• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE

FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Oleh

RISDIANTO PARAHAT

Penilaian (assessment) memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Akan tetapi, rendahnya hasil belajar fisika siswa selama ini dikarenakan penilaian yang digunakan guru kurang

variatif. Salah satu jenis penilaian yang digunakan dalam penelitian sebagai upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique). Jenis penilaian ini merupakan

(2)

iii

yang digunakan adalah Pre-Eksperimental Design dengan tipe One –Shot Case Study. Pada penelitian ini, data nilai ongoing assessment teknik IF-AT diperoleh

dari nilai rata-rata tes pilihan jamak teknik IF-AT selama 3 kali pertemuan. Sedangkan data hasil belajar diperoleh dari tes pilihan jamak teknik silang yang dilakukan di pertemuan terakhir. Kemudian kedua data tersebut dilakukan uji normalitas, linieritas, dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh linier positif nilai ongoing assessment teknik IF-AT terhadap nilai hasil belajar fisika siswa melalui model pembelajaran PBL dengan kontribusi sebesar 25,6 %, dan persamaan regresinya Y’ = -48,800 + 1,543X.

Kata Kunci : Nilai hasil belajar, Nilai ongoing assessment teknik IF-AT

(Immediate Feedback Assessment Technique), Model Problem Based Learning (PBL)

(3)

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE

FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Oleh

Risdianto Parahat

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Nama Mahasiswa : Risdianto Parahat Nomor Pokok Mahasiswa : 0913022018

Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Undang Rosidin, M.Pd. Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP. 19600301 198503 1 003 NIP. 19681210 199303 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Agus Suyatna, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Risdianto Parahat

NPM : 0913022018

Fakultas/Jurusan : FKIP/P. MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Jl. Raya Lintas Barat, Krui Pekon Seray Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 3 Mei 2013 Yang Menyatakan,

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, pada tanggal 10 Desember 1990, sebagai anak ke-tujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Zainudin dan Ibu Rosdalina.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri Seray dan tamat pada tahun 2003. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat hingga tahun 2006.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikanya di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat hingga tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum fisika dasar dan pernah menjabat sebagai Sekertaris Biro Bimbingan Baca Quran FPPI FKIP Unila 2011/2012, Kepala Bidang Akademik Bina Rohani Islam Mahasiswa Unila 2012/2013, serta Anggota Musyawarah Mahasiswa Jurusan (MMJ) IX Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) 2012/2013. Pada tahun 2012, penulis

(8)

MOTTO

Kamu (umat Islam) adalah adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan

beriman kepada Allah...

(Q.S. Ali-Imran : 110)

Siapa yang bersungguh-sungguh Dia pasti akan mendapat

(Hadits)

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kehadirat Allah SWT, Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku

yang tulus dan mendalam kepada:

Bak Zainuddin dan Mak Rosdalina tercinta yang tak pernah lelah berkorban, baik

dengan ketulusan doa, keringat dan air mata, serta kasih sayang yang tidak pernah pudar, demi keberhasilan dan kebahagian penulis.

Kakak, Adik, dan keponakan yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

Para pendidik yang kuhormati.

(10)

x

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehinnga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Menggunakan Ongoing Assessment Teknik IF-AT

(Immediate Feedback Assessment Technique) pada Materi Pokok Fluida Statis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan sekaligus selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

(11)

xi

5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Pembimbing II, atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Bapak Drs. H. Jon Edwar, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

8. Bapak Dadang, S.Pd. selaku guru mitra dan murid - murid kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat 2012/2013 atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat.

10.Udo Jon, Ngah Nur, Wo Maryati, Cudo Abun, Abang Fauzi dan Fauzan, Cik Yana, Adik Boy, dan keluarga besar di Krui yang telah tulus mendukung, dan memotivasi penulis hingga saat ini.

11.Sahabat seperjuangan di bangku kuliah (Rendi, Asep, Fajar, Dimas, Eko, Lidya, Rista, Wulan, Yedha, Citra, Kak Rian, Ria, Ependi, Cahya, Feri, dll). 12.Kakak tingkat serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tak bisa dituliskan

satu persatu.

(12)

xii

Febri, Retna, Ulvi, Putra, Mirna, Riana, Sri, Wahid, Wahyu, Ali, Alis, Ani, Kak Kholil, Kak Wira, Mbak Lastri, Mbak Deni, Riza, dll). Semoga ukwah kita tetap terjalin kokoh.

14.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis sangat berharap skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi pembaca.

Bandar Lampung, 2013

(13)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoretis ... 9

2.1.1 Ongoing Assessment ... 9

2.1.2 IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) ... 14

2.1.3 Hasil Belajar ... 16

2.1.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 26

2.3 Hipotesis ... 28

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 29

3.2 Populasi Penelitian ... 29

3.3 Sampel Penelitian ... 29

3.4 Desain Penelitian ... 30

3.5 Variabel Penelitian ... 30

(14)

xv

3.7 Data Penelitian ... 31

3.8 Analisis Instrumen ... 31

3.8.1 Uji Validitas ... 31

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 33

3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 34

3.10.1 Analisis Data ... 34

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 34

A. Uji Normalitas ... 34

B. Uji Linieritas ... 35

C. Uji Regresi Linier Sederhana ... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian ... 37

4.1.1 Uji Instrumen Penelitian ... 37

A. Uji Validitas ... 37

B. Uji Reliabilitas ... 39

4.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 40

4.1.3 Data Hasil Penelitian ... 42

4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 44

A. Uji Normalitas ... 44

B. Uji Linieritas ... 45

C. Uji Regresi Linier Sederhana ... 46

4.1 Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55

(15)

xvi

4 Kisi-Kisi Soal Hasil belajar ... 76

5 Lembar Soal Ongoing Assessment (01A) ... 85

6 Lembar Soal Ongoing Assessment (02A) ... 88

7 Lembar Soal Ongoing Assessment (03A) ... 91

8 Lembar Penilaian Produk (LP 01D) ... 94

9 Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT (01A) ... 98

10 Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT (02A) ... 99

11 Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT (03A) ... 100

12 Lembar Kerja Kelompok (LKK I) ... 101

13 Lembar Kerja Kelompok (LKK II) ... 105

14 Kunci Jawaban LKK I ... 109

15 Kunci Jawaban LKK II ... 112

16 Hasil Ongoing Assessment Teknik IF-AT (01A) ... 116

17 Hasil Ongoing Assessment Teknik IF-AT (02A) ... 118

18 Hasil Ongoing Assessment Teknik IF-AT (03A) ... 120

19 Hasil Rata-Rata Ongoing Assessment Teknik IF-AT (01A) ... 122

20 Hasil Belajar Fisika Siswa ... 123

21 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 125

22 Hasil Uji Normalitas ... 135

23 Hasil Uji Linieritas ... 136

24 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 138

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Sintaks PBL Menurut Amir ... 24

4.1 Hasil Uji Validitas ... 38

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 40

4.3 Data Nilai Rata-Rata Ongoing Assessment Teknik IF-AT ... 44

4.4 Data Nilai Hasil Belajar ... 44

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Ongoing Assessment Teknik IF-AT dan Hasil Belajar ... 45

4.6 Hasil Uji Linieritas Data Nilai Ongoing Assessment Teknik IF-AT dan Hasil Belajar ... 45

4.7 Hasil Koefisien Determinasi Data Nilai Ongoing Assessment Teknik IF-AT dan Hasil Belajar ... 46

4.8 Hasil Uji Regresi Data Nilai Ongoing Assessment Teknik IF-AT dan Hasil Belajar ... 47

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Contoh Lembar Jawaban IF-AT... 15

2.2. Bagan Kerangka Pemikiran... 27

2.3. Bagan Paradigma Pemikiran ... 27

3.1. Desain Eksperimen One-Shot Case Study... 30

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil belajar merupakan hal yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar khususnya, dan dalam bidang pendidikan pada umumnya. Hal ini karena hasil belajar siswa sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya penilaian hasil belajar siswa, seorang guru dapat mengetahui sejauh mana peserta didiknya mampu menyerap materi pelajaran yang disampaikannya, sehingga dengan adanya hasil penilaian tersebut dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana tujuan pembelajaran itu tercapai dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru pada pembelajaran selanjutnya.

Pada kenyataannya, hasil belajar menjadi permasalahan pokok yang sering dihadapi guru dan siswa. Hal ini karena nilai hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Akibatnya mutu pendidikan rendah karena tidak tercapainya perubahan tingkah laku pada diri siswa secara signifikan. Perubahan tingkah laku tersebut dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.

(19)

2 Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah cara dan minat belajar yang ada pada diri siswa. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya lingkungan sekolah seperti jenis penilaian (assessment) dan model pembelajaran yang digunakan guru saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas.

Penilaian (assessment) merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat penting dalam mempengaruhi nilai hasil belajar. Hal ini karena penilaian memiliki beberapa tujuan yaitu untuk membantu siswa dalam kegiatan belajar sehingga dapat diidentifikasi dan diketahui kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Selain itu penilaian juga dapat meningkatkan efektivitas pengajaran sehingga lebih baik.

Bertumpu pada tujuan penilaian tersebut, memberikan gambaran bahwa penilaian memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, memilih jenis penilaian yang tepat untuk digunakan dalam suatu proses pembelajaran perlu pemikiran dan pertimbangan yang matang bagi seorang guru.

(20)

3 sekolah. Hal ini karena pada praktiknya penilaian guru selama ini kurang variatif dan sekolah juga lebih menekankan pada penilaian sumatif saja seperti: ujian nasional, ujian sekolah, dan ujian akhir semester. Sedangkan penilaian formatif seperti: ujian secara periodik setiap akhir pokok

bahasan, subpokok bahasan, dan kuis, masih jarang dilakukan dan tidak terus menerus. Selain itu, teknik penilaian guru selama ini kurang memberikan umpan balik ke siswa, sehingga tidak memancing minat belajar siswa. Akibatnya, nilai hasil belajar rendah karena guru tidak mengetahui apakah siswa telah memahami dengan baik materi yang telah disampaikan setiap pokok bahasan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya jenis penilaian yang dapat digunakan dalam mempengaruhi nilai hasil belajar fisika siswa agar lebih tinggi. Salah satu penilaian tersebut adalah menggunakan ongoing assessment teknik IFAT (Immediate Feedback Assessment Technique). Ongoing Assessment merupakan suatu jenis penilaian yang dilakukan selama

(21)

4 Selain itu, penilaian yang dilakukan guru selama ini kurang interaktif bagi siswa, karena siswa jarang mendapatkan kesempatan untuk mengetahui jawaban sebenarnya dari setiap tes yang diberikan guru, disebabkan

keterbatasan waktu untuk membahas kembali soal yang diteskan. Sehingga siswa akan berspekulasi bahwa jawaban mereka disetiap tes pasti benar karena tidak ada konfirmasi jawaban yang sebenarnya. Oleh karena itu, agar ongoing asessment lebih interaktif dan kesempatan penilaian yang lebih informatif bagi guru, maka guru dapat menggunakan penilaian teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique).

Teknik IF-AT berupa tes pilihan jamak yang jawabannya ditutupi oleh plat buram tipis. siswa tidak perlu menggunakan pensil untuk mengisi jawaban, tetapi setiap siswa menjawab dengan cara menggores salah satu kotak persegi panjang pada lembar jawaban. Jika jawabannya benar, simbol bintang atau lainnya muncul di suatu tempat di dalam persegi panjang menunjukkan bahwa dia menemukan jawaban yang benar. Sistem IF-AT menyediakan umpan balik afirmatif langsung (jika pilihan jawaban siswa benar) dan umpan balik korektif (jika pilihan jawaban siswa tidak benar). Salah satu keunggulan IF-AT adalah bahwa siswa tidak pernah meninggalkan pertanyaan tanpa mengetahui jawaban yang benar.

Penggunaan ongoing assessment teknik IF-AT dalam upaya

(22)

5 membantu guru dalam mentransfer ilmu kepada siswa sehingga apa yang disampaikan oleh guru mudah dipahami dan diingat oleh siswa sebagai bentuk pengalaman belajar.

Model pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran fisika. Selama ini siswa kurang memahami materi fisika karena pembelajarannya hanya berpusat kepada guru. Selain itu, pada pembelajaran fisika kurang berjalan optimal karena guru masih sebatas menjelaskan materi fisika, contoh soal, latihan, dan tugas dalam kegiatan pembelajaran. Pada proses pembelajarannya, guru jarang mengaitkan materi fisika dengan masalah-masalah yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan mereka. Sehingga siswa sulit

memahami konsep/prinsip fisika karena tidak terbiasa dalam memecahkan masalah dalam fisika, yang sebenarnya menarik jika dikaitkan dengan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya. Untuk itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat membuat fisika menjadi pelajaran yang

menyenangkan, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi fisika dan mendukung upaya dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model yang berangkat dari suatu masalah tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut berguna untuk pemecahan masalah, dan merupakan

(23)

6 kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep-konsep seperti pada materi fisika. Dari masalah yang disuguhkan di awal pembelajaran diharapkan siswa menemukan inti permasalahan dan berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Pada akhirnya, akan terbentuk pemahaman siswa secara komperhensif pada materi fisika yang dipelajari, sehingga memudahkan siswa dalam meningkatkan hasil belajar.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan maka telah dilakukan penelitian tentang “Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Menggunakan Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) pada Materi Pokok Fluida

Statis” (studi eksperimental pada siswa kelas XI IPA 1 semester genap SMA Negeri 1 Pesisir Tegah Krui 2012/2013).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan adalah.

Adakah pengaruh nilai ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap nilai hasil belajar fisika siswa

melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ?

1.3 Tujuan Penelitian

(24)

7 Mengetahui pengaruh nilai ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap nilai hasil belajar fisika siswa

melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. b. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan selanjutnya untuk lebih menekankan penilaian yang berkelanjutan ongoing assessment teknik IF-AT, sehingga dari penilaian tersebut diperoleh informasi bagaimana proses belajar mengajar selanjutnya akan dilakukan untuk mewujudkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

c. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya dan pendidikan umumnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yang menjadi batasan penelitian agar memberikan arahan yang jelas adalah:

(25)

8 2. Analisis adalah suatu sistem perencanaan yang dirancang dan disusun

dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi dengan memilih solusi pemecahan masalah yang tepat sebagai sistem perbaikan. Dari hasil penerapan sistem perencanaan tersebut, dapat dilihat pengaruh yang ditimbulkan dari solusi pemecahan masalah yang diterapkan. Oleh karena itu, sistem perencanaan yang diterapkan pada penelitian ini adalah jenis penilaian ongoing assessment teknik IF-AT, kemudian dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa.

3. Sebagai pendukung dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

4. Soal tes formatif pilihan jamak untuk tiap submateri fisika

menggunakan jenis penilaian ongoing assessment teknik IF-AT, dan untuk mengetahui hasil belajar di akhir pembelajaran materi pokok menggunakan tes pilihan jamak teknik silang.

5. Hasil belajar adalah bukti kemampuan atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar dibatasi hanya pada aspek kognitif yang dilakukan satu kali di pertemuan terakhir.

(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Ongoing Assessment

Ongoing Assessment merupakan salah satu jenis penilaian formatif yang

dilakukan tidak hanya pada saat pembelajaran berakhir, tetapi juga selama proses pembelajaran berlangsung dan secara berkelanjutan.

Menurut Carbery (2009: 10)

Formative assessment is also labeled ongoing assessment (OA) as it is continually taking place within the classroom. Whereas summative assessment is concerned with the product (test results), ongoing

assessment is also concerned about the process of learning. In this way, teachers can identify how students acquired the language proficiency suggested by their test performance.

Ongoing assessment is not something new to education. Each time a teacher makes a judgment about student performance (whether

consciously or sub-consciously), assessment is taking place. However, often the criteria used to make these judgments are vague and ill-defined. To be of real value, OA must be developed in a principled and systematic way.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa penilaian formatif bagian dari ongoing assessment (OA), yaitu pengambilan penilaian dalam kelas secara

(27)

10 ini, guru dapat mengidentifikasi bagaimana keahlian yang telah diperoleh siswa dengan tes unjuk kerja.

Ongoing Assessment bukan hal yang baru dalam pendidikan. Sejak guru

membuat penilaian terhadap kerja siswa, sejak saat itulah asesmen mengambil peran. Meskipun penilaian yang dibuat guru masih bersifat kurang jelas dan tidak mengidentifikasi permasalahan. Untuk menjadi nilai yang real (jelas), OA harus dikembangkan berdasarkan cara yang prinsipil dan sistematik.

Selanjutnya menurut Blythe dalam Joslin (2010: 5)

Assessment that fosters understanding (rather than simply evaluating it) has to be more than an end-of-the-unit test. It needs to inform students and teachers about both what students currently understand and how to proceed with subsequent teaching and learning. This integration of performance and feedback is exactly what students need as they work to develop their understanding of a particular topic or concept. In the teaching for understanding framework, it is called “ongoing

assessment.” Ongoing assessment is the process of providing students

with clear responses to their performances of understanding in a way that will help to improve next performances.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa penilaian membantu perkembangan pemahaman siswa (lebih dari tes evaluasi) yang dilakukan diakhir

pembelajaran. Hal Ini diperlukan untuk menginformasikan kepada siswa dan guru tentang apakah siswa benar-benar sudah mengerti dan bagaimana proses belajar mengajar selanjutnya akan dilakukan. Penggabungan dari sangat dibutuhkan siswa sebagai acuan mereka untuk meningkatkan

pemahaman siswa tentang suatu topik atau konsep tertentu. Dalam kerangka

(28)

11 Assessment adalah proses untuk mempersiapkan siswa dengan respons yang

jelas untuk mengetahui pemahaman siswa dengan tujuan untuk membantu meningkatkan performa siswa selanjutnya.

Selain itu juga, Issarlis (2005: 112) mengatakan:

Ongoing assessment has to do with learning activity that occurs continuously. It has less to do with written reports and far more to do with the interactive, dynamic roles of both teachers and learners. It has to do with responding to learners' questions every day and with actively noting the kinds of questions learners ask, the ways in which learners respond to print and oral communications, the kinds of mistakes they make, the ways in which they go about correcting their own mistakes, and the ways in which [others] might correct them. This kind of

ongoing observation and assessment is inseparable from good teaching practice.

Pendapat di atas menguraikan bahwa Ongoing Assessment dilakukan dalam aktivitas belajar secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kebiasaan siswa menulis laporan (tugas tertulis) dan lebih jauh lagi

dilakukan agar terjadi interaksi antara guru dan siswa. Ongoing Assessment dilaksanakan dengan merespon pertanyaan siswa setiap hari dan

memvariasikan berbagai macam pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa, salah satunya dengan cara berkomunikasi secara langsung apa saja kesalahan mereka, memberi perbaikan terhadap kesalahan yang mereka perbuat, dan menguatkan kebenaran jawaban mereka.

Chapman dan Rita (2005: 26) memberi definisi spesifik tentang ongoing assessment, yaitu:

(29)

12 learning. Students receive regular feedback on their performance to continually improve in areas of strength and need.

Jadi jelas bahwa ongoing assessment terdiri dari penilaian sebelum dan selama pembelajaran untuk menemukan apa yang dibutuhkan oleh siswa. Hal ini didesain untuk menggali informasi tentang aktivitas dan pengalaman belajar. Siswa menerima umpan balik dari hasil kerja mereka untuk

memperbaiki pembelajaran selanjutnya dalam cakupan luas.

Selanjutnya Blythe dalam Joslin (2010: 9) juga menjelaskan langkah-langkah dalam memahami Ongoing Assessment:

Ongoing assessment needs to occur in the context of performances of understanding that, in turn, are anchored to understanding goals. Therefore, each of the examples below includes unit-long

understanding goals (statement form only) and performances of understanding, as well as a description of criteria and feedback for ongoing assessment.

1. Understanding goal

2. Performance of understanding 3. Criteria for ongoing assessment 4. Feedback for ongoing assessment

Jadi, ongoing assessment membutuhkan terjadinya pelaksanaan, pemahaman, penggantian, hingga memahami tujuan. Hal yang harus dilakukan dalam ongoing assessment adalah mengerti tujuan, menunjukkan pemahaman, mengidentifikasi kriteria ongoing assessment dan umpan balik menggunakan ongoing assessment.

Reigelyth (2009: 21) menyatakan bahwa:

The notion of ongoing assessment is simple response to this parenninal challenge. Ongoing assessment asks teachers and developers to

(30)

13 Pendapat tersebut menjelaskan bahwa, maksud dari ongoing assessment adalah terjadinya respon yang mudah dalam menyelesaikan permasalahan siswa. Guru dan pengembang ongoing assessment menyusun penilaian yang dapat membantu memberikan guru umpan balik lebih cepat dan lebih sering dalam proses pembelajaran, sehingga membangun pembelajaran yang lebih baik.

Carbery (2009) menyatakan bahwa aktivitas yang bisa digunakan dalam Ongoing Assessment adalah:

1. jurnal

8. penilaian teman sejawat 9. penilaian diri sendiri 10. tes mingguan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ongoing assessment suatu proses penilaian siswa yang jelas dan sistematik

yang dapat membantu memberikan guru umpan balik, terhadap pemahaman siswa pada suatu topik atau konsep materi pelajaran. Sehingga dari penilaian tersebut menjadi acuan guru untuk membangun pembelajaran yang lebih baik. Penilaian ini tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran seperti post test tetapi juga di awal pembelajaran dan selama pembelajaran

(31)

14 umpan balik secara langsung (immediate feedback assessment technique) untuk mengukur pemahaman siswa setiap submateri yang dipelajari selama proses pembelajaran, sebelum dilakukan tes hasil belajar di akhir materi pokok. Tes yang diujikan, dilakukan tidak hanya diakhir pembelajaran, tetapi juga diawal dan disela-sela proses pembelajaran.

2.1.2 IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)

Teknik penilaian IF-AT merupakan salah satu sistem penilaian baru dan menarik yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap kemampuan siswa karena lebih interaktif dan informatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Epstein (2001), menyatakan bahwa: IF-AT Epstein (Immediate Feedback Assessment Technique) adalah sistem pengujian yang menarik, baru, dan

revolusioner. IF-AT telah mengubah pengujian tes pilihan jamak menjadi kesempatan pembelajaran interaktif bagi siswa dan kesempatan penilaian yang lebih informatif bagi para guru.

Teknik Penilaian Umpan Balik Langsung (IFAT) memungkinkan siswa untuk menerima (langsung dan memuaskan) umpan balik yang menilai pengetahuan mereka. Siswa mempertimbangkan jawaban pertanyaan pilihan ganda dan kemudian menggores penutup buram tipis untuk

(32)

15

Gambar 2.1. Contoh Lembar Jawaban IF-AT

Adapun arahan pelaksanaan IF-AT sebagai berikut:

1. Siswa membaca pertanyaan soal pilihan jamak dengan serangkaian pilihan jawaban. Mereka kemudian memilih jawaban berupa persegi panjang (menggores A, B, C, atau D) yang sesuai dengan pilihan

jawaban mereka dan menggores penutup tipis buram. Jika jawaban siswa benar, tanda bintang akan muncul di suatu tempat dalam persegi panjang, dan siswa akan menerima kredit penuh.

(33)

16 bintang, ia akan diminta untuk membaca kembali pertanyaan dengan pilihan jawaban yang tersisa.

IF-AT memungkinkan siswa untuk terus menjawab pertanyaan sampai mereka menemukan jawaban yang benar. Hal ini memastikan bahwa respon siswa terakhir adalah yang benar. Dengan demikian, IF-AT mengajarkan siswa untuk menilai, memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan retensi dari informasi yang sedang diuji.

AT dikembangkan oleh seorang profesor psikologi bernama Epstein. IF-AT didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis yang solid, yaitu: Umpan balik langsung yang bermanfaat dalam proses hasil belajar. Tugas tes, kuis, dan pekerjaan rumah tidak hanya menilai, tetapi juga mengajarkan. Salah satu kunci untuk IF-AT adalah bahwa siswa tidak pernah meninggalkan pertanyaan tanpa mengetahui jawaban yang benar (Epstein,2001).

2.1.3 Hasil Belajar

(34)

17 Menurut Sukardi (2008: 2); Hasil belajar merupakan pencapaian

pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

Pendapat tersebut menerangkan bahwa hasil belajar merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari proses belajar mengajar, karena hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru yang telah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga dapat diketahui apakah siswa telah meguasai materi pelajaran dengan baik atau tidak.

Cara mengetahui hasil belajar siswa tentunya dilakukan dengan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan tes pada akhir

pembelajaran seperti tes akhir, tes formatif dan tes sumatif. Hasil belajar tersebut kemudian dinyatakan dengan skor atau nilai setelah dilakukan tes maupun non tes. Hamalik (2009: 159) menyatakan bahwa: Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu

merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan bagian dari prestasi belajar siswa. Artinya semakin baik hasil belajar siswa maka prestasi siswa juga akan semakin baik. Selain itu, prestasi belajar

(35)

18 Menurut Asyhar (2011: 8); Hasil belajar juga dilihat dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 3); Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Pendapat-pendapat di atas menjelaskan bahwa hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari sekedar tes akhir pembelajaran, tetapi juga proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat untuk

meningkatkan minat belajar dan mempercepat siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari, salah satunya dengan

menggunakan umpan balik secara langsung dan terus menerus selama proses pembelajaran.

Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau

(36)

19 Keberhasilan siswa dalam belajar juga tergantung dari aktivitas belajar siswa itu sendiri. Aktivitas siswa yang monoton, hanya mengandalkan guru sebagai sumber materi pembelajaran, tidak akan meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik. Siswa akan cenderung malas, tidak mandiri dan ketergantungan kepada guru. Oleh karena itu guru harus pintar dalam mengelola kelas saat pembelajaran, sehingga aktivitas siswa di kelas dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap pelajaran yang diterimanya. Aktivitas siswa tidak hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru saja tetapi lebih dari itu seperti diskusi, melakukan percobaaan,

memecahkan masalah, dan lain-lain yang dapat merangsang motivasi siswa untuk terus belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 3):

“Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.”

(37)

20 Tinggi rendahnya hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.

b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Kesimpulkan berdasarkan uraian tersebut, yaitu bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor utama, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi, kedua faktor tersebut harus saling mendukung guna membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan melibatkan semua pihak terkait melalui bimbingan dan motivasi serta kemandirian siswa dalam mengelola faktor yang berasal dari dalam dirinya.

Menurut Daryanto (2010: 100) ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam

evaluasi hasil belajar yaitu “ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor”. Namun dalam penelitian ini hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif saja. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang

diantaranya: mengingat (remember), memahami (understand),

(38)

21 Nilai aspek kognitif diperoleh dengan cara: mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, hingga membuat. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil

belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Uraian-uraian yang telah dikemukakan menjelaskan bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal ini berarti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes ini disusun dan dikembangkan dari pokok-pokok bahasan yang dipelajari oleh siswa dalam beberapa materi pelajaran di sekolah.

2.1.4 Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa,

(39)

22 mengkaitakan suatu masalah yang dapat mendorong siswa belajar dalam memecahkannya, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep-konsep materi yang dipelajarinya secara bertahap.

Menurut Trianto (2009: 91)

Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik

Wayan dan Sutrisno dalam Saputra (2011: 26) menyatakan bahwa :

PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan-tahapan metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus keterampilan untuk

memecahkan masalah.”

Pendapat di atas menjelaskan bahwa PBL merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa belajar

(40)

23 menemukan inti permasalahan dan berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut.

Tahapan-tahapan Model Pembelajaran PBL menurut Ibrahim dalam Rachmadi (2004: 9) mengemukakan bahwa lima tahap yang dilakukan dalam Model Pembelajaran PBL, yaitu dimulai dengan memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah, mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar, siswa melakukan kegiatan penyelidikan guna

mendapatkan konsep untuk menyelesaikan masalah kemudian membuat karya atau laporan, mempersentasikannya dan diakhiri dengan penyajian serta analisis evaluasi hasil dan proses.

Menurut Fogarty dalam Rusman (2011: 243)

Langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah : (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan masalah; (3) mengumpulkan fakta dengan KND; (4) pembuatan hipotesis; (5)

penelitian; (6) rephrasing masalah; (7) menyuguhkan alternatif; (8) mengusulkan solusi.

Nurhadi (2004:1) menyatakan tahapan-tahapan pelaksanaan PBL sebagai berikut:

1) Orientasi peserta didik kepada masalah, pada tahap ini pengajar menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (sumber belajar, media atau alat bantu pembelajaran) yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik agar terlihat pada aktivitas masalah yang dipilihnya. 2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar, pada tahap ini pengajar membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah dipilih untuk dicarikan pemecahannya.

(41)

24 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini pengajar membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model. Disamping itu pengajar juga membantu peserta didik berbagi tugas dengan rekannya.

5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dalam hal ini pengajar membantu pesserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang peserta didik gunakan.

Sedangkan menurut Amir (2010:24) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) masalah dilakukan dalam 7 tahap, dapat dilihat pada Tabel

2.1 berikut.

Tabel 2.1. Sintaks Model PBL menurut Amir

Tahap Tingkah laku guru

Tahap 1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat peserta didik berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah. Tahap 2.

Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu.

Tahap 3. Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki angota tentang masalah. Terjadi interaksi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum dalam masalah), dan juga informasi yang ada dalam fikiran anggota. Curah gagasan dilakukan pada tahap ini.

Bagian yang sudah dianalisis dilihat

keterkaitannya satu sama lain. Dikelompokkan mana yang saling menunjang, mana yang saling bertentangan dan sebaliknya.

Tahap 5.

Memformulasi tujuan pembelajaran

(42)

25 juga dibuat menjadi dasar penugasan-penugasan individu setiap kelompok.

Tahap 6.

Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi

kelompok)

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki dan sudah punya tujuan

pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan menentukan dimana hendak mencarinya.

Tahap 7.

Menggabungkan, menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas

Dari laporan individu yang dipresentasikan dihadapan kelompok lain, kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru. Anggota yang mendengar laporan harus kritis tentang laporan yang disajikan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Penilaian pada pembelajaran fisika memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Akan tetapi,

rendahnya hasil belajar fisika siswa selama ini dikarenakan penilaian yang digunakan guru kurang variatif. Selain itu, pada proses pembelajaran guru tidak memperoleh umpan balik secara cepat terhadap pemahaman siswa mengenai topik atau konsep materi fisika. Akibatnya, kekurangan tersebut diketahui setelah pembelajaran berakhir.

Salah satu jenis penilaian yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah menggunakan ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique). Jenis penilaian ini merupakan penilaian

(43)

26 yang dibutuhkan siswa, kekurangan siswa selama mengikuti pembelajaran, dan memberikan perbaikan terhadap kesalah pahaman mereka. Sedangkan bagi siswa, penilaian tersebut lebih interaktif karena siswa dapat mengetahui langsung hasil dari penilain mereka, dan siswa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan, dan kesempatan bagi guru maupun siswa untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

Penilaian ini dilakukan melalui tiga tahapan dalam setiap pembelajaran, yaitu: di awal pembelajaran, di sela-sela pembelajaran, dan di akhir

pembelajaran. Dari ketiga tahapan tersebut akan diperoleh informasi apakah siswa benar-benar sudah mengerti materi yang telah disampaikan, dan dari informasi tersebut guru mengetahui bagaimana proses belajar mengajar selanjutnya akan dilakukan.

Selanjutnya, penggunaan ongoing assessment teknik IF-AT dalam

mempengaruhi hasil belajar fisika siswa salah satunya didukung oleh model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran PBL merupakan suatu model yang berangkat dari suatu masalah tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut berguna untuk pemecahan masalah, dan merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

(44)

27

Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel bebas, variabel moderator, dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penilaian ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback

Assessment Technique) (X) dan variabel moderatornya adalah model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Q), sedangkan variabel terikatnya adalah nilai hasil belajar (Y), maka dapat dijelaskan dengan bagan paradigma pemikiran pada Gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3. Bagan Paradigma Pemikiran

Keterangan :

X = Nilai ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)

X

Q

Y Fluida Statis

Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)

Hasil Balajar

(45)

28 Q = Problem Based Learning (PBL)

Y = Nilai hasil belajar

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini berdasarkan uraian tinjauan pustaka dan kerangka pikir diajukan sebagai berikut.

(46)

29

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Kabupaten

Lampung Barat.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pesisir Tengah krui pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 4 kelas.

3.3 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yang artinya pemilihan sampel dilakukan dengan cara

(47)

30 3.4 Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Pre-Eksperimental Design dengan tipe One-Shot Case Study. Desain ini

digunakan dalam penelitian karena ingin mengetahui efek dari suatu treatment atau perlakuan yakni efek dari penilaian ongoing assessment

teknik IF-AT. Perlakuan dilakukan pada satu kelompok eksperimen tanpa kelompok kontrol.

Desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1. Desain Eksperimen One-Shot Case Study

Keterangan:

O : post test (Nilai hasil belajar)

X : Treatment (Nilai ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)

(Sugiyono, 2011: 110)

3.5 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan 3 macam variabel yaitu : variabel bebas, variabel moderator, dan veriabel terikat. Variabel bebas diregresikan terhadap variabel terikat, dimana variabel bebas dalam penelitian adalah ongoing assessment teknik IF-AT (X) dan variabel terikat adalah hasil

belajar (Y), sedangkan variabel moderatornya adalah model pembelajaran PBL (Q).

(48)

31 3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes pilihan jamak teknik silang sebanyak 25 butir soal. Selanjutnya, untuk penilaian formatif secara ongoing assessment menggunakan tes pilihan jamak teknik IF-AT sebanyak 15 soal tiap submateri atau tiap pertemuan, dengan total

pertemuan sebanyak 3 kali.

3.7 Data Penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari: Data nilai ongoing assessment teknik IF-AT

Data nilai hasil belajar

3.8 Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

(49)

32 Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Arikunto, 2010: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Kriteria pengujian ini didasarkan pada pendapat Sugiyono (2011: 188).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

3.8.2 Uji Reliabilitas

(50)

33 Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2010: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha.

Rumus alpha tersebut yaitu:

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

n = banyaknya item angket

(Arikunto, 2010: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut.

1. antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2. antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi 3. antara 0,400 sampai dengan 0,600 : sedang 4. antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

5. antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Arikunto, 2010:75)

(51)

34 3.9 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari hasil umpan balik ongoing assessment teknik IF-AT tiap tiap topik materi dan hasil belajar di akhir

pokok materi. Adapun data hasil nilai rata-rata ongoing assessment teknik IF-AT dapat dilihat di lampiran 19.

3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.10.1 Analisis Data

Untuk menganalisis penilaian ongoing assessment teknik IF-AT dan hasil belajar digunakan teknik penskoran, yaitu :

Keterangan :

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

3.10.2 Pengujian Hipotesis

A.Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

(52)

35

1

H : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

B.Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (Linearity) < 0,05. (Priyatno, 2010: 73)

C.Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

(53)

36 Dengan:

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

(Priyatno, 2010: 55)

Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh linier positif nilai ongoing assessment Teknik

IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap nilai hasil belajar fisika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

H1 : Ada pengaruh linier positif nilai ongoing assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap nilai hasil belajar fisika siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Kriteria pengujian:

Jika thitung lebih kecil dari ttabel, maka Ho diterima, dan H1 ditolak,dan jika thitung lebih besar dari ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan tingkat signifikansi:

(54)

58

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Adapun simpulan penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah:

Ada pengaruh linier positif nilai ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap nilai hasil belajar fisika siswa

melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan kontribusi sebesar 25,6 %.

5.2Saran

Adapan saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian selama proses pembelajaran berlangsung sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menerapkan penilaian menggunakan ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)

dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

2. Penggunaan ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) dalam kegiatan pembelajaran oleh guru diutamakan

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Carbery. 2009. Practicalities of Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2012. dari http://jalt.org/test/PDF/Carbery.pdf

Chapman, Carolyn dan Rita King. 2005. Differentiated Assessment

Strategies-One Tools Doesn’t Fit All. California: Corwin Press INC.

Corbett, A. T., & Anderson, J. R. 2001. Locus of feedback control in computer-based tutoring: Impact on learning rate, achievement and attitudes. In Proceedings of ACM CHI 2001

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Saiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Eds. Revisi. Strategi Belajar dan

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Epstein, Mike. 2001. What is the IF-AT?. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012. dari http://www.epsteineducation.com/home/about/default.aspx

Hamalik, Umar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Issarlis, Janet. 2005. What you See: Ongoing Assessment in the ESL/Literacy

Classroom. Diunduh pada tanggal 18 Oktober 2012. dari http://www.adultliteracyeducator.com/about.htm.

(56)

http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingA ssessment.pdf

Kumala, Siti Ayu. 2011. Implementasi Ongoing Assessment Berbasis Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognisi Dan Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Mason, B. J., & Bruning, R. 2001. Providing feedback in computer-based

instruction: What the research tells us. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2013. dari http://dwb4.unl.edu/dwb/Research/MB/MasonBruning.html Nurhadi. 2004. Tahap Pelaksanaan Problem Based Learning. Diakses tanggal 18

Oktober 2012. dari http://istanailmu.com/2012/18/10/model-pembelajaran- problem-based-learning/html

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Reigelyth, Charles. 2009. Instructional-Design Theories and Models. USA: Lawrwnce Erlbaum Associate.

Rosidin, Undang. 2010. Dasar-Dasar dan Perencanaan Evaluasi Pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Saputra, Arif. 2011. Keterampilan Proses Sains Siswa Antara Model

Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase (LC 5F) dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Shute, Valerie J. 2007. Focus on Formatif Feedback. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2013. dari http://ets.org/Media/Research/.../RR-07-11.pdf Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 2.1. Contoh Lembar Jawaban IF-AT
Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

BAHASA WAWASAN INDONESIA pekerjaan khusus orang indonesia (kusir) rumpang dalam teks yang berhubungan dengan pekerjaan Mampu memahami kalimat dan ungkapan yang

Karena itulah saat orang-orang dijauhkan dari telaga, Rasulullah mengira mereka termasuk umatnya, dijawablah: 'Engkau tidak tahu, mereka telah berjalan mundur.' Yang

1) KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang..

dari setengah pasien dalam perawatan primer mengalami gangguan depresi. mayor namun tidak diobati.Pasien dengan depresi yang

Gambaran nyata tentang visi dan misi dituangkan ke dalam tujuan dan sasaran merujuk pada periodesasi arah kebijakan RPJMD Kota Sorong yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Perempuan yang dalam keadaan hamil dapat disamakan dengan wanita yang dalam iddah karena hamil, demikian pula sperma yang dikandung oleh kedua perempuan yang

4.9 Profil Tingkat Pengetahuan Guru TK di Kecamatan Sukasari Mengenai Kompetensi Pedagogik dengan Pengalaman Mengajar 2 s/d 5 tahun

Strategi yang dirumuskan merupakan kebijakan, rencana dan tindakan mendasar yang ditetapkan oleh Dispenda dan Pemda Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk dapat memanfaatkan