• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI KULINER MAGIC MUSHROOM PADA MAYARAKAT TUKTUK SIADONG KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INOVASI KULINER MAGIC MUSHROOM PADA MAYARAKAT TUKTUK SIADONG KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Yudhi Ramdahani Harahap, NIM 308322058, Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial, Inovasi Kuliner Magic Mushroom Pada Mayarakat Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dan manfaat dari kuliner Magic Mushroom serta cara pengolahannya pada masyarakat Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara . Yang menjadi subjek penelitian ini adalah pegawai restoran,pemilik restoran ,pedagang kaki lima,pencari Magic Mushroom,wisatawan,dan masyarakat yang bertempat tinggal di Tuktuk Siadong sedangkan objek dari penelitian ini adalah penikmat Magic Mushroom, pegawai restoran, juru masak,pemilik restoran dan masyarakat yang mengkonsumsi kuliner Magic Mushroom. cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah participan observation dan wawancara.

Observation merupakan keikutsertaan dalam penelitian ini dan wawancara yaitu

bertanya langsung kepada Subjek dan Objek di dalam penelitian di Tuktuk Siadong. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan tekhnik analisa data yang digunakan adalah mencatat,wawancara dan mendokumentasikan seluruh kegiatan, kemudian memilih data yang sesuai dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan.

Dari hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat terutama pegawai restoran dan pengepul jamur di Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo mengetahui manfaat dan efek yang diakibatkan dari kuliner Magic Mushroom dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kuliner ini yang dapat dijadikan suatu income bagi masyarakat maupun keluarga . Karena pengetahuan tentang inovasi dan cara mengolah Magic Mushroom merupakan sesuatu yang baru populer maka perlu dilakukan lebih banyak pendalam tentang kuliner ini serta pengawasan dalam aspek konsumsi serta mengajarkan kepada masyarakat cara pemanfaatan yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan pro dan kontra dimasyarkat dan dapat diselaraskan di dalam kehidupan sehari hari.

(2)

INOVASI KULINER MAGIC MUSHROOM PADA MASYARAKAT

TUKTUK SIADONG KECAMATAN SIMANINDO

KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Untuk MemperolehGelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

YUDHI RAMADHANI HARAHAP

NIM. 308322058

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(3)

DAFTAR GAMBAR

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Perumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Culinary Triangle ... 9

2.2.2 Kebudayaan ... 10

2. 3 Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1 Etnobotani ... 14

2.3.2 Pemanfaatan Tumbuhan ... 15

2.3.3 Fungsi Sosial ... 16

2.3.4 Konsep Pengendalian Sosial Atau Hukum ... 17

(5)

ii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Lokasi Penelitian ... 20

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 21

3.3.1 Subjek Penelitian ... 21

3.3.2 Objek Penelitian ... 22

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data ... 22

3.4.1 Observasi ... 22

3.4.2 Wawancara ... 23

3.4.3 Informan ... 24

3.5 Studi Pustaka ... 24

3.6 Tekhnik Analisa Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

4.1.1 Sejarah Perkembangan Kabupaten Samosir... 26

4.2 Kecamatan Simanindo ... 28

4.2.1 Geografi dan Iklim ... 28

4.2.2 Pemerintahan ... 30

4.2.3 Kependudukan... 31

4.2.4 Sistem Mata Pencaharian ... 31

4.2.5 Hotel Dan Pariwisata ... 33

4.3 Sejarah Kelurahan Tuktuk Siadong ... 34

4.3.1 Letak dan Kondisi Kelurahan Tuktuk Siadong ... 34

(6)

4.4.1 Sarana Pendidikan ... 35

4.4.2 Sarana Ibadah ... 35

4.4.3 Sarana Kesehatan ... 35

4.4.4 Sarana Transportasi ... 36

4.5 Latar Belakang dan Sitem Sosial Batak Toba ... 37

4.5.1 Sistem Kekerabatan Dan Agama ... 39

4.6 Hasil Penelitian ... 40

4.6.1 Bahan Dasar Kuliner Magic Mushroom ... 40

4.6.2 Tumbuhan ... 43

4.6.3 Tumbuhan Dalam Tradisi Kuliner ... 43

4.6.4 Masakan dan Cara Pengolahan ... 46

4.7 Efek Kuliner Magic Mushroom ... 47

4.7.1 Efek Positif ... 47

4.7.2 Efek Negatif ... 48

4.7.3 Prestige (gengsi) ... 50

4.7.4 Sensasi ... 52

4.7. 5 Trend Dan Pelangar Hukum ... 55

4.7.6 Perkawinan Campuran ... 57

4.7.6 Lingkungan Mempengaruhi Lingkungan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 63

(7)

i

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Geografi Dan Iklim ... 28

Tabel 4.2 Tabel Curah Hujan ... 29

Tabel 4.3 Statistik Pemerintahan Kecamatan Simanindo ... 30

Tabel 4.4 Persentase Penduduk Kecamatan Simanindo ... 31

Tabel 4.5 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 32

Tabel 4.6 Objek Wisata Dan Potensi Alam Dikecamatan Simanindo. ... 33

(8)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah

memberikan kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis serta kekuatan untuk

menyelesaikan skripsi : Inovasi Kuliner Magic Mushroom Pada Masyarakat Tuk

Tuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara.

Penyelesaian ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak yang terkait

secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis dalam hal ini mengucapkan

terima kasih banyak dan kerendahan hati kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan beserta kepada Purek 1, Purek 2, Purek 3, Purek 4.

2. Bapak Dr. Restu sinaga, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta

PD 1, PD 2, PD 3.

3. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi dan

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang memberikan arahan serta

masukkan yang begitu banyak sampai penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Penguji I, Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si sebagai penguji

II, serta Drs. Waston Malau, M.SP sebagai penguji III. Serta ucapan terima

kasih jug kepada seluruh dosen-dosen pendidikan Antropologi UNIMED

diantaranya adalah Prof. Dr.Bungaran Antonius Simanjuntak, Dr. Phill

Ichwan Azhari MS, Dra. Nurjannah M.Pd, Drs. Payerli Pasribu,M.Si,

Sulian Ekomila, S.Sos MSp, Supsiloani, M.Si, Murni Eva Marlina

Rumapea, M.Si, Noviy Hasanah M.Hum, Rosramadhana, M.Si,

(9)

ii

M.Si yang telah banyak sekali memberikan bantuan, arahan, semangat

serta motivasi, petunjuk dan juga telah memberikan begitu banyak sumber

dan refrensi sehingga terselesaikannya skripsi ini walaupun didalamnya

masih terdapat kekurangan pada penulisannya.

5. Bapak Camat Victor Sidabutar beserta staf yang telah memberi izin

penelitian dan data yang dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi.

6. Teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua, Ayahanda dan

Ibunda tercinta yang senantiasa mencurahkan semangat rasa sayang,

didikan, bimbingan serta do’a yang tak henti-hentinya kepada penulis

beserta adik-adik yang selalu mendukung dan memberi semangat.

7. Kepada Adinda Irma Ries Verany yang telah banyak memberi semangat

dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabat saya di Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu

Sosial Prodi Pendidikan Antropologi Riady Syaputra Siregar, Pebriandi

Sitohang, Alfisyahrin Sitorus, Melamsel Simarmata, Ewin Haloho, Evan F

Srg, Dedy Andriansyah.

9. Kepada keluarga besar antropologi angkatan 2008 yang sudah lama

bersama-sama dengan penulis menimba ilmu. Terimakasih buat semua

kenangannya selama ini. Semoga kita dapat meraih apa yang kita

cita-citakan selalu berusaha untuk berikan yang terbaik, dan kepada Ayu

Febraiani yang telah membantu pada setiap urusan administrasi yang

diperlukan penulis. Serta seluruh adik-adik 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

(10)

10.Kepada keluarga besar IMASES yang senantiasi memberi pengalaman dan

membantu penelitian sekripsi ini serta saran yang sangat bermanfaat

sehingga sangat berarti dalam penulisan ini dan dapat deselesaikan dengan

sangat baik.

11.Dan kepada semua pihak-pihak yg telah membantu dalam pembuatan

skripsi dan penelitian ini, yang mungkin terlupakan oleh penulis dan tidak

dapat ditulis satu persatu.

Kiranya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membalas segala

kebaikan yang telah diberikan. Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian

skripsi ini kelak dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh pihak.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

oleh karenanya segala kritik dan saran yang membangun, akan penulis terima

sebagai perbaikan yang positif. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, semoga Allah SWT meridhoi

tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015

Penulis,

(11)
(12)
(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang

beranekaragam, khususnya sumber daya alam hayati yang memiliki peranan

penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Peranan penting tersebut dapat

dilihat dari begitu banyaknya penggunaan sumber daya alam hayati, antara lain

sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, pewarna, dan perlengkapan upacara

adat dan pariwisata .

Ada berbagai jenis tumbuhan yang dipergunakan untuk bahan pangan

khususnya dalam pembuatan kuliner khas . tumbuhan yang biasa tumbuh di

daerah sekitar pemukiman dan dibudidayakan oleh sebagian masyarakat untuk

digunakan sebagai pengawet atau bumbu pelengkap rasa dalam masakan khas

suatu daerah dan penunjang daya tarik pariwisata dan mengembangkan sektor

pariwisata .

Cara pengolahan tumbuhan dalam berbagai jenis masakan telah menjadi

suatu budaya lokal yang diwariskan oleh nenek moyang. Hingga saat ini

pemanfaatan tumbuhan dalam pembuatan makanan banyak mengalami perubahan

diakibatkan oleh modernisasi yang berdampak pada kuliner oleh banyak etnis di

seluruh Indonesia. Dalam pengolahan tumbuhan untuk aneka kuliner sebagian

besar bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam sekitar dan biasanya

pengolahan tumbuhan berdasarkan kearifan lokal. Dengan demikian makanan

(15)

2

Makanan menjadi suatu ciri khas bagi etnis tertentu karena memberikan

citarasa yang khas. Namun seiring berkembangnya teknologi dan ilmu

pengetahuan, masyarakat mulai mengkonsumsi masakan siap saji atau instan.

Peneliti menduga hal ini dapat mengurangi pengetahuan dalam kuliner khas

masyarakat itu sendiri. Kurangnya usaha untuk melestarikan tentang proses

pengolahan jenis-jenis tumbuhan mengakibatkan generasi muda kurang mengenal

akan kuliner dengan memanfaatkan tumbuhan sekitar khususnya tumbuhan

sebagai bahan pangan dan bumbu masakan.

Tumbuhan yang tumbuh dilingkungan sekitar dimanfaatkan dengan

pengetahuan yang didapat baik yang diajarkan maupun melalui experiment.

Tumbuhan ini banyak digunakan sebagai bahan pangan penunjang daya tarik

pariwista . Masakan yang dihasilkan berupa masakan khas yang mempunyai

makna simbolik pada orang yang mengkonsumsinya. Etnis Batak Toba di

Sumatera Utara adalah salah satu kelompok Etnis yang banyak memanfaatkan

tumbuhan dalam pembuatan kuliner mereka karena menghasilkan masakan

dengan citarasa khas, tekstur yang menarik, aroma yang sesuai dengan selera khas

Batak Toba Berbagai jenis tumbuhan dipergunakan oleh masyarakat Tuktuk .

Dalam kajian antropologi tumbuhan sebagai bahan pangan bukan hanya

dibuat sebagai kuliner tradisional akan tetapi juga sebagai kuliner yang baru

dikenal juga dapat dimanfaatkan dan lama kelamaan dengan seiring waktu maka

akan menjadi kuliner tradisi. Melalui tumbuhan yang didapat secara liar seperti

jamur yang tumbuh di tumpukan kotoran kerbau juga dapat dijadikan suatu

kuliner yang unik dan menjadi suatu primadona disuatu daerah . Jamur jenis ini

(16)

3

berasal dari bahasa Yunani, psilo yang artinya botak, dan cybe yang artinya

kepala. Jamur juga memiliki beragam varietas yang tergolong dalam genus

psilocybe memiliki satu kesamaan pada bentuk kepalanya, dan hal ini yang

membuat penulis memiliki ketertarikan akan meneliti kuliner ini. Magic

Mushroom adalah kuliner baru saja di kenal di daerah Tuktuk akan tetapi

namanya sudah begitu dikenal di daerah ini dan kabarnya jamur ini memiliki

suatu hal yang berbeda akan rasa dan sesuatu yang terkandung di dalamnya yang

membuat penulis rasa keingin tahuan luar biasa akan kuliner ini .

Dengan demikian Magic Mushroom dianggap sebagai kuliner yang unik

dan menjadikannya berbeda dengan kuliner lainnya sehingga dapat dijadikan

sebagai penunjang pariwisata pada masayarakat di Tuktuk Siadong Samosir.

Tuktuk Siadong Samosir memang sudah terkenal di penjuru Indonesia dan dan

sebagian Negara lain hal ini dikarenakan keindahan alamnya yang sangat indah

yang di kelilingi oleh keindahan Danau Toba yang begitu menakjubkan sehingga

meningkatkan animo wisatawan berkunjung ke daerah ini. Pada umumnya

pariwisata merupakan kegiatan perjalan untuk rekreasi. Biasanya masayarakat

mengunjungi tempat-tempat yang menarik, mulai dari gunung, pantai, perkotaan

dan tempat menyediakan kuliner kuliner khas. Manusia modern sekarang ini

menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan pokok setelah disibukkan oleh urusan

pekerjaan kesehariannya. Apalagi didukung oleh semakin banyaknya akses

transportasi tertentu membuat masyarakat menjadi lebih bersemangat dalam

berekreasi. Perkembangan kuliner sebagai penunjang pariwisata dikarenakan

suatu pencarian dan pengalaman rasa dan akan selalu dikenang dengan

(17)

4

meliputi beberapa unsur diantaranya kursus memasak, buku panduan memasak,

media kuliner, penyalur bahan makanan, atraksi kuliner dan festival jajanan.

Kuliner Magic Mushroom digunakan sebagai salah satu makanan penarik

minat para wisatawan untuk berkunjung di pulau samosir khusunya daerah Tuktuk

Siadong. Oleh karena itu banyak masyarakat yang mencari jamur jenis ini

dilapangan yang disinggahi kerbau untuk memudahkan mereka mendapatkan

tumbuhan jamur ini terkadang membeli kepada tetangga yang mempunyai

tumbuhan ini. Bagi orang masayarakat Tuktuk Siadong tumbuhan mempunyai

fungsi yang kuat bukan saja sebagai penyedap atau pelengkap dalam pembuatan

makanan khas mereka, tetapi fungsinya lebih dari itu yakni terwujudnya

kedekatan dilingkungan sekitar dan membuat income bagi keluarga dan

menunjang sektor pariwisata di daerah Tuktuk Siadong Samosir.

Ini dikarenakan Magic Mushrom mudah didapatkan disetiap hotel,

restoran dan cottage di Tuktuk Siadong sumatera utara menyediakan makan

Magic Mushroom sebagai daya tarik pengunjung yang berwisata ke daerah ini .

Tetapi masakan khas Magic Mushroom ini tidak dikonsumsi oleh masyarakat

setempat walaupun masakan ini banyak terdapat di daerah ini. Hal ini dikarenakan

makanan ini mengandung racun yang menyebapkan ilusi yang berlebihan dan

tidak baik untuk kesehatan apabila dikonsumsi secara terus menerus Dan dapat

menyebapkan kematian. Dan bukan cuma itu harganya pun relatif lebih mahal

harganya dari masakan lainnya. Disebabkan masakan khas ini memiliki cita rasa

yang berbeda bagi penikmat masakan dan sensasi yang luar biasa ketika habis

mengkonsumsi kuliner tersebut dan ini yang menjadi daya tarik wisatawan akan

(18)

5

Berdasarkan hal diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti

Inovasi kuliner Magic Mushroom pada Masyarakat Tuktuk Siadong Kecamatan

Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara Indonesia .

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan ketertarikan penulis untuk meneliti lebih dalam Etnobotani

tumbuhan jamur dalam kuliner etnis Batak Toba, maka penulis mengidentifikasi

beberapa masalah yang akan diteliti yakni:

1. Tumbuhan apa yang dimanfaatkan dalam pembuatan kuliner Magic

Mushroom oleh masyarakat Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo

Kabupaten Samosir

2. Manfaat jenis tumbuhan tersebut dalam kuliner pada masyarakat Tuktuk

Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

3. Cara pengolahan tumbuhan sehingga menjadi kuliner pada masyarakat

Tuktuk Siadong Kec.Simanindo Kabupaten Samosir

4. Dampak yang ditimbulkan pada kehidupan sosial yang mengkonsumsi

kuliner tersebut.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditetapkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai kuliner pada masyarakat

(19)

6

2. Apa manfaat jenis tumbuhan tersebut dalam kuliner pada masyarakat Tuktuk

Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir ?

3. Bagaimana cara pengolahan Tumbuhan sehingga menjadi sebuah kuliner yang

primadona dalam Pariwisata di Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo

Kabupaten Samosir ?

4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan pada kehidupan sosial yang

mengkonsumsi kuliner tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jenis Tumbuhan yang dimanfaatkan dalam kuliner pada

masyarakat Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

2. Untuk mengetahui manfaat jenis Tumbuhan tersebut dalam kuliner

masyarakat Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui bagaimana kuliner khas masyarakat Tuktuk Siadong

Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dan cara pengolahan tumbuhan

sehingga menjadi Suatu hal yang berharga dan bernilai jual tinggi.

4. Untuk mengetahui apa status yang diterima dan apa efek yang ditimbulkan

(20)

7

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan etnobotani tumbuhan di etnis Batak Toba dan

masyarakat Tuktuk Siadong dan sebagai perbandingan acuan bagi peneliti

lain yang mengkaji etnobotani tumbuhan dalam kuliner etnis Batak Toba dan

masyarakat Tuktuk Siadong.

2. Memberikan pemikiran bagi orang-orang yang berasal dari Etnis Batak Toba

masyarakat Tuktuk Siadong untuk melestarikan kuliner yang memanfaatkan

sumber daya hayati.

3. Agar generasi muda dan pemerhati budaya Batak Toba masyarakat Tuktuk

Siadong dapat belajar dan mendapatkan imformasi yang akurat tentang

kuliner Magic Mushroom di Batak Toba.

(21)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian tentang etnobotani dalam inovasi kuliner magic mushroom

ini bukan merupakan kuliner secara langsung menjadi bagian dari tadisi yang

diwariskan melalui nenek moyang, akan tetapi ini akan menjadi suatu budaya dan

akan menjadi taradisi baru di dalam kuliner khas dari masyrakat Batak Toba di

Tuktuk Siadong . Kuliner yang akan menajadi kuliner etnis pada masyarakat Batak

Toba khususnya di Desa Tuktuk Siadong masih memanfaatkan tumbuhan asli yang

tumbuh di daerah sekitar sebagai bahan pembuatan kuliner magic mushroom. Jenis

tumbuhan yang dimanfaatkan seperti bawang batak, jamur, bawang merah, cabe

merah, cabe rawit. Inovasi kuliner magic mushroom ini dapat dirasakan maanfaatnya

bagai masayarakat sekitar untuk menambah income bagi keluarga dan menunjang

daya tarik wisatawan yang datang kedaerah ini yang memiliki kerinduan rasa dan

fantasi yang dirasakan setelah mengkonsumsi kuliner ini .

Disetiap pengolahan makanan orang bebas untuk menikmati pemanfaatanya

yang tergantung kepada pengkonsumsi makanan tersebut, namun menurut

pengetahuan masyarakat di Tuktuk Siadong, banyak kuliner dikonsumsi sesuai

dengan keindahan alam yang dimiliki oleh daerah ini yang sesuai dengan keadaan

(22)

62

hati kita yang dipergunakan secara bersamaan karena untuk mendapatkan rasa yang

khas dari masakan tersebut. Sehingga dapat dikaitkan seperti menikmati keindahaan

alam sekitar dengan rasa dan sensasi yang luar biasa. Dibalik makanan yang

sederhana yang berdasarkan pemanfaatan sedikit tumbuhan dan sedikit gaya masakan

maka kuliner mushroom dapat dijadikan suatu masakan yang dikatagorikan ajaib

yang dapat memberikan efek yang luar biasa pada yang konsumsinya. Sehingga di

setiap kuliner ini dapat dijadikan suatu hal yang berharga di kedepannya sebagai

pusat pembelajaran dan pelestarian makan lokal yang sangat bermanfaat bagi pengola

dan memiliki nilai estetika yang sangat menarik untuk dipelajari. Komposisi kuliner

magic mushroom :

Jamur genus psilocybin : bahan dasar pembuat kuliner magic mushroom yang memiliki efek luar biasa

Telur : bahan dasar yang digunakan untuk memberikan tekstur pada masakan dan menetralisir rasa pahit pada jamur

Bawang : memberikan aroma dan meningkatkan rasa sedap gurih dan renyah pada masakan

 Cabai : memberikan rasa pedas pada kuliner agar memiliki rasa semangat untuk mengkonsumsinya

 Garam : memberikan rasa asin dan biasa dijadikan bumbu masakan

Cara pengolaha kuliner ini sangat sederhana sama seperti cara membuat

masakan telur dadar biasa seperti yang pada umumnya kita konsumsi sehari hari dan

tidak memerlukan waktu yang lama. Dan bukannya sedikit masyarakat yang

berinovasi dalam hal kuliner ini yang dapat dijadikan sebagai pizza (makanan khas

italy) jus dan makanan yang lainnya yang bertujuan untuk memperkaya gaya

(23)

63

Beragam cara yang dilakukan untuk melestarikan kuliner sederhana ini

diantaranya potensi sebagai income baik individu maupun kelompok yang dengan

menjualnya kepada wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke daerah ini

sehingga dapat mendatangkan rejeki kepada orang yang menggelutinya . Dalam hal

medis ternyata mengkonsumsi kuliner ini secara berlebihan dapat menggangu

kesehatan dan didalam hal medis juga pemanfaatan tumbuhan ini juga dapat dijadikan

bahan dasar pembuatan terapi mental, ternyata makanan ini memiliki efek yang

positif dan negatif akan tetapi semua tergantung kepada konsumennya kearah mana

manfaat kuliner ini diarahkan.

Dengan demikian kuliner ini dapat diharapakan dimanfaatkan sebagai hal

yang bertujuan positif dan dapat dilestarikan dengan berjuta manfaat, karena tanpa

disadari aktivitas yang dilakukan masyarakat sehari-hari merupakan cara

melestarikan dan mewariskan kebudayaan kepada generasi penerus. Karena sesuatu

hal yang baru dapat dilestarikan akan menjadi suatu nilai budaya yang dapat kita

jadikan bahan pelajaran untuk kedepannya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Inovasi Kuliner Magic

Mushroom di Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Kemudian

diperoleh data yang sesuai dengan yang dibutuhkan, maka peneliti mencoba untuk

(24)

64

kebudayaan yang telah diwariskan pendahulu sebelum kita dapat dilestarikan sebagai

identitas suatu masyarakat tertentu. Maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:

1. Inovasi Kuliner merupakan warisan pendahulu sebelum kita yang harus

dilestarikan. Oleh karena itu, sebagai pewaris inovasi kuliner magic mushroom

seharusnya dapat mempertahankan dan melestarikan inovasi kuliner yang kita

miliki.

2. Etnoboatani tumbuhan dalam kuliner harus diajarkan kepada generasi seterusnya

terutama perempuan. Agar pengetahuan yang telah diwariskan dapat dilestarikan

dengan sendirinya

3. Kuliner-kuliner masyarakat seharusnya semakin diperkenalkan kepada generasi

muda, agar mereka mengetahui dan lebih menghargai inovasi budaya yang

dimiliki. Dengan demikian generasi penerus dapat menganggap kebudayaan

tersebut penting untuk dilestarikan.

4. Kegiatan yang memiliki nilai jual tinggi di masyarakat sebaiknya dibangkitkan

kembali baik dari segi ekonomi dan segi pariwisata. Sehingga secara terstruktur

akan menjadi suatu yang memilki nilai yang berharga dimasyarakat dan untuk di

(25)

i

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah

memberikan kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis serta kekuatan untuk

menyelesaikan skripsi : Inovasi Kuliner Magic Mushroom Pada Masyarakat Tuk

Tuk Siadong Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Sumatera Utara.

Penyelesaian ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak yang terkait

secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis dalam hal ini mengucapkan

terima kasih banyak dan kerendahan hati kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan beserta kepada Purek 1, Purek 2, Purek 3, Purek 4.

2. Bapak Dr. Restu sinaga, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta

PD 1, PD 2, PD 3.

3. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi dan

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang memberikan arahan serta

masukkan yang begitu banyak sampai penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Penguji I, Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si sebagai penguji

II, serta Drs. Waston Malau, M.SP sebagai penguji III. Serta ucapan terima

kasih jug kepada seluruh dosen-dosen pendidikan Antropologi UNIMED

diantaranya adalah Prof. Dr.Bungaran Antonius Simanjuntak, Dr. Phill

Ichwan Azhari MS, Dra. Nurjannah M.Pd, Drs. Payerli Pasribu,M.Si,

Sulian Ekomila, S.Sos MSp, Supsiloani, M.Si, Murni Eva Marlina

Rumapea, M.Si, Noviy Hasanah M.Hum, Rosramadhana, M.Si,

(26)

M.Si yang telah banyak sekali memberikan bantuan, arahan, semangat

serta motivasi, petunjuk dan juga telah memberikan begitu banyak sumber

dan refrensi sehingga terselesaikannya skripsi ini walaupun didalamnya

masih terdapat kekurangan pada penulisannya.

5. Bapak Camat Victor Sidabutar beserta staf yang telah memberi izin

penelitian dan data yang dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi.

6. Teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua, Ayahanda dan

Ibunda tercinta yang senantiasa mencurahkan semangat rasa sayang,

didikan, bimbingan serta do’a yang tak henti-hentinya kepada penulis

beserta adik-adik yang selalu mendukung dan memberi semangat.

7. Kepada Adinda Irma Ries Verany yang telah banyak memberi semangat

dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabat saya di Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu

Sosial Prodi Pendidikan Antropologi Riady Syaputra Siregar, Pebriandi

Sitohang, Alfisyahrin Sitorus, Melamsel Simarmata, Ewin Haloho, Evan F

Srg, Dedy Andriansyah.

9. Kepada keluarga besar antropologi angkatan 2008 yang sudah lama

bersama-sama dengan penulis menimba ilmu. Terimakasih buat semua

kenangannya selama ini. Semoga kita dapat meraih apa yang kita

cita-citakan selalu berusaha untuk berikan yang terbaik, dan kepada Ayu

Febraiani yang telah membantu pada setiap urusan administrasi yang

diperlukan penulis. Serta seluruh adik-adik 2009, 2010, 2011, 2012, 2013

(27)

iii

10.Kepada keluarga besar IMASES yang senantiasi memberi pengalaman dan

membantu penelitian sekripsi ini serta saran yang sangat bermanfaat

sehingga sangat berarti dalam penulisan ini dan dapat deselesaikan dengan

sangat baik.

11.Dan kepada semua pihak-pihak yg telah membantu dalam pembuatan

skripsi dan penelitian ini, yang mungkin terlupakan oleh penulis dan tidak

dapat ditulis satu persatu.

Kiranya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membalas segala

kebaikan yang telah diberikan. Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian

skripsi ini kelak dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh pihak.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

oleh karenanya segala kritik dan saran yang membangun, akan penulis terima

sebagai perbaikan yang positif. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, semoga Allah SWT meridhoi

tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015

Penulis,

Gambar

Tabel 4.1 Geografi Dan Iklim ......................................................................
Tabel 4.1 Geografi Dan Iklim ......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Sleman Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Peraturan Bupati Nomor 80 Tahun 2009 tentang Prosedur Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

• Fundamental movement skills are the foundation upon which game and sport skills are based. Basic

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

Berdasarkan hasil penelitian di SMA 1 Playen Gunung Kidul dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, Intensitas nyeri haid pada sisiwi kelas XI di SMA 1 Playen

Sebagian responden dalam penelitian ini adalah multipara sebanyak 13 responden (61,9%), dan sebanyak 8 responden (38,9%) adalah primipara, namun yang banyak

Setelah diketahui bahwa sampel yang digunakan untuk penelitian adalah homogen dan berdistribusi normal, kemudian peneliti menjalankan proses pembelajaran dengan menerapkan

Garap catur lakon Kalabendu sajian Manteb Soedharsono terdapat garap janturan ( janturan adegan), garap pocapan ( pocapan peristiwa), dan garap ginem ( ginem blangkon ).(3)

Tindak pidana juga diartikan sebagai suatu dasar yang pokok dalam menjatuhi pidana pada orang yang telah melakukan perbuatan pidana atas dasar pertanggungjawaban seseorang atas