• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayo Jangan Ragu Berkomunitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ayo Jangan Ragu Berkomunitas"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR News 25/12/2015

Ayo, Jangan Ragu Berkomunitas!

news.unair.ac.id/2015/12/25/ayo-jangan-ragu-berkomunitas/

Photo: etl.de

Dalam salah satu sesi penjurian Stand Up Comedy yang diadakan di TV swasta, Raditya Dika menyarankan pada salah satu peserta, “Tetaplah berkomunitas, di sana ada sangat banyak pelajaran,”

Ya, berkomunitas, berorganisasi, dan berkumpul dengan kawan-kawan yang punya kesamaan visi atau misi, pasti membuka wawasan baru. Terlebih, bila jumlah kawan di komunitas/organisasi/perkumpulan itu banyak. Tentu, bakal ada banyak pula peluang menambah pengetahuan.

Berikut sejumlah manfaat dari kegemaran positif tersebut.

1. Menjadi ajang silaturahmi. Dengan terus menjaga tali silaturahmi, kebersamaan makin terjaga. Rasa persaudaraan terasah. Imbasnya, peluang frustrasi bakal menurun. Kebahagiaan lebih mudah didapat karena kita yakin: kita tidak hidup sendiri.

Di sisi lain, kita dapat mulai memikirkan tentang apa saja yang dapat dilakukan secara bersama-sama.

Khususnya, menjalankan pekerjaan yang memiliki nilai tambah di kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan, terdapat proyek atau ide produktif yang bisa dilakukan bareng dan bakal memberi keuntungan.

2. Gudang ilmu. Berkumpul dengan kawan-kawan pasti menciptakan interaksi sosial. Interaksi tersebut tak jarang membahas sesuatu yang bermanfaat. Memang, kadang ada juga yang kumpul-kumpul sekadar untuk ketawa-ketiwi. Hal yang seperti itu hendaknya kita hindari.

Sayang, kalau berkumpul sekadar buat bersenda gurau. Jatuhnya, jadi seperti sekelompok anak kecil. Maka itu, ajang pertemuan di komunitas/organisasi/perkumpulan mesti membawa nilai positif. Upayakan terjadi transfer ilmu di dalamnya. Kalau bukan kita yang berbagi pengetahuan, biarkan kawan-kawan kita yang menebarkan wawasan.

3. Belajar menerima perbedaan. Di dalam sebuah perkumpulan, perbedaan merupakan keniscayaan. Di sana adalah miniatur dunia secara umum. Ingat, kawan-kawan, dunia terbentuk oleh banyak perbedaan. Nah, yang

(2)

jadi masalah adalah bagaimana kita menyikapinya.

Bila di satu lingkup kecil kita sudah dapat menerima pihak-pihak yang berpendapat tak sama, di lingkup yang lebih besar kita pasti lebih sanggup bersikap bijak. Orang yang kaku dan tidak mau menerima perbedaan akan cenderung memaksakan pendapat. Kalau jadi pemimpin, dia akan otoriter atau diktator. Dan itu sudah bukan zamannya lagi.

BACA JUGA: Lawan Mahasiswa Tingkat Akhir, Maba Sabet Juara Esai

4. Mengasah jiwa kepemimpinan. Umumnya, sebuah komunitas/organisasi/perkumpulan memiliki pemimpin. Baik yang sifatnya pucuk tertinggi, maupun pemimpin seksi-seksi tertentu. Kadang kala, ada pula kegiatan yang butuh kepanitiaan dan koordinasi. Di sini jiwa kepemimpinan terasah. Apalagi, bila roda kepemimpinan memang tersistem untuk dijalankan bergilir. Jadi, semua anggota, mau tidak mau, akan mencicipi kursi kepemimpinan itu.

Komunitas/organisasi/perkumpulan mengajarkan kita untuk cermat dalam mengelola potensi (SDM maupun non-SDM). Lihatlah para pemimpin Indonesia dan dunia selama ini. Mereka pasti berangkat dari

komunitas/organisasi/perkumpulan yang telah sukses mengantarkan mereka menjadi pribadi yang hebat.

5. Jaringan Informasi. Di era modern seperti sekarang ini, informasi menjadi sangat penting. Bahkan,

beberapa literatur menyebutkan, informasi sudah menjelma komoditas yang diperebutkan. Tanpa informasi yang memadai, seseorang akan sulit menggapai cita-cita, mencari pekerjaan, dan mendapatkan apapun yang

diinginkan.

Dengan berkumpul bersama banyak orang, sumber informasi tak akan terputus. Keberadaan orang-orang di sekeliling juga turut memperkuat jaringan.

Jaringan yang luas bakal memudahkan kita dalam menempuh kehidupan di masa datang. Misalnya, informasi tentang lowongan pekerjaan yang kita sukai, kadang datang dari mereka yang “bisik-bisik” di jaringan kita sendiri. Maka itu, jangan pernah remehkan jaringan informasi.

6. Jalan pelancar jodoh. Mungkin sebagian orang menganggap ini klise. Namun, cobalah lihat sekeliling. Pasti, ada banyak kawan, saudara, dosen, dan kerabat yang memiliki pasangan dari

komunitas/organisasi/perkumpulan yang sama.

Kesamaan visi atau misi menjadi salah satu sebab kenapa mereka berjodoh. Namun, bisa jadi pula, semua berkutat pada falsafah lawas: tresna jalaran saka kulina. Entahlah…

Yang jelas, bagi mereka yang masih jomblo, berkumpul dengan kawan-kawan yang punya kesamaan

pandangan bukanlah ide buruk. Dan bisa jadi, di tempat itu jodoh dapat diraih. Tapi ingat, bagaimanapun juga, meski memiliki persamaan, antar manusia juga memiliki banyak perbedaan. Seperti yang dijelaskan pada poin nomor 3, kita mesti lihai menyikapi perbedaan yang ada.

Akhirul kalam, selamat berkomunitas!

Post Views: 16

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik diperoleh odd ratio konsumsi buah dan sayur tidak cukup 1,1, artinya risiko risiko obesitas berat pada responden tidak cukup konsumsi buah dan

Instalasi CSSD melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, mulai dari proses perencanaan, penerimaan barang, pencucian, pengemasan &

Radioisotop 198Au yang dihasilkan dikarakterisasi dengan mengukur aktivitas, waktu paruh, energi, yield, kemurnian radionuklida dan kemurnian radiokimia serta ukuran

Dalam UU Wakaf, pasal 62 yang menjelaskan tentang penyelesaian sengketa mengenai wakaf, disebutkan apabila penyelesian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu

Karena dengan tak pernah absenya Mischief Denim dalam event tahunan tersebut di tambah dengan merupakan salah satu produk jeans lokal yang memiliki followers Instagram terbanyak

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas hidayat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH CELEBRITY

Jika ibu merasa bahwa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah penyakit yang serius maka ibu akan melakukan perilaku aman dan tindakan pencegahan