• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suara Muhammadiyah Edisi 16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Suara Muhammadiyah Edisi 16"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

21 SUARA MUHAMMADIYAH 16 / 95 | 16 - 31 AGUSTUS 2010

A

da catatan tersisa dari Muktamar 1 abad Muham-madiyah di Yogyakarta. Dakwah kultural suk-ses menyelinap di dalamnya.

Pentas ketoprak dan seni tradisi di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta sudah biasa terjadi. Tetapi malam itu (6-7-10) terasa istimewa. Bukan hanya karena Din Syamsudin dan banyak tokoh lain tampil “ngetoprak”. Nuansa dakwah yang dikemas dalam pentas seni tradisi seperti mengingatkan bahwa Muhammadiyah memiliki banyak cara menyampaikan dakwah. Seni tradisi dapat menjadi sarana menyampaikan ajaran Islam secara damai, tidak menjemukan, dan sekaligus menghibur.

Pada dimensi yang lain, melalui pentas seni tradisi, secara kultural menyumbangkan akulturisasi budaya dan sekaligus meneguhkah hakikat Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin. Islam adalah agama penebar damai dan kesela-matan, rahmat bagi alam semesta.

Adalah pilihan cerdas bagi para seniman dan budayawan Muhammadiyah menggagas pentas ketoprak dengan lakon “Pletheking Surya Ndadari” malam itu. Pada saat ada seke-lompok orang yang mengatasnamakan Islam melakukan tin-dak kekerasan dalam bertin-dakwah, Muhammadiyah memberi-kan suri tauladan dakwah dengan cara damai.

Ketika wajah Islam sebagai agama rahmat sedang babak-belur akibat ulah segelintir kelompok orang yang melakukan aksi-aksi kekerasan dan terorisme atas nama jihad Islam, Muhammadiyah tampil dengan dakwah damai melalui media seni tradisi. Ketika makna suci jihad tercemari dengan te-rorisme, Muhammadiyah mengangkat kembali jihad kultural sebagai tuntunan.

Dakwah kultural di Indonesia sesungguhnya bukan hal yang baru. Pada awal perkembangan Islam di tanah Jawa, dakwah kultural dilakukan para wali. Ternyata berhasil. Tidak hanya penyebaran ajaran agama Islam, tetapi juga mene-guhkan Islam sebagai agama yang tidak mentolerir kekeras-an. Dari sinilah akulturasi kebudayaan terjadi.

Sejarah mencatat, perkembangan Islam di Jawa menjadi sangat pesat oleh karena dipicu perkawinan, pendidikan, dakwah dan kesenian.

Masjid Demak terkenal dengan bangunan masjid dengan satu tiangnya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang di-sebut dengan Saka Tatal. Di serambi depan Masjid Demak

inilah Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan Se-katen dalam rangka peringatan Maulud Nabi. Hingga kini

upacara perayaan sekaten masih berlangsung setiap bulan Mulud (Jawa) di Kraton Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.

KI SUGENG SUBAGYA

SENI TRADISI DAN DAKWAH

KULTURAL MUHAMMADIYAH

Esensi upacara sekaten sesungguhnya adalah dakwah kultural. Hal ini dapat dirujuk dari sejarah sekaten itu sendiri. Pada tahun 1939 Caka atau 1477 Masehi, Raden Patah selaku Adipati Kabupaten Demak Bintara dengan dukungan para wali membangun Masjid Demak. Selanjutnya berdasar hasil musyawarah para wali, digelarlah kegiatan syiar Islam secara terus-menerus selama 7 hari menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad, saw. Agar kegiatan tersebut menarik perhatian rakyat, dibunyikanlah dua perangkat gamelan buah karya Sunan Giri membawakan gending-gending ciptaan para wali, terutama Sunan Kalijaga.

Menyandingkan sejarah sekaten dengan pentas keto-prak “Pletheking Surya Ndadari” dari sisi monumentalnya tentu tidak sebanding. Tetapi dari cara pandang hakekat, keduanya tidak berbeda. Pindha suruh lemah kurepe, yen ginigit padha rasane. Meski daun sirih permukaan depan dan belakangnya beda rupa, tetapi jika digigit rasanya sama. Ialah Pencerahan.

Pencerahan yang diadaptasi dalam dakwah melalui pen-tas ketoprak. Ajaran kebaikan harus disampaikan dengan ca-ra yang baik. Dialog santai dengan canda tawa bukan beca-rarti nihil dari muatan ajaran moral agama. Dari cara yang demi-kianlah sebuah ide dan konsep kebaikan dapat diajarkan.

Dialog-dialog yang muncul dalam pentas malam itu, sungguhnya memiliki pesan moral yang tinggi tetapi se-kaligus autocritic terhadap umat Islam sendiri. Umat Islam saat ini masih belum sepenuhnya mampu menunjukkan pe-rilaku dan akhlak Islami. Masjid banyak, tapi yang shalat berjamaah sedikit. Umat Islam juga memiliki kelemahan di berbagai lini kehidupan. Kemiskinan dan kebodohan telah menjadikan umat yang lemah. Demikian pula dengan akhlakul karimah yang masih jauh panggang daripada api. Cara-cara dakwah kultural dengan berbagai media ter-nyata tidak sepi peminat. Televisi misalnya. Mengemas si-raman rohani dalam bentuk dialog interaktif yang sedikit teatrikal, ternyata digemari pemirsa. Di samping jutaan pa-sang mata mengikuti melalui layar kaca, tidak sedikit kelom-pok-kelompok yang mengajukan untuk hadir di studio “live show”. Saking banyaknya peminat, ada yang rela mengantri sangat lama. Sejak permohonan diajukan, baru 2 tahun ke-mudian mendapat giliran.

Ketika dakwah konvensional selalu disampaikan dengan cara serius cenderung membosankan, seni tradisi dapat dija-dikan alternatif sebagai dakwah kultural yang menyegarkan. Dan, Muhammadiyah telah memulainya kembali.l

Penulis Pamong Tamansiswa tinggal di Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai masalah ini, yakni tentang praktik pengungkapan akuntansi sumber

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.. Skripsi Ilmu

TRI YULIANINGSIH : PENERAPAN MODEL COOURSE REVIEW HORAY BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Promosi berada pada kategori cukup baik dengan skor rata- rata 50,29, (2) Keputusan pembelian kamar tamu berada pada kategori cukup

リサイクルを含む場合の環境負荷の産業連関表による分析方法 : シナリオ・レオンティエフ逆行列の構想 石川, 雅紀Ishikawa, Masanobu 藤井,

Tujan dari tugas akhir ini yaitu perencanaan ulang struktur baja dengan mengkaji ulang pemodelan struktur baja 2D dengan menggunakan Structure Analisis Programe (SAP 2000

penting dalam sistem sosial politik di setiap negara untuk mewujudkan active citizen.. sehingga bisa terjalin koherensi antara warga negara dengan pemerintahan

Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuler akan menghasilkan celah yang terlalu besar.. Lihat