Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
PERENCANAAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKRO HIDRO
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD ASY’ARI PERANGIN-ANGIN
02 0404 024
BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK USU
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
PERENCANAAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKRO HIDRO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian
pendidikan sarjana teknik sipil
MUHAMMAD ASY’ARI PERANGIN-ANGIN
02 0404 024
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, MSc Enni Lisda Lubis, ST.MT. NIP:132010748
Diketahui:
Ketua Departemen Teknik Sipil
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP: 130 905 362
BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK USU
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas akhir yang telah di selesaikan oleh penulis berjudul “Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro", disusun untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan teima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan Ketua Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai pembimbing yang sangat membantu penulis, baik dalam meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta ide– idenya demi terselesainya tugas akhir ini.
2. Bapak Ir. Alferido Malik sebagai pembimbing yang sangat membantu penulis, baik dalam meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta ide–idenya demi terselesainya tugas akhir ini.
3. Ibu Nursyamsi, ST, MT, sebagai co-pembimbing yang turut memberikan masukan yang membangun demi terselesainya tugas akhir ini.
4. Bapak Ir. Teruna Jaya Sekretaris Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staff pengajar Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
7. Cut Bang Fauzan dan kedua adikku Anhar dan Irhamna Putri, yang telah memberikan dorongan dan inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Asisten Laboratorium Beton USU, Khususnya Bang Arlin, makasih banyak....kali ya jon.. dan Fakhrul, yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Teman–temanku Fahmi ”lemot”, makasi untuk komputernya ya bro, Saipul ”kibo mekek”, kau gak ada duanya bro selalu buat aku ketawa, Verry ”kop-kop”, thanks buat semangat,kamera n semuanya lek, Rudi alias rudrik, jangan patah semangat bro, Heru ”bulu”, kau sobatku yang paling unik lek, jangan pernah balik lagi ke ’kampungmu’ itu ya..hehe.., Eral my komting, thanks for spiritnya, jadi kan siap wisuda kita Sabang?? Ha?ha?ha??, Surya ”HMK”, gimana dagangan es dinetnya laris lek?? Wakakakaka.. makanya, ngomong pelan2.. Teman-teman senasib seperjuangan yang di Lab Hidrolika, bona, ai, memed, iput, mas yud, n awen. Makasih jg buat sohib2 seperjuanganku di Meulaboh dulu, T.Rengga felamona, Fitra, Dede, julian, munawar, fahmeul, zulfahmi, hadi, mamby, apit, deni, hery bg den, n ongket. aku yang aku sayang kalian bro..hiks, serta teman-teman angkatan ’02 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini. Semoga persahabatan kita abadi selamanya.
10.Terakhir, makasih buat sabrina yang gada bosen2nya ngingatin aku untuk ngerjain TA ini walaupun kadang gak pernah aku dengerin,hehe. Thanks berat ya dah ada untuk itu n ngibur aku wkt aku bener2 butuh dihibur wlaupun kadang ujung2nya berantem yg gak jelas kenapa ;)
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan dn pengalaman, serta referensi yang Penulis miliki. Oleh karena itu sangat diharapkan saran-saran serta kritikan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR……… ii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GRAFIK……… ix
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang……… 1
I.2 Permasalahan……….. 3
I.3 Tujuan Penelitian……… 3
I.4 Batasan Masalah………. 4
I.5 Metodologi Penelitian………...……….. 4
I.6 Sistematika Penulisan………. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Bahan Dasar Beton………. 7
II.1.1 Semen………. 7
II.1.1.1 Umum………. 7
II.1.1.2 Semen Portland……….. 8
II.1.1.3 Jenis-jenis semen portland……….. 8
II.1.1.4 Pengerasan dan pengikatan semen………. 11
II.1.2 Agregat……….. 12
II.1.2.1 Umum………. 12
II.1.2.2 Jenis Agregat……….. 13
II.1.2.2.1 Jenis agregat berdasarkan bentuk……… 14
II.1.2.2.2 Jenis agregat berdasarkan tekstur…... 16
II.1.2.2.3 Jenis agregat berdasarkan ukuran butir.. 18
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
II.1.2.3 Sifat dan karakteristik agregat halus……….. 23
II.1.2.3.1 Gradasi dan modulus kehalusan………. 23
II.1.2.3.2 Kandungan air dan rongga udara……… 25
II.1.2.3.3 Berat jenis agregat……….. 26
II.1.2.3.4 Berat isi agregat……….. 28
II.1.2.3.5 Kandungan organik……… 29
II.1.2.3.6 Kandungan lumpur dan kadar liat…….. 30
II.1.2.3.7 Kontaminasi garam-garaman………... 31
II.1.3 Air……….. 32
II.1.3.1 Umum………. 32
II.2 Sifat-sifat Beton………. 33
II.2.1 Sifat-sifat beton segar………. 33
II.2.2 Kuat tekan beton ……… 35
II.2.2.1 Ukuran dan bentuk agregat………. 35
II.2.2.2 Faktor-faktor air semen……….. 36
II.2.2.3 Rongga udara (voids)………. 37
II.2.2.4 Perawata beton (curing)………. 37
II.2.3 Modulus elastisitas beton………... 38
II.3 Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton……… 40
II.3.1 Faktor air semen………. 40
II.3.2 Kualitas agregat halus……… 40
II.3.3 Kualitas agregat kasar………. 41
II.3.4 Nilai Ekonomis……… 42
BAB III. METODE PENELITIAN III.1 Bahan Penyusun Beton………. 44
III.1.1 Agregat halus……… 44
III.1.2 Agregat kasar……… 46
III.1.3 Semen………... 48
III.1.3.1 Definisi……… 48
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
III.1.3.3 Sifat-sifat semen……….. 48
III.1.4 Air……… 49
III.2 Pelaksanaan Penelitian………... 50
III.2.1 Pemeriksaan bahan penyusun beton……… 50
III.2.1.1 Agregat halus………... 50
III.2.1.2 Agregat kasar………... 55
III.2.1.3 Semen……….. 57
III.2.2 Penyediaan bahan penyusun beton……….. 58
III.2.3 Pembuatan benda uji……… 59
III.2.4 Pengujian sample……… 60
III.2.4.1 Pengujian kuat tekan beton (fc’)………. 60
III.2.4.2 Pengujian elastisitas beton………. 60
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Quarry Agregat Halus………. 61
IV.2 Nilai Slump……….. 61
IV.3 Kuat Tekan Silinder Beton……….. 63
IV.3.1 Pola retak pada pengujian kuat tekan……….. 66
IV.4 Elastisitas Beton……….. 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan………. 116
V.2 Saran………... 117
DAFTAR PUSTAKA………. 118
LAMPIRAN
A. Peta Lokasi
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
D. Mix Design Campuran Beton
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi pengujian benda uji silinder……….. 5
Tabel 3.1 Susunan besar butiran agregat halus (ASTM, 1991)………. 45
Tabel 3.2 Susunan besar butiran agregat kasar……….. 46
Tabel 3.3 Komposisi kimia Portland semen……….. 48
Tabel 3.4 Hasil pemeriksaan analisa ayakan pasir... 51
Tabel 3.5 Hasil pemeriksaan kandungan Lumpur………. 52
Tabel 3.6 Hasil pemeriksaan kandungan organik……….. 52
Tabel 3.7 Hasil pemeriksaan Clay Lump pasir……….. 53
Tabel 3.8 Hasil pemeriksaan berat isi pasir………... 53
Tabel 3.9 Hasil pemeriksaan berat jenis dan absorpsi pasir………….. 54
Tabel 4.1 Sifat agregat halus quarry asal Meulaboh………. 61
Tabel 4.2 Nilai slump berbagai jenis beton... 62
Tabel 4.3 Nilai slump berbagai kombinasi quarry.……… 62
Tabel 4.4 Hasil pengujian kuat tekan silinder untuk masing-masing quarry………... 63
Tabel 4.5 Hasil pengujian kuat tekan silinder untuk kombinasi quarry 64 Tabel 4.6 Pengujian elastisitas beton quarry Muko………... 69
Tabel 4.7 Pengujian elastisitas beton quarry Meurebo…... 72
Tabel 4.8 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro………... 75
Tabel 4.9 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro : Meurebo 75% : 25%... 79
Tabel 4.10 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro : Meurebo 50% : 50%... 81
Tabel 4.11 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro : Meurebo 25% : 75%... 83
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
50% : 50%... 87
Tabel 4.14 Pengujian elastisitas beton quarry Muko : Meurebo
25% : 75%... 89 Tabel 4.15 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro : Muko
75% : 25%... 91 Tabel 4.16 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro : Muko
50% : 50%... 93 Tabel 4.17 Pengujian elastisitas beton quarry Kuala Baro : Muko
25% : 75%... 96 Tabel 4.18 Tabel nilai modulus elastisitas rata maksimum berbagai
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Pengaruh ukuran agregat kuat tekan beton ……….... 36 Grafik 2.2 Hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan tekan
beton……… 37
Grafik 2.3 Pengaruh suhu perawatan beton terhadap kokoh tekan beton 38 Grafik 2.4 Hubungan kekuatan tekan beton dan regangan yang terjadi
pada beton pada berbagai jenis beton ……….... 39 Grafik 2.5 Hubungan kekuatan tekan beton dan elastisitas beton... 39 Grafik 4.a Grafik perbandingan nilai Tegangan rata-rata
Masing-Masing Quarry ... 64 Grafik 4.b Grafik perbandingan nilai Tegangan rata-rata
Berbagai Variasi Quarry Kuala Baro : Meurebo... 65 Grafik 4.c Grafik perbandingan nilai Tegangan rata-rata
Berbagai Variasi Quarry Muko : Meurebo... 65 Grafik 4.d Grafik perbandingan nilai Tegangan rata-rata
Berbagai Variasi Quarry Kuala Baro : Muko... 65 Grafik 4.6 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Muko ………. 72
Grafik 4.7 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Meurebo... 75 Grafik 4.8 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Kuala Baro………. 78
Grafik 4.9 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Kuala Baro : Meurebo (75% : 25%)... 80 Grafik 4.10 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Kuala Baro : Meurebo (50% : 50%)………... 82 Grafik 4.11 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Grafik 4.12 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Muko : Meurebo (75% : 25%)... 86 Grafik 4.13 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Muko : Meurebo (50% : 50%)... 88 Grafik 4.14 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Muko : Meurebo (25% : 75%)... 90 Grafik 4.15 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Kuala Baro : Muko (75% : 25%)... 92 Grafik 4.16 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Kuala Baro : Muko (50% : 50%)... 94 Grafik 4.17 Nilai tegangan dan regangan vertikal untuk beton
dengan quarry Kuala Baro : Muko (25% : 75%)... 96 Grafik 4.18 Grafik perbandingan nilai Modulus Elastisitas rata-rata
Masing-masing quarry... 113 Grafik 4.19 Grafik perbandingan nilai Modulus Elastisitas rata-rata
Berbagai Variasi Quarry Kuala Baro : Meurebo... 114 Grafik 4.20 Grafik perbandingan nilai Modulus Elastisitas rata-rata
Berbagai Variasi Quarry Muko : Meurebo... 114 Grafik 4.21 Grafik perbandingan nilai Modulus Elastisitas rata-rata
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Salah satu kendala utama dalam pelistrikan pedesaan adalah letaknya yang jauh dari pusat pembangkitan dengan kondisi akses yang buruk, membuat biaya investasi menjadi sangat tinggi. Dilain pihak, kebutuhan aktual daya listrik di wilayah seperti itu umumnya juga rendah dengan daya beli masyarakat yang juga rendah, sehingga investasi menjadi semakin tidak menarik dan prioritas untuk menjangkau wilayah-wilayah seperti itu sering dikebelakangkan.
Kegiatan pembangunan pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berusaha memberikan kontribusi dalam usaha pelistrikan pedesaan. Dengan menggunakan sumber energi terbarukan yang tersedia, dengan skala yang sesuai dengan kebutuhan setempat, PLTMH menawarkan pemecahan bagi daerah-daerah pedesaan terpencil yang jauh dari jangkauan PLN untuk mendapatkan sumber energi yang handal dan terjangkau. Dengan tersedianya sumber energi ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memacu kegiatan pembangunan setempat.
Potensi PLTMH di Indonesia saat ini masih cukup banyak yang belum dimanfaatkan, atau bahkan belum tereksplorasi/terdokumentasi dengan baik.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Pada tingkat kebijakan pemerintah daerah dalam era otonomi daerah ini, harus dapat melihat kegiatan pembangunan PLTMH sebagai bentuk pembangunan masyarakat dalam bentuk peningkatan SDM lokal, penyediaan sarana dan prasarana kehidupan masyarakat dan sekaligus memacu dan meningkatkan kapasitas lokal serta kesempatan dalam menyelenggarakan pembangunan daerahnya.
Cara pandang ini menekankan pada proses yang terjadi selama kegiatan pembangunan PLTMH dan integrasi follow up kegiatan setelah PLTMH terbangun dan beroperasi untuk menghasilkan sinergi. Partisipasi sektor swasta maupun dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat menjadi semakin penting mengingat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki pemerintah.
Kesemua hal tersebut mensyaratkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan dalam pengimplementasian suatu kegiatan pembangunan PLTMH secara utuh menyeluruh.
1.2 Pernyataan dan Batasan
Dalam studi ini penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai perencanan pembangunan PLTMH dengan harapan penulis mampu merencanakan pembangunan PLTMH dengan baik dan benar. Dan penulis membatasi permasalahannya dalam hal penentuan debit banjir, desain bendung, saluran pembawa, pipa pesat (penstock),
headloss sampai dengan energi yang dihasilkan.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Salah satu tujuan studi ini adalah menyebarkan pengetahuan dan kemampuan untuk menyelenggarakan pembangunan PLTMH ke berbagai wilayah di Indonesia dengan melibatkan komponen pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.
Diharapkan, salah satu manfaat dari studi ini adalah memberikan kontribusi signifikan meningkatkan pembangunan masyarakat pedesaan melalui pembangunan PLTMH di berbagai daerah di Indonesia.
1.4 Metodologi
Studi ini berisi tentang penelaahan teori-teori dan konsep-konsep yang mempunyai relevansi dengan pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro. Ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku, diktat-diktat dan catatan-catatan lainnya serta sumber-sumber yang dapat membantu studi ini. Selanjutnya bagian-bagian penting yang berkenaan dengan pekerjaan teknik sipil akan dibahas dan diungkap secara deskriftif dan kuantitatif.
Contoh-contoh hitungan dan perencanaan PLTMH akan dibahas secara khusus untuk dapat dideskripsikan guna menggambarkan tahapan dan masalah pembangunan.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Masalah yang dihadapi dalam penyediaan energi adalah masih banyaknya penggunaan bahan bakar minyak (BBM), sementara kemampuan produksi dan suplai minyak semakin menurun.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dan pemilihan sumber energi baru adalah sebagai berikut:
Ketersediaan sumber energi dan usaha pelestarian.
Kemampuan manusia untuk menguasai dan mengelola energi. Ketersediaan dana untuk menguasai sumber energi.
Masalah lingkungan.
Di sebagian negara berkembang, juga Indonesia, aktivitas pembangunan terkonsentrasi di kota atau wilayah dengan berbagai fasilitas yang mendukungnya. Sementara di daerah pedesaan, pembangunan berjalan lamban karena kurangnya infrastruktur, sarana dan prasarana.
Desa-desa di Indonesia rata-rata membutuhkan listrik relatif kecil (10 – 150 KW) serta lokasinya tersebar. Untuk pelistrikan pedesaan di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) telah dikembangkan mengingat potensi tenaga air di Indonesia yang melimpah dan besar.
Dari segi teknologi PLTMH memiliki keuntungan dan kemudahan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Hal tersebut karena:
Konstruksinya relatif sederhana.
Teknologi mikro-hidro telah matang dan terjamin sebagai teknologi yang dapat
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang, karena hampir semua
komponen yang dibutuhkan telah dapat diproduksi di dalam negeri. Dapat dioperasikan dan dirawat oleh masyarakat di desa.
Biaya operasi dan perawatan rendah.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan studi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, mencakup tentang pembahasan proposal lebih lanjut.
Bab II, Tinjauan Pustaka, mencakup data kepustakaan yang diperoleh dengan cara
menghimpun berbagai literature yang berhubungan dengan data yang diperlukan. Bab III, Perhitungan dan Pembahasan
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PLTMH
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.1: Bagan sebuah PLTMH
Pembangkit tenaga air merupakan suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi turbin dan generator dengan daya yang keluar secara teoritis.
Bentuk pembangkit tenaga mikro hidro adalah bervariasi, tetapi prinsip kerjanya adalah sama, yaitu ;
“ Perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga elektrik (listrik) “. Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai berikut :
- Tenaga potensial ………Tenaga kinetik - Tenaga kinetik ..……… Tenaga mekanik - Tenaga mekanik ……… Tenaga listrik
Tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada ketinggian. Tenaga kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga mekanik adalah tenaga kecepatan air yang terus memutar kincir / turbin. Tenaga elektrik adalah hasil dari generator yang berputar akibat berputarnya kincir / turbin.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Umumnya PLTMH yang dibangun jenis run off river dimana head diperoleh tidak dengan membangun bendungan besar, melainkan dengan mengalihkan aliran air sungai ke satu sisi dari sungai dan menjatuhkannya lagi ke sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh. Dengan menggunakan pipa, air dialirkan ke rumah pembangkit (power house) yang biasanya dibangun di pinggir sungai. Kemudian air akan menyemprot keluar memutar roda turbin (runner), kemudian air tersebut dikembalikan ke sungai asalnya. Energi mekanik putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.
Pembangkit listrik tenaga air dibawah ukuran 300 KW digolongkan sebagai PLTMH. Dalam perencanaan pembangunan sebuah PLTMH, diperlukan pengetahuan tentang:
Hidrologi Kelistrikan Bangunan sipil Permesinan
Ekonomi untuk studi kelayakan.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH ) mempunyai beberapa keuntungan yang tidak dapat dpisahkan, seperti berikut ini :
1. Tenaga utama menggunakan air, yang merupakan sumber energi yang abadi tidak seperti bahan bakar untuk PLTU atau PLTN yang menggunakan bahan baker fosil atau nuklir.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
3. Melayani kebutuhan aktual daya listrik di wilayah pedesaan terpencil yang umumnya rendah dengan daya beli masyarakat yang juga rendah,
4. PLTMH cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk dioperasikan.
5. Perkembangan mutakhir yang telah dicapai pada pengembangan turbin air, telah dimungkinkan untuk memanfaatkan jenis turbin yang sesuai dengan keadaan setempat.
6. Pengembangan PLTMH dengan memanfaatkan arus sungai dapat menimbulkan manfaat lain seperti pariwisata, perikanan, irigasi dan pengendalian banjir.
Adapun kelemahan PLTMH diantaranya yang paling menonjol :
1. Sangat tergantung pada aliran sungai secara alamiah. Sedangkan aliran sungai tersebut sangat bervariasi sehingga pada umumnya tenaga andalan atau tenaga mantap akan sangat kecil jika dibandingkan dengan kapasitas totalnya.
2. Tidak mampu menghasilkan tenaga yang besar.
2.2 Komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-hidro Komponen-komponen sebuah PLTMH meliputi:
1) Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
berdekatan dengan bendungan dengan memilih dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir.
Gambar 2.2: bendung dan pintu air
(1.i) Tipe-tipe dasar dam intake
Terdapat beberapa jenis tipe dasar dam intake seperti yang disebutkan dibawah ini yaitu: (1) Dam beton graviti
(2) Dam beton mengapung (3) Dam tanah
(4) Dam urugan batu
(5) Dam pasangan batu basah (6) Dam batu bronjong
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
(9) Dam kayu
(10) Dam bingkai kayu dengan kerikil
Dari jenis-jenis diatas, dam urugan batu fleksibel dan dam batu bronjong, secara umum terkenal digunakan di negara-negara Asia Tenggara karena beberapa keuntungan seperti (i) tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi dari tanah dasarnya dan (ii) relatif mudah diperbaiki jika mengalami kerusakan. Bagaimanapun, mereka dapat ditembus oleh banjir karena itu struktur dan penggunaannya harus didahului dengan pengujian yang hati-hati dari konstruksi yang penting seperti struktur sipil dan kondisi dari arus bawah. Tabel 2.1 dapat dijadikan referensi untuk menentukan tipe dasar dam intake untuk PLTA skala kecil.
Table 2.1: Jenis dam intake yang sering dipakai untuk pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan kondisi aplikasinya
Tipe Garis Besar Gambar Kondisi aplikasinya
Dam Beton graviti
Beton digunakan untuk mengkonstruksi bangunan secara keseluruhan.
Fondasi : lapisan batu
Kondisi sungai : tidak dipengaruhi oleh kemiringan, keluaran air atau tingkat beban sedimen
Kondisi intake : penampilan yang baik, intake efisien
Dam beton mengapung
Bagian infiltrasi yang diperpanjang dari fondasinya dengan diputus, dll. Untuk menyempurnakan penampilannya.
Fondasinya : kerikil
Kondisi sungai : tidak dipengaruhi oleh kemiringan, keluaran air atau tingkat beban sedimen
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Dam tanah Tanah (earth) digunakan untuk bahan utama
dan penggunaan dari batu gosong dan dinding utama tergantung dari kondisi jika diperlukan
Fondasi : bervariasi dari tanah (earth) sampai lapisan batu
Kondisi sungai : aliran yang tidak deras dan mudah diatasi bila terjadi banjir
Kondisi intake : efisiensi intake yang baik dikarenakan penampilan yang baik jika dikerjakan dengan hati –hati
Dam urugan batu
Kerikil digunakan sebagai bahan utama dari bangunannya. Penggunaan dari dinding utama tergantung dari kondisi jika diperlukan
Fondasi : berbagai jenis tanah (earth) sampai lapisan batu
Kondisi sungai : sungai dimana dam tanah dapat hanyut jika menggunakan keluaran air yang normal
Kondisi intake : keterbatasan penggunaan sungai
karena efisiensi
intake yang rendah
Dam pasangan batu basah
Pengisian ruang dengan kerikil dan semen,dll.
Fondasi : berbagai jenis tanah (earth) sampai lapisan batu
Kondisi sungai : tidak dipengaruhi
oleh kemiringan,
keluaran air atau tingkat beban sedimen
Kondisi intake : penampilan yang baik dan intake yang efisien
Dam batu bronjong
Batu belah dibungkus dengan jarring logam untuk menyempurnakan kesatuannya.
Fondasi : berbagai jenis tanah
keluaran air yang normal
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Dam batu bronjong
diperkuat beton
Penguatan permukaan batu bronjong dengan beton.
Fondasi : berbagai jenis tanah sampai lapisan batu Kondisi sungai : sungai dimana jaring
logam dapat mengalami
kerusakan jika aliran sungai terlalu deras Kondisi intake : dapat diterapkan jika
efisiensi intake yang tinggi diperlukan
Dam ranting kayu
Dam sederhana dengan menggunakan
ranting pohon lokal.
Fondasi : berbagai jenis tanah (earth) sampai lapisan kerikil.
Kondisi sungai : pengikisan terjadi jika terdapat banjir. Kondisi intake : pada bagian dengan
volume intake yang rendah atau intake dari aliran (stream) sampai suplemen untuk sungai di musim kemarau
Dam kayu Dam dengan menggunakan kayu. Fondasi : berbagai jenis tanah
(earth) sampai lapisan batu.
Kondisi sungai : aliran yang tidak
deras dengan
pergerakan sedimen yang rendah.
Kondisi intake : suatu tingkat dari efisiensi intake dalam keadaan yang
aman jika
Didalam frame kayu diisi dengan kerikil untuk meningkatkan stabilitasnya.
Fondasi : berbagai jenis tanah (earth) sampai lapisan batu.
Kondisi sungai : dam urugan kerikil dapat hanyut jika menggunakan debit air yang normal Kondisi intake : keterbatasan
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Debit banjir rencana (Design Flood)
Di Indonesia, metode unit hidrograf adalah metode yang paling sering digunakan dalam memperkirakan debit banjir berdasarkan curah hujan (sekitar 70 %). Sedangkan metode rasional tidak pernah dipakai lagi sejak permulaan tahun 1970-an (Ibnu Kasiro, dkk, 1989). Hidrograf terdiri dari tiga bagian yang penting yaitu :
a. Bagian lengkung naik (rising limb) b. Bagian lengkung puncak (crest segment) c. Bagian lengkung turun (decreasing limb).
Unit hidrograf adalah hidrograf dari aliran permukaan tanah yang terjadi oleh curah hujan efektif yang tingginya 10 mm pada suatu waktu tertentu ke daerah aliran sungai secara merata. Unit hidrograf diperkenalkan oleh DR. K. Sherman pada tahun 1932. Pada tahap permulaan disebut unitgraph dan telah dimodifikasi oleh beberapa ahli hidrologi. Salah satu diantaranya adalah Universitas Gadjah Mada yang disebut dengan hidrograf satuan sintetik GAMA I (Dr. Ir. Sri Harto : Hidrograf satuan GAMA I), dan seorang ahli hidrologi Jepang DR. Nakayasu yang disebut dengan hidrograf satuan sintetik Nakayasu.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu (HSS Nakayasu)
Analisa ini digunakan untuk menghitung banjir rencana dengan periode ulang tertentu. Untuk menganalisa debit banjir ini digunakan hidrograf satuan sintetik Nakayasu dengan persamaan :
) .
3 , 0 ( 6 ,
3 0,3
0 T T CxAxR Q
P p
+ =
Dimana,
QP =Debit puncak banjir (m3/detik) C = Angka koreksi
A = Luas DAS (km2) R0 = Hujan satuan (mm)
TP = Waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Bagian lengkung naik (rising limb) hidrograf satuan dihitung dengan persamaan : 4
Qa = Limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/detik) t = waktu (jam)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Untuk 0,32 Qp > Qd Tg = waktu konsentrasi (jam) Untuk daerah pengaliran biasa = 2
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian turun cepat = 1,5 Untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian turun yang lambat v = 3.
Selanjutnya perhitungan debit banjir dilakukan dengan tabel, dengan memasukkan nilai hujan satuan jam-jaman dan memasukkan angka koreksi.
Cara Memutuskan ketinggian dam
Seperti volume dam adalah proposional ke persegi dari tingginya, adalah penting untuk memutuskan ketinggian dam dalam hal meminimalkan kondisi-kondisi berikut kedalam pertimbangan.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Untuk menentukan ketinggian dam, diperlukan pertimbangan mengenai kondisi topografi dan geologi dari rute saluran yang akan digunakan sebagai tambahan bahan pertimbangan pada lokasi konstruksi dam. Pemeriksaan yang teliti terutama dibutuhkan pada sebuah lokasi dimana perhitungan biaya konstruksi saluran air memiliki proporsi yang besar dari total biaya konstruksi.
Ketinggian dam pada lokasi dimana saluran air dikonstruksi di bawah jalan yang sudah ada, seringkali ditentukan dengan referensi pada ketinggian jalan yang bersangkutan.
B. Kemungkinan kenaikan dasar sungai dibagian hilir
Ketinggian dam untuk pembangkit listrik skala kecil pada umumnya rendah, ada perhatian bahwa fungsi normalnya dapat terganggu oleh naiknya dasar sungai di bagian hilir.
Oleh karena itu, kenaikan dasar sungai di masa depan harus diperkirakan untuk memutuskan ketinggian dari dam jika lokasi yang direncanakan terdapat pada kasus kasus berikut ini.
1) Kemiringan sungai yang tidak terlalu curam dengan tingkat perubahan/pergerakan sedimen yang cukup tinggi
2) Keberadaan check dam yang tidak terisi penuh, dll. di bagian hilir dari dam intake yang direncanakan.
3) Keberadaan dari lokasi yang rusak di bagian hilir yang cenderung akan berlanjut mengalami kerusakan di kemudian hari.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
C. Kondisi untuk memindahkan sedimen dari depan dam dan bak pengendap dengan metode intake (intake tyrolean dan intake sisi)
Dibawah keadaan normal, ketinggian dari dam harus direncanakan untuk melebihkan nilai perhitungan dengan metode berikut untuk memastikan kemudahan dalam memindahkan sedimen dari depan dam dan bak pengendap.
1) Intake sisi
Pada kasus intake sisi, kasus berikut (a) atau (b), yang mana saja lebih tinggi, diadopsi.
a. Tinggi dam (D1) ditentukan dalam hubungan dengan elevasi dasar dari pintu pemeriksaan dari dam intake
D1 = d1 + h (2.1)
b. Tinggi dam (D2) ditentukan dengan kemiringan dasar dari bak pengendap D2 = d2 + h + L (ic – ir) (2.2) Dimana,
d1 : Tinggi dari dasar pintu pemeriksaan ke dasar dari pintu pemasukan air (biasanya 0.5 – 1.0 m)
L : Panjang bak pengendap
d2 : Perbedaan antara dasar dari pintu pemeriksaan dari bak pengendap dasar sungai pada lokasi yang sama (biasanya sekitar 0.5 m)
hi : Kedalam air dari pintu pemasukan air (biasanya ditentukan untuk membuat kecepatan aliran masuk mendekati 0.5 – 1.0 m/det)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
ir : Kemiringan sungai sekarang.
Gamb ar 2.2.2: Poton
gan dari Intak e Sisi
dan Dam Gambar 2.4 : Potongan dari intake sisi dan dam
2) Intake tyrolean
Intake tyrolean dimana air diambil dari asumsi dasar bahwa didepan dam diisi dengan sedimen dan oleh karena itu, ketinggian dam ditentukan dengan kasus D2 (persamaan 2.2) untuk intake sisi.
\
Gambar 2.5: Potongan dari Intake Tyrolean dan Dam
D. Pengaruh pada pembangkitan daya listrik
Inlet L
ic
ir
d2
d1
hi
Inlet L
ic
ir
d2
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Pada sebuah lokasi dimana penggunaan ketinggian kecil atau dimana dirancang untuk mengamankan ketinggian dengan sebuah dam, ketinggian dam secara signifikan mempengaruhi tingkat pembangkitan energi listrik. Berdasarkan hal tersebut, adalah perlu untuk menentukan ketinggian dam pada lokasi seperti itu dengan membandingkan perubahan yang diharapkan dari kedua biaya konstruksi dan pembangkitan energi listrik karena perbedaan dari ketinggian dam.
E. Pengaruh dari air di bagian belakang
Ketika jalan, tanah pemukiman, pertanian dan jembatan, dll. ada di area yang elevasinya lebih rendah di bagian hulu dari sebuah lokasi dam intake yang direncanakan, adalah perlu untuk menentukan ketinggian dam untuk mencegah banjir karena air di bagian belakang. Terutama sekali pada sebuah lokasi dengan ketinggian dam tinggi, tingkat pengaruh pada penampakan diatas harus diperiksa dengan menghitung air di bagian belakang atau metode lainnya.
Lebar bendung
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Lebar bendung diambil 1,2 kali lebar normal sungai pada debit penuh (Q50 ) sebelum adanya bendung yaitu sebagai berikut
Jadi lebar bendung B = 1,20 Bn = 1,20 (b+m.h total) Lebar bendung = Lebar rata-rata sungai x 1,2
Lebar efektif bendung
Lebar efektif yang bermanfaat untuk melewatkan debit disebut lebar efektif bendung yaitu lebar bendung dikurangi pengaruh pintu pembilas dan pilar-pilar termasuk pangkal bendung (Abutment).
Harga koefisien kontraksi akibat bentuk pilar (kp) dan akibat bentuk tembok sayap (ka) dapat dilihat pada tabel 2.2. dan tabel 2.3. berikut
No Keterangan Bentuk Pilar Kp
1 Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut dibulatkan pada pinggirnya sebesar yang hampir sama dengan 0,1 dari
0,02 Gambar 2.6 : Penampang rata-rata sungai aek silang
W Bn
b MA Banjir
h
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
lebar pilar
2 Untuk pilar berujung bulat
0,01
3 Untuk pilar berujung runcing
0,00
Tabel 2.2 : Harga-harga koefisien kontraksi Kp
No Keterangan Bentuk tembok sayap Ka
1 Untuk pangkal bendung dengan sayap di
hulu tegak lurus terhadap aliran 0,20
2 Untuk pangkal bendung bulat dengan tembok hulu pada 90° ke arah aliran dengan 0,5 H1 > r > 0,15 H1
0,10
3 Untuk pangkal bendung bulat dimana r > 0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih dari 45° ke arah aliran
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.3 : Harga-harga koefisien kontraksi Ka
Dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B0), maka lebar effektif bendung (Be) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
Be = B1 – 2 (nKp + Ka) H1 B1= B0 – 2.bpilar dimana :
n = Jumlah Pilar
Kp = Koefisien Kontraksi Pilar
Ka = koefisien Kontraksi pangkal bendung (abutment) H1 = Tinggi energi di atas mercu (m)
Dari rumus debit bendung, muka air rencana dapat ditentukan
2
Jari-jari mercu bendung r = H/2
Menghitung tinggi air di atas mercu bendung h1
H1 = h1 +
V1 = Kecepatan air di atas bendung (m/detik)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
B = Lebar total bendung (m) P = Tinggi bendung (m)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
2) Saluran Pembawa (Head Race)
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.10: Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit
Tipe dan Struktur Dasar Saluran
Karena secara umum jumlah air yang terangkut kecil, saluran pembawa untuk sebuah pembangkit listrik tenaga air secara mendasar mengadopsi struktur terbuka, seperti sebuah saluran terbuka atau sebuah saluran tertutup, dll.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.4: Tipe-Tipe Saluran Pembawa Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil
Tipe Gambar Keuntungan dan Permasalahan Kekhasan strukturnya
Saluran terbuka < Keuntungan >
• Relatif murah
• Mudah mengkonstruksinya
< Permasalahan >
• Kemungkinan aliran sedimen
dari lereng diatasnya
• Tingginya tingkat jatuh daun – daunan, dll.
• Saluran tanah sederhana
• Jalur saluran (jalur
pasangan batu basah atau kering, jalur beton)
• Pagar Saluran ( terbuat dari kayu, beton atau tembaga)
• Jalur saluran berbentuk lembaran
• Saluran berbentuk
setengah tabung (seperti pipa –pipa yang berbelok -belok, dll)
Pipa tertutup / saluran tertutup
< Keuntungan >
• Pada umumnya volume
pekerjaan tanahnya besar.
• Rendahnya rata - rata sedimen dan daun – daunan yang jatuh di saluran.
< Permasalahan >
• Sulitnya merawat dan meninjau saluran, termasuk pembersihan dan perbaikkannya.
• Tabung yang dipendam
(Hume, PVC or FRPM)
• Box culvert
• Pagar saluran dengan
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.5: Struktur Dasar Saluran Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil
Tipe Garis Besar Diagram Keuntungan dan Permasalahan
Saluran tanah sederhana
< Keuntungan >
• Mudah dikonstruksi
• Murah
• Mudah diperbaiki
< Permasalahan >
• Mudah mengalami kerusakan
pada dindingnya
• Tidak dapat diterapkan pada
tanah yang tinggi tingkat permeabelnya (permeable = mudah ditembus air)
• Sulit untuk membersihkan
timbunan sedimennya. Saluran lajur
(batu dan batu keras)
< Keuntungan >
• Konstruksinya relatif mudah
• Dapat dibangun dengan
menggunakan bahan - bahan lokal
• Ketahanan tinggi terhadap
gerusan
• Relatif mudah diperbaiki
< Permasalahan >
Tidak dapat diterapkan pada tanah yang tinggi tingkat permeabelnya (permeable = mudah ditembus air) Saluran
pasangan batu basah
< Keuntungan >
• Dapat dibangun dengan
menggunakan bahan - bahan lokal
• Ketahanan yang tinggi terhadap gerusan
• Dapat diterapkan pada tanah
yang tinggi tingkat permeabelnya (permeable = mudah ditembus air)
< Permasalahan >
• Lebih mahal daripada saluran
tanah sederhana atau saluran pasangan batu kering (saluran lajur batu/batu keras).
• Relatif banyak memerlukan
tenaga kerja
n=0.030
n=0.025
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Saluran beton < Keuntungan >
• Tingkat kebebasan yang cukup
tinggi untuk desain potongan melintang.
< Permasalahan >
• Konstruksi sulit jika diameter
dalamnya kecil
• Masa konstruksinya relatif lama
Saluran berpagar kayu
< Keuntungan>
• Lebih murah bila dibandingkan
dengan saluran dari beton.
• Susunannya fleksible jika terjadi deformasi tanah kecil.
< Permasalahan>
• Penggunaan yang terbatas jika
menggunakan fondasi tanah
(earth)
• Kurang cocok untuk cross -
section yang cukup besar.
• Sulit untuk memastikan kerapatan air (water-tightness)yang sempurna.
• Mudah rusak
Saluran Box Culvert
< Keuntungan >
• Konstruksi yang mudah bila
dibandingkan dengan pipa hume pada lereng curam dengan kemiringan potongan melintang
• Periode konstruksi yang relatif singkat dapat diterapkan pada potongan melintang yang kecil, jika produk siap pakainya digunakan
• Kaya dengan berbagai jenis
variasi produk siap pakai..
< Permasalahan>
• Beban yang berat
• Biaya transportasi yang cukup
tinggi, jika menggunakan produk siap pakai.
• Periode konstruksi yang cukup
lama, jika dibuat langsung di daerah yang bersangkutan.
n=0.015
n=0.015
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Saluran pipa hume
< Keuntungan >
• Mudah dikonstruksi di daerah
tidak terlalu curam
• Periode konstruksinya relatif
singkat
• Ketahanan yang tinggi
• Dapat diterapkan pada potongan melintang yang kecil
• Memungkinkan untuk konstruksi
yang tinggi dengan bentangan yang pendek
< Permasalahan >
• Biaya transportasi yang cukup
tinggi dan beban yang berat.
Menentukan Potongan Melintang dan Kemiringan (slope) Longitudinal
Ukuran potongan melintang dan kemiringan harus ditentukan supaya debit yang dibutuhkan turbin dapat diarahkan secara ekonomis ke bak penenang. Pada umumnya ukuran potongan melintang berhubungan erat dengan kemiringan. Kemiringan saluran pembawa harus dibuat sehalus mungkin untuk mengurangi kehilangan ketinggian (perbedaan antara level air pada intake dan bak penenang) tetapi hal ini akan menyebabkan kecepatan yang lebih rendah dan potongan melintang yang lebih besar. Selain itu kemiringan yang curam, akan menyebabkan kecepatan aliran yang tinggi dan bagian yang lebih kecil tetapi juga kehilangan ketinggian yang besar.
Sebelum mulai menghitung dimensi potongan melintang saluran pembawa, pertama-tama kita harus mengetahui panjang saluran yang akan dibuat serta material yang digunakan pada saluran apakah saluran akan dilining atau tidak dan apakah menggunakan saluran talang.
Bagian penampang melintang dari saluran pembawa ditentukan berdasarkan metode dibawah ini.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Qd= A × R 2/3 × SL1/2 /n
Qd : disain debit untuk saluran pembawa (m3/s) A : luas dari potongan melintang (m2) R : R=A/P (m)
P : panjang sisi-sisi basah (m) mengacu pada Gambar 2.2.9. SL : Slope mendatar saluran pembawa (contoh SL= 1/100=0.01) n : koefisien kekasaran (lihat Tabel 2.3)
Selain dengan menggunakan rumus Manning di atas, dimensi saluran dapat juga dihitung dengan cara berikut :
a. tentukan harga kecepatan aliran pada saluran pembawa, dimana kecepatan tidak boleh melebihi kecepatan maksimum dan kurang dari kecepatan minimum yang diberikan oleh tabel 2.6.
Material Kecepatan Maksimum (m/detik)
Lempung berpasir 0,5
Lempung 0,6
Lanau berlempung 0,7
Lanau 1,8
Pasangan batu 2,0
Beton 2,0
Tabel 2.6 : Kecepatan maksimum aliran pada saluran
Sementara untuk kecepatan minimum, diambil sebesat 0,3 m/detik untuk menghindari terjadinya sedimentasi.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Material Kemiringan sisi saluran (N)
Lempung berpasir 2
Lempung 1,5
Lanau berlempung 1
Lanau 0,58
Pasangan batu 0,58
Beton 0,58
Tabel 2.7 : kemiringan sisi saluran
c. Hitung luas penampang saluran (A) dengan menggunakan persamaan :
A = v
F Q.
Q = Debit rencana saluran
F = freeboard yang biasanya bernilai 1,3.
d. Hitung ketinggian saluran (H), lebar saluran bawah (B) dan lebar saluran atas (T). Gunakan suatu variabel x sebagai bantuan untuk saluran trapesium yang berhubungan dengan harga N.
X = 2 (1+N2)−2xN
H =
N X
A +
B = H x X
T = B + (2 x H x N)
Untuk saluran persegi dengan nilai N = 0, maka X = 2 sehingga
H =
2
A
T = B = 2.H
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
persamaan Manning :
R = P A
S =
2
667 , 0
R nxv
3) Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat (lihat Gambar 2.11) berfungsi untuk mengubah energi potensial air di bak penenang menjadi energi kinetik air di dalam pipa pesat, dan kemudian mengarahkan energi kinetik tersebut untuk memutar roda gerak turbin air. Penstock atau pipa pesat merupakan pipa yang mengantarkan air bertekanan menuju turbin. Komponen-komponen utama dari sebuah pipa pesat dapat dilihat pada gamabar :
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.11: Penstock (Pipa Pesat) Bahan Penstock
Saat ini, bahan utama pipa pesat adalah pipa–pipa baja, pipa–pipa ductile dan pipa FRPM (fibre reinforced plastic multi-unit). Sedangkan pembangkit tenaga air skala kecil menggunakan pipa – pipa hard vinyl chloride, pipa–pipa howell atau pipa-pipa spiral
welded dapat dipertimbangkan karena diameternya kecil dan tekanan internalnya relatif
rendah. Material yang digunakan
Faktor-faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan material yang digunakan :
1. Besarnya tekanan air yang harus dipikul 2. Topografi dari lokasi penempatannya 3. Volume air yang harus ditampung 4. Metode penyambungan
5. Diameter pipa dan gaya gesek
6. Berat dan tingkat kesulitan dalam pemasangangannya 7. Umur rencana
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
9. Harga dan biaya perawatan 10.Transportasi menuju lokasi
Material yang baik untuk digunakan untuk pipa pesat pada mikrohidro diantaranya : 1. Besi ringan (Mild steel)
2. Unplasticized polyvinyl choloride (uPVC) 3. High-density polyethylene (HDPE)
4. Medium-density polyethylene (MDPE). .
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.8: Bahan-bahan pipa penstock untuk pembangkit listrik tenaga air skala kecil
Pipa Resin Pipa Besi
Pipa Hard Vinyl
Chlorid Pipa Howell Pipa FRP Pipa Baja Pipa Ductile Iron Pipa Spiral Welded
Karakterisrik • Bahan yang populer untuk pemipaan seperti sering dipakai untuk suplai air dan jaringan saluran
• Efektif untuk
sebuah jaringan pipa dengan debit kecil
• Mempunyai banyak jenis pipa-pipa siap pakai
• Sering dikubur
dalam tanah karena resistensi yang lemah dan koefisien linear expansi yang besar
• Pada dasarnya
resisten terhadap tekanan eksternal tetapi pipa siap pakai yang tahan tekanan internal ada
• Relatif mudah
dalam pembuatannya karena mudah dilas
• Pada dasarnya digunakan dengan ditanam dalam tanah
• Pipa plastik yang diperkuat dengan fibergalss
• Digunakan untuk pipa yang terbuka dan dapat dibuat lebih ringan dari pipa FRPM dengan dinding yang lebih tipis dengan syarat tidak ada beban eksternal kecuali salju
• Populer menjadi
pilihan untuk pipa penstock dalam pembangkit listrik tenaga air
• Bahan yang baik untuk disain teknik yang ada
• Sering dipakai untuk suplai air, saluran, irigasi dan pipa industri
• Secara umum
digunakan dengan ditanam meskipun penggunaan di tempat terbuka
memungkinkan
• Tahanan tinggi
terhadap tekanan eksternal maupun internal
• Sejumlah contoh penggunaan untuk jaringan pemipaan
• Pada dasarnya
digunakan untuk
• Dapat digunakan sebagai lapisan pipa besi
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Pipa Resin Pipa Besi
Pipa Hard Vinyl
Chlorid Pipa Howell Pipa FRP Pipa Baja Pipa Ductile Iron Pipa Spiral Welded
Kemampuan kerja • Disain dan
pengoperasiannya mudah bebannya ringan dan terdapat bebagai macam variasi pipa
• Kemampuan kerja bagus karena beratnya ringan
• Kemampuan kerja baik karena beratnya ringan dan tidak perlu pengelasan di lokasi seperti membentuk cincin yang terbatas dari pipa FRP khusus
• Kurang bagus
• Tidak ada masalah kebocoran pada sambungan
• Tidak ada masalah dengan kebocoran selama cara penyambungannya
mantap
• Tidak ada masalah dengan kebocoran selama cara penyambungannya
mantap
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Untuk mendisain pipa pesat mula-mula tentukan jenis bahan pipa pesat yang direncanakan dan hitung jarak antara saluran penampung menuju turbin dan beda tinggi (HGross) dari saluran penampung ke turbin.
Panjang pipa pesat, didapat dengan menggunakan rumus trigonometri
Lpipa =
2 2
gross Horizontal H
L +
Kecepatan optimum dapat dicari dengan menggunakan rumus United State Bureau of Reclamation (USBR) sebagai hubungan anatara kecepatan dengan head untuk pipa.
gH V =0,125 2
Diameter Pipa pesat
Pada umumnya diameter pipa pesat ditentukan berdasarkan pembandingan dengan biaya pipa pesat dan biaya kehilangan head pipa pesat. Karena pipa pesat mengeluarkan biaya yang besar pada pemasangannya, sehhingga dalam menentukan diameter pipa pesat harus berdasarkan perbandingan dengan biaya pipa pesat dan biaya kehilangan head pipa pesat.
Untuk memilih diameter terbaik dan tipe pipa pesat harus memperhitungkan faktor-faktor berikut :
1. Biaya pembelian pipa dan biaya tambahan seperti pemasangan, disain, smabungan dan transportasi.
2. Biaya perawatan pipa seperti pembersihan dan pengecatan ulang.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
4. Jumlah aliran yang dapat menyuplai turbin untuk menghasilkan listrik terutama pada saat musim kemarau
5. Daya (power) optimum
Secara sederhana, diameter pipa dapat dicari dengan menggunakan persamaan dasar :
Ketebalan pipa :
t =
Kehilangan Akibat Gesekan Pada Pipa Pesat
Setelah mendapatkan diameter pipa pesat, kita akan menghitung nialai kehilangan head pada pipa pesat dengan mencari harga faktor gesekan (fl).
Untuk mencari fl digunakan garfik 2.1 dengan cara menghubungkan garis lengkung antara harga k/d terhadap nilai (1,2.Q/d). Dari tabel 2.9. didapat koefisien ‘k’ untuk beberpapa material pipa dengan umur kondisinya
Melalui grafik kehilangan akibat gesekan didapat faktor gesekan (fL).
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
= 9,105 m
Material
Umur kondisi
< 5 tahun 5 - 15 tahun > 15 tahun Pipa lunak
PVC, HDPE, MDPE Fiberglas
0,003 0,01 0,05
Beton 0,06 0,15 1,5
Baja ringan : Baja tak berlapis Baja galvanis
0,01 0,06
0,1 0,15
0,5 0,3 Besi
Baru
Lama - karat rendah - karat sedang - karat tinggi
0,15 0,6 1,5 6,0
0,3 1,5 3,0 10,0
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.12 : grafik faktor gesekan pada pipa
Dari tabel didapat faktor kehilangan akibat gerakan turbulen aliran pada pipa, diasumsikan pipa pesat tidak membengkok, namun terdapat putaran pada ketajaman sudut masuk (Kentrance). dan bukaan klep (KValve).
No Bentuk ketajaman sudut masuk Kvalve
1 1,0
2 0,8
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
4 0,2
Tabel 2.10 : koefisien ketajaman sudut masuk
Tipe klep bola pintu Kupu-kupu
K klep 0 0,1 0,3
Tabel 2.11 : koefisien bukaan klep
Hkehilangan pada turbin = ( ) .
2 2
entrance valve K K
g V
+
Kehilangan kibat gesekan (Hkehilangan akibat gesekan)
Hkehilangan akibat gesekan = hkehilangan pada dinding + hkehilangan pada turbin
% Kehilangan = gross
loss H
H
x 100 %
Efisiensi penstock = (Hgross - Hloss) Hgross
4). Turbin
Pengertian Turbin
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Mesin-mesin atau alat-alat, yang diberi tenaga oleh skema hidro, disebut dengan ‘Beban’ (Load).
Turbin-turbin hidraulik, berhubungan erat dengan generator, fungsi utamanya adalah mengubah energi air menjadi tenaga listrik. Air mengalir melalui turbin, memberi tenaga pada penggerak (runner) dari turbin dan membuatnya berputar. Corong dari penggerak berhubungan langsung dengan generator, asalkan tenaga mekanik yang penting tersalur pada generator. Jadi, turbin-turbin menempati posisi kunci dalam bidang teknik hidroelektrik dan membentuk suatu bagian besar dari seluruh jumlah biaya proyek.
Menurut sejarahnya, turbin hidraulik sekarang ini berasal dari kincir-kincir air pada zaman pertengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan keperluan pabrik gandum. Salah satu dari kincir angin tersebut dapat dilihat di Aurangabad (India), yang telah berumur 400 tahun. Namun tetap terdapat perbedaan antara kincir dengan turbin, turbin-turbin modern saat ini merupakan kemenangan dari kemajuan teknologi dari cabang-cabang bidang teknik seperti mekanika zat cair, ilmu logam dan mekanika teknik.
Jenis-Jenis Turbin
Fourneyron, Jonval, Girard adalah beberapa jenis turbin pada zaman dahulu. Jenis-jenis turbin yang dipergunakan di bidang teknik hidroslistrik pada saat ini, adalah :
a. Turbin Francis b. Turbin Pelton
c. Turbin baling-baling dan Kaplan d. Turbin Turgo
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Turbin-turbin Francis adalah jenis turbin yang paling banyak dipakai pada PLTA saat ini. Turbn Francis bekerja dengan aliran air yang bertekanan. Jadi untuk turbin Francis itu selalu mengalir penuh pada penggerak yang sama dewngan selubung penuh air.
Penggerak turbin terdiri dari sebuah pisau melengkung yang dilas pada dua
shroud. Deretan pisau bervariasi dari 12 sampai 22 tergantung pada kecepatan
spesifik (nomor rendah untuk kecepatan-kecepatan spesifik di atas 300 rpm). Cara kerja turbin Francis
Air dari pipa pesat masuk ke dalam selubung spiral di bawah tekanan dan mengalir melalui pintu-pintu kecil masuk ke dalam penggerak (runner). Setelah mengalir meninggalkan penggerak, air melalui sebuah tube sementara dan saluran buang. Tujuan dari tube sementara adalah untuk mengetahui kecepatan dari tinggi aliran air yang keluar dari penggerak, juga untuk mengusahakan penggerak mempunyai tingkat aliran hilir tanpa mengurangi tinggi air yang bersangkutan.
b. Turbin Pelton
Turbin ini terdiri dari sebuah piringan-piringan lingkaran pada pinggir-pinggirnya (periphery). Pada instalasi pembangkit listrik tenaga air ukuran besar, Turbin Pelton normalnya diperhitungkan memiliki head gross setinggi 150 meter. Namun, untuk instalasi mikro hidro Turbin Pelton dapat digunakan pada head yang lebih rendah. Diameter turbin Pelton berukuran kecil yang berputar dengan kecepatan tinggi dapat menghasilkan 1 kW listrik pada head tidak lebih dari 20 meter.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
efisiensi yang sangat baik, air yang terbuang setelah memberikan tekanan pada runner hanya menyisakan energi kinetik yang sangat sedikit.
Dahulu, turbin Pleton pada mikro hidro selalu menggunakan pemancar air tunggal (single jet) karena kemudahannya dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan jet ganda atau lebih dari dua (multi jet). Namun sebenarnya multi jet memiliki keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan single jet, diantaranya :
- Dapat menghasilkan putaran yang lebih cepat - Penggerak (runner) menjadi lebih kecil
- Sebagian alirannya dapat dikendalikan tanpa katup berbentuk tombak (spear valve) - Mengurangi kesempatan penghambat yang dapat mengurangi tekanan.
c. Turbin Kaplan dan Baling-Baling
Pengaturan umum untuk baling-baling dan turbin Kaplan adalah kurang lebih sama dengan teurbin Francis. Jadi, selubung scroll, cincin stay dan tube sementara dalam keadaan similar seperti dalam selubung-selubung turbin Francis dan menjalankan fungsi yang sama. Perbedaan yang besar yaitu dimana turbin-turbin Francis dicampurkan dengan turbin-turbin aliran. Balin-baling dan Kaplan merupakan turbin aliran aksial. Penggerak turbin ini menyurupai sebauh baling-baling yang terdiri dari pusat pada pinggirnya, dimana baling-baling berbentuk lengkung ditegakkan. Baling-baling bertindak seperti kantiliver-kantiliver didukung hanya pada pusat. Jumlah dayung untuk sebuah baling-baling turbin Kaplan bervariasi dari 3 hingga 8 tergantung pada jangkauan kecepatan spesifik. Baling-baling berbentuk sebuah badan berongga semikonal permukaan luar diman menjadi batas dari pemasukan air. Di dalam poros terdapat corong turbin.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Turbin Turgo merupakan sakah satu turbin penggerak yang mirip dengan turbin Pelton. Tetapi, pemancar air (jet) di disain untuk memberikan tekanan kepada penggerak (runner) yang memiliki sudut (biasanya 20°). Pada turbin ini, air masuk menuju runner melalui satu sisi dan keluar dari sisi yang berbeda. Sebagai akibatnya, aliran dari runner Turgo dapat masuk tanpa batas oleh cairan yang bercampur dengan jet yang baru masuk.Selanjutnya, turbin turgo dapat memilki diameter runner yang lebih kecil dari pada Pelton namun memilki daya yang sebanding.
Turbin Turgo memilki beberapa kerugian. Pertama, turbin Turgo lebih sulit pembuatannya dibandingkan dengan turbin Pelton karena bentuk baling-baling lebih kompleks. Kedua, tampilan turbin Turgo merupakan muatan aksial yang kokohpada runner dimana harus menyediakan kecocokan poros pada ujung lobangnya.
e. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow sering juga disebut dengan turbin Banki, Mitchell atau turbin Ossberger. Turbin Crossflow terdiri dari sebuah tong berbentuk penggerak (runner)terbuat dari dua buah piringan yang terhubung dengan lingkaran terdekat oleh beberapa gerigi yang melengkung. Turbin Crossflow memiliki penggerak horizontal pada bawah kotaknya (tidak seperti Pelton atau Turgo yang dapat memiliki runner horizontal atau vertikal). Pada operasiannya, pipa berbentuk kotak secara langsung memancarkan air sepanjang runner. Air mendorong gerigi dan memberikan banyak energi kinetik.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Daya yang masuk atau total daya yang diserap oleh suatu mikrohidro merupakan daya kotor ( bruto ),P gross. Daya yang biasanya disampaikan adalah daya bersih ( P net ). Keseluruhan efesiensi yang mempengaruhi daya ini dimasukkan dalam e0.
P gross didapat dari head gross ( h gross ) dikalikan dengan debit aliran ( Q ) dan dikalikan dengan percepatan gravitasi; yang diambil 9,81. Sehingga, didapat persamaan dasar kekuatan air pada mikrohidro yaitu :
P net = h x Q x 9,81 x e0 kW Dimana : H = head ( meter )
Q = Debit air ( m3/detik )
Dalam pekerjaan mikrohidro diperlukan faktor koreksi. Diantaranya :
Power Output = e saluran x e pipa pesat x e turbin x e generator x e trafo x e transmisi x power input
Eo = Esaluran × Epenstock × Eturbin × Egenerator × Esistem kontrol × Ejaringan × Etrafo Biasanya Esaluran : 1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross Epenstock: 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya) Eturbin : 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)
Egenerator: 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasistas generator) Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan) Etrafo : 0.98
Efisiensi turbin Efisiensi jaringan
Daya terbangkit
Efisiensi trafo step-up dan step-down
Tenaga potensial penuh Tenaga masuk Efisiensi generator
Efisiensi penstock
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.13 : Efisiensi pada skema PLTMH
Energi yang dilepaskan didapat dari berat air yang jatuh dikalikan dengan tinggi jatuh vertikalnya. Berat jatuh didapat dari massa ( m ) dikalikan dengan percepatan gravitasi. Sementara tinggi jatuh vertikal merupakan harga h gross.
Energi yang dilepas = m x g x h gross Joule
Karena berat air merupakan perkalian antara berat jenis ( ) dengan volume air ( V ),
sehingga didapat :
Energi yang dilepas = V x x g x h gross Joule
Saat air masuk ke turbin dengan debit tertentu, energi yang dilepas dapat dinyatakan dalam kondisi daya ( power ), dimana Power merupakan energi yang dilepas persatuan waktu.
P gross = x Q x g x hgross Joule/detik atau Watt Dengan memasuki harga massa jenis air ( air ) = 1.000 kg/m3
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
BAB III
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Penulis mengambil contoh perencanaan pembangunan PLTMH Hutaraja yang memanfaatkan potensi tenaga air sungai Aek Silang di Desa Hutaraja, Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
3.1 Umum
Desain dasar bangunan utama PLTM dimaksudkan untuk menghitung/memperkirakan bentuk serta dimensi dari bangunan-bangunan utama PLTM Hutaraja ,dalam hal ini akan dibahas perencanaan bangunan-bangunan sipil yang menjadi penunujang PLTM Hutaraja yang meliputi, :
• Bendung (Weir)
• Saluran pembawa (Head race)
• Pipa pesat (Penstock)
Desain dasar ini dibuat untuk mendapatkan besaran volume pekerjaan dan perkiraan biaya konstruksi, sehingga secara garis besar hasil perhitungan-perhitungan sudah dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap PLTM, baik teknis maupun ekonomis.
3.2 Desain dasar pekerjaan sipil
A. Bendung
Bendung PLTM Hutaraja direncanakan sebagai bendung tetap tipe pelimpah dari pasangan batu lapis beton.
Muhammad Asy’ari Perangin-angin : Perencanaan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2008. USU Repository © 2009
Debit banjir rencana pada sungai Hutaraja menggunakan data hidrograf banjir rancangan kala ulang 50 tahun dengan menggunakan metode hidrograf satuan
Nakayasu.
Pada kasus di Hutaraja, sungai Aek Silang memiliki panjang alur sungai (L) = 31 km Luas DAS = 218,3 km2
Hutaraja termasuk daerah pengaliran biasa yang memiliki = 2 Maka didapat
tg = 0,4 + 0,058.L = 0,4 + 0,058.31 = 2,20
Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai menjadi 30 % dari debit puncak.
T0,3 = .tg = 2 x 2,20 = 4,40
Waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir tr = 0,9. tg