ,S.Pd serta siswa/i kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 SMA Katolik 1 Kabanjahe yang telah membantu selama penelitian berlangsung.
v
Tua Jhon Ariston Sembiring dan Bidadari kecilku Arnia Finsella Br Sembiring yang senantiasa memberi doa, semangat, dukungan, membantu moril dan materil dalam upaya melaksananakan kuliah hingga selesai dan khususnya kepada sahabat terbaik dan terhebat Christo Beny Arjuna Barus dan Limia Tri Dewani Br Tarigan yang selalu ada, selalu menemani dan telah memberikan bantuan, dukungan, menyemangati, menghibur saat saya kekurangan semangat dan doa yang tak terbatas kepada penulis. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan seperjuangan sekaligus nak cum the gank’z Agustina Parhusip, Delvi Selvani Tarigan, Ribka Septiani Napitupulu, Dessy Novianty Pakpahan, Endah Sutri Silitonga, Bistok Sihombing, Santria Manullang, Saut Horas Siregar dan Evanggy Tobing dan teman-teman kelas Reguler C Pendidikan Kimia Stambuk 2011, serta semua pihak yang telah memberikan masukan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, struktur maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya pengetahuan dalam bidang pendidikan guna meningkatkan hasil dan prestasi belajar.
Medan, Juni 2015 Penulis,
iii
PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS XI DI SMA
Ade Katra Brebina Br Ginting NIM. 4112131001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis model pembelajaran, bahan ajar dan interaksi antara jenis model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Katolik 1 Kabanjahe yakni sebanyak 7 kelas. Sampel diambil dengan dua tahap yaitu: sampel kelas diambil 4 kelas secara teknik sampling sederhana yaitu dengan undian, selanjutnya sampel siswa diambil secara purposif 15 orang siswa dari setiap kelas yang relatif homogen statusnya. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 2. Ada dua faktor yang diujicobakan yaitu faktor A : Jenis Model Pembelajaran dan terdiri dari 2 taraf yaitu A1 = model pembelajaran Jigsaw dan A2 = model pembelajaran TAI , faktor B : Bahan Ajar yang terdiri dari 2 taraf yaitu B1 = handout dan B2 = LKS. Berdasarkan uji hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh bahwa Fhitung (A) dan (B) > Ftabel artinya ada pengaruh jenis model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa di SMA dan Fhitung (AB) > Ftabel atau 19,28 > 4,00, artinya ada interaksi antara jenis model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa di SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran TAI dengan menggunakan bahan ajar LKS memberikan rataan hasil belajar siswa yang tertinggi yaitu 8,6 ± 0,98. Sebaliknya, penerapan model pembelajaran TAI dengan menggunakan bahan ajar handout memberikan rataan hasil belajar siswa yang paling rendah yaitu 6,7 ± 0,62. Selanjutnya diperoleh bahwa penggunaan model pembelajaran jigsaw yang dikombinasikan dengan bahan ajar LKS memberikan rataan hasil belajar kimia siswa yang lebih tinggi yaitu sebesar 8,4 ± 1,28 dan memberikan rataan lebih rendah dengan menggunakan Handout yaitu sebesar 8,3 ± 0,94. Pada uji pengaruh sederhana siswa yang akan diberi bahan ajar LKS sebaiknya menggunakan jenis model pembelajaran TAI sedangkan siswa yang akan diberi bahan ajar Handout dapat diajarkan dengan menggunakan jenis model pembelajaran Jigsaw ataupun TAI karena secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil kedua model pembelajaran tersebut pada bahan ajar Handout.
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 9 Tabel 2.2 Kategori dan karakteristik Bahan Ajar Cetak 17
Tabel 2.3 Peranan Bahan Ajar 17
Tabel 2.4 Pembentukan Larutan Garam 27
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 31
Tabel 4.1 Rangkuman karakteristik butir soal pada uji coba instrumen penelitian
38
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Hasil
Belajar Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi
Perlakuan Jenis Model Pembelajaran Dan Bahan Ajar
39
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Perlakuan Jenis
Model Pembelajaran Dan Bahan Ajar
40
Tabel 4.4 Rataan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi Perlakuan Jenis Model Pembelajaran Dan
Bahan Ajar
40
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Analisis Ragam Pengaruh Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi Kombinasi
Perlakuan Jenis Model Pembelajaran Dan Bahan Ajar
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Jigsaw 11
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 36
Gambar 4.1 Bentuk Interaksi Faktor Jenis Model Pembelajaran (Faktor A) Dan Bahan Ajar
(Faktor B)Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mata pelajaran kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang
menyajikan fakta, teori, prinsip, dan hukum serta proses kerja ilmiah. Dengan
demikian, pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama
yaitu produk, proses dan sikap ilmiah. Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi kimia karena materi tersebut banyak yang bersifat abstrak.
Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pemahaman
siswa mengenai konsep kimia, salah satu indikator dari kelemahan kegiatan
pembelajaran berkaitan dengan implementasi belajar yaitu lemahnya proses
pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini
berlangsung kurang mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif
mengembangkan pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru
( Rosidah, 2014).
Banyaknya konsep-konsep dalam pembelajaran kimia menimbulkan
anggapan bagi siswa bahwa kimia itu sulit. Hal ini sesuai dengan pengamatan
peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di
SMA Katolik 1 Kabanjahe, Kabupaten Karo, nilai kimia siswa sangat jauh dari
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah dimana
KKM untuk mata pelajaran kimia adalah 75. Dari 40 orang siswa hanya 10 orang
yang mencapai nilai KKM, atau hanya sekitar 25% siswa yang dapat memahami
pelajaran yang diberikan dengan baik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
peneliti diperoleh fakta bahwa pelajaran kimia itu sulit karena banyaknya konsep,
rumus-rumus, dan pembelajarannya kurang menarik.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh guru dalam rangka
menginovasi kegiatan belajar mengajar adalah dengan menciptakan suasana
belajar yang tidak membosankan namun tetap berorientasi pada ketepatan materi
2 model pembelajaran, contohnya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
( Novita,2013).
Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi secara terbuka dan memberikan suasana yang menyenangkan
sehingga akan tercipta adanya saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka,
penilaian individual, dan dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,
penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah akademiknya, serta meningkatkan
rasa harga diri, beberapa model pembelajaran kooperatif antara lain TAI ( Team
Assisted Individualization) dan Jigsaw ( Anatri,2012).
Dari sudut pandang teknologi pendidikan, selain model pembelajaran
bahan ajar memiliki posisi penting dalam pembelajaran. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar memiliki posisi
penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan
guru di depan kelas. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap
peserta didik dapat terjadi dengan bahan ajar.` Bahan ajar dalam beragam
bentuknya dikategorikan sebagai bagian dari media pembelajaran. Sebagai bagian
dari media pembelajaran, bahan ajar cetak di kategorikan menjadi Modul, Hand
out dan Lembar Kerja Siswa (Anonim, 2014).
Salah satu materi kimia yang berguna bagi kehidupan manusia adalah
sistem Hidrolisis Garam yang diajarkan pada siswa kelas XI IPA SMA dengan
standar kompetensi : Menentukan beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis
dalam air , menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi
ionisasi. Dengan mempelajari materi Hidrolisis Garam, siswa dapat menjelaskan
peristiwa hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada prakteknya, masih
banyak siswa yang kesulitan dalam mempelajari kimia yang terlihat dari
rendahnya hasil belajar kimia siswa
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2013) menunjukkan bahwa
penggunaan metode pembelajaran Jigsaw berbantuan Hand Out dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Selanjutnya Vitria (2014)
3 Individualization (TAI) dilengkapi Hand Out dapat meningkatkan kualitas proses
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan siklus I diperoleh
persentase keaktifan siswa sebesar 72,5% dan pada siklus II meningkat menjadi
82,3%. Prestasi belajar kognitif pada siklus I diperoleh persentase sebesar 55,8%
dan pada siklus II meningkat menjadi 79,4%. Sedangkan prestasi belajar afektif
pada siklus I diperoleh persentase sebesar 76,2% dan pada siklus II meningkat
menjadi 82,1%.
Selanjutnya Rosidah (2014) mengemukakan bahwa model PBL dilengkapi
dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013 dikategorikan baik dengan
rata-rata persentase 82,71, hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa dengan model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan
kurikulum 2013 dikategorikan baik dengan rata-rata nilai berturut-turut 81, 83,
dan 79 dan persentase siswa yang mencapai kompetensi inti kurikulum 2013
berturut-turut adalah 78%, 81,24% dan 78,13%. Walaupun penelitian tentang
penerapan model pembelajaran dan penerapan berbagai bahan ajar telah dilakukan
oleh para peneliti namun hingga saat ini belum ada diteliti tentang bagaimana
interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan bahan ajarnya
khususnya pada materi hidrolisis garam.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : ‘ Pengaruh Jenis Model Pembelajaran dan
Bahan Ajar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Kelas XI di SMA’.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup masalah dalam penelitian adalah penggunaan model
pembelajaran dan bahan ajar dan hubungannya dengan hasil belajar kimia siswa
di SMA.
1.3. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka
4 1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar terhadap
hasil belajar kimia siswa?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia
siswa?
3. Apakah ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa?
1.4. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka
diperlukan adanya batasan masalah, yaitu:
1. Model pembelajaran yang dicobakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI), sedangkan bahan ajar yang digunakan adalah Hand
Out dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Materi yang di ajarkan adalah Hidrolisis Garam.
3. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Katolik 1 Kabanjahe.
1.5. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan bahan
ajar terhadap hasil belajar kimia siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil
belajar kimia siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar
kimia siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang akan
5
2. Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan
minat belajarnya untuk lebih meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi guru lain
Sebagai bahan rujukan untuk diterapkan pada materi kimia lainnya dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.7. Defenisi Operasional
1. Dalam penelitian ini yang dimaksud handout adalah ringkasan materi yang
dibuat dalam bentuk catatan agar siswa dapat mengetahui sistematika
pelajaran yang harus dikuasai dan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk
mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab siswa.
2. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai atau skor
45 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada interaksi antara faktor jenis model pembelajaran yang dikombinasikan
dengan faktor bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa.
2. Ada pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.
3. Ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa.
4. Penggunaan model pembelajaran TAI yang dikombinasikan dengan
penerapan bahan ajar LKS memberikan rataan hasil belajar siswa yang
paling tinggi yaitu 8,6 ± 0,98. Sebaliknya, penggunaan model pembelajaran
TAI yang dikombinasikan dengan bahan ajar handout memberikan rataan
hasil belajar siswa yang paling rendah yaitu 6,7 ± 0,62.
5. Penggunaan model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran TAI yang
dikombinasikan dengan bahan ajar LKS memberikan rataan hasil belajar
kimia siswa yang relatif tinggi yaitu sebesar 8,4 ± 1,28 dan 8,6 ± 0,98 .
Secara statistik dibuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rataan
hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan bahan ajar LKS
baik untuk pengajaran yang menerapkan jenis model pembelajaran jigsaw dan
model pembelajaran TAI.
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka disarankan bahwa
apabila guru menerapkan pembelajaran kimia yang menerapkan jenis model
pembelajaran dan bahan ajar, sebaiknya guru harus menggunakan model
pembelajaran TAI yang dikombinasikan dengan bahan ajar bentuk LKS, karena
pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan rataan hasil belajar kimia siswa
yang paling tinggi. Sedangkan siswa yang akan diberi bahan ajar Handout dapat
46 karena secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil kedua
model pembelajaran tersebut pada bahan ajar Handout.Penerapan faktor A (jenis
model pembelajaran) atau faktor B (bahan ajar) secara terpisah dalam
pembelajaran kimia juga dapat dilakukan tetapi akan lebih baik apabila diterapkan
47 DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Erna., (2013), Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw berbantuan Hand Out untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada
Materi Pokok Hidrokarbon di SMA N 1 Gubug, Jurnal Pendidikan Kimia
2(4):66-71.
Amri, Sofan., (2013), Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, Penerbit PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta.
Amri, Sofan., (2013), Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, Penerbit PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta.
Anatri .,(2012), Pembelajaran Kimia dengan Metode TGT menggunakan Media Animasi dan Kartu ditinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia 1(3):177-182.
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati.,(1999), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, B.S.,dan Zain, A., (1995), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit CV Pustaka Setia, Bandung.
Istarani.,(2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,Medan
Kemendikbud.,(2013), Panduan Penguatan Proses Pembelajaran Sekolah
Menengah Pertama, Jakarta.
Nurul, LV., ( 2014), Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dilengkapi Hand Out untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA 4 SMAN Karanganyar, Jurnal Pendidikan Kimia 3(4):59-65.
48 Rosidah, Ratna., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3):66-75.
Rusman., (2012), Model-model Pembelajaran, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Silitonga, PM., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, PM., (2014), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Slavin, R.E., (1994), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Trianto.,(2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Penerbit Prenada Media Group, Surabaya.
Tim Penyusun Buku Pegangan Guru., (2003), Buku Pegangan Guru Kimia,
ii
RIWAYAT HIDUP
Ade Katra Brebina Br Ginting dilahirkan di Kabanjahe Kabupaten Karo, pada
tanggal 19 Januari 1994. Ibu bernama Rame Ulina Br Gurusinga dan Ayah
bernama Amir Ginting Suka, dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Pada tahun 1999, penulis masuk SD Inpres 046411 Desa Doulu Kecamatan
Berastagi, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 2 Berastagi, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008,
penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Berastagi, dan lulus pada tahun
2011. Pada tahun 2011, penulis mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru
BIDIKMISI yang merupakan program beasiswa pendidikan dari pemerintah, dan
diterima di Jurusan Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan pernah
memperoleh gelar Peserta Terbaik Tes Kompetensi dan Penjaringan Mahasiswa
Kinerja Terbaik Melalui Peerteaching Pasca Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) Program S-1 Kependidikan Tingkat Universitas Negeri Medan