SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
OLEH :
FEBRINA MELISSA DWANTY PUTRI 080503146
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate
Governance, dan pengungkapanCorporate Social responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, April 2012
NIM: 080503146
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance (GCG), dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 - 2010. Ada 5 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu price to book value (PBV) sebagai variabel dependen dan return on asset (ROA), return on equity (ROE), Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR sebagai variabel independen.
Design dalam penelitian bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang berjumlah 149 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 25 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada tingkat signifikan 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan softwarepengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSRberpengaruh secara simultan terhadap PBV. Akan tetapi secara parsial hanya ROE, dan pengungkapan CSR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan harus terus meningkatkan kinerja laporan keuangan dan melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor, stakeholder, dan masyarakat terhadap perusahaan.
ABSTRACT
This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), and corporate social responsibility (CSR) disclossure on corporate value at manufacturing firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2008 – 2010. There are 5 variables used in this research that price to book value (PBV) as dependent variable and return on asset (ROA), return on equity (ROE), Independent Commissioner and CSR disclossure as independent variables.
Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are manufacturing firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 149 firms. Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 25 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 18.
The result of this research indicates that ROA, ROE, Independent commissioner, and CSR disclossure influence simultaneously on PBV. However, only partially ROE and CSR disclossure that has significant influence on the corporate value. This means that companies have to keep financial reporting performance and increase CSR disclossure in the annual report in order to increase corporate value in the eyes of the investors, stakeholders, and public.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara.
Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW, semoga
beliau bersedia memberikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate
Governance, dan pengungkapan Corporate Social responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa
dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak, selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail,
MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
4. Bapak Sambas Ade Kesuma, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing.
Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah bapak berikan
kepada saya selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Iskandar Muda, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai. Terima
kasih atas waktu dan kesempatan yang telah bapak berikan kepada saya
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bambang Herwanto dan Ibunda
Lasmisem. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan,
didikan, dukungan dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis
dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para
pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, April 2012
NIM: 080503146
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian` ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan ... 7
2.2 Kinerja Keuangan Perusahaan ... 8
2.2.1 ROA ... 11
2.2.2 ROE ... 11
2.3 GCG ... 12
2.3.1 Dewan Komisaris Independen ... 12
2.4 Pengungkapan CSR ... 14
2.5 Penelitian Terdahulu ... 16
2.6 Kerangka Konseptual ... 18
2.7 Hipotesis penelitian ... 19
2.7.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan ... 19
2.7.2 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan ... 19
2.7.3 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan ... 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
3.3 Batasan Operasional ... 22
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 22
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
3.6 Jenis Data ... 27
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 27
3.8 Teknik Analisis ... 27
3.8.1.1 Uji Normalitas ... 27
3.8.1.2 Uji Multikolinieritas ... 28
3.8.1.3 Uji Autokorelasi ... 29
3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 29
3.8.2 Uji Hipotesis ... 30
3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 31
3.8.2.2 Uji F ... 31
3.8.2.3 Uji T... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 32
4.1.1 Analisis Statistik deskriptif ... 32
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 33
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 33
4.1.2.2 Uji Multikolinieritas ... 39
4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 40
4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 41
4.1.3 Uji Hipotesis ... 42
4.1.3.1 Uji Determinasi (R2) ... 43
4.1.3.2 Uji F ... 44
4.1.3.3 Uji T ... 45
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47
4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan .. 47
4.2.2 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan ... 48
4.2.3 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai perusahaan 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 17
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 21
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 23
Tabel 3.3 Populasi Sampel ... 26
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 32
Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas ... 36
Tabel 4.3Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ke Ln... 38
Tabel 4.4Hasil Uji Multikolinieritas ... 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin – Watson... 40
Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser ... 42
Tabel 4.7Hasil Uji Determinasi... 43
Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 44
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 18
Gambar 4.1 Grafik Histogram... 34
Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 34
Gambar 4.3 Grafik Histogram setelah transformasi ke Ln ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Populasi dan sampel Penelitian ... 57
Lampiran 2 Data Penelitian ... 62
Lampiran 3 CSR Checklist Item ... 65
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 67
Lampiran 5 Uji Normalitas ... 68
Lampiran 6 Data Transformasi Setelah Transformasi ke Ln ... 69
Lampiran 7 Uji Normalitas Setelah Transformasi ke Ln ... 72
Lampiran 8 Uji Multikolinieritas ... 73
Lampiran 9 Uji Autokorelasi ... 73
Lampiran 10 Uji Heteroskedastisitas ... 74
Lampiran 11 Uji Determinasi... 74
Lampiran 12 Uji F ... 75
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance (GCG), dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 - 2010. Ada 5 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu price to book value (PBV) sebagai variabel dependen dan return on asset (ROA), return on equity (ROE), Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR sebagai variabel independen.
Design dalam penelitian bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang berjumlah 149 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 25 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada tingkat signifikan 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan softwarepengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSRberpengaruh secara simultan terhadap PBV. Akan tetapi secara parsial hanya ROE, dan pengungkapan CSR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan harus terus meningkatkan kinerja laporan keuangan dan melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor, stakeholder, dan masyarakat terhadap perusahaan.
ABSTRACT
This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), and corporate social responsibility (CSR) disclossure on corporate value at manufacturing firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2008 – 2010. There are 5 variables used in this research that price to book value (PBV) as dependent variable and return on asset (ROA), return on equity (ROE), Independent Commissioner and CSR disclossure as independent variables.
Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are manufacturing firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 149 firms. Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 25 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 18.
The result of this research indicates that ROA, ROE, Independent commissioner, and CSR disclossure influence simultaneously on PBV. However, only partially ROE and CSR disclossure that has significant influence on the corporate value. This means that companies have to keep financial reporting performance and increase CSR disclossure in the annual report in order to increase corporate value in the eyes of the investors, stakeholders, and public.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Menurut Hermuningsih (2009), “perusahaan didirikan dan dijalankan
untuk mencapai tujuan kesejahteraan pemilik perusahaan, yang ditunjukkan
dengan harga saham perusahaan. Harga saham menunjukkan nilai perusahaan
tersebut. Nilai saham akan tinggi jika investor bersedia memberi premium atas
saham perusahaan”.
Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan bagus maka akan
meningkatkan perolehan dividen para pemegang saham. Sehingga para pemegang
saham bersedia memberi premium atas saham yang diterbitkan perusahaan. Dan
hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
telah dilakukan oleh berbagai ahli. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Handoko (2009) yang menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur
dengan return on asset(ROA) dan return on equity(ROE) menunjukan hasil yang
positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Sasongko dan Wulandari
(2006). Sasongko dan Wulandari dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA
dan ROE justru berpengaruh negatif terhadap harga saham, dimana nilai
terhadap harga saham sedangkan ROE memiliki pengaruh negatif terhadap harga
saham.
Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kinerja keuangan yang
dalam hal ini diukur denganROA danROE terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu peneliti melakukan
penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh ROA dan ROE terhadap nilai
perusahaan.
Krisis ekonomi yang menghantam negara – negara di Asia, termasuk
Indonesia pada tahun 1998 berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang ditandai dengan banyaknya perusahaan – perusahaan di Indonesia yang
gulung tikar. Hal ini menimbulkan isu mengenai pentingnya penerapan good
corporate governance (GCG) dalam perusahaan.Iskandar dan Chamlou ( dalam
Hidayah, 2008) menyampaikan bahwa
krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia bukan hanya akibat faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya GCG yang ada di negara tersebut. Lemahnya penerapan GCG dapat memicu terjadinya kecurangan (fraud) maupun keterpurukan bisnis yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB)
menunjukkan beberapa faktor yang menyebabkan krisis ekonomi yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1998, yaitu :
1. Tingkat konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi di Indonesia 2. Ketidakefektifan fungsi pengawasan Dewan komisaris.
3. Adanya inefisiensi dan rendahnya tingkat transparansi mengenai prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan.
4. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap pendanaan eksternal.
Dalam perusahaan, penerapan GCG merupakan tanggung jawab Dewan
Komisaris. Dewan Komisaris memiliki peran penting dalam mengelola
perusahaan berdasarkan prinsip – prinsip GCGagar pola fikir dan pola perilaku
pimpinan dan karyawan perusahaan sesuai dengan prinsip – prinsip GCG.
Nasser (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa Komisaris
Independen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hal
sebaliknya terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Susanti, et al (2010), yang
menemukan bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh secara positif
terhadap nilai perusahaan.
Penerapan GCG yang dilakukan dengan dasar etos kerja yang bagus akan
menghindarkan perusahaan dari berbagai macam tantangan bisnis baik tantangan
internal maupun tantangan eksternal. Penerapan prinsip – prinsip GCG secara
konsisten akan menjauhkan perusahaan dari risiko dan masalah yang dapat
mengganggu kelancaran operasional dan kelangsungan bisnis perusahaan serta
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Tanpa adanya penerapan GCGyang baik maka akan menimbulkan
berbagai kejahatan bisnis dalam badan perusahaan seperti pengambilan keputusan
oleh manajemen untuk kepentingan pribadi, penghindaran pajak, tidak
melaporkan keuntungan, kolusi, membuang limbah sembarangan, dan lain
sebagainya. Hal inilah yang pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan di
Enron Corporation, World Com, Xerox Corporation, dan Vivendi
Universal adalah beberapa contoh perusahaan yang melakukan kejahatan bisnis
dikalangan internasional akibat kurang adanya kesadaran akan pentingnya
penerapan GCGdalam perusahaan. Di Indonesia sendiri beberapa kejatan bisnis
yang terjadi dalam perusahaan yaitu seperti kasus Freeport Indonesia dan kasus
Lapindo Brantas yang tidak hanya merugikan perusahaan tetapi juga merugikan
masyarakat dan lingkungan disekitar perusahaan, dan juga kasus Waskita Karya,
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang jasa konstruksi yang
melakukan rekayasa laporan keuangan pada saat pemerintah Indonesia sedang giat
– giatnya mempromosikan pelaksaaan GCG pada perusahaan – perusahaan di
Indonesia.
Nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan pelaksanaan GCG dalam
badan perusahaan. Dan GCG tersebut akan terlaksana dengan baik apabila masing
– masing organ perusahaan memiliki rasa tanggung jawab (responsibility)
terhadap perusahaan dan dijalankan beriringan dengan adanya kesadaran diri dari
pihak manajemen dan para karyawan perusahaan. Penerapan prinsip responsibility
secara berkesinambungan dalam perusahaan akan menciptakan budaya
perusahaan yang baik.
Berdasarkan prinsip GCG yang dianut oleh The Organisation for
Economic Co – operation and Development(OECD)menempatkan prinsip
responsibility sebagai pilar tegaknya GCG dalam suatu perusahaan. Dengan
adanya rasa tenggung jawab terhadap penerapan GCG dalam perusahaan, maka
peraturan dan prinsip GCG. Implementasi prinsip responsibility salah satunya
diterapkan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa
dikenal dengan corporate social responsibility (CSR).
Penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) menemukan
bahwa CSRberpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.Penerapan Prinsip CSR
dalam perusahaan nantinya akan berdampak positif terhadap citra perusahaan di
mata masyarakat. Citra perusahaan yang baik di mata masyarakat sudah menjadi
nilai tambah tersendiri bagi perusahaan yang nantinya akan menaikkan nilai
perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam uraian latar belakang telah dikemukakan bahwa masalah – masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh kinerja
keuangan, GCG dan Pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kinerja keuangan,
GCG, dan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan paparan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
dapat dilihat bahwa yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan kontribusi tentang bagaimana kinerja keuangan, GCG
dan pengungkapan CSR perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Dapat manambah pengetahuan tentang perlunya penerapan GCG dan
pengungkapan CSRdalam laporan tahunan perusahaan. Yang nantinya
penerapan ini akan berpengaruh terhadap kelancaran operasional
perusahaan dan keberlangsungan hidup perusahaan dan berdampak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 NILAI PERUSAHAAN
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi nilai perusahaan maka
semakin besar pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Bagi perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal, harga saham yang
diperjualbelikan di bursa menunjukkan indikator nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar.
Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan
yang diperoleh perusahaan. Suatu perusahaan akan berusaha untuk
memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya
ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002)
menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian semakin besar kepemilikan oleh insider akan
menaikkan nilai perusahaan. Temuan studi ini mengindikasikan bahwa
kepemilikan insider merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Hal
Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (dalam Handoko,
2010) menyatakan bahwa “nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari
aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power
semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang
diperoleh perusahaan. Dan hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan”.
2.2 KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Pengertian kinerja keuangan menurut Yanti (2009) adalah“suatu gambaran
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat – alat
analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja manajemen
perusahaan dalam suatu periode tertentu”.
Kinerja keuangan perusahaan sangat perlu diukur agar dapat mengetahui
apakah sumber daya telah digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan
lingkungan.Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat
digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka
di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain.
Selain itu, pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada para
penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa
perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir,1995 :85).Secara umum,
semakin bagus kinerja keuangan suatu perusahaan maka akan semakin bagus pula
Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan
perusahaan yang dikeluarkan secara periodik dimana laporan keuangan akan
memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk memperoleh
perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang dan risiko atas penilaian
tersebut (Weston dan Brigham, 1993).
Ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan menurut Subramanyam dan Wild (2010), yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Kredit (Risiko) a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid test ratio, collection ratio, dan days to sell inventory.
b. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio struktur modal dan solvabilitas terdiri dari total debt to equity, long term debt to equity, dan times interest earned.
2. Analisis Profitabilitas
a. Tingkat Pengembalian atas Investasi (Return On Investment)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar kompensasi keuangan perusahaan kepada penyedia pendanaaan ekuitas dan utang. Rasio ini terbagi atas ROA dan ROE.
b. Kinerja Operasi
Rasio kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasi. Rasio kinerja operasi terbagi atas gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin.
c. Pemanfaatan Aset (Asset Utilization)
3. Valuasi (Ukuran Pasar)
Rasio valuasi digunakan untuk mengestimasi nilai instrinsik perusahaan (saham). Rasio valuasi terbagi atas earning yield, dividend yield, dividendpayout rate, dan PBV.
Dalam penelitian ini, analisis profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan adalah rasio ROA dan ROE. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Handoko menemukan bahwa kinerja perusahaan yang diukur
dengan ROA dan ROE menunjukkan hasil positif berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
mempengaruhi nilai perusahaan dimata investor. Kinerja perusahaan akan
menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal. Apabila kinerja
keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka sahamnya
akan diminati investor dan harganya meningkat (Harianto dan Sudomo, 2001
dalam Uni, 2006).
Akan tetapi, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko.
Sasongko dan Wulandari (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA
dan ROE justru berpengaruh negatif terhadap harga saham, dimana nilai
perusahaan ditentukan oleh harga saham perusahaan. Hanya earnings per share
2.2.1 ROA
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)
yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk
menandai aset tersebut (Hanafi, 2000). ROA menunjukkan keefisienan
perusahaan dalam mengelola seluruh assetnya untuk menghasilkan pendapatan.
ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu
perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi asetnya. Asset
adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini
dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonimis (Fess, 2005).
2.2.2 ROE
ROE adalah rasio keuangan yang berfungsi untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal tertentu. Rasio ROE
merupakan rasio dalam mengukur keuntungan perusahaan dari sudut pemegang
saham (Hanafi dan Halim, 1996). ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE
disebut juga dengan rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2000). Rasio ROE sering
digunakan oleh investor sebagai salah satu alat utama dalam menilai saham suatu
perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin tinggi pula kemampuan
2.3 GCG
GCGadalah suatu elemen penting dalam meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perusahaan yang meliputi serangkaian hubungan baik antara
manajemen perusahaan,Dewan Komisaris, Dewan Direksi, para pemegang saham,
masyarakat, dan stakeholder lainnya. GCG diharapkan dapat menjadi alat dalam
meningkatkan pengawasan terhadap manajemen dan membatasi perilaku
opportunistic manajemen dalam mengambil keputusan yang efektif dan tidak
merugikan pihak lain.
Komite Nasional Kebijakan Governance(KNKG) menyatakan bahwa
prinsip – prinsip GCG terdiri dari transparansi (transparency), akuntabilitas
(acountability), tanggung jawab(responsibility), kemandirian(independency),
keadilan(fairness). Penerapan prinsip – prinsip GCG dalam perusahaan
merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris.
2.3.1 DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
Peran Dewan Komisaris Independen sangat penting dalam mengelolah
perusahaan yang berdasarkan prinsip – prinsipGCG. Komisaris Independen
berfungsi sebagai pengawas dalam jalannya bisnis perusahaan, menjamin
terlaksananya strategi perusahaan, dan memastikan bahwa perusahaan telah
melakukan praktek prinsip – prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dan kedudukan masing – masing Dewan Komisaris adalah setara termasuk
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasser (2008),
bahwa independensi Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Barnhart dan Rosenstein (1998) menemukan bahwa semakin tinggi
perwakilan dari outside director (Komisaris Independen) maka semakin tinggi
independensi dan efektifitas corporate board sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Dan hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan
oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009) dimana Dewan Komisaris Independen
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan.
Menurut Zehnder (2001) dalam Forum of Corporate Governance in
Indonesia(FCGI), “Dewan Komisaris merupakan inti dari terlaksananya prinsip –
prinsip GCG, maka Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan
perusahaan”.
Agar pelaksanaan tugas Dewan komisaris dan Dewan Komisaris
Independen dapat berjalan secara efektif maka perlu dipenuhi prinsip – prinsip
berikut :
1. Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak
independen,
2. Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan
memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik
termasuk memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan semua
3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup
tindakan pencagahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.
Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui
proses yang transparan. Setiap anggota Dewan Komisaris harus memenuhi
persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper
Test). Dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS
berdasarkan alasan yang wajar dan setelah Dewan Komisaris diberi kesempatan
untuk membela diri.
2.4 PENGUNGKAPAN CSR
Saat ini CSR telah menjadi istilah yang populer dikalangan global. Dan
keberadaanCSR saat ini telah menjadi pusat perhatian di berbagai kalangan.
Namun sampai saat ini, pengertian CSR masih menjadi perdebatan diberbagai
kalangan praktisi maupun akademis. Berikut adalah pengertian CSR, antara lain
menurut :
1. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
“CSR adalah suatu komitmen bisnis yang berkelanjutan bertindak secara
etis, beroperasi secara legal dan memberikan kontribusi untuk
pembangunan ekonomi dengan cara meningkatkan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan komunitas lokal
2. European Commission
“CSR adalah sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan
perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan
dalam interaksinya dengan para stakeholder berdasarkan prinsip
kesukarelaan”.
Berdasarkan definisi – definisi yang disampaikan oleh para ahli tersebut
belum ada kesepakatan ilmiah tentang definisi CSR. Dahlsrud lewat “How CSR is
Defined” mencoba untuk menyatakan bahwa debat tentang definisi CSR sudah
seharusnya diakhiri. Namun, Dahlsrud tidak puas dengan metodologi yang
digunakan oleh para ahli sebelumnya dalam mendefinisikan CSR. Oleh karena itu,
untuk melengkapi studi pustakanya, Dahlsrud melakukan analisis isi serta
pengujian atas hasil analisis isi tersebut melalui perhitungan frekuensi dunia
maya. Dan hasilnya bahwa definisi CSR itu konsisten mengandung lima
komponen yaitu stakeholder, ekonomi, sosial, lingkungan dan voluntarisme.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008)
menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Penerapan CSR oleh perusahaan yang merupakan entitas bisnis tidak hanya
mencari keuntungan belaka, tetapi perusahaan berusaha untuk mewujudkan
adanya satu kesatuan ekonomi, sosial dan lingkungan dimana perusahaan
beroperasi. Perusahaan yang mengabaikan persoalan CSR dalam kegiatan
usahanya mungkin akan tetap memperoleh keuntungan pada saat ini, namun
mempertahankan eksistensinya. Dan hal ini pengabaian terhadap CSR akan
menghilangkan keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh dimasa mendatang.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan
Wirakusuma (2009), dimana Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan.
2.5 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian mengenai kinerja keuangan, GCG, CSR dan nilai perusahaan
telah banyak dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Dan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Akan tetapi, kepemilikan
manajerial tidak memiliki pengaruh positif.
Akan tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan
Wulandari (2006) menemukan bahwa hanya earnings per share saja yang
berpengaruh positif terhadap harga saham. Sementara variabel lainnya (ROA,
ROE, Return On Sales, Basic Earning Power, dan Economic Value Added) tidak
berpengaruh positif terhadap harga saham. Sementara nilai perusahaan dilihat
melalui harga saham perusahaan. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan
menemukan beragam hasil yang mempengaruhi nilai perusahaan. Beberapa hasil
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Model Penelitian Hasil
1. Ni Wayan
kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sedangkan
pengungkapan CSR dan GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. d. Earning per Share e. Basic Earning Power f. Economic Value
Added
Variabel Dependen : Harga Saham
Hanya Earnings per share yang signifikan terhadap dan praktek manajemen laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. tetapi,
Hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh
No. Peneliti Model Penelitian Hasil terhadap Earning Responses Coeficient, sementara CSR Disclossure memiliki pengaruh negatif terhadap
Earning Responses Coeficient.
2.6 KERANGKA KONSEPTUAL
Dalam penelitian ini, terdapat variabel independen, yang terdiri atas :
1. Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan yang
terdiri dari ROA dan ROE.
2. GCG yang diproksikan dengan Komisaris Independen.
3. Pengungkapan CSR, yaitu pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan(annual report).
Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
instrumen yang digunakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) dalam
Simposium Nasional Akuntansi X yang terdiri atas 78 item pengungkapan.
2.7 HIPOTESIS PENELITIAN
2.7.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
telah dilakukan oleh berbagai ahli, dan mereka menemukan bahwa ROA dan ROE
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Handoko dan Penelitian yang dilakukan oleh Ayuk (2006) menemukan
bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu, ROA dan ROE merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H1 : ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H2 : ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.7.2 Pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan
Dalam penelitian ini, pengaruh GCG diproksikan melalui Dewan
Komisaris Independen, dimana Dewan Komisaris sebagai ujung tombak
terciptanya dan terlaksananya penerapan GCG dalam perusahaan dandiharapkan
dapat mengurangi adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan
pihak pemegang saham serta menghindari terjadinya kecurangan (fraud) yang
dilakukan pihak manajemen dalam perusahaan. Oleh sebab itu, GCG yang
diproksikan melalui Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2.7.3 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengungkapan CSR dimasukkan dengan pemikiran bahwa pasar akan
memberikan apresiasi positif yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham
perusahaan. Yang kemudian peningkatan ini akan menyebabkan nilai perusahaan
juga meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Penelitian asosiatif kausal merupakan jenis penelitian yang berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar 2011).
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan mencari data yang diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD), dari website BEI dan dari website perusahaan
yang bersangkutan. Dan penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September dan
berakhir pada bulan Januari. Jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Des
2011
Jan 2012
Feb 2012
Mar 2012
Pra observasi penelitian √ √
Penetapan judul √
Pengumpulan Data √ √ √
Penyelesaian Proposal √ √ √ √ √
Pengelolaan dan analisis data
√
3.3 BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. pengukuran variabel menggunakan rasio.
2. CSR diukur dengan menggunakan 78 item pengungkapan.
3. Data yang diperlukan adalah data dalam bentuk laporan keuangan dan
laporan tahunan pada perusahaan manufaktur selama periode 2008 – 2010.
4. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2008, 2009, dan 2010.
3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Dependen
Nilai perusahaan (Y) diukur dengan menghitung price to book value
(PBV).
2. Variabel Independen
a. Kinerja keuangan, diukur dengan ROA (X1) dan ROE (X2).
b. GCG yang diproksikan dengan Komisaris Independen (X3).
c. Pengungkapan CSR(X4) yang diukur dengan CSR Disclosure Index
(CSDI) yang terdiri atas 78 item pengungkapan yang meliputi : 13
item dalam kategori lingkungan, 7 item dalam kategori energi, 8 item
dalam kategori kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 29 item
dalam kategori lain – lain tenaga kerja, 10 item dalam kategori
kategori umum. Perhitungan CSDI dilakukan dengan menggunakan
pendekatan dikotomi, dimana setiap item CSR dalam instrumen
penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan diberi nilai 0 jika tidak
diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk
memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus
perhitungan CSDI (Haniffa dkk (2005), dalam sayekti dan Wondabio
(2007)) adalah sebagai berikut :
CSDI t =
Definisi Operasional dan Skala pengukuran Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala
Nilai dengan harga saham.
PBV
=
������������ ���������Book Value
=
Total Asset – Total Liabilities Jumlah Saham BeredarVariabel Penelitian
Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala
Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan kondisi
GCG GCG merupakan alat yang digunakan untuk mengawasi tindakan manajemen
perusahaan dalam mengelola perusahaan
dan menjaga hubungan baik antara
manajemen stakeholder lainnya .
Komposisi Komisaris Independen
= Jumlah Komisaris Independen Jumlah Dewan Komisaris
Rasio
CSR CSR merupakan
3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode 2008 – 2010. Pemilihan sampel berdasarkan metode
nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling dengan tujuan
mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 – 2010 dan
menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang lengkap dan
telah diaudit selama periode pengamatan.
2. Menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang pelaporan.
3. Perusahaan tersebut tidak delisting selama tahun 2008 – 2010.
4. Perusahaan tersebut tidak rugi selama tahun 2008 – 2010.
5. Perusahaan tidak melakukan merger / akuisisi selama tahun 2008 – 2010.
Berdasarkan kriteria – kriteria diatas maka jumlah populasi yang menjadi
Tabel 3.3 POPULASI SAMPEL
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 2 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
3 SMGR PT Semen Gresik Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk 5 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 6 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk
8 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 9 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 10 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk
11 SIPD PT Sierad Produce Tbk 12 ASII PT Astra International Tbk 13 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
14 IMAS PT Indomobil Sukses International Tbk 15 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk
16 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk 17 VOKS PT Voksel Electric Tbk
18 INDF PT Indofood Sukses makmur Tbk 19 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk
20 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
21 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 22 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
23 MERK PT Merck Tbk
24 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 25 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
3.6 JENIS DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data sekunder. Data penelitian ini diambil berdasarkan laporan
keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan yang telah
dipublikasikan dan terdaftar di BEI. Data perusahaan ini diperoleh dari website
BEI, ICMD, website perusahaan yang bersangkutan.
3.7 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi
dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan beberapa jurnal
ekonomi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kemudian
setelah itu dilanjutkan dengan studi dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan
data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan
manufaktur melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs BEI
yawebsite perusahaan yang bersangkutan.
.
3.8 TEKNIK ANALISIS
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
3.8.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005) adalah untuk mengetahui
A. Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dimanaplottingdata
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran plottingdata residual pada sumbu diagonal. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
B. Analisis Statistik
Peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov(1 sample KS)untuk
menguji normalitas data. Bila signifikan ρ> 0,05, maka distribusi data dikatakan
normal. Dan jika sebaliknya maka distribusi data tidak normal.
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF tidak lebih dari 5 dan nilai tolerance tidak
kurang dari 0,1, maka model regresi dapat dikatakan terbebas dari
3.8.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Kriteria untuk
penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
• angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
• angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
• angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji
glejser. Uji grafik dilakukan dengan melihat grafik scatterplot dan uji glejser
dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai
absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Model regresi tidak
terjadi heterokesdatisitas jika nilai signifikan > 0,05 akan tetapi jika nilai
3.8.2 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier
berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel
ke fungsi regresi. Persamaan regresi berganda yang digunakan dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + е
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta
β1 - β5 = Koefisien regresi variabel independen
X1 = ROA
X2 = ROE
X3 = Komisaris Independen
X4 = Pengungkapan CSR
е = Variabel pengganggu (error)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak,
3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi
atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai
dengan 1 (0 ≤ R 2 ≤ 1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh
variabel independen variabel terhadap variabel dependen. Dan jika nilai R2
semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
3.9.2.2 Uji F (F-Test)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dicari dengan melihat
Fhitung dari tabel Anova output SPSS 18. Variabel independen berpengaruh
simultan terhadap variabel dependen jika probabilitas value < 0,05 (α = 0,05).
3.8.2.3 Uji T(T-Test)
Uji T bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh positif
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata(mean), dan standart deviasi(standard
deviation) data yang digunakan dalam penelitian.
TABEL 4.1
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 75 .004 .407 .11915 .100157
ROE 75 .008 .837 .22299 .189747
KOMISARIS_INDEPENDEN 75 .250 1.000 .43444 .156697
PENGUNGKAPAN_CSR 75 .013 .615 .30977 .136260
PBV 75 .001 .447 .03720 .068370
Valid N (listwise) 75
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
1. variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,004, nilai maksimum sebesar 0,407, meansebesar 0,119 dan standard deviationsebesar0,100,
2. variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0,008, nilai maksimum sebesar0,837, meansebesar0,222dan standard deviationsebesar 0,189,
3. variabel Komisaris Independen memiliki nilai minimum sebesar 0,250, nilai maksimum sebesar1,000, meansebesar0,434dan standard
4. variabel Pengungkapan CSR memiliki nilai minimum sebesar 0,013, nilai
maksimum sebesar0,615, meansebesar0,309dan standard
deviationsebesar 0,136,
5. variabel PBV memiliki nilai minimum sebesar 0,001, nilai maksimum sebesar0,447, meansebesar0,372dan standard deviationsebesar 0,068.
4.1.2 Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi data yang normal atau tidak, dengan
membuat hipotesis sebagai berikut :
Ho : variabel residual berdistribusi tidak normal,
Ha : variabel residual berdistribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik.
A. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram dan
grafik normal probability plot. Dalam grafik histogram, distribusi data normal
data normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plottingdata residual
akan dibandingkan dengan garis diagonal. Normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran plottingdata residual pada sumbu diagonal. Pola distribusi
data dikatakan normal jika plottingdata residual menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah diagonal.
GAMBAR 4.1 GRAFIK HISTOGRAM
GAMBAR 4.2
Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa grafik histogram menceng ke arah
kiri yang menunjukkan distribusi data tidak normal. Hal ini didukung oleh gambar
4.2, dimana plottingdata residual tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan
plotting data residual menceng ke kiri dan ke kanan, tidak mengikuti arah
diagonal. Kedua gambar tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Namun, uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat
menyesatkan karena terkadang data kelihatan normal, padahal belum tentu data
tersebut berdistribusi normal. Dan terkadang terlihat tidak normal, padahal data
tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah data
berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji analisis statistik.
B. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan metode analisis statistik menggunakan uji
kolmogorov – smirnov(1 sample KS). Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah
plottingdata residual yang menyebar di sekitar garis diagonal berdistribusi normal
atau tidak. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance
lebih besar dari 0,05 (ρ> 0,05). Dan jika sebaliknya nilai asymptonic significance
lebih kecil dari 0,05 (ρ< 0,05), maka distribusi data tidak normal. Hasil uji
TABEL 4.2
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .05095736 Most Extreme
Differences
Absolute .191 Positive .191 Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z 1.651
Asymp. Sig. (2-tailed) .009 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada hasil uji analisis statistik yang ditunjukkan pada tabel 4.2, dapat
dilihat bahwa nilai asymptonic significance sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05,
maka dinyatakan bahwa data pada penelitian ini tidak berdistribusi secara normal
(Ho diterima).
Pada uji normalitas dengan analisis grafik dan statistik diketahui bahwa
data yang digunakan tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat
digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Menurut Ghozali (2005:32), “data yang
tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal”.
Oleh karena itu, digunakan metode transformasi data untuk menormalkan data
penelitian. Data penelitian ditransformasi kelogaritma natural (Ln). Hasil
transformasi data dapat dilihat pada lampiran 6. Setelah data ditransformasi, maka
dilakukan uji normalitas kembali untuk melihat apakah data penelitian ini telah
berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil uji normalitas data setelah
A. Analisis Grafik
GAMBAR 4.3
GRAFIK HISTOGRAM SETELAH TRANSFORMASI KE Ln
GAMBAR 4.4
NORMAL PROBABILITY PLOTSETELAH TRANSFORMASI KE Ln
Dari gambar 4.3 dan gambar 4.4 terlihat bahwa setelah dilakukan
transformasi data ke Ln, grafik histogram dan normal probability plot
B. Analisis Statistik
TABEL 4.3
HASIL UJI NORMALITAS SETELAH TRANSFORMASI KE Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 75
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .71958997 Most Extreme
Differences
Absolute .055 Positive .051 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .480 Asymp. Sig. (2-tailed) .975 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada hasil uji analisis statistik dengan uji kolmogorov – smirnov(1 sample
KS)pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance sebesar
0,975, yang artinya bahwa nilai asymptonic significance lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian, data pada penelitian ini telah berdistribusi secara normal dan
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas
dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat
nilai VIF dan tolerance variabel dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : terdapat multikolineritas ;VIF > 5, Tolerance< 0,1,
Ha : tidak terdapat multikolineritas ; VIF < 5, Tolerance > 0,1.
TABEL 4.4
a. Dependent Variable: Ln_PBV
Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa tidak ada variabel yang nilai VIF
lebih besar dari 5, dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1. Dengan demikian,
4.1.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).Kriteria untuk
penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
• angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
• angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
• angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
TABEL 4.5
HASIL UJI DURBIN – WATSON Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
dimension0
1 .791a .626 .605 .73986 1.772
a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV
Berdasarkan tabel 4.5diketahui nilai statistik D-W sebesar 1,772. Angka
ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji
grafik dan uji glejser. Uji grafik dilakukan dengan melihat grafik scatterplot,
apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas dan tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini
berarti tidak menunjukkan tidak terjadinya heterokesdatisitas pada model regresi.
Sedangkan uji glejser dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel
independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya.
Model regresi tidak terjadi heterokesdatisitas jika nilai signifikan > 0,05 akan
tetapi jika nilai signifikan < 0,05 maka dalam model regresi terjadi
heteroskedastisitas.
GAMBAR 4.5
TABEL 4.6 HASIL UJI GLEJSER Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.987E-16 .344 .000 1.000
Ln_ROA .000 .153 .000 .000 1.000
Ln_ROE .000 .164 .000 .000 1.000
Ln_KOMISARIS _INDEPENDEN
.000 .297 .000 .000 1.000
Ln_PENGUNGK APAN_CSR
.000 .154 .000 .000 1.000
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Pada gambar 4.5, grafik scatterplot menunjukkan titik-titik yang menyebar
secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Dan pada tabel 4.6 diatas
menunjukkan bahwa nilai signifikan semua variabel independen lebih besar dari
0,05. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga
model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap
4.1.3 Uji Hipotesis
4.1.3.1 Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah 0 – 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi
maka semakin baik. Dalam hal ini peneliti menggunakan nilaiAdjusted R2, karena
peneliti meneliti lebih dari dua variabel. Adjusted R2dapat naik atau turun apabila
satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Sama halnya dengan R2,
Adjusted R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen. Hasil pengukuran koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
TABEL 4.7
HASIL UJI DETERMINASI Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate dimension0 1 .791a .626 .605 .73986
a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV
Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 18 diperoleh nilai
AdjustedR2 sebesar 0,605. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan
oleh variabel ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR
4.1.3.2 Uji F (F-Test)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dicari dengan melihat
Fhitung dari tabel Anova.
Hipotesis :
Ho : variabel independen tidak berpengaruh simultan terhadap variabel dependen
Ha : variabel independen berpengaruh simultan terhadap variabel dependen.
Kriteria :
• jika probabilitas value < 0,05 ; maka Ha diterima
• jika probabilitas value > 0,05 ; maka Ha ditolak.
TABEL 4.8 HASIL UJI F
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 64.126 4 16.032 29.287 .000a
Residual 38.318 70 .547 Total 102.444 74
a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV
Pada tabel 4.8 dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 29,287 dan probabilitas
value dalam penelitian ini adalah 0,000 (probabilitas value lebih kecil dari 0,05).
Dengan demikian Ha diterima yaitu ROA, ROE, Komisaris Independen, dan
4.1.3.3 Uji T (T – Test)
Uji T bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan
hipotesis dan ketentuan sebagai berikut:
Hipotesis :
Ho: variabel independen tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen
Ha: variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
Kriteria :
• jika probabilitas value < 0,05 (α = 0,05) ; maka Ha diterima
• jika probabilitas value > 0,05 (α = 0,05) ; maka Ha ditolak.
Jika Ha diterima artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap vartiabel dependen. Hasil uji T dapat dilihat pada table 4.9 sebagai
berikut.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat dihasilkan persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = - 2,082 – 0,251X1 + 0,953X2 + 0,190X3 + 0,453X4 + e Dari persamaan diatas dapat diartikan bahwa :
a. Nilai konstanta sebesar – 2,082
Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh ROA, ROE, Komisaris
Independen, dan pengungkapan CSR atau jika variabel independen
bernilai konstan maka akan menurunkan nilai PBV sebesar 2,082.
b. Nilai koefisien ROA sebesar – 0,251
Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai ROA maka akan
menurunkan nilai PBV sebesar 0,251.
c. Nilai koefisien ROE sebesar 0,953
Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai ROE maka akan
meningkatkan nilai PBV sebesar 0,953.
d. Nilai koefisien Komisaris Independen sebesar 0,190
Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan proporsi Komisaris
Independen maka akan meningkatkan nilai PBV sebesar 0,190.
e. Nilai koefisien pengungkapan CSR sebesar 0,453
Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan perluasan
pengungkapan CSR dalam laporan tahunan maka akan meningkatkan nilai
4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja
keuangan, GCG, dan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, Komisaris Independen, dan
pengungkapan CSR, dengan PBV sebagai variabel dependennya. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2008 – 2010. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik purposive sampling,dimana jumlah pengamatan yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah 75 (25 sampel x 3 tahun). Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas) dan uji hipotesis
(uji determinasi, uji F, dan uji T) dengan menggunakan SPSS 18.
4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio ROA memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan
apabila kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio ROE memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2010), dimana dalam penelitian