Lembaga Adat Sebagai Mitra Kepala Desa Dalam Penyelesaian Sengketa Di Desa (Studi Di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir)
Jonson
Program Studi Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Penyelesaian sengketa melalui jalur alternatif yaitu di luar pengadilan telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di daerah pedesaan. Salah satu sarana yang baik adalah Lembaga Adat.
Secara yuridis, pengakuan terhadap keberadaan dari Lembaga Adat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang ini menjadi landasan yuridis terhadap keberadaan dari Lembaga Adat di desa.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Sebagai populasi ditentukan 3 (tiga) desa yaitu: Desa Tomok, Desa Cinta Dame dan Desa Tuk--Tuk Siadong. Responden dalam penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu masyarakat yang terlibat dalarn persengketaan, Kepala Desa dan Pengetua Adat. Camat dan masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam sengketa ditempatkan sebagai informan. Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dengan memakai pedoman wawancara. Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan sistematis.
Hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan dari lembaga adat yang hingga sekarang masih tetap ada dan dimanfaatkan sebagai sarana menjaga kerukunan dan keharmonisan di tengah-tengah masyarakat desa. Dalam penyelesaian sengketa alternatif di desa, peranan lembaga adat ini sangat besar dan berfungsi sebagai mitra Kepala Desa dalam tugas-tugasnya menyelesaikan sengketa yang terjadi di desa walaupun secara struktural, Lembaga Adat ini berada di bawah Kepala Desa.
Dalam menentukan siapa yang berhak duduk dalam Lembaga Adat ini, ada 2 (dua) prinsip yang dipakai yaitu pertama didasarkan kepada kemampuan dari seorang tokoh tersebut dalarn menyelesaikan sengketa di masyarakat dan yang kedua yaitu didasarkan pada keputusan dari suatu bagian desa yang disebut dengan Sohe dalam mengutus siapa yang duduk dalam lembaga adat yang ada di desa.