• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAM KEKERASAN DAN RADIKALISME docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ISLAM KEKERASAN DAN RADIKALISME docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAM, KEKERASAN, DAN RADIKALISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah dan Presentasi

Mata Kuliah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Dosen Pengampu : Supriyanto Abdi S. Ag., M. CAA.

Disusun Oleh :

Najmi Maghfirul Azizi (16422156) Andrian Kurnia Irawan (16422157)

Hanifatun Aziizah (16422158) M. Abdullah Fredy R. (16422159)

Ika Nahdati Rahmah (16422160) Arif Mukhsin Munandar (16422161)

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang menganut paham bhineka tunggal ika ternyata belum mampu menunjukkan ketangguhan untuk meminimalisir sikap-sikap radikal dan ekstrim dari sebagian pemeluk agamanya. Pendangkalan terhadap agama dan fanatisme mengakibatkan rasa superioritas atas pemeluk agama lain. Radikalisme agama menyebabkan tindakan penuh kekerasan disebabkan pemaknaan yang parsial terhadap konsep jihad dalam Islam, konsekuensi logis dari interpretasi ini adalah penyandingan terorisme sebagai buah dari radikalisme. Hipotesa ini adalah sesuatu yang wajar, mengingat berbagai aktifitas teror di berbagai belahan dunia senantiasa mengatasnamakan jihad yang dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk ketaatan pada firman Sang Khalik. Hal ini menimbulkan berbagai gejolak yang tanpa disadari tidak hanya berimplikasi pada menurunnya stabilitas nasional, tapi bahkan menyulut respon negatif dari berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemahaman inklusif terhadap agama sehingga pemeluk agama sehingga pemeluk agama menyadari bahwa pluralitas adalah sebuah keniscayaan.

(3)

Memaksakan munculnya pemahaman yang sama terhadap ajaran agama sama halnya dengan meniadakan agama itu sendiri karena sikap tersebut akan menimbulkan konflik berkepanjangan. Masing-masing pemeluk agama akan menimbulkan konflik berkepanjangan. Masing-masing pemeluk agama akan menafikan kebenaran agama yang dianut oleh orang lain dan hal ini bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Dalam sejarah telah terbukti bahwa sikap ekslusif memunculkan pertentangan atau bahkan peperangan antar umat beragama.

Sikap ekslusif tersebut melahirkan radikalisme dalam beragama, dan lagi-lagi Islamlah yang mendapat tudingan sebagai pencetus segala aksi kekerasan di berbagai belahan dunia. Di satu sisi mungkin pendapat ini bisa dianggap benar, karena sebagian besar tindakan terorisme tersebut dilakukan oleh orang (yang mengaku) Islam. Mereka berasumsi bahwa sikap tersebut adalah manifestasi jihad dan balasannya adalah surga. Namun di sisi lain, mereka tidak menyadari bahwa tindakan tersebut adalah dampak dari pemahaman yang parsial terhadap teks keagamaan sehingga diaplikasikan dalam tindakan yang jauh dari makna kontekstual yang diharapkan.

Radikalisme dalam agama ibarat pisau bermata dua, di satu sisi, makna positif dari radikalisme adalah spirit menuju perubahan ke arah lebih baik yang lazim disebut ishlah (perbaikan) atau tajdid (pembaharuan). Dengan begitu radikalisme bukan sinonim ekstrimitas atau kekerasan, ia akan sangat bermakna apabila dijalankan melalui pemahaman agama yang menyeluruh dan diaplikasikan untuk ranah pribadi, namun di sisi lain, radikalisme akan menjadi berbahaya jika sampai pada tataran ghuluw (melampaui batas) dan ifrath (keterlaluan) ketika dipaksakan pada pemeluk agama lain.

B. RUMUSAN MASALAH

(4)

2. Apa sebab-sebab munculnya radikalisme di Indonesia?

3. Apa implikasi atau akibat dari munculnya kekerasan dan radikalisme?

4. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi tindakan kekerasan dan radikalisme?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian Islam, Kekerasan, dan Radikalisme. 2. Mengetahui sebab-sebab munculnya radikalisme di Indonesia. 3. Mengetahui implikasi atau akibat dari munculnya kekerasan dan

radikalisme.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Islam, Kekerasan, dan Radikalisme

1. Pengertian Islam

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.

Islam (Arab: al –Islamملسلا “berserah diri kepada Tuhan”) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Islam disebut juga Agama Allah atau Dienullah.

ننوععجنرريع ههيرلنإهون اههرركنون اعهورطن ضهررلاون تهاونامنسسنلا يفه نرمن منلنسرأن هعلنون ننوغعبرين ههلسنلا نهيده رنيرغنفنأن Artinya : "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran: 83).

Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dar tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (salama).

(6)

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk masdar dari kata aslama. Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katamya (etimologis), Islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:

a. Islam berasal dari kata ‘salm’ yang berarti damai atau kedamaian.

Firman Allah dalam Al-Qur’an :

معيلهعنلرا ععيمهسسنلا ونهع هعنسنإه ههلسنلا ىلنعن لركسنونتنون اهنلن حرننجرافن مهلرسسنلله اوحعننجن نرإهون

Artinya : “Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8:61)

Kata ‘salm’ dalam ayat diatas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.

ىىرنخرأعلرا ىلنعن امنهعادنحرإه ترغنبن نرإهفن امنهعننيربن اوحعلهصرأنفن اولعتنتنقرا ننينهمهؤرمعلرا ننمه نهاتنفنئهاطن نرإهون

اوطعسهقرأنون لهدرعنلرابه امنهعننيربن اوحعلهصرأنفن ترءنافن نرإهفن ههلسنلا رهمرأن ىىلنإه ءنيفهتن ىىتسنحن يغهبرتن يتهلسنا اولعتهاقنفن ننيطهسهقرمعلرا بسعحهيع هنلسنلا نسنإه

Artinya : "Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. 49: 9).

(7)

baru mengis=zinkan atau memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

رريدهقنلن مرههرهصرنن ىىلنعن هنلسنلا نسنإهون اومعلهظع مرهعنسنأنبه ننولعتناقنيع ننيذهلسنله ننذهأع

Artinya : “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. 22:39)

b. Islam berasal dari kata ‘aslama’ yang berarti berserah diri atau pasrah. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara Ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya (aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. 4:125)

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepadaNya. “Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. 6:162)

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullahNya. “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. 3: 83)

c. Islam berasal dari kata istaslama-mustaslimu: penyerahan total kepada Allah SWT

(8)

ننومعلهسرتنسرمع منورينلرا معهع لربن

“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS. 37: 26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang muslim atau pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT. "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. 2 : 208).

Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya. Inilah yang disebut Takwa menuruf definisi yang populer.

d. Berasal dari kata “saliim” yang berarti bersih dan suci

"(Ingatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci." (QS. 37: 84)

Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.

e. Islam berasal dari “salam” yang berarti selamat dan sejahtera

ايسهفهحن يبه نناكن هعنسنإه يبسهرن كنلن رعفهغرتنسرأنسن كنيرلنعن مرلسن لناقن

"Berkata Ibrahim: 'Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku'." (QS. 19 : 47).

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.

(9)

hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.

Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk umat manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah serta Ijma' Ulama. 2. Pengertian Kekerasan

Kekerasan, menurut kamus umum bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta, berarti sifat atau hal yang keras, kekuatan dan paksaan. Dalam bahasa Inggris, yang lebih lazim dipakai orang Indonesia, disebut ”violence”. Istilah violence berasal dari dua kata bahasa Latin : vis yang berarti daya atau kekuatan; dan latus (bentuk perfektum dari kata kerja ferre) yang berarti (telah) membawa. Maka secara harafiah, violence berarti membawa kekuatan, daya, dan paksaan.

Menurut filsuf Thomas Hobes (1588 – 1679), manusia dilihat sebagai makhluk yang dikuasai oleh dorongan-dorongan irasionil dan anarkistis serta mekanistis yang saling mengiri dan membenci sehingga menjadi kasar, jahat, buas, pendek pikir. Atas dasar pandangan ini, Hobbes melihat kekerasan sebagai sesuatu yang sangat alamiah bagi manusia. Karena itu hanya suatu pemerintahan yang keras dan kuat, memakai kekerasan dan kekuatan, yang dapat mengatasi keadaan tersebut. Berbeda dengan Hobbes, filsuf Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778) beranggapan bahwa manusia secara alamiah adalah ciptaan yang polos, mencintai diri sendiri secara spontan, tidak egois dan tidak altruis. Bahwa manusia menjadi seperti binatang yang memiliki sifat agresif / menyerang dan melakukan tindak kekerasan, itu terjadi hanya karena kemajuan dan peradaban. Dengan kata lain, kemajuan dan peradabanlah yang menyebabkan manusia menjadi seperti itu.

(10)

Pengertian mengenai kekerasan dibahas oleh Johan Galtung yang menyatakan bahwa kekerasan terjadi saat ada penyalahgunaan sumber-sumber daya, wawasan dan hasil kemajuan untuk tujuan lain atau dimonopoli oleh sekelompok orang tertentu. Yang menjadi fokus dalam definisi tersebut adalah ”sekelompok orang”. Ketika berbicara dalam konteks patriarkhi, maka yang dapat diartikan dengan ”sekelompok orang” tersebut adalah sekelompok orang yang berorietasi pada keuntungan laki-laki. Selain itu, Galtung menyebutkan kekerasan dapat berbentuk sebagai kekerasan fisik dan psikologis, walaupun keduanya dapat terjadi bersamaan. Dalam uraiannya, Galtung menyebutkan bahwa sasaran dalam kekerasan fisik adalah tubuh manusia.

Sedangkan kekerasan psikologis berkaitan dengan kebohongan, indoktrinasi, ancaman, tekanan yang berakibat pada meminimalisasi kemampuan mental dan otak.

Dalam kerangka kekerasan psikologis tersebut, memakai bingkai patriarkhis, dapat dilihat bahwa telah terjadi pengkerdilan kemampuan perempuan secara spesifik, melalui pembatasan kesempatan terhadap perempuan yang dalam hal ini berkaitan dengan dominasi laki-laki dalam lingkup publik.

Kekerasan mempunyai ciri khas pemaksaan, sedangkan pemaksaan dapat mengambil wujud pemaksaan persuasif dan pemaksaan fisik, atau gabungan keduanya. Kemudian pemaksaan berarti bahwa terjadi pelecehan terhadap kehendak pihak lain, yang mengalami pelecehan hak-haknya secara total, eksistensinya sebagai manusia dengan akal, rasa, kehendak, dan integritas tubuhnya tidak dipedulikan lagi.

3. Pengertian Radikalisme

(11)

Sementara Sartono Kartodirjo mengartikan radikalisme sebagai gerakan sosial yang menolak secara menyeluruh tertib sosial yang sedang berlangsung dan di tandai oleh kejengkelan moral yang kuat untuk menentang dan bermusuhan dengan kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan sedang berkuasa. Radikalisme sering dimaknai berbeda diantara kelompok kepentingan. Dalam lingkup keagamaan, radikalisme merupakan gerakan-gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara keseluruhan tatanan sosial dan politik yang ada dengan jalan menggunakan kekerasan.

Sedangkan dalam studi ilmu sosial, radikalisme diartikan sebagai pandangan yang ingin melakukan perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadap realitas sosial atau ideologi yang dianutnya. Dengan demikian, radikalisme merupakan gejala umum yang bisa terjadi dalam suatu masyarakat dengan mtif beragam, baik sosial, politik, budaya dan agama, yang ditandai oleh tindakan-tindakan keras, ekstrim, dan anarkis sebagai wujud penolakan terhadap gejala yang dihadapi.

B. Sebab-Sebab Munculnya Radikalisme di Indonesia

Radikalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia ikhtiar baru tahun 1995 adalah suatu paham aliran yang menghendaki perubahan secara drastic. (kamus besar bahasa Indonesia ikhtiar baru:1995). Sedangkan menurut kamus ilmiah popular radikalisme adalah inti dari perubahan. (bary, kamus ilmiah popular:1994). Sementara radikalisme agama berarti, prilaku keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.

(12)

Islam Indonesia bukanlah hal yang baru. Karena pada awal abad ke-20, dalam peningkatan semangat dan ekonomi kian parah di kalangan pribumi, radikalisme muslim diambil alih oleh kelompok Serikat Islam (SI). Gerakan radikalisme di Indonesia tidak seperti yang terjadi di Timur tengah yang sangat menekankan agenda agenda politik.

Kemunculan gerakan islam radikal di Indonesia disebabkan oleh dua faktor : Pertama, faktor internal dari dalam umat islam sendiri yang telah terjadi penyimpangan norma-norma agama. Kedua, faktor eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan penguasa maupun hegemoni Barat, seperti kasus gerakan Warsidi, Salaman hafidz dan Imron atau yang dikenal sebagai komando Jihad telah membangkitkan radikalisme di Indonesia.

Secara historis munculnya radikalisme di Indonesia disebabkan oleh tiga faktor mendasar, yaitu :

a. Perkembangan di Tingkat Global

Dimana kelompok - kelompok radikal menjadikan situasi di Timur Tengah sebagai inspirasi untuk mengangkat senjata dan aksi teror. Apa yang terjadi di Afghanistan, Palestina, Irak, Yaman, Syiria, dan seterusnya dipandang sebagai campur tangan Amerika, Israel, dan sekutunya.

b. Paham Wahabisme

Paham ini sangat mengagungkan budaya Islam ala Arab yang konservatif. Dalam kaitannya dengan radikalisme, Wahabisme dianggap bukan sekadar aliran, pemikiran, atau ideologi, melainkan mentalitas. Ciri mental itu antara lain gemar membuat batas kelompok yang sempit dari kaum muslimin, sehingga dengan mudah mereka mengatakan di luar kelompok mereka adalah kafir, musuh, dan wajib diperangi.

c. Kemiskinan

(13)

keterkaitan antara kemiskinan dan radikalisme adalah perasaan termarjinalkan. Situasi seperti itu menjadi persemaian subur bagi radikalisme dan terorisme.

C. Implikasi atau Akibat dari Munculnya Kekerasan dan Radikalisme Terlepas dari ajaran agama islam, memang harus diakui, bahwa salah satu faktor terorisme adalah karena motivasi agama yg minim, jadi proses radikalisme terjadi karena pemahaman kegamaan yang kurang tepat dan keras akan melahirkan sosok muslim yang fundamentalis yang cenderung ekstrim terhadap kelompok lain dan menganggap orang lain yang berbeda golongan diangap sebagai musuh sekalipun satu agama, apalagi beda agama. Radikalisme sendiri masih menyimpan perdebatan panjang dikalangan ulama atau aktivis Islam sebab konotasi radikalisme yang negatif ditolak oleh sebagian dari mereka yang memahami bahwa radikalisme adalah keharusan dalam beragama.

Adapun terdapat sejumlah problem atau akibat radikalisme agama dijadikan lahan politik, yakni diantaranya agama menjadi lahan tarik-menarik antara pelaku radikalisme dengan aktivis perdamaian agama di Indonesia. Jadi keduanya itu saling mengunakan metode yang memungkinkan masyarakat tertarik atas mereka. Siapa yang memiliki metode yang paling kuat dalam membuat aktivitas itulah yang akan mendapatkan dukungan publik.

Problem lainnya adalah orang-orang yang telah menerima doktrin radikalisasi agama akan sulit menerima deradikalisasi agama. Hal ini karena pemikiran dan hati mereka telah terisi doktrin-doktrin agama secara radikal, sehingga tidak ada lagi “ruang kosong” dalam pikiran dan hatinya untuk menerima pemahaman agama yang tidak sesuai dengan apa yang selama ini mereka terima dan yakini. Implikasi atau akibat dari paham radikalisme : 1. Meresahkan Banyak Umat

(14)

karena keamanan mereka terancam. Padahal membuat resah dan ketidaknyamanan banyak orang merupakan kegiatan mengganggu tatanan hidup orang banyak. Hal ini menurut hukum negara tidak benar dan menurut hukum agama Islam yang benar juga tidak benar.

2. Mencoreng Nama Baik Islam

Terorisme dan radikalisme yang melakukan jihad dengan kekerasan tentu akan mencoreng nama Islam. Islam yang sebenarnya itu agama yang penuh kasih sayang, tidak kaku serta peduli terhadap sesama, bukan seperti terorisme yang tidak mau menerima perbedaan. Terorisme memang banyak timbul dan lahir dari Islam, tetapi disini perlu digaris bawahi bahwa Islam yang mereka anut merupakan Islam yang tidak benar paham dan alirannya. Mereka melakukan jihad dengan menghalalkan segala cara, sedangkan Islam yang benar yaitu melakukan jihad dengan baik yaitu tidak memusnahkan budaya atau horistik masyarakat, tetapi justru akan membawa budaya dan mengarahkannya ke jalan Islam sehingga masyarakat akan menerima Islam dengan baik tanpa menggunakan kekerasan dan Islam akan diterima dengan baik dalam masyarakat.

3. Menghancurkan Nasionalisme Bangsa

Adanya gerakan ini sudah tentu akan menghancurkan nasionalisme bangsa. Mereka melakukan penyerangan pada masyarakat sendiri yang memang merupakan saudara sendiri. Hal ini jelas akan menimbulkan perpecahan yang akan semakin menghancurkan nasionalisme bangsa. Para pemuda harusnya diajarkan untuk saling menghormati, menerima perbedaan serta saling menyayangi agar jiwa nasionalisme semakin tinggi, bukan malah diajarkan peperangan. Jika alasan karena berjihad, maka berjihad banyak jalan lain yang bisa dilakukan selain dengan penyerangan yaitu bisa dengan jalan perbaikan ekonomi atau perbaikan tingkat pendidikan.

(15)

Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. Firman Allah : Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (QS. 25:19) Di samping itu rasulullah bersabda : “Wahai umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku perbuatan dzalim dan aku juga mengharamkannya diantara kalian maka janganlah berbuat dzalim” (HR. Ahmad Fî Al Musnad).

Kedzaliman adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas perdamaian dunia. Penindasan, penyiksaan, pengerusakan, pengusiran, imperialisme modern yang kerap terjadi pada negara-negara Muslim saat ini membuahkan reaksi global melawan tindakan bejat itu dengan berbagai macam cara, hingga perdamaian semakin sulit terwujud. Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika menghendaki kehidupan yang damai maka tindakan kedzaliman harus dijauhi.

2. Adanya Persamaan Derajat

Persamaan derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam. Tidak ada perbedaan antara satu gologan dengan golongan lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya.

(16)

atas yang lainnya hanyalah ketakwaan. Yang paling bertakwa dialah yang paling mulia.

Dengan adanya persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup rukun dan damai.

3. Menjunjung Tinggi Keadilan

Islam sangat menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat, keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan musuh sekalipun. Karena dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat meredam rasa permusuhan, dengan demikian konflik tidak akan terjadi.

Allah berfirman dalam Al- Qur’an : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 5:8). Ayat ini merupakan indikasi kuat bahwa risalah nabi Muhammad Saw sangat mulia karena ajarannya itu dapat menyelamatkan manusia dari kebinasaan yang disebabkan oleh hawa nafsu dan bisikan syetan. Keadilan merupakan kebutuhan primer manusia dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara dan Islam memberikan perhatian besar dalam hal itu sehingga setiap orang akan merasa diberlakukan sama dan sejajar yang pada akhirnya membuat mereka dapat hidup rukun.

4. Memberikan Kebebasan

(17)

bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya (QS. 10:99).

Dengan adanya kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk menentukan pilihannya, tidak ada yang merasa terkekang hingga berujung pada munculnya kebencian. Dengan kebebasan ini, jalan menuju kehidupan damai semakin terbuka lebar.

5. Menyeru Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong

Islam juga menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun saling tolong menolong dalam melakukan perbuatan mulia dan mengajak mereka untuk saling bahu membahu menumpas kedzaliman di muka bumi ini, dengan harapan kehidupan yang damai dan sejahtera dapat terwujud. Allah berfirman : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. 5:2).

6. Menganjurkan Toleransi

Islam menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala perbedaan yang ada, dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat merugikan semua pihak. Dalam firman-Nya : Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (QS. 41:34-35).

Sungguh sangat mulia ajaran Islam yang menyeru umatnya untuk selalu bersabar dan berbuat baik meski kepada orang-orang yang dibenci sekali pun demi mengakhiri api permusuhan.

7. Meningkatkan Solidaritas Sosial

(18)

diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Allah berfirman : Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta) (QS. 70:24-25).

Dalam surat lain Allah berfirman : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 9:103).

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian Islam bisa dilihat dari makna bahasa dan makna istilah, secara umum Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Sedangkan, pengertian kekerasan berarti sifat atau hal yang keras, kekuatan, dan paksaan. Lalu, radikalisme ialah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan dengan cara keras atau drastis.

(19)

yang mempengaruhi Radikalisme di Indonesia antara lain perkembangan di tingkat global, adanya paham wahabisme, dan kemiskinan.

Adanya radikalisme yang terjadi di Indonesia maupun di negara lain akan memunculkan dampak atau akibat (implikasi) baik bagi umat Islam sendiri maupun Agama Islam, yaitu antara lain, meresahkan banyak umat, mencoreng nama baik Islam, dan menghancurkan nasionalisme bangsa.

Berbagai tindakan kekerasan dan radikalisme yang terjadi perlu ditemukan solusi cara pencegahan dan juga cara mengatasinya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara, larangan melakukan kedzaliman, adanya persamaan derajat, menjunjung tinggi keadilan, memberikan kebebasan, menyeru hidup rukun dan saling tolong menolong, menganjurkan toleransi, dan meningkatkan solidaritas sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Laisa, Emna. Islam dan radikalisme. Diakses pada 4 Desember 2017.

http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/islamuna/article/view/554

Khamami, Zada. 2002. Islam Radikalisme. Jakarta. Teraju.

Nasir, Ridlwan, dkk. 2006. Diaklektika Islam dengan Problem Kontemporer. Surabaya. IAIN Pressdan LKiS.

Qodir, Zuly. 2014. Radikalisme Agama di Indonesia. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Anonim. 2013. Pengertian Islam Menurut Al Quran. Diakses dari http://www.risalahislam.com/2013/11/pengertian-islam-menurut-al-quran.html. Pada Tanggal 4 Desember 2017

Referensi

Dokumen terkait

Satu dari sekian banyak masalah dalam sebuah keluarga yang sering dialami anak yang memiliki saudara lebih dari satu yakni munculnya rasa persaingan antar saudara kandung atau

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun binahong (EDB) memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol-LDL dan MDA serum pada tikus

yang terbentuk, persentase imago yang muncul serta lama hidup imago dapat dikatakan bahwa, penggunaan ekstrak rimpang jeringau pada konsentrasi 3% sudah bisa dikatakan

Industri tempe menempati peringkat pertama sebagai industri pengolahan kedelai skala rumah tangga yang memiliki potensi paling besar jika dibandingkan dengan

berkat limpahan rahmat, taufiq dan inayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “ Manajemen Forum Komunikasi Jemaah Keliling Masjid dan Musala

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian tentang pengendalian hama secara hayati dengan menggunakan jamur entomopatogen ( Metarhizium anisoplae dan

perhitungan yang diambil dari hasil pengujian organoleptik terhadap kopigiling (standar) oleh penguji yang telah dikonversikan ke dalam persen, diperoleh urutankopi dari yang

• Permasalahan jalan tol selain pengadaan tanah adalah timbulnya dua pilihan yang sulit bagi investor untuk 1) melanjutkan proyek dengan menanggung semua risiko sepenuhnya atau