• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SITUS MAKAM SISINGAMANGARAJA XII SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM MATERI PERLAWANAN BANGSA INDONESIA MENENTANG DOMINASI ASING DI SMA BALIGE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN SITUS MAKAM SISINGAMANGARAJA XII SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM MATERI PERLAWANAN BANGSA INDONESIA MENENTANG DOMINASI ASING DI SMA BALIGE."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SITUS MAKAM SISINGAMANGARAJA XII SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM MATERI

PERLAWANAN BANGSA INDONESIA MENENTANG DOMINASI ASING DI SMA BALIGE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SURYATI HUTAGAOL NIM. 3113121073

Program Studi Pendidikan Sejarah

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRACT

Suryati Hutagaol. NIM 3113121073. Utilization Sisingamangaraja XII grave sites as a source of teaching history in the material resistance against foreigh domination Indonesian nation in Senior High School of Balige. Thesis majoring in history education, Faculty of social science, University of Medan 2015.

This research aims to : (1) find out the potensial of Sisingamangaraja XII grave sites as a source of teaching history. (2) find out utilization Sisingamangaraja XII grave sites by history teachers and students specially in the material resistence against foreign domination nation in senior high school of Balige as a source of teaching history. (3) Determine student perception to utilizatin Sisingamangaraja XII grave sites as a source of teaching history. This research used descriptive qualitative research method, with informant guard tomb of Sisingamangaraja XII, history teachers in senior high school os Balige (SMA N 1 Balige, SMA N 2 Balige, and SMA Bintang Timur Balige), and students grade XI IPS. Data collected by observation, interview and documentation. These result indicate that the potential Sisingamangaraja XII grave sites as a source of teaching hiistory contained in the ornaments namely ornaments building (tombs, wells, house of Batak), reliefs (gorga of Batak, Lions, Simbol of Sisingamangaraja XII, written (batak script, Batak Toba, Indonesian), Batak color (red, white, and black). Utilization of historical sites Sisingamangaraja XII tomb has not been fully exploited by teachers and students as well as a source of learning. Couse not optimal utilization of historical sites Sisingamangaraja XII tomb as a source of teaching history, namely : learning materials that discuss the peoples resistance Batak only for reviews at a glance, teacher do not get used to in utilizing historical sites as a source of teaching history, so students do not understand the historical sites in Toba Samosir regenly and lack information about the use of historical sites as a meanss to increase knowledge. Based on the results of studies conducted, researchers were able to conclude that the historical heritage sites particularly grave sites Sisingamangaraja XII not fully utilized as a source of teaching history, then there needs to be a stimulant to the community in the education environment, so that sites of historical relics can be put to good use in order to support national education.

(6)

ii ABSTRAK

Suryati Hutagaol. NIM 3113121073. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Dalam Materi Perlawanan Bangsa Indonesia Menentang Dominasi Asing Di SMA Balige. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui potensi Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah. (2) Mengetahui pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII oleh guru sejarah dan siswa khususnya dalam materi perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing di SMA Balige sebagai sumber pembelajaran sejarah (3) Mengetahui persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan informan penjaga makam Sisingamangaraja XII, guru Sejarah di SMA Balige (SMA N 1 Balige, SMA N 2 Balige, SMA Bintang Timur Balige), dan siswa kelas XI IPS. Data dikumpulkan dengan teknik : observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah terdapat pada ornament-ornamentnya yaitu ornament bangunan (makam, sumur,sopo/ruma Batak), relif (gorga Batak, singa-singa, lambang Sisingamangaraja XII), tulisan (aksara Batak, Batak Toba, Indonesia), warna Batak (merah, putih, hitam). Pemanfaatan situs sejarah makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah belum optimal dan dapat dikatakan tidak dimanfaatkan lagi dan tidak menjadi program pembelajaran sejarah. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa situs sejarah makam Sisingamangaraja XII belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh guru dan juga siswa sebagai sumber belajar. Penyebab tidak optimalnya pemanfaatan situs sejarah Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah, yaitu : materi pembelajaran yang membahas tentang Perlawanan Rakyat Batak hanya diulas sekilas, guru tidak membiasakan diri dalam memanfaatkan situs sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah, sehingga siswa kurang memahami situs-situs sejarah yang ada di Kabupaten Toba Samosir, dan kurangnya informasi tentang penggunaan situs-situs sejarah sebagai sarana untuk menambah pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa situs-situs peninggalan sejarah terutama Situs Makam Sisingamangaraja XII belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber pembelajaran sejarah, maka perlu adanya stimulan kepada masyarakat di lingkungan dunia pendidikan sehingga situs-situs peninggalan sejarah dapat dimanfaatkan dengan baik dalam rangka menunjang pendidikan nasional.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esayang selalu memberikan kasih dan karunia serta segala berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana pendidikan sejarah di Fakultas Ilmu Sosial jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna untuk menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

 Kepada Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor di Universitas Negeri Medan (UNIMED)

 Kepada Dr. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

 Kepada Dra. Flores Tanjung, MA, selaku ketua Jurusan pendidikan sejarah yang selalu membantu dan memberi motivasi penulis.

 Kepada Drs. Yushar Tanjung, M. Si, selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah sekaligus sebagai pembanding bebas yang selalu membantu dan memotivasi penulis.  Kepada Bapak Dr. Hidayat, M. Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi (PS) yang selalu

membantu dan membimbing penulis dalam memberi motivasi penulis mulai rencana penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

(8)

 KepadaDra. Lukitaningsih, M.Hum,selaku dosen pembanding utama yang telah memberikan masukan dan saran mulai rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

 Kepada Bapak dan Ibu staff pengajar jurusan pendidikan sejarah, yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai selama belajar di jurusan pendidikan sejarah, terkhusus buat Ibu Lister Eva Simangunsong, dan bang Arfan Hutagaol yang juga memotivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

 Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orangtuaku,

Bapaku P. Hutagaol dohot Omaku tersayang dan terhebat L. Simanjuntak yang selama ini dengan tulus membimbing dan memenuhi semua kebutuhan penulis selama menempuh perkuliahan, “mauliate di sude pengorbanan muna tu au”. Kepada Abangku Suhelman Hutagaol yang tiada hentinya memberi semangat, mengingatkan dan juga memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan, semoga kita menjadi anak yang bisa membanggakan Oma dohot Bapa, dan semua keluarga yang telah mendoakan penulis selalu, semoga skripsi ini menjadi persembahan terbaik ku selama perkuliahan.

 Kepada Keluarga Bojel tekhusus bagi kakak ku tersayangyang sudah berada disisi Tuhan alm. Doris Hutagaol terimakasih buat semua kenangan bersama kakak, semoga kakak tenang disana, aku selalu merindukan mu ka, buat Bang Marnek Tampubolon, Bang Rafly Sibarani, Bang Rustam Napitupulu, bojel hasian Deny Napitupulu, Michael Hutagaol, si kunyuk Rimbun Simangunsong, buat si bojel kecil Septyana Firma Tua Siahaan, Bang Palmer Siahaan, dan si Bro Gembira Siahaan, terimakasih buat perhatian, persahabatan, rasa kekeluargaan yang kalian semua berikan kepada penulis, semoga Tuhan selalu memberkati kita.

 Kepada Opung Binsar Sinambela, penjaga makam Sisingamangaraja XII yang telah memberikan informasi yang penulis butuhkan.

 Kepada Bapak Alparis Simanjuntak, guru Sejarah di SMA Bintang Timur Balige, beserta kepala sekolah yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan juga kepada staf pegawai dan juga siswa-siswi kelas XI IPS.

(9)

Cut, Agusvina, Citra, Marsel, Khairi, Thomson, Sugrahadi, Kesuma, Putra, Samuel, Janter, Andri, Indra, Agus, Ian, Dwi, Nuri, Iki, Adiaty, bg Deni, Dedy M, Surya, Reza, Taufik, Banchin, Ida, Riris, Umi, Rudi. Teman-Teman PPLT 2014 SMP N 1 Sigumpar terkhusus buat Meida Silitonga yang senasib dan punya kisah yang sama, Beatris Siahaan sang desainer ku, beserta guru-guru ( ibu R.Butar-butar, Pak Roy, ibu E.Manurung, Pak P. Simanjuntak dan siswa/I di SMP N 1 Sigumpar terkhusus kelas IX yang sudah menjadi murid sementara sekaligus menjadi adik-adik tersayang saya selama PPL.

 Kepada saudara/I NHKBP sepelayanan di HKBP Pardamean Medan, dan juga NHKBP Paindoan Pohan terkhusus buat bang Rio Sitompul. Buat teman-teman kos 79 A (ka Ade Siahaan, Doni Siahaan, Dewi, Ka juita, Ka Kristin), buat bang Dody Ops dan mantan kru SITOGOL.

 Kepada semua mahasiswa Pendidikan Sejarah : Teman-teman seperjuangan Reguler B (Jefri, Talenta, Win Harefa) dan Ekstensi 2011 terkhusus buat Enda Berutu, abang dan kakak stambuk, adik stambuk khususnya stambuk 2012 dan 2013, dan semua yang tergabung dalam IMKRIS.

 Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang pernah memberikan perhatian dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru sejarah dalam menambah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis

(10)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konsep ... 8

1. Situs Makam Sisingamangaraja XII ... 8

2. Situs Sejarah sebagai Sumber Pembelajaran ... 11

2.1Sumber Pembelajaran Sejarah ... 13

2.2Tujuan Pembelajaran Sejarah ... 18

3. Persepsi ... 21

3.1 Unsur-unsur Persepsi ... 23

B. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 26

B. Lokasi Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Sumber Data ... 27

(11)

iii

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

1. Letak dan Kondisi Geografis ... 32

2. Kependudukan ... 35

3. Pendidikan ... 35

B. Situs Makam Sisingamangaraja XII ... 37

1. Sejarah Sisingamangaraja XII (Perlawanan Rakyat Batak) .... 37

2. Situs Makam Sisingamangaraja XII ... 43

C. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Balige ... 54

D. Persepsi Siswa terhadap Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 78

(12)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Letak Georafis, Topografi dan Wilayah Administrasi

Kecamatan Balige Tahun 2013 ... 33 Tabel 2. Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kecamatan

Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2013 ... 34 Tabel 3. Perkiraan Tahun Kelahiran Sisingamangaraja I-XII ... 37 Tabel 4. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai Sumber

Pembelajaran Sejarah di SMA Balige ... 62 Tabel 5. Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Situs Makam

Sisingamangaraja XII sebagai Sumber Pembelajaran

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi manusia karena pendidikan menyangkut tentang cita-cita hidup manusia. Sehubungan dengan itu dapat dikemukakan secara jelas bahwa pendidikan adalah tuntutan dan perkembangan anak manusia kearah kedewasaan dalam arti segi individual, moral serta sosial. Mendidik adalah upaya pembinaan diri pribadi sikap mental anak didik. Dalam hal ini mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan atau peristiwa-peristiwa penting masa lampau dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan sendi-sendi kehidupan lainnya dalam masyarakat. Oleh karena itu pelajaran di sekolah setidaknya mengajarkan fakta sejarah dan pengalaman yang akan membuat orang lebih bijaksana.

Dari SD, SMP, SMA dan mungkin tahun-tahun pertama masuk Perguruan Tinggi (PT) sejarah merupakan mata pelajaran yang mengandung pesan-pesan moral yang kadang-kadang disatukan dengan mata pelajaran kewarganegaraan, meskipun sebenarnya semua itu dapat dicakup dalam pembelajaran sejarah nasional. Baik muatan lokal maupun nasional dalam tiap tingkatan itu seharusnya mempunyai pendekatan berbeda, sehingga sejarah tidak membosankan, karena banyak kesamaan dan pengulangan.

(14)

2

pahlawan, tanah air, dan bangsa. Untuk SMP, sejarah hendaknya diberikan dengan pendekatan etis. Kepada siswa harus ditanamkan pengertian bahwa mereka hidup bersama orang, masyarakat dan kebudayaan lain, baik yang dulu maupun sekarang. Selain mencintai perjuangan, pahlawan, tanah air dan bangsa, mereka juga tidak canggung dalam pergaulan masyarakat yang semakin majemuk.

Untuk SMA yang sudah mulai mempunyai nalar yang lebih baik dari siswa SD dan SMP, maka sejarah harus diberikan secara kritis. Mereka diharapkan sudah bisa berfikir mengapa sesuatu terjadi, apa sebenarnya yang telah terjadi, dan kemana arah kejadian-kejadian itu. Di Perguruan Tinggi, sejarah diberikan secara akademis. Biasanya akan diajarkan sejarah perubahan masyarakat, supaya Mahasiswa mempunyai gambaran tentang latar belakang masyarakat yang sedang dibicarakan, kesinambungan dan perubahan, serta dapat mengantisipasi perubahan yang akan terjadi agar dengan ilmunya mereka dapat melihat perkembangan.

Selain perbedaan dalam pendekatan pembelajaran sejarah untuk tiap tingkatan, menurut Kuntowijoyo (1995:4) menyatakan bahwa :

“Sejarah juga harus diberikan seperti “orang menenun”. Ibarat menenun benang, sejarah harus disampaikan jalur atas-bawah dan kolom kesamping kanan-kirinya atau dimensi waktu (temporal) dan dimensi ruangnya(spatial, bahasa latin spatium berarti ruang), atau aspek proses (bahasa latin processus berarti berjalan maju dan aspek strukturnya (bahasa latin structura berarti bangunan), atau segi diakronis (bahasa latin dan Yunani dia berarti melampaui, bahasa Yunani chromos berarti waktu dan sinkronisnya (bahasa Yunani synchronus berarti terjadi secara bersamaan)”.

(15)

3

tanggal suatu kejadian yang dianggap penting dalam suatu masa atau kurun waktu yang lama. Hal ini juga terjadi termasuk karena gurunya yang membosankan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pengajar masih terfokus dengan metode dan model yang monoton, materi yang disampaikan tidak terkait dengan fenomena lokal, kekinian dan realitas sosial sehingga respon siswa kurang kreatif.

Di sisi lain ada kemungkinan ketidaktertarikan siswa pada materi pembelajaran sejarah pada tema-tema sejarah yang kurang menyentuh rasa kedaerahan (lokalitas) mereka sehingga rasa keterlibatan dan emosionalnya tidak terbentuk secara alamiah. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengembangkan rasa kebosanan siswa terhadap pembelajaran sejarah adalah menciptakan pola pembelajaran sejarah yang terkait dengan situasi lingkungannya. Kegiatan pembelajaran sejarah lokal perlu dijadikan medium untuk mengembangkan rasa kepedulian dan ketertarikan akan kedaerahan mereka, untuk selanjutnya menggali lebih mendalam lagi tentang apa yang pernah ada dalam lintasan masa lalu daerahnya.

Peran aktif guru sangat dituntut memiliki kemampuan untuk menggali pengetahuan siswa sehingga dapat mengembangkan berpikir kritis sekaligus menumbuhkan kebanggaan, rasa nasionalisme serta penghargaan melalui pembelajaran yang secara langsung melihat peninggalan ataupun Situs sejarah yang sedang dipelajari di sekolah tersebut.

(16)

Pengalaman-4

pengalaman tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik dalam belajar. Melalui interaksi dengan lingkungannya, pemahaman akan objek dengan lingkungannya akan lebih rinci. Dengan demikian, pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan Situs tidak lagi menuntut peserta didik untuk menghafal materi melainkan membelajarkan bagaimana mereka beradaptasi terus menerus pada dunia yang berubah, sehingga pemahaman sejarah berkembang.

Untuk itu keberadaan beberapa Situs sejarah seperti Makam Sisingamangaraja XII ini menjadi penting dan menarik untuk dipelajari serta mengingatkan pada kesadaran, objek, kawasan, peristiwa, yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang sebagai sumber pembelajaran, khususnya pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang memanfaatkan Situs ini sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari di sekolah yaitu tentang “Perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing”.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan fokus permasalahan yaitu : “Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Dalam

Materi Perlawanan Bangsa Indonesia Menentang Dominasi Asing Di SMA

(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Potensi Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah.

2. Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah khususnya dalam materi pembelajaran “perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing” di SMA BALIGE (SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Bintang Timur Balige). 3. Persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja

XII.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas peneliti melakukan penelitian lapangan dalam bentuk pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah dalam materi “Perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing” di SMA BALIGE.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(18)

6

2. Apakah Situs makam Sisingamangaraja XII dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah khususnya dalam materi “perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing” oleh guru dan siswa di SMA BALIGE.

3. Bagaimana persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran Sejarah?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui potensi Situs makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan Situs makam Sisingamangaraja XII oleh guru sejarah dan siswa di SMA BALIGE (SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Bintang Timur Balige) sebagai sumber pembelajaran sejarah khususnya dalam materi pembelajaran Perlawanan bangsa Indonesia menentang dominasi asing.

3. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah.

F. Manfaat Penelitian

(19)

7

2. Sebagai bahan informasi kepada guru dan penulis untuk mengetahui pemanfaatan Situs sejarah yang ada di Balige sebagai sumber pembelajaran sejarah

3. Dengan adanya penelitian ini, maka Situs Makam Sisingamangaraja XII ini dapat dikenal oleh masyarakat luas yang sekaligus memperkenalkan budaya Batak Toba.

4. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber masukan informasi bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang masalah ini

5. Dapat menjadikan sumber pembelajaran bagi siswa-siswi dan masyarakat luas.

(20)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap Pemanfaatan Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah, maka penulis memperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Situs Makam Sisingamangaraja XII yang ada di Soposurung Balige merupakan Situs Sejarah sesuai dengan UU Cagar Budaya No.11 tahun 2010 bahwa Benda, Bangunan, dan struktur dapat diusulkan sebagai benda cagar budaya atau situs apabila memenuhi kriteria berusia 50 tahun atau lebih, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agaman, dan juga kebudayaan, serta mempunyai nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. Latar belakang situs Makam Sisingamangaraja XII yang awalnya dimakam kan di dekat tangsi militer di Tarutung pada tanggal 21 Juni 1907, yang kemudian di pindahkan ke Soposurung Balige pada 17 Juni 1953 dan sampai sekarang yang menjadi Situs Sejarah Makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII. Sejarah perjuangan Sisingamangaraja XII di tanah Batak sejak tahun 1875-1907 yang melawan Belanda dengan alasan utama adalah tidak sudi daerah kekuasaannya semakin diperkecil oleh Belanda. Namun tentang sepak terjang perjuangan Sisingamangaraja XII sepanjang perang yang memakan

(21)

76

waktu bertahun-tahun itu tampaknya tidak perlu diulas lagi karena telah banyak tulisan yang diterbitkan mengenai hal tersebut. Namun dengan demikian, masih banyak hal yang belum terungkap sejauh ini dalam tulisan-tulisan yang mengulas perlawanan Raja Sisingamangaraja XII. 2. Sumber Pembelajaran Sejarah yang dapat menggunakan tempat atau

lingkungan, benda, orang, buku, dan dan peristiwa atau fakta sejarah yang dalam hal ini yaitu Situs Makam Sisingamangaraja XII sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA dalam materi Perlawanan Bangsa Indonesia Menentang Dominasi Asing terkhusus tentang perlawanan Rakyat Batak yang dipimpin oleh Sisingamangaraja XII di tanah batak. Pemanfaatan benda cagar budaya ataupun situs tidak banyak artinya bila hanya dapat dimanfaatkan oleh sedikit kelompok masyarakat misalnya untuk penelitian dan pelestarian, oleh karena itu perlu dikembangkan agar dapat dimanfaatkan oleh umum, khususnya sebagai sarana rekreasi atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat memenuhi kebutuhan mental masyarakat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun pariwisata

(22)

77

dan dilestarikan sebagai aset kebudayaan yang tak ternilai harganya di Tanah Batak dalam sejarahnya.

(23)

78

B. SARAN

Sesuai dengan UU Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 yang menyebutkan bahwa benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman, dan pengembangan sejaraha. Maka dalam hal ini jelas bahwa pusaka budaya perlu dilindungi keberadaannya dengan melakukan berbagai bentuk upaya pemeliharaan.

Mengenai situs sejarah Makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII ini peneliti menyarankan beberapa hal, antara lain :

1. Bagi Pihak Penjaga/Pengelola, agar kiranya tetap dengan keikhlasan hati dapat terus menjaga dan memimpin para pengunjung dengan baik, supaya para pengunjung yang datang bisa mendapatkan sumber sejarah tentang Sisingamangaraja XII dengan baik pula yang dalam hal ini baik pengunjung yang akan Jiarah dan juga bagi instansi tertentu.

(24)

79

akan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan Negara khususnya Kabupaten Toba Samosir yang akhir-akhir ini banyak mengalami pergolakan di pemerintahan. Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

3. Bagi Guru Sejarah, supaya dapat mengajarkan sejarah dengan baik dan benar dan juga menarik sekaligus dapat memanfaatkan sumber sejarah yang ada di lingkungan sekitar, sehingga siswa/siswi juga dapat menyadari jika ternyata dilingkungan sekitar mereka ada Situs Sejarah yang harus mereka ketahui dan harus dijaga kelestariaanya, sehingga pembelajaran sejarah tidak menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa/siswi

(25)

80

DAFTAR PUSTAKA

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta. Ombak Azis, Sholechul. 2014. Pahlawan Indonesia. Brebes. Kunci Komunikasi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan Balige dalam Angka 2014.

Fakultas Ilmu Sosial. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa. Medan. Universitas Negeri Medan

Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak. Jakarta. PT Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara Kartodirdjo, A. Sartono. 1973. Sejarah Perlawanan-Perlawanan Terhadap

Kolonialisme. Jakarta. Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sejarah ABRI

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. PT Bentang Pustaka Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya

Napitupulu, Bonar Victor. 2012. Habonaron Nauli Habatahon. Medan. USU Press

Rahardjo, Supratikno dan Hamdi Muluk. 2011. Pengelolaan Warisan Budaya Di Indonesia. Bandung. CV Lubuk Agung

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana

Sarwono, W. Sarlito.2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada

Sinamo, Jansen. 2010. 8 Etos Keguruan. Jakarta.Institut Darma Mahardika Sibarani, Sadar. 2006. RAJA BATAK : Dari Sori Mangaraja dan Tuanku Rao

(26)

81

Undang-Undang Pendidikan PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Gambar

Tabel 1. Letak Georafis, Topografi dan Wilayah Administrasi

Referensi

Dokumen terkait