• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK HUKUM BEA METERAI DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASPEK HUKUM BEA METERAI DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 300 K/PDT/2010)” yang disusun guna memenuhi salah satu syarat

Dalam hal ini, para pihak akan mengajukan alat bukti surat yang kuat, salah satu pihak (Tergugat) mengajukan alat bukti surat berupa akta pengakuan hutang yang

Pemeriksaan Setempat dan hasil pemeriksaan setempat bukan merupakan alat bukti karena tidak termasuk sebagai alat bukti sebagaimana ketentuan Pasal 284 RBg, dan 1866 Kitab

Menurut Pasal 1917 KUH Perdata putusan hakim hanya mengikat bagi para pihak yang berperkara, namun tidak tertutup kemungkinan putusan Hakim dapat saja merugikan

Dokumen elektronik itu diakui sebagai alat bukti surat atau tulisan setelah adanya hasil cetak atau print-out dari E-mail maka hasil cetak atau print-out dari E-mail itu

Sedangkan kecacatan akta otentik yang dijadikan sebagai alat bukti dalam kasus di atas tidak terdapat kecacatan dalam pembuatannya, hanya saja pihak tergugat I

Akta otentik adalah salah satu alat bukti berupa surat dan dibuat secara tertulis, bukti-bukti surat dalam kasus perdata adalah bukti paling penting yang berbeda

Untuk akta yang dilakukan di bawah tangan biasanya harus diotentikkan ulang oleh para pihak jika hendak dijadikan alat bukti sah, misalnya di Pengadilan.12 Tetapi berbeda keadaannya