• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN KAMBOJA –THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL PREAH VIHEAR TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN KAMBOJA –THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL PREAH VIHEAR TAHUN 2011"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN KAMBOJA – THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL PREAH

VIHEAR TAHUN 2011

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

ACHMAD AQIL 07260091

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Achmad Aqil

NIM : 07260091

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM

MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN

KAMBOJA-THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL PREAH

VIHEAR 2011

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan

FISIP UMM Ilmu Hubungan Internasional

(3)

iii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Achmad Aqil

NIM : 07260091

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM

MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN

KAMBOJA-THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL

PREAH VIHEAR 2011

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Hari : Rabu

Tanggal : 14 November 2012

Tempat : Laboratorium Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhan, S.Sos, M.Si ( )

2. Gonda Yumitro, MA ( )

3. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc ( )

(4)

iv LEMBAR ORISINALITAS

Nama : Achmad Aqil

Tempat, Tanggal Lahir : Tuban, 27 Juni 1986

NIM : 07260091

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa Karya Ilmiyah / Skripsi saya yang berjudul :

“PERAN INDONESIA SEBAGAI KETUA ASEAN DALAM MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN KAMBOJA-THAILAND TERKAIT WILAYAH

SEKITAR KUIL PREAH VIHEAR 2011”

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali

dalam bentuk kutipan yang saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sangsi sebagaimana berlaku.

Malang, 15 November 2012

Yang Menyatakan,

Achmad Aqil

(5)

v THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL PREAH VIHEAR 2011

9 Maret 2012 Pengajuan Proposal

2 Mei 2012 ACC Seminar Proposal

23 Juli 2012 ACC Bab I

20 September 2012 ACC Bab II

15 Oktober 2012 ACC Bab III

2 November 2012 ACC Bab IV

Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi: 9 November 2012

(6)

vi ABSTRAK

Achmad Aqil, 2012, 07260091, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Peran Indonesia Di Tingkat ASEAN Dalam Mengelola Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear, Pembimbing I: Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.SC, Pembimbing II: Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si.

Klaim kepemilikan wilayah sekitar kuil Preah Vihear antara Kamboja-Thailand merupakan perbedaan penafsiran atas keputusan Mahkamah Internasional tentang kepemilikan Kuil Preah Vihear yang telah diputuskan menjadi miik Kamboja. Perbedaan penafsiran tersebut membuat Kamboja-Thailand mengalami situasi konflik yang pasang surut meskipun perundingan secara bilateral sudah ditempuh. Melihat konflik perbatasan Kamboja-Thailand yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, Indonesia yang terpilih sebagai ketua ASEAN melibatkan diri untuk berperan menjadi mediator dalam mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand. Peran Indonesia mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand dilakukan dengan tujuan agar stabilitas hubungan negara anggota ASEAN tetap terjaga.

Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian ini berupaya memberi gambaran mengenai fenomena-fenomena konflik perbatasan Kamboja-Thailand. Yang berkaitan dengan bagaimana peran Indonesia dalam mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Indonesia ditingkat ASEAN dalam mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil Preah Vihear.

(7)

vii

melalui perundingan dan tidak dapat menjadi hakim yang mempunyai hak untuk memutuskan perkara.

Kata Kunci : Indonesia, ASEAN, Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear, Kamboja, Thailand.

Menyetujui:

PembimbingI Pembimbing II

(8)

viii ABSTRACT

Achmad Aqil, 2012, 07260091, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Political Science, Indonesia’s Role in ASEAN Level in Managing Cambodia-Thailand Border Conflict Related with Regions around Preah Vihear Temple. Advisor I: Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.SC, Advisor II: Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si.

Regions between Cambodia-Thailand around Preah Vihear temple ownership claims is a different interpretation of International Court about the ownership of Preah Vihear temple which had decided to be owed by Cambodia. The interpretation difference made Cambodia-Thailand has up and down conflict situation. Viewing Cambodia-Thailand border conflict which happened in such long time, Indonesia which was elected as ASEAN Leader involved themselves to be mediator in managing Cambodia-Thailand border conflict. Indonesia’s role in managing Cambodia-Thailand conflict is done in purpose to keep the relations between ASEAN countries members still be maintained.

Research methodology used in this research is descriptive research, where the research tried to give description about phenomena of Cambodia-Thailand border conflict. The research purpose is to find out about Indonesia’s role in ASEAN level in managing Cambodia-Thailand border conflict related with regions around Preah Vihear temple.

(9)

ix

to overcome conflict via negotiation, and couldn’t become judge which has rights to decide a case.

Keywords: Indonesia, ASEAN, Regions around Preah Vihear Temple, Cambodia, Thailand.

Approved by:

Advisor I Advisor II

(10)

x KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karuniyahNya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah berjuang menyempurnakan akhlak untuk seluruh umat manusia

dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benerang yaitu agama Islam.

Syukur Alhamdulillah, dalam rangka mengakhiri jenjang S1 di

Universitas Muhammadiyah Malang, penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul Peran Indonesia Sebagai Ketua ASEAN Dalam Mengelola Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear Tahun 2011. Dengan demikian penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Tonny Dian Effendy,M.Si selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc selaku dosen pembimbing I

yang telah memberi arahan dan masukan kepada penulis.

5. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang

telah memberi arahan dan masukan kepada penulis.

6. Bapak Ruli Inayah Ramadhan, S.Sos, M.Si selaku dosen yang telah

(11)

xi

7. Bapak Gonda Yumitro, MA selaku dosen yang telah memberi arahan

dan masukan kepada penulis.

8. Kepada segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasional yang senantiasa

memberikan ilmu dan pengetahuan sehingga saya memperoleh pengetahuan

terhadap ilmu Hubungan Internasional.

9. HMI Komisariat FISIP UMM yang telah menjadi tampat wisata rohani

dan intelektual serta memberi motivasi kepada penulis untuk tetap

Yakin Usaha Sampai.

10.Semua teman-teman kos zam-zam.

11.Saudara Arief Burhanudin, Achmad Ale Muflihin, Rendra Aryo, yang

telah memberikan konstribusi dan selalu menemani dalam suka dan

duka.

12. Saudara/i Anhar, Apriel, Burhan, Dion, Fitri, Khoirul, yang telah

memberikan konstribusi kepada penulis.

13.Serta semua teman-teman HI angkatan 2007 yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu. Sukses selalu untuk kita semua.

Kata terakhir, skripsi ini ku persembahkan pada kedua orang tuaku

Ibunda tercinta Hj. Salmah, Mama Dzaky, dan Adek Dzaky serta seluruh

keluarga baik yang ada di Jawa maupun yang ada di Sumatera. Terima

kasih banyak atas semuanya. Semoga Allah membalasnya. Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 17 November 2012

Penulis,

(12)

xii HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Sederhana Ini Kupersembahkan kepada

Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan ku

pengetahuan dan kekuatan untuk menghadapi dunia

Untuk adek Dzaky dan mama Dzaky tercinta

Sehingga karya dan tulisan ini dapat terselesaikan dengan

(13)

xiii MOTTO

“ASIA Memiliki Kekuatan Untuk Menyaingi EROPA

"Kamu tinggal di tanah Indonesia yang mahakaya raya, tapi

engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniyaya

semua. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau

lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan

peluh, tidak membanting tulang."

-AA Navis dalam runtuhnya surau kami-

Mereka yang takut gagal adalah mereka yang takut sukses.

Lupakan rasa takutmu dan mulailah hidup seperti yg kamu

(14)

xiv

1.5. Penelitian Terdahulu ... 12

1.6. Teori / Konsep ... 16

1.6.1. Peran ... 16

1.6.2. Konflik Perbatasan ... 19

1.6.3. Resolusi Konflik ... 20

1.7. Metodologi Penelitian ... 22

1.7.1. Jenis Penelitian ... 22

1.7.2. Sumber Data ... 22

1.7.3. Teknik Pemgumpulan Data ... 23

1.7.4. Analisis Data ... 23

1.8. Ruang Lingkup Penelitian ... 24

1.8.1. Batasan Materi ... 24

1.8.2. Batasan Waktu ... 25

(15)

xv BAB. II. ANATOMI KONFLIK KAMBOJA-THAILAND DAN

POSISI ASEAN SEBAGAI INSTITUSI REGIONAL DI

ASIA TENGGARA ... 28

2.1. Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Terkait Kuil Preah Vihear ... 30

2.2. Konflik Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear ... 34

2.3. Posisi ASEAN Sebagai Institusi Regional di Asia Tenggara ... 47

BAB. III. PERAN INDONESIA DALAM MENGELOLA KONFLIK PERBATASAN KAMBOJA-THAILAND TERKAIT WILAYAH SEKITAR KUIL PREAH VIHEAR DAN RESPON KAMBOJA-THAILAND TERHADAP PERAN INDONESIA ... 52

3.1. Indonesia Sebagai Ketua ASEAN dan Mulainya Pegelolaan Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand di ASEAN ... 53

3.2. Peran Indonesia Mengelola Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear ... 56

3.3. Respon Kamboja Thailand Terhadap Peran Indonesia ... 64

BAB. IV. PENUTUP ... 73

Gambar 2. Perbedaan Penafsiran Kamboja-Thailand ... 9

(16)

78

Daftar Pustaka

Buku:

Manuputy, Alma, Rasal Rauf , Abdul. (et.all), 2008 , Hukum Internasional, Rech-ta.

Depok.

Banyu Perwita , Anak Agung, M. Yani , Yanyan. 2005, Pengentar Ilmu Hubungan

Internasional, Remeja Rosdakarya Bandung.

ASEAN Secretariat, 2010, Roadmap For An ASEAN Community 2009-2015. ASEAN

Secretariat. Jakarta.

Adolf , Huala. 2008, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta.

Rachmawati,Ike Kusdyah. 2004, Manajemen konsep-Konsep Dasar dan pengentar

Teori. Universitas Muhammadiyah Malang.

Galtung , Johan. 2003, Studi Perdamaian. Pustaka Eureka Surabaya.

Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif , Remaja Rosdakarya Bandung.

Mary M. Natalegawa, 2005, ASEAN Selayang Pandang, Direktorat Jenderal

Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia Jakarta.

Mestika Zed, 2004, Metode Penelitian Kepustakaan,Yayasan Obor Indonesia Jakarta.

Nazir , Moh. 2009, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Bogor.

Mas’oed, Mohtar. 1990, 1994. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin Dan

Metodologi. Pustaka LP3ES Jakarta.

Burhan Bungin , M. 2010, Penalitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

(17)

79

Susan, Novri. 2009, Sosiologi Konflik dan Isu Konflik Kontemporer”, Kencana

Prenada Media Group Jakarta.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D, Alfabeta

Bandung.

Sekretariat National ASEAN Depertemen Luar Negeri Indonesia,1995, ASEAN

Selayang Pandang, Sekretariat National ASEAN Departemen Luar Negeri

Republik Indonesia Jakarta.

Akses Internet:

_____ 2008, “Kamboja-Thailand Gagal Mencapai Kesepakatan”, dalam

http://international.okezone.com/read/2008/10/14/18/153707/kamboja-thailand-gagal-mencapai-kesepakatan , diakses 23 Agustus 2012.

_____ 2008, “Negosiasi Thailand-Kamboja Temui Jalan Buntu” dalam

http://nasional.kompas.com/read/2008/07/21/21214170/Negosiasi.Thailand-Kamboja.Temui.Jalan.Buntu , diakses 22 Austus 2012.

_____ 2008, “Samak-Hun Sen Berdialog”, dalam

http://international.okezone.com/read/2008/07/18/18/128712/samak-hun-sen-berdialog , diakses 22 Agustus 2012.

_____ 2008, “Small Step In Thai-CambodianTalks”, dalam

(18)

80

_____ 2008, “Preah Vihear Sumber Perseteruan Kedua Negara”, dalam

http://www.mediaindonesia.com/data/pdf/pagi/2008-10/2008-10-20_19.pdf , diakses

11 Agustus 2012.

_____ 2008, “Tentara Kamboja vs Thailand Dua Tewas”, dalam

http://nasional.kompas.com/read/2008/10/16/0759389/tentara.kamboja.vs.thailand.du

a.tewas. diakses 22 Agustus 2012.

_____ 2008, “Thailand-Kamboja Lanjutkan Pertemuan”, dalam

http://international.okezone.com/read/2008/11/12/18/163103/thailand-kamboja-lanjutkan-perundingan-damai, diakses 23 Agustus 2012.

_____ 2008, “Thailand Tolak ASEAN Kamboja Minta Bantuan PBB”, dalam

http://www.dw.de/thailand-tolak-asean-kamboja-minta-bantuan-pbb/a-3505773 ,

diakses 22 Agustus 2012.

_____ 2011, “Baku tembak kembali terjadi di candi Preah Vihear perbatasan

Thailand-Kamboja” , dalam

http://www.rimanews.com/read/20110207/15606/baku-tembak-kembali-terjadi-di-candi-preah-vihear-perbatasan-thailand-kamboja , diakses

22 Agustus 2012.

_____ 2011, “Ditolak Militer Thailand, Ini Jawaban Deplu”, dalam

http://www.kumpulberita.com/2011/03/ditolak-militer-thailand-ini-jawaban.html ,

diakses 04 September 2012.

_____ 2011, “Dua Tim Personel TNI Dikirim Pantau Perbatasan

Kamboja-Thailand”, dalam http://nasional.kompas.com/read/2011/02/26/03381790/. diakses

(19)

81

_____ 2011, “Gencatan senjata Kadaluarsa, perang Thailand-Kamboja berlanjut”,

dalam http://indonesian.cri.cn/201/2011/02/08/1s116154.htm , diakses 9 September

2012.

_____ 2011, “Istilah-istilah” dalam

http://dikifh.tumblr.com/post/6320360460/istilah-istilah-o-pacta-sunt-servanda ,

diakses 22 Agustus 2012.

_____ 2011 “Kaos Kuning Protes Perbatasan”, dalam

http://radarcirebon.com/2011/01/internasional/kaus-kuning-protes-perbatasan/.

diakses 9 September 2012.

_____ 2011,“Kamboja Tegaskan Tak Akan Menarik Permohonan Terkait Kasus

Candi Preah Vihear”, dalam

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=5049&type=3#.UHcOxvJA5dg , diakses

22 Agustus 2012.

_____ 2011, “Kamboja Tolak Pernyataan Thailand Tentang Kuil Preah Vihear”,

dalam

http://m.antaranews.com/berita-

fokus.php?url=4&newsid=1297711719&t=kamboja-tolak-pernyataan-thailand-tentang-kuil-preah-vihear , diakses 22 Agustus 2012.

_____ 2011, “Kedua PM Apresiasi Peran Indonesia”, dalam

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/219113-kedua-pm-apresiasi-peran-indonesia?&view=lucu&TB_iframe=true&width=700&height=450 , diakses 27

(20)

82

_____ 2011,“Menlu Kamboja Thailand Bertemu Usai KTT”, dalam

http://internasional.kompas.com/read/2011/05/08/1426374/Menlu.Thailand , diakses

4 September 2012.

_____ 2011, “Menlu RI: Indonesia mengupayakan penyelesaian konflik kamboja dan

Thailand secara damai”, dalam

http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/128-

maret-2011/1054-menlu-ri-indonesia-mengupayakan-penyelesaian-konflik-kamboja-dan-thailand-secara-damai.html , diakses 23 Agustus 2012.

_____ 2011, “Peranan Indonesia Dalam Kepemimpinan ASEAN 2011”, dalam

http://www.habibiecenter.or.id/download/JURNAL%20DEMOKRASI%20DAN%20

HAM_Vol9_No1_2011.pdf , diakses 03 September 2012.

_____ 2011, “RI Kirim Tim Pemantau ke Perbatasan Thai-Kamboja”, dalam

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/207770-ri-kirim-pemantau-ke-perbatasan-thai-kamboja , diakses 29 September 2012.

_____ 2011,“Thailand-Kamboja Sepakat Bahas Konflik”, dalam

http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=3451 , diakses 4 Septembar 2012.

_____ 2011, “Visi Indonesia Sebagai Ketua ASEAN” dalam

http://asean2011.kemlu.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=265

%3Aindonesias-vision-as-the-2011-aseans-chair&catid=86%3Ahardnews&Itemid=92&lang=in , diakses 9 Oktober 2012.

_____ 2012, “Thailand, Cambodia Get Closer to Troop Pullout from Preah Vihear

Tample” dalam http://www.chiangraitimes.com/news/8084.html , diakses 19

(21)

83

Abror Rizki, 2011, “Indonesia Resmi Ketua ASEAN”, dalam

http://www.antaranews.com/berita/1288446856/indonesia-resmi-ketua-asean ,

diakses 9 Oktober 2012.

Algooth Putranto, 2011, “Abhisit salahkan Komite UNESCO”. dalam

http://www.bisnis.com/articles/abhisit-salahkan-komite-unesco . dalam diakses 23

mei 2012.

Aris Heru Utomo, 2011, “ASEAN dan Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja”,

dalam

http://politik.kompasiana.com/2011/02/22/asean-dan-penyelesaian-konflik-thailand-kamboja/ , diakses 5 Oktober 2012.

Arry Anggadha, Harriska Farida Adiati, 2009, “Kamboja dan Thailand Saling Usir

Diplomat”, dalam

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/105196-kamboja_dan_thailand_saling_usir_diplomat , diakses 8 September 2012.

Aulia Akbar, 2011, “pertemuan perbatasan Thailand kamboja”, dalam

http://berita.ini-aja.com/home/readmore/196147, diakses 28 April 2012.

Bachtiar Abdullah, 2011, “Perdamaian Thailand Kamboja terganjal Parlemen”,

dalam

http://www.inilah.com/read/detail/1811122/perdamaian-thailand-kamboja-terganjal-parlemen , diakses 23 Mei 2012.

Bambang Sugeng, 2003, “Penanganan Konflik Sosial”, dalam

http://www.dissos.jabarprov.go.id/SITUS%20PRBS/artikel/Penanganan%20Konflik

(22)

84

Denny Armandanu, 2011, “Kamboja Mengedu ke Mahkamah Internasional” , dalam

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/218310-kamboja-mengadu-ke-mahkamah-internasional , diakses 22 Agustus 2012.

Endang, 2011, “KTT ASEAN Ke-18 Menjembatani Konflik Thailand-Kamboja”,

dalam http://majalahtopik.co.id/readnews.php?id=201 , diakses 4 September 2012.

Febri Andriansyah, 2010, “Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja” , dalam

http://id.shvoong.com/law-and-politics/international-law/2014090-konflik-perbatasan-thailand-dan-kamboja/. diakses 22 agustus 2012.

Hindra Liu, Erlangga Djumena, 2011, “Rekomendasi konflik Thailand dan Kamboja

dari Indonesia”, dalam

http://internasional.kompas.com/read/2011/05/08/20431670/Ini.Rekomendasi.Konflik

.ThailandKamboja.dari.Indonesia , diakses 13 November 2011.

Heri Pical, 2009, “Sengketa Territorial Thailand Kamboja Atas Kepemilikan Wilayah

Kuil Preah Vihear”, dalam

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1180/1325 , diakses 13

November 2011.

I Nyoman Sudira, 2010, “konstribusi PBB terhadap resolusi konflik”, dalam

http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/91-april-2010/778-kontribusi-pbb-terhadap-resolusi-konflik-sangat-besar.html , diakses 10 November 2011.

Ismoko Widjaya, Denny Armandhanu, 2011, “RI diminta Redam Konflik Thailand

Kamboja”, dalam

(23)

85

John Bernando Seran, 2012, “Perbatasan Wilayah Menurut Hukum Internasional”,

dalam

http://kupang.tribunnews.com/2012/03/07/perbatasan-wilayah-menurut-hukum-international , diakses 25 September 2012.

Josephus Primus (ed.), 2011, “Preah Vihear Masih Membara”, dalam

http://internasional.kompas.com/read/2011/01/29/17383664/Preah.Vihear.Masih.Me

mbara , diakses 23 Agustus 2012.

Marina Ika Sari, 2012, “Kebijakan Luar Negeri Thailand ke Kamboja dalam Konflik

Perbatasan Candi Preah Vihear (2008 2011): Faktor Internaldan Eksternal

Thailand”, dalam

http://luarnegeri.kompasiana.com/2012/01/27/kebijakan-luar-

negeri-thailand-ke-kamboja-dalam-konflik-perbatasan-candi-preah-vihear-2008-2011-faktor-internal-dan-eksternal-thailand/ . diakses 23 April 2012.

Nur Haryanto, 2008, “Thailand dan Kamboja Sepakat Perang Sudah Usai”, dalam

http://www.tempo.co/read/news/2008/10/24/118141893/Thailand-dan-Kamboja-Sepakat-Perang-Sudah-Usai , diakses 22 agustus 2012.

Rene R.A Kawilarang, 2008, “Kedua Pihak Sepakat Hentikan Pertempuran”, dalam

http://politik.news.viva.co.id/news/read/3269-kedua_pihak_sepakat_hentikan_pertempuran . diakses 22 Agustus 2012.

Rizky Novid H, 2010, “Tentang konflik Thailand Kamboja”. dalam

http://www.scribd.com/doc/29233196/Konflik-thailand-kamboja-doc , diakses 28

(24)

86

Rohmat, 2011, “Thailand-Kamboja Patuhi Putusan Mahkamah Internasional”,

dalam

http://kampus.okezone.com/read/2011/07/20/411/481828/thailand-kamboja-patuhi-putusan-mahkamah-internasional , diakses 04 September 2012.

Syukri Rahmatullah, 2011, “Warisan Dunia yang Diperebutkan Thailand-Kamboja”,

dalam

http://jakarta.okezone.com/read/2011/07/12/409/478932/warisan-dunia-yang-diperebutkan-thailand-kamboja , diakses 13 Agustus 2012.

Taufiq Bagus Jayanto, 2012, “Kekuatan Mengikat Putusan Mahkamah Internasional

Yang Ditafsirkan Oleh Para Pihak Dalam Sengketa Kuil Preah Vihear”, dalam

http://fh.unpad.ac.id/repo/?p=576 , diakses 7 juli 2012.

Widian Vebriyanto, 2011, “Indonesia Tawarkan Dua Opsi Penyelesaian Sengketa

Thailand-Kamboja”, dalam

http://internasional.rmol.co/read/2011/04/24/25138/Indonesia-Tawarkan-Dua-Opsi-Penyelesaian-Sengketa-Thailand-Kamboja- , diakses 04 September 2012.

Yudha Pratama, 2011, “konflik Thailand Kamboja di mata orang Thai”, dalam

(25)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fenomena hubungan internasional sering memperlihatkan persoalan

konflik perbatasan antar negara yang berpengaruh signifikan terhadap situasi

internasional. Terlihat jelas bahwa konflik perbatasan sering menyebabkan

peperangan. Dampak dari peperangan yang dipandang dapat merugikan,

kadang mendorong pihak ketiga untuk terlibat aktif dalam mengelola konflik,

karena apabila dibiarkan dapat mengganggu stabilitas hubungan

internasional. berkaitan dengan hal ini konflik perbatasan adalah konflik yang

melibatkan dua negara atau lebih mengenai perbedaan kepentingan atas

kepemilikan wilayah yang menimbulkan masalah-masalah bahkan

peperangan. Konflik perbatasan antar negara merupakan konflik yang sangat

sulit di cari solusi jalan keluarnya apabila pihak yang berkonflik sama-sama

mempertahankan teritorial yang diklaim sebagai wilayahnya.

Wilayah negara diatur dalam Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933,

menerangkan bahwa salah satu unsur yang harus dipenuhi oleh suatu negara

adalah terdapat wilayah tetap yang dimana perlu adanya garis batas yang

jelas. Dalam kompleksitas persoalan hubungan antar negara, seringkali

muncul konflik perbatasan yang disebabkan karena masalah wilayah. Konflik

(26)

2

wilayah yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain atau karena

memang tidak jelasnya garis batas wilayah negara.1

Konflik perbatasan yang sering terjadi di banyak negara sangat

berpengaruh terhadap hubungan negara yang berkonflik dan disekitarnya.

Konflik perbatasan sering meninggalkan akar permasalahan apabila salah satu

pihak merasa dirugikan oleh pihak yang berkonflik atau oleh pihak yang turut

melibatkan diri dalam mengelola konflik. Fenomena ini dapat di lihat pada

konflik perbatasan antara Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear.

Mengenai konflik perbatasan Kamboja-Thailand, sebenarnya konflik

perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar kuil Preah Vihear

merupakan kelanjutan dari konflik Kamboja-Thailand terkait kuil Preah

Vihear yang sudah lama terjadi dan berdampak pada stabilitas hubungan

internasional khususnya di Asia Tenggara. Thailand-Kamboja merupakan

negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). ASEAN

adalah organisasi internasional dalam regional Asia Tenggara yang

beranggotakan 10 negara yang bertujuan menciptakan One Vision, One

Identity, One Community dan bertanggungjawab penuh terhadap stabilitas

hubungan negara anggotanya.2

Dalam persoalan konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait

wilayah sekitar Kuil Preah Vihear, penelitian pada peran Indonesia sangat

signifikan untuk teliti karena sebagai negara yang terpilih menjadi ketua

1

Alma Manuputy, Abdul Rasal Rauf (et.all), 2008 , “Hukum Internasional”, Rech-ta. Depok. hal. 92

22010, “Roadmap For An ASEAN Community

(27)

3

ASEAN sejak 1 Januari 2011 dan juga sebagai negara yang memiliki

pengalaman mengelola konflik di ASEAN. Hal ini terlihat pada tahun

1988-1989 Indonesia menjadi tuan rumah JIM (Jakarta Informal Meeting) untuk

mengelola konflik Kamboja-Vietnam. Pada kesempatan itu Indonesia berhasil

memfasilitasi dan memediasi kedua negara yang sedang berkonflik untuk

mendiskusikan guna mencari jalan keluar pemecahan masalah. Dalam upaya

yang dilakukan Indonesia tersebut akhirnya Vietnam menarik pasukannya di

Kamboja.3

Dalam kesempatan kali ini, Indonesia sebagai negara yang terpilih

sebagai ketua ASEAN mempunyai tanggung jawab untuk berperan sebagai

mediator dalam pengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand, karena

dalam konteks yang terjadi sebelumnya, konflik perbatasan

Kamboja-Thailand tidak dapat di kelola dengan baik, hal ini terlihat karena beberapa

saat setelah perdamaian muncul ketegangan kembali.

Dalam prinsip hukum internasional, mediator di tuntut bersikap netral

dan independen guna menciptakan adanya hubungan di antara para pihak

untuk sama-sama mendiskusikan persoalan agar menemukan solusi damai.4

Persoalan konflik perbatasan Kamboja-Thailand menjadi salah satu

penghambat terwujudnya kerukunan di Asia Tenggara, hal ini tentunya

menjadi motivasi Indonesia untuk mengelola konflik perbatasan

Kamboja-Thailand sebagai wujud tanggungjawabnya sebagai ketua ASEAN untuk

3Aris Heru Utomo, 2011, “ASEAN dan Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja” , dalam

http://politik.kompasiana.com/2011/02/22/asean-dan-penyelesaian-konflik-thailand-kamboja/ ,

diakses 5 Oktober 2012. 4

(28)

4

berperan aktif dalam merespon setiap persoalan negara anggota ASEAN demi

menciptakan stabilitas hubungan negara anggota ASEAN agar tetap terjaga.

Peran Indonesia sebagai ketua ASEAN sangat sesuai dengan prinsip

ASEAN yang disepakati oleh negara-negara anggota ASEAN sebagaimana.

Dalam KTT ASEAN I di Bali tahun 1976, dimana telah ditandatangani perjanjian persahabatan dan kerjasama di Asia Tenggara TAC (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia). Pada pokoknya berisi perjanjian untuk senantiasa berusaha mencegah timbulnya konflik serta menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman dan mengatasi konflik melalui perundingan dan bersahabat.5

Dalam konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar

Kuil Preah Vihear, persoalannya terletak pada perbedaan sudut pandang atas

wilayah sekitar Kuil Preah Vihear yang membuat keduanya sama-sama

mengklaim kepemilikan wilayah sekitar Kuil Preah Vihear.

Dalam hal ini Menurut Kamboja, wilayah sekitar Kuil Preah Vihear

termasuk wilayahnya karena Kuil Preah Vihear yang terletak di bukit setinggi

525 di pegunungan Dangrek, di Provinsi Preah Vihear Kamboja di bangun

oleh raja Kamboja dari suku Khmer dan Mahkamah Internasioanal atau ICJ

(International Court of Justice) telah memutuskan Kuil Preah Vihear menjadi

wilayah Kamboja. Atas dasar inilah Kamboja mengklaim wilayah sekitar

Kuil Preah Vihear menjadi bagian dari wilayahnya. Tetapi menurut

pemerintah Thailand wilayah sekitar Kuil Preah Vihear sepanjang 4,6

kilomerter bukan milik siapapun karena belum ada keputusan dari Mahkamah

5Sekretariat National ASEAN Depertemen Luar Negeri Indonesia,1995, “ASEAN Selayang

(29)

5

Internasional atas kepastian kepemilikan wilayah sekitar Kuil Preah Vihear

tersebut.6

Dalam kasus ini sebelumnya Mahkamah Internasional di Den Haag

Belanda pada tahun 1962 sudah memutuskan bahwa Kuil Preah Vihear

menjadi wilayah Kamboja.7 Meskipun dalam perdebatan klaim atas

kepemilikan Kuil Preah Vihear dimenangkan oleh Kamboja akan tetapi

konflik antara Kamboja-Thailand tetap berlanjut karena dalam persoalan ini

Mahkamah Internasional hanya memutuskan bahwa Kuil Preah Vihear

menjadi wilayah Kamboja dan Mahkamah Internasional belum memberi

keputusan apakah wilayah sekitar Kuil Preah Vihear juga menjadi wilayah

Kamboja atau tidak karena Kamboja-Thailand berbeda penafsiran atas

keputusan Mahkamah Internasional terkait kepemilikan wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear.

Konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear berawal pada 7 Juli 2008, dimana ketika UNESCO (United

Nations Economic, Social and Cultural Organization) menetapkan Kuil

Preah Vihear menjadi warisan sejarah dunia yang dimiliki Kamboja.8

Keputusan UNESCO tersebut di tentang oleh Thailand karena di anggap

6

Algooth Putranto, 2011, “Abhisit salahkan Komite UNESCO”. dalam

http://www.bisnis.com/articles/abhisit-salahkan-komite-unesco . diakses 23 Mei 2012. 7Ibid.

8

Marina Ika Sari, 2012, “Kebijakan Luar Negeri Thailand ke Kamboja dalam Konflik Perbatasan

Candi Preah Vihear (2008 2011): Faktor Internaldan Eksternal Thailand”, dalam

.

http://luarnegeri.kompasiana.com/2012/01/27/kebijakan-luar-negeri-thailand-ke-kamboja-dalam-konflik-perbatasan-candi-preah-vihear-2008-2011-faktor-internal-dan-eksternal-thailand/ . diakses

(30)

6

bahwa Kamboja tidak hanya mengklaim Kuil Preah Vihear namun juga

wilayah sekitar Kuil Preah Vihear.

Kuil Preah Vihear sepanjang 4,6 kilometer yang menjadi perebutan Kamboja-Thailand, terletak di antara distrik Choam Khsant di Provinsi Preah Vihear Kamboja dan distrik Kantharalak di Provinsi Si Sa Ket Thailand. Dalam konflik tersebut menurut pemerintah Kamboja, konflik berawal ketika 50 prajurit Thailand memasuki wilayah Pagoda Keo Sikh Svara di Kamboja, yang berjarak sekitar 300 meter dari kuil Preah Vihear. Thailand mengklaim batas bagian terluar wilayah yang berdampingan dengan Kuil Preah Vihear belum diputuskan oleh Mahkamah Internasional. Namun pada Agustus 2008 konflik tersebut meluas ke wilayah kompleks Kuil Ta Moan yang terletak di wilayah barat Kuil Preah Vihear, dimana Kamboja menuduh pasukan Thailand memasuki wilayahnya. Kemudian pasukan Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak di perbatasan.9

Mengenai ketegangan yang terjadi, Kamboja-Thailand telah

melakukan sejumlah perundingan namun perundingan secara bilateral gagal

meredam konflik. Akhirnya Indonesia mencoba menjadi mediator dengan

menggelar sejumlah pertemuan antara pihak Kamboja-Thailand yaitu

pertemuan pada 22 Februari 2011 yang diadakan di gedung Pancasila Jakarta,

dalam pertemuan tersebut Kamboja-Thailand mempercayakan Indonesia

sebagai penengah. Pertemuan selanjutnya berlangsung di Bogor pada 7-8

April 2011 dimana Thailand menganggap Indonesia belum bisa membuat

Kamboja menyepakati perjanjian. Dalam pertemuan ini Indonesia kehilangan

kepercayaan dari Thailand. Kemudian pertemuan berikutnya berlangsung

pada 7-8 Mei 2011 dalam KTT ASEAN ke 18 di Jakarta.

Dalam KTT ASEAN ke 18, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

selaku Presiden Indonesia sebagai ketua ASEAN menyampaikan tiga

rekomendasi. Pertama mengaktifkan pertemuan dengan GBC (General

9Yudha Pratama, 2011, “ konflik Thailand Kamboja di mata orang Thai” , dalam

http://www.antaranews.com/berita/257381/konflik-thailand-kamboja-di-mata-orang-thai , diakses

(31)

7

Border Committee). Kedua melihat kembali MOU (Momerandum Of

Understanding). Ketiga mendatangkan pengamat (observer).10

Rekomendasi disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

saat melakukan pertemuan antara Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva

dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. Menyikapi rekomendasi yang

disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamboja mengusulkan

kehadiran observer terlebih dahulu, setelah itu melakukan pertemuan bilateral

kemudian meninjau kembali MOU. Sementara itu Thailand menginginkan

pertemuan bilateral terlebih dahulu, baru kemudian melihat kembali MOU

yang pernah disepakati Kamboja-Thailand, Setelah itu observer dapat

meninjau lokasi di perbatasan. Melihat hal ini, Presiden menginginkan agar

Kamboja-Thailand tetap mengutamakan solusi damai dan tidak membawa

persoalan tersebut ke PBB karena ASEAN di percaya PBB untuk membantu

mengatasi konflik tersebut.11

Dalam hal ini pembahasan pada peran Indonesia sebagai ketua

ASEAN dalam mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait

wilayah sekitar Kuil Preah Vihear sangat menarik untuk diteliti karena pada

persoalan tersebut, Indonesia yang terpilih sebagai ketua ASEAN dan juga

sebagai negara yang memiliki pengalaman dalam mengelola konflik

dihadapkan pada konflik yang sulit dicari jalan keluarnya.

10

Hindra Liu, Erlangga Djumena, 2011, “Rekomendasi konflik Thailand dan Kamboja dari

Indonesia”, dalam

http://internasional.kompas.com/read/2011/05/08/20431670/Ini.Rekomendasi.Konflik.ThailandKa

mboja.dari.Indonesia , diakses 13 November 2011.

(32)

8

Ketertarikan peneliti memilih penelitian pada peran Indonesia dalam

mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear karena peneliti ingin melihat bagaimana peran Indonesia

mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand yang terlihat adanya

perbedaan sudut pandang yang dimana Kamboja-Thailand sama-sama

mempertahankan sudut pandangnya masing-masing.

Dalam hal ini letak kesulitan Indonesia adalah karena belum adanya

saling pengertian antara Kamboja-Thailand yaitu keduanya sama-sama

mempertahankan klaim atas kepemilikan wilayah sekitar Kuil Preah Vihear.

Berikut adalah gambar Kuil Preah Vihear dan peta konflik perbatasan

Kamboja-Thailand.

GAMBAR 1 KUIL PREAH VIHEAR

Sumber: CHIANGRAI TIMES.12

12

2012, “Thailand, Cambodia Get Closer to Troop Pullout from Preah Vihear Tample” dalam

(33)

9 GAMBAR 2

PERBEDAAN PENAFSIRAN KAMBOJA-THAILAND

Sumber: CHIANGRAI TIMES.13

GAMBAR 3

KONFLIK KAMBOJA-THAILAND

Sumber: BBC NEWS.14

13Ibid.

14

2008, “Small Step In Thai-CambodianTalks”, dalam

(34)

10 1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat di tarik

sebuah rumusan masalah penelitian yaitu: “Bagaimana peran Indonesia

sebagai ketua ASEAN dalam mengelola konflik perbatasan

Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil Preah Vihear?”

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan melihat permasalahan yang ada serta rumusan masalah yang

diajukan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

Untuk mengetahui peran Indonesia sebagai ketua ASEAN dalam

mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan menambah wawasan

kepada semua pihak terutama mahasiswa HI UMM terkait dengan tema yang

berkaitan tentang peran Indonesia sebagai ketua ASEAN dalam mengelola

konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil Preah

Vihear.

1.4.1 Secara Akademis

Menambah wawasan atau pengetahuan untuk mengetahui latar

belakang penyebab konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah

sekitar Kuil Preah Vihear. Serta dapat menambah pemahaman tentang

pengelolaan konflik yang bertujuan menciptakan perubahan situasi dimana

(35)

11

kekerasan, yang dimana pada waktu sebelumnya terjadi banyak kekerasan

berubah menjadi suatu kesepakatan yang bermanfaat bagi pihak yang

berkonflik dengan membangun kerjasama dan melakukan gencatan senjata.

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang

perlunya mencari motif yang memicu konflik dan bagaimana agar

pengelolaan konflik dapat diterima para pihak yang berkonflik.

Pada pembahasan pengelolaan konflik, tujuan penelitian ini

mengharapkan pada para pihak terutama mahasiswa HI UMM bahwa

mengenai persoalan konflik, pengelolaan konflik tidak hanya dapat dikelola

oleh pihak yang berkonflik saja akan tetapi pihak ketiga yang menjadi

mediator juga punya peran yang sangat signifikan dalam mengelola konflik,

meskipun pada dasarnya pemecahan konflik hanya dapat terwujud jika kedua

pihak mau sama-sama menyadari dan sepakat agar konflik dihentikan dengan

gencatan senjata atau perjanjian damai antara pihak yang berkonflik, namun

jika persoalan konflik tidak memberikan jalan keluar karena keduanya

sama-sama mempertahankan prinsipnya maka dalam hal ini peran mediator sangat

dibutuhkan.

1.4.2 Secara Praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk digunakan sebagai

acuan dalam mengimplementasikan pengalolaan konflik. Dengan demikian

peneliti menekankankan agar Indonesia berperan secara serius sebagai wujud

tanggungjawab sebagai negara yang terpilih menjadi ketua ASEAN, untuk

(36)

12

negara anggota untuk berpartisipasi menekan agar Kamboja-Thailand

sama-sama mengutamakan solusi damai. Perlunya implemantasi tersebut, karena

pada konflik Kamboja-Thailand, terlihat bahwa jalan perundingan sudah

ditempuh, perjanjian damai pun sudah dilakukan namun pada kenyataannya

konflik masih tetap terjadi. Hal ini dikarenakan ada ketidakpuasan dari salah

satu pihak yang dapat memicu konflik terulang lagi, Meski kedua pihak yang

berkonflik sama-sama mengupayakan solusi damai.

1.5 Penelitian terdahulu

Dalam makalah yang di tulis oleh Rizky Novid. Universitas Negeri

Padang yang berjudul “Tentang Konflik Thailand kamboja” berorientasi pada

perspektif realisme dalam menganalisa konflik Kamboja-Thailand. Pada

konteks ini negara dianggap sebagai satu-satunya aktor dalam hubungan

internasional karena organisasi selain negara dianggap tidak dapat

menyelesaikan konflik. Maka penyelesaian konflik bisa terwujud apabila

kedua negara sama-sama menyepakati perjanjian damai.15

Makalah yang ditulis oleh Rizky Novid tersebut lebih cenderung

skeptis terhadap peran pihak ketiga baik negara maupun organisasi karena

bagaimanapun upaya pihak ketiga yang mencoba mengelola konflik, jika

pihak yang berkonflik sama-sama tidak mau berdamai maka konflik tidak

akan berakhir. Jadi secara garis besar dalam makalah tersebut menjelaskan

bahwa penyelesaian konflik hanya bisa terjadi jika para pihak sama-sama

mau berdamai. Makalah yang ditulis oleh Rizky Novid H berbeda dengan

15

Rizky Novid H, 2010, “Tentang konflik Thailand Kamboja”. dalam

(37)

13

pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian yang berjudul Peran

Indonesia sebagai ketua ASEAN Dalam Mengelola Konflik Perbatasan

Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear. Karena

peneliti melihat bahwa peran pihak ketiga juga sangat signifikan dalam

mengelola konflik, sebab meski secara normatif penyelesaian konflik

memang ditentukan oleh pihak yang berkonflik, akan tetapi pihak ketiga juga

dapat memberikan dorongan atau manfaat untuk mencegah konflik serta

dapat memberikan masukan agar keduanya mau sama-sama mengutamakan

solusi damai ketimbang menempuh jalan peperangan yang dapat merugikan

pihak yang berkonflik dan sekitarnya.

Dalam hal ini peran mediator sangat signifikan dalam mengelola

konflik. Karena jika kedua pihak yang berkonflik sama-sama tidak mau

mengalah maka jalan satu-satunya harus ada mediator yang bisa berperan

aktif dalam mengelola konflik tersebut.

Dalam skripsi Taufik Bagus Jayanto Universitas Padjadjaran

Bandung yang berjudul “Kekuatan Mengikat Putusan Mahkamah

Internasional Yang Ditafsirkan Oleh Para Pihak Dalam Sengketa Kuil Preah

Vihear” menjelaskan tentang perbedaan penafsiran Kamboja-Thailand atas

keputusan Mahkamah Internasional.16

Pendekatan penelitian Taufik Bagus Jayanto tersebut berdasar pada

hukum secara normatif sehingga dalam penelitiannya lebih mendorong agar

16Taufiq Bagus Jayanto, 2012, “Kekuatan Mengikat Putusan Mahkamah Internasional Yang

Ditafsirkan Oleh Para Pihak Dalam Sengketa Kuil Preah Vihear”, dalam

(38)

14

para pihak mengikuti aturan hukum yang sudah ditetapkan terkait keputusan

Mahkamah Internasional agar implementasi hukum internasonal bisa efektif.

Skripsi Taufik Bagus Jayanto menekankan pentingnya mematuhi

keputusan Mahkamah Internasional karena jika Kamboja-Thailand mematuhi

keputusan tersebut maka akan tercipta kedamaian antara keduanya. Berbeda

dengan penelitian yang peneliti teliti, jika skripsi Taufik Bagus Jayanto lebih

menekankan agar subyek hukum mau mengikuti keputusan Mahkamah

Internasional demi terciptanya perdamaian, maka dalam penelitian yang

peneliti teliti yang berjudul “Peran Indonesia Sebagai Ketua ASEAN Dalam

Mengelola Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar

Kuil Preah Vihear” cenderung melihat bahwa penekanan untuk mematuhi

keputusan Mahkamah Internasional ternyata masih belum bisa mengatasi

konflik, apalagi dalam konteks konflik perbatasan yang terjadi antara

Kamboja-Thailand terdapat pihak yang merasa dirugikan maka sangat sulit

sekali konflik bisa diatasi.

Peneliti melihat, meski ada kemauan dari kedua pihak untuk

mengikuti keputusan Mahkamah Internasional, akan tetapi pihak yang merasa

dirugikan tersebut akan tetap mencari cela agar keputusan Mahkamah

Internasional tidak begitu banyak merugikannya dengan mencari persoalan

lain selain konteks yang telah terjadi sebelumnya.

Dalam hal ini terlihat bahwa meski Mahkamah Internasional

menetapkan Kuil Preah Vihear menjadi milik Kamboja, namun Thailand

(39)

15

alasan karena wilayah tersebut belum ditentukan secara hukum. Sikap

Thailand yang juga merasa punya hak atas kepemilikan wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear, telah menjadi pemicu utama konflik terulang lagi bahkan

persoalan konflik lebih rumit ketimbang persoalan konflik yang terjadi

sebelumnya sebab jika pada konteks sebelumnya, ketegangan konflik

berkurang dikarenakan keputusan Mahkamah Internasional yang memutuskan

Kuil Preah Vihear menjadi milik Kamboja, sehingga Thailand tidak dapat

menggugat hak kepemilikan Kuil Preah Vihear atas Kamboja namun pada

persoalan konflik wilayah sekitar Kuil Preah Vihear ini sebaliknya

dikarenakan belum adanya keputusan secara hukum.

Dalam hal ini peneliti lebih tertarik membahas peran pihak ketiga

yang dimana penelitian berorientasi pada keterlibatan Indonesia sebagai ketua

ASEAN dalam mengelola konflik perbatasan antara Kamboja-Thailand

dengan menggunakan pendekatan resolusi konflik. Peneliti ingin mengetahui

bagaimana proses resolusi konflik yang dilakukan Indonesia dalam mengelola

konflik Kamboja-Thailand.

Alasan peneliti mengangkat pembahasan pada peran Indonesia adalah

untuk melihat apa saja yang dilakukan Indonesia dalam mengelola konflik

karena sebagai negara yang terpilih menjadi ketua ASEAN tentunya peran

Indonesia sangat diharapkan mampu dalam mengelola konflik. Apalagi

Indonesia punya kapasitas pengalaman dalam mengelola konflik yang terjadi

(40)

16

Berkaitan dengan hal ini peneliti memfokuskan perhatiannya pada

peran Indonesia sebagai ketua ASEAN dalam mengelola konflik perbatasan

Kamboja-Thailand. Mengingat Kamboja-Thailand, keduanya merupakan

anggota ASEAN tentunya mendorong Indonesia yang terpilih sebagai ketua

ASEAN untuk terlibat aktif dalam mengelola Konflik. Apabila konflik antara

Kamboja-Thailand tidak secepatnya diatasi maka dikhawatirkan akan

mengganggu stabilitas hubungan negara-negara anggota ASEAN.

1.6 Teori / Konsep

Agar dalam penelitian ini dapat dirumuskan dan dipahami secara

sistematis dan terfokus pada pembahasan, maka peneliti memberikan teori

dan konsep dengan maksud untuk menciptakan hubungan teori dan konsep

dengan penelitian. oleh karena itu sesuai dengan masalah yang sudah

dijelaskan pada fokus penelitian ini yaitu peran Indonesia sebagai ketua

ASEAN dalam mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait

wilayah sekitar kuil Preah Vihear dimana penelitian ini perlu ada pemahaman

teori dan konsep sebagai bahan untuk memahami penelitian.

1.6.1 Peran

Peran adalah implementasi yang diharapkan dalam menjalankan

fungsi suatu kedudukan. Dalam konteks hubungan internasional, konsep

peranan yang menyangkut hubungan antar negara tentunya melibatkan negara

itu sendiri atau negara yang menempati kedudukan dalam organisasi

internasional yang diberikan kewenangan menjalankan tugas atau kewajiban

(41)

17

kedudukan Indonesia sebagai ketua ASEAN yang berperan mengelola

Konflik Kamboja-Thailand.17

Mochtar Mas’oed menyatakan bahwa peranan adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi. Perilaku yang dilekatkan pada posisi tersebut, diharapkan berperilaku sesuai dengan sifat posisi tersebut.18

Teori peranan berpendapat bahwa kebanyakan dari perilaku politik

merupakan hasil dari tuntutan atau harapan dari peran yang diduduki oleh

aktor politik dan tekanan dari pihak lain atas kedudukan aktor politik. Sumber

munculnya harapan berasal dari dari pihak lain atas peran aktor politik yang

dimana ada penekanan dari pihak lain agar aktor yang menduduki posisi

berperan sebagaimana mestinya atau bisa dipengaruhi oleh tekanan yang

dimana pihak lain menginginkan agar aktor yang menduduki posisi berperan

sebagaimana kehendak pihak lain. Harapan muncul dari cara yang dilakukan

aktor politik dalam mengimplementasikan peranan yang diembannya yaitu

suatu harapan dari aktor politik atas apa yang sekiranya boleh dan tidak boleh

dilakukan dan yang seharusnya dilakukan.19

Peranan bisa tergantung pada kedudukan dan harapan lingkungan

sekitar apabila tidak mendapat dukungan dari lingkungan sekitar maka akan

sulit sekali mengimplementasikan peranannya sebagaimana mestinya. Namun

berkaitan dengan kondisi tersebut sebenarnya disitulah tantangan aktor

pemeran untuk berusaha dapat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan

sekitar. dalam hal ini peranan dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi juga

17

Anak Agung Bayu Perwita, Yanyan Mochamad Yani, 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya Bandung. hal. 29

18Mochtar Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi

(42)

18

kemampuan dari aktor pemeran. Peranan bisa diartikan sebagai orientasi atas

kedudukan yang di emban oleh aktor dalam kedudukan sosialnya. Dengan

peranan tersebut, para aktor pemeran dalam bentuk individu maupun

organisasi akan berprilaku sebagaimana harapan lingkungan disekitarnya.

peran aktor berusaha melaksanakan harapan-harapan dari lingkungan

sekitar.20

Berkaitan dengan hal ini, sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa

peran Indonesia dalam mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand yaitu

dengan cara melakukan suatu tindakan yang dimulai dari merencanakan

pertemuan agar dapat mempertemukan kedua pihak, dan mengorganisasikan

keduanya dalam ruang lingkup ASEAN agar menempuh solusi damai,

Indonesia melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian dalam

konflik perbatasan Kamboja-Thailand. peran Indonesia tersebut terlihat pada

sejumlah pertemuan antara lain pertemuan pada 22 Februari 2011 yang

diadakan di Jakarta, pertemuan pada 7-8 April 2011 yang berlangsung di

Bogor, dan pertemuan pada 7-8 Mei dalam KTT ASEAN ke 18 yang

berlangsung di Jakarta. Peran Indonesia diimplementasikan sebagimana

kedudukannya sebagai ketua ASEAN.

20Ibid,

(43)

19 1.6.2 Konflik Perbatasan

Menurut Pruitt dan Rubin, konflik adalah perbedaan kepentingan yang

memunculkan aksi dan reaksi karena salah satu kepentingan dari pihak tidak

terpenuhi yang kemudian memunculkan masalah-masalah.21 Perbatasan

menurut pakar hukum internasional seperti Green NA Maryan, Shaw

Malcolm, JG Starke, dan Burhan Tsani adalah batas wilayah yang

memisahkan wilayah suatu negara dengan wilayah negara lain di darat, laut

dan udara.22

Berdasar pada pendapat para pakar, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa konflik perbatasan adalah perbedaan kepentingan atas kepemilikan

wilayah yang memunculkan aksi maupun reaksi dari pihak yang merasa

dirugikan atas keputusan kepemilikan wilayah.

Dalam sejarah hubungan internasional, kebanyakan konflik

perbatasan antara lain disebabkan karena keinginan untuk melakukan

ekspansi wilayah atau karena memang tidak jelasnya garis batas wilayah.

Dalam hal ini kebanyakan konflik perbatasan yang disebabkan karena

ekspansi wilayah mempunyai motif potensi kekayaan alam yang dapat

memberikan manfaat. Dengan demikian, negara yang melakukan ekspansi

wilayah berupaya mencari cela untuk membenarkan alasannya dalam

mengklaim wilayah. Konflik perbatasan karena ekspansi wilayah merupakan

konflik yang di sengaja, diinginkan oleh negara yang melakukan ekspansi

21

Pruitt, Dean, G., Hee Kim, sung, Social Conflict: Escalation , Stalemate, and Settlement. dalam Novri Susan, Ibid, hal. 8-9

22John Bernando Seran, “Perbatasan Wilayah Menurut Hukum Internasional”, dalam

(44)

20

selama wilayah yang diinginkan belum menjadi miliknya. Sedangkan konflik

perbatasan yang disebabkan karena tidak jelasnya garis batas wilayah lebih

dikarenakan para pihak yang berkonflik sama-sama mempertahankan klaim

wilayah yang dianggap sebagai wilayahnya.

Dalam hal ini konflik perbatasan antara Kamboja-Thailand atas klaim

wilayah sekitar Kuil Preah Vihear disebabkan karena keduanya sama-sama

mempunyai peta masing-masing yang dimana terdapat garis pemisah antar

wilayah Kamboja-Thailand. Namun perbedaan garis peta yang dimiliki

Kamboja-Thailand menunjukan tidak jelasnya garis batas wilayah yang

kemudian menyebabkan konflik perbatasan antara Kamboja-Thailand.

1.6.3 Resolusi Konflik

Secara umum tujuan resolusi konflik adalah menciptakan perdamaian.

Diskursus tenang perdamaian mengkategorikan perdamaian yaitu perdamaian

positif dan perdamaian negatif. Perdamaian positif tidak ada kekerasan

struktural. Sedangkan perdamaian negatif tidak ada kekerasan langsung.23

Menciptakan perdamaian dalam resolusi konflik bukan berarti penghapusan

konflik.

Teori manajemen konflik menegaskan bahwa konflik tidak perlu

diselesaikan akan tetapi bagaimana mengelola konflik agar dapat mengurangi

tingkat kekerasan. Sebagaimana pendapat Carpenter dan Kennedy yang pada

23

(45)

21

intinya menyatakan bahwa tantangan dalam manajemen konflik bukan

penghapusan konflik melainkan meminimalisir tingkat kekerasan.24

Resolusi konflik Menurut Johan Galtung adalah melakukan peace

keeping (penjagaan perdamaian), peace making (penciptaan perdamaian),

peace building (pembangunan perdamaian).25 Salah satu dari tiga pendekatan

tersebut yang dilakukan Indonesia dalam mengelola konflik perbatasan

Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil Preah Vihear adalah peace

making atau penciptaan perdamaian.

Pendekatan peace making atau penciptaan perdamaian yaitu

melakukan jalan dengan cara mediasi, dimana pihak ketiga mendengarkan

keterangan dari pihak yang berkonflik kemudian pihak ketiga menyampaikan

apa yang di pandang sebagai solusi penyelesaian konflik.

Pihak ketiga dalam hal ini dapat dikatakan sebagai arbitrasi yaitu

sebagai penengah antara pihak yang berkonflik.26 Mengenai Pendekatan pada

peace making atau penciptaan perdamaian yang ditempuh Indonesia dalam

mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand memerlukan pengalaman

dan kemampuan yang baik dalam berdiplomasi agar upaya untuk

menciptakan perdamaian dapat diterima oleh Kamboja-Thailand.

24

Carpenter, Swan, Kennedy, Managing Public Disputes: A practical Guide to Handling Conflict and Reaching Agreements dalam Ibid, hal 136-137

25

Johan Galtung, 2003, Studi Perdamaian. Pustaka E ureka Surabaya. hal. 248 26Ibid,

(46)

22 1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian kualitatif digunakan sebagai upaya, cara dan teknik

secara sistematis oleh peneliti agar memperoleh hasil yang benar dalam

penelitian Library Research.

1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian mengunakan deskriptif yaitu penelitian yang

menggambarkan fenomena yang diteliti secara sistematis dan akurat serta

melihat keterkaitan hubungan antar fenomena yang diteliti.27

Menurut Whitney metode deskripif merupakan pencarian fakta

dengan mengumpulkan data kemudian melakukan penafsiran dengan cara

yang tepat.28 Berkaitan dengan hal ini peneliti menggambarkan fenomena

peran Indonesia dalam mengelola konflik perbatasan antara

Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil Preah Vihear berdasar data yang diambil

dari fakta yang sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti.

1.7.2 Sumber data

Menurut Lofland, sumber data dalam penelitian kualitatif adalah

bukti-bukti valid berupa fenomena yang meliputi tindakan dari aktor yang

menjadi fokus penelitian, dokumentasi dan data yang berhubungan dengan

penelitian.29 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

27Mohtar Mas’oed, 1990, 1994. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin Dan Metodologi

. Pustaka LP3ES Jakarta. hal 68

28

Moh. Nazir, 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Bogor. hal.54. 29

(47)

23

sekunder yang berasal dari literature-literatur yang didapatkan dari berbagai

sumber seperti perpustakaan dan internet yang menyangkut berbagai

dokumen yang berkaitan dengan konflik Kamboja-Thailand. Data penelitian

peneliti dapatkan dari Perpustaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang

(UMM), Buku koleksi peneliti, dan website yang terkait dengan peneliti teliti.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan yang

dikemukakan, peneliti menggunakan teknik penelitian kepustakaan (Library

Research) dengan memanfaatkan perpustakaan untuk memperoleh data.30

Library Research yaitu upaya pengumpulan data pustaka dengan cara

membaca dan mencatat dan mengambil data yang sesuai dengan penelitian.31

Dengan demikian, data-data yang digunakan adalah data-data sekunder yang

berasal dari dokumentasi maupun publikasi. Bentuk data tersebut dapat

ditemukan pada buku referensi dan sumber-sumber tulisan lainnya seperti

fasilitas dan jasa internet untuk mendapatkan data tertulis yang sesuai dengan

topik dan telah didokumentasikan.

1.7.4 Analisis Data

Dalam hal taknik analisa data,

Bogdan mengatakan bahwa: “Data analysis is the process of

systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you to present what you have discovered to others”.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah difahami. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,

30

Mestika Zed, 2004, Metode Penelitian Kepustakaan,Yayasan Obor Indonesia Jakarta. hal, 1 31

(48)

24 melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari.32

Berdasarkan dengan hal ini maka untuk menganalisis data digunakan

analisis kualitatif yang lebih menggunakan pendekatan induktif yaitu

berdasarkan pada hal khusus yang mengarah pada kesimpulan umum.33

Dengan menghubungkan data yang satu dengan data yang memiliki

hubungan saling keterkaitan yang dapat mendukung permasalahan yang

sedang diteliti. Data yang dikumpulkan oleh peneliti kemudian diolah

menjadi data yang relevan dengan penelitian, dengan cara mengambil

bagian-bagian yang sesuai dengan topik penelitian dari tiap-tiap bahan yang

dikumpulkan guna untuk mempermudah penelitian menggunakan jenis

deskriptif.

1.8 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian adalah salah satu unsur penting dalam

penelitian ini. Agar pembahasan penelitian memberikan penjelasan secara

akurat dan kongkrit dan tidak melebar serta mudah dipahami, peneliti

memberi dua kategori batasan dalam ruang lingkup penelitian yaitu batasan

materi dan batasan waktu.

1.8.1 Batasan Materi

Dalam penelitian ini batasan materi yang ditentukan peneliti dalam

meneliti peran Indonesia sebagai ketua ASEAN dalam mengelola konflik

32

Bogdan, Robert C. Qualitative Research For Education; An Introductioan To Theory and Methods; Allyn and Bacon. dalam Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D, Alfabeta Bandung. hal. 244

33

(49)

25

perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil Preah Vihear yaitu

mencakup pada posisi ASEAN sebagai institusi regional di Asia Tenggara

serta peran Indonesia sebagai ketua ASEAN dalam mengelola konflik

tersebut dan respon Kamboja-Thailand terhadap peran Indonesia.

1.8.2 Batasan Waktu

Terkait dengan penelitian ini batasan waktu yang ditentukan peneliti

adalah 2011 yang dimana pada waktu tersebut Indonesia terpilih sebagai

ketua ASEAN dan berupaya mengimplementasikan peranannya dalam

mengelola konflik perbatasan Kamboja-Thailand terkait wilayah sekitar Kuil

Preah Vihear.

1.9 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 4 bab, dimana kesinambungan dan keterkaitan

dalam tiap bab diperjelas oleh sub-sub bab, sehingga pada akhirnya akan

membentuk karya ilmiah yang sistematis dan konstruktif.

Bab I : PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan Penelitian

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Praktis

1.5Penelitian Terdahulu

(50)

26

1.6.1 Peran

1.6.2 Konflik Perbatasan

1.6.3 Resolusi Konflik

1.7Metode Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

1.7.2 Sumber Data

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

1.7.4 Analisa Data

1.8Ruang Lingkup Penelitian

1.8.1 Batasan materi

1.8.2 Batasan waktu

1.9Sistematika Penulisan

Bab II : ANATOMI KONFLIK KAMBOJA-THAILAND DAN POSISI ASEAN SEBAGAI INSTITUSI REGIONAL DI ASIA TENGGARA

2.1Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Terkait Kuil Preah Vihear.

2.2Konflik Kamboja-Thailand Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah

Vihear.

(51)

27 Bab III: PERAN INDONESIA DALAM MENGELOLA KONFLIK

PERBATASAN KAMBOJA-THAILAND DAN RESPON KAMBOJA-THAILAND TERHADAP PERAN INDONESIA

3.1Indonesia Sebagai Ketua ASEAN Dan Mulainya Pengelolaan Konflik

Perbatasan Kamboja-Thailand Di ASEAN.

3.2Peran Indonesia Mengelola Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand

Terkait Wilayah Sekitar Kuil Preah Vihear

3.3Respon Kamboja-Thailand Terhadap Peran Indonesia

Bab IV: PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran / Rekomendasi

Gambar

GAMBAR 1

Referensi

Dokumen terkait

1) Pengendalian ekspor bahan mentah minerba, dimana tembaga dan nikel termasuk di dalamnya, memiliki semangat yang membangun bagi perekonomian domestik. Tujuan utama dari

Sedangkan Sub-sub masalah dalam penelitian tindakan ini yakni, bagaimana peningkatan pengetahuan siswa kelas VII SMP Kristen Kanaan Kubu Raya tentang Dayak

Gambar 5.12 Grafik kelas kurtosis detrital sedimen pada zona gumuk pasir. yang didominasi oleh kelas

Setelah mahasiswa/I melakukan proses pembimbingan, usulan skripsi atau proposal skripsi yang telah disetujui oleh tim pembimbing skripsi wajib diseminarkan du tingkat

Penurunan tren dari positif kepada negatif pada plotan unsur-unsur Ba, Sr dan Zn melawan SiO2 (Rajah 5.18) pada nilai SiO2 sekitar 58 wt% menunjukkan berlaku

Berdasarkan uraian pelaksanaan Pemantauan Penggunaan BBM di Sektor Usaha Pertambangan terhadap 21 Perusahaan Tambang diatas, output (keluaran) yang dihasilkan dari

Depresi cenderung meningkatkan risiko atau kemungkinan tidak terjadinya perbaikan infeksi ulkus kaki diabetik, walaupun setelah dilakukan penyesuaian terhadap

Berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Determinasi (KD) secara parsial dengan melihat nilai R Square yaitu 0,646, maka besar pengaruh Beban Kerja memberi