• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salam Tasyahud dan Habbas Sauda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Salam Tasyahud dan Habbas Sauda"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Salam Tasyahud dan Habbas Sauda

BACAAN SALAM KEPADA NABI MUHAMMAD SAW DALAM TASYAHUD DAN HADITS TENTANG HABBAS-SAUDA

Penanya:

Rusydi, NBM. 581449, Anggota PCM Kalinyamat Jepara, Jawa Tengah

Pertanyaan:

1. Dalam kaset video "Sifat-sifat Shalat Rasulullah saw. yang dikeluarkan oleh Markaz tentang doa

tasyahud disebutkan bagian:

ُهُتاَكَرَ َو يهة ُةََْْرَو ّيِّنلة اَهّ يَأ َكْيَلَع ُمَاّسلَة

Diganti dengan:

ُهُتاَكَرَ َو يهة ُةََْْرَو ّيِّنلة يَلَع ُمَاّسلَة

Alasannya:

Diucapkan

َك ْيَلَع ُمَا ّسلَة

, karena Nabi Muhammad saw pada waktu itu masih hidup, tetapi

setelah beliau meninggal dunia, para sahabat sepakat menggantinya dengan:

ّيِ ّنلة

ي َلَع ُمَا ّسلَة

ُهُتاَكَرَ َو يهة ُةََْْرَو

, karena kaset tersebut juga mengacu kepada hadis:

يّلَصُأ يِْوُمُتْ يَأَر اَمَك ةْوّلَص

2. Hadis yang berbunyi:

َ ّل َسَو يه ْيَلَع ُهة يّلَص يهة ُلْوُسَر َلاَق

:

ّسلة ية َّبْة ي يه َيه ْ ُُْي َلَع

ا َهْ ييف ّّيِ َف ،يءةيدْو

يماّسلة ّايإ ٍءةَد ّلُك ْنيم ًءاَفيش

.

[ لسمو يراخ لة ةور ]

Bagaimana derajat keshohehan hadis tersebut? Mohon penjelasan kedua pertanyaan di atas.

Jawaban:

1. Bacaan salam kepada Nabi Muhammad saw dalam tasyahud itu seperti yang diajarkan Nabi

Muhammad saw adalah:

ُه ُتاَكَرَ َو يهة ُة ََْْرَو ّيِ ّنلة ا َهّ يَأ َك ْيَلَع ُمَا ّسلَة

yang berarti: ""Salam sejahtera

serta rahmat dan berkah Allah bagimu wahai Nabi", jadi bukan:

ُه ُتاَكَرَ َو

يهة ُة ََْْرَو ّيِ ّنلة يَلَع ُمَاّسلَة

(2)

Dalam ibadah, terutama shalat, kita harus mengikut tuntunan Nabi Muhammad saw,

sesuai dengan sabdanya:

يّل َصُأ يِْو ُمُتْ يَأَر ا َمَك ةْوّل َص

(Shalatlah sebagaimana kamu melihatku

shalat). Dalam hal ini tidak ada kesepakatan para sahabat untuk menggantikan salam yang diajarkan Nabi Muhammad saw tersebut dengan salam kedua di atas setelah kewafatan beliau. Jadi, meskipun maknanya lebih tepat bagi sebagian ulama karena Nabi Muhammad saw. telah wafat, namun mengucapkan salam kepada Nabi saw di dalam tasyahud itu yang harus diikuti adalah sebagaimana yang diajarkan Nabi saw meskipun kita tidak mengetahui hikmahnya. Perlu

ditambahkan di sini bahwa Nabi saw sendiri tidak pernah mengucapkan:

يهة ُة ََْْرَو ّي َلَع ُمَا ّسلَة

ُه ُتاَكَرَ َو

yang berarti: "Salam sejahtera serta rahmat dan berkah Allah bagiku" dalam shalat beliau, padahal itu lebih tepat bagi beliau. Adapun di luar shalat, kita boleh mengucapkan salam kepada beliau dengan bentuk kedua di atas.

2. Arti hadits di atas: Rasulullah saw bersabda: "Hendaklah kamu mengkonsumsi al-Habbah

as-Sauda’ (black seed/jintan hitam) karena di dalamnya ada kesembuhan bagi setiap penyakit,

kecuali kematian". Namun lafaz hadis yang terdapat pada kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tidak persis seperti di atas. Di dalam kitab Shahih Bukhari Bab al-Habbah as-Sauda’, ada dua hadis yaitu:

ّل َسَو يه ْيَلَع ُهة َّل َص ّيِ ّنلة َْ َِيَل ا َهّ َأ َة ََيَاَع ْن َع

ُلو ُقَ ي َ

:

َة َّبْة ي يه َه ّّيإ

يماّسلة َنيم ّايإ ٍءةَد ّلُك ْنيم ٌءاَفيش َءةَدْوّسلة

.

َُْلُ ق

:

َلاَق ؟ُماّسلة اَمَو

:

ُتْوَمْلَة

Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya al-Habbah as-Sauda’ ini adalah kesembuhan (obat) dari setiap penyakit kecuali dari as-Sam". Kataku (Aisyah): Apa itu as-Sam? Jawab Nabi saw: "Kematian".”

Dan hadis:

ُلو ُقَ ي َ ّل َسَو يه ْيَلَع ُهة َّل َص يهة ُلو ُسَر ََ يَل ُه ّ َأ ََُر ْ يَرُه يَُأ ْن َع

:

ية َّبْة يِ

َدْو ّسلة

يءة

ٍ اَه يش ُن ْة َلا َق يما ّسلة ّايإ ٍءةَد ّل ُك ْن يم ٌءاَف يش

:

،ُتْو َتْة ُما ّسلةَو

ُزيي وَّلة ُءةَدْوّسلة ُةَّبْةَو

(3)

Sedang di dalam kitab Shahih Muslim Bab Berobat dengan al-Habbah as-Sauda’ juga ada dua hadis, yaitu:

ُلو ُقَ ي َ ّل َسَو يه ْيَلَع ُهة َّل َص يهة ُلو ُسَر ََ يَل ُه ّ َأ ََُر ْ يَرُه يَُأ ْن َع

:

ية َّبْة يِ

يءةَدْوّسلة

ّايإ ٍءةَد ّلُك ْنيم ٌءاَفيش

يماّسلة

.

ُزيي وَّلة ُءةَدْوّسلة ُةَّبْةَو ُتْوَتْة ُماّسلةَو

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya di dalam al-Habbah as-Sauda’ itu ada kesembuhan (obat) bagi setiap penyakit kecuali as-Sam". Dan as-Sam itu adalah kematian dan al-Habbah as-Sauda’ itu adalah as-Syuniz (nama lain dari al-Habbah as-Sauda’/jintan hitam).

Dan hadis:

َلا َق َ ّل َسَو يه ْيَلَع ُهة َّلَص يهة ُلوُسَر َّّأ ََُرْ يَرُه يَُأ ْنَع

:

يِ ّايإ ٍءةَد ْن يم ا َم

ة يةَّبْة

ُماّسلة ّايإ ٌءاَفيش ُهْنيم يءةَدْوّسل

.

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tiada suatu penyakit kecuali di dalam al-Habbah as-Sauda’ ada kesembuhan (obat), kecuali kematian".”

Benarkah al-Habbah as-Sauda’ ini obat untuk semua penyakit? Untuk memahami hadits ini lebih mendalam kita harus merujuk kepada para pensyarah (pemberi keterangan) hadits. Ibn Hajar al-Asqalani mengatakan: "Maksud al-Habbah as-Sauda’ itu merupakan kesembuhan (obat) bagi setiap penyakit ialah, bahwa ia tidak dipakai pada semua penyakit begitu saja, tetapi kadang-kadang dipakai sendirian dan kadang-kadang dipakai dengan campuran bahan lainnya, kadang dipakai dengan ditumbuk hingga halus dulu dan kadang tidak, kadang-kadang dimakan, diminum, dimasukkan hidung, ditempelkan dan lainnya. Dan ada yang mengatakan: sabda Nabi: "dari segala penyakit" itu maksudnya dari segala penyakit yang bisa diobati dengannya, karena al-Habbah as-Sauda’ itu memang bermanfaat bagi penyakit-penyakit dingin, sedang penyakit-penyakit panas itu tidak. (lihat kitab Fathul Bari, 10/144). Hal ini menunjukkan bahwa al-Habbah as-Sauda’ adalah obat yang sangat berfaidah dan banyak terdapat pada zaman Nabi Muhammad saw, namun cara berobat dengannya perlu dipelajari.

Jadi pada dasarnya, kita perlu berobat ketika sakit dengan obat-obat yang sesuai dengan macam penyakitnya, bukan hanya dengan al-Habbah as-Sauda’.

(4)

Wallahu a’lam bish-shawab.

Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, maka tidak salah, bahwa golongan Ahlus Sunnah merupakan golongan yang selamat yang tetap berpegang pada al-Quran dan as-Sunnah (hadits) dan apa yang diikuti oleh

Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bahwa dalam berdalil selalu mengikuti apa-apa yang datang dari Kitab Allah dan atau Sunnah Rasulullah Shallallahu

Namun ulama yang mengatakan wajibnya sutroh membantah bahwa dua hadits ini yang menunjukan sunnah adalah berupa perbuatan Nabi , sedangkan hadits-hadits perintah menggunakan

b. Hadits Mutawatir harus diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi dan dapat diyakini bahwa mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Ulama berbeda pendapat tentang

Menurut para ulama, Tarekat Naqsyabandiyah berpegang erat pada prinsip ahlu sunnah wal jama'ah (kelompok yang selalu mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan persetujuan

Dan ulama' Syuriah NU Jawa Tengah masa khidmat 2006-2008 sebagai firqah yang masih konsisten melestarikan ajaran ahl al-Sunnah wa al-Jama‟ah memandang konsep ahli

“Dengan memperingati Isra Mi’raj Kita Satukan Langkah Menuju Mardhotillah Berlandaskan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”.. Eyang Weri Kelurahan

Jumhur (kebanyakan) ulama berpendapat bahwa berkumur-kumur dalam wudhu adalah sunnah, karena tidak terdapat satu hadits pun yang shahih yang menunjukan kewajibannya.. Semua