• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG (

Solanum melongena

L.)

TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM

DAN PUPUK FOSFOR

SKRIPSI

MUHAMMAD SAFI’I / 090301001 AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG (

Solanum melongena

L.)

TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM

DAN PUPUK FOSFOR

SKRIPSI

MUHAMMAD SAFI’I / 090301001 AGROTEKNOLOGI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul : Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongenaL.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor

Nama : Muhammad Safi’i

NIM : 090301001

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Program Studi : Agroteknologi

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Ir. Rosita Sipayung, M.P. Ir. Mbue Kata Bangun, M.S.

Ketua Anggota

Mengetahui,

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Si. Ketua Jurusan Agroekoteknologi

(4)

ABSTRACT

MUHAMMAD SAFII : Respond of Growth and Production of Eggplant (Solanum malongena L.) on the application of chicken manure and Phosphor

fertilizer, supervised by ROSITA SIPAYUNG and M. K. BANGUN

The chemical fertilizer applied by farmer to increase the growth of eggplant. But the application of chemical fertilizer in a long of time will decrease the soil quality in which the soil structure will solid because it’s the combination of application of chemical and organic fertilizer for the survive of the growth of eggplant. The writer choose the chicken manure because it contain the higher P nutrient than the other ones. This research was conducted in the farming area of local people in sub-urban village of Sari Rejo Subdistrict Polonia, Medan on the elevation of 25 meter on above sea level since April up to July 2014, by using factorial group random sampling with two treatments. The first factor is chicken manure with four level, .e 0 gr/ polybag, 40 gr/ polybag, 80 gr/ polybag and 120 gr/ polybag. The second one is Dosage of Phosphor in the level of treatment, i.e : 0 gr/ po;lybag, 2.4 gr/ polybag, and 4.8 gr/ polybag. The observed parameter is the height of plant, diameter of stem, number of leaf, the time of flowering, number of blossom per plant, number of fruit per plant, length of fruit, diameter of fruit, production per sample and production per plot.

The results of research indicates that the using of chicken manure has a significant influence to the parameter of stem diameter (6 and 7 MST) and the length of fruit in the second harvest. The application of phosphor fertilizer has a significant influence to the height of plant (4, 5, 6 and 7 MSPT), diameter of stem (2, 3, 4, 5, 6 and 7 MSTP), number of leaf (6 MSPT) and first production per sample.

(5)

ABSTRAK

MUHAMMAD SAFII : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor, dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan M. K. BANGUN.

Penggunaan pupuk kimia sering dipilih petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia ini lama kelamaan akan mengurangi kualitas tanah di sebabkan struktur tanah menjadi padat oleh karena itu kombinasi pemberian pupuk kimia dan organik diharapkan dapat menjaga pertumbuhan tanaman terung yang berkelanjutan. Dalam hal ini penulis memilih pupuk kandang ayam karena memiliki kadar hara P yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan yang berada pada ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut dari bulan April sampai Juli 2014. Menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu, 0 gr/polibag, 40 gr/polibag, 80 gr/polibag dan 120 gr/polibag. Faktor kedua dosis pupuk fosfor dengan tiga taraf perlakuan yaitu, 0 gr/polibag, 2,4 gr/polibag dan 4,8 gr/polibag. Parameter yang di amati adalah Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Umur Berbunga, Jumlah Bunga Pertanaman, Jumlah Buah Per Tanaman, Panjang Buah, Diameter Buah, Produksi Per Sampel dan Produksi Per Plot.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Syafii, lahir pada tanggal 26 Januari 1992 di Desa Padang Maninjau, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara yang merupakan anak pertaman dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Samsir dan ibu Yustin.

Tahun 2009 penulis lulus dari MAN Aek Natas dan pada tahun yang sama masuk Fakultas Pertanian USU melalui jalur Panduan Minat Prestasi (PMP). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi. Selama perkuliahan penulis mendapatkan beasiswa bantuan belajaar mahasiswa (BBM) pada tahun 2010.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung

(Solanum melongenaL.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor”.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan,

memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih

kepada Ir. Rosita Sipayung, MP. dan Ir. Mbue Kata Bangun, MS. selaku

ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan

berbagai masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2014

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 6

Pupuk Organik dan Anorganik ... 7

Pupuk Kandang Ayam ... 8

Pupuk Fosfor ... 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 14

Persiapan Media Tanam ... 14

Persemaian Benih ... 14

Aplikasi Pupuk Kandang Ayam ... 14

Penanaman ... 15

0 Aplikasi Pupuk Fosfor ... 15

Pemeliharaan Tanaman ... 15

Penyiraman ... 15

Penyulaman ... 15

Penjarangan ... 15

Penyiangan ... 16

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 16

Panen ... 16

Peubah Amatan ... 16

Tinggi Tanaman (cm) ... 16

Diameter Batang (mm) ... 16

Jumlah Daun (helai) ... 17

(9)

Jumlah Bunga Per Tanaman (rumpun) ... 17

Jumlah Buah Per Tanaman (buah) ... 17

Panjang Buah (cm) ... 17

Diameter Buah (mm) ... 17

Produksi Per Sampel (g) ... 17

Produksi Per Plot (g) ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Pembahasan ... 40

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 44

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 19

2. Rataan diameter batang 2-7 MSPT (mm) pada pemberian pupuk kandang

ayam dan pupuk fosfor ... 21

3. Rataan jumlah daun 2-7 MSPT (helai) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor... 23

4. Rataan umur berbunga (hari) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 25

5. Rataan jumlah bunga per tanaman 5-9 MSPT (bunga) pada pemberian

pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 26

6. Rataan jumlah buah pertanaman 5-9 MSPT (buah) pada pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor ... 28

7. Rataan produksi pertama per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang

ayam dan pupuk fosfor ... 29

8. Rataan produksi kedua per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam

dan pupuk fosfor ... 30

9. Rataan produksi per plot (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan

pupuk fosfor ... 31

10. Rataan panjang buah produksi pertama (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 32

11. Rataan panjang buah produksi kedua (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 34

12. Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ... 35

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman... 21

2. Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman... 25

3. Hubungan pupuk Fosfor terhadap jumlah daun (helai)... 27

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Bagan penelitian ... 44

2. Deskripsi Tanaman terung ungu varietas mustang f1 ... 45

3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ... 46

4. Hasil Analis Tanah Topsoil Tuntungan ... 47

5. Hasil Analisis Pupuk Kandang Ayam ... 47

6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2MSPT... 54

7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT ... 54

8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MSPT ... 55

9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT ... 55

10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 56

11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 56

12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MSPT ... 57

13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT ... 57

14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MSPT... . 58

15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ... .. 58

16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MSPT... 59

17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MSPT ... 59

18. Data Pengamatan Diameter Batang 2 MSPT ... 60

19. Sidik Ragam Diameter Batang 2 MSPT ... 60

20. Data Pengamatan Diameter Batang 3 MSPT ... 61

21. Sidik Ragam Diameter Batang 3 MSPT ... 61

22. Data Pengamatan Diameter Batang 4 MSPT ... 62

(13)

24. Data Pengamatan Diameter Batang 5 MSPT ... 63

25. Sidik Ragam Diameter Batang 5 MSPT ... 63

26. Data Pengamatan Diameter Batang 6 MSPT ... 64

27. Sidik Ragam Diameter Batang 6 MSPT ... 64

28. Data Pengamatan Diameter Batang 7 MSPT ... 65

29. Sidik Ragam Diameter Batang 7 MSPT ... 65

30. Data Pengamatan JumlahDaun 2 MSPT ... 66

31. Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MSPT ... 66

32. Data Pengamatan JumlahDaun 3 MSPT ... 67

33. Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MSPT ... 67

34. Data Pengamatan JumlahDaun 4 MSPT ... 68

35. Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MSPT ... 68

36. Data Pengamatan JumlahDaun 5 MSPT ... 69

37. Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MSPT ... 69

38. Data Pengamatan JumlahDaun 6 MSPT ... 70

39. Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MSPT ... 70

40. Data Pengamatan JumlahDaun 7 MSPT ... 71

41. Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MSPT ... 71

42. Data Pengamatan Umur Berbunga (hari) ... 72

43. Sidik Ragam Jumlah Umur Berbunga (hari)... 72

44. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 5 MSPT ... 73

45. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 5 MSPT ... 73

46. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 6 MSPT ... 74

(14)

48. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 7 MSPT ... 75

49. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 7 MSPT ... 75

50. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 8 MSPT ... 76

51. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 8 MSPT ... 76

52. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 9 MSPT ... 77

53. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 9 MSPT ... 77

54. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 5 MSPT ... 78

55. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 5 MSPT ... 78

56. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 6 MSPT ... 79

57. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 6 MSPT ... 79

58. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 7 MSPT ... 80

59. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 7 MSPT ... 80

60. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 8 MSPT ... 81

61. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 8 MSPT ... 81

62. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 9 MSPT ... 82

63. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 9 MSPT ... 82

64. Data Pengamatan Produksi Pertama per Sampel ... 83

65. Sidik Ragam Produksi Pertama per Sampel ... 83

66. Data Pengamatan Produksi Kedua per Sampel ... 84

67. Sidik Ragam Produksi Kedua per Sampel ... 84

68. Data Pengamatan Panjamg Buah Produksi Pertama ... 85

69. Sidik Ragam Panjamg Buah Produksi Pertama ... 85

70. Data Pengamatan Panjamg Buah Produksi Kedua ... 86

(15)

72. Data Pengamatan Diameter Buah Produksi Pertama ... 87

73. Sidik Ragam Diameter Buah Produksi Pertama ... 87

74. Data Pengamatan Diameter Buah Produksi Kedua ... 88

75. Sidik Ragam Diameter Buah Produksi Kedua ... 88

76. Data Pengamatan Produksi per Plot ... 89

77. Sidik Ragam Produksi per Plot ... 89

(16)

ABSTRACT

MUHAMMAD SAFII : Respond of Growth and Production of Eggplant (Solanum malongena L.) on the application of chicken manure and Phosphor

fertilizer, supervised by ROSITA SIPAYUNG and M. K. BANGUN

The chemical fertilizer applied by farmer to increase the growth of eggplant. But the application of chemical fertilizer in a long of time will decrease the soil quality in which the soil structure will solid because it’s the combination of application of chemical and organic fertilizer for the survive of the growth of eggplant. The writer choose the chicken manure because it contain the higher P nutrient than the other ones. This research was conducted in the farming area of local people in sub-urban village of Sari Rejo Subdistrict Polonia, Medan on the elevation of 25 meter on above sea level since April up to July 2014, by using factorial group random sampling with two treatments. The first factor is chicken manure with four level, .e 0 gr/ polybag, 40 gr/ polybag, 80 gr/ polybag and 120 gr/ polybag. The second one is Dosage of Phosphor in the level of treatment, i.e : 0 gr/ po;lybag, 2.4 gr/ polybag, and 4.8 gr/ polybag. The observed parameter is the height of plant, diameter of stem, number of leaf, the time of flowering, number of blossom per plant, number of fruit per plant, length of fruit, diameter of fruit, production per sample and production per plot.

The results of research indicates that the using of chicken manure has a significant influence to the parameter of stem diameter (6 and 7 MST) and the length of fruit in the second harvest. The application of phosphor fertilizer has a significant influence to the height of plant (4, 5, 6 and 7 MSPT), diameter of stem (2, 3, 4, 5, 6 and 7 MSTP), number of leaf (6 MSPT) and first production per sample.

(17)

ABSTRAK

MUHAMMAD SAFII : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor, dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan M. K. BANGUN.

Penggunaan pupuk kimia sering dipilih petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia ini lama kelamaan akan mengurangi kualitas tanah di sebabkan struktur tanah menjadi padat oleh karena itu kombinasi pemberian pupuk kimia dan organik diharapkan dapat menjaga pertumbuhan tanaman terung yang berkelanjutan. Dalam hal ini penulis memilih pupuk kandang ayam karena memiliki kadar hara P yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan yang berada pada ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut dari bulan April sampai Juli 2014. Menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu, 0 gr/polibag, 40 gr/polibag, 80 gr/polibag dan 120 gr/polibag. Faktor kedua dosis pupuk fosfor dengan tiga taraf perlakuan yaitu, 0 gr/polibag, 2,4 gr/polibag dan 4,8 gr/polibag. Parameter yang di amati adalah Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Umur Berbunga, Jumlah Bunga Pertanaman, Jumlah Buah Per Tanaman, Panjang Buah, Diameter Buah, Produksi Per Sampel dan Produksi Per Plot.

(18)

Latar Belakang

Tanaman terung merupakan salah satu sayuran yang cukup populer dan

digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Buah terung yang masih muda selain

enak untuk dijadikan berbagai sayuran dan lalapan, juga mengandung gizi yang

cukup tinggi dan komposisinya lengkap sehingga komoditas terung sangat

potensial untuk dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis sekaligus

penyumbang cukup besar terhadap keanekaragaman bahan pangan bergizi bagi

penduduk (Rukmana, 2006).

Menurut BPS Indonesia (2012) dan Direktorat Jenderal Hortikultura

(2012), produksi terung nasional sebanyak 518.787 ton dengan luas panen

50.559 ha. Peningkatan produksi terung dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan

intensifikasi, salah satunya adalah melalui usaha peningkatan produktivitas dan

efisiensi penggunaan tanah, sehingga intensifikasi merupakan pilihan yang tepat

untuk diterapkan.

Dalam pengembangan hortikultura tidak lagi hanya memperlihatkan aspek

produksi tapi lebih menitikberatkan pada pengembangan komoditi yang bermutu

serta berorientasi pasar, untuk itu peranan petani tidak cukup lagi hanya

mengetahui bagaimana produk yang baik tetapi sekarang petani dituntut untuk

mengetahui bagaimana selera dan kebutuhan konsumen akhir sehingga petani

dapat menghasilkan produk yang sesuai dan dapat dipasarkan dengan baik serta

memperoleh harga jual yang layak (Ariyanto, 2006).

Melihat kebermanfaatan terung ungu yang cukup banyak, maka perlu

(19)

unsur hara. Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar dinamakan

unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S), sedangkan unsur hara yang diperlukan

tanaman dalam jumlah kecil dinamakan unsur hara mikro (Fe, Mn, B, Mo, Zn, Cu

dan Cl) (Zulkarnain, 2010).

Pupuk kandang unggas atau ayam pada saat ini telah banyak dipergunakan

petani, karena banyaknya peternakan ayam secara besar-besaran di Indonesia

memberi peluang untuk memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk. Dari hasil

penelitian, pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap

kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, bahkan lebih baik dari pupuk

kandang hewan besar (Damanik dkk., 2010).

Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih

tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat

yang diberikan. Selain itu dalam kotoran ayam tersebut merupakan hasil

campuran sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang

yang dapat menyumbangkan tambahan hara terhadap sayuran

(Widowati dkk, 2005).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

respons pertumbuhan dan produksi terung (Solanum melongena L.) terhadap

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menguji respons pertumbuhan dan produksi

terung (Solanum melongena L.) terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan

(20)

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan respons pertumbuhan dan produksi terung terhadap

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor pada beberapa taraf perlakuan

serta interaksi kedua faktor tersebut.

Kegunaan Penulisan

Data sebagai salah satu syarat untuk dapat menyusun skripsi guna

mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Kedudukan tanaman terung dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta;

Class: Magnoliopsida; Ordo: Solanales; Family: Solanaceae; Genus: Solanum

Spesies: Solanum melongena L. (Tjitrosoepomo, 2004).

Akar pada tanaman terung adalah akar tunggang yang bercabang

(ramosus), artinya akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang

bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar tunggang ini

berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak,

yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas

hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak

(Tjitrosoepomo, 2004).

Tanaman terung termasuk tanaman yang berbentuk perdu. Batangnya

rendah, berkayu dan bercabang. Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua

bagian yaitu batang utama (primer) dan batang percabangan (skunder). Batang

utama merupakan batang untuk penjangga dan memperkokoh berdirinya tanaman,

sedangkan batang percabangan merupakan batang untuk mengeluarkan bunga

(Hadiatna, 2006).

Daun tanaman terung berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) dengan

ujung daun meruncing dan pangkal daun menyempit, sedangkan bagian tengahnya

melebar. Ada juga yang berkerut-kerut (bergerigi), berbulu, berwarna hijau muda,

(22)

yang sempit ada yang lebar berwarna hijau hingga hijau tua, bersifat kuat dan

halus. Tulang-tulang daunnya bercabang-cabang dan menyirip (Budiman, 2008).

Bunga terung tergolong kedalam hermaproditus yaitu berkelamin ganda. Dalam

satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina

(putik). Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru atau lembayung,

cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun

menyerbuk sendiri (Astawan, 2009).

Buah terung ungu berukuran besar dan berbentuk bulat agak memanjang

dengan bagian ujung buah bulat tumpul. Buah muda memiliki warna ungu muda,

sedangkan warna buah tua ungu keputihan. Buah muda biasanya dimanfaatkan

untuk asinan dan manisan sedangkan buah tua biasanya dijadikan bahan sayur

(Hastuti, 2007).

Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar di dalam daging buah,

berbentuk bulat kecil, agak keras, berwarna coklat kehitaman dan permukaannya

licin mengkilap. Biji terung dapat juga dijadikan sebagai bahan perbenihan

(perbanyakan tanaman) (Astawan, 2009).

Syarat Tumbuh

Iklim

Suhu udara 20oC-32oC (0 – 1200 m dpl), merupakan suhu yang cocok

untuk tanaman terung. Suhu panas dan iklim kering ini berkaitan dengan

ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl). Suhu mempengaruhi pertumbuhan

tanaman seperti dalam proses perkecambahan, pertunasan, pembungaan dan

(23)

Tanaman terung dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran

tinggi dengan ketinggian tempat berkisar antara 1-1200 m diatas permukaan laut.

Terung yang dibudidayakan di dataran rendah dan bertopografi datar mempunyai

umur panen yang lebih pendek dibandingkan terung yang dibudidayakan

didataran tinggi (Simanjuntak, 2003).

Tanaman terung cocok ditanam di musim kemarau. Dapat juga ditanam

sepanjang tahun. Umumnya terung dapat tumbuh di kawasan yang mempunyai

kriteria berikut : suhu udara 22-30°C, jenis tanah lempung berpasir, memiliki

sinar matahari yang cukup, tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian

800 m diatas permukaan laut (Sakri, 2012)

Tanah

Tanaman terung umumnya memiliki daya adaptasi yang sangat luas,

namun kondisi tanah yang subur dan gembur dengan sistem drainase dan tingkat

keasaman yang baik, merupakan syarat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman

terung. Untuk pertumbuhan optimum, pH tanah harus berkisar antara 5.5-6.7,

namun tanaman terung masih toleran terhadap pH yanah yang lebih rendah yaitu

5.0. Pada tanah dengan pH yang lebih rendah dari 5.0 akan menghambat

pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan rendahnya tingkat produksi tanaman

(Simanjuntak, 2003).

Tanah yang mudah mengikat air, gembur, atau kedalaman tanah yang

cukup merupakan sifat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman terung.

Jenih tanah yang baik adalah regosol, latosol dan andosol yang merupakan tanah

lempung ringan dengan daya drainase dan daya ikat air yang baik. Tanah dengan

(24)

dari 5.5) akan menyebabkan tanaman mengalami klorosis. Namun tanaman juga

akan pendek, jumlah daunnya sedikit dan produksinya rendah, bila kondisi

tanahnya terlalu basa (>7.5). Tanaman terung masih toleran terhadap keasaman

tanah 6-7.5 (Budiman, 2008).

Pupuk Organik dan Anorganik

Pemberian pupuk SP-36, KCl, atau urea sesuai cara budidayanya, dipakai

urea 150 kg/ha, SP-36 400 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Pemupukan selanjutnya 15

hari setelah tanam, dan 60 hari setelah tanam dengan dosis setengah dari sisanya

(Budiman, 2008).

Pengaruh pupuk terutama pupuk organik sangat berpengaruh terhadap

sifat-sifat biologi tanah seperti aktivitas organisme tanah, jumlah dan

perkembangannya baik makroorganisme dan mikroorganisme. Mikroorganisme

juga membutuhkan unsur hara untuk kehidupannya, anara lain hara N, P, K dan

Ca serta ber-pH 6. Berdasarkan hal-hal diatas pupuk dapat mempengaruhi

aktivitas dan perkembangan jasad-jasad hidup tanah seperti bakteri, fungi dan

aktinomicetes (Damanik dkk, 2010).

Pupuk adalah salah satu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik,

bila ditambahkan kedalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara

serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.

Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain

seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah.

Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya.

Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan

(25)

tersebut maka diperoleh hasil pemupukan yang efesien dan tidak merusak akar

tanaman maka harus diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian

pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).

Pupuk-pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak

berpengaruh terhadap sifat-sifat biologis tanah. Sifat biologis tanah yang

dimaksud ialah segala aktivitas jasad-jasad mikro (mikroba) tanah. Pupuk yang

banyak pengaruhnya terhadap sifat biologi tanah ialah pupuk-pupuk organik.

Bahan organik merupakan sumber energi dari jasad-jasad mikro tanah.

Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin besar aktifitas

perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Aktifitas mikroorganisme ini

sangat penting dalam hal perombakan bahan organik, pelapukan protein menjadi

asam-asam amino, proses nitrifikasi yang akhirnya membebaskan unsur hara

seperti N, P dan S serta unsur-unsur mikro (Damanik dkk, 2010). Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair

dari hewan ternak yang dikandangkan yang dapat bercampur dengan alas kandang

dan sisa-sisa makanan. Sifat dan ciri pupuk kandang ditentukan oleh sebagai

faktor antara lain: jenis ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan

ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk atau struktur kandang dan tempat

penyimpanan pupuk (Damanik dkk, 2010).

Pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran

cairan dan padat ternak ayam yang tercampur sisa-sisa makanan dan alas kandang.

Pupuk kandang ayam dapat meningkatkan jumlah hara yang tersedia dalam tanah

(26)

dimiliki pupuk kandang ayam yaitu dapat memperbaiki sifat fisik tanah karena

mengandung N, P, K dan Mg dan dapat meningkatkan kesuburan biologis tanah.

Menurut Supriati dan Herliana (2010), kandungan unsur hara pupuk kandang

ayam terdapat 1,5% N, 1,5% P2O5 dan 0,8% K2O.

Pupuk fosfor

Hampir semua pupuk fosfor komersial berasal dari batuan fosfor. Selain

itu dapat pula berasal dari mineral-mineral fosfor dan bahan-bahan organik seperti

tepung tulang dan guano. Bahan baku untuk pembuatan fosfor (fosfor alam)

banyak disuply dari Afrika Utara (Tunisia, Aljazair dan Maroko) dan Amerika

Serikat (florida). Batuan fosfor terbaik mengandung sekitar 35% P2O5. Sumber

fosfor alam yang dikenal mempunyai kadar P tinggi adalah batuan beku dan

batuan endapan dengan bahan mineral (Damanik dkk, 2010).

Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam

beberapa hal antara lain: (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan

albumin, (2) pembentukan bunga, buah dan biji, (3) kematangan tanaman

melawan efek nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar,

(5) meningakatkatkan kualitas hasil tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama

dan penyakit. Superfosfor adalah pupuk yang dibuat dengan mereaksikan batuan

fosfor dengan Asam Sulfat (H2SO4). Selanjutnya dengan asam ini juga dibuat

pupuk fosfor lainnya seperti Double Superfosfor (DSP), Triple Superfosfor (TSP),

dan Superfosfor 36 (SP36) (Damanik dkk., 2010).

Pupuk P dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan kelarutannya

yaitu : (a) Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5,

(27)

yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam sitrun (mengandung

P2O5, merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman) (c) Pupuk

P yang melarut dalam air (mengandung P2O5, juga merupakan pupuk P yang

mudah tersedia bagi tanaman) (Sutedjo, 2002).

Superfosfor Triple (TSP) dibuat melalui pengemasan batuan fosfor dengan

H3PO4 dengan peralatan dan proses yang sama dengan pupuk superfosfor biasa.

Pupuk ini mempunyai rumus kimia yang sama dengan pupuk superfosfor rangkap

Ca(H2PO4)2, pupuk padat yang berbentuk butiran kasar, berwarna abu-abu dan

termasuk pupuk yang mudah larut di dalam air. Kandungan hara pupuk ini sekitar

46-48% P2O5, tidak bersifat higroskopis dan reaksinya di dalam tanah netral

(28)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lahan Masyarakat Kelurahan Sari Rejo, Medan

dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, pada

bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih terung varietas Mustang F1, tanah

topsoil, pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor (TSP) sebagai perlakuan, pupuk

dasar (Urea dan KCL), polibag ukuran 35 x 55 cm (10 kg), label sampel,

insektisida berbahan aktif Karbofuran dan air.

Alat yang digunakan adalah polibag, cangkul, gembor, jangka sorong,

tugal, plank penelitian, patok tinggi tanaman, gunting, tali rafia, spanduk, timbangan analitik, kalkulator, meteran dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

dengan dua faktor perlakuan, yaitu:

Faktor I: Dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf, yaitu:

K0 = 0 g/polibag

K1 = 40 g/polibag

K2 = 80 g/polibag

(29)

Faktor II: Dosis pupuk fosfor dengan 3 taraf, yaitu:

P0 = 0 g/polibag

P1 = 2,4 g/polibag

P2 = 4,8 g/polibag

Kombinasi perlakuan adalah 12 perlakuan, yaitu:

K0P0 K1P0 K2P0 K3P0

K0P1 K1P1 K2P1 K3P1

K0P2 K1P2 K2P2 K3P2

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Ukuran plot : 100 cm x 100 cm

Jumlah tanaman/plot : 4 tanaman

Jumlah tanaman sampel/plot : 3 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman

Jarak antar plot : 50 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj+ βk+ (αβjk) + εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3

Dimana;

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i, yang mendapat perlakuan pupuk

kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah umum

(30)

αj = Efek pupuk kandang ayam pada taraf ke-j

βk = Efek pupuk fosfor pada taraf ke-k

(αβjk) = Efek interaksi pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor

pada taraf ke-k

εijk = Efek galat pada unit percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan

pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor pada taraf ke-k

Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, jika perlakuan yang diuji berbeda

nyata maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda

(31)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan

Diukur lahan percobaan yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma,

kemudian dibentuk plot dengan ukuran 100 cm x 100 cm sebanyak 12 plot dengan

3 ulangan sehingga diperoleh 36 plot secara keseluruhan. Jarak antar plot 50 cm

dan blok 50 cm.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah topsoil yang dimasukkan ke

dalam polibag berukuran 35 x 55 cm (10 kg) dengan volume 2/3 dari tinggi

polibag..

Persemaian Benih

Benih direndam dahulu dalam wadah yang telah dibasahi. Wadah tersebut

diisi dengan busa atau kapas sebagai media tumbuh. Ditutup dan disimpan wadah

tersebut ditempat yang kering serta teduh. Setelah muncul radikula atau biji

berkecambah didalam wadah, dipindahkan benih terung ke media semai kemudian

disemai. Diambil benih satu persatu menggunakan pinset dengan posisi radikula

dibawah. Disediakan media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan

pasir dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dimasukkan media dengan

perbandingan 2:1:1 kedalam babybag. Aplikasi Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam diaplikasikan 1 minggu sebelum pindah tanam

(MSPT) sesuai taraf dosis perlakuan (0 g/tanaman, 40 g/tanaman, 80 g/tanaman,

dan 120 g/tanaman). Aplikasi pupuk kandang ayam dilakukan dengan dicampur

(32)

Penanaman

Pada setiap media tanam dalam polibag yang telah disiapkan, ditanam

1 bibit tanaman per polibag.

Aplikasi Pupuk Dasar (Urea dan KCL)

Pupuk Urea diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT)

dengan dosis 2,17 g/tanaman dan KCL diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah

tanam (HSPT) dengan dosis 1,7 g/tanaman. Pemberian pupuk dasar dilakukan

dengan cara ditugal 5 cm dari tanaman.

Aplikasi Perlakuan (Pupuk Fosfor (TSP))

Pupuk fosfor diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT)

dengan dosis 2,4 g/tanaman sesuai taraf dosis perlakuan (0 g/tanaman, 2,4

g/tanaman, dan 4,8 g/tanaman). Pemberian pupuk posfor dilakukan dengan cara

ditugal 5 cm dari tanaman.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari yang

disesuaikan dengan kondisi lapangan menggunakan gembor, jika hujan maka

tidak dilakukan penyiraman.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam (MSPT) yaitu

mengganti tanaman yang mati, tanaman yang tumbuhnya abnormal dan tanaman

(33)

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma di

polibag. Untuk membersihkan setiap plot dan parit dilakukan dengan cara

mekanis menggunakan cangkul.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Pada penelitian ini dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif

Karbofuran dengan konsentrasi 0,5 cc/l air untuk mengendalikan serangan kumbang Epilachma spp dan Ulat Grayak.

Panen

Pada penelitian ini, pemanenan buah terung dilakukan sebanyak 2 kali.

Pemanenan pertama pada 70 hari setelah pindah tanam (HSPT), pemanenan kedua

dilakukan pada umur 77 hari setelah pindah tanam (HSPT).

Peubah Amatan

Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh

tanaman. Tinggi tanaman diukur 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT), interval

pengukuran seminggu sekali menggunakan meteran sampai 7 MSPT.

Diameter Batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka

sorong pada bagian pangkal batang di bagian sisi kiri dan kanan dimulai 2 MSPT

(34)

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun dihitung saat 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan

interval perhitungan seminggu sekali sampai 7 MSPT.

Umur Berbunga (hari)

Umur berbunga ditentukan saat 75% tanaman telah mengeluarkan

bunga.

Jumlah Bunga Per Tanaman (rumpun)

Jumlah bunga per tanaman ditentukan saat 75% tanaman telah

mengeluarkan bunga.

Jumlah Buah Per Tanaman (buah)

Jumlah buah per tanaman dihitung saat 75% tanaman telah

mengeluarkan buah dengan kriteria panen buah telah berukuran cukup besar dan

lunak serta sedikit berair.

Panjang Buah (cm)

Pengukuran panjang buah dilakukan mulai dari pangkal hingga ujung buah

menggunakan meteran yang dilakukan setelah panen.

Diameter Buah (mm)

Bagian yang diukur adalah bagian tengah tongkol menggunakan jangka

sorong. Pengukuran dilakukan dari 2 sisi menggunakan jangka sorong saat panen.

Produksi Per Sampel (g)

Menimbang bobot buah pada setiap sampel menggunakan timbangan pada

akhir penelitian dimana dibedakan produksi pertama dan produksi kedua dalam

(35)

Produksi Per Plot (g)

Menimbang bobot buah pada setiap plot menggunakan timbangan pada

(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan

7 MSPT dicantumkan pada Lampiran 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 sedangkan sidik

ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 7, 9, 11, 13, 15

dan 17. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang

ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan pemberian pupuk

fosfor berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4, 5, 6 dan 7 MSPT. Interaksi

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata

terhadap tinggi tanaman.

Rataan tinggi tanaman terung 2-7 MSPT pada pemberian pupuk kandang

(37)
[image:37.595.114.515.123.566.2]

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 2 MSPT

P0 (kontrol) 4,43 5,37 5,08 4,21 4,77

P1 (2,4 g) 5,04 5,30 4,57 4,23 4,79

P2 (4,8 g) 4,92 3,98 5,21 4,54 4,66

Rataan 4,80 4,88 4,95 4,33

3 MSPT

P0 (kontrol) 5,05 6,01 5,57 4,83 5,36

P1 (2,4 g) 6,13 6,43 5,30 4,89 5,69

P2 (4,8 g) 5,82 4,92 6,23 5,32 5,57

Rataan 5,66 5,79 5,70 5,01

4 MSPT

P0 (kontrol) 6,72 7,25 7,36 7,10 7,11 b

P1 (2,4 g) 9,61 9,16 10,09 9,24 9,53 a

P2 (4,8 g) 8,68 10,07 11,31 10,32 10,09 a

Rataan 8,34 8,83 9,59 8,89

5 MSPT

P0 (kontrol) 8,95 9,48 9,59 9,33 9,34 b

P1 (2,4 g) 11,84 11,39 12,33 11,48 11,76 a

P2 (4,8 g) 10,92 12,30 13,54 12,55 12,33 a

Rataan 10,57 11,06 11,82 11,12

6 MSPT

P0 (kontrol) 11,77 13,26 12,93 11,93 12,47 b

P1 (2,4 g) 15,73 15,59 15,39 14,13 15,21 a

P2 (4,8 g) 14,50 14,98 17,54 15,63 15,66 a

Rataan 14,00 14,61 15,29 13,90

7 MSPT

P0 (kontrol) 18,23 20,52 19,92 19,19 19,46 b

P1 (2,4 g) 23,63 23,14 23,25 22,09 23,03 a

P2 (4,8 g) 21,79 22,93 24,71 24,12 23,39 a

Rataan 21,21 22,20 22,63 21,80

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Pada Tabel 1 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada 7

MSPT dimana perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu

22,63 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Pemberian pupuk fosfor pada 4 MSPT dimana perlakuan P2

(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 10,09 cm dimana berbeda

(38)

Pemberian pupuk fosfor pada 5 MSPT dimana perlakuan P2

(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 12,33 cm dimana berbeda

nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.

Pemberian pupuk fosfor pada 6 MSPT dimana perlakuan P2

(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 15,66 cm dimana berbeda

nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.

Pemberian pupuk fosfor pada 7 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2)

menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 23,39 cm yang berbeda nyata dengan

perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman terung.

[image:38.595.145.483.443.652.2]

Hubungan pupuk fosfat terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada

gambar 1.

(39)

Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan

tinggi tanaman yang mengikuti kurva linear positif. Tinggi tanaman cenderung

meningkat seiring dengan meningkatnya dosis pupuk fosfor.

Diameter Batang (cm)

Data pengamatan diameter batang mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan 7

MSPT dicantumkan pada Lampiran 18, 20, 22, 24, 26 dan 28 sedangkan hasil

sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 19, 21, 23,

25, 27 dan 29. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam berpengaruh nyata terhadap diameter batang 6 dan 7 MSPT dan

pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap diameter batang 2, 3, 4, 5, 6

dan 7 MSPT. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter batang.

Rataan diameter batang tanaman terung 2 - 7 MSPT pada pemberian

(40)
[image:40.595.114.515.119.559.2]

Tabel 2. Rataan diameter batang 2 - 7 MSPT pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 2 MSPT

P0 (kontrol) 2,73 2,90 2,83 2,78 2,81 b

P1 (2,4 g) 3,78 3,59 3,42 2,94 3,43 a

P2 (4,8 g) 3,16 3,53 3,57 3,30 3,39 a

Rataan 3,22 3,34 3,28 3,01

3 MSPT

P0 (kontrol) 3,47 3,66 3,63 3,61 3,59 b

P1 (2,4 g) 4,45 4,45 4,38 3,94 4,30 a

P2 (4,8 g) 4,04 4,49 4,80 4,44 4,44 a

Rataan 3,99 4,20 4,27 4,00

4 MSPT

P0 (kontrol) 4,25 4,53 4,49 4,56 4,46 b

P1 (2,4 g) 5,29 5,34 5,45 5,20 5,32 a

P2 (4,8 g) 5,00 5,46 5,91 5,68 5,51 a

Rataan 4,85 5,11 5,28 5,15

5 MSPT

P0 (kontrol) 5,27 5,65 5,50 5,60 5,50 b

P1 (2,4 g) 6,21 6,54 6,90 6,58 6,56 a

P2 (4,8 g) 6,21 6,71 7,26 7,15 6,83 a

Rataan 5,89 6,30 6,55 6,44

6 MSPT

P0 (kontrol) 6,16 6,63 6,48 6,99 6,56 b

P1 (2,4 g) 6,80 7,36 7,70 7,27 7,28 a

P2 (4,8 g) 7,04 7,45 8,04 7,91 7,61 a

Rataan 6,67 c 7,15 abc 7,41 a 7,39 ab

7 MSPT

P0 (kontrol) 7,56 7,88 8,46 8,43 8,08 b

P1 (2,4 g) 7,79 8,64 8,84 8,93 8,55 a

P2 (4,8 g) 8,26 8,99 9,09 9,20 8,89 a

Rataan 7,87 c 8,50 b 8,80ab 8,85 a

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada 6

MSPT perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan diameter batang terbesar yaitu

7,41 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0, namun berbeda tidak nyata

dengan perlakuan K1 dan K3. Diameter batang terendah terdapat pada perlakuan

(41)

Pada 7 MSPT perlakuan K3 (120 g/polibag) menghasilkan diameter

batang tertinggi yaitu 8,85 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0, namun

berbeda tidak nyata dengan perlakuan K1 dan K2. Diameter batang terendah

terdapat pada perlakuan K0 yaitu 7,87 mm. Pemberian pupuk fosfor pada 4 MSPT

dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2) menghasilkan diameter batang tertinggi yaitu

5,51 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata

dengan P1. Diameter batang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 4,46 mm.

Pemberian pupuk fosfor pada 5 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2)

menghasilkan diameter batang tertinggi yaitu 6,83 mm yang berbeda nyata

dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Diameter batang

terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 5,50 mm. Pemberian pupuk fosfor pada

6 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag (P2) menghasilkan diameter batang

tertinggi yaitu 7,61 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda

tidak nyata dengan P1. Diameter batang terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu

6,56 mm. Pemberian pupuk fosfor pada 7 MSPT dimana perlakuan 4,8 g/polibag

(P2) menghasilkan diameter batang tertinggi yaitu 8,89 mm yang berbeda nyata

dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Diameter batang

terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu 8,08 mm.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap parameter diameter batang.

Hubungan pupuk fosfor terhadap diameter batang (mm) dapat dilihat pada

(42)
[image:42.595.135.465.87.293.2]

Gambar 2. . Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman.

Gambar 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan

diameter batang (mm) mengikuti kurva linear positif. Diameter batang cenderung

meningkat seiring dengan meningkatnya dosis pupuk fosfor.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan jumlah daun mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 MSPT

dicantumkan pada Lampiran 30, 32, 34, 36, 38 dan 40 sedangkan hasil sidik

ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 31, 33, 35, 37, 39

dan 41. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang

ayam berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun dan pupuk fosfor

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 6 MSPT serta interaksi keduanya

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 2 MSPT.

Rataan jumlah daun tanaman terung 2 - 7 MSPT pada pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 3.

(43)

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 2 MSPT

P0 (kontrol) 3,75cd 3,83bc 3,33de 4,33a 3,81

P1 (2,4 g) 4,42a 3,33de 4,00ab 3,33de 3,77

P2 (4,8 g) 3,83bc 3,50cde 3,92bc 3,25e 3,63

Rataan 4,00 3,56 3,75 3,64

3 MSPT

P0 (kontrol) 5,08 5,17 4,83 5,33 5,10

P1 (2,4 g) 6,08 5,17 5,58 4,67 5,38

P2 (4,8 g) 5,42 4,92 5,50 5,08 5,23

Rataan 5,53 5,08 5,31 5,03

4 MSPT

P0 (kontrol) 7,00 7,25 6,92 7,08 7,06

P1 (2,4 g) 8,75 7,92 8,17 6,75 7,90

P2 (4,8 g) 7,50 7,00 7,92 8,00 7,60

Rataan 7,75 7,39 7,67 7,28

5 MSPT

P0 (kontrol) 8,67 8,83 8,75 8,25 8,63

P1 (2,4 g) 10,33 8,92 9,75 8,42 9,35

P2 (4,8 g) 9,17 8,17 9,58 9,75 9,17

Rataan 9,39 8,64 9,36 8,81

6 MSPT

P0 (kontrol) 10,42 10,42 10,42 10,33 10,40b

P1 (2,4 g) 12,08 11,17 11,50 10,25 11,25a

P2 (4,8 g) 10,75 10,67 11,42 11,75 11,15a

Rataan 11,08 10,75 11,11 10,78

7 MSPT

P0 (kontrol) 11,08 13,00 12,92 12,75 12,44

P1 (2,4 g) 14,50 13,42 14,75 12,67 13,83

P2 (4,8 g) 13,25 13,25 12,92 14,92 13,58

Rataan 12,94 13,22 13,53 13,44

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan jumlah daun tertinggi yaitu 13,53 helai

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K0, K1 dan K3. Jumlah daun tanaman

terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 12,94 helai.

Pemberian pupuk fosfor 2,4 g/polibag (P1) menghasilkan jumlah daun

(44)

(kontrol). Jumlah daun tanaman terendah terdapat pada perlakuan P0 yaitu

12,44 helai.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respons yang nyata terhadap jumlah daun tanaman terung

pada 2 MSPT. Kombinasi perlakuan K0P1 (pemberian kandang ayam

0 g/polibag dan pupuk fosfor 2,4 g/polibag) menghasilkan jumlah daun tanaman

terung tertinggi yakni 4,42 anakan.

[image:44.595.125.464.347.551.2]

Hubungan pupuk fosfor terhadap jumlah daun (helai) dapat dilihat pada

gambar 3.

Gambar 3. Hubungan pupuk Fosfor terhadap jumlah daun (helai)

Gambar 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan jumlah

daun (helai) mengikuti kurva linear positif. Jumlah daun cenderung meningkat

seiring dengan meningkatnya dosis pupuk fosfor namun menurun pada pemberian

(45)

Umur Berbunga (hari)

Data pengamatan umur berbunga dicantumkan pada Lampiran 42 dan

hasil sidik ragam dicantumkan pada Lampiran 43. Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh

tidak nyata terhadap umur berbunga tanaman terung. Selain itu, interaksi

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata

terhadap umur berbunga tanaman terung.

Rataan umur berbunga tanaman terung pada pemberian pupuk kandang

[image:45.595.115.512.363.472.2]

ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan umur berbunga (hari) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 36,417 34,083 33,667 33,083 34,313

P1 (2,4 g) 32,083 36,333 34,333 35,000 34,438

P2 (4,8 g) 37,000 35,167 32,583 35,250 35,000

Rataan 35,167 35,194 33,528 34,444

Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K2 (80 g/polibag) menunjukkan umur berbunga tercepat yaitu 33.528

atau 34 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K0, K1 dan K3. Umur

berbunga tanaman terung terlama terdapat pada perlakuan K1 dan K0 yaitu 35

hari.

Pemberian pupuk fosfor 4,8 g/ tanaman (P2) menghasilkan umur

berbunga tanaman terlama yaitu 35 hari yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan P0 yang menunjukkan umur berbunga tanaman terung tercepat yaitu 34

(46)

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan

respon yang tidak nyata terhadap umur berbunga tanaman terung.

Jumlah Bunga per Tanaman (bunga)

Data pengamatan jumlah bunga per tanaman mulai pengamatan 5, 6, 7, 8,

dan 9 MSPT dicantumkan pada lampiran 44, 46, 48, 50, dan 52 sedangkan hasil

sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada lampiran 45, 47, 49,

51, dan 53. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter

jumlah bunga pertanaman. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk

fosfor juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah bunga

pertanaman.

Rataan jumlah bunga per tanaman 5 – 9 MSPT pada pemberian pupuk

(47)
[image:47.595.114.517.120.489.2]

Tabel 5. Rataan jumlah bunga per tanaman 5 – 9 MSPT (bunga) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 5 MSPT

P0 (kontrol) 0.67 1.00 0.83 0.92 0.85

P1 (2,4 g) 1.08 0.67 0.92 0.83 0.88

P2 (4,8 g) 0.75 0.67 1.33 0.75 0.81

Rataan 0.75 0.78 1.03 0.83

6 MSPT

P0 (kontrol) 1.33 2.42 2.25 3.00 2.25

P1 (2,4 g) 2.25 2.08 2.17 2.08 2.15

P2 (4,8 g) 1.58 2.08 3.00 2.00 2.17

Rataan 1.72 2.19 2.47 2.36

7 MSPT

P0 (kontrol) 3.00 4.25 4.25 4.67 4.04

P1 (2,4 g) 3.58 4.25 4.00 4.08 3.98

P2 (4,8 g) 3.33 4.00 5.33 4.33 4.25

Rataan 3.31 4.17 4.53 4.36

8 MSPT

P0 (kontrol) 4.92 6.17 6.42 5.92 5.85

P1 (2,4 g) 5.25 6.33 6.17 5.92 5.92

P2 (4,8 g) 5.33 6.33 7.42 6.42 6.38

Rataan 5.17 6.28 6.67 6.08

9 MSPT

P0 (kontrol) 6.75 7.92 7.92 7.08 7.42

P1 (2,4 g) 6.42 8.33 7.67 7.50 7.48

P2 (4,8 g) 7.25 8.17 8.83 8.42 8.17

Rataan 6.81 8.14 8.14 7.67

Berdasarkan tabel 5 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuaan K1 (40 g/polibag) dan K2 (80 g/polibag) menghasilkan jumlaha bunga

per tanaman yang tertinggi yaitu 8.14 bunga yang tidak nyata dengan perlakuan

K0 dan K3. Jumlah bunga per tanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu

6.81 bunga.

Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan jumlah bunga

per tanaman tertinggi yaitu 8.17 bunga yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan P0 dan P1. Jumlah bunga per tanaman terendah terdapat pada perlakuan

(48)

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan

respon yang tidak nyata terhadap parameter jumlah bunga per tanaman terung.

Jumlah buah per Tanaman (buah)

Data pengamatan jumlah buah per tanaman mulai pengamatan 5, 6, 7, 8,

dan 9 MSPT dicantumkan pada lampiran 54, 56, 58, 60, dan 62 sedangkan hasil

sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada lampiran 55, 57, 59,

61, dan 63. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap parameter

jumlah buah per tanaman terung. Interaksi pemberian keduanya antara pupuk

kandang ayam dan fosfor juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah

buah per tanaman terung.

Rataan jumlah buah per tanaman 5 – 9 MSPT pada pemberian pupuk

(49)
[image:49.595.115.517.119.490.2]

Tabel 6. Rataan jumlah buah per tanaman 5 – 9 MSPT (buah) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol) K1 (40 g) K2 (80 g) K3 (120 g) 5 MSPT

P0 (kontrol) 0.50 0.83 0.67 1.75 0.94

P1 (2,4 g) 0.92 0.67 0.75 0.67 0.75

P2 (4,8 g) 0.67 0.83 1.25 0.58 0.83

Rataan 0.69 0.78 0.89 1.00

6 MSPT

P0 (kontrol) 0.75 1.08 1.08 2.25 1.29

P1 (2,4 g) 1.25 1.67 1.50 1.17 1.40

P2 (4,8 g) 1.50 2.00 1.83 1.75 1.77

Rataan 1.17 1.58 1.47 1.72

7 MSPT

P0 (kontrol) 1.67 2.50 2.00 2.92 2.27

P1 (2,4 g) 2.17 2.58 2.33 1.67 2.19

P2 (4,8 g) 2.08 2.58 2.75 2.58 2.50

Rataan 1.97 2.56 2.36 2.39

8 MSPT

P0 (kontrol) 2.58 3.33 3.08 3.67 3.17

P1 (2,4 g) 3.08 3.83 3.17 2.83 2.32

P2 (4,8 g) 3.25 3.67 3.75 3.75 3.60

Rataan 2.97 3.61 3.33 3.42

9 MSPT

P0 (kontrol) 3.08 3.92 3.92 4.08 3.75

P1 (2,4 g) 3.50 4.33 3.92 3.75 3.88

P2 (4,8 g) 3.75 4.58 4.50 4.75 4.40

Rataan 3.44 4.28 4.11 4.19

Berdasarkan tabel 6 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K1 (40 g/polibag) menghasilkan jumlah buah per tanaman yang

tertinggi yaitu 4,28 buah yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan K0, K2,

dan K3. Jumlah buah pertanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 3,44

bunga.

Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan jumlah buah

pertanaman tertinggi yaitu 4.40 buah buah yang berbeda tidaak nyata dengan

perlakuan P0 dan P1. Jumlah buah per tanaman terendah terdapat pada perlakuan

(50)

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan

respon yang tidak nyata terhadap parameter jumlah buah per tanaman terung.

Produksi Pertama per Sampel (g)

Data pengamatan produksi pertama per sampel dicantumkaan pada

lampiran 64 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

lampiran 65. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap produksi pertama per sampel.

Pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap produksi pertama per

sampel. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh

tidak nyata terhadap parameter produksi pertama per sampel.

Rataan produksi pertama per sampel tanaman terung pada pemberian

[image:50.595.116.513.449.561.2]

pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rataan produksi pertama per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 165.42 181.67 186.25 174.17 176.88 a

P1 (2,4 g) 186.25 171.67 165.42 175.00 174.58 a

P2 (4,8 g) 161.25 153.75 163.75 150.42 157.29 b

Rataan 170.97 169.03 171.81 166.53

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan produksi pertama tertinggi yaitu

171.81 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi pertama

terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu 166.53 g.

Pemberian pupuk fosfor 0 g/polibag (P0) menghasilkan produksi pertama

(51)

P2, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Produksi pertama terendah terdapat

pada perlakuan P2 yaitu 157.29 g.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter produksi pertama per

sampel.

Hubungan pupuk Fosfor terhadap produksi pertama per sampel (g) dapat

[image:51.595.127.467.281.485.2]

dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan pupk fosfor terhadap produksi pertama pe sampel (g)

Gambar 4. menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor menghasilkan

produksi pertama pertama per sampel (g) mengikuti kurva linear negatif. Produksi

pertama per sampel (g) cenderung menurun seiring dengan meningkatnya dosis

pupuk fosfor.

Produksi Kedua per Sampel (g)

Data pengamatan produksi kedua per sampel dicantumkan pada lampiran

(52)

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam

dan fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap produksi kedua per sampel. Interaksi

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata

terhadap parameter produksi kedua per sampel.

Rataan produksi kedua per sampel tanaman terung pada pemberian pupuk

[image:52.595.114.517.286.395.2]

kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Rataan produksi kedua per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 55.42 73.33 86.67 61.75 69.29

P1 (2,4 g) 47.08 62.92 86.67 80.83 66.38

P2 (4,8 g) 62.92 90.83 110.42 124.17 97.08

Rataan 55.14 75.69 94.58 88.92

Tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan produksi kedua per sampel tertinggi

yaitu 94.58 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi kedua

per sampel terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 55.14 g.

Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan produksi kedua

per sampel yang tertinggi yaitu 97.08 g yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan lainnya. Produksi kedua per sampel terendah terdapat pada perlakuan

P0 yaitu 69.29 g.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter produksi kedua per

(53)

Produksi per Plot (g)

Data pengamatan produksi per plot dicantumkan pada lampiran 68

sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran 69.

Berdasarkaan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam

dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadapproduksi per plot. Interaksi

pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor juga berpengaruh tidak nyata

terhadap parameter produksi per plot.

Rataan produksi per plot tanaman terung pada peemberian pupuk kandang

[image:53.595.114.515.367.479.2]

ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Rataan produksi per plot (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 220.83 255.00 272.92 235.92 246.17

P1 (2,4 g) 233.33 234.58 252.08 255.83 243.96

P2 (4,8 g) 224.17 244.58 274.17 274.58 254.38

Rataan 226.11 244.72 266.93 255.44

Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan produksi per plot tertinggi yaitu

266.39 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Produksi per plot

terendah terdapat pada perlakuan K0 yaitu 226,11 g.

Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan produksi per

plot yang tertinggi yaitu 254.38 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan

lainnya. Produksi per plot terendah terdapat pada perlakuan P1 yaitu 243, 96 g.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dengan pupuk fosfor

(54)

Panjang Buah Produksi Pertama (cm)

Data pengamatan panjang buah produksi pertama dicantumkan pada

lampiran 70 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

lampiran 71. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah

produksi pertama. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam daan pupuk fosfor

juga berpengaruh tidak nyata terhadap parameter panjang buah produksi pertama.

Rataan panjang buah produksi pertama tanaman terung pada pemberian

[image:54.595.113.516.367.480.2]

pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Rataan panjang buah produksi pertama (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 17.13 18.67 17.71 17.17 17.67

P1 (2,4 g) 18.17 16.83 17.25 18.00 17.56

P2 (4,8 g) 16.79 16.88 17.25 16.29 16.80

Rataan 17.36 17.46 17.40 17.15

Tabel 10 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

perlakuan K1 (40 g/polibag) menghasilkan panjang buah produksi pertama

tertinggi yaitu 17.46 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Panjang

buah produksi pertama terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu 17.15 cm.

Pemberian pupuk fosfor 0 g/polibag (P0) menghasilkan panjang buah

produksi pertama yang tertinggi yaitu 17.67 cm yang yang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan lainnya. Panjang buah produksi pertama terendah terdapat pada

(55)

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter panjang buah produksi

pertama.

Panjang Buah Produksi Kedua (cm)

Data pengamatan panjang buah produksi kedua dicantumkan pada

Lampiran 72 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

Lampiran 73. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter panjang buah produksi

kedua dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah produksi

kedua serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah

produksi kedua.

Rataan panjang buah produksi kedua pada pemberian pupuk kandang

[image:55.595.116.514.478.588.2]

ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan panjang buah produksi kedua pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 5,75 10,71 10,50 9,17 9,03

P1 (2,4 g) 5,00 8,83 11,29 10,88 9,00

P2 (4,8 g) 6,92 11,58 12,25 15,29 11,51

Rataan 5,89 b 10,38 a 11,35 a 11,78 a

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 11 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam

pada perlakuan K3 (120 g/polibag) menghasilkan panjang buah produksi kedua

tertinggi yaitu 11.78 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0, namun

berbeda tidak nyata dengan K1 dan K2. Panjang buah produksi kedua terendah

(56)

Pemberian pupuk fosfor 4.8 g/polibag (P2) menghasilkan panjang buah

produksi kedua tertinggi yaitu 11.51 cm yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan lainnya. Panjang buah produksi kedua terendah terdapat pada perlakuan

P1 yaitu 9.00 cm

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

menunjukkan respons yang berpengaruh tidak nyata panjang buah produksi

kedua.

Diameter Buah Produksi Pertama (mm)

Data pengamatan diameter buah produksi pertama dicantumkan pada

Lampiran 74 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

Lampiran 75. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah

produksi pertama, serta interaksi keduanya juga berpengaruh tidak nyata terhadap

diameter buah produksi pertama.

Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang

[image:56.595.117.513.571.682.2]

ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) Rataan

K0 (Kontrol)

K1 (40 g)

K2 (80 g)

K3 (120 g)

P0 (kontrol) 47,09 60,49 50,53 50,14 52,06

P1 (2,4 g) 50,51 49,77 49,18 49,31 49,69

P2 (4,8 g) 56,43 47,90 48,12 47,35 49,95

Rataan 51,34 52,72 49,28 48,93

Berdasarkan Tabel 12 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada

(57)

tertinggi yaitu 52.72 mm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Diameter buah produksi pertama terendah terdapat pada perlakuan K3 yaitu

48.93 mm.

Pemberian pupuk fosfor 0 g/polibag (P0) menghasilkan diameter buah

produksi pertama tertinggi yaitu 52.06 mm yang berbeda tidak nyata dengan

perlakuan lainnya. Diameter buah produksi pertama terendah terdapat pada

perlakuan P1 yaitu 49.69 mm.

Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor menunjukkan

respons yang berpengaruh tidak nyata diameter buah produksi pertama.

Diameter Buah Produksi Kedua (mm)

Data pengamatan diameter buah produksi kedua dicantumkan pada

Lampiran 76 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

Lampiran 77. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah

produksi kedua serta interaksi keduanya jug

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
gambar 1.
Tabel 2. Rataan diameter batang 2 - 7 MSPT pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor
Gambar 2. . Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (em) 3 MSPT, diameter batang (mm) 11 MSPT, jumlah cabang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada 5 dan 8 MSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan interaksi pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk NPK Mutiara Yaramila berpengaruh sangat nyata terhadap

Perlakuan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga, jumlah buah panen per tanaman, dan bobot buah per tanaman Tabel 5 dan Tabel 6 KESIMPULAN Perlakuan cekaman tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada 5 dan 8 MSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki

Berat buah per hektar (Tabel 9) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam memberikan hasil yang berbeda nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan tanpa

Pada parameter tinggi tanaman (Tabel 1) perlakuan pupuk feses kelinci berpengaruh nyata umur 4 dan 6 minggu setelah tanam yang dipengaruhi oleh kandungan unsur hara utama

Pada perlakuan interaksi dapat diketahui bahwa parameter yang menunjukkan pengaruh yang nyata adalah pada parameter tinggi tanaman pada saat 2-5 MSPT,