IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA
MALANG
SKRIPSI
Oleh :
ISNADIE FEBRIAN SAPUTRA NIM : 05810033
FAKULTAS PSIKOLOGI
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA
MALANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
ISNADIE FEBRIAN SAPUTRA NIM : 05810033
FAKULTAS PSIKOLOGI
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Judul Skripsi : Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Murid Di Tk Luar Biasa Putra Jaya Malang
2. Nama Peneliti : Isnadie Febrian Saputra
3. NIM : 05810033
4. Fakultas : Psikologi
5. Perguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian: 16 Mei Sampai 16 Agustus 2011 7. Tanggal ujian : 11 November 2011.
Malang, 17 November 2011
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji Pada tanggal 11 November 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji : M. Shohib, S. Psi, M. Si ( )
Anggota Penguji : 1. Hudaniah, S. Psi, M.Si ( ) 2. Linda Yani P. S. Psi, M.Si ( )
Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah malang
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Isnadie Febrian Saputra
NIM : 05810033
Fakultas/ Jurusan : Psikologi/ Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul:
Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Murid di Tk Luar Biasa Putra Jaya Malang.
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunaka dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan skripsi/ karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Mengetahui Malang, 17 November 2011
Ketua Program Studi Yang Menyatakan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Di TKLB Putra Jaya Malang”, Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak M. Shohib, M. Si selaku Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Kepala Sekolah TK LB Putra Jaya Malang yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan magang dan penelitian.
5. Guru-guru dan orang tua murid yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
6. Ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh keluarga dan sahabat yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 07 November 2011 Penulis
INTISARI
Isnadie Febrian Saputra: (2011), Identifikasi Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Murid di TK. Luar Biasa Putra Jaya Malang. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: M. Shohib, M.Si.
Kata Kunci: Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi
Komunikasi dengan orang tua / wali merupakan salah satu tanggung jawab terbesar bagi seorang guru. Meskipun guru memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan mempengaruhi kehidupan anak-anak, mereka akhirnya kembali kepada orang tua. Jika guru gagal untuk menjaga komunikasi dengan orang tua tentang kemajuan anak mereka di sekolah, guru akan kehilangan kesempatan yang sangat bagus untuk membuat jembatan komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk memastikan anak-anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi pendidikan mereka.
Penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan dua metode yaitu wawancara dan observasi. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriftif kualitatif adalah suatu analisa dengan menggunakan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari data primer dan data sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai masalah yang ada. Subyek penelitian disebut sebagai informasi peneliti yaitu para guru dan orang tua murid di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Putra Jaya Malang.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 12
C. Manfaat penelitan ... 12
D. Rencana Penelitian ... 13
BAB II. PENGUMPULAN DATA A. Prosedur Pengumpulan Data ... 18
B. Deskripsi Data... 19
C. Analisia Data ... 30
D. Pembahasan ... 37
BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Profile TKLB Putra Jaya ... i
Lampiran II Data Deskripsi Orang Tua ... ii
Lampiran III Guide Wawancara ... iii
Lampiran IV Guide Observasi ... iv
Lampiran V Hasil Wawancara ... v
Lampiran VI Hasil Observasi ... vi
Lampiran VII Surat Keterangan Magang ... vii
Lampiran VIII Absensi Magang ... viii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek(Edisi Revisi IP). Jakarta; Penerbit Rineka Cipta.
Dirjen Dikti, 2004, Pedoman Sertifikasi Kompetensi Pendidik, Jakarta, Departemen Pendidikan nasional.
Dirjen TK/SD, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Luar Biasa, 2004, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi, Jakarta, Depertemen Pendidikan nasional.
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah, PLB, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi, jakarta, Depdiknas
Dessler Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Prenhallindo
Davis, Newstrom, 1996, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Cangara Hafied, 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Jakarta.
Edward, Sallis, 2006, Total Quality Management In Education, Yogyakarta, IRCisod
Handojo Y, 2003, Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi untuk mengajar Anak Normal, Autis dan Perilaku lain, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer
Http://www. Diknasmen. Depdiknas.go.id/htp/plb/plb-kebijakan.htm, Kebijakan Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Autis
Komariah Aan dan Triatna Cepi, 2005, Visionary Leadership”menuju sekolah efektif”, Jakarta, Bumi Aksara
Kusnadi, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan, Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.
Muhadjir, Noeng, 2004, Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluation Research: Integrasi Penelitian, Kebijakan dan Perencanaan, Yogyakarta, Rakesarasin
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Martoyo, Susilo, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Mohyi, Ach. 1999. Teori dan Perilaku Organisasi : Cara Mengenal, Mengelola, dan Mengembangkan Organisasi. UMM Press, Malang.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Cetakan Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia.
Poerwanti, E. (1998). Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. UMM press.
Peraturan Pemerintah Nomor 19, 2005, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, Sinar grafika
Robbins, Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta
Rivai, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Gramedia.
Thoha, Miftah. 2003.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Grafindo Persada.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menempati peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas
warganya, baik dari segi sosial intelektual maupun kualitas keilmuannya dalam kehidupan
suatu bangsa. Hal ini tidak terlepas dari kerangka, kelangsungan hidup, kehidupan dan
kemajuan bangsa. Menyadari akan pentingnya pendidikan tersebut salah satu tujuan
terbentuknya negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Indonesia benar-benar mendapatkan perhatian
yang serius dengan. landasan undang-undang yang kokoh dan mantap. Hal senada, diperkuat
dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu, “Pendidikan harus diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah dan
masyarakat” (1992).
Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswa, seorang guru
hendaknya menyadari bahwa semua itu untuk mencapai tujuan pendidikan. Akibatnya adalah
kepentingan setiap siswa harus mendapat pelayanan yang wajar untuk dapat mencapai hasil
pendidikan yang diharapkan di sekolah.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional tersebut
pada pasal 5 ayat 1 menyebutkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pemerintah
melalui menteri pendidikan nasional untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
anak-anak yang memiliki hambatan dalam belajar. Anak-anak yang mengalami hambatan
dalam belajar memerlukan penanganan khusus, anak-anak yang demikian ini sering
dikatakan anak berkebutuhan khusus. Anak yang berkebutuhan khusus memerlukan
penanganan yang spesifik, berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya.
Komunikasi antara guru dan orang tua bukan merupakan tambahan pengajaran,
melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aspek belajar mengajar dan
manajemen kelas yang akan berdampak meningkatnya prestasi dan motivasi belajar siswa.
Sebenarnya semua sekolah memiliki pola komunikasi formal dengan pihak orang tua.
Biasanya sekolah menyelenggarakan pertemuan orang tua atau wali murid diawal tahun
pelajaran, memberikan laporan (raport) pada setiap akhir periode pelajaran, surat
pemberitahuan kebijakan sekolah, dan lain-lain. Namun secara individu sebagai seorang guru
kita meningkatkan proses komunikasi dengan orang tua.
Komunikasi dengan orang tua / wali merupakan salah satu tanggung jawab terbesar
bagi seorang guru. Meskipun guru memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan
mempengaruhi kehidupan anak-anak, mereka akhirnya kembali kepada orang tua. Jika guru
gagal untuk menjaga komunikasi dengan orang tua tentang kemajuan anak mereka di
sekolah, guru akan kehilangan kesempatan yang sangat bagus untuk membuat jembatan
komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orang tua dan guru harus bekerja
sama untuk memastikan anak-anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi
pendidikan mereka. (http://education.blogspot.com)
Seperti contoh anak yang tidak memiliki perhatian dari orang tua akan mengalami
kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Belum lagi tidak ada dukungan dari
malas, tidak ada motivasi dan kurang memperhatikan perintah gurunya. Guru juga kesulitan
untuk mendidik dan mengarahkan anak dalam mengikuti kegiatan belajar karena tidak ada
dukungan dari orang tua. Selain itu hambatan komunikasi juga terjadi karena adanya
kesibukan orang tua siswa, seperti yang disampaikan oleh orang tua siswa dengan inisial MM
yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2011 yaitu sebagai berikut:
“Yang saya tau hambatan nya mungkin saya sibuk bekerja sehingga sulit melakukan
komunikasi dengan guru, saya kadang cuek dengan keadaan anak saya jadi saya merasa
gak butuh komunikasi tentang anak saya dengan guru ataumpihak sekolah, rumah saya
juga jauh dari sekolah jadi kadang malas dateng pas ada undangan dari sekolah”
Hal tersebut juga dipertegas dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru
dengan inisial LN yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2011 yaitu sebagai berikut:
“mungkin hambatannya lebih karena sulit diundang pada saat acara undangan sekolah
ataupun pembagian rapot seh kebanyakan yang tidak mau datang mungkin di karenakan
Sibuk bekerja hmm...orang tua merasa lepas tanggung jawab terhadap anaknya karena
udah di serahkan dengan sekolah mungkin mikir mereka semua di atur ma sekolah, ada
juga orang tua merasa anak nya yang bersekolah di sini dianggap tidak bergun karena
kemampuan anak-anaknya terbatas, yang lain mungkin Kurang pengetahuan orang tua
tentang kebutuhan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua, ada lagi mungkin
merasa putus asa dengan keadaan anak nya yang tidak ada perkembangan. Apalagi
yah...ditambahin Fakta lain mungkin Sulit mencari orang tua, Orang tua tidak perhatian,
ada lagi orang tua sibuk bekerja sampai malam sehingga tidak ada waktunya untuk
anaknya”
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa adanya pembagian waktu atau adanya
kesibukan kerja orang tua komunikasi tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan. Sekolah
ini menampung berbagai jenis anak berkelainan, sehingga di dalamnya mungkin terdapat
integratif, atau dikenal dengan pendidikan terpadu, yaitu yang mengintegrasikan anak Luar
Biasa ke sekolah reguler, namun masih terbatas pada anak-anak yang mampu mengikuti
kurikulum di sekolah tersebut. Fakta yang terjadi dan menjadi hambatan dalam proses
komunikasi adalah selama ini para orang tua siswa kurang melakukan komunikasi dengan
baik dengan pihak sekolah atau guru kelas, misalnya dalam proses pembagian raport orang
tua tidak pernah hadir dan sulitnya menghubungi orang tua, dimana proses kepengurusan
anak diberikan kepada para pembantu.
Menurut Thoha (2003) komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Sedangkan
Menurut Effendy (2003) istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris comuniccation
berasal dari kata latin communicatio, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah untuk menunjuk pada adanya kesamaan makna yang diperoleh
antara penyampaian dan penerimaan pesan.
Sedangkan menurut Stoner dkk, (1996) komunikasi adalah proses yang digunakan
manusia dalam usaha untuk berbagi arti lewat transmisi pesan simbolik.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
sutu proses pertukaran, penyampaian, pemindahan informasi atau aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain dengan harapan orang tersebut dapat menginterprestasikan
sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa proses komunikasi dalam perusahaan dapat
berhasil dengan baik apabila proses komunikasi dilakukan dengan efektif dan ada saling
pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sehngga apa yang dikomunikasikan
komunikannya tidak efektif maka semua rencana-rencana, intruksi-intruksi,
petunjuk-petunjuk,saran-saran, motivasi-motivasi akan menjadi simpang siur dan tidak terarah sehingga
tujuan perusahaan tidak akan tercapai.
Sebenarnya proses komunikasi yang efektif tidak hanya diperlukan dalam suatu
perusahaan, tapi dalam setiap lapangan kegiatan, karena proses komunikasi yang efektif
merupakan syarat yang mutlak yang harus diperhatikan. Akan tetapi tidak berarti bahwa
seorang pimpinan yang baik dapat melaksanakan komunikasi yang efektif, dan sebaliknya
seseorang yang mampu melaksanakan komunikasi secara efektif tidak mesti dapat menjadi
pimpinan yang baik. Meskipun demikian sebagai seorang pimpinan yang baik hendaknya
dapat menciptakan komunikasi yang efektif dan mengerti tentang komunikasi dan
macam-macam komunikasi dalam perusahaan sebab dapat dibayangkan bagaimana akibatnya bagi
sutu perusahaan yang komunikasinya tidak berjalan dengan efektif. Menurut Mohyi (2004)
bahwa ada beberapa macam komunikasi berdasarkan tempatnya, lambang yang dipakai, dan
metode teknik yaitu:
a. Berdasarkan Lambang yang digunakan, komunikasi dapat dibagi dua :
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication), terdiri dari :
a. Komunikasi lisan
b. Komunikasi tulisan
2. Komunikasi Non Verbal (Non Verbal Communication) terdiri dari :
1. Komunikasi dengan gerak isyarat (gerture)
2. Komunikasi dengan gambar
3. Komunikasi dengan warna
1. Komunikasi langsung (Direct Communication), terdiri dari:
a.Komunikasi antar personal (Personal Communication)
b.Komunikasi dengan kelompok, yang meliputi kelompok besar dan kelompok kecil.
2. Komunikasi Tidak Langsung (Indirect Communication), terdiri dari:
a. Komunikasi dengan media masa (mass media)
b. Komuikasi dengan media non massa (non mass media)
Proses komunikasi menurut Robbins (2002) adalah seperti pada gambar 2 sebagai
[image:18.612.94.524.295.433.2]berikut:
Gambar 1
Proses Komunikasi
Sumber: Robbins (2002)
Sumber berita penyampaian pesan dengan menyandikan suatu pemikiran. Pesan
produk berbentuk fisik dari sumber penyandian (source endecoding). Saluran adalah media
perantara yang dilalui oleh pesan. Pesan tersebut diseleksi oleh sumber berita, yang harus
menentukan apakah akan menggunakan saluran formal atau informal. Saluran formal
dibentuk oleh organisasi dan menyalurkan pesan yang berhubungan dengan pekerjan
professional anggotanya. Penerima berita adalah objek kepada siapa pesan tersebut diarahkan.
Tetapi sebelum pesan dapat diterima, simbol didalamnya harus diubah kedalam bentuk yang
dapat dimengerti oleh penerima. Langkah ini disebut dengan pemecahan sandi (decoding) dari
sebuah pesan. Langkah yang terakhir dari proses komunikasi adalah umpan balik. Umpan Sumber
berita
Penerima berita
Penyandian Saluran
komunikasi
Pemecahan sandi
Umpan balik Pesan
balik diperlukan untuk memeriksa seberapa sukses pesan yang disampaikan. Proses tersebut
menentukan apakah suatu pemahaman telah tercapai.
Sedangkan menurut Kusnadi (1999) proses komunikasi ada empat unsur yaitu:
a. Pengirim pesan
Pengirim pesan adalah sumber berita (pesan) yang berinisiatif menciptakan komunikasi.
Pengirim berita ini mempunyai kepentingan untuk menyampaikan maksudnya agar pihak
yang dikirim berita (pesan) mengerti apa yang dimaksud.
b. Pesan atau berita
Pesan atau berita atau informasi dapat berupa penjelasan baik lisan maupun tulisan dan
dapat pula berupa sandi atau kode. Sandi yang dimaksud dapat bersifat umum dan bersifat
khusus. Yang dimaksud bersifat umum adalah sandi atau kode yang dimengerti oleh
masyarakat luas sedangkan sandi yang bersifat khusus adalah sandi yang hanya dimengerti
oleh pihak yang terlibat dalm proses komunikasi.
c. Media
Media merupakan cara penyampaian pesan, berita atau informasi dari pihak pengirim
berita. Media merupakan cara yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi
proses komunikasi, media dapat berbicaralangsung berhadap-hadapan, melalui faksimili,
melalui radio, melalui kaset dan sebagainya.
d. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang atau organisasi yang dikirim berita, pesan atau informasi
oleh pengirim berita.penerima berita harus mengerti dan memahami pesan sebagaimana
Pentingnya suatu proses komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya
kebutuhan anggota organisasi untuk saling mempengaruhi didalam kehidupan bermasyarakat
guna mencapai hasil tertentu, yang jelas proses komunikasi yang efektif sangat penting pada
setiap tingkat didalam setiap organisasi untuk memastikan bahwa organisasi itu berfungsi dan
mencapai sasaran secara efektif.
Efektivitas komunikasi dapat dilihat dalam kaitan dengan beberapa kriteria.
Komunikasi dapat dikatakan efektif menurut Pareek (1991:69) jika:
a. Kemurniaan komunitas: suatu pesan yang tidak mengalami penyimpangan disebut murni.
Seorang yang efektif dapat menyampaikan pesan kepada orang lain dengan sedikit sekali
kemungkinan terjadi salah pengertian.
b. Penghematan: dalam suatu komunikasi yang efektif digunakan tenaga, waktu, symbol,
dan petunjuk minimum untuk melambangkan suatu pesan tanpa kehilangan kemurnian
dan dampaknya.
c. Kesesuain: suatu komunikasi yang efektif memadukan petunjuk-petunjuk verbal dan
bukan verbal. Umpan balik merupakan mekanisme yang berguna untuk membentuk
kesesuaian dalam komunikasi.
d. Pengaruh: pengaruh bukan berarti pengendalian hanya berarti bahwa komunikator
mencapai hasil yang ia maksudkan. Jika ia mengharapkan suatu jawaban yang empatis
dan ia memperoleh hal itu sebagia hasil dari interaksinya, maka ia telah berhasil
mempengaruhi orang lain.
e. Membangun hubungan: suatu komunikasi yang efektif membantu membangun
f. Mengunakan umpan balik: umpan balik merupakan suatu mekanisme yang sangat efektif
guna memperbaiki komunikasi.
Hambatan komunikasi efektif menurut Robbins (2001) adalah sebagai berikut:
1. Penyaringan
Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan seorang pengirim yang memanipulasi informasi
sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan dimata penerima.
2. Persepsi selektif
Persepsi selektif ini muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif
melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan
karakteristik pribadi mereka yang lain.
3. Defensif
Suatu bentuk perilaku komunikasi yang dilakukan karena seorang individu yang merasa
terancam atau menafsirkan peran orang lain sebagai mengancam, sehingga individu itu
menanggapinya dengan cara menggangu komunikasi yang efektif.
4. Bahasa
Bahasa dalam suatu komunikasi dalam antar individu adalah berlainan makna kata yang
kita sampaikan terkadang juga sulit diterima, dan itu terjadi karena kita (masing-masing
dari individu) berasl dari latar belakang yang budaya, usia pendidikan yang berbeda
sehingga terkadang yang apa kita maksudkan tidak bisa diterima oleh mereka, yang tentu
saja pada akhirnya terjadi kesulitan dalam komunikasi.
Menurut Rivai (2005) faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi komunikasi
anatara lain karena pengaruh:
Level jabatan sedikit banyak mempengaruhi kelancara komunikasi diantara pihak-pihak.
Bagi yangt memiliki jabatan yang lebih tinggi malu jika harus berkomunikasi dengan
bawahanya, demikian pula bawahanya merasa canggunguntuki berkomunikasi dengan
atasannya.
b. Tempat
Ruang kerja yang terpisah (yang mungkin jauh) akan mempengaruhi komjunikasi, baik
antara karyawan yang selevel maupun antar atasan dengan bawahan.
c. Alat komunikasi
Alat komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan kelancaran dalam
berkomunikasi. Akan tetapi masalah alat saat ini bukan penghalang lagi karena telah ada
alat komunikasi seperti alat untuk berkomunikasi atau Hand Phone.
d. Kepadatan kerja
Kesibukan kerja yang dihadapi dari waktu ke waktu merupakan penghambat komunikasi,
terutama di kota besar dengan volume kerja yang padat dan memerlukan ekstra hati-hati.
Disini jangankan untuk komunikasi untuk makanpun tidak sempat.
Dari latar belakang di atas maka faktor-faktor penghambat komunikasi guru orang tua
dalam mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar pada anak-anak berkebutuhan khusus
menjadi bahasan yang menarik. Dimana faktor penghambat komunikasi guru terhadap orang
perlu dilakukan kajian secara khusus. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil
judul Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru dengan Orang Tua
Wali Murid (Studi Kasus Pada Taman Kanak-kanak Luar Biasa TK-LB ”Putra Jaya”
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menjadi penghambat komunikasi guru terhadap orang tua wali murid.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis
Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi
Industri Organisasi. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dan
wawasan terhadap bidang psikologi sosial.
2. Secara praktis
Diharapkan dari hasil penelitian dapat menjadi acuan kepada guru untuk bisa
mengkomunikasikan perkembangan anak didik khususnya anak-anak
berkebutuhan khusus dengan pihak orang tua.
C. Rencana Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan 2 metode yaitu
wawancara dan observasi.
a. Metode Wawancara
Menurut Poerwanti (1998) wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula
oleh responden, sehingga ciri utama dari teknik wawancara adalah adanya
dengan interviewee (orang yang diwawancarai atau sumber informasi). Jadi
wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk
memperoleh data atau informasi. Teknik wawancara dalam penelitian
kuantitatif deskriptif sebagai cara utama untuk mengumpulkan data atau
informasi. Hal tersebut di mengerti karena dua alasan yaitu :
1. Dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui
dan dialami seseorang atau subyek yang diteliti, tetapi juga yang
tersembunyi jauh di dalam diri subyek penelitian.
2. Apa yang ditanyakan pada subyek biasanya mencakup hal-hal yang
bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang
ataupun masa akan datang.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin, dimana, peneliti telah mempersiapkan fortnat-format pertanyaan atau
petunjuk interview yang dibutuhkan untuk menggali informasi, namun pertanyaan
tersebut tidak diajukan secara berurutan tetapi tetap terarah pada sasaran yang
diteliti. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan suasana bebas dan akrab sehingga
responden dengan leluasa memberikan. informasi yang dibutuhkan. Adanya
petunjuk interview tersebut berfungsi sebagai berikut:
a. Memberikan bimbingan agar pembicaraan memusat pada, pokok-pokok
yang hendak diketahui sesuai dengan masalah penelitian.
b. Menghindari kemungkinan melupakan beberapa persoalan yang seharusnya
c. Meningkatkan efesiensi interview sebagai alat pengumpul data yang relevan
dengan masalah penelitian.
2. Metode Observasi
Keterlibatan observer dapat dilihat dalam kegiatan yang diamati,
pembagian observasi ada dua macam yaitu: Poerwanti (1998)
a. Observasi partisipan
Observasi ini adalah pengumpulan data dengan pengamatan yang dilakukan oleh
observer, yang mana observer ikut bagian dan terlibat dalam kegiatan atau
kehidupan orang yang diamati.
b. Observasi non partisipan
Pengamatan jenis ini adalah observasi yang dilakukan dengan cara observer tidak
ikut dalam kegiatan atau kehidupan orang yang diobservasi, dengan cara ini
observer terpisah dari kegiatan dan mumi berkedudukan sebagai pengamat.
Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan
yaitu observasi yang dilakukan dengan cara observer ikut dalam kegiatan atau
kehidupan subyek yang diteliti. Peneliti akan memasuki pengalaman subjek
dengan cara mengalami apa yang dialami mereka. Peneliti akan melakukan
komunikasi dan interaksi dalam situasi tersebut sehingga memberikan peluang
bagi peneliti untuk mengamati kebiasaan, konflik, dan spontanitas respon
emosional (alamiah) tentang apa yang teriadi disekitamya dan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri subjek akibat pengaruh dari
wawancara, bagaimana subjek melakukan komunikasi kepada orang tua murid
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Metode Analisa Data
Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriftif kualitatif adalah suatu analisa
dengan menggunakan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari
data primer dan data sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu
kesimpulan dari berbagai masalah yang ada. (Sanapiah, 2001)
Menurut Whitney (1960, dalam Nazir,2003) metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Adakalanya peneliti mengadakan
klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan
suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli menamakan metode
deskriptif ini dengan nama survey normatif. Metode deskriptif juga ingin
mempelajari norma-norma. atau standar-standar, sehingga penelitian deskriptif ini
disebut juga survey normatif.
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel atau populasi yang berkenaan dengan masalah yang ingin
diteliti. Sedangkan hal yang dideskripsikan dalam penelitian kali ini adalah faktor