• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010045 8.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010045 8."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

xi RINGKASAN

Krom heksavalen merupakan logam berat yang bersifat sangat toksik, korosif, karsinogenik dan memiliki kelarutan yang sangat tinggi. Tingginya konsentrasi logam berat yang mencemari perairan dapat mengganggu berbagai stadia perkembangan ikan dan menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan sehingga menurunkan kemampuan sel darah merah mengikat oksigen dan menghambat kerja enzim sehingga proses fisiologis dan metabolisme tubuh terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan morfologi dan pertumbuhan post-larva ikan nilem (Osteochilus hasseltiC. V.) yang dipelihara dalam media yang mengandung krom heksavalen serta menentukan konsentrasi krom heksavalen (K2Cr2O7) yang berpengaruh terhadap perkembangan post-larva ikan nilem. Metode

penelitian yang digunakan ialah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Post-larva ikan nilem yang berumur 1 hari dipelihara dalam media yang mengandung krom heksavalen yang dilarutkan dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol), 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm, masing-masing konsentrasi diencerkan dengan air sampai volume media berjumlah 1 L. Setiap perlakuan diulang 6 kali dan setiap unit ulangan berisi 30 ekor post-larva. Variabel yang diamati adalah konsentrasi krom heksavalen dan perkembangan post-larva. Data kuantitatif berupa panjang tubuh, luas dan panjang sirip dianalisis dengan Anova satu arah pada tingkat signifikansi 0,05. Data morfologi sirip (dorsal, abdominal, anal, dancaudal fin) dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cr (VI) menghambat perkembangan morfologi dan pertumbuhan post-larva ikan nilem (p<0,05). Pertumbuhan dan perkembangan sirip ekor, sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur, serta pertambahan panjang tubuh post-larva dari perlakuan 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm lebih lambat dibandingkan dengan kontrol. Konsentrasi 5 ppm saja sudah dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sirip.

Kata kunci: krom heksavalen, post-larva, Osteochilus hasselti, perkembangan, pertumbuhan

(2)

xii SUMMARY

Hexavalent chromium is heavy metal which highly toxic, corrosive, carcinogenic and has a high solubility. The high concentration of heavy metals in the waters leads to various deleterious effect on larval development resulted from disorder of the respiratory system such as reduction of red blood cells ability to bind oxygen and inhibition enzymatic action so that the physiological and metabolic processes of the body is impared. The aim of this study were to evaluate morphological development and growth of nilem post-larvae (Osteochilus hasselti C.V.) cultured in media containing hexavalent chromium and to detemine the concentration of (K2Cr2O7) capable of affecting the development of nilem

post-larvae. This study was conducted experimentally using completely randomized design. One day post-larvae maintained in media containing hexavalent chromium at a concentration 0 ppm (control), 5 ppm, 10 ppm, and 15 ppm. Six replicates each with 30 post-larvae were used in this experiment. The independent variable was the concentration of hexavalent chromium and post-larvae development. The dependent variables were post-larval survival rate, growth and their development. The quantitative data consisted of post-larval body length, width and length of fins were analyzed using one-way ANOVA at the 0.05 level. The fins morphology (dorsal, abdominal, anal, and caudal fin) was described. The results showed that Cr (VI) inhibits morphological development and growth of nilem post-larvae (p<0,05). Growth and fin development of the caudal, dorsal, abdominal and anal fin; and the body length of the post-larvae of 5 ppm, 10 ppm, and 15 ppm treatment were slower than the control.

Keywords: hexavalent chromium, post-larvae, Osteochilus hasselti, development, growth

Referensi

Dokumen terkait

Yakult Indonesia Persada adalah pilihan yang tepat, karena sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan yang sedang berkembang pesat.

• Dilihat untuk rugi (BEP) Dilihat untuk rugi (BEP).. ANALISIS DATA PERIKANAN utk PENGEMBANGAN.. ANALISIS DATA PERIKANAN

Namun pada tahap kontekstual setiap subjek memiliki cara atau langkah pengerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan pemahaman yang dimiliki oleh setiap subjek dan tahap terakhir

The main duty of MMAF is to assist the President in conducting some of the government tasks in marine andfishery field, and handle some functions including: (a) establishment

kekayaan yang dilancarkan oleh pihak isteri: “pengakuan pihak suami dengan tiada bukti lain, tidak berlaku sebagai bukti” (pasal 825 Reglemen Acara Perdata). Sebagaimana

“Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik

This management strategy could have particular value with fisheries (1) that are multispecies, (2) where reducing overcapitaliza- tion is the principal management objective and

NAMA PAKET PENGADAAN KEGIATAN JENIS BELANJA. JENIS