• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peranan Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Peranan Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PERANAN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM

MENINGKATKAN PEMANFAATAN PELAYANAN JASA

KEUANGAN PADA KANTOR WILAYAH PERUM

PAGADAIAN MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

RINTOMITHA R. TOGATOROP 080521005

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yesus atas kebaikan–Nya dan karunia yang telah Ia berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi yang penulis ambil adalah Analisis Peranan Humas Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan Pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis memperoleh banyak masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Dra. Ulfah, M.si, selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis yang telah bersedia memberikan pengarahan dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini

5. Dra. Marhayanie, M.si, selaku Dosen Penguji I 6. Dra. Frida Rahmadani, MM, selaku Dosen Penguji II

(3)

8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

9. Bapak Sriyanto, SE, MM sebagai Pimpinan Wilayah Kanwil Perum Pegadaian Medan yang telah mengizinkan saya mengadakan Research/pengumpulan data untuk keperluan penyusunan skripsi.

10. Kepada kedua orang tua B. Togatorop dan R. Br Nababan yang saya sayangi dan cintai, kakak-kakak saya Darma Togatorop, Evaryanti Togatorop serta adik-adik saya Martha Linda Wati Togatorop, Samuel Togatorop yang telah banyak membantu dan mendoakan saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Smoga suatu kelak Q dapat membahagiakan kalian semua...:-)

11. Kepada B’ Andi Panjaitan Thank’s yH atas supportnya dan bantuannya selama ini. Walau selama ini Q sering buat kesal Abg tapi inilah diriku...! Dan selalu ngertiin Q. Pokoknya buat Abg Q neh sukses selalu yH...:-).

12. Kepada teman-teman saya yang telah banyak membantu Beatrik...(sudah ngajarin Q SPSS...Thanks yH buat Ilmunya...!!). Lusi ’n Eka Utami ( Thank’s yH sudah bantuin miTha nyebarkan kuesioner penelitian ke

Perusahaan walau grreeegetan didepan responden...hahhaaahahhhhhhhhh). K’Santi (Thank’s yH kk sudah

(4)

walau menunggu 1 jam di Pos satpam perumahan Dosen USU....heheheee. Thank’s K’Fina), Kumala( Thank’s yH sudah team sukses seminar Q bagian konsumsi ’n belajar SPSSnya...:-). Annisa, Riadah, Rifatul, Erni, Isma, K’ Juli, Yuni( kehadirannya sebagai responden acara seminar Proposal Skripsi yang waktunya pagi benaarrrr, Thank’s yH...) dan semua teman-teman saya khususnya stambuk 2008...Wish aLL thE bEst!

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kesuksesan dalam masa yang akan datang. Amin.

Medan, Juli 2010 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis………...6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian……….7

2. Manfaat Penelitian………...7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional... 8

2. Definisi Operasional……….. 8

3. Skala Pengukuran Variabel……….. 10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian………....11

5. Populasi dan Sampel……….11

6. Jenis dan Sumber Data………. 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... . 13

8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 14

9. Metode Analisis Data ………... 15

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Hubungan Masyarakat ... 21

C. Pengertian Pelayanan ... 27

D. Peranan Humas Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa ... 30

BAB III : GAMBARAN UMUM KANWIL PERUM PEGADAIAN MEDAN A. Gambaran Umum Berdirinya Perusahaan ... 31

B. Fungsi Kedudukan dan Status Hukum Perum Pegadaian ... 35

C. Visi dan Misi Perum Pegadaian... 36

D. Sifat, Tujuan dan Perum Pegadaian... 37

E. Makna Logo dan Motto Perum Pegadaian... 37

F. Struktur Organisasi Perum Pegadaian... 39

(6)

H. Kantor Cabang... 42

I. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian... 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif... 45

B. Uji Validitas dan Reliabilitas... 53

C. Analisis Regresi Linear Berganda... 59

D. Uji Asumsi Klasik... 62

E. Uji Hipotesis... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 75

B. Saran... 76

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1-1. Definisi Operasional Variabel ... 9

Tabel 1-2. Tingkat Indikator dengan Skala Likert………11

Tabel 4-1. Jenis Kelamin Responden... 46

Tabel 4-2. Usia Responden... 46

Tabel 4-3. Pendidikan Responden... 47

Tabel 4-4. Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Praktisi Ahli Humas... 48

Tabel 4-5. Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Layanan Komunikasi...49

Tabel 4-6. Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Proses Pemecahan Masalah... 50

Tabel 4-7. Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Teknik Komunikasi... 51

Tabel 4-8. Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan... 52

Tabel 4-9. Uji Valid Pertama... 55

Tabel 4-10. Uji Valid Kedua... 56

Tabel 4-11. Uji Valid Ketiga... 57

Tabel 4-12. Reliability Statistic... 58

Tabel 4-13. Variabels Entered Removed (b)... 59

Tabel 4-14. Coefficientsa ... 60

Tabel 4-15. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov... 64

Tabel 4-16. Uji Multikolinearitas ... 68

Tabel 4-17. Hasil Uji-f (Uji Global)... 69

Tabel 4-18. Hasil Uji-t (Uji Parsial)... 70

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 6

Gambar 3.1 Struktur Organisasi... 40

Gambar 4.1 Histogram... 62

Gambar 4.2 Normal P-Plot... 63

(9)

ABSTRAK

Rintomitha R. Togatorop (2010), Analisis Peranan Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Ibu Dra. Ulfah, M.si, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Dosen Penguji I. Ibu Dra. Frida Rahmadani,

MM selaku Dosen Penguji II.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis peranan Humas dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan jasa keuangan Pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa Layanan Komunikasi berpengaruh secara negative terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan, Proses Pemecahan Masalah berpengaruh secara negative terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan, Teknik Komunikasi tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriftif dan metode analisis statistic. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 100 orang yang memanfaatakan pelayanan jasa keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan Uji t, denga tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil Uji F menunjukkan bahwa peranan Humas, variabel Layanan Komuniksi, Proses Pemecahan Masalah dan Teknik Komunikasi Perusahaan dapat mengestimasi variabel tingkat Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuanagan dalam model analisis. Hasil Uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada variabel teknik komunikasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan sedangkan variabel layanan komunikasi dan proses pemecahan masalah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan.

(10)

ABSTRAK

Rintomitha R. Togatorop (2010), Analisis Peranan Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Ibu Dra. Ulfah, M.si, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Dosen Penguji I. Ibu Dra. Frida Rahmadani,

MM selaku Dosen Penguji II.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis peranan Humas dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan jasa keuangan Pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Penulis menarik hipotesis bahwa Layanan Komunikasi berpengaruh secara negative terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan, Proses Pemecahan Masalah berpengaruh secara negative terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan, Teknik Komunikasi tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriftif dan metode analisis statistic. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 100 orang yang memanfaatakan pelayanan jasa keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan Uji t, denga tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil Uji F menunjukkan bahwa peranan Humas, variabel Layanan Komuniksi, Proses Pemecahan Masalah dan Teknik Komunikasi Perusahaan dapat mengestimasi variabel tingkat Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuanagan dalam model analisis. Hasil Uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada variabel teknik komunikasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan sedangkan variabel layanan komunikasi dan proses pemecahan masalah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan jasa keuangan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya sangat perlu membina hubungan dengan masyarakat, apalagi untuk suatu bisnis yang berhubungan dengan pelayanan. Untuk itu keberadaan Hubungan Masyarakat sangat diperlukan, agar dapat berfungsi sebagai fungsi manajemen modren yang mempunyai fungsi melekat pada manajemen perusahaan, yakni bagaimana berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik untuk tujuan menciptakan saling pengertian, saling menghargai, saling mempercayai menciptakan goodwill, memperoleh dukungan masyarakat dan sebagainya demi tercapainya citra yang positif bagi suatu perusahaan. Perkembangan masyarakat modren dewasa ini menghendaki agar tiap-tiap perusahaan perlu mengatur hubungannya melalui pelayanan dengan berbagai keputusan masyarakat agar tercapai hubungan yang serasi dan harmonis.

(12)

Salah satu tugas Hubungan Masyarakat adalah memberikan keterangan kepada masyarakat dengan jujur sehingga masyarakat memperoleh informasi yang benar dan merasa diikut sertakan dalam usaha-usaha perusahaan. Sikap simpatik, ramah, dan sopan dapat menunjukkan suatu pelayanan atau perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat terhadap kritik dan saran masyarakat dengan bijaksana agar memberikan hasil yang memuaskan atas usaha-usaha Hubungan Masyarakat yang sudah dilaksanakan.

Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan merupakan Perusahaan Umum Milik Negara yang merupakan lembaga keuangan non Bank yang ada di Indonesia dengan beragam jasa yang terus di kembangkan. Melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan penyaluran atau pemberian kredit gadai dengan tingkat bunga (sewa modal) relatif rendah guna membantu masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan. Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan saat ini memiliki kantor cabang untuk wilayah Medan tentunya jumlah nasabah juga relatif besar.

(13)

Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan telah mengupayakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan Pelayanan jasa dengan berbagai cara, misalnya mengoptimalkan taksiran, berpromosi secara luas dan memperluas pangsa pasar. Agar jumlah nasabahnya bertambah setiap tahunnya dan menambah omset. Namun demikian usaha-usaha tersebut kurang berhasil jika didukung oleh pelayanan yang kurang baik di kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.

Pelayanan Kantor Wilayah Perum Pegadaian yang begitu sederhana prosedurnya, cepat, mudah, murah (relatif), dan aman itu sudah diakui khalayak penggunaan jasa Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan tidak hanya berharap masalah keuangan dipenuhi. Kepuasan nasabah sebgai tujuan akhir dari palayanan produk jasa perlu ditambah nilai jual agar kepuasan yang didapatkan tertanan kuat dalam sanubari, sehingga menciptakan kondisi yang loyal. Banyak institusi pelayanan jasa keuangan non Bank selain pegadaian yang sama dengan pelayanan pegadaian. Maka untuk membuat pembeda dalam pelayanan perlu penambahan nilai agar proses pelayanannya dirasa khas dan spesifik. Pelayanan khas dan spesifik dari Pegadaian dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan Humas dengan nasabahnya dapat berupa, yaitu pelayanan full senyum, pemeliharan barang jaminan nasabah, pendekatan kepada nasabah lebih dibiasakan guna memelihara hubungan yang baik dengan nasabah, penyedia informasi dan komunikasi oleh seluruh karyawan.

(14)

karena penggunaan ulang jasa maupun karena meningkatnya volume pembelian serta dilakukan positive marketing yang mendukung munculnya pelanggan-pelanggan baru. Meningkatnya jumlah pelanggan-pelanggan dan volume penjualan masing-masing pelanggan akan meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan yang pada gilirannya akan memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi perusahaan.

Menurut Dozier & Broom dalam Rhosady (2001:21), pada dasarnya seorang praktisi Hubungan Masyarakat dalam menunjang keberhasilannya mencapai tujuan utama manajemen perusahaan yang hendak dicapai tersebut, bahwa dibagi empat kategori dalam suatu perusahaan, yaitu sebagai Expert Presciber (Praktisi Ahli Humas), Comunication Fasilitator (Layanan

Komunikasi), Problem Solving Process Fasilitator (Proses pemecahan masalah), dan Communication Technician (Teknik Komunikasi) .

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yag telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono 2005:49).

Dozier & Broom dalam Rhosady (2001:21) mengemukakan bahwa Public Relations dibagi empat kategori dalam suatu perusahaan, yakni Expert Prescriber

(Praktisi Ahli Humas), Communication Fasilitator (Layanan Komunikasi), Problem Solving Process fasilitator (Proses Pemecahan Masalah),

Communication Technician (Teknik Komunikasi) yang berpengaruh dalam

meningkatkan pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.

(16)

pelayanan jasa keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan merupakan variabel terikat.

Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini di dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:

Sumber: Rhosady (2001:21) diolah peneliti Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesisi merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2005:51)

Berdasarkan perumusan masalah maka, hipotesis penelitian ini adalah: Peranan Humas berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.

Peranan Humas (X) (X1) Layanan Komunikasi (X2) Proses Pemecahan Masalah (X3)Teknik Komunikasi

(17)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan Humas dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan bagi Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan tentang peranan hubungan masyarakat dalam meningkatkan pemanfaatan layanan jasa keuangan sehingga pelaksanaan dan tujuan Perusahaaan bisa tercapai dengan baik.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan dengan peranan hubungan masyarakat dalam meningkatkan pemanfaatan layanan jasa keuangan.

c. Bagi Penulis

(18)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Penulis membatasi penelitian ini pada variabel bebas (X) yaitu peranan Humas yakni Layanan Komunikasi (X1), Proses Pemecahan Masalah (X2), Teknik Komunikasi(X3). Dan untuk variabel terikat (Y) adalah pemanfaatan pelayanan jasa keuangan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan..

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang diteliti antara lain: a. Variabel X1 yaitu variabel Layanan Komunikasi

Merupakan praktisi Humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapakan oleh publiknya dari perusahaan tersebut.

b. Variabel X2 yaitu Variabel Proses Pemecahan Masalah

(19)

c. Variabel X3 yaitu Variabel Teknik Komunikasi

Merupakan yang menyediakan layanan teknis komunikasi dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level).

d. Variabel Y yaitu variabel Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan Merupakan factor-faktor yang berkaitan dengan pelayanan dan fasilitas yang dimiliki oleh pihak Kantor Wilayah Perum Pegadain Medan dan selanjutnya diberikan kepada pelanggan Kantor Wilayah Perum Pegadaian.

Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel

(20)

Sub Variabel Definisi Sub Variabel Indikator Skala Ukur c.Variabel Teknik

Komunikasi (X3)

menyediakan layanan teknis komunikasi dan system komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level).

1 Layanan dengan pelayanan dan fasilitas yang dimiliki oleh pihak Kantor Wilayah Perum Pegadain Medan dan

selanjutnya diberikan kepada pelanggan pada kantor wilayah Perum Pegadaian Medan.

Sumber: Rhosady (2001:21), diolah oleh peneliti.

3. Skala Pengukuran Variabel

(21)

Table 1.2

Tingkat Indikator dengan Skala Likert

No. Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1 Sumber : (Sugiyono, 2005:86)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dari bulan Mei 2010 hingga Oktober 2010. Lokasi penelitian adalah Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, yang beralamat di Jalan Pegadaian No. 112 Medan.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

(22)

Wilayah Perum Pegadaian CPP Medan Utama kredit yang disalurkan kepada nasabah jumlahnya banyak.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan ditelitiu dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Ginting, 2008:125). Penelitian pada sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya.

Dalam penelitian ini penetapan jumlah sampel menggunakan rumus slovin yakni:

n =

1+ Ne2

_ N__

Dimana :

n = Ukuran sampel. N = Ukuran Populasi.

e = Persentase toleran batas kesalahan. Sehingga jumlah sampel dapat diperoleh:

=

1+ 1364(0.1)2 1.364__

= 99.92, dibulatkan menjadi 99 orang.

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Insidental. Sugiyono (2003:95) menyatakan bahwa Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

(23)

saat pelanggan menggunakan layanan jasa pada Kanwil Perum Pegadaian CPP Medan utama.

6. Jenis dan Sumber Data

Menurut cara memperolehnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan secara langsung dari pihak yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis langsung melakukan menyebarkan kuesioner kepada para pelanggan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari buku-buku dan sumber bahan bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

7. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden. b. Studi Dokumentasi

(24)

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel yaitu pada Unit Pelayanan Cabang (UPC) Perum Pegadaian Medan yang berlokasi di padang bulan. Responden yang dipilih adalah pelanggan Perum Pegadaian yang menjadi pelanggan di UPC yang telah dipilih oleh peneliti. Masing-masing pernyataan diuji dengan menggunakan product moment correlation dengan ketentuan menghubungkan antara skor butir

pernyataan dengan skor totalnya. Masing-masing skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Masing-masing skor butir dilihat harga korelasinya dan dapat diambil keputusan sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut valid. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid.

Jika ada butir pernyataan yang tidak valid maka dihilangkan, kemudian dilakukan pengujian ulang sampai akhirnya semua pernyataan dinyatakan valid.

b. Reliabilitas

(25)

Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. Jika r alpha negatif atau > r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 atau nilai Cronbach Alpha > 0,8. Dengan

menggunakan software SPSS 16.0 for windows. 9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif tanpa menggunakan alat bantu rumus-rumus statistik. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, skema, kalimat dan gambar. Pengolahan data dilakukan dengan menelaah seluruh data dari berbagai sumber yang ada seperti kuesioner, wawancara dan observasi. b. Regresi Linier Berganda (Multi Linier Regresion)

Metode analisis kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda yang menggunakan persamaan:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :

Y = Pemanfaatan Pelayanan X1 = Layanan Komunikasi X2 = Proses Pemecahan Masalah X = Teknik Komunikasi

(26)

b2 = Koefisien regresi kedua b3 = Koefisien regresi ketiga e = Standard error

c. . Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik yang meliputi :

1) Uji Normalitas

Yaitu untuk mengetahui apakah data yang diambil telah mengikuti sebaran distribusi normal atau tidak. Tujuan uji normalitas membuat generalisasi hasil analisa data sampel. 2) Uji Multikolinearitas

Yaitu untuk mengetahui ada tidaknya variabel yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen lainnya.

3 ) Uji Heteroskedastisitas

(27)

d. Uji Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya barada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan, yaitu:

1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Ho : bi = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Ho : bi ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5% 2) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

(28)

masing-masing nilai kofisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat.

Model pengujiannya adalah:

Ho : bi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat.

Ho : bi ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho dierima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5% 3) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(29)

yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk masing-masing variabel peranan Humas, dapat diketahui karekteristik dominan yang menentukan pengaruhnya terhadap keputusan pemanfaatan pelayanan.

(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ester (2003) dengan judul skripsi “ Peranan Humas dalam meningkatkan Pelayanan jasa pada Indomobil Multi Finance Indo Medan”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan Humas yang paling dominan untuk meningkatkan pelayanan jasa pada Perusahaan. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasialan Humas adalah peranan Humas publikasi dan layanan jasa. Kurangnya peranan Humas dalam kegiatan komunikasi public di PT. Indomobil disebabkan karena kedudukan Humas hanyalah sebuah sub bagian dari Biro administrasi umum dan account officer, sehingga ruang gerak Humas sangatlah terbatas dalam melakukan komunikasi masyarakat.

(31)

Pelanggan.dan promosi masyarakat yang dilakukan Pegadaian kurang mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan jasa Perum Pegadaian Cabang Medan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan masyarakat yang dilaksanakan Perum Pegadaian kurang mempengaruhi pemanfaatan layanan dari Perum Pegadaian Cabang Medan Sunggal.

B. Hubungan Masyarakat

1. Pengertian Hubungan Masyarakat

Persoalan penting yang dihadapi oleh lembaga ekonomi bisnis, social dan politik setelah terjadinya revolusi industri adalah masalah hubungan Masyarakat (relationship). Permasalahannya berkisar pada pertanyaan bagaimana membangun

dan mengembangkan hubungan masyarakat dari tercapainya tujuan dari Organisasi/Lembaga.

Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang termasuk baru, tetapi telah dialami sejak semula sebagai salah satu unsur penting dalam mencapai keberhasilan Perusahaan yang bergerak di bidang komersil maupun non-komersil. Hubungan Masyarakat telah menjadi bagian vital dari proses komunikasi yag kehadirannya sangat diperlukan bagi tugas-tugas Lembaga ekonomi, sosial maupun Pemerintah.

(32)

Dari semua definisi diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hubungan Masyarakat menjalankan usaha untuk mencapai hubungan yang harmonis antara sesuatu organisasinya dengan Masyarakat sekelilingnya dengan cara memberi penerangan mengenai organisasi dan kegiatannya. Dengan demikian dapat pula disimpulkan bahwa Humas adalah aktifitas yang direncanakan untuk menciptakan atau menggalangkan dan memelihara keharmonisn hubungan yang didasari saling pengertian antara badan, Organisasi atau Perusahaan di satu pihak dan publikasinya dipihak lain.

2. Fungsi Hubungan Masyarakat

Humas mempunyai fungsi timbal balik, ke luar dan ke dalam. Ke luar adalah Humas harus mengusahakan timbulnya sikap dan gambaran (image) Masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijaksanaan Organisasi/Perusahaan. Ke dalam Humas harus mengenali, mengindentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negative (kurang menguntungkan) dalam Masyarakat sebelum tindakan/kebijakan dijalankan.

(33)

Organisasi, ruang lingkup tugasnya meliputi kegiatan ke luar dan ke dalam Organisasi, yaitu:

a. Ke dalam

1.) Membina sikap mental para Karyawan agar dalam dirinya timbul ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap Lembaga/Perusahaan dimana mereka bekerja.

2.) Menumbuhkan semangat kelompok yang sehat dan dinamis.

3.) Mendorong tumbuhnya kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk memajukan Lembaga/Perusahaan.

b. Ke luar

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) Masyarakat yang positif terhadap segala kebijaksanaan dan langkah-langkah Organisasi/Perusahaan. Dalam rangka menjalankan fungsi Humas Perusahaaan ada 4 (empat) jenis dasar yang harus diperaktekkan, yaitu :

1.) Nasehat

Nasehat yang disampaikan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan kehumasan. Nasehat tersebut tidak menyangkut kebijaksanaan dan keputusan Perusahaan yang mendasar, melainkan hal yang berkaitan dengan operasi Organisasi ketika masalah dijumpai.

2.) Pelayanan Komunikasi

(34)

3.) Pengkajian Humas

Jika pelayanan komunikasi merupakan informasi dari dalam ke luar, maka pengkajian Humas merupakan komunikasi dari luar ke dalam, dengan kata lain penerapan opini public yang berpengaruh terhadap Perusahaan.

4.) Promosi Humas

Dalam Perusahaan kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Humas sangat menunjang upaya pencapaian tujuan. Tentunya dalam upaya meningkatkan jumlah pemakai produk yang pada gilirannya berupa keuntungan financial. Pada kegiatan ini Humas diuji kemampuannya untuk mengembangkan goodwill public pada Perusahaan. Pada aspek ini akan dapat diketahui sejauhmana derajat peguasaan kehumasan yang dimiliki oleh pengelolahnya, sebab jenis publik yang menjadi sasarannya, misalnya para pelanggan, pemegang saham, Masyarakat sekitarnya atau media massa memerlukan teknis khusus menghadapinya.

3. Tujuan dan Sasaran Hubungan Masyarakat

(35)

dalam kegiatan Humas terdapat kesamaan, yakni membina hubungan yang harmonis antara Organisasi dengan public yang mendukung dan saling menguntungkan.

Dalam hal ini berarti tujuan khusus dapat berjenis-jenis, sedangkan tujuan sentral adalah tujuan Organisasi. Tujuan dari sasarn erat sekali hubungannya, tujuan bersifat kualitatif abstrak sedangkan sasaran bersifat kuantitatif konkret.

Didalam kegiatan Humas ada 2 (dua) macam sasaran public (Rhosady, 2001:24), yaitu:

a. Publik Intern

Adalah masyarakat yang menjadi bagian dari unit/badan/Perusahaan itu sendiri. Dan mampu mengindentifikasi atau mengenali hal-hal yag menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu di jalankan oelh Perusahaan.

b. Publik Ekstern

Adalah masyarakat umum. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif masyarakat terhadap lembaga yang diwakilinya.

4. Proses Hubungan Masyarakat

(36)

a. Penelitian dan Mendengarkan

Dalam tahap ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Kemudian melakukan keputusan berikutnya.

b. Perencanaan dan Mengambil Keputusan

Tahap ini memberikan sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta termasuk menetapkan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan.

c. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan

Tahap ini adalah menjelaskan dan sekaligus mendramatisirkan informasi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif untuk dapat mempengaruhi bagi pihak-pihak yang dianggap penting dan beroperasi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya.

d. Evaluasi

(37)

5 Media dan Metode Humas

Media dan metode memegang peranan penting dalam mensukseskan kegiatan Humas, lebih-lebih bila dilihat jangkauan populasi Humas sangat khas dan banyak jumlahnya. Setiap media memeliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun dengan digunakannya secara terpadu akan saling melengkapi. Media yang bisa digunakan Humas adalah:

a. Metode Tradisional

Dengan metode tatap muka yaitu komunikasi tatap muka diselenggarakan dalam berbagai bentuk media tradisional, misalnya pameran, ceramah, diskusi, kunjungan bersama pers dan lain-lain.

b. Media Massa, dengan metode tidak langsung Media massa yang digunakan berupa:

1.) Media elektronika, seperti radio, televise, film, video dan slide. 2.) Media cetak, seperti harian, mingguan, bulanan, poster,

spanduk, stiker dan lain-lain.

C. Pengertian Pelayanan

(38)

pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menguraikan peralatan.

Pada dunia bisnis yang penuh persaingan banyak Perusahaan yang saling bersaing dalam kualitas produk, kualitas pelayanan yang baik. Dalam strategi yang seperti in maka yang akan paling menentukan adalah organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik.

Pengalaman menunjukkan bahwa motivasi untuk melayani secara baik dimulai dari dalam organisasi sendiri. Langkah pertama untuk melayani pelanggan secara baik dimulai dengan mencoba memberikan pelayanan yang lebih baik kepada rekan kerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Memuaskan pelanggan sebenarnya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sebagai seorang pemberi pelayanan, maka dihadapkan pada kenyataan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Bagi Perusahaan yang menghasilkan jasa, pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sangat penting karena:

1. Pelanggan merupakan sumber pendapatan Perusahaan, para pelanggan membayar jasa yang dijual.

2. Kompetisi pada saat ini, dimana teknologi sangat maju, kompetisi semakin hebat.

3. Hubungan erat produk konsumen. Produk dan konsumsi adalah 2 bagian yang tak terpisahkan.

(39)

Menurut (Lupiyoadi, 2001:148) terdapat 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu sebagai berikut:

1. Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuan suatu Perusahaan menunjukkan eksistensinya kepada pihak ekstenal.

2. Responsivieness (ketanggapan) yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

3. Assurance (kepastian) yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai Perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada Perusahaan.

4. Empathy yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memenuhi konsumen.

(40)

D. Peranan Humas Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Jasa Setiap Perusahaan yang bergerak di bidang apapun baik Perusahaan swasta maupun Pemerintah selalu berupaya agar masyarakat mau membeli/menggunakan produk/jasanya. Dalam hal ini Humas mempunyai peranan yang pentingdalam hal memperkenalkan barang/jasa yang ditawarkan suatu organisasi/perusahaan dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak yang berhubugan dengan kegiatan dan pelanggan khususnya. Setelah memperkenalkan maka diharapkan dapat membangkitkan minat yang kemudian merasakan adanya kebutuhan terhadap apa yang diperkenalkan.

Meningkatnya penggunaan pelayanan (pelanggan) merupakan kontribusi (sumbangan) pendapatan yang secara langsung atau tidak langsung mendukung eksistensi organisasi/perusahaan. Jadi biasanya salah satu yang menyebabkan maju atau mundurnya suatu organisasi/perusahaan ditentukan oleh pelanggan. Bahkan pailitnya sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh faktor pelanggan.

(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Berdirinya Perusahaan

Lahirnya Perum Pegadaian di Indonesia ditandai dengan berdirinya Bank Van Lening pada masa VOC pada tahun 1746. Lembaga ini mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai.

Sampai sekarang pegadaian telah mengalami 5 zaman pemerintahan yaitu : 1. Pegadaian pada masa VOC (1764-1811)

2. Pegadaian pada masa penjajahan Inggris (1811-1816) 3. Pegadaian pada masa penjajahan Belanda (1816-1942) 4. Pegadaian pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) 5. Pegadaian pada masa Kemerdekaan (1945-sekarang) 1. Pegadaian Pada Masa VOC (1746-1811)

Pegadaian sewaktu Indonesia dibawah kekuasaan Vereenidge Qest Indische Compagnie (VOC), Bank Van Leening pun ikut dibawa ke Indonesia. Dengan

(42)

2. Pegadaian Pada Masa Pemerintahan Inggris (1811-1816)

Pada masa penjajahan Inggris (1811) bank Van Leening ini dihapuskan. Hal ini menurut keputusan Reffles yang berpendapat bahwa tidak wajar bagi suatu bank diusahakan oleh pemerintah. Sebagai gantinya diadakan suatu ketentuan bahwa setiap orang boleh mendirikan pegadaian swasta asal mendapat izin (Licentie) dari penguasa daerah setempat. Licentielsel ini diperkirakan akanmenguntungkan pemerintah, namun yang terjadi sebaliknya dan pemegang licentie menggunakan kesempatan ini mengadakan praktek riba yang sangat merugikan rakyat, karena dari usahanya tersebut ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Dengan kata lain licentielsel ini malah menghidupkan usaha-usaha lintah darat.

Tahun 1814 Licentielsel tersebut diganti dengan Pachstelsel, yaitu hak mendirikan pegadaian diberikan kepada umum dengan penawaran yang paling tinggi yaitu bhwa setiap orang boileh menerima gadai asal saja sanggup membayar sejumlah uang tertentu kepada pemerintah.

3. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Belanda (1816-1942)

Pachstelsel tersebut diatas (1843) telah dijalankan diseluruh Indonesia kecuali didaerah Priangan dan Verstenladen (Surakarta dan Yogyakarta). Pada tahun 1949 rente-terief (tarif bunga) ditetapkan oleh pemerintah dengan Pachsetsel ditetapkan

(43)

seratus rupiah dengan menerima gadai atau dengan bentuk jual beli dengan hak membeli kembali atau dengan bentuk persetujuan komisi, dipidana dengan kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima belas ribu rupiah."

Setelah mendapatkan suatu kesimpulan bahwa hasil uang pinjaman dari pegadaian menunjukkan hal-hal yang menguntungkan maka disarankan bahwa untuk membasami lintah darat tersebut, harus dilakukan oleh pemerintah. Dengan keputusan pemerintah (Staatblad No.131 tgl 12 Maret 1901) maka mulai tanggal 1 April 1901 dibukalah pegadaian Negara yang pertama di Indonesia yaitu di Sukabumi.

4. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)

Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka pada pertengahan tahun 1942 Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan dari Jl. Kramat No. 162 ke Jl. Kramat No.132 dengan alasan akan dijadikan tempat tawanan perang. Barang-barang yang digadaikan pada saat itu adalah barang-barang emas dan permata kepunyaan rakyat yang harus dijual kepada tentara atau Nippon.

(44)

5. Pegadaian Pada Masa Kemerdekaan (1945-sekarang)

Pegadaian pada masa kemerdekaan dapat dibagi sebagai berikut :

1. Jawatan Pegadaian pada zaman Republik Indonesia (Perjuangan) tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 (Penyerahan Kedaulatan).

2. Jawatan Pegadaian pada zaman RIS tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.

3. Jawatan Pegadaian dalam Negara Kesatuan RI 17 Agustus 1950 sampai dengan sekarang.

(45)

Untuk mengatur kembali peraturan tentang Perusahaan Umum Pegadaian dengan Peraturan Pemerintah, maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian dan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan ini berdiri pada tahun 1967 yang berlokasi di Jl. Pegadaian No. 112 Medan dan telah beroperasi selama 39 tahun samapai dengan sekarang..

B. Fungsi Kedudukan dan Status Hukum Perum Pegadaian 1. Fungsi Perum Pegadaian

Sebaga salah satu lembga keuangan non bank yang ada di Indonesia. Perum Pegadaian berfungsi untuk mengelola dana yang ada kepada masyarakat dengan penyaluran atau pemberian kredit gadai dengan tingkat bunga relative rendah guna membantu masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan.

2. Kedudukan Perum Pegadaian

Perum Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Departemen Keuangan. Perum Pegadaian dipimpin oleh Dewan Direksi dimana pembinaannya dilakkan oleh Menteri Negara BUMN dan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Pengawas.

3. Status Hukum Perum Pegadaian

(46)

menjadi Perusahaan Jawatan dan pada tahun 1990 berubah menjadi Perusahaan Umum Pegadaian sampai saat ini.

C. Visi dan Misi Perum Pegadaian 1. Visi Perum Pegadaian

Visi yang memiliki makna antara lain sasaran pokok yang ingn dicapai perusahaan, yang merupakan target keinginan para stockholder agar mendapatkan nilai tambah yang diberikan perusahaan, serta karakteristik pasar yang dilayani maupun bisnis yang dilakukan. Visi ini masih sejalan dengan tujuan perusahaa, seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah No.103/2000 dengan rumusan, yaitu: " Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan usaha utama jasa gadai".

Visi Perum Pegadaian itu akan dicapai dengan rangkaian tahapan-tahapan yang telah disusun dalam Rencana jangka Panjang (RJP) 2001-2010 dan sebagai langkah awal, saat ini seluruh kantor-kantor pelayanan pegadaian sudah komputerisasi serta terpasang jaringan internet.

2. Misi Perum Pegadaian

(47)

masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan.

D. Sifat, Tujuan dan Perum Pegadaian

Di dalam PP No. 10/1990 diatur mengenai sifat, tujuan dan usaha Perum Pegadaian adalah :

1 Sifat Usaha Perum Pegadaian

Sifat usaha Perum Pegadaian adalah menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan usaha.

2 Tujuan Perum Pegadaian

1. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan progam pemerintah bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas hukum gadai.

2. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, rentenir dan pinjaman tidak wajar lainnya.

3. Usaha Perum Pegadaian

Usaha yang dilakukan Pegadaian adalah sebagai berikut :

1. Menyalurkan uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan cara yang mudah, aman, hemat dan cepat.

(48)

E. Makna Logo dan Motto Perum Pegadaian

Di dalam logo Perum Pegadaian yang bergambar pohon rindang dan timbangan terkandung sifat, usaha dan tujuan umum Perum Pegadaian serta sebutan "Pegadaian".

Adapun makna yang terkandung dalam LOGO tersebut adalah : 1. Logo Lambang terdiri dari :

a Pohon rindang berwarna hijau, bermakna : Melindungi dan membantu senantiasa tumbuh dan berkembang

b. Warna hijau melambangkan keteduhan

c. Timbangan berwarna hitam bermakna : Kesimbangan dan keterbukaan dalam memberikan pelayanan kejujuran

2. Logo "Pegadaian" berstruktur miring bermakna : Sederhana : Kepastian dan Kemudahan Dinamis : Terus bergerak maju

Huruf Balok : Melambangkan keteduhan dan kekokohan

(49)

masalah dapat memperoleh pinjaman dalam waktu yang relative singkat. Maka atas dasar inilah Perum Pegadaian dapat menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian.

Sebagai rasa kerja yang kuat Perum Pegdaian juga mempunyai etos/budaya kerja yang menanggulangi setiap bentuk pelayanan kepada masyarakat sehingga sanggup mengatasi setiap permasalahan keuangan yang timbul. Adapun budaya kerja tersebut dikenal dengan sebutan si "INTAN" yang bila dijabarkan lebih luas akan memberikan makna yang dalam yaitu :

Inovatif : Penuh gagasan, kreatif, aktif dan menyukai tantangan

Nilai Moral Tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan loyal Terampil : Sopan santun dan berkepribadian menawan Adi Layanan : Pelayanan yang adil agar nasabah merasa puas Nuansa Citra :Bussiness Oriented, Customer Satisfaction dan mengembangkan diri sendiri.

F. Struktur Organisasi Perum Pegadaian

Struktur menggambarkan susunan atau komposisi dengan meletakkan dasar hubungannya dengan bagian-bagian satu sama lain dalam bentuk itu. Struktur dituangkan berbentuk organisasi sebagai wadahnya. Perum Pegadaian sebagai suatu perusahaan memiliki struktur organisasi dalam operasionalnya

(50)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan

AHLI TAKSIR

TEKNOLOGI INFORMASI INSPEKTUR WILAYAH

(51)

Dengan adanya stuktur organisasi, maka setiap bagian/seksi dapat menempatkan diri dengan baik sesuai spesialisasi pekerjaan, tanggung jawab dan wewenang setiap bagian/devisi.

G. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Perum Pegadaian Organisasi perusahaan disusun 2 tingkat yaitu :

Kantor Pusat : Direksi, Direktur Keuangan, Direktur Operasional dan Keuangan, Direktur Umum, Balai pendidikan dan Pelatihan, Status Pengawas Intern (SPI). Kantor Wilayah

Kantor Wilayah dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan kegiatan perusahaan di wilayah serta membantu tugas-tugas kantor pusat sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan oleh Dewan Direksi. Tugas-tugas Kantor Wilayah :

1. Menyusun rencana kerja kantor wilayah agar pelaksanaan dan kegiatan perusahaan berjalan lancar dan terpadu.

2. Mengkoordinasi kepengurusan, pengelolaan dan pengwasan kegiatan, operasional perusahaan berdasarkan pereturan yang berlaku dalam rangka meningkatkan dan mengamankan omset perusahaan.

3. Mengkoordinasikan kepengurusan keuangan dan pembukuan kegiatan operasional di daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka tertib administrasi keuangan daerah.

(52)

Seksi operasional dan pemasaran mempunyai tugas mengawasi dan memantau kegiatan jasa operasional, jasa pegadaian dan usaha lain serta melakukan pemasaran.

2. Bagian Keuangan

Seksi keuangan mempunyai tugas melaksankan dan mengatur anggaran pembukuan dan pembendaharaan di kantor.

3. Bagian Sumber Daya Manusia

Mempunyai tugas mengurus administrasi pegawai, gaji dan kesejahteraan pegawai kantor wilayah dan kantor cabang.

4. Bagian Logistik

Seksi umum mempunyai tugas tata usaha dan rumah tangga, bangunan, sarana serta kehumasan di kantor wilayah dan di kantor cabang.

5. Inspektur Wilayah

Inspektur wilayah membantu kanwil dalam mengadakan penilaian atau system pengendalian yang telah ditetapkan oleh Direksi atau Kakanwil, pelaksanaannya serta memnerikan saran-saran dan penindakan.

H. Kantor Cabang

Kantor cabang dipimpin oleh Manajer Cabang dan bertanggung jawab pada Direksi melalui Pimpinan Wilayah. Kantor Cabang mempunyai tugas sebagai berikut :

(53)

2. Mengurus penerimaan, pnyimpanan dan pengeluaran modal kerja dalam bentuk kas atau bank.

3. Mengurus penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan. 4. Menyelenggarakan pembukuan penyusunan anggaran, pembinaan

kepegawaian, tata usaha dan kegiatan pelaporan kegiatan cabang.

5. Mengurus dan memelihara kekayaan perusahaan yang ada di kantor cabang.

6. Mewakili kepentingan perusahaan baik ke dalam maupun keluar berdasarkan wewenang yang dilimpahkan kepada kantoe wilayah.

7. Memelihara hubungan baik dengan nasabah dan pihak lain dalam mengembangkan perusahaan.

I. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian 1. Usaha Pokok Kredit Gadai

(54)

tangga dan kain. Fasilitas pinjaman ini umumnya diberikan kepada petani, nelayan, industri kecil, pedagang, mahasiswa dan ibu-ibu rumah tangga, pegawai negeri.

2. Usaha Jasa Titipan

Jasa titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan barang-barang berharga lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah atau menghendaki perlindungan yang lebih aman disbanding disimpan dirumah.

3. Usaha Persewaan Gedung

Usaha persewaan gedung adalah upaya pemanfaatan asset secara optimal. Gedung bersejarah bekas kantor pusat pegadaian direhab sedemikian rupa sebagai Auditorium Kantor Pusat dengn Nama Gedung Langen palikrama. 4. Usaha jasa Taksiran/ Srtifikasi

(55)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Berdirinya Perusahaan

Lahirnya Perum Pegadaian di Indonesia ditandai dengan berdirinya Bank Van Lening pada masa VOC pada tahun 1746. Lembaga ini mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai.

Sampai sekarang pegadaian telah mengalami 5 zaman pemerintahan yaitu : 1. Pegadaian pada masa VOC (1764-1811)

2. Pegadaian pada masa penjajahan Inggris (1811-1816) 3. Pegadaian pada masa penjajahan Belanda (1816-1942) 4. Pegadaian pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) 5. Pegadaian pada masa Kemerdekaan (1945-sekarang) 1. Pegadaian Pada Masa VOC (1746-1811)

Pegadaian sewaktu Indonesia dibawah kekuasaan Vereenidge Qest Indische Compagnie (VOC), Bank Van Leening pun ikut dibawa ke Indonesia. Dengan

(56)

2. Pegadaian Pada Masa Pemerintahan Inggris (1811-1816)

Pada masa penjajahan Inggris (1811) bank Van Leening ini dihapuskan. Hal ini menurut keputusan Reffles yang berpendapat bahwa tidak wajar bagi suatu bank diusahakan oleh pemerintah. Sebagai gantinya diadakan suatu ketentuan bahwa setiap orang boleh mendirikan pegadaian swasta asal mendapat izin (Licentie) dari penguasa daerah setempat. Licentielsel ini diperkirakan akanmenguntungkan pemerintah, namun yang terjadi sebaliknya dan pemegang licentie menggunakan kesempatan ini mengadakan praktek riba yang sangat merugikan rakyat, karena dari usahanya tersebut ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Dengan kata lain licentielsel ini malah menghidupkan usaha-usaha lintah darat.

Tahun 1814 Licentielsel tersebut diganti dengan Pachstelsel, yaitu hak mendirikan pegadaian diberikan kepada umum dengan penawaran yang paling tinggi yaitu bhwa setiap orang boileh menerima gadai asal saja sanggup membayar sejumlah uang tertentu kepada pemerintah.

3. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Belanda (1816-1942)

Pachstelsel tersebut diatas (1843) telah dijalankan diseluruh Indonesia kecuali didaerah Priangan dan Verstenladen (Surakarta dan Yogyakarta). Pada tahun 1949 rente-terief (tarif bunga) ditetapkan oleh pemerintah dengan Pachsetsel ditetapkan

(57)

seratus rupiah dengan menerima gadai atau dengan bentuk jual beli dengan hak membeli kembali atau dengan bentuk persetujuan komisi, dipidana dengan kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima belas ribu rupiah."

Setelah mendapatkan suatu kesimpulan bahwa hasil uang pinjaman dari pegadaian menunjukkan hal-hal yang menguntungkan maka disarankan bahwa untuk membasami lintah darat tersebut, harus dilakukan oleh pemerintah. Dengan keputusan pemerintah (Staatblad No.131 tgl 12 Maret 1901) maka mulai tanggal 1 April 1901 dibukalah pegadaian Negara yang pertama di Indonesia yaitu di Sukabumi.

4. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)

Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka pada pertengahan tahun 1942 Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan dari Jl. Kramat No. 162 ke Jl. Kramat No.132 dengan alasan akan dijadikan tempat tawanan perang. Barang-barang yang digadaikan pada saat itu adalah barang-barang emas dan permata kepunyaan rakyat yang harus dijual kepada tentara atau Nippon.

(58)

5. Pegadaian Pada Masa Kemerdekaan (1945-sekarang)

Pegadaian pada masa kemerdekaan dapat dibagi sebagai berikut :

1. Jawatan Pegadaian pada zaman Republik Indonesia (Perjuangan) tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 (Penyerahan Kedaulatan).

2. Jawatan Pegadaian pada zaman RIS tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.

3. Jawatan Pegadaian dalam Negara Kesatuan RI 17 Agustus 1950 sampai dengan sekarang.

(59)

Untuk mengatur kembali peraturan tentang Perusahaan Umum Pegadaian dengan Peraturan Pemerintah, maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian dan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan ini berdiri pada tahun 1967 yang berlokasi di Jl. Pegadaian No. 112 Medan dan telah beroperasi selama 39 tahun samapai dengan sekarang..

B. Fungsi Kedudukan dan Status Hukum Perum Pegadaian 1. Fungsi Perum Pegadaian

Sebaga salah satu lembga keuangan non bank yang ada di Indonesia. Perum Pegadaian berfungsi untuk mengelola dana yang ada kepada masyarakat dengan penyaluran atau pemberian kredit gadai dengan tingkat bunga relative rendah guna membantu masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan.

2. Kedudukan Perum Pegadaian

Perum Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Departemen Keuangan. Perum Pegadaian dipimpin oleh Dewan Direksi dimana pembinaannya dilakkan oleh Menteri Negara BUMN dan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Pengawas.

3. Status Hukum Perum Pegadaian

(60)

menjadi Perusahaan Jawatan dan pada tahun 1990 berubah menjadi Perusahaan Umum Pegadaian sampai saat ini.

C. Visi dan Misi Perum Pegadaian 1. Visi Perum Pegadaian

Visi yang memiliki makna antara lain sasaran pokok yang ingn dicapai perusahaan, yang merupakan target keinginan para stockholder agar mendapatkan nilai tambah yang diberikan perusahaan, serta karakteristik pasar yang dilayani maupun bisnis yang dilakukan. Visi ini masih sejalan dengan tujuan perusahaa, seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah No.103/2000 dengan rumusan, yaitu: " Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan usaha utama jasa gadai".

Visi Perum Pegadaian itu akan dicapai dengan rangkaian tahapan-tahapan yang telah disusun dalam Rencana jangka Panjang (RJP) 2001-2010 dan sebagai langkah awal, saat ini seluruh kantor-kantor pelayanan pegadaian sudah komputerisasi serta terpasang jaringan internet.

2. Misi Perum Pegadaian

(61)

masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan.

D. Sifat, Tujuan dan Perum Pegadaian

Di dalam PP No. 10/1990 diatur mengenai sifat, tujuan dan usaha Perum Pegadaian adalah :

1 Sifat Usaha Perum Pegadaian

Sifat usaha Perum Pegadaian adalah menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan usaha.

2 Tujuan Perum Pegadaian

1. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan progam pemerintah bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas hukum gadai.

2. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, rentenir dan pinjaman tidak wajar lainnya.

3. Usaha Perum Pegadaian

Usaha yang dilakukan Pegadaian adalah sebagai berikut :

1. Menyalurkan uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan cara yang mudah, aman, hemat dan cepat.

(62)

E. Makna Logo dan Motto Perum Pegadaian

Di dalam logo Perum Pegadaian yang bergambar pohon rindang dan timbangan terkandung sifat, usaha dan tujuan umum Perum Pegadaian serta sebutan "Pegadaian".

Adapun makna yang terkandung dalam LOGO tersebut adalah : 1. Logo Lambang terdiri dari :

a Pohon rindang berwarna hijau, bermakna : Melindungi dan membantu senantiasa tumbuh dan berkembang

b. Warna hijau melambangkan keteduhan

c. Timbangan berwarna hitam bermakna : Kesimbangan dan keterbukaan dalam memberikan pelayanan kejujuran

2. Logo "Pegadaian" berstruktur miring bermakna : Sederhana : Kepastian dan Kemudahan Dinamis : Terus bergerak maju

Huruf Balok : Melambangkan keteduhan dan kekokohan

(63)

masalah dapat memperoleh pinjaman dalam waktu yang relative singkat. Maka atas dasar inilah Perum Pegadaian dapat menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian.

Sebagai rasa kerja yang kuat Perum Pegdaian juga mempunyai etos/budaya kerja yang menanggulangi setiap bentuk pelayanan kepada masyarakat sehingga sanggup mengatasi setiap permasalahan keuangan yang timbul. Adapun budaya kerja tersebut dikenal dengan sebutan si "INTAN" yang bila dijabarkan lebih luas akan memberikan makna yang dalam yaitu :

Inovatif : Penuh gagasan, kreatif, aktif dan menyukai tantangan

Nilai Moral Tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan loyal Terampil : Sopan santun dan berkepribadian menawan Adi Layanan : Pelayanan yang adil agar nasabah merasa puas Nuansa Citra :Bussiness Oriented, Customer Satisfaction dan mengembangkan diri sendiri.

F. Struktur Organisasi Perum Pegadaian

Struktur menggambarkan susunan atau komposisi dengan meletakkan dasar hubungannya dengan bagian-bagian satu sama lain dalam bentuk itu. Struktur dituangkan berbentuk organisasi sebagai wadahnya. Perum Pegadaian sebagai suatu perusahaan memiliki struktur organisasi dalam operasionalnya

(64)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan

AHLI TAKSIR

TEKNOLOGI INFORMASI INSPEKTUR WILAYAH

(65)

Dengan adanya stuktur organisasi, maka setiap bagian/seksi dapat menempatkan diri dengan baik sesuai spesialisasi pekerjaan, tanggung jawab dan wewenang setiap bagian/devisi.

G. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Perum Pegadaian Organisasi perusahaan disusun 2 tingkat yaitu :

Kantor Pusat : Direksi, Direktur Keuangan, Direktur Operasional dan Keuangan, Direktur Umum, Balai pendidikan dan Pelatihan, Status Pengawas Intern (SPI). Kantor Wilayah

Kantor Wilayah dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan kegiatan perusahaan di wilayah serta membantu tugas-tugas kantor pusat sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan oleh Dewan Direksi. Tugas-tugas Kantor Wilayah :

1. Menyusun rencana kerja kantor wilayah agar pelaksanaan dan kegiatan perusahaan berjalan lancar dan terpadu.

2. Mengkoordinasi kepengurusan, pengelolaan dan pengwasan kegiatan, operasional perusahaan berdasarkan pereturan yang berlaku dalam rangka meningkatkan dan mengamankan omset perusahaan.

3. Mengkoordinasikan kepengurusan keuangan dan pembukuan kegiatan operasional di daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka tertib administrasi keuangan daerah.

(66)

Seksi operasional dan pemasaran mempunyai tugas mengawasi dan memantau kegiatan jasa operasional, jasa pegadaian dan usaha lain serta melakukan pemasaran.

2. Bagian Keuangan

Seksi keuangan mempunyai tugas melaksankan dan mengatur anggaran pembukuan dan pembendaharaan di kantor.

3. Bagian Sumber Daya Manusia

Mempunyai tugas mengurus administrasi pegawai, gaji dan kesejahteraan pegawai kantor wilayah dan kantor cabang.

4. Bagian Logistik

Seksi umum mempunyai tugas tata usaha dan rumah tangga, bangunan, sarana serta kehumasan di kantor wilayah dan di kantor cabang.

5. Inspektur Wilayah

Inspektur wilayah membantu kanwil dalam mengadakan penilaian atau system pengendalian yang telah ditetapkan oleh Direksi atau Kakanwil, pelaksanaannya serta memnerikan saran-saran dan penindakan.

H. Kantor Cabang

Kantor cabang dipimpin oleh Manajer Cabang dan bertanggung jawab pada Direksi melalui Pimpinan Wilayah. Kantor Cabang mempunyai tugas sebagai berikut :

(67)

2. Mengurus penerimaan, pnyimpanan dan pengeluaran modal kerja dalam bentuk kas atau bank.

3. Mengurus penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan. 4. Menyelenggarakan pembukuan penyusunan anggaran, pembinaan

kepegawaian, tata usaha dan kegiatan pelaporan kegiatan cabang.

5. Mengurus dan memelihara kekayaan perusahaan yang ada di kantor cabang.

6. Mewakili kepentingan perusahaan baik ke dalam maupun keluar berdasarkan wewenang yang dilimpahkan kepada kantoe wilayah.

7. Memelihara hubungan baik dengan nasabah dan pihak lain dalam mengembangkan perusahaan.

I. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian 1. Usaha Pokok Kredit Gadai

(68)

tangga dan kain. Fasilitas pinjaman ini umumnya diberikan kepada petani, nelayan, industri kecil, pedagang, mahasiswa dan ibu-ibu rumah tangga, pegawai negeri.

2. Usaha Jasa Titipan

Jasa titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan barang-barang berharga lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah atau menghendaki perlindungan yang lebih aman disbanding disimpan dirumah.

3. Usaha Persewaan Gedung

Usaha persewaan gedung adalah upaya pemanfaatan asset secara optimal. Gedung bersejarah bekas kantor pusat pegadaian direhab sedemikian rupa sebagai Auditorium Kantor Pusat dengn Nama Gedung Langen palikrama. 4. Usaha jasa Taksiran/ Srtifikasi

(69)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif 1. Deskriptif Responden

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner. Adapun jumlah pernyataan sebelumnya seluruhnya adalah 15 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan untuk variabel Praktisi Ahli Humas (X1), 3 pernyataan untuk variabel Layanan Komunikasi (X2), 4 perrnyataan untuk variabel Proses Pemecahan Masalah (X3), 2 pernyataan untuk variabel Teknik Komunikasi (X4), 3 pernyataan untuk variabel Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan (Y).

(70)

pernyataan setelah melakukan ujivaliditas seluruhnya adalah 12 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan untuk variabel Layanan Komunikasi (X1), 4 perrnyataan untuk variabel Proses Pemecahan Masalah (X2), 2 pernyataan untuk variabel Teknik Komunikasi (X3), 3 pernyataan untuk variabel Pemanfaatan Pelayanan Jasa Keuangan (Y). Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, kuesioner di sebarkan kepada responden berisikian pernyataan-pernyataan mengenai analisis Peranan Humas dalam meningkatkan pemanfaatan Pelayanan jasa keuangan pada Kanwil Perum Pegadaian Medan. Dari kuesioner tersebut juga dapat diperoleh gambaran

umum responden pada penelitian ini. Berikut ini adalah gambaran umum responden penelitian ini:

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 42 42

Perempuan 58 58

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Data Primer, 2010 (diolah)

Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 42 orang atau 42 % adalah responden laki-laki dan sisanya yang 58 orang atau 58% adalah responden perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan yang menjadi responden lebih banyak dari pada responden laki-laki pada Kanwil Perum Pegadaian Medan.

b. Umur Responden

(71)

Usia Responden Jumlah %

20-25 15 15

26-30 18 18

31-35 20 20

36-40 30 30

>41 17 17

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Data Primer, 2010 (diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berusia antara 20-25 sebanyak 15 orang (15%), responden yang berusia antara 26-30 sebanyak 18 orang (18%), responden yang berusia 31-35 sebanyak 20 orang (20%), responden dengan usia 36-40 sebanyak 17 orang (17%), dan responden yang berusia >41 sebanyak 17 orang (17%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 36-40 tahun.

c. Pendidikan Responden

Tabel 4.3

Pendidikan Responden

Pendidikan Responden Jumlah %

SLTA 36 36

Diploma / III 32 22

Sarjana 22 32

Pasca 10 10

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Data Primer, 2010 (diolah)

(72)

10%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian responden penelitian ini tidak mengeyam pendidikan tinggi.

2. Deskriptif Variabel

Deskriptif persentase hasil penelitian setiap variabel dengan tanggapan responden sebagai berikut :

a. Variabel Praktisi Ahli Humas Sebagai Variabel X1 Tabel 4.4

Distribusi Pendapatan Responden Terhadap Variabel Praktisi Ahli Humas Item SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS

(1) TOTAL Pertanyaan F % F % F % F % F % F % 1 26 26 67 67 6 6 - - 1 1 100 100 2 33 33 64 64 1 1 2 2 - - 100 100 3 24 24 73 73 3 3 - - - - 100 100

Sumber : Hasil Data Primer, 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :

(73)

bahwa Humas menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan utama Perusahaan.

2. Pada item pertanyaan 2 (Humas bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan Perusahaan.) dari kuesioner yang dibagikan ternyata 64 orang atau sebesar 64% responden yang setuju dan 1 orang atau sebesar 1% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, Hal ini menyatakan bahwa Humas bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan Perusahaan.

3. Pada item pertanyaan 3 (Humas membina hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan berbagai masyarakat.) dari kuesioner yang dibagikan ternyata 64 orang atau sebesar 64% responden yang setuju dan 3 orang atau sebesar 3% responden yang menyatakan kurang setuju, Hal ini menyatakan bahwa Humas membina hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan berbagai masyarakat.

b. Variabel Layanan Komunikasi sebagai Variabel X2 Tabel 4.5

Distribusi Pendapatan Responden Terhadap Variabel Layanan Komunikasi Item SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS

(1) TOTAL Pertanyaan F % F % F % F % F % F % 1 40 40 51 51 3 3 3 3 1 1 100 100 2 34 34 63 63 - - 2 2 1 1 100 100

3 40 40 53 53 3 3 3 3 1 1 100

Sumber : Hasil Data Primer, 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

Gambar

Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
Table 1.2 Tingkat Indikator dengan Skala Likert
Gambar 3.1 Struktur Organisasi  Sumber : Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi  Sumber : Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan
+7

Referensi

Dokumen terkait