RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG (
Solanum melongena
L.)
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM
DAN PUPUK FOSFOR
SKRIPSI
MUHAMMAD SAFI’I / 090301001 AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG (
Solanum melongena
L.)
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM
DAN PUPUK FOSFOR
SKRIPSI
MUHAMMAD SAFI’I / 090301001 AGROTEKNOLOGI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongenaL.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor
Nama : Muhammad Safi’i
NIM : 090301001
Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan
Program Studi : Agroteknologi
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Ir. Rosita Sipayung, M.P. Ir. Mbue Kata Bangun, M.S.
Ketua Anggota
Mengetahui,
Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Si. Ketua Jurusan Agroekoteknologi
ABSTRACT
MUHAMMAD SAFII : Respond of Growth and Production of Eggplant (Solanum malongena L.) on the application of chicken manure and Phosphor
fertilizer, supervised by ROSITA SIPAYUNG and M. K. BANGUN
The chemical fertilizer applied by farmer to increase the growth of eggplant. But the application of chemical fertilizer in a long of time will decrease the soil quality in which the soil structure will solid because it’s the combination of application of chemical and organic fertilizer for the survive of the growth of eggplant. The writer choose the chicken manure because it contain the higher P nutrient than the other ones. This research was conducted in the farming area of local people in sub-urban village of Sari Rejo Subdistrict Polonia, Medan on the elevation of 25 meter on above sea level since April up to July 2014, by using factorial group random sampling with two treatments. The first factor is chicken manure with four level, .e 0 gr/ polybag, 40 gr/ polybag, 80 gr/ polybag and 120 gr/ polybag. The second one is Dosage of Phosphor in the level of treatment, i.e : 0 gr/ po;lybag, 2.4 gr/ polybag, and 4.8 gr/ polybag. The observed parameter is the height of plant, diameter of stem, number of leaf, the time of flowering, number of blossom per plant, number of fruit per plant, length of fruit, diameter of fruit, production per sample and production per plot.
The results of research indicates that the using of chicken manure has a significant influence to the parameter of stem diameter (6 and 7 MST) and the length of fruit in the second harvest. The application of phosphor fertilizer has a significant influence to the height of plant (4, 5, 6 and 7 MSPT), diameter of stem (2, 3, 4, 5, 6 and 7 MSTP), number of leaf (6 MSPT) and first production per sample.
ABSTRAK
MUHAMMAD SAFII : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor, dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan M. K. BANGUN.
Penggunaan pupuk kimia sering dipilih petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia ini lama kelamaan akan mengurangi kualitas tanah di sebabkan struktur tanah menjadi padat oleh karena itu kombinasi pemberian pupuk kimia dan organik diharapkan dapat menjaga pertumbuhan tanaman terung yang berkelanjutan. Dalam hal ini penulis memilih pupuk kandang ayam karena memiliki kadar hara P yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan yang berada pada ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut dari bulan April sampai Juli 2014. Menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu, 0 gr/polibag, 40 gr/polibag, 80 gr/polibag dan 120 gr/polibag. Faktor kedua dosis pupuk fosfor dengan tiga taraf perlakuan yaitu, 0 gr/polibag, 2,4 gr/polibag dan 4,8 gr/polibag. Parameter yang di amati adalah Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Umur Berbunga, Jumlah Bunga Pertanaman, Jumlah Buah Per Tanaman, Panjang Buah, Diameter Buah, Produksi Per Sampel dan Produksi Per Plot.
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Syafii, lahir pada tanggal 26 Januari 1992 di Desa Padang Maninjau, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara yang merupakan anak pertaman dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Samsir dan ibu Yustin.
Tahun 2009 penulis lulus dari MAN Aek Natas dan pada tahun yang sama masuk Fakultas Pertanian USU melalui jalur Panduan Minat Prestasi (PMP). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi. Selama perkuliahan penulis mendapatkan beasiswa bantuan belajaar mahasiswa (BBM) pada tahun 2010.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung
(Solanum melongenaL.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor”.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,
memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih
kepada Ir. Rosita Sipayung, MP. dan Ir. Mbue Kata Bangun, MS. selaku
ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan
berbagai masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, November 2014
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Hipotesis Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4
Syarat Tumbuh ... 5
Iklim ... 5
Tanah ... 6
Pupuk Organik dan Anorganik ... 7
Pupuk Kandang Ayam ... 8
Pupuk Fosfor ... 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Metode Penelitian ... 11
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 14
Persiapan Media Tanam ... 14
Persemaian Benih ... 14
Aplikasi Pupuk Kandang Ayam ... 14
Penanaman ... 15
0 Aplikasi Pupuk Fosfor ... 15
Pemeliharaan Tanaman ... 15
Penyiraman ... 15
Penyulaman ... 15
Penjarangan ... 15
Penyiangan ... 16
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 16
Panen ... 16
Peubah Amatan ... 16
Tinggi Tanaman (cm) ... 16
Diameter Batang (mm) ... 16
Jumlah Daun (helai) ... 17
Jumlah Bunga Per Tanaman (rumpun) ... 17
Jumlah Buah Per Tanaman (buah) ... 17
Panjang Buah (cm) ... 17
Diameter Buah (mm) ... 17
Produksi Per Sampel (g) ... 17
Produksi Per Plot (g) ... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19
Pembahasan ... 40
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 44
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 19
2. Rataan diameter batang 2-7 MSPT (mm) pada pemberian pupuk kandang
ayam dan pupuk fosfor ... 21
3. Rataan jumlah daun 2-7 MSPT (helai) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor... 23
4. Rataan umur berbunga (hari) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 25
5. Rataan jumlah bunga per tanaman 5-9 MSPT (bunga) pada pemberian
pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 26
6. Rataan jumlah buah pertanaman 5-9 MSPT (buah) pada pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor ... 28
7. Rataan produksi pertama per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang
ayam dan pupuk fosfor ... 29
8. Rataan produksi kedua per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam
dan pupuk fosfor ... 30
9. Rataan produksi per plot (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk fosfor ... 31
10. Rataan panjang buah produksi pertama (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 32
11. Rataan panjang buah produksi kedua (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 34
12. Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 35
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman... 21
2. Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman... 25
3. Hubungan pupuk Fosfor terhadap jumlah daun (helai)... 27
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Bagan penelitian ... 44
2. Deskripsi Tanaman terung ungu varietas mustang f1 ... 45
3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ... 46
4. Hasil Analis Tanah Topsoil Tuntungan ... 47
5. Hasil Analisis Pupuk Kandang Ayam ... 47
6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2MSPT... 54
7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT ... 54
8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MSPT ... 55
9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT ... 55
10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 56
11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 56
12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MSPT ... 57
13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT ... 57
14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MSPT... . 58
15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ... .. 58
16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MSPT... 59
17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MSPT ... 59
18. Data Pengamatan Diameter Batang 2 MSPT ... 60
19. Sidik Ragam Diameter Batang 2 MSPT ... 60
20. Data Pengamatan Diameter Batang 3 MSPT ... 61
21. Sidik Ragam Diameter Batang 3 MSPT ... 61
22. Data Pengamatan Diameter Batang 4 MSPT ... 62
24. Data Pengamatan Diameter Batang 5 MSPT ... 63
25. Sidik Ragam Diameter Batang 5 MSPT ... 63
26. Data Pengamatan Diameter Batang 6 MSPT ... 64
27. Sidik Ragam Diameter Batang 6 MSPT ... 64
28. Data Pengamatan Diameter Batang 7 MSPT ... 65
29. Sidik Ragam Diameter Batang 7 MSPT ... 65
30. Data Pengamatan JumlahDaun 2 MSPT ... 66
31. Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MSPT ... 66
32. Data Pengamatan JumlahDaun 3 MSPT ... 67
33. Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MSPT ... 67
34. Data Pengamatan JumlahDaun 4 MSPT ... 68
35. Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MSPT ... 68
36. Data Pengamatan JumlahDaun 5 MSPT ... 69
37. Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MSPT ... 69
38. Data Pengamatan JumlahDaun 6 MSPT ... 70
39. Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MSPT ... 70
40. Data Pengamatan JumlahDaun 7 MSPT ... 71
41. Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MSPT ... 71
42. Data Pengamatan Umur Berbunga (hari) ... 72
43. Sidik Ragam Jumlah Umur Berbunga (hari)... 72
44. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 5 MSPT ... 73
45. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 5 MSPT ... 73
46. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 6 MSPT ... 74
48. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 7 MSPT ... 75
49. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 7 MSPT ... 75
50. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 8 MSPT ... 76
51. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 8 MSPT ... 76
52. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 9 MSPT ... 77
53. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 9 MSPT ... 77
54. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 5 MSPT ... 78
55. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 5 MSPT ... 78
56. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 6 MSPT ... 79
57. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 6 MSPT ... 79
58. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 7 MSPT ... 80
59. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 7 MSPT ... 80
60. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 8 MSPT ... 81
61. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 8 MSPT ... 81
62. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 9 MSPT ... 82
63. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 9 MSPT ... 82
64. Data Pengamatan Produksi Pertama per Sampel ... 83
65. Sidik Ragam Produksi Pertama per Sampel ... 83
66. Data Pengamatan Produksi Kedua per Sampel ... 84
67. Sidik Ragam Produksi Kedua per Sampel ... 84
68. Data Pengamatan Panjamg Buah Produksi Pertama ... 85
69. Sidik Ragam Panjamg Buah Produksi Pertama ... 85
70. Data Pengamatan Panjamg Buah Produksi Kedua ... 86
72. Data Pengamatan Diameter Buah Produksi Pertama ... 87
73. Sidik Ragam Diameter Buah Produksi Pertama ... 87
74. Data Pengamatan Diameter Buah Produksi Kedua ... 88
75. Sidik Ragam Diameter Buah Produksi Kedua ... 88
76. Data Pengamatan Produksi per Plot ... 89
77. Sidik Ragam Produksi per Plot ... 89
ABSTRACT
MUHAMMAD SAFII : Respond of Growth and Production of Eggplant (Solanum malongena L.) on the application of chicken manure and Phosphor
fertilizer, supervised by ROSITA SIPAYUNG and M. K. BANGUN
The chemical fertilizer applied by farmer to increase the growth of eggplant. But the application of chemical fertilizer in a long of time will decrease the soil quality in which the soil structure will solid because it’s the combination of application of chemical and organic fertilizer for the survive of the growth of eggplant. The writer choose the chicken manure because it contain the higher P nutrient than the other ones. This research was conducted in the farming area of local people in sub-urban village of Sari Rejo Subdistrict Polonia, Medan on the elevation of 25 meter on above sea level since April up to July 2014, by using factorial group random sampling with two treatments. The first factor is chicken manure with four level, .e 0 gr/ polybag, 40 gr/ polybag, 80 gr/ polybag and 120 gr/ polybag. The second one is Dosage of Phosphor in the level of treatment, i.e : 0 gr/ po;lybag, 2.4 gr/ polybag, and 4.8 gr/ polybag. The observed parameter is the height of plant, diameter of stem, number of leaf, the time of flowering, number of blossom per plant, number of fruit per plant, length of fruit, diameter of fruit, production per sample and production per plot.
The results of research indicates that the using of chicken manure has a significant influence to the parameter of stem diameter (6 and 7 MST) and the length of fruit in the second harvest. The application of phosphor fertilizer has a significant influence to the height of plant (4, 5, 6 and 7 MSPT), diameter of stem (2, 3, 4, 5, 6 and 7 MSTP), number of leaf (6 MSPT) and first production per sample.
ABSTRAK
MUHAMMAD SAFII : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor, dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan M. K. BANGUN.
Penggunaan pupuk kimia sering dipilih petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia ini lama kelamaan akan mengurangi kualitas tanah di sebabkan struktur tanah menjadi padat oleh karena itu kombinasi pemberian pupuk kimia dan organik diharapkan dapat menjaga pertumbuhan tanaman terung yang berkelanjutan. Dalam hal ini penulis memilih pupuk kandang ayam karena memiliki kadar hara P yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan yang berada pada ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut dari bulan April sampai Juli 2014. Menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu, 0 gr/polibag, 40 gr/polibag, 80 gr/polibag dan 120 gr/polibag. Faktor kedua dosis pupuk fosfor dengan tiga taraf perlakuan yaitu, 0 gr/polibag, 2,4 gr/polibag dan 4,8 gr/polibag. Parameter yang di amati adalah Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Umur Berbunga, Jumlah Bunga Pertanaman, Jumlah Buah Per Tanaman, Panjang Buah, Diameter Buah, Produksi Per Sampel dan Produksi Per Plot.
Latar Belakang
Tanaman terung merupakan salah satu sayuran yang cukup populer dan
digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Buah terung yang masih muda selain
enak untuk dijadikan berbagai sayuran dan lalapan, juga mengandung gizi yang
cukup tinggi dan komposisinya lengkap sehingga komoditas terung sangat
potensial untuk dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis sekaligus
penyumbang cukup besar terhadap keanekaragaman bahan pangan bergizi bagi
penduduk (Rukmana, 2006).
Menurut BPS Indonesia (2012) dan Direktorat Jenderal Hortikultura
(2012), produksi terung nasional sebanyak 518.787 ton dengan luas panen
50.559 ha. Peningkatan produksi terung dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan
intensifikasi, salah satunya adalah melalui usaha peningkatan produktivitas dan
efisiensi penggunaan tanah, sehingga intensifikasi merupakan pilihan yang tepat
untuk diterapkan.
Dalam pengembangan hortikultura tidak lagi hanya memperlihatkan aspek
produksi tapi lebih menitikberatkan pada pengembangan komoditi yang bermutu
serta berorientasi pasar, untuk itu peranan petani tidak cukup lagi hanya
mengetahui bagaimana produk yang baik tetapi sekarang petani dituntut untuk
mengetahui bagaimana selera dan kebutuhan konsumen akhir sehingga petani
dapat menghasilkan produk yang sesuai dan dapat dipasarkan dengan baik serta
memperoleh harga jual yang layak (Ariyanto, 2006).
Melihat kebermanfaatan terung ungu yang cukup banyak, maka perlu
unsur hara. Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar dinamakan
unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S), sedangkan unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah kecil dinamakan unsur hara mikro (Fe, Mn, B, Mo, Zn, Cu
dan Cl) (Zulkarnain, 2010).
Pupuk kandang unggas atau ayam pada saat ini telah banyak dipergunakan
petani, karena banyaknya peternakan ayam secara besar-besaran di Indonesia
memberi peluang untuk memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk. Dari hasil
penelitian, pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap
kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, bahkan lebih baik dari pupuk
kandang hewan besar (Damanik dkk., 2010).
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih
tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat
yang diberikan. Selain itu dalam kotoran ayam tersebut merupakan hasil
campuran sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang
yang dapat menyumbangkan tambahan hara terhadap sayuran
(Widowati dkk, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
respons pertumbuhan dan produksi terung (Solanum melongena L.) terhadap
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menguji respons pertumbuhan dan produksi
terung (Solanum melongena L.) terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan respons pertumbuhan dan produksi terung terhadap
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor pada beberapa taraf perlakuan
serta interaksi kedua faktor tersebut.
Kegunaan Penulisan
Data sebagai salah satu syarat untuk dapat menyusun skripsi guna
mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Kedudukan tanaman terung dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta;
Class: Magnoliopsida; Ordo: Solanales; Family: Solanaceae; Genus: Solanum
Spesies: Solanum melongena L. (Tjitrosoepomo, 2004).
Akar pada tanaman terung adalah akar tunggang yang bercabang
(ramosus), artinya akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar tunggang ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak,
yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas
hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak
(Tjitrosoepomo, 2004).
Tanaman terung termasuk tanaman yang berbentuk perdu. Batangnya
rendah, berkayu dan bercabang. Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua
bagian yaitu batang utama (primer) dan batang percabangan (skunder). Batang
utama merupakan batang untuk penjangga dan memperkokoh berdirinya tanaman,
sedangkan batang percabangan merupakan batang untuk mengeluarkan bunga
(Hadiatna, 2006).
Daun tanaman terung berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) dengan
ujung daun meruncing dan pangkal daun menyempit, sedangkan bagian tengahnya
melebar. Ada juga yang berkerut-kerut (bergerigi), berbulu, berwarna hijau muda,
yang sempit ada yang lebar berwarna hijau hingga hijau tua, bersifat kuat dan
halus. Tulang-tulang daunnya bercabang-cabang dan menyirip (Budiman, 2008).
Bunga terung tergolong kedalam hermaproditus yaitu berkelamin ganda. Dalam
satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik). Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru atau lembayung,
cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun
menyerbuk sendiri (Astawan, 2009).
Buah terung ungu berukuran besar dan berbentuk bulat agak memanjang
dengan bagian ujung buah bulat tumpul. Buah muda memiliki warna ungu muda,
sedangkan warna buah tua ungu keputihan. Buah muda biasanya dimanfaatkan
untuk asinan dan manisan sedangkan buah tua biasanya dijadikan bahan sayur
(Hastuti, 2007).
Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar di dalam daging buah,
berbentuk bulat kecil, agak keras, berwarna coklat kehitaman dan permukaannya
licin mengkilap. Biji terung dapat juga dijadikan sebagai bahan perbenihan
(perbanyakan tanaman) (Astawan, 2009).
Syarat Tumbuh
Iklim
Suhu udara 20oC-32oC (0 – 1200 m dpl), merupakan suhu yang cocok
untuk tanaman terung. Suhu panas dan iklim kering ini berkaitan dengan
ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl). Suhu mempengaruhi pertumbuhan
tanaman seperti dalam proses perkecambahan, pertunasan, pembungaan dan
Tanaman terung dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran
tinggi dengan ketinggian tempat berkisar antara 1-1200 m diatas permukaan laut.
Terung yang dibudidayakan di dataran rendah dan bertopografi datar mempunyai
umur panen yang lebih pendek dibandingkan terung yang dibudidayakan
didataran tinggi (Simanjuntak, 2003).
Tanaman terung cocok ditanam di musim kemarau. Dapat juga ditanam
sepanjang tahun. Umumnya terung dapat tumbuh di kawasan yang mempunyai
kriteria berikut : suhu udara 22-30°C, jenis tanah lempung berpasir, memiliki
sinar matahari yang cukup, tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian
800 m diatas permukaan laut (Sakri, 2012)
Tanah
Tanaman terung umumnya memiliki daya adaptasi yang sangat luas,
namun kondisi tanah yang subur dan gembur dengan sistem drainase dan tingkat
keasaman yang baik, merupakan syarat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman
terung. Untuk pertumbuhan optimum, pH tanah harus berkisar antara 5.5-6.7,
namun tanaman terung masih toleran terhadap pH yanah yang lebih rendah yaitu
5.0. Pada tanah dengan pH yang lebih rendah dari 5.0 akan menghambat
pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan rendahnya tingkat produksi tanaman
(Simanjuntak, 2003).
Tanah yang mudah mengikat air, gembur, atau kedalaman tanah yang
cukup merupakan sifat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman terung.
Jenih tanah yang baik adalah regosol, latosol dan andosol yang merupakan tanah
lempung ringan dengan daya drainase dan daya ikat air yang baik. Tanah dengan
dari 5.5) akan menyebabkan tanaman mengalami klorosis. Namun tanaman juga
akan pendek, jumlah daunnya sedikit dan produksinya rendah, bila kondisi
tanahnya terlalu basa (>7.5). Tanaman terung masih toleran terhadap keasaman
tanah 6-7.5 (Budiman, 2008).
Pupuk Organik dan Anorganik
Pemberian pupuk SP-36, KCl, atau urea sesuai cara budidayanya, dipakai
urea 150 kg/ha, SP-36 400 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Pemupukan selanjutnya 15
hari setelah tanam, dan 60 hari setelah tanam dengan dosis setengah dari sisanya
(Budiman, 2008).
Pengaruh pupuk terutama pupuk organik sangat berpengaruh terhadap
sifat-sifat biologi tanah seperti aktivitas organisme tanah, jumlah dan
perkembangannya baik makroorganisme dan mikroorganisme. Mikroorganisme
juga membutuhkan unsur hara untuk kehidupannya, anara lain hara N, P, K dan
Ca serta ber-pH 6. Berdasarkan hal-hal diatas pupuk dapat mempengaruhi
aktivitas dan perkembangan jasad-jasad hidup tanah seperti bakteri, fungi dan
aktinomicetes (Damanik dkk, 2010).
Pupuk adalah salah satu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik,
bila ditambahkan kedalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara
serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.
Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain
seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah.
Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya.
Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan
tersebut maka diperoleh hasil pemupukan yang efesien dan tidak merusak akar
tanaman maka harus diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian
pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).
Pupuk-pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak
berpengaruh terhadap sifat-sifat biologis tanah. Sifat biologis tanah yang
dimaksud ialah segala aktivitas jasad-jasad mikro (mikroba) tanah. Pupuk yang
banyak pengaruhnya terhadap sifat biologi tanah ialah pupuk-pupuk organik.
Bahan organik merupakan sumber energi dari jasad-jasad mikro tanah.
Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin besar aktifitas
perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Aktifitas mikroorganisme ini
sangat penting dalam hal perombakan bahan organik, pelapukan protein menjadi
asam-asam amino, proses nitrifikasi yang akhirnya membebaskan unsur hara
seperti N, P dan S serta unsur-unsur mikro (Damanik dkk, 2010). Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair
dari hewan ternak yang dikandangkan yang dapat bercampur dengan alas kandang
dan sisa-sisa makanan. Sifat dan ciri pupuk kandang ditentukan oleh sebagai
faktor antara lain: jenis ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan
ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk atau struktur kandang dan tempat
penyimpanan pupuk (Damanik dkk, 2010).
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran
cairan dan padat ternak ayam yang tercampur sisa-sisa makanan dan alas kandang.
Pupuk kandang ayam dapat meningkatkan jumlah hara yang tersedia dalam tanah
dimiliki pupuk kandang ayam yaitu dapat memperbaiki sifat fisik tanah karena
mengandung N, P, K dan Mg dan dapat meningkatkan kesuburan biologis tanah.
Menurut Supriati dan Herliana (2010), kandungan unsur hara pupuk kandang
ayam terdapat 1,5% N, 1,5% P2O5 dan 0,8% K2O.
Pupuk fosfor
Hampir semua pupuk fosfor komersial berasal dari batuan fosfor. Selain
itu dapat pula berasal dari mineral-mineral fosfor dan bahan-bahan organik seperti
tepung tulang dan guano. Bahan baku untuk pembuatan fosfor (fosfor alam)
banyak disuply dari Afrika Utara (Tunisia, Aljazair dan Maroko) dan Amerika
Serikat (florida). Batuan fosfor terbaik mengandung sekitar 35% P2O5. Sumber
fosfor alam yang dikenal mempunyai kadar P tinggi adalah batuan beku dan
batuan endapan dengan bahan mineral (Damanik dkk, 2010).
Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam
beberapa hal antara lain: (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan
albumin, (2) pembentukan bunga, buah dan biji, (3) kematangan tanaman
melawan efek nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar,
(5) meningakatkatkan kualitas hasil tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama
dan penyakit. Superfosfor adalah pupuk yang dibuat dengan mereaksikan batuan
fosfor dengan Asam Sulfat (H2SO4). Selanjutnya dengan asam ini juga dibuat
pupuk fosfor lainnya seperti Double Superfosfor (DSP), Triple Superfosfor (TSP),
dan Superfosfor 36 (SP36) (Damanik dkk., 2010).
Pupuk P dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan kelarutannya
yaitu : (a) Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5,
yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam sitrun (mengandung
P2O5, merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman) (c) Pupuk
P yang melarut dalam air (mengandung P2O5, juga merupakan pupuk P yang
mudah tersedia bagi tanaman) (Sutedjo, 2002).
Superfosfor Triple (TSP) dibuat melalui pengemasan batuan fosfor dengan
H3PO4 dengan peralatan dan proses yang sama dengan pupuk superfosfor biasa.
Pupuk ini mempunyai rumus kimia yang sama dengan pupuk superfosfor rangkap
Ca(H2PO4)2, pupuk padat yang berbentuk butiran kasar, berwarna abu-abu dan
termasuk pupuk yang mudah larut di dalam air. Kandungan hara pupuk ini sekitar
46-48% P2O5, tidak bersifat higroskopis dan reaksinya di dalam tanah netral
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lahan Masyarakat Kelurahan Sari Rejo, Medan
dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, pada
bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih terung varietas Mustang F1, tanah
topsoil, pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor (TSP) sebagai perlakuan, pupuk
dasar (Urea dan KCL), polibag ukuran 35 x 55 cm (10 kg), label sampel,
insektisida berbahan aktif Karbofuran dan air.
Alat yang digunakan adalah polibag, cangkul, gembor, jangka sorong,
tugal, plank penelitian, patok tinggi tanaman, gunting, tali rafia, spanduk, timbangan analitik, kalkulator, meteran dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
dengan dua faktor perlakuan, yaitu:
Faktor I: Dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf, yaitu:
K0 = 0 g/polibag
K1 = 40 g/polibag
K2 = 80 g/polibag
Faktor II: Dosis pupuk fosfor dengan 3 taraf, yaitu:
P0 = 0 g/polibag
P1 = 2,4 g/polibag
P2 = 4,8 g/polibag
Kombinasi perlakuan adalah 12 perlakuan, yaitu:
K0P0 K1P0 K2P0 K3P0
K0P1 K1P1 K2P1 K3P1
K0P2 K1P2 K2P2 K3P2
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah plot : 36 plot
Ukuran plot : 100 cm x 100 cm
Jumlah tanaman/plot : 4 tanaman
Jumlah tanaman sampel/plot : 3 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman
Jarak antar plot : 50 cm
Jarak antar blok : 50 cm
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linier sebagai berikut:
Yijk = µ + ρi + αj+ βk+ (αβjk) + εijk
i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3
Dimana;
Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i, yang mendapat perlakuan pupuk
kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor pada taraf ke-k
µ = Nilai tengah umum
αj = Efek pupuk kandang ayam pada taraf ke-j
βk = Efek pupuk fosfor pada taraf ke-k
(αβjk) = Efek interaksi pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor
pada taraf ke-k
εijk = Efek galat pada unit percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan
pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor pada taraf ke-k
Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, jika perlakuan yang diuji berbeda
nyata maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Diukur lahan percobaan yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma,
kemudian dibentuk plot dengan ukuran 100 cm x 100 cm sebanyak 12 plot dengan
3 ulangan sehingga diperoleh 36 plot secara keseluruhan. Jarak antar plot 50 cm
dan blok 50 cm.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah topsoil yang dimasukkan ke
dalam polibag berukuran 35 x 55 cm (10 kg) dengan volume 2/3 dari tinggi
polibag..
Persemaian Benih
Benih direndam dahulu dalam wadah yang telah dibasahi. Wadah tersebut
diisi dengan busa atau kapas sebagai media tumbuh. Ditutup dan disimpan wadah
tersebut ditempat yang kering serta teduh. Setelah muncul radikula atau biji
berkecambah didalam wadah, dipindahkan benih terung ke media semai kemudian
disemai. Diambil benih satu persatu menggunakan pinset dengan posisi radikula
dibawah. Disediakan media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan
pasir dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dimasukkan media dengan
perbandingan 2:1:1 kedalam babybag. Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam diaplikasikan 1 minggu sebelum pindah tanam
(MSPT) sesuai taraf dosis perlakuan (0 g/tanaman, 40 g/tanaman, 80 g/tanaman,
dan 120 g/tanaman). Aplikasi pupuk kandang ayam dilakukan dengan dicampur
Penanaman
Pada setiap media tanam dalam polibag yang telah disiapkan, ditanam
1 bibit tanaman per polibag.
Aplikasi Pupuk Dasar (Urea dan KCL)
Pupuk Urea diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT)
dengan dosis 2,17 g/tanaman dan KCL diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah
tanam (HSPT) dengan dosis 1,7 g/tanaman. Pemberian pupuk dasar dilakukan
dengan cara ditugal 5 cm dari tanaman.
Aplikasi Perlakuan (Pupuk Fosfor (TSP))
Pupuk fosfor diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT)
dengan dosis 2,4 g/tanaman sesuai taraf dosis perlakuan (0 g/tanaman, 2,4
g/tanaman, dan 4,8 g/tanaman). Pemberian pupuk posfor dilakukan dengan cara
ditugal 5 cm dari tanaman.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan menggunakan gembor, jika hujan maka
tidak dilakukan penyiraman.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam (MSPT) yaitu
mengganti tanaman yang mati, tanaman yang tumbuhnya abnormal dan tanaman
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma di
polibag. Untuk membersihkan setiap plot dan parit dilakukan dengan cara
mekanis menggunakan cangkul.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Pada penelitian ini dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif
Karbofuran dengan konsentrasi 0,5 cc/l air untuk mengendalikan serangan kumbang Epilachma spp dan Ulat Grayak.
Panen
Pada penelitian ini, pemanenan buah terung dilakukan sebanyak 2 kali.
Pemanenan pertama pada 70 hari setelah pindah tanam (HSPT), pemanenan kedua
dilakukan pada umur 77 hari setelah pindah tanam (HSPT).
Peubah Amatan
Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh
tanaman. Tinggi tanaman diukur 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT), interval
pengukuran seminggu sekali menggunakan meteran sampai 7 MSPT.
Diameter Batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong pada bagian pangkal batang di bagian sisi kiri dan kanan dimulai 2 MSPT
Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun dihitung saat 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan
interval perhitungan seminggu sekali sampai 7 MSPT.
Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga ditentukan saat 75% tanaman telah mengeluarkan
bunga.
Jumlah Bunga Per Tanaman (rumpun)
Jumlah bunga per tanaman ditentukan saat 75% tanaman telah
mengeluarkan bunga.
Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Jumlah buah per tanaman dihitung saat 75% tanaman telah
mengeluarkan buah dengan kriteria panen buah telah berukuran cukup besar dan
lunak serta sedikit berair.
Panjang Buah (cm)
Pengukuran panjang buah dilakukan mulai dari pangkal hingga ujung buah
menggunakan meteran yang dilakukan setelah panen.
Diameter Buah (mm)
Bagian yang diukur adalah bagian tengah tongkol menggunakan jangka
sorong. Pengukuran dilakukan dari 2 sisi menggunakan jangka sorong saat panen.
Produksi Per Sampel (g)
Menimbang bobot buah pada setiap sampel menggunakan timbangan pada
akhir penelitian dimana dibedakan produksi pertama dan produksi kedua dalam
Produksi Per Plot (g)
Menimbang bobot buah pada setiap plot menggunakan timbangan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi Tanaman (cm)
Data pengamatan tinggi tanaman mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan
7 MSPT dicantumkan pada Lampiran 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 sedangkan sidik
ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 7, 9, 11, 13, 15
dan 17. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang
ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan pemberian pupuk
fosfor berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4, 5, 6 dan 7 MSPT. Interaksi
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman.
Rataan tinggi tanaman terung 2-7 MSPT pada pemberian pupuk kandang
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 2 MSPT
P0 (kontrol) 4,43 5,37 5,08 4,21 4,77
P1 (2,4 g) 5,04 5,30 4,57 4,23 4,79
P2 (4,8 g) 4,92 3,98 5,21 4,54 4,66
Rataan 4,80 4,88 4,95 4,33
3 MSPT
P0 (kontrol) 5,05 6,01 5,57 4,83 5,36
P1 (2,4 g) 6,13 6,43 5,30 4,89 5,69
P2 (4,8 g) 5,82 4,92 6,23 5,32 5,57
Rataan 5,66 5,79 5,70 5,01
4 MSPT
P0 (kontrol) 6,72 7,25 7,36 7,10 7,11 b
P1 (2,4 g) 9,61 9,16 10,09 9,24 9,53 a
P2 (4,8 g) 8,68 10,07 11,31 10,32 10,09 a
Rataan 8,34 8,83 9,59 8,89
5 MSPT
P0 (kontrol) 8,95 9,48 9,59 9,33 9,34 b
P1 (2,4 g) 11,84 11,39 12,33 11,48 11,76 a
P2 (4,8 g) 10,92 12,30 13,54 12,55 12,33 a
Rataan 10,57 11,06 11,82 11,12
6 MSPT
P0 (kontrol) 11,77 13,26 12,93 11,93 12,47 b
P1 (2,4 g) 15,73 15,59 15,39 14,13 15,21 a
P2 (4,8 g) 14,50 14,98 17,54 15,63 15,66 a
Rataan 14,00 14,61 15,29 13,90
7 MSPT
P0 (kontrol) 18,23 20,52 19,92 19,19 19,46 b
P1 (2,4 g) 23,63 23,14 23,25 22,09 23,03 a
P2 (4,8 g) 21,79 22,93 24,71 24,12 23,39 a
Rataan 21,21 22,20 22,63 21,80
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Pada Tabel 1 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada 7
MSPT dimana perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu
22,63 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Pemberian pupuk fosfor pada 4 MSPT dimana perlakuan P2
(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 10,09 cm dimana berbeda
Pemberian pupuk fosfor pada 5 MSPT dimana perlakuan P2
(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 12,33 cm dimana berbeda
nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.
Pemberian pupuk fosfor pada 6 MSPT dimana perlakuan P2
(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 15,66 cm dimana berbeda
nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.
Pemberian pupuk fosfor pada 7 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2)
menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 23,39 cm yang berbeda nyata dengan
perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman terung.
[image:38.595.145.483.443.652.2]Hubungan pupuk fosfat terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan
tinggi tanaman yang mengikuti kurva linear positif. Tinggi tanaman cenderung
meningkat seiring dengan meningkatnya dosis pupuk fosfor.
Diameter Batang (cm)
Data pengamatan diameter batang mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan 7
MSPT dicantumkan pada Lampiran 18, 20, 22, 24, 26 dan 28 sedangkan hasil
sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 19, 21, 23,
25, 27 dan 29. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam berpengaruh nyata terhadap diameter batang 6 dan 7 MSPT dan
pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap diameter batang 2, 3, 4, 5, 6
dan 7 MSPT. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter batang.
Rataan diameter batang tanaman terung 2 - 7 MSPT pada pemberian
Tabel 2. Rataan diameter batang 2 - 7 MSPT pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 2 MSPT
P0 (kontrol) 2,73 2,90 2,83 2,78 2,81 b
P1 (2,4 g) 3,78 3,59 3,42 2,94 3,43 a
P2 (4,8 g) 3,16 3,53 3,57 3,30 3,39 a
Rataan 3,22 3,34 3,28 3,01
3 MSPT
P0 (kontrol) 3,47 3,66 3,63 3,61 3,59 b
P1 (2,4 g) 4,45 4,45 4,38 3,94 4,30 a
P2 (4,8 g) 4,04 4,49 4,80 4,44 4,44 a
Rataan 3,99 4,20 4,27 4,00
4 MSPT
P0 (kontrol) 4,25 4,53 4,49 4,56 4,46 b
P1 (2,4 g) 5,29 5,34 5,45 5,20 5,32 a
P2 (4,8 g) 5,00 5,46 5,91 5,68 5,51 a
Rataan 4,85 5,11 5,28 5,15
5 MSPT
P0 (kontrol) 5,27 5,65 5,50 5,60 5,50 b
P1 (2,4 g) 6,21 6,54 6,90 6,58 6,56 a
P2 (4,8 g) 6,21 6,71 7,26 7,15 6,83 a
Rataan 5,89 6,30 6,55 6,44
6 MSPT
P0 (kontrol) 6,16 6,63 6,48 6,99 6,56 b
P1 (2,4 g) 6,80 7,36 7,70 7,27 7,28 a
P2 (4,8 g) 7,04 7,45 8,04 7,91 7,61 a
Rataan 6,67 c 7,15 abc 7,41 a 7,39 ab
7 MSPT
P0 (kontrol) 7,56 7,88 8,46 8,43 8,08 b
P1 (2,4 g) 7,79 8,64 8,84 8,93 8,55 a
P2 (4,8 g) 8,26 8,99 9,09 9,20 8,89 a
Rataan 7,87 c 8,50 b 8,80ab 8,85 a
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada 6
MSPT perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan diameter batang terbesar yaitu
7,41 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0, namun berbeda tidak nyata
dengan perlakuan K1 dan K3. Diameter batang terendah terdapat pada perlakuan
Pada 7 MSPT perlakuan K3 (120 g/polibag) menghasilkan diameter
batang tertinggi yaitu 8,85 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0, namun
berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1 dan K2. Diameter batang terendah
terdapat pada perlakuan K0 yaitu 7,87 mm. Pemberian pupuk fosfor pada 4 MSPT
dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2) menghasilkan diameter batang tertinggi yaitu
5,51 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata
dengan P1. Diameter batang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 4,46 mm.
Pemberian pupuk fosfor pada 5 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2)
menghasilkan diameter batang tertinggi yaitu 6,83 mm yang berbeda nyata
dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Diameter batang
terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 5,50 mm. Pemberian pupuk fosfor pada
6 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2) menghasilkan diameter batang
tertinggi yaitu 7,61 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda
tidak nyata dengan P1. Diameter batang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu
6,56 mm. Pemberian pupuk fosfor pada 7 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag
(P2) menghasilkan diameter batang tertinggi yaitu 8,89 mm yang berbeda nyata
dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Diameter batang
terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 8,08 mm.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap parameter diameter batang.
Hubungan pupuk fosfor terhadap diameter batang (mm) dapat dilihat pada
Gambar 2. . Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman.
Gambar 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan
diameter batang (mm) mengikuti kurva linear positif. Diameter batang cenderung
meningkat seiring dengan meningkatnya dosis pupuk fosfor.
Jumlah Daun (helai)
Data pengamatan jumlah daun mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 MSPT
dicantumkan pada Lampiran 30, 32, 34, 36, 38 dan 40 sedangkan hasil sidik
ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 31, 33, 35, 37, 39
dan 41. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang
ayam berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun dan pupuk fosfor
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 6 MSPT serta interaksi keduanya
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 2 MSPT.
Rataan jumlah daun tanaman terung 2 - 7 MSPT pada pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 3.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 2 MSPT
P0 (kontrol) 3,75cd 3,83bc 3,33de 4,33a 3,81
P1 (2,4 g) 4,42a 3,33de 4,00ab 3,33de 3,77
P2 (4,8 g) 3,83bc 3,50cde 3,92bc 3,25e 3,63
Rataan 4,00 3,56 3,75 3,64
3 MSPT
P0 (kontrol) 5,08 5,17 4,83 5,33 5,10
P1 (2,4 g) 6,08 5,17 5,58 4,67 5,38
P2 (4,8 g) 5,42 4,92 5,50 5,08 5,23
Rataan 5,53 5,08 5,31 5,03
4 MSPT
P0 (kontrol) 7,00 7,25 6,92 7,08 7,06
P1 (2,4 g) 8,75 7,92 8,17 6,75 7,90
P2 (4,8 g) 7,50 7,00 7,92 8,00 7,60
Rataan 7,75 7,39 7,67 7,28
5 MSPT
P0 (kontrol) 8,67 8,83 8,75 8,25 8,63
P1 (2,4 g) 10,33 8,92 9,75 8,42 9,35
P2 (4,8 g) 9,17 8,17 9,58 9,75 9,17
Rataan 9,39 8,64 9,36 8,81
6 MSPT
P0 (kontrol) 10,42 10,42 10,42 10,33 10,40b
P1 (2,4 g) 12,08 11,17 11,50 10,25 11,25a
P2 (4,8 g) 10,75 10,67 11,42 11,75 11,15a
Rataan 11,08 10,75 11,11 10,78
7 MSPT
P0 (kontrol) 11,08 13,00 12,92 12,75 12,44
P1 (2,4 g) 14,50 13,42 14,75 12,67 13,83
P2 (4,8 g) 13,25 13,25 12,92 14,92 13,58
Rataan 12,94 13,22 13,53 13,44
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan jumlah daun tertinggi yaitu 13,53 helai
yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K0, K1 dan K3. Jumlah daun tanaman
terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 12,94 helai.
Pemberian pupuk fosfor 2,4 g/polibag (P1) menghasilkan jumlah daun
(kontrol). Jumlah daun tanaman terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu
12,44 helai.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respons yang nyata terhadap jumlah daun tanaman terung
pada 2 MSPT. Kombinasi perlakuan K0P1 (pemberian kandang ayam
0 g/polibag dan pupuk fosfor 2,4 g/polibag) menghasilkan jumlah daun tanaman
terung tertinggi yakni 4,42 anakan.
[image:44.595.125.464.347.551.2]Hubungan pupuk fosfor terhadap jumlah daun (helai) dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Hubungan pupuk Fosfor terhadap jumlah daun (helai)
Gambar 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan jumlah
daun (helai) mengikuti kurva linear positif. Jumlah daun cenderung meningkat
seiring dengan meningkatnya dosis pupuk fosfor namun menurun pada pemberian
Umur Berbunga (hari)
Data pengamatan umur berbunga dicantumkan pada Lampiran 42 dan
hasil sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 43. Berdasarkan hasil sidik ragam
diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh
tidak nyata terhadap umur berbunga tanaman terung. Selain itu, interaksi
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata
terhadap umur berbunga tanaman terung.
Rataan umur berbunga tanaman terung pada pemberian pupuk kandang
[image:45.595.115.512.363.472.2]ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan umur berbunga (hari) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 36,417 34,083 33,667 33,083 34,313
P1 (2,4 g) 32,083 36,333 34,333 35,000 34,438
P2 (4,8 g) 37,000 35,167 32,583 35,250 35,000
Rataan 35,167 35,194 33,528 34,444
Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K2 (80 g/polibag) menunjukkan umur berbunga tercepat yaitu 33.528
atau 34 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K0, K1 dan K3. Umur
berbunga tanaman terung terlama terdapat pada perlakuan K1 dan K0 yaitu 35
hari.
Pemberian pupuk fosfor 4,8 g/ tanaman (P2) menghasilkan umur
berbunga tanaman terlama yaitu 35 hari yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan P0 yang menunjukkan umur berbunga tanaman terung tercepat yaitu 34
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan
respon yang tidak nyata terhadap umur berbunga tanaman terung.
Jumlah Bunga per Tanaman (bunga)
Data pengamatan jumlah bunga per tanaman mulai pengamatan 5, 6, 7, 8,
dan 9 MSPT dicantumkan pada lampiran 44, 46, 48, 50, dan 52 sedangkan hasil
sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada lampiran 45, 47, 49,
51, dan 53. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
jumlah bunga pertanaman. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk
fosfor juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah bunga
pertanaman.
Rataan jumlah bunga per tanaman 5 – 9 MSPT pada pemberian pupuk
Tabel 5. Rataan jumlah bunga per tanaman 5 – 9 MSPT (bunga) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 5 MSPT
P0 (kontrol) 0.67 1.00 0.83 0.92 0.85
P1 (2,4 g) 1.08 0.67 0.92 0.83 0.88
P2 (4,8 g) 0.75 0.67 1.33 0.75 0.81
Rataan 0.75 0.78 1.03 0.83
6 MSPT
P0 (kontrol) 1.33 2.42 2.25 3.00 2.25
P1 (2,4 g) 2.25 2.08 2.17 2.08 2.15
P2 (4,8 g) 1.58 2.08 3.00 2.00 2.17
Rataan 1.72 2.19 2.47 2.36
7 MSPT
P0 (kontrol) 3.00 4.25 4.25 4.67 4.04
P1 (2,4 g) 3.58 4.25 4.00 4.08 3.98
P2 (4,8 g) 3.33 4.00 5.33 4.33 4.25
Rataan 3.31 4.17 4.53 4.36
8 MSPT
P0 (kontrol) 4.92 6.17 6.42 5.92 5.85
P1 (2,4 g) 5.25 6.33 6.17 5.92 5.92
P2 (4,8 g) 5.33 6.33 7.42 6.42 6.38
Rataan 5.17 6.28 6.67 6.08
9 MSPT
P0 (kontrol) 6.75 7.92 7.92 7.08 7.42
P1 (2,4 g) 6.42 8.33 7.67 7.50 7.48
P2 (4,8 g) 7.25 8.17 8.83 8.42 8.17
Rataan 6.81 8.14 8.14 7.67
Berdasarkan tabel 5 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuaan K1 (40 g/polibag) dan K2 (80 g/polibag) menghasilkan jumlaha bunga
per tanaman yang tertinggi yaitu 8.14 bunga yang tidak nyata dengan perlakuan
K0 dan K3. Jumlah bunga per tanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu
6.81 bunga.
Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan jumlah bunga
per tanaman tertinggi yaitu 8.17 bunga yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan P0 dan P1. Jumlah bunga per tanaman terendah terdapat pada perlakuan
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan
respon yang tidak nyata terhadap parameter jumlah bunga per tanaman terung.
Jumlah buah per Tanaman (buah)
Data pengamatan jumlah buah per tanaman mulai pengamatan 5, 6, 7, 8,
dan 9 MSPT dicantumkan pada lampiran 54, 56, 58, 60, dan 62 sedangkan hasil
sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada lampiran 55, 57, 59,
61, dan 63. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap parameter
jumlah buah per tanaman terung. Interaksi pemberian keduanya antara pupuk
kandang ayam dan fosfor juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah
buah per tanaman terung.
Rataan jumlah buah per tanaman 5 – 9 MSPT pada pemberian pupuk
Tabel 6. Rataan jumlah buah per tanaman 5 – 9 MSPT (buah) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 5 MSPT
P0 (kontrol) 0.50 0.83 0.67 1.75 0.94
P1 (2,4 g) 0.92 0.67 0.75 0.67 0.75
P2 (4,8 g) 0.67 0.83 1.25 0.58 0.83
Rataan 0.69 0.78 0.89 1.00
6 MSPT
P0 (kontrol) 0.75 1.08 1.08 2.25 1.29
P1 (2,4 g) 1.25 1.67 1.50 1.17 1.40
P2 (4,8 g) 1.50 2.00 1.83 1.75 1.77
Rataan 1.17 1.58 1.47 1.72
7 MSPT
P0 (kontrol) 1.67 2.50 2.00 2.92 2.27
P1 (2,4 g) 2.17 2.58 2.33 1.67 2.19
P2 (4,8 g) 2.08 2.58 2.75 2.58 2.50
Rataan 1.97 2.56 2.36 2.39
8 MSPT
P0 (kontrol) 2.58 3.33 3.08 3.67 3.17
P1 (2,4 g) 3.08 3.83 3.17 2.83 2.32
P2 (4,8 g) 3.25 3.67 3.75 3.75 3.60
Rataan 2.97 3.61 3.33 3.42
9 MSPT
P0 (kontrol) 3.08 3.92 3.92 4.08 3.75
P1 (2,4 g) 3.50 4.33 3.92 3.75 3.88
P2 (4,8 g) 3.75 4.58 4.50 4.75 4.40
Rataan 3.44 4.28 4.11 4.19
Berdasarkan tabel 6 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K1 (40 g/polibag) menghasilkan jumlah buah per tanaman yang
tertinggi yaitu 4,28 buah yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K0, K2,
dan K3. Jumlah buah pertanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 3,44
bunga.
Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan jumlah buah
pertanaman tertinggi yaitu 4.40 buah buah yang berbeda tidaak nyata dengan
perlakuan P0 dan P1. Jumlah buah per tanaman terendah terdapat pada perlakuan
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan
respon yang tidak nyata terhadap parameter jumlah buah per tanaman terung.
Produksi Pertama per Sampel (g)
Data pengamatan produksi pertama per sampel dicantumkaan pada
lampiran 64 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada
lampiran 65. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap produksi pertama per sampel.
Pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap produksi pertama per
sampel. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh
tidak nyata terhadap parameter produksi pertama per sampel.
Rataan produksi pertama per sampel tanaman terung pada pemberian
[image:50.595.116.513.449.561.2]pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Rataan produksi pertama per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 165.42 181.67 186.25 174.17 176.88 a
P1 (2,4 g) 186.25 171.67 165.42 175.00 174.58 a
P2 (4,8 g) 161.25 153.75 163.75 150.42 157.29 b
Rataan 170.97 169.03 171.81 166.53
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan produksi pertama tertinggi yaitu
171.81 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi pertama
terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu 166.53 g.
Pemberian pupuk fosfor 0 g/polibag (P0) menghasilkan produksi pertama
P2, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Produksi pertama terendah terdapat
pada perlakuan P2 yaitu 157.29 g.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter produksi pertama per
sampel.
Hubungan pupuk Fosfor terhadap produksi pertama per sampel (g) dapat
[image:51.595.127.467.281.485.2]dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Hubungan pupk fosfor terhadap produksi pertama pe sampel (g)
Gambar 4. menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan
produksi pertama pertama per sampel (g) mengikuti kurva linear negatif. Produksi
pertama per sampel (g) cenderung menurun seiring dengan meningkatnya dosis
pupuk fosfor.
Produksi Kedua per Sampel (g)
Data pengamatan produksi kedua per sampel dicantumkan pada lampiran
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam
dan fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap produksi kedua per sampel. Interaksi
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata
terhadap parameter produksi kedua per sampel.
Rataan produksi kedua per sampel tanaman terung pada pemberian pupuk
[image:52.595.114.517.286.395.2]kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rataan produksi kedua per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 55.42 73.33 86.67 61.75 69.29
P1 (2,4 g) 47.08 62.92 86.67 80.83 66.38
P2 (4,8 g) 62.92 90.83 110.42 124.17 97.08
Rataan 55.14 75.69 94.58 88.92
Tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan produksi kedua per sampel tertinggi
yaitu 94.58 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi kedua
per sampel terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 55.14 g.
Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan produksi kedua
per sampel yang tertinggi yaitu 97.08 g yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan lainnya. Produksi kedua per sampel terendah terdapat pada perlakuan
P0 yaitu 69.29 g.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter produksi kedua per
Produksi per Plot (g)
Data pengamatan produksi per plot dicantumkan pada lampiran 68
sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran 69.
Berdasarkaan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam
dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadapproduksi per plot. Interaksi
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata
terhadap parameter produksi per plot.
Rataan produksi per plot tanaman terung pada peemberian pupuk kandang
[image:53.595.114.515.367.479.2]ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Rataan produksi per plot (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 220.83 255.00 272.92 235.92 246.17
P1 (2,4 g) 233.33 234.58 252.08 255.83 243.96
P2 (4,8 g) 224.17 244.58 274.17 274.58 254.38
Rataan 226.11 244.72 266.93 255.44
Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan produksi per plot tertinggi yaitu
266.39 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi per plot
terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 226,11 g.
Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan produksi per
plot yang tertinggi yaitu 254.38 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan
lainnya. Produksi per plot terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu 243, 96 g.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dengan pupuk fosfor
Panjang Buah Produksi Pertama (cm)
Data pengamatan panjang buah produksi pertama dicantumkan pada
lampiran 70 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada
lampiran 71. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah
produksi pertama. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam daan pupuk fosfor
juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter panjang buah produksi pertama.
Rataan panjang buah produksi pertama tanaman terung pada pemberian
[image:54.595.113.516.367.480.2]pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Rataan panjang buah produksi pertama (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 17.13 18.67 17.71 17.17 17.67
P1 (2,4 g) 18.17 16.83 17.25 18.00 17.56
P2 (4,8 g) 16.79 16.88 17.25 16.29 16.80
Rataan 17.36 17.46 17.40 17.15
Tabel 10 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
perlakuan K1 (40 g/polibag) menghasilkan panjang buah produksi pertama
tertinggi yaitu 17.46 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Panjang
buah produksi pertama terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu 17.15 cm.
Pemberian pupuk fosfor 0 g/polibag (P0) menghasilkan panjang buah
produksi pertama yang tertinggi yaitu 17.67 cm yang yang berbeda tidak nyata
dengan perlakuan lainnya. Panjang buah produksi pertama terendah terdapat pada
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter panjang buah produksi
pertama.
Panjang Buah Produksi Kedua (cm)
Data pengamatan panjang buah produksi kedua dicantumkan pada
Lampiran 72 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada
Lampiran 73. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter panjang buah produksi
kedua dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah produksi
kedua serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah
produksi kedua.
Rataan panjang buah produksi kedua pada pemberian pupuk kandang
[image:55.595.116.514.478.588.2]ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Rataan panjang buah produksi kedua pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 5,75 10,71 10,50 9,17 9,03
P1 (2,4 g) 5,00 8,83 11,29 10,88 9,00
P2 (4,8 g) 6,92 11,58 12,25 15,29 11,51
Rataan 5,89 b 10,38 a 11,35 a 11,78 a
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 11 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam
pada perlakuan K3 (120 g/polibag) menghasilkan panjang buah produksi kedua
tertinggi yaitu 11.78 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0, namun
berbeda tidak nyata dengan K1 dan K2. Panjang buah produksi kedua terendah
Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan panjang buah
produksi kedua tertinggi yaitu 11.51 cm yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan lainnya. Panjang buah produksi kedua terendah terdapat pada perlakuan
P1 yaitu 9.00 cm
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
menunjukkan respons yang berpengaruh tidak nyata panjang buah produksi
kedua.
Diameter Buah Produksi Pertama (mm)
Data pengamatan diameter buah produksi pertama dicantumkan pada
Lampiran 74 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada
Lampiran 75. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah
produksi pertama, serta interaksi keduanya juga berpengaruh tidak nyata terhadap
diameter buah produksi pertama.
Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang
[image:56.595.117.513.571.682.2]ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
Pupuk Fosfor (g)
Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan
K0 (Kontrol)
K1 (40 g)
K2 (80 g)
K3 (120 g)
P0 (kontrol) 47,09 60,49 50,53 50,14 52,06
P1 (2,4 g) 50,51 49,77 49,18 49,31 49,69
P2 (4,8 g) 56,43 47,90 48,12 47,35 49,95
Rataan 51,34 52,72 49,28 48,93
Berdasarkan Tabel 12 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada
tertinggi yaitu 52.72 mm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Diameter buah produksi pertama terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu
48.93 mm.
Pemberian pupuk fosfor 0 g/polibag (P0) menghasilkan diameter buah
produksi pertama tertinggi yaitu 52.06 mm yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan lainnya. Diameter buah produksi pertama terendah terdapat pada
perlakuan P1 yaitu 49.69 mm.
Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan
respons yang berpengaruh tidak nyata diameter buah produksi pertama.
Diameter Buah Produksi Kedua (mm)
Data pengamatan diameter buah produksi kedua dicantumkan pada
Lampiran 76 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada
Lampiran 77. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk
kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah
produksi kedua serta interaksi keduanya jug