• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (Studi pada Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (Studi pada Kabupaten Malang)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(Studi pada Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT, atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Skripsi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang

berjudul “ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN

DAN BELANJA DAERAH” dengan lancar.

Di samping itu, bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses

penyususnan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah memberikan semangat dan dukungan

baik material maupun non material serta doa yang tiada henti-hentinya

kepada penulis.

2. Bapak Setu Setyawan,Drs., MM dan Ibu Siti Zubaidah, Dra.,MM.,Ak selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan

arahan, masukan dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

3. Bapak Willem P. Salamena, Drs.,MM selaku kepada dinas pendapatan

pengelolaan keuangan dan asset Kabupaten Malang yang telah memberikan

izin dalam pengambilan data penelitian.

4. Ibu Siti Zubaidah, Dra.,MM.,Ak selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi dan

(5)

5. Segenap dosen program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu

selama proses belajar di kampus.

6. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan, Agustin

Utomo, Erdha Sulistyo, Reda Indarmala, Herny Susyanti, Aulia Pratiwi.

Terima kasih atas semua kenangan yang pernah terjadi selama perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapka segala bentuk saram serta masukan dari berbagai

pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 13 April 2016

( Dwi Kurniasari)

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori ... 7

1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah ... 8

2. Manajemen Keuangan ... 10

3. Penganggaran Daerah ... 11

4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 12

5. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah ... 14

III. METODE PENELITIAN ... 19

A. Lokasi Penelitian ... 19

B. Jenis Penelitian ... 19

C. Data dan Sumber Data ... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

E. Teknik Analisis Data ... 20

IV. HASIL PENELITIAN ... 26

A. Tinjauan Umum ... 26

1. Gambaran Umum Kabupaten Malang ... 26

a. Kondisi Geografis ... 26

(7)

2. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Malang ... 29

a. Sejarah Singkat ... 29

b. Visi dan Misi ... 29

c. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Malang ... 30

B. Data Penelitian ... 31

1. Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang ... 31

2. Data Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang ... 32

C. Analisis Data ... 33

1. Rasio Kemandirian ... 33

2. Rasio Efektivitas PAD ... 35

3. Rasio Efisiensi Keuangan Daerah ... 37

4. Rasio Efektivitas Pajak Daerah ... 38

5. Rasio Efisiensi Pajak Daerah ... 39

6. Rasio Aktivitas ... 41

7. Rasio Pertumbuhan ... 43

D. Pembahasan ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Kemandirian Keuangan Daerah ... 21

Tabel 2 . Kriteria Efektivitas PAD ... 22

Tabel 3. Kriteria Efisiensi Keuangan Daerah ... 22

Tabel 4. Kriteria Efektivitas Pajak Daerah ... 22

Tabel 5. Kriteria Efisiensi Pajak Daerah ... 23

Tabel 6. Kriteria Aktivitas Belanja ... 23

Tabel 7. Kriteria Perumbuhan ... 24

Tabel 8. Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang ... 30

Tabel 9. Data Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Malang ... 31

Tabel 10. Perhitungan Kemandirian Keuangan Daerah Tahun 2010-2014 ... 33

Tabel 11. Perhitungan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Tahun 2010-2014 ... 34

Tabel 12. Perhitungan Efisiensi Keuangan Daerah Tahun 2010-2014 ... 36

Tabel 13. Perhitungan Efektivitas Pajak Daerah ... 37

Tabel 14. Perhitungan Efisiensi Pajak Daerah ... 39

Tabel 15. Perhitungan Belanja Operasional terhadap total Belanja Daerah ... 40

Tabel 16. Perhitungan Belanja Pembangunan terhadap total Belanja Daerah. 41 Tabel 17. Perhitungan Pertumbuhan PAD Tahun 2010-2014 ... 42

Tabel 18. Perhitungan Pertumbuhan Pendapatan Tahun 2010-2014 ... 43

Tabel 19. Perhitungan Pertumbuhan Belanja Operasional ... 44

Tabel 20. Perhitungan Pertumbuhan Belanja Pembangunan ... 45

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Laporan Realisasi Anggaran TA 2010 ... 54

2. Laporan Realisasi Anggaran TA 2011 ... 57

3. Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 ... 60

4. Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 ... 62

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Oesi.A. 2013.“Jurnal Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat Kemandirian Daerah Di Era Otonomi Daerah”.Skripsi FE UB Malang. Naskah Publikasikan.

Adhiantoko Hony.2013.”Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Blora. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yoyakarta.

Halim Abdul. (2007). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi.Yogyakarta

Marizka Addina.2009.”Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan”. Skripsi Fakultas Ekonomu Universitas Sumatera Utara Medan

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 2 Tahun 2011 tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2010-2015

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 23 Tahun 2006 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 06 Tahun 2010 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tetang pedoman pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standart Akuntansi Pemerintahan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang rencana jangka menengah nasional tahun 2010-2014

Undang- Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Yosephen Sijabat, Choirul dan Abdul Wachid.2013.”Analisis Kinerja Keuangan Serta Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah”. Skripsi FIA UB Malang. Dipublikasikan.

(11)

Portal Pemerintah Kabupaten Malang.

Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 dari http://malangkab.go.id Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 dari

http://malangkota.go.id/dokumendaerah/apbd-anggaran-pendapatan-belanja-daerah

Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 dari

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan daerah merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam

rangka pengembangan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah yang lebih

baik. Pembangunan daerah menjadi salah satu indikator atau penunjang demi

terwujudnya pembangunan nasional. Oleh karena itu, pemerintah pusat membuat

suatu kebijakan tentang pemerintah daerah dimana pemerintah daerah diberi

kewenangan yang luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal tersebut

sesuai dengan Undang- Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang pemerintah daerah,

sebagai revisi dari Undang Nomor 32 tahun 2004. Menurut

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 bahwa pemerintahan dilaksanakan berdasarkan

atas asas desentralisasi, asas dekonsentrasi dan asas tugas pembantuan maka

dalam rangka desentralisasi dibentuk dan disusun pemerintah provinsi dan

pemerintah kota sebagai daerah otonomi. Selain itu, juga dikeluarkan

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, sebagai revisi dari Undang-Undang Nomor 25

tahun 1999.

Dari Undang-Undang tersebut diharapkan lebih mendukung pemberdayaan

pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintah. Peraturan

Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan atas Permendagri Nomor

13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan

Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2010 atas perubahan peraturan daerah

Nomor 23 Tahun 2006 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.

Pertimbangan mendasar terselenggaranya otonomi daerah adalah perkembangan

kondisi di dalam negeri yang mengindikasikan bahwa rakyat menghendaki

keterbukaan dan kemandirian (desentralisasi). Selain itu keadaan luar negeri yang

juga menunjukkan bahwa semakin maraknya globalisasi yang menuntut daya

(13)

2

pemerintah daerah ini diharapkan akan tercapai melalui peningkatan kemandirian

pemerintah daerah. Selanjutnya peningkatan kemandirian pemerintah daerah

tersebut diharapkan dapat diraih melalui otonomi daerah. Berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri nomor 27 tahun 2013 tentang pedoman penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat didefinisikan bahwa

APBD sebagai suatu rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan

dengan peraturan daerah. Dimana disatu pihak menggambarkan perkiraan

pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan

proyek-proyek daerah dalam waktu satu tahun anggaran tertentu, dan dipihak lain

menggambarkan perkiraan penerimaan sumber-sumber pendapatan daerah guna

menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.

Pada kenyataannya masih banyak pemerintah kabupaten/kota yang masih

kurang baik dilihat dari kinerja keuangannya, ini terbukti dari hasil penelitian ini.

Hasil penelitian Wachid, dkk (2013) menunjukkan bahwa dari hasil pembahasan

dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan keuangan pemerintah daerah Kota

Malang tahun 2008-2012 dapat dikatakan baik karena setiap tahun dapat

mengoptimalkan kemampuan keuangannya meskipun hasil persentasenya masih

berada dalam kategori kurang mampu. Selain itu kinerja keuangan tahun

2008-2012 juga menunjukkan tren positif karena setiap periode meningkat. Hasil

penelitian Yuliana (2013) menunjukan bahwa berdasarkan rasio kemandirian

keuangan daerah ditunjukkan dengan angka rasio rata-rata 10,60% masih berada

diantara 0-25%, tergolong mempunyai pola hubungan instruktif yang berarti

peranan pemerintah pusat lebih dominan dari pada kemandirian pemerintah

daerah. Rasio efektifitas menunjukan bahwa realisasi penerimaan PADnya telah

(14)

3

yang instruktif dengan rata-rata sebesar 18,76%, rasio efektivitas sebesar 105%

yang berarti sangat efektif, rasio efisiensi yang bersifat efisien dengan rata-rata

sebesar 4,89%, rasio aktivitas belanja rutin terhadap APBD sebesar 76,8% lebih

besar dibandingkan rasio aktivitas belanja pembangunan terhadap APBD yang

hanya memiliki rata-rata sebesar 22,2% serta rasio pertumbuhan terdiri dari PAD

sebesar 26,58%, pendapatan sebesar 15,18%, belanja rutin sebesar 16,25%, dan

belanja pembangunan sebesar 17,51%.

Adapun permasalahan yang ada pada Kabupaten Malang bahwa pemerintah

merealisasi belanja daerah yang dialokasikan untuk belanja operasional cenderung

lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja pembangunan. Hal ini sesuai

dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang rencana jangka

menengah nasional tahun 2010-2014 atau disingkat RJMN dalam matriks

penjabaran prioritas nasional menyatakan bahwa persentase rata-rata belanja

modal terhadap total belanja daerah sampai dengan tahun 2014 mecapai 30%.

Sedangkan pada Kabupaten Malang rata-rata belanja pembangunan tidak

mencapai target yang dijelaskan pada peraturan tersebut. Sehingga pemerintah

harus terus mengupayakan peningkatan belanja pembangunan dalam menyediakan

saranan dan prasarana kepada masyarakat dapat terpenuhi.

Selain itu pendapatan asli daerah yang dihasilkan masih sangat kecil jika

dibandingkan dengan pendapatan transfer yang diterima dari pemerintah pusat.

Banyaknya potensi yang dimiliki Kabupaten Malang seharusnya dapat menaikkan

PAD jika pemerintah dapat mengelola secara maksimal. Apabila pemerintah dapat

mempertahankan kenaikan PAD, maka hal tersebut dapat meningkatkan

kemandirian keuangan daerah dan mengecilkan ketergantungan. Potensi yang

mempunyai kontribusi terbesar didominasi 3 sektor unggulan, yaitu sector

pertanian, sector perdagangan, hotel, restoran dan sector industri pengolahan.

Selain itu potensi wisata pantai yang tersebar di wilayah Kabupaten Malang masih

belum terlaksana secara maksimal, sehingga belum banyak menyumbang

pendapatan asli daerah (PAD). Apabila Pemerintah Kabupaten Malang mampu

mengolah sektor unggulan dan sektor potensial dengan baik maka dapat

(15)

4

Kabupaten Malang merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

Timur yang dalam pembangunannya tidak terpisahkan dari pembangunan

nasional, namun disesuaikan dengan permasalahan didaerahnya serta didasarkan

prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional. Dalam upaya

mewujudkan tujuan otonomi daerah maka konsepsi otonomi daerah yang

dilaksanakan di Indonesia menggunakan prinsip pemberian otonomi

seluas-luasnya kepada daerah. Prinsip otonomi seluas-seluas-luasnya dapat dimaknai sebagai

kewenangan yang diberikan melalui peraturan perundang-undangan kepada

daerah untuk membuat kebijakan yang dianggap benar dan adil dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Masing-masing daerah

dalam menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangannya berhak untuk

membuat kebijakan baik dalam rangka peningkatan pelayanan maupun dalam

rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah yang

diharapkan bermuara pada cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan otonomi

daerah tidak terlepas dari kemampuan suatu daerah dalam bidang keuangan.

Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan termuat dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang mencerminkan

kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan pelaksanaan

tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan social masyarakat.

Untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah, salah

satunya dapat diukur melalui kinerja keuangan daerah. Usaha pemerintah daerah

dalam menggali sumber dana yang berasal dari potensi daerah yang dimiliki serta

kemampuan mengelola dan memanfaatkan sumber dana yang ada tercermin dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Salah satu alat untuk menganalisis

(16)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan

DPPKAD Kabupaten Malang jika dilihat dari Rasio Kemandirian, Rasio

Efektivitas PAD dan Efisiensi Keuangan Daerah, Rasio Efektivits dan Efisiensi

Pajak Daerah, Rasio Aktivitas, Rasio Pertumbuhan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian yang dilakukan ini adalah

untuk mengetahui kinerja keuangan DPPKAD Kabupaten Malang jika dilihat dari

Rasio Kemandirian, Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD, Rasio Efektivits dan

Efisiensi Pajak Daerah, Rasio Aktivitas, Rasio Pertumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam menganalisis kinerja keuangan pada DPPKAD

Kabupaten Malang dengan menerapkan Rasio Kemandirian, Rasio Efektivitas dan

Efisiensi PAD, Rasio Efektivits dan Efisiensi Pajak Daerah, Rasio Aktivitas serta

Rasio Pertumbuhan adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritik tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja

Keuangan DPPKAD Kabupaten Malang ditinjau dari teori menerapkan Rasio

Kemandirian, Rasio Efektivitas PAD dan Efisiensi keuangan Daerah, Rasio

Efektivits dan Efisiensi Pajak Daerah, Rasio Aktivitas serta Rasio

Pertumbuhan untuk Menganalisis Kinerja Keuangan DPPKAD Kabupaten

Malang.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi untuk pemikiran

Pemerintah Daerah didalam menganalisis Kinerja Keuangan guna

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah pada perkembangan zaman yang semakin kompetitif.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan tambahan pengetahuan dan sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 32/Kpts‐II/2003 tanggal 5 Februari 2003 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam atau Hutan Tanaman

Siswa Kelas 2 TMO SMK Texmaco Semarang Pada Mata Diklat Service Engine dan Komponen-komponenya. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin. Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan morfologi dan pertumbuhan post-larva ikan nilem (Osteochilus hasselti C. V.) yang dipelihara dalam media

Ini sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa email dapat mengalami erosi yang disebabkan oleh bahan makanan dan minuman yang bersifat asam.8

Pandeglang membangun model mental berdasarkan pemahaman dan pengalaman siswa yang dibantu dengan analogi yang dibuatnya dan dipengaruhi oleh karakteristik dan

Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi ini mempermudah bagian Tata Usaha yang sebelumnya dalam melakukan proses pembayaran biaya operasonal pendidikan dilakukan

57 Menurut Muljono dan Wicaksono (2009:59) koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan pengakuan metode, masa manfaat dalam

Berdasarkan studi, dapat disimpulkan bahwa pengenaan tarif 0,75% dari total peredaran usaha, sebagai angsuran PPh bagi WPOP pengguna norma dengan jumlah peredaran usaha sebesar