• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NABIILAH TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NABIILAH TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NABIILAH

TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

Oleh Intan Suryani

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan proses sains anak usia 5–6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan anak. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental jenis korelasional. Teknik pengambilan sampel dengan studi populasi berjumlah 50 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji F, regresi linier sederhana dan uji student t-test. Hasil F hitung signifikan dengan F tabel. Analisis regresi linier sederhana mengindikasi metode demonstrasi berkontribusi sebesar 8,5%. Hasil Uji t-test adalah signifikan (t hitung=2,105 dan t tabel=0,1176). Jadi metode demonstrasi mempengaruhi keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCEED SCIENCE PROCESS SKILLS OF 5-6 YEAR OLD CHILDREN IN PAUD NABIILAH TAMJUMG KARANG TIMUR

BANDAR LAMPUNG

By Intan Suryani

The research problem of this study was the low science process skills of 5-6 year old children in PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. This study was examined the influence of demonstration method on the children science process skills. The research used non-experimental correlation type and sampling technique with population study of 50 children. Data were collected by observation and documentation, while analyzis by using F test, simple linier regression, and t-test. The result of the F test were significant with F tabel. From the simple linier regression indicated that demonstration method accounted for 8,5%. The result of t-test also showed significant (t test=2,105 and t tabel=0,1176). From the result it can be concluded that the demonstration method influenced science process skills of 5-6 year old children in PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

(3)

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETRAMPILAN PROSES SAINS ANAK USIA 56 TAHUN DI PAUD NABIILAH

TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

Oleh

INTAN SURYANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

(8)

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti organisasi tingkat Fakultas yaitu Persekutuan Oikumene Mahasiswa Kristen FKIP dan Sempat aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen.

Selama kuliah penulis juga mengikuti program kegiatan wajib Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yaitu Pelaksanaa Program Pengenalan Pembelajaran Kompetensi Akademik (P4KA) yang dilaksanakan mulai dari semester 2 hingga semester 6. Pada semester 2 penulis ditempatkan di TK Global Surya, semester 3 di TK Lukel, Semester 4 di TK Aisyiah, semester 5 di SD Al–Azhar, dan pada semester 6 di TK Amartha Tani.

(9)

PERSEMBAHAN

Syalom,

Bersyukur penulis ucapkan atas doa dan dukungannya. Penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih yang tulus kepada:

1) Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Edison Aritonang dan Ibu Tumiar Siregar. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas kasih sayang, dukungan yang luar biasa, dan pengorbanan kalian orang tuaku yang paling luar biasa. Semoga ini sedikit bisa membanggakan dan dapat membayar setetes keringat dari begitu banyak tetesan keringat yang kalian berikan kepada penulis.

2) Namboru Louisten Raja Gukguk yang selalu sabar, membimbing, mengajari, dan memberikan nasihat–nasihat selama penulis melaksanakan perkuliahan di Lampung hingga selesai.

(10)

4) Keluarga dari mamaku: Tante, adikku Yohana Naibaho, Kel. Tulang Jekson, Kel. Tulang Janter, Kel. Tulang Kembar, dan Kel. Tulang Christian.

5) Keluarga bapakku: Kel. Bapak Tua Bornok, Kel. Bapak Tua Sari, Kel. Namboru Heltina, Kel. Namboru Borgo, Kel. Namboru Mei, dan Kel. Alm. Namboru Victor.

6) Jemaat GMAHK Jatimulyo, Lampung Selatan yang telah menjadi keluarga baikku dan yang selalu mendoakan dan memperhatikanku disegala kondisi. Khususnya Pathfinder Clubtempat penulis mendapatkan banyak Skill mulai dari leader, keterampilan hidup sehari–hari, dan survival.

7) Teman–temanku: PGPAUD Angkatan 2011 teman seperjuangan khususnya Uswatun Hasanah, Heni Oktina, Anisa Ayu Lestari, Elvira Yunita yang menjadi teman susah senang selama kuliah. Teman GO-AL, Pathfinder Club, dan Teman SD dan SMA YP HKBP Pasid, Sumut yang

selalu memberi motivasi.

8) Guru–guru selama peneliti melaksanakan pendidikan, yaitu: staf pengajar SDN 100670 Lumban Jabi–jabi, Staf Pengajar SMP N.1 Sayur Matinggi, dan Staf Pengajar SMA YP HKBP Pasid tanpa beliau–beliau yang ada di sekolah tersebut penulis tidak akan pernah jadi seperti sekarang ini.

(11)

10) Seluruh dosen Prodi PG-PAUD yang selalu membimbing penulis hingga penulis mendapatkan ilmu yang mudah–mudahan bermanfaat bagi orang disekitar penulis dan khususnya buat penulis sendiri.

11) Khusus kepada Pembimbing I, Ibu Dr. Riswanti Rini dan Pembimbing II Asih Budi Kurniawati, M.Pd., juga kepada ibu Devi Nawangsasi, M.Pd., yang membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., sebagai pembahas penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12) Ibu Nenden Theresia, M.Pd., yang pernah menjadi dosen penulis yang selalu memberikan nasihat–nasihat untuk memotivasi mahasiswa menjadi lebih baik.

13) Seluruh staf pengajar di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung yang telah menerima penulis untuk melaksanakan penelitian.

14) Teman-teman KKN-KT di Desa Kerbang Dalam, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, yaitu: Dodi, Roy, Barka, Morgi, Ninda, Tiara, Eilin, Yanti, dan Putri.

(12)

MOTO

Kamu adalah apa yang kamu fikirkan (Mark A. Findey dan Peter N. Landless)

Kamu adalah siapa temanmu dan apa yang kamu lakukan (No Name)

Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.

(13)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah ... 8

1.3Batasan Masalah ... 9

2.2Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini ... 13

2.3Pengertian Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini ... 14

2.4Pengertian Sains Anak Usia Dini ... 16

2.5Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini ... 19

2.6Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini ... 21

2.7Pengertian Metode Demonstrasi ... 22

2.8Manfaat Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini ... 23

2.9Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini ... 23

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi... 23

2.11Penelitian yang Relevan ... 25

2.12 Kerangka Berfikir... 27

2.13 Hipotesis Penelitian ... 29

III. METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 30

3.2Prosedur Penelitian ... 31

3.3Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

3.3.1 Waktu Penelitian ... 32

3.3.2 Tempat Penelitian ... 33

(14)

xvi

3.5Populasi ... 33

3.6Definisi Variabel ... 34

3.6.1Definisi Konsep variabel ... 35

3.6.2Definisi Operasional Variabel ... 35

3.7Alat/Instrumen Penelitian ... 36

3.7.1Tabel Pengembangan Indikator ... 36

3.7.2Pengukuran Instrumen ... 38

3.8Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.8.1Observasi ... 40

3.8.2Dokumentasi ... 40

3.9Uji Asumsi ... 41

3.10 Teknik Analisi Data ... 41

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Uji Validitas Instrumen ... 51

4.1.2 Uji Normalitas ... 50 Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 66

Instrumen Metode Demonstrasi ... 72

Rancangan Kegiatan Harian Ke–1 ... 75

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-1 ... 82

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-1 ... 85

Rancangan Kegiatan Harian Ke-2 ... 87

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-2 ... 93

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-2 ... 96

Rancangan Kegiatan Harian Ke-3 ... 98

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-3 ... 103

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-3 ... 106

Rancangan Kegiatan Harian Ke-4 ... 108

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-4 ... 113

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-4 ... 116

Rancangan Kegiatan Harian Ke-5 ... 118

Rekapan Nilai Rancangan Kegiatan Harian Ke-5 ... 125

Hasil Aktivitas Belajar dengan Metode Demonstrasi Pertemuan ke-5 ... 128

(15)

xvii

Rekap Nilai Keterampilan Proses Sains Pertemuan 1-5 ... 132

Regresi Linier Sederhana ... 135

Uji Validitas Isi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 140

Uji Validitas Isi Instrumen Metode Demonstrasi... 151

(16)

xviii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian... 29 2. Persentase hasil akhir rata–rata keterampilan proses sains keseluruhan

pertemuan ... 51 3.Peningkatan pengaruh metode demonstrasi terhadapketerampilan proses

(17)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan Proses Sains yang dilatihkan ... 20

2. Rentang presentase pada empat interpretasi ... 37

3. Perhitungan Tabulasi Silang ... 39

4. Hasil akhir kegiatan metode demonstrasi anak usia 5–6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung...46

5. Hasil rata–rata akhir keterampilan proses sains anak usia 5–6 tahun di PAUDNabiilah Tanjung Karang timur, Bandar Lampung ... 47

6. Persentase akhir keterampilan proses sains anak usia 5–6 tahun di PAUDNabiilah Tanjung Karang timur, Bandar Lampung ... 48

7. Jumlah anak yang berada pada masing–masing kriteria mulai dari pertemuan 1–5 ... 49

8. Validitas Isi Keterampilan Proses Sains... 52

9. Validitas Isi Metode Demonstrasi ... 53

10. Hasil Uji Normalitas... 54

11. uji F... 55

(18)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan Kasih, berkat, dan anugerah –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Usia 5 – 6 Tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGPAUD. Selaku pembimbing I dan dosen Pembimbing Akademik, yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan saran serta motivasi dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Ibu Ari Sofia, S.Psi., MA.,Psi selaku Plt. Ketua Program Studi PGPAUD. 4. Asih Budi Kurniawati, M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, nasihat-nasihat yang bijak, saran, dan kritiknya selama proses penyusunan skripsi ini.

(19)

6. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembahas atas saran dan kritik yang diberikan dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen serta staf Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

8. Ibu Febriyani, A.Md., selaku Kepala PAUD Nabiilah sekaligus pemilik PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Ibu Nur, Ibu Diah, Ibu Nunung, Ibu Dede, Ibu Menik, dan Ibu Erna selaku guru mitra atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Mudah – mudahan atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapatkan berkat–berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Bandarlampung, Juni 2015 Penulis,

(20)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik dan non akademik pada sekarang ini pemerintah menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai pondasi yang diharapkan mampu memenuhi tantangan tersebut.

Kepedulian pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini telah dijelaskan dalam Yamin dan Sanan (2010:19),

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, Pasal 1, butir 14 Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

(21)

2

dengan harapan agar menciptakan anak yang dapat bersaing pada zaman yang semakin maju ini baik secara akademik maupun non akademik. Semua itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2009 pada halaman pertama yang menyatakan bahwa penyelenggaraan PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri dari empat kelompok yaitu: (1) standar tingkat pencapaian, (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (3) standar isi, proses, dan penilaian, dan (4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah merupakan gambaran yang harus dicapai oleh pendidik, pendiri yayasan, maupun bagi pertumbuhan anak yang terjadi secara berkesinambungan dengan rentang usia tertentu. Tahapan usia anak dikelompokkan untuk melihat tingkat pencapaian yang harus dicapai anak yang bertujuan setiap perkembangan mencapai hasil yang optimal dengan memberikan rangsangan yang bersifat holistik melalui kegiatan yang menarik perhatian anak. Mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka semua pihak harus bekerja sama baik pendidikan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

(22)

3

diperlukan oleh anak didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Secara keseluruhan kegiatan belajar bagi anak ialah untuk membentuk perilaku melalui pembiasaan.

Kegiatan yang bermakna dan menyenangkan merupakan strategi yang dibutuhkan agar dapat menarik minat anak dalam meningkatkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta. Penggunaan metode yang tepat pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat berperangaruh untuk meningkatkan konsep-konsep dasar yang harus dipahami anak terutama mencapai standar tingkat pencapaian anak yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2009. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak untuk kelompok usia 5-6 tahun terdapat 5 lingkup perkembangan yaitu: 1) nilai-nilai agama dan moral, 2) motorik (motorik kasar dan motorik halus), 3) kognitif (pengetahuan dan sains, konsep bentuk, ukuran, dan pola, dan konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf), 4) bahasa (menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan), 5) sosial emosional.

(23)

4

objek yang digunakan bersifat konkrit. Anak melakukan kegiatan dengan cara bermain, dengan bermain anak akan menghasilkan pengertian dan informasi, memberikan kesenangan, dan dilakukan dengan menggunakan alat. Montessori dalam Triharso (2013:3) menyatakan bahwa lingkungan atau alam sekitar mengundang anak untuk menyenangi pembelajarannya. Proses pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan anak dan tujuan kegiatan belajar mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan serta menyediakan kesempatan yang tepat bagi anak agar mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya.

Isjoni (2011:84) mengatakan bahwa Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran pada anak usia dini ada mempunyai beberapa prinsip yang harus menjadi pertimbangan, yaitu: berpusat pada anak, partisipasi aktif, bersifat holistik dan integratif, fleksibel, dan perbedaan individual.

(24)

5

egosentris, interpretatif, gigih, rasa ingin tahu, petualang, energik, sosial, dan memiliki berbagai kebutuhan psikologis.

Howard Gardner dalam Suyadi (2010:115) menyebutkan bahwa kecerdasan setiap manusia berbeda-beda namun memiliki kombinasi satu sama lain. Berikut beberapa kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner:

verbal-linguistic(kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), logical-mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (keterampilan gerak, menari, olahraga),musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama),intrapersonal(kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan”.

(25)

6

Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, guru diharapkan agar kreatif mengolah proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode yang tepat sesuai dengan tema pembelajaran. Metode yang dipilih adalah metode yang dapat menggerakkan anak untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan mampu melakukan serta mengulangi kembali kegiatan yang sudah dilakukan dengan terstruktur. Isjoni (2011:86) menyatakan untuk mendukung kurikulum hasil belajar pendidikan anak usia dini, ada beberapa prinsip dalam menerapkan metode, yaitu: berorientasi pada kebutuhan anak, belajar sambil bermain, kreatif dan inovatif, lingkungan kondusif, menggunakan sistem tema, mengembangkan keterampilan hidup, menggunakan pembelajaran terpadu, dan pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.

Perlu diingat oleh guru bahwa anak usia dini pada umumnya adalah anak yang selalu aktif bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara. Dari ciri-ciri yang telah dipaparkan metode tersebut merujuk pada metode demonstrasi. Metode demonstrasi sangat efektif digunakan pada proses pembelajaran di pendidikan anak usia dini karena metode demonstrasi mengajak anak lebih terampil mengerjakan tugasnya hingga tuntas dan detail/teliti.

(26)

7

secara optimal dengan cara tepat atau sesuai dengan tahap perkembangan pada anak usia 5-6 tahun. Setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap anak kelompok usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah yang berlokasi di Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, terlihat bahwa pembelajaran keterampilan proses sains anak masih rendah, dimana proses kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari pada saat pembelajaran sehingga mempengaruhi proses belajar anak. Contoh memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, belum menunjukkan sikap yang bersifat eksploratif dimana proses pembelajaran masih bersifat konvensional, dan anak belum mengenal sebab-akibat dari suatu peristiwa yang terjadi dilingkungan anak seperti perubahan daun segar menjadi kering dan anak selalu mengatakan bahwa warna daun itu hujau.

Hasil observasi selama di PAUD Nabiilah tersebut menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian tentang keterampilan proses sains anak, dan pengakuan tenaga pendidik juga dapat dijadikan sebagai acuan sehingga menyebabkan anak-anak usia 5-6 di PAUD tersebut jarang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sains. Anak hanya diberikan kegiatan memilah biji-bijian setelah itu anak langsung diajak menulis atau mengerjakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang setiap hari anak harus menyelesaikan 3 LKS dalam waktu bersamaan.

(27)

8

kualitas pendidikan dengan harapan mampu mengembangkan keterampilan proses sains anak dengan baik dan seimbang. Peneliti memiliki gagasan untuk memperbaiki pembelajaran tentang keterampilan proses sains anak di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung melalui penelitian eksperimen. Peneliti akan mengujicobakan metode demonstrasi pada keterampilan proses sains pada anak usia 5-6 tahun.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dengan identifikasi masalah yang didapatkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran pada pengembangan keterampilan proses sains masih belum tepat.

2. Rendahnya keterampilan proses sains anak di sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

3. Anak belum mampu mengelompokkan benda–benda sesuai dengan warna, bentuk, kesamaan dan perbedaan yang diperintahkan oleh guru. 4. Anak belum mampu mengungkapkan sebab–akibat kejadian yang ada

dilingkungan sekitar.

(28)

9

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan berbagai masalah yang telah dikemukakan. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap keterampilan proses sains anak. Peneliti melakukan batasan masalah agar pembahasan masalah tidak terlalu luas untuk diteliti. Batasan masalah dalam proposal ini dibatasi pada Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Usia 5-6 Tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan gagasan yang dipilih maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah :

1.4.1 Bagaimana pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(29)

10

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran pada guru pendidik anak usia dini, khususnya pembelajaran keterampilan proses sains anak. Menambah pengetahuan serta mengerti metode demonstrasi yang bisa digunakan untuk keterampilan proses sains anak usia dini.

1.6.2 Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap guru, anak dan sekolah.

1.6.2.1 Bagi Guru:

1) Memberikan inovasi baru agar guru mampu mengolah pembelajaran dengan menggunakan metode pengajaran yang mampu meningkatkan kelima aspek perkembangan anak secara holistik yang menarik perhatian anak.

2) Mempermudah guru melakukan proses pembelajaran di kelas.

1.6.2.2 Bagi Anak

1) Meningkatkan keterampilan proses sains anak melalui metode demonstrasi.

(30)

11

1.6.2.3 Bagi Sekolah

1) Meningkatkan pengetahuan tenaga profesional pendidik.

(31)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Anak Usia Dini

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Peraturan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 18, Suyadi(2010:9) menjelaskan dengan detail tentang pendidikan anak usia dini, yaitu:

(32)

Didukung juga dengan Direktorat PAUD dalam Yamin dan Sanan (2010:1) Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.

Selain dari pengertian anak usia dini menurut pemerintah yang telah di atur dalam Undang-undang, ada beberapa tokoh pendidikan anak usia dini yang mengartikan pendidikan anak usia dini beragam namun mempunyai tujuan yang sama. Seperti pendapat Cekoslovakia dalam Jamaris(2006:1) mengatakan bahwa pendidikan anak sejak dini sudah dimulai di dalam pangkuan ibunya.

Jadi, pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang dimulai dari sejak anak dalam kandungan dimana pada masa tersebut merupakan masagolden age (masa emas) anak dengan mudah merespon stimulus yang diterima melalui lingkungan dengan rentang usia 0-6 tahun.

2.2 KarakteristikPerkembangan Anak Usia Dini

Karakteristik anak usia dini diartikan Rusdinal dalam Atri(2012:3 )yang mangatakan bahwa

(33)

✂ ✄

Perkembangan anak usia dini Hafina (2012:2-3) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif, yaitu:

1) Mengelompokkan benda-benda yang sejenis, 2) Mengemlompokkan bentuk, 3) Membedakan rasa., 4) Membedakan bau, 5) Membedakan warna, 6) Menyebutkan dan mengenal bilangan (1-10), 7) Rasa inign tahu yang tinggi, dan 8) Imajinatif.

Mengacu pada pendapat di atas,Hartati(2005:8-11) juga menyebutkan karakteristik anak usia dini yaitu:

1) anak bersifat egosentris, 2) anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, 3) anak adalah makhluk sosial, 4) anak bersifat unik, 5) anak umumnya kaya dengan fantasi, 6) anak memiliki daya konsentrasi yang pendek, dan 7) anak merupakan masa belajar yang paling potensial.

Setelah merujuk pada semua pengertian tentang karakteristik yang dimiliki anak usia dini dapat disimpulkan bahwa masa tersebut merupakan masa yang paling tepat untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak sejak dini. Dengan imajinasi anak yang kuat dapat dikembangkan anak tersebut menjadi anak yang kreatif.

2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini

(34)

☎ ✆

Proses pembelajaran PAUD menurut Isjoni (2009:74) harus memenuhi prinsip, yaitu: 1) berangkat dari yang dimiliki anak, 2) belajar harus menantang pemahaman anak, 3) belajar dilakukan dengan bermain, 4) menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran, 5) belajar dilakukan melalui sensorinya, 6) belajar membekali keterampilan hidup, 7) belajar sambil melakukan.

Pada teori behaviorisme Hartati (2005:23) terdapat beberapa pendapat para ahli yang setuju akan bahaviorisme, diantaranya

Thorndike mengemukakan bahwa belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Salah satu ahli yang terkenal dan setuju dengan Teori konstruktivisme yaitu Jean Peaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbang).

Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar yang baik dan menyenangkan anak, maka proses pembelajaran dilakukan dengan cara bermain. Dimana bermain merupakan aktifitas belajar mengajar yang dilakuan dalam pendidikan anak usia dini. Salah satu pendekatan pendidikan anak usia dini dilakukan melalui bermain.

Menurut Moeslichatoen (2004:31)

(35)

✝6

Pendapat Yamin dan Sanan (2010:285) juga mendukung bahwa

Bermain sebagai suatu fenomena yang paling alamiah dan luas serta memegang peran penting dalam proses perkembangan anak. Ada 5 pengertian sehubungan bermain, yaitu:

1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak. 2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, namun memotivasinya lebih bersifat

instrinsik.

3. Bersifat spontan dan sukarela. 4. Melibatkan peran serta aktif anak.

5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain seperti misalnya: kemampuan kreatifitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial, disiplin, mengendalikan emosi”.

Belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan pada pendidikan anak usia melalui bermain merupakan perantara dengan menggunakan kegiatan untuk meningkatkan perkembangan aspek nilai-nilai dan moral agama, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional dengan baik.

2.4 Pengertian Sains Anak Usia Dini

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “terampil” artinya cekatan atau cakap.Jadi “keterampilan” artinya cakap untuk menyelesaikan tugas.

(36)

✞ ✟

Pendapat diatas didukung juga oleh pernyataanSlamet Suyanto (Marcha, 2012),

“Pembelajaran untuk anak usia dini sebaiknya terpadu. Mereka tidak belajar mata pelajaran tertentu, seperti sains, matematika, dan bahasa secara terpisah. Hal itu didasarkan atas berbagai kajian keilmuan PAUD bahwa anak belajar segala sesuatu dari fenomena dan objek yang ditemui. Pengembangan pembelajaran sains dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu dapat memudahkan guru untuk menyampaikan makna serta tujuan dari pelaksanaan kegiatannya tersebut”.

Melengkapi pendapat Slamet Suyanto (Marcha, 2012) mengemukakan topik dari beberapa kegiatan pengenalan sains untuk anak usia 5-6 tahun, “Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (firsthandexperience) kepada anak, bukan mempelajari konsep sains yang abstrak, diantaranya: (1) mengenal gerak, (2) mengenal benda cair, (3) mengenal timbangan (neraca), (4) bermain gelembung sabun, (5) mengenal benda-benda lenting, (6) bermain dengan udara, (7) melakukan percobaan sederhana”.

Menurut Nugraha(2005:27-28),“fokus dan tekanan pendidikan sains terletak bagaimana kita membiarkan diri (dalam hal ini diartikan sebagai diri anak) didik oleh alam (perantaranya bisa guru atau orang dewasa) agar kita menjadi manusia yang lebih baik”.Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini hendaklah ditujukan untuk merealisasikan empat hal, yaitu: 1. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini agar anak-anak

memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains sehingga anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.

2. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Hal yang mendasar, misalnya: tidak cepat-cepat mengambil keputusan, dapat meilihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.

(37)

✠8

yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.

4. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan dilingkungan dan alam sekitarnya.

Uraian di atas, lebih rinci tujuan sains atau pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2. Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.

3. Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar lingkungannya.

4. Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri dalam kehidupannya.

5. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Membantu anak mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

(38)

✡9

2.5 Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini

Menurut Nuryani dan Andrian dalam Nugraha(2005:125) memberikan keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik, maupun keterampilan sosial.

Jadi, secara detail Nugraha (2005:152-154) mengungkapkan bahwa Keterampilan proses sains dalam pengembangannya, yaitu:

(1) Keterampilan mengamati. (2) Keterampilan mengelompokkan. (3) Keterampilan mengkomunikasikan.

(4) Keterampilan menggunakan angka atau hitungan. (5) Keterampilan menyimpulkan.

(6) Keterampilan memprediksi (memperkirakan)

Berikut dapat dilihat pada tabel keterampilan proses sains. Tabel 1. Keterampilan Proses Sains dan yang Dilatihkan

N O

KETERAMPILAN PROSES

KEMAMPUAN YANG DILATIH 1. Mengamati - Mengidentifikasi jenis bebatuan atau

mineral berdasarkan warna, bentuk, dan kepadatan.

- Mengenali sejumlah nama dari fenomena cuaca yang ada, seperti: petir dan angin ribut.

- Mengenali bagian dari sistem tata surya (bumi, langit, bulan, bintang). - Mengenali kualitas perubahan cuaca

yang didiami masayarakat atau permukaan benda (udara panas, dan udara dingin).

(39)

☛ ☞

- Mengelompokkan variasi bentuk awan (membawa anak keluar kelas mengamati angkasa).

- Mengelompokkan beberapa sumber air (selokan sekolah, air dari kamar mandi sekolah).

- Mengelompokkan pencemaran udara melalui dua kategori (alamiah dan buatan manusia).

3. Mengkomunikasikan - Menjelaskan perputaran bumi secara alamiah.

- Menjelaskan variasi bentuk awan selama obsevasi seharian bahkan satu minggu.

- Membuat peta yang dikomunikasikan pada anak/orang lain.

- Menjelaskan mengapa air dapat mengalir/merambat.

4. Menggunakan angka atau hitungan

- Menghitung dengan jari beberapa batuan kecil.

- Mengurutkan batuan dari mulai terkecil hingga terbesar.

- Menunjukkan dua tempat yang memiliki musim yang sama atau temperatur yang sama.

- Menggunakan alfabet untuk menyebutkan nama-nama planet.

5. Menyimpulkan - Mengamati lapisan tanah

dilingkungan sekolah (mengapa tumbuhan tumbuh subur ditanah tersebut).

- Membuat perkiraan terjadi.

- Mengamati gambar bulan melalui tampilan foto dan anak dapat menyebutkan gambar tersebut (bulan sabit).

6. Memprediksi - Anak diajak untuk memperkirakan cuaca esok hari melalui pengamatan cuaca pada hari ini.

- Memperkirakan ukuran Dinasourus melalui gambar dan gambar Gajah. - Memperkirakan waktu terbit dn

(40)

✌ ✍

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains anak usia dini dapat dilihat melalui hasil pengamatan setelah pembelajaran selesai sesuai dengan keterampilan yang mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, menggunakan angka atau hitungan, menyimpulkan dan hasil prediksi.

2.6 Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Moeslichatoen (2004:7) berpendapat,

“Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan”.

Didukung melalui pendapat Nugraha (2005:253),

“Strategi/model pembelajaran pendidikan anak usia dini dipilih hendaklah menggunakan pendekatan terpadu, yaitu melalui gabungan dari berbagai bidang pengembangan, baik normatif, adaptif maupun yang bersifat pragmatis/produktif”.

Hildebrand dalam Moeslichatoen(2004: 9-10) memaparkan bahwa Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan alam sekitar dan lingkungan sosialnya lebih baik.

(41)

✎✎

2.7 Pengertian Metode Demonstrasi

Jamaris (2006:137) mengungkapkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang dilakukan dengan menunjukkan atau memperagakan suatu proses dari suatu kegiatan. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru maupun anak.

Moeslichatoen(2004:114) mendukung pendapat di atas yang menyatakan bahwa metode demonstrasi yang pada dasarnya mengandung kegiatan menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan apa yang dilakukan secara terpadu.

Dalam Moeslichatoen (2004:108) mengatakan,

“Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikirapa yang akan terjadi, bagaimana hal itu terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.

Daryanto (2013:14) mengatakan juga bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian informasi dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan sesuatu disertai dengan penjelasan secara visual dari proses dengan jelas.

(42)

✏ ✑

2.8 Manfaat Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini

Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi, yaitu: 1. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan

informasi kepada anak.

2. Dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK terutama daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif.

2.9 Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak Usia Dini

- Memberikan pengalaman belajar bagi anak dalam menguasai materi pelajaran dengan baik.

- Anak dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu.

- Peniruan terhadap model yang dapat dilakukan terhadap kegiatan. - Menunjukkan urutan proses yang sulit dijelaskan dengan kata–kata. - Menunjukkan kepada peserta bagaimana suatu kegiatan tertentu

secara benar dan tepat.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

(43)

✒ ✓

2.10.1 Kelebihan Metode Demonstrasi

- Membantu anak lebih mengerti tentang bagaimana suatu proses kegiatan yang harus dilakukan.

- Kegiatan yang dilakukan lebih terstruktur dan jelas.

- Membantu meningkatkan daya pikir anak dalam mengingat, mengenal, dan berfikir.

- Memberi kesempatan secara merata kepada anak melakukan kegiatan seperti yang telah pendidik lakukan.

- Metode demonstrasi lebih memberikan pengalaman bagi anak.

- Memberikan informasi yang jelas bagi anak.

2.10.2 Kekurangan Metode Demonstrasi

- Kadang membuat rasa bosan bagi anak karena kegiatan yang dilakukan terlalu mengikuti atau harus sama dengan model (pendidik).

- Membatasi kreativitas anak.

- Anak tidak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan seperti keinginan sendiri.

(44)

✔ ✕

2.11 Penelitian Relevan

2.11.1 Yulia Sari, 2012 dengan judul skripsi“Peningkatan Kemampuan Sains Anak Usia DiniMelalui Metode Demonstrasi di Taman Kanak

Kanak Tri Bina Payakumbuh”menjelaskan bahwa di TK Tri Bina Payakumbuh kemampuan sains anak masih rendah ketika sebelum dilakukan treatment atau perlakuan. Hal tersebut disebabkan kurangnya variasi metode belajar yang digunakan oleh dalam pembelajaran. Masalah-masalah yang dihadapi anak kesulitan dalam mengambil kesimpulan suatu peristiwa. Metode penelitian yang dilakukan p

2.11.2 ada penelitian tersebut yaitu Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus pertama penelitian tersebut terdapat peningkatan menjadi 40% dimana kondisi awal hanya memperoleh 10% yang kemampuan sainsnya tinggi. Pada siklus kedua memcapai 90% atau berkisar 18 anak yang sebelumnya mencapai 70% anak yang kemampuan sainsnya rendah. Jadi, metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan sains anak di TK Tri Bina Payakumbuh. 2.11.3 Mahmudah Yustisiarini, 2014 dengan judul “Meningkatkan

Pengetahuan Sains Melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok A

TK Wanita Leminggir Kecamatan Mojosari Kabupaten

(45)

✖6

menarik. Jadi penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan sains melalui metode demonstrasi serta mendeskripsikan proses pembelajaran sains yang menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada kegiatan sains pada siklus 1 menunjukkan anak yang sudah berhasil 8 anak dan yang belum berhasil 12 anak, sehingga pembelajaran yang dicapai 40%. Target pencapaian dari penelitian ini adalah 75%, oleh sebab itu penelitian ini berlanjut pada siklus ke 2. Pada siklus ke 2 diperoleh hasil 90% dengan jumlah 18 anak yang sudah berhasil dan 2 anak yang belum berhasil. Berdasarkan data pada siklus ke 2 maka nilai yang diharapkan telah tercapai dan penelitian ini dinyatakan berhasil. Jadi, kesimpulannya bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan sains anak pada kelompok A TK Dharma wanita Leminggir Mojosari-Mojokerto. 2.11.4 Faradil, 2013 dengan judul “Peningkatan Pengenalan Sains

Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Anak Usia 5-6

(46)

✗ ✘

pengenalan sains sederhana melalui metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun dapat dikategorikan baik sekali, dan 3) Peningkatan kemampuan pengenalan sains sederhana melalui metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun dapat dikategorikan berkembang sesuai harapan.

2.12 Kerangka Berfikir

Pendidikan anak usia dini merupakan masa golden age atau masa emas. Pada masa tersebut anak mudah menstimulus respon yang anak terima dari lingkungan bermain, sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Perkembangan yang baik dan seimbang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Pada pelaksanaan pendidikan anak usia dini dituntut untuk mengembangakan seluruh aspek perkembangan anak secara holistik melalui kegiatan yang menyenangkan dan melalui alat-alat pendidikan yang dapat manarik perhatian anak. Jadi, proses pembelajaran Pendidikan anak usia dini dilakukan dengan prinsip belajar melalui bermain. Bermain anak akan memperoleh kesenangan dan melakukan aktivitas belajar yang menyenangkan.

(47)

✙8

satu aspek tersebut dikembangkan karena melalui pengetahuan sains anak dari sejak dini telah dibimbing untuk menjadi anak masa depan yang teliti, paham tentang alam/lingkungan sekitar, dan mengetahui sebab akibat dari peristiwa lingkungan alam secara sederhana.

(48)

✚9

Berikut gambaran kerangka pikir peneliti.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Melakukan pengamatan/pengukuran metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.

2.13 Hipotesis Penelitian

Hipotesis peneliti pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains pada usia 5-6 tahun di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

X (independen) Metode

(49)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

(50)

31

secara statistik. Sehingga hubungan atau pengaruh suatu variabel dapat diketahui lebih jelas.

Pendapat Sugiyono ( 2014:4) mengatakan bahwa Variabel dependen (Y) merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan Varibael independen (X) merupakan varibel bebas yang mempengaruhi atau yang menyebabkan perubahan pada varibael terikat (dependen). Pada penelitian ini yang menjadi varibel dependen (Y) yaitu keterampilan proses sains dan variabel independen (X) adalah metode demonstrasi.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penelitian pendahuluan, tahap perencanaan, dan tahap pelaksanaa. Berikut langkah-langkah yang peneliti lakukan pada setiap tahap:

1. Tahap Penelitian Pendahuluan

Langkah-langkah penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian ketempat yang akan dilakukan

penelitian.

b. Mengobservasi sekolah PAUD guna mengetahui situasi dan kondisi yang ada di sekolah tersebut.

(51)

32

2. Tahap perencanaan

Langkah-langkah pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) dan skenario

bermain yang rencananya dilakukan sebanyak lima kali pertemuan sehingga RKH yang dibuat terdiri dari lima RKH.

b. Membuat lembar instrumen observasi. Lembar observasi terdiri dari: kisi-kisi, lembar ceklis, serta rubrik dan mengatur perskoran. c. Membuat lembar aktivitas pembelajaran dengan Rating skala 3. Tahap Penelitan

Langkah-langkah pada tahap penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan penelitian dengan observasi menggunakan instrumen dan Rancangan Kegiatan Harian yang telah disusun dengan menggunakan metode demonstrasi.

b. Mengadakan penilaian pada hasil kegiatan belajar anak yaitu keterampilan proses sains.

c. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. d. Membuat laporan hasil penelitian.

3.3 Waktu dan Tempat penelitian 3.3.1 Waktu Penelitian

(52)

33

melihat pengaruh metode demonstrasi terhadap keterampilan proses sains anak.

3.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada anak usia 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Peneliti melihat di sekolah tersebut terdapat masalah anak tentang keterampilan proses sains.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang peneliti ambil yaitu anak usia 5-6 tahun di Sekolah PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Subjek merupakan gabungan dari 2 kelas pada anak usia 5-6 tahun dengan jumlah total 50 orang anak, terdiri dari 26 anak perempuan dan 24 anak laki-laki.

3.5 Populasi

(53)

34

3.6 Definisi Variabel 3.6.1 Definisi Konsep

3.6.1.1 Definisi Konsep Keterampilan Proses Sains anak

Makna keterangan keterampilan proses sains anak dalam pengembangannya yaitu dengan mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, menggunakan angka/hitungan, menyimpulkan, serta memperkirakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3.6.1.2 Definisi Konsep Metode Demonstrasi

(54)

35

3.6.2 Definisi Operasional Variabel

3.6.2.1Definisi operasional Variabel dependen atau “Y”

(keterampilan proses sains) yang akan menjadi karakteristik dari keterampilan proses sains, yaitu:

(1) Mengidentifikasi dan mengenali berbagai benda dilingkungan sekitar anak.

(2) Mengelompokkan benda yang ada disekitar anak. (3) Menjelaskan sebab akibat suatu peristiwa alam secara

sederhana.

(4) Memperkirakan suatu peristiwa yang akan terjadi. (5) Menyimpulkan sederhana kegiatan yang sedang

dilakukan.

3.6.2.2Definisi Operasional independen atau “X” (metode

demonstrasi) yang akan menjadi karakteristik metode demonstrasi, yaitu:

(1) Memperhatikan apa yang didemonstrasikan oleh guru. (2) Mengulang kembali kegiatan.

(3) Mempresentasikan hasil kagiatan sesuai argumen sendiri.

(4) Melakukan kegiatan dengan teliti.

(55)

36

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugas mengumpulkan data tentang yang sedang diteliti. Adapun pun bentuk instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu:

3.7.1 Tabel Pengembangan Indikator

Siregar (2014:50) mengemukakan Instrumen adalah merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu penelitian, dapat berupa kuesioner, sehingga skala pengukuran instrumen adalah untuk menentukan satuan yang diperoleh. Skala pengukuran instrumen penelitian ini menggunakan rating skala. Rating skala adalah alat pengumpulan data yang sudah diatur untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Pemberian nilai dilihat dari tingkatan dari setiap karakteristik indikator yang akan dinilai. Pada setiap indikator terdapat 4 interpretasi sebagai hasil proses kegiatan yang dirancang sesuai dengan indikator yang akan dicapai anak pada saat kegiatan. Rating skala penelitian ini menggunakan bentuk ceklis.

Dalam lembar penilaian proses dalam kegiatan telah tersedia 4 interpretasi tersebut yang pada pada tiap-tiap indikator, yaitu: 1. Berkembang Sangat Baik (BSB) skor 4

2. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) skor 3 3. Mulai Berkembang (MB) skor 2

(56)

37

Tabel pengembangan indikator berfungsi guna menjelaskan lebih detail indikator yang digunakan, aspek yang dinilai, dan rubrik penilain.

Dalam Sujadna (2006:69) Nilai anak diperoleh dengan menggunakan rumus:

1. Skor akhir masing-masing anak ditotal sehingga menjadi nilai akhir setiap anak.

2. Kemudian dihitung menggunakan rumus

Nilai kegiatan belajar = Skor

Skor maksimum× 100

3. Nilai anak akan diakumulasi dengan menggunakan rumus:

=nilai kegiatan belajar pertemuan 1 + pertemuan 2 + pertemuan 3

nilai pertemuan

4. Persentase nilai akhir menggunakan rumus:

= anak dalam satu kategori

banyaknya kategori × 100%

Jadi, nilai selama 5 pertemuan anak yang terendah akan mendapat 20 skor dan nilai tertinggi adalah 80 skor. Namun pada setiap pertemuan nilai terendah anak akan mendapat 4 skort dan nilai tertinggi 16 skor.

Berikut tabel rentang presentase dari keempat interpretasi, yaitu: Tabel 2. Rentang presentase pada empat interpretasi

Skor Kriteria Perentase

(57)

38

Table di atas menjelaskan bahwa ketika anak berada pada persentase 76% - 100% berarti anak telah mengetahui kegiatan pembelajaran dengan sangat baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Berkembang Sangat Baik, pada persentase 51% - 75% bararti anak telah mengetahui pembelajaran cukup baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Berkembang Sesuai Harapan, pada persentase 26% - 50% berarti anak telah mengetahui pembelajaran kurang baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Mulai Berkembang, dan persentase ≤ 25%

berarti anak telah mengetahui pembelajaran sangat tidak baik sehingga interpretasi yang diperoleh anak adalah Belum Berkembang.

3.7.2 Pengukuran Instrumen

(58)

39

hendak diukur dan berkaitan dengan analisis logis. Untuk memperoleh hasil yang baik peneliti mengajukan instrumen yang sudah dibuat kepada dosen yang mempunyai ahli dibidang kurikulum dan pendidikan anak usia dan hasil dari penskoran dihitung lalu diambil kesimpulan.

Rumus Validitas Isi VI = D/(A+B+C+D) Keterangan:

VI

=

validitas isi

A = sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua penilai

B dan C = sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua (penilai pertama setuju (sangat relevan), penilai kedua tidak setuju (kurang relevan), atau sebaliknya.

D = sel yang menunjukkan persetujuan yang valid antara kedua penilai.

Selanjutnya, hasil penilaian kedua rater tersebut dimasukkan ke dalam tabulasi silang (two-by-two) sebagai berikut.

Tabel 3. Perhitungan tabulasi silang Rater 1

Kurang Relevan (skor 1-2)

Sangat Relevan (skor 3-4) Rater 2 Kurang Relevan

(skor 1-2)

(59)

40

instrumen yang digunakan valid atau dapat diujicobakan lebih lanjut.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data untuk memperoleh hasil penelitian ini, peneliti menggunakan teknik berikut:

3.8.1 Observasi

Sugiyono (2011:196) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara terpenting ialah proses-proses pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi berperan serta (Participant Observation) peneliti terlibat dengan sehari-hari orang yang sedang

diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. 3.8.2 Dokumentasi

(60)

41

3.9 Uji Asumsi Dasar

Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan varian serta kelinieritasan dari suatu populasi (data). Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik parametik. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas data penelitian ini adalah metode Kolmogrov-Smirnov. Metode Kolmogrov-Smirnov mempunyai prinsip kerja dengan membandingkan frekuensi kumulatif distribusi teoritik dengan distribusi empirik (observasi).

3.10 Teknik Analisis Data

Pendapat Siregar (2014:144) menjelaskan dengan lengkap bahwa, Permasalahan pada penelitian ini digolongkan pada permasalahan asosiatif yaitu permasalahan yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan berjenis sebab akibat (kausal), merupakan pernyataan yang berhubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Sehingga analisis yang digunakan model asosiatif yaitu analisis data penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan/pengaruh keberadaan variabel dari dua kelompok atau lebih.

(61)

42

Langkah-langkah yang digunakan pada teknik analisis data adalah sebagai berikut:

3.10.1 Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Siregar (2014:129) mengatakan dengan menyajikan tabel. Tabel adalah penyajian data yang disusun berdasarkan baris dan kolom, dimana tabel berupa kumpulan angka-angka berdasarkan kategori tertentu Tabel disajikan dengan menggunakan jenis tabel silang. Tabel silang digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan dua kriteria atau lebih. Pada penelitian ini terdapat 4 interpretasi aspek yang dinilai pada tiap penilaian.

3.10.2 Uji F

Uji F berfungsi guna mengetahui apakah regresi linier sederhana dapat memprediksi bahwa metode demonstrasi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung uji F:

1) Hipotesis statistik

Jika: ≤ , maka Ho diterima (tidak dapat digunakan Jika: > , maka Ho diterima

2) Taraf signifikan α=5%

3) Menghitung dan

4) Membandingkan dan

(62)

43

3.10.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi Linier untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi linier terbagi menjadi 2 bagian yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi sederhana. Analisis linier sederhana digunakan untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah matode demonstrasi dan variabel terikat yaitu keterampilan proses sains.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: = + .

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Keterampilan Proses Sains) X = Variabel independen (Metode Demonstrasi) adanb= konstanta

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat persamaan regresi linier sederhana, yaitu:

1) Membuat tabel penolong 2) Mencari konstantab

= . XY X. Y

. ( )

3) Mencari konstantaa

= .

(63)

44

4) Membuat persamaan regresi linier = + .

3.10.4 Uji Hipotesis

Siregar (2014:64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini jenis hipotesis asosiatif yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan/pengaruh. Hipotesis asosiatif terbagi atas 3 jenis menurut sifatnya yaitu: hipotesis hubungan simetris, hipotesis hubungan sebab akibat (kausal), dan hipotesis hubungan interaktif. Jenis hipotesis asosiatif pada penelitian ini yang bersifat hipotesis hubungan sebab akibat (kausal). Hipotesis yang diajukan terdapat pengaruh metode demonstrasi pada terhadap keterampilan proses sains anak.

Langkah-langkah membuat hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Hipotesis dalam bentuk model statistik Ho = = 0 (berarti tidak ada pengaruh)

Ha = 0 (berarti ada pengaruh) dalam (Siregar, 2014:382).

(64)

45

3) Kaidah pengujian

Jika, ≤ , maka Ho diterima

Jika, > , maka Ho ditolak

4) Menghitung dan

- Menghitung nilai

2 1 ( ) - Menentukan nilai

Nilai dapat dicari dengan menggunakan tabelt student. Bila pengujian dua sisi, maka nilai dibagi 2.

= ( )( ) 5) Membandingkan dan

Tujuan membandingkan antara dan adalah

untuk mengetahui, apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.

(65)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Metode demonstrasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains anak di PAUD Nabiilah Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Dilihat berdasarkan uji student t test yang berperan untuk menvalidkan data regresi linier sederhana yaitu = 2,105 lebih besar dari = 0,1175,

maka Ho ditolak. Artinya, adanya hubungan yang positif antara variabel X (metode demonstrasi) dengan Y (keterampilan proses sains) dan hasil yang signifikan dimana lebih besar dari

.

(66)

62

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi sekolah yang belum mengetahui dan menggunakan metode demonstrasi, sebagai berikut:

5.2.1 Kegiatan pembelajaran proses sains hendaknya dilakukan oleh anak secara langsung agar pengalaman baru yang diperoleh anak memberikan kesenangan.

5.2.2 Menggunakan metode demonstrasi hasil belajar keterampilan proses sains yang optimal dapat dicapai oleh anak.

(67)

63

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, A. 2011. Peningkatan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motorik Anak Usia Dini. digilib.uin.ac.id. Pada 30 November 2014. Aqib, Zainal. 2014. Model-model Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Innovatif).Yrama Widya. Bandung.

Atri, S. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Penggunaan Gambar Karya Anak di Taman Kanak-kanak Kartika IV38 Depok Sleman. eprints.uny.ac.id. Pada 30 November 2014.

Daryanto. 2013.Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru.Yrama Widya. Bandung.

Faradila. 2013. Peningkatan Pengenalan Sains Sederhana Melalui Metode

Demonstrasi Anak Usia 56 Tahun.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3037. Pada tanggal 4 Februari 2015.

Hafina, Anne. 2012.Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. http://file.upi.edu. Pada 30 November 2014.

Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta.

Isjoni. 2009.Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfa Beta. Bandung

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanakkanak. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Masitoh, dkk. 2005. Pendekatakan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Depdiknas. Jakarta.

Marcha, IP Varynha . 2012. Peningkatan Keterampilan Sains Melalui Metode Eksperimen dengan Media Bulletin Board pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kusuma II Babarsari Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/9836/. Pada Tanggal 30 November 2014

(68)

64

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta.

Sari, Y. 2012. Peningkatan Kemampuan Sains Anak Usia Dini Melalui Metode Demonstrasi di Taman Kanak-kanak Tri Bina Payah Kumbuh. http://ejournal.fip.unp.ac.id. Pada 30 November 2014.

Siregar, Sofian. 2012.Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Bumi Karsa. Jakarta.

Suaidinmath. 2013. Uji Validitas Isi (Content Validity) Tes Prestasi Belajar. https://educatinalwithptkdotnet.wordpress.com/2013/02/28/uji-validitas-isi-content-validity-tes-prestasi-belajar/. Pada 18 Mei 2015.

Sudjiono, Anas.1987.Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2014.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Paud Pendidikan Anak Usia Dini. PT Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif Edukatif untuk Anak Usia Dini. Andi. Yogyakarta.

Yamin,M dan Sanan,J.S.2010.Panduan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.GP Press.Jambi.

Yustisiarini, Mahmudah. 2014.Meningkatkan Pengetahuan Sains Anak Melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok A TK Darma Wanita Leminggir

Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

Gambar

Tabel 2. Rentang presentase pada empat interpretasi
Tabel 3. Perhitungan tabulasi silang

Referensi

Dokumen terkait

2. Diperlukan metode yang sesuai untuk mengoptimalkan Keterampilan Proses Sains siswa dalam pembelajaran Biologi. Diduga Siswa belum diberi kesempatan untuk mengeksplorasikan

digunakan dalam penelitian ini yaitu soal uraian dan lembar observasi, data tersebut digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik terhadap pembelajaran

Selain itu, peningkatan keterampilan proses sains pada anak melalui metode eksperimen berbahan alam ini terjadi karena adanya pendekatan guru yang dilakukan pada setiap

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa keterampilan proses sains siswa tidak tumbuh dengan baik hal ini disebabkan karena dalam

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa keterampilan proses sains siswa tidak tumbuh dengan baik hal ini disebabkan karena dalam

Hasil wawancara diketahui bahwa keterampilan proses sains siswa interpretasi data sangat kurang disebabkan beberapa faktor, yaitu: keliru membuat tabel dalam bentuk

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa dari 3 sub keterampilan proses sains AUD, yang paling banyak dikuasai oleh siswa dimana siswa yang mencapai kategori

Adanya pengaruh positif keterampilan proses sains setelah diberikan perlakuan menggunakan metode percobaan sederhana pada saat kegiatan sains, melalui metode percobaan sederhana anak