DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Integrated Microhydro Development and Application Program
IMIDAP
2009
PEDOMAN
STUDI KELAYAKAN PLTMH
BUKU UTAMA
IMIDAP-P-020-2008
Cetakan kedua
IMIDAP-P-020-2008
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Integrated Microhydro Development and Application Program
IMIDAP
2009
BUKU UTAMA
PEDOMAN STUDI KELAYAKAN
PLTMH
Cetakan : 1 2 3 4 5
Abdul Kadir Damanik Agus Maryono
Akhmad Taufik Ali Hamid Arie Sudaryanto Asep Suwarna Bambang Purwatmo Budi Eka Nurcahya Chayun Budiono Dadan Kusdiana Dadang S. Hidayat Dicky Tushdipura Djoko Budi Waluyo Dodi Ibnu Fajar Edi Permadi Effendi Manurung Faisal Rahadian Harry Soekarno Ifnu Setiadi Imam Nugraha Kosasih Abbas Kusetiadi Raharjo M. Fauzi
Machfudh Mia Amalia Mira Suryastuti Nota Effiandi Novrida Nur Aryanto Priyono Ratna Ariati Rislima Sitompul Ronggo Kuncahyo Ronny
Sofyan Surfa Yondri 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Kementerian KUKM UGM
PPE ITB
Dinas ESDM Jabar LIPI
IMIDAP DJLPE PSE UGM Kopenindo LIPI
Bank Bukopin Pengembang IMIDAP
PT. Cihanjuang Inti Teknik DJLPE
Asosiasi Hidro Bandung P3TKEBT
PT Pro Rekayasa Dinas ESDM Jateng Heksa, PT
DJLPE IMIDAP IMIDAP DJLPE
Pro Water Padang YBUL
BPPT
PLN Litbang Ketenagalistrikan IMIDAP
IMIDAP
Dinas ESDM Jabar Bank Bukopin Politeknik Padang DJLPE
DJLPE
DJLPE Tim Penyusun
Buku Utama
Pedoman Studi Kelayakan PLTMH
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa penyusunan Buku Utama Pedoman Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) telah selesai disusun.
Buku Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan panduan kepada para pejabat atau staf Pemerintah Daerah Propinsi maupun Kabupaten dalam menyusun dan menilai studi kelayakan yang dibuat oleh inisiator apakah sudah memenuhi kaidah dan azas kelayakan dari berbagai aspek yang selanjutnya diajukan untuk mendapat alokasi pembiayaan baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Buku Pedoman ini terdiri 4 bab yaitu : pendahuluan, studi potensi atau pra studi kelayakan, studi kelayakan teknis dan non teknis serta pelaporan studi kelayakan. Selanjutnya akan disusun buku pedoman lainnya yang akan melengkapi panduan studi kelayakan PLTMH.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan buku pedoman ini, dan kami selaku Tim IMIDAP menyampaikan permohonan maaf apabila ada hal yang kurang.
Masukan dan saran untuk penyempurnaan buku laporan ini kami harapkan.
Tim penyusun Buku Pedoman ini merupakan pedoman awal dari buku pedoman studi kelayakan lanjut, sebagai upaya IMIDAP memberikan solusi mengatasi kendala yang dihadapi masyarakat dalam melakukan dan menyusun proposal studi kelayakan PLTMH.
v
DAFTAR ISI
Tim Penyusun
Daftar Gambar Daftar Istilah
Pedoman
Pedoman
... iii
…….……... ix
…….……... xi
Pedoman Pedoman Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Studi Potensi atau Studi Kelayakan (Buku 1) Bab 3 Studi Kelayakan Teknis dan Non Teknis ... v
... vii
…………...…... 1
1.1. Latar Belakang ………...…... 1
1.2. Buku Pedoman ………... 2
1.3. Rangkaian Buku Pedoman ...… 2
... 5
2.1. Maksud dan Tujuan ……... 5
2.2. Pengumpulan Data Potensi …... 5
2.3. Kriteria Kelayakan Potensi …... 6
……...…...… 7
3.1. Maksud dan Tujuan ………... 7
3.2. Jenis dan Lingkup Studi ……... 7
3.3. Studi Kelayakan Hidrologi (Buku 2A) …...…... 8
3.4. Studi Kelayakan Sipil (Buku 2B) ……...…... 11
vii
3.5. Pedoman Studi Kelayakan
Mekanikal Elektrikal (Buku 2C) ... 13
Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman ……...……... 23
3.6. Studi Kelayakan Ekonomi/Finansial (Buku 2D) ... 14
3.7. Studi Kelayakan Sosial Budaya (Buku 2E) …...… 16
3.8. Studi Kelayakan Lingkungan (Buku 2F) ... 17
3.9. Studi Kelayakan Komprehensif Berkelanjutan (Buku 2G) …...…. 18
………...……... 21
4.1. Maksud dan Tujuan …………... 21
4.2. Lingkup Pelaporan …….…...……... 21 BAB 4 Pelaporan Studi Kelayakan
(Buku 3)
Daftar Pustaka Pedoman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Rangkaian Buku Pedoman Studi Kelayakan PLTMH Gambar 2 : Pengukuran debit minimum yang mengalir pada saluran
air
Gambar 3 : Diagram perkiraan daya yang akan dihasilkan (kW) Gambar 4 : Diagram kelayakan keberlanjutan pembangunan
PLTMH
ix
DAFTAR ISTILAH
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
B/C :
: Perputaran uang : Biaya
: Berbagai jenis aset yang digunakan unuk menghasilkan uang
DED : – Rencana detail desain
: Tingkat Potongan
FS : ( Studi Kelayakan )
: Tinggi terjun : Pendapatan
: Tingkat kenaikan suku bunga
IRR :
Ratio Benefit Cost Ratio Cash Flow
Cost
Capital Asset
Detail Engineering Desain
Discount Rate
Feasibility Study Head
Income Inflasi
Internal Rate of Return
DJLPE : Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi
xi
JTR : Jaringan Tegangan Rendah
kWh : k
NPV : – digunakan dalam kapital untuk
menganalisa keuntungan dari suatu proyek/investasi ilo Watt hour
Net Present Value budget
Off-grid On-grid
Total Benefit
: Tidak tersambung dengan jaringan PLN : Tersambung dengan jaringan PLN PLN : Perusahaan Listrik Negara
PLTMH : Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro SDM : Sumber Daya Manusia
SK : Studi Kelayakan : Jumlah keuntungan UKL : Upaya Kelola Lingkungan UPL : Upaya Pantau Lingkungan UMR : Upah Minimum Regional
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan sosial, budaya dan ekonomi serta infor- masi, maka listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masya- rakat terpencil khususnya masyarakat perdesaan. Terbatasnya kemam- puan PLN dalam menyediakan tenaga listrik kepada masyarakat Indone- sia, berdasarkan data Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) pencapaian rasio elektrifikasi baru mencapai 64 % dan rasio desa berlistrik mencapai 88 % dari total sekitar 66.000 desa pada tahun 2008.
Di sisi lain Indonesia memiliki begitu banyak potensi air yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu sekitar 75,67 GW, namun baru sekitar 4.2 GW termanfaatkan dan diantaranya potensi untuk mini/mikrohidro sekitar 450 MW yang termanfaatkan sekitar 230 MW terpasang sam- pai pada tahun 2008.
Pada saat ini sumber daya potensi air di setiap daerah belum dapat di manfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat khususnya Peme- rintah Daerah provinsi maupun Kabupaten. Hal ini disebabkan pemaha- man tahapan yang harus dilakukan untuk membangun PLTMH masih kurang, khususnya bagaimana melakukan studi potensi/ (Pra FS), Studi Kelayakan (FS) dan (DED) belum dilaku- kan dengan benar dan tepat.
baru
survey Detail Engineering Desain
1.2. Buku Pedoman
1.3. Rangkaian Buku Pedoman
Buku pedoman ini disusun dengan maksud untuk menjawab permasalah- an dan kendala awal yang berkaitan dengan studi potensi atau pra studi kelayakan dan penyusunan studi kelayakan PLTMH, baik dengan penda- naan melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mau- pun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Dengan buku pedoman ini diharapkan para perencana pembangunan dan pengembangan PLTMH maupun pengambil keputusan yang terkait dapat terbantu dalam melakukan penilaian awal dan mengevaluasi layak tidaknya suatu lokasi potensi.
Buku pedoman ini juga diharapkan dapat memberikan keseragaman dalam standar prosedur tahapan kegiatan, pemberian kriteria dan per- syaratan dari sejak menilai kelayakan suatu lokasi potensi (studi potensi) sampai kepada penyusunan studi kelayakannya.
Dengan adanya keseragaman ini diharapkan dapat meminimalkan perbedaan yang sangat signifikan tentang parameter, kriteria yang disajikan dalam studi kelayakan dengan hasil pengkajian
untuk pembuatan (DED). Dan dapat
meminimalkan adanya spekulasi dalam perencanaan dan pembangunan mikrohidro yang pada akhirnya dapat menyebabkan masyarakat tidak percaya lagi pada pemanfaatan energi terbarukan khususnya PLTMH.
Buku pedoman utama ini memberikan pedoman terpadu lingkup kegiatan dan pemberian kriteria penilaian kualitatif dan kuantitatif suatu lokasi potensi PLTMH mulai dari tahap awal studi potensi (pra studi (assessment) Detail Engineering Desain
kelayakan), pemilihan spesifikasi teknis komponen peralatan yang sesuai, dan sampai pada penyusunan laporan studi kelayakan.
Pedoman lingkup kegiatan studi kelayakan dan penyusunan laporannya secara terpadu ini disajikan dengan rangkaian buku seperti gambar pada berikut :
Buku Pedoman Umum, merupakan pedoman yang menjelaskan tentang seluruh buku pedoman studi kelayakan dari buku 1 sampai buku 3.
Buku Pedoman Studi Potensi (Pra-Studi Kelayakan) merupakan pedoman yang memberikan gambaran maksud dan tujuan, lingkup kegiatan awal, pendahuluan dan kriteria-kriteria awal kuantitatif dan kualitatif menilai
Gambar 1. Rangkaian Buku Pedoman Studi Kelayakan PLTMH
BUKU UTAMA PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
kelayakan suatu lokasi untuk dilakukan atau mendapatkan prioritas untuk dilakukan kegiatan studi kelayakan (Buku 1).
Buku Pedoman Studi Kelayakan Teknis merupakan pedoman yang menjelaskan tentang maksud dan tujuan lingkup kegiatan dan kriteria- kriteria kelayakan teknis pembangunan PLTMH yang meliputi aspek : hidrologi, bangunan sipil, mekanikal elektrikal. Sedangkan Buku Pedoman Studi Kelayakan Non Teknis merupakan pedoman tentang lingkup kegiatan dan kriteria-kriteria kelayakan non teknis pembangunan PLTMH yang meliputi aspek ekonomi, finansial, sosial budaya, lingkungan, dan keberlanjutan.
BAB 2
STUDI POTENSI ATAU PRA-STUDI KELAYAKAN
(Buku 1)
2.1. Maksud dan Tujuan
2.2. Pengumpulan Data Potensi
Sebelum dilakukan Penyusunan Studi Kelayakan PLTMH, perlu didahului suatu kajian umum atau penjajakan awal yang dapat memberikan informasi dan data tentang mungkin tidaknya suatu sungai yang ada tersebut untuk dipakai sebagai sumber energi pembangkit suatu PLTMH.
Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan Pra-FS. Dengan diadakannya awal ini, studi potensi PLTMH dapat diputuskan untuk dilanjutkan atau tidak.
Pengumpulan data untuk awal ini dilakukan dengan melakukan lapangan. Data yang dikumpulkan dalam potensi ini mencakup :
a. Informasi lengkap tentang potensi sumber daya air untuk PLTMH, besaran potensi yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana sistem PLTMH tersebut akan dibangun.
b. Informasi lengkap tentang besarnya kebutuhan energi listrik masyarakat dan pola penggunaannya, kondisi elektrifikasi saat ini dan penggunaan sumber energi lainnya, serta potensi sumber daya lokal yang dapat mendukung pembangunan PLTMH dan pemanfaatannya.
survey
survey
survey survey
c. Informasi tentang akses mencapai lokasi potensi.
Studi potensi suatu lokasi dapat dilanjutkan kepada kegiatan studi kelayakan (SK) bila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Total panjang jaringan transmisi/distribusi dan jarak pembangkit terhadap penerima daya (titik beban) terjauh untuk sistem
atau jarak pembangkit terhadap titik interkoneksi (gardu penerima daya) untuk sistem masih memungkinkan.
b. Jumlah calon konsumen (orang, rumah, kepala keluarga) tersedia.
c. Potensi daya listrik terbangkit mencukupi.
d. Kontinuitas ketersediaan air.
e. Tidak menurunkan fungsi sistem keairan yang ada.
f. Lokasi pembangkit tidak berada di kawasan cagar alam atau budaya yang melarang pembangunan fisik permanen di lokasi tersebut (Lihat Regulasi/peraturan perundang-undangan yang berlaku).
g. Ada potensi Sumber Daya Manusia (SDM) atau institusi lokal yang dapat dikembangkan sebagai pengelola PLTMH.
h. Kejelasan status penguasaan/kepemilikan dan peruntukan lahan.
2.3. Kriteria Kelayakan Potensi
off-grid
on-grid
BAB 3
STUDI KELAYAKAN TEKNIS DAN NON TEKNIS
3.1. Maksud dan Tujuan
3.2. Jenis dan Lingkup Studi
Studi kelayakan teknis merupakan studi identifikasi potensi berdasarkan barometer (parameter) kuantitatif teknis yang dapat menentukan apakah lokasi potensi tersebut memenuhi kriteria-kriteria persyaratan (standar) layak secara aspek teknis. Berdasarkan persyaratan (standar) layak tersebut, suatu rencana pembangunan PLTMH yang diajukan oleh pihak- pihak yang berkepentingan dapat dievaluasi sehingga dapat dinyatakan kelayakannya secara aspek teknis.
Sedangkan studi kelayakan non-teknis merupakan parameter (kualitatif) yang menentukan apakah lokasi potensi dapat memenuhi kriteria-kriteria persyaratan (standar) secara aspek non teknis.
Berdasarkan pengalaman, apabila studi ini diabaikan maka proyek pekerjaan yang akan dibiayai dapat berakibat memerlukan dana yang mahal, kurang mencapai sasarannya, atau kurang manfaatnya bagi masyarakat.
Jenis dan lingkup studi digambarkan dan dijelaskan pada masing-masing buku pedoman.
Study kelayakan teknis meliputi beberapa aspek yang esensial, yaitu studi kelayakan aspek :
• Hidrologi (Buku 2A)
• Sipil (Buku 2B)
• Mekanikal Elektrikal (Buku 2C)
Sedangkan studi kelayakan non-teknis meliputi studi kelayakan aspek yang mencakup :
• Ekonomi/Finansial (Buku 2D)
• Sosial Budaya (Buku 2E)
• Lingkungan (Buku 2F)
• Keberlanjutan (Buku 2G)
Maksud dan tujuan studi kelayakan hidrologi adalah untuk mengetahui apakah debit air dan tinggi terjun yang tersedia mampu untuk menggerakkan turbin sesuai dengan daya yang diinginkan.
Studi kelayakan hidrologi meliputi pengukuran debit minimum yang mengalir pada saluran air/sungai, debit air pada saat banjir dengan melakukan pengamatan visual batas banjir, dan pengukuran debit air secara (Buku Pedoman 2A), tinggi terjun (beda tinggi/
yang tersedia.
3.3. Studi Kelayakan Hidrologi (Buku 2A)
a. Maksud dan Tujuan
b. Jenis dan Lingkup Studi yang Dilakukan Pedoman
(head)
time series head)
c. Kriteria Kelayakan
Sebagai pedoman untuk mengetahui daya yang dapat dihasilkan, secara umum dapat dipakai pedoman rumus persamaan atau diagram (gambar 3) sebagai berikut :
Gambar 2. Pengukuran debit minimum yang mengalir pada saluran air.
P = g x Q x H x (ef sistem)
keterangan :
P = Perkiraan daya yang
dihasilkan (kW)
g = Gravitasi (m/det2)
Q = Debit air (m/det)
H = Tinggi jatuhan efektif (m) ef sistem = Efisiensi total
BUKU UTAMA PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
Gambar 3. Diagram perkiraan daya yang akan dihasilkan (kW)
3.4. Studi Kelayakan Sipil (Buku 2B)
a. Maksud dan Tujuan
b. Jenis dan Lingkup Studi yang Dilakukan Pedoman
Studi kelayakan ini dimaksudkan untuk meyakinkan kepada berbagai pihak, bahwa secara teknis sipil program pembangunan mikrohidro yang akan dilaksanakan layak dan cocok untuk menopang terbangunnya PLTMH dan dapat berjalan dengan baik. Rencana teknisnya sudah memenuhi pedoman dan kriteria yang berlaku, konstruksinya dapat dikerjakan/dilaksanakan, serta menyerap material dan tenaga kerja setempat.
Data dan informasi yang diperlukan dalam studi kelayakan sipil mencakup keadaan topografi, geologi dan mekanika tanah yang akan digunakan untuk bangunan utama dan rute saluran air. Data tersebut harus mendukung ke kualitas bangunan - bangunan inti yang terdiri atas : bendungan, , bak pengendap, saluran pembawa, bak utama, saluran pembuang, rumah turbin, dan lain-lain.
Studi topografi meliputi pengumpulan data dan informasi tentang :
1) Keadaan kontur tanah yang digambarkan dari hasil pemetaan topografi lokal.
2) Letak terbaik untuk mendapatkan tinggi jatuhan air yang memadai.
survey
intake
penstock, tailrace
(head) BUKU UTAMA
PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
Studi geologi dan mekanika tanah meliputi pengumpulan informasi kuantitatif yang bersumber dari data primer atau sekunder hasil penyelidikan yang telah dilakukan, antara lain :
1) Pergerakan permukaan yang mungkin terjadi, seperti batuan dan permukaan tanah yang dapat bergerak bila turun hujan, pergerakan air dan lumpur.
2) Pergerakan tanah di bawah permukaan yang mungkin terjadi seperti gempa atau tanah longsor.
3) Tipe batuan, tanah dan pasir.
4) Kekuatan atau daya dukung tanah pada lokasi bangunan PLTMH.
Kriteria kelayakan adalah syarat minimum yang dimiliki secara alamiah oleh suatu lokasi potensi PLTMH untuk dapat dibangun, seperti adanya :
1) Sumber mata air atau yang memenuhi standar kelayakan hidrologi (Buku 2A).
2) Terdapat aliran sungai dengan debit air (minimal 1.0 - 3.0 meter/detik) yang cukup dan diperkirakan dapat memenuhi standar kelayakan hidrologi (Buku 2A).
3) Secara visual di lokasi terdapat potensi sistem skema PLTMH seperti sungai yang bisa dibangun bendung atau bendungan kecil (embung) atau saluran yang mempunyai debit stabil, , bak pengendap, saluran pembawa (misal dengan 1/100 – 1/1500), kondisi topografi yang mendukung pembuatan
c. Kriteria Kelayakan
catchment area
intake gradient
penstock
atau secara alami ada
4) Kondisi dan stabilitas tanah calon lokasi PLTMH diperhitungkan layak untuk didirikan bangunan sipil (Buku 2B).
5) Akses ke lokasi PLTMH dapat digambarkan dengan skema yang jelas dan dapat dijangkau dengan metode tertentu sesuai dengan kebutuhan pembangunannya.
6) Bangunan PLTMH yang akan didirikan tidak mengganggu kelestarian lingkungan (Buku 2F).
7) Bangunan PLTMH yang akan didirikan tidak menimbulkan dampak negatif sosial masyarakat yang berkepanjangan (Buku 2E).
Studi kelayakan mekanikal elektrikal dilakukan dengan tujuan untuk memilih jenis turbin dan komponen elektrik yang sesuai sehingga :
1) Dapat dioperasikan dengan baik sesuai umur teknis.
2) Mudah dioperasikan oleh operator lokal yang terlatih.
3) Komponen mekanikal elektrikal diprioritaskan buatan dalam negeri guna menumbuhkan industri dalam negeri.
1) Mengumpulkan dan menganalisa data spesifikasi komponen mekanikal elektrikal yang sesuai kebutuhan rencana
head.
3.5. Studi Kelayakan Mekanikal Elektrikal (Buku 2C)
a. Maksud dan Tujuan
b. Jenis Studi yang Dilakukan Pedoman
BUKU UTAMA PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
pembangunan PLTMH.
2) Memilih atau menetapkan jenis, ukuran dan turbin.
3) Memilih atau menetapkan jenis, dan ukuran alat transmisi mekanik.
4) Memilih atau menetapkan jenis dan kapasitas generator.
5) Memilih atau menetapkan jenis kontrol dan proteksi.
6) Menetapkan jalur jaringan distribusi dan fasilitas pendukung.
7) Mengumpulkan dan menganalisa data spesifikasi peralatan J a r i n g a n Te g a n g a n R e n d a h ( J T R ) , d i s t r i b u s i d a n sambungan/instalasi (rumah,industri kecil dan konsumen lainnya) yang sesuai kebutuhan beban.
1) Mengacu pada grafik/diagram pemilihan jenis turbin.
2) Mengacu pada Ketentuan Umum Standar Mekanikal Elektrikal.
Studi ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa (biaya pembangunan PLTMH ini) masih lebih kecil bila dibandingan dengan
. ini akan memberikan “ ”kepada
masyarakat pemilik/pengguna. Studi ini juga akan memberikan informasi kepada institusi pengelola bahwa pengelola akan mampu mengelola dan melakukan operasi serta pemeliharaan. Selain dari pada itu, studi ini dimaksudkan juga untuk menginformasikan apakah proyek dapat
output
“Cost”
“Total Benefit” Total Benefit Capital Asset c. Kriteria Kelayakan
3.6. Studi Kelayakan Ekonomi/Finansial (Buku 2D)
a. Maksud dan Tujuan Pedoman
merubah atau justru mengurangi pendapatan per kapita penduduk setempat. Seperti, seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR dan lain-lain.
Pengumpulan data dalam di lapangan meliputi :
1) Sumber dan besarnya dana investasi/pinjaman.
2) Tenggang waktu pinjaman/masa pengembalian pinjaman.
3) Besarnya angsuran pinjaman.
4) Bunga pinjaman.
5) Iuran bulanan oleh masyarakat.
6) Besarnya penyusutan.
7) Batas maksimum ketersediaan dana dari penyandang dana.
8) Nilai/besarnya kontribusi masyakat.
9) Tingkat inflasi.
10) yang dipakai untuk perhitungan.
Dapat diuraikan sesuai dengan tujuan seperti :
1) Untuk sosial, dana hibah dan lain-lain kriteria berdasarkan perbandingan antara besarnya investasi dengan nilai manfaat yang didapat/diperoleh masyarakat yang dituju.
2) Untuk komersial (seperti ) atau berhubungan b. Jenis dan Lingkup Studi yang Dilakukan
c. Kriteria Kelayakan survey
Discount rate
“cost-benefit”
on-grid connected
BUKU UTAMA PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
dengan institusi pembiayaan, kriteria umumnya berdasarkan indikator-indikator kinerja keuangan/finansial seperti :
Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji tentang dampak keberadaan program terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat, kehidupan hubungan sosial dan perekonomian masyarakat.
Studi ini menunjukkan bahwa “sosialisasi” kepada masyarakat dan konsumen dilakukan mulai dari tahap penyusunan program. Dengan demikian masyarakat melalui kepala desa dan atau tokoh masyarakat menerima makna dan tujuan program dimaksud.
Pengumpulan data dalam di lapangan meliputi :
1) Penggalian potensi perekonomian di desa seperti tata guna lahan, aktivitas usaha ekonomi produktif, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan rata-rata penduduk desa, tingkat kebutuhan hidup, kemampuan swadaya penduduk, daya jangkau desa.
• Internal Rate of Return (IRR);
• Benefit Cost Ratio (B/C ratio);
• Net Present Value (NPV);
• Cash Flow, dan sebagainya.
survey
3.7. Studi Kelayakan Sosial Budaya (Buku 2E)
a. Maksud dan Tujuan
b. Jenis dan Lingkup Studi yang Dilakukan Pedoman
2) Penggalian data potensi sumberdaya alam dan kemampuan pengadaan material.
3) Keberadaan kelembagaan yang meliputi lembaga formal pemerintahan desa, serta lembaga-lembaga non pemerintahan (koperasi, puskesmas, organisasi masyarakat/agama, dan unit-unit kelompok kegiatan masyarakat seperti posyandu, kelompok agama, organisasi pemuda, dan lain-lain).
4) Gambaran pola kehidupan sosial seperti pola hubungan antar rumah tangga di dalam desa dimaksud, pola hubungan di dalam rumah tangga, pengelompokan masyarakat, tokoh-tokoh yang dijadikan figur masyarakat, pengarus-utamaan , dan lain- lain.
1) Masyarakat mempunyai kemampuan membayar iuran yang akan disepakati.
2) Masyarakat memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengelola PLTMH yang akan dibangun
3) Masyarakat bersedia untuk mengusahakan ketersediaan lahan yang dibutuhkan.
Studi kelayakan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan untuk meyakinkan kepada instansi terkait serta masyarakat setempat, bahwa
gender
c. Kriteria Kelayakan
3.8. Studi Kelayakan Lingkungan (Buku 2F)
a. Maksud dan Tujuan Pedoman
BUKU UTAMA PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
tidak ada dampak yang serius terhadap kerusakan lingkungan sehubungan dengan akan dibangunnya PLTMH di lokasi tersebut. Juga disampaikan apabila ada dampak negatif maka sudah ada program untuk mengurangi dampak tersebut. Tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan pemahaman pentingnya pemeliharaan alam sekitarnya kepada masyarakat dan instansi setempat.
1) Disyaratkan melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan menjelang pelaksanaan pembangunan (untuk
2) Melakukan vegetasi di dalam ,
dimana juga dapat digunakan sebagai konstanta pengukuran . Dan jika kegiatan ini dilakukan maka PT PLN (Persero) akan memberikan dana pergantian per kWh dan penanaman pohon
Untuk komersialisasi (seperti ), menyampaikan hasil Upaya Pengelolaan Lingkungan(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
b. Jenis dan Lingkup Studi yang Dilakukan
c. Kriteria Kelayakan
3.9. Studi Kelayakan Komprehensif Berkelanjutan (Buku 2G)
a. Maksud dan Tujuan
on-grid scheme).
quick assessment cathment area
flow duration
(on-grid scheme).
on grid connected
Pedoman
Studi kelayakan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh bahwa pembangunan PLTMH di lokasi dimaksud layak untuk diwujudkan. Kesimpulan layak atau tidaknya ini merupakan hasil kesimpulan studi kelayakan berbagai aspek yang terkait dengan pembangunan suatu PLTMH di lokasi dimaksud yang mencakup aspek teknis seperti sipil, mekanikal, elektrikal, jaringan, maupun non teknis seperti aspek sosial budaya, ekonomi, kelembagaan dan lingkungan.
Data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui kelayakan keberlanjutan pembangunan PLTMH di lokasi dimaksud mengacu pada diagram seperti gambar berikut :
b. Jenis dan Lingkup Studi yang Dilakukan
Gambar 4.
Diagram Kelayakan Keberlanjutan Pembangunan PLTMH
Integrity Sufficiency &
Opportunity Equity Efficiency Democracy &
Civility
Precaution &
Adaptation
Impact Availability Access Performance Policy
Innovation Future
Integration
Electricity System Infrastructure System Regulation Attitudes
BUKU UTAMA PEDOMAN
STUDIKELAYAKANPLTMH
Untuk itu, data dan informasi di lapangan yang perlu dikumpulkan mencakup data dan informasi tentang :
1) Pola perilaku masyarakat yang terkait dengan rasa keadilan dan keterbukaan.
2) Tingkat kesadaran masyarakat yang akan menumbuhkan tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun dan mengelola PLTMH yang akan dibangun.
3) Respon dan permintaan listrik oleh masyarakat dimana PLTMH tersebut akan dibangun.
4) Bagaimana peluang kualitas layanan yang akan ada dengan memperhatikan faktor partisipasi masyarakat dan respon masyarakat dengan adanya listrik PLTMH dimaksud.
5) Peluang pemanfaatan listrik yang akan dihasilkan untuk penggunaan produktif atau pemanfaatan lain yang berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.
6) Kapasitas masyarakat baik dari segi pendidikan, ketrampilan, manajemen, dan lain-lain.
7) Peluang munculnya keswadayaan masyarakat untuk mendukung keberlanjutan PLTMH yang akan dibangun.
Semua kriteria-kriteria yang menyangkut aspek teknis dan non teknis yang dipersyaratkan kelayakan seluruh aspek di atas, dan mempunyai nilai positif.
c. Standar syarat Kelayakan
BAB 4
PELAPORAN STUDI KELAYAKAN (Buku Pedoman 3)
4.1. Maksud dan Tujuan
4.2. Lingkup Pelaporan
Pelaporan studi kelayakan dimaksudkan untuk menyajikan hasil studi kelayakan semua aspek telah dilakukan dengan sistematis, baik dan benar sesuai dengan penyajian pelaporan. Diharapkan, dengan laporan ini para pembacanya merasa yakin bahwa PLTMH yang akan dibangun ini akan memberikan dampak positif baik terhadap masyarakat, lingkungan, maupun investasi. Apabila pembaca yakin, maka akan muncul persetujuan dan dukungan untuk mewujudkan pembangunan PLTMH yang diinginkan.
Laporan studi kelayakan merupakan akumulasi dari data dan informasi yang telah diperoleh sewaktu melakukan studi semua aspek di atas.
Laporan ini memberikan kesimpulan berupa rekomendasi pembangunan yang dinilai layak berdasarkan hasil studi semua aspek di atas. Dalam laporan ini, ada bab-bab yang perlu dikemukakan secara kualitatif dan ada yang kuantitatif, serta ada yang bersifat umum dan detil.
outline
DAFTAR PUSTAKA
ABS Alaskan:
, 2002 Adam Harvey :
, Intermediate Technology Publications, 1993 Ford Foundation, Mini Hydro Power Project (MHPP) dan Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL) :
, 2005 IBEKA :
, 2005
Tokyo Electric Power Services Co. (TEPSCO) dan Nippon Koel Co. (NK)
: , 2003
Micro Hydro Power : A Guide to Small-Scale Water Power Systems
Micro-Hydro Design Manual : A Guide to Small-Scale Water Power Schemes
Langkah Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Panduan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Mikro-Hidro
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X2 Kav. 7 & 8 Kuningan, Jakarta 12950