• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Faktor-Faktor Memilih Merek dengan Metode CART

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Faktor-Faktor Memilih Merek dengan Metode CART"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK

DENGAN METODE CART

DAMAS ESMU HAJI

DEPARTEMEN STATISTIKA

(2)

   

ABSTRAK

DAMAS ESMU HAJI. Penentuan Faktor-Faktor Memilih Merek dengan Metode CART. Dibimbing oleh ITASIA DINA SULVIANTI dan AJI HAMIM WIGENA.

Pemasaran adalah salah satu cara yang digunakan perusahaan dalam rangka meraih pelanggan baru serta menjaga dan mengembangkan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Unsur penting dalam proses pemasaran adalah perilaku konsumen dalam memilih merek. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih merek. Pada penelitian ini ingin diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink. Datanya merupakan data sekunder berupa data multiclient yang didapatkan dari PT MARS Indonesia. Merek soft drink yang digunakan adalah merek A, B, C, dan D yang dimodelkan dalam bentuk hubungan antara merek soft drink PT CCC yang paling sering dikonsumsi dalam satu bulan terakhir sebagai peubah respon dengan kota, usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, TOM merek, TOM iklan, dan merek paling sering dikonsumsi sebelumnya sebagai peubah-peubah penjelasnya. Peubah responnya merupakan peubah kategorik berskala nominal dengan peubah penjelasnya merupakan peubah kategorik berskala ordinal dan nominal. Metode analisis yang dapat digunakan yaitu pohon klasifikasi dengan metode CART

(Classification and Regression Trees). CART adalah salah satu metode eksplorasi nonparametrik yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peubah penjelas kategorik dengan skala ordinal dan nominal. Pada penelitian ini, pohon klasifikasi menghasilkan faktor-faktor (peubah penjelas)

dari yang paling berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink

berturut-turut adalah merek soft drink paling sering dikonsumsi sebelumnya, TOM iklan soft drink, dan TOM merek soft drink. Merek A adalah merek yang paling sering dikonsumsi sebelumnya oleh konsumen. Merek C adalah merek yang paling sering diingat oleh konsumen dan merupakan iklan merek yang paling sering diingat oleh konsumen, akan tetapi iklan tidak mampu mengubah loyalitas konsumen dalam memilih merek soft drink. Perilaku konsumen dalam memilih merek

soft drink lebih dipengaruhi oleh merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya. Pohon klasifikasi menghasilkan pohon optimum dengan tingkat ketepatan klasifikasi sebesar 95.59%.

(3)

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK

DENGAN METODE CART

DAMAS ESMU HAJI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika pada

Departemen Stastistika

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

   

Judul Skripsi : Penentuan Faktor-Faktor Memilih Merek dengan Metode CART

Nama : Damas Esmu Haji

NIM : G14070055

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Itasia Dina Sulvianti, M.Si NIP. 196005081988032002

Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc NIP. 195209281977011001

Diketahui

Ketua Departemen Statistika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Hari Wijayanto, MS NIP. 196504211990021001

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tulisan ini berhasil diselesaikan. Tulisan ini merupakan hasil penelitian penulis dalam rangka memenuhi tugas akhir yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada :

1. Allah SWT, Maha Pencipta yang keberkahan-Nya tidak pernah putus

2. Ibu Dra. Itasia Dina Sulvianti, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc atas segala bimbingan dan arahan kepada penulis

3. Bapak Agus Mohamad Soleh, S.Si, MT atas koreksi dan arahan kepada penulis

4. PT MARS Indonesia yang telah memberi izin kepada penulis menggunakan data multiclient, sebagai bahan skripsi

5. Kedua orang tua penulis atas dukungan moral, spiritual, dan finansial yang tak pernah berhenti

6. Semua pihak atas dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2012

(6)

   

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 08 Agustus 1988 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Suci Edy dan Sri Utami. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri I Genteng, Banyuwangi dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis memilih mayor Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan minor Menejemen Fungsional.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran dan Perilaku Konsumen ... 1

Pohon Regresi dan Klasifikasi (CART) ... 1

Pemilihan Pemilah ... 2

Penentuan Simpul Terminal ... 2

Penandaan Label Kelas ... 2

METODOLOGI Data ... 3

Metode ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif ... 3

Pohon Klasifikasi Produk Soft Drink ... 5

SIMPULAN ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 7

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Peubah penjelas dan kategori-kategorinya ... 3

2 Tabulasi silang ketepatan klasifikasi ... 5

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Skema pohon regresi dan klasifikasi ... 2

2 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir ... 3

3 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir di tujuh kota besar .. ... 4

4 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan usia ... 4

5 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan tingkat Pendidikan ... 4

6 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan jenis kelamin ... 4

7 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan status sosial ekonomi ... 5

8 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan TOM merek ... 5

9 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan TOM iklan ... 5

10 Peubah pemilah pertama pohon klasifikasi ... 6

11 Kategori soft drink urutan kedua berdasarkan kriteria pemilah pertama ... 6

12 Peubah pemilah kedua pohon klasifikasi ... 6

13 Peubah pemilah ketiga pohon klasifikasi ... 7

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Pohon Klasifikasi Maksimum ... 9
(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Merek ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat sampai kepada pembeli tanpa melalui proses pemasaran. Pemasaran berperan penting terhadap tercapainya kesuksesan perusahaan dalam menjaring konsumen baru, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan saat ini. Salah satu unsur penting dalam proses pemasaran adalah perilaku konsumen dalam memilih suatu merek, sedangkan banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih suatu merek. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran pada masa datang. Sehubungan dengan adanya hal ini perlu dilakukan studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang efektif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari PT

MARS Indonesia berupa data multiclient.

Struktur data yang digunakan merupakan data berpasangan dengan peubah respon berupa data kategorik berskala nominal dan peubah-peubah penjelasnya berskala ordinal dan nominal. Metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah pohon klasifikasi dengan metode CART.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pemilihan merek

soft drink PT CCC.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran dan Perilaku Konsumen

Pemasaran adalah aktifitas manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Kotler 1995). Tujuan dari pemasaran adalah untuk meraih pelanggan baru, menjaga dan mengembangkan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Untuk meraih hal tersebut pemasar harus mengetahui perilaku konsumen.

Menurut Angel et al. (1994) perilaku konsumen adalah kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.

Empat faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, lingkungan, perbedaan individu, dan psikologis (Kotler 1995). Beberapa peubah yang dapat diturunkan dari keempat faktor tersebut antar lain : kota, usia, jenis kelamin pendidikan, kelas sosial, kesadaran merek dan lain-lain.

Menurut Aaker (1991) tingkatan kesadaran

merek (brand awareness) memiliki empat

unsur yaitu : Top of Mind (TOM), brand recall, brand recognition, dan brand unaware. Top of Mind menunjukkan tingkatan merek yang diingat oleh konsumen. Dari keempat unsur tingkatan kesadaran merek, TOM merupakan unsur yang paling mempengaruhi pilihan konsumen. Pada penentuan peubah penjelas, TOM akan dimasukkan ke dalam analisis pohon klasifikasi.

Pohon Regresi dan Klasifikasi (CART)

Metode Pohon Regresi dan Klasifikasi

(Classification and Regression Trees)

merupakan salah satu metode eksplorasi nonparametrik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifikasi, baik untuk peubah respon kategorik maupun kontinu (Breiman et al. 1984). Hal ini karena hasil dari CART yang merupakan suatu kondisi logis jika-maka

(if-then) dalam bentuk pohon sehingga tidak ada suatu asumsi implisit bahwa hubungan antara peubah respon dan peubah penjelasnya linier. CART dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi dengan karakteristik peubah yang lebih dari satu dan komplek. Kekomplekannya dapat berupa dimensi yang besar atau jenis peubahnya campuran. CART menghasilkan pohon klasifikasi saat peubah respon berupa data kategorik, sedangkan pohon regresi dihasilkan saat peubah respon berupa data kontinu. Tujuan utama CART adalah untuk mendapatkan kelompok data yang akurat sebagai penciri dari suatu klasifikasi.

Pohon klasifikasi merupakan metode penyekatan data secara berulang, sehingga menghasilkan pohon yang tersusun atas banyak simpul (node) yang terbentuk dari

proses pemilahan rekursif biner. Setiap

(10)

   

|T%|

( ) ( )

, L

( )

L R

( )

R i s t i t p i t p i t

Δ = − −

Gambar 1 Skema pohon regresi dan

klasifikasi.

Menurut Breiman et al. (1984)

pembangunan pohon klasifikasi CART meliputi tiga hal yaitu : pemilihan pemilah

(split), penentuan simpul terminal, dan penandaan label kelas.

Pemilihan Pemilah

Pemilahan pemilah pada setiap simpul bertujuan mendapatkan pemilah yang mampu menghasilkan simpul dengan tingkat kehomogenan nilai peubah respon paling tinggi. Keheterogenan suatu simpul diukur berdasarkan nilai impuritasnya. Nilai ini akan maksimum jika seluruh kelas secara seimbang bercampur di dalamnya dan akan minimum ketika hanya memuat satu kelas. Fungsi impuritas yang digunakan adalah indek gini :

( )

( ) ( )

| |

i j

i t =

p i t p j t

i(t) adalah indek gini, p(i|t) adalah proporsi pada kelas i pada simpul t, dan p(j|t) adalah proporsi pada kelas j pada simpul t (Breiman

et al. 1984).

Pemilahan dimulai dari ruang umum dengan cara memeriksa nilai-nilai dari setiap peubah penjelas. Peubah penjelas yang dapat diurutkan (kontinu dan ordinal) xj memilah berbentuk xj≤t lawan xj>t, t , sedangkan untuk peubah penjelas nominal Ltaraf dibagi menjadi dua himpunan saling lepas (akan

terdapat sebanyak 2L-1-1 kemungkinan

pemilah). Untuk suatu t, misalnya terdapat calon pemilah s yang memilah t menjadi tL

(dengan proporsi pL) dan menjadi tR (dengan proporsi pR), maka kebaikan (goodness of split) dari s didefinisikan sebagai penurunan impuritas yaitu :

 

dengan ∆i(s,t) adalah kriteria goodness of split, pLi(tL) adalah proporsi pengamatan dari simpul t menuju kiri, dan pRi(tR) adalah

proporsi pengamatan dari simpul t menuju kanan (Breiman et al. 1984).

Pemilah s mengirimkan semua xn di dalam

t yang menjawab ”ya” ke tL dan semua xn di dalam t yang menjawab ”tidak” ke tR. Pohon dikembangkan dengan cara pada simpul t1, carilah s* yang memberikan nilai penurunan impuritas tertinggi yaitu :

(

*,

1

)

max

s S

( )

,

1

i s t

i s t

Δ

=

Δ

Dengan demikian t1 dipilah menjadi t2 dan t3

menggunakan s*. Melalui cara yang sama

dilakukan juga pencarian pemilah terbaik pada t2 dan t3 secara terpisah dan demikian seterusnya (Breiman et al. 1984).

Penentuan Simpul Terminal

Simpul dikatakan sebagai simpul terminal ketika suatu simpul t dicapai sehingga tidak terdapat penurunan impuritas secara berarti

(banyak objek cukup kecil ni<5 atau

berjumlah satu). Simpul t tidak dipilah lagi tetapi dijadikan simpul terminal dan pembentukan pohon dihentikan (Breiman et al. 1984).

Penandaan Label Kelas

Label kelas pada simpul terminal t

ditentukan melalui aturan jumlah terbanyak yaitu :

(

0|

)

max

( )

| max

( )

( )

j

j j

N t p j t p j t

N t

= =

dengan p(j|t) adalah proporsi kelas j pada simpul t, Nj(t) adalah jumlah pengamatan kelas j pada simpul t, dan N(t) adalah jumlah pengamatan pada simpul t. Label kelas simpul terminal t adalah j0 yang memberikan nilai dugaan pengklasifikasian simpul t terbesar. Jika maxj p(j|t) dicapai oleh dua atau lebih kelas yang berbeda, maka label kelas untuk simpul terminal t adalah pilihan acak dari kelas yang maksimum (Brieman et al. 1984).

Pemangkasan pohon klasifikasi dilakukan untuk mencegah terbentuknya pohon yang berukuran besar dan komplek serta memberikan nilai tingkat kesalahan cukup kecil. Indikator pemangkasan pohon berupa suatu nilai kompleksitas (cost complexity)

dengan rumus sebagai berikut :

( )

( )

| |

R Tα =R TT%

dengan R(T) adalah proporsi kesalahan pada subpohon, α adalah parameter kompleksitas dan adalah ukuran simpul terminal pohon

T. Jika R(T) semakin kecil maka, pohon yang dihasilkan semakin besar. Pemangkasan merupakan suatu cara menentukan ukuran

Ya Tidak

(11)

pohon tanpa mengorbankan kebaikan melalui pengurangan simpul pohon sehingga tercapai pohon optimum (Breiman et al. 1984).

METODOLOGI

Data

Data penelititan ini berupa data sekunder yang berasal dari hasil survei oleh PT MARS Indonesia tahun 2010. Survei dilakukan di tujuh kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, dan Banjarmasin. Dalam penelitian ini data yang digunakan sebanyak 1246 responden yang mengonsumsi merek soft drink pada satu bulan terakhir. Survei dilakukan menggunakan metode penarikan contoh acak bertingkat (Multistage Random Sampling) dengan unit amatan adalah unit bangunan. Penentuan unit bangunan yang akan menjadi responden menggunakan metode penarikan contoh sistematik.

Peubah respon dalam penelitian ini adalah merek soft drink PT CCC yang paling sering dikonsumsi dalam satu bulan terakhir yang terdiri dari A, B, C, dan D. Faktor-faktor sebagai peubah penjelas yang digunakan dan kategori-kategorinya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Peubah penjelas dan kategori-

kategorinya

Peubah Penjelas Kategori

Kota Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, Banjarmasin Usia <28 th, 28-37 th,

≥38 th

Pendidikan SD, SLTP, SLTA, Diploma, S1, S2/S3 Jenis kelamin Laki-Laki,

Perempuan

Status Sosial Ekonomi sangat baik, baik, sedang, kurang, kurang sekali

Top of Mind (TOM) merek soft drink

A, B, C, dan D

Top of Mind (TOM) iklan soft drink

A, B, C, dan D

Merek soft drink paling sering dikonsumsi sebelumnya

A, B, C, dan D

Metode

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan analisis deskriptif peubah

respon dan peubah penjelas untuk memperoleh informasi tentang kondisi data awal.

2. Melakukan analisis pohon klasifikasi

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah kemungkinan

penyekatan pada tiap peubah penjelas dengan kriteria jika peubah dengan skala nominal menggunakan aturan dan jika skala peubah ordinal menggunakan aturan L-1.

b. Melakukan perhitungan nilai impuritas dari tiap peubah penjelas untuk memperoleh peubah pemilah terbaik. Peubah penjelas dengan nilai impuritas tertinggi menjadi peubah pemilah terbaik dan menjadi peubah pemilah pertama pohon klasifikasi.

c. Melakukan pemilihan kombinasi

kategori terbaik dari peubah pemilah terpilih sebagai label kelas untuk simpul hasil pemilahan peubah terpilih

d. Melakukan langkah 1-3. Proses

dilakukan secara rekursif sampai

menghasilkan simpul terminal.

e. Menentukan nilai biaya kompleksitas dan nilai proporsi kesalahan subpohon yang menghasilkan pohon optimum. 3. Melakukan interpretasi hasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Tahap awal yang dilakukan dalam analisis adalah menentukan merek dalam peubah respon yang akan digunakan untuk analisis pohon klasifikasi. Pada Gambar 2 dapat diketahui terdapat tiga merek soft drink yang memenuhi syarat analisis pohon klasifikasi yaitu A, B, dan C. Merek D tidak masuk dalam analisis karena jumlah observasi kurang dari 1% dari total jumlah data (Breiman et al.

1984).

Gambar 2 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir.

(12)

   

semua kota kecuali Banjarmasin. Di Kota Banjarmasin merek C yang paling sering dikonsumsi dalam satu bulan terakhir.

Gambar 3 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir di tujuh kota besar.

Gambar 4 memberikan informasi bahwa merek A yang paling sering dikonsumsi pada satu bulan terakhir untuk kelompok usia kurang dari 28 tahun dan kelompok usia 29-37 tahun. Pada kelompok usia 38 tahun ke atas selera konsumen dalam mengonsumsi ketiga merek relatif sama.

Gambar 4 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan usia.

Gambar 5 memberikan informasi bahwa merek A yang paling sering dikonsumsi satu bulan terakhir pada semua kelompok tingkata pendidikan. Pada tingkat pendidikan SLTA merek mencapai puncak konsumsi. Hal ini dapat dilihat dari puncak tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok tingkatan pendidikan yang lain. Konsumen pada tingkat pendidikan SD konsumen cenderung mengonsumsi merek C, sedangkan konsumen pada tingkat S1 dan S2/S3 cenderung mengonsumsi merek B. Konsumen pada tingkat pendidikan SLTP, SLTA, dan

Diploma cenderung lebih suka mengonsumsi merek A.

Gambar 5 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan pendididikan.

Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa adanya kecenderungan mengonsumsi merek tertentu yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita lebih suka mengonsumsi merek B, sedangkan laki-laki cenderung mengonsumsi merek A. Hal ini dapat dilihat dari puncak tertinggi yang diperoleh kedua

merek pada masing-masing kelompok. 

Gambar 6 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan jenis kelamin.

(13)

Gambar 7 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan status sosial ekonomi.

Gambar 8 memberikan informasi bahwa adanya kecenderungan mengonsumsi merek tertentu yang dipengaruhi oleh TOM merek. Hal ini dapat dilihat dari TOM merek suatu kelompok merek akan berbanding lurus dengan banyaknya responden yang mengonsumsi merek tersebut.

Gambar 8 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan TOM merek.

Gambar 9 memberikan informasi bahwa adanya kecenderungan mengonsumsi merek tertentu dipengaruhi oleh TOM iklan. Hal ini dapat dilihat dari TOM iklan suatu kelompok merek berbanding lurus dengan banyaknya responden yang mengonsumsi merek tersebut.

Gambar 9 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan TOM iklan.

Pohon Klasifikasi Merek Soft Drink

Metode Pohon Klasifikasi menampilkan hasil berupa pohon keputusan sehingga mudah diinterpretasikan. Peubah yang paling berpengaruh akan menjadi simpul pemilah pertama pada pohon keputusan. Bagan pohon keputusan pada Lampiran 1 menggambarkan pohon klasifikasi maksimum yang terdiri dari 21 simpul, 11 simpul terminal, dan kedalaman pohon sebesar 5. Hasil dari pohon maksimum sangatlah besar, sehingga harus dilakukan pemangkasan terhadap pohon. Pemangkasan pohon dilakukan menggunakan aturan biaya

kompleksitas (cost complexity) sehingga

didapat pohon optimum dengan ukuran yang lebih kecil yaitu 9 simpul, 5 simpul terminal, dan kedalaman pohon sebesar 4. Bagan pohon optimum dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 2 secara deskriptif memberikan informasi tentang tabulasi silang pengklasifikasian. Pada tabel tersebut dapat diperoleh informasi ketepatan klasifikasi menurut masing-masing kategori merek. Validasi pohon menggunakan aturan validasi silang lipat-10 (10-fold cross validation)

dengan membagi observasi data menjadi 10 kelompok kemudian dilakukan pembangunan pohon. Proses tersebut menghasilkan tingkat ketepatan klasifikasi sebesar 0.9559 (95.59%) dan prediksi tingkat kesalahan sebesar 0.0441(4.41%).

Tabel 2 Tabulasi silang ketepatan klasifikasi

Klasifikasi soft drink

Aktual

Prediksi Klasifikasi soft drink

Ketepatan Klasifikasi

A B C

A 479 11 10 95.80%

B 9 364 3 96.81%

C 8 14 348 94.05%

Ketepatan Klasifikasi Keseluruhan 95.59%

(14)

   

Simpul 0

Kategori % n

B 30.18 376

A 40.13 500

C 29.70 370

Total (100.00) 1246 merek soft drink yang terakhir kali dikonsumsi

Simpul 1

Kategori % n

B 1.81 9

A 96.57 479

C 1.61 8

Total (39.81) 496  

Simpul 2

Kategori % n B 48.93 367

A 2.80 210

C 48.27 362 Total (60.19) 750

B;C A

merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya nilai impuritas = 0.3160

Simpul 2

Kategori % n

B 48.93 367

A 2.80 21

C 48.27 362

Total (60.19) 750  

Simpul 3

Kategori % n B 95.16 354

A 2.96 11

C 1.88 7

Total (29.86) 372  

Simpul 4

Kategori % n

B 3.44 13

A 2.65 10

C 93.92 355 Total (30.34) 378

  C B

merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya nilai impuritas = 0.2540

Simpul 4

Kategori % n

B 3.44 13

A 2.65 10

C 93.92 355

Total (30.34) 378

Simpul 5

Kategori % n

B 18.75 12

A 14.06 9

C 67.19 43

Total (5.14) 64

Simpul 6

Kategori % n

B 0.32 1

A 0.32 1

C 99.36 312 Total (25.20) 314

C B;A

Top of Mind iklan soft drink nilai impuritas = 0.0067

Gambar 10 Peubah pemilah pertama pohon klasifikasi.

Gambar 11 memberikan informasi secara ekploratif urutan kedua merek soft drink yang sering dikonsumsi oleh responden. Pada simpul sebelah kiri, terlihat loyalitas konsumen B sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 354 (95.16%) tetap mengonsumsi B hingga saat ini.

Pada simpul sebelah kanan, terlihat loyalitas konsumen C masih sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 355 (93.92%) tetap mengonsumsi C hingga saat ini. Simpul sebelah kanan dengan label kelas C masih belum homogen, maka pemilahan pohon akan dilanjutkan. 

                       

Gambar 11 Kategori soft drink urutan kedua berdasarkan kriteria pemilah pertama.

Gambar 12 secara eksploratif memberikan gambaran peubah penjelas kedua yang berpengaruh adalah TOM iklan soft drink dengan nilai penurunan tingkat keheterogenan sebesar 0.0067. C merupakan merek soft drink

dengan iklan yang paling berhasil memikat

konsumen dan menanamkan brand image

dalam ingatan konsumen. Hal itu dapat diketahui dari 314 responden yang mengingat iklan C, 99.36% adalah responden yang mengonsumsi C sampai saat ini. Dengan demikian C masih memiliki potensi untuk menjadi merek pilihan bagi konsumen merek B dan A. Merek C melalui iklan telah berhasil

menanamkan brand image dalam ingatan

konsumen.

Simpul sebelah kiri dengan label kelas B dan A memberikan informasi bahwa loyalitas konsumen merek C masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 64 responden yang mengingat iklan B dan A, 67.19% merupakan konsumen C.

Gambar 12 Peubah pemilah kedua pohon klasifikasi.

Gambar 13 secara eksploratif memberikan gambaran peubah penjelas ketiga yang

berpengaruh adalah TOM merek soft drink

dengan nilai penurunan tingkat keheterogenan sebesar 0.003. Pada peubah pemilah ketiga, terdapat dua simpul terminal. Simpul terminal kanan menunjukkan C dan A sebagai merek

soft drink yang paling diingat oleh kosumen. Hal itu dapat diketahui dari 24 total responden yang mengingat C dan A, sebesar 72.73% dan 27.27% adalah responden yang mengonsumsi C dan A sampai saat ini.

Pada simpul kiri dapat diketahui merek lain yang diingat responden adalah B. Sebesar 38.71% dari responden tersebut adalah konsumen B sampai saat ini, sisanya adalah

(15)

Simpul 5

Kategori % n

B 18.75 12

A 14.06 9

C 67.19 43

Total (5.14) 64

Simpul 7

Kategori % n

B 38.71 12

A 0.00 0

C 61.29 19

Total (2.49) 31

Simpul 8

Kategori % n

B 0.00 0

A 27.27 9

C 72.73 312 Total (2.65) 33

A;C B

Top of Mind merek soft drink nilai impuritas = 0.0030

konsumen merek lain. Kondisi ini berarti ada kesempatan bagi B untuk dipilih oleh konsumen merek lain, karena B sudah tertanam kuat dalam ingatan konsumen.

Gambar 13 Peubah pemilah ketiga pohon

klasifikasi.

SIMPULAN

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pemilihan merek

soft drink adalah merek soft drink paling sering dikonsumsi sebelumnya, Top of Mind

iklan soft drink, dan Top of Mind merek soft drink. Merek A adalah merek yang paling sering dikonsumsi sebelumnya oleh konsumen. Merek C adalah merek yang paling sering diingat oleh konsumen dan merupakan iklan merek yang paling sering diingat oleh konsumen, akan tetapi iklan tidak mampu mengubah loyalitas konsumen dalam memilih merek soft drink. Perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink lebih dipengaruhi

oleh merek soft drink paling sering

dikonsumsi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker DA. 1991. Managing Brand Equity :

Capitalizing on The Value of A Brand Name. New York : The Free Press.

Brieman L, JH Friedman, RA Olshen, CJ Stone. 1984. Classification and Regression Trees. New York : Chapman & Hall. Engel J, R Blackwell, P Miniard. 1994.

Perilaku Konsumen Jilid 1. Budiyanto, penerjemah. Jakarta : Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Consumer Behaviour.

Kotler P. 1995. Manajemen Pemasaran,

Analissi, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Ed. Ke-8. Ancela AH, penerjemah. Jakarta : Salemba.

Michael CC, P Fred. 2004. Binary

classification of dyslipidemia from the waist-to-hip ratio and body mass index: a comparison of linear, logistic, and CART models.  BMC Medical Research Methodology, 4:7.

Sutton CD. 2005. Classification and Regression Trees, Bagging, and Boosting.

(16)
(17)

1 Ga m b ar Poh o n Klasifik asi Mak sim u m

Total (100.00) 1246

Category % n B 48.93 367 A 2.80 21 C 48.27 362 Total (60.19) 750

Node 2

Category % n B 3.44 13 A 2.65 10 C 93.92 355 Total (30.34) 378

Node 6

Category % n B 0.32 1 A 0.32 1 C 99.36 312 Total (25.20) 314

Node 12 Category % n

B 18.75 12 A 14.06 9 C 67.19 43 Total (5.14) 64

Node 11

Category % n B 0.00 0 A 27.27 9 C 72.73 24 Total (2.65) 33

Node 18 Category % n

B 38.71 12 A 0.00 0 C 61.29 19 Total (2.49) 31

Node 17 Category % n

B 95.16 354 A 2.96 11 C 1.88 7 Total (29.86) 372

Node 5

Category % n B 66.67 24 A 19.44 7 C 13.89 5 Total (2.89) 36

Node 10 Category % n

B 98.21 330 A 1.19 4 C 0.60 2 Total (26.97) 336

Node 9

Category % n B 90.91 20 A 4.55 1 C 4.55 1 Total (1.77) 22

Node 16 Category % n

B 98.73 310 A 0.96 3 C 0.32 1 Total (25.20) 314

Node 15 Category % n

B 1.81 9 A 96.57 479 C 1.61 8 Total (39.81) 496

Node 1

Category % n B 12.33 9 A 76.71 56 C 10.96 8 Total (5.86) 73

Node 4

Category % n B 0.00 0 A 65.00 13 C 35.00 7 Total (1.61) 20

Node 8 Category % n

B 16.98 9 A 81.13 43 C 1.89 1 Total (4.25) 53

Node 7

Category % n B 35.71 5 A 64.29 9 C 0.00 0 Total (1.12) 14

Node 14 Category % n

B 10.26 4 A 87.18 34 C 2.56 1 Total (3.13) 39

Node 13 Category % n B 0.00 0 A 100.00 423 C 0.00 0 Total (33.95) 423

Node 3

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.3160

B;C

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.2540

C

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0067

C B;A

Top of Mind merek soft drink Improvement=0.0030 A;C B Kota Improvement=0.0024 Jakarta;Medan;Bandung;Banjarmasin Surabaya;Semarang;Makassar B

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0039

A;C B

Top of Mind merek soft drink Improvement=0.0002

A;C B

A

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0041

B;C

(18)

   

Category % n

B 30.18 376

A 40.13 500

C 29.70 370

Total (100.00) 1246 Node 0

Category % n

B 48.93 367

A 2.80 21

C 48.27 362

Total (60.19) 750 Node 2

Category % n

B 3.44 13

A 2.65 10

C 93.92 355

Total (30.34) 378 Node 4

Category % n

B 0.32 1

A 0.32 1

C 99.36 312

Total (25.20) 314 Node 6 Category % n

B 18.75 12

A 14.06 9

C 67.19 43

Total (5.14) 64 Node 5

Category % n

B 0.00 0

A 27.27 9

C 72.73 24

Total (2.65) 33 Node 8 Category % n

B 38.71 12

A 0.00 0

C 61.29 19

Total (2.49) 31 Node 7 Category % n

B 95.16 354

A 2.96 11

C 1.88 7

Total (29.86) 372 Node 3 Category % n

B 1.81 9

A 96.57 479

C 1.61 8

Total (39.81) 496 Node 1

Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.3160

B;C

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.2540

C

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0067

C B;A

Top of Mind merek soft drink Improvement=0.0030

A;C B

B A

Lampiran 2 Gambar Pohon Klasifikasi Optimum

(19)

ABSTRAK

DAMAS ESMU HAJI. Penentuan Faktor-Faktor Memilih Merek dengan Metode CART. Dibimbing oleh ITASIA DINA SULVIANTI dan AJI HAMIM WIGENA.

Pemasaran adalah salah satu cara yang digunakan perusahaan dalam rangka meraih pelanggan baru serta menjaga dan mengembangkan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Unsur penting dalam proses pemasaran adalah perilaku konsumen dalam memilih merek. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih merek. Pada penelitian ini ingin diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink. Datanya merupakan data sekunder berupa data multiclient yang didapatkan dari PT MARS Indonesia. Merek soft drink yang digunakan adalah merek A, B, C, dan D yang dimodelkan dalam bentuk hubungan antara merek soft drink PT CCC yang paling sering dikonsumsi dalam satu bulan terakhir sebagai peubah respon dengan kota, usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, TOM merek, TOM iklan, dan merek paling sering dikonsumsi sebelumnya sebagai peubah-peubah penjelasnya. Peubah responnya merupakan peubah kategorik berskala nominal dengan peubah penjelasnya merupakan peubah kategorik berskala ordinal dan nominal. Metode analisis yang dapat digunakan yaitu pohon klasifikasi dengan metode CART

(Classification and Regression Trees). CART adalah salah satu metode eksplorasi nonparametrik yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peubah penjelas kategorik dengan skala ordinal dan nominal. Pada penelitian ini, pohon klasifikasi menghasilkan faktor-faktor (peubah penjelas)

dari yang paling berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink

berturut-turut adalah merek soft drink paling sering dikonsumsi sebelumnya, TOM iklan soft drink, dan TOM merek soft drink. Merek A adalah merek yang paling sering dikonsumsi sebelumnya oleh konsumen. Merek C adalah merek yang paling sering diingat oleh konsumen dan merupakan iklan merek yang paling sering diingat oleh konsumen, akan tetapi iklan tidak mampu mengubah loyalitas konsumen dalam memilih merek soft drink. Perilaku konsumen dalam memilih merek

soft drink lebih dipengaruhi oleh merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya. Pohon klasifikasi menghasilkan pohon optimum dengan tingkat ketepatan klasifikasi sebesar 95.59%.

(20)

   

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Merek ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat sampai kepada pembeli tanpa melalui proses pemasaran. Pemasaran berperan penting terhadap tercapainya kesuksesan perusahaan dalam menjaring konsumen baru, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan saat ini. Salah satu unsur penting dalam proses pemasaran adalah perilaku konsumen dalam memilih suatu merek, sedangkan banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih suatu merek. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran pada masa datang. Sehubungan dengan adanya hal ini perlu dilakukan studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang efektif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari PT

MARS Indonesia berupa data multiclient.

Struktur data yang digunakan merupakan data berpasangan dengan peubah respon berupa data kategorik berskala nominal dan peubah-peubah penjelasnya berskala ordinal dan nominal. Metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah pohon klasifikasi dengan metode CART.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pemilihan merek

soft drink PT CCC.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran dan Perilaku Konsumen

Pemasaran adalah aktifitas manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Kotler 1995). Tujuan dari pemasaran adalah untuk meraih pelanggan baru, menjaga dan mengembangkan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Untuk meraih hal tersebut pemasar harus mengetahui perilaku konsumen.

Menurut Angel et al. (1994) perilaku konsumen adalah kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.

Empat faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, lingkungan, perbedaan individu, dan psikologis (Kotler 1995). Beberapa peubah yang dapat diturunkan dari keempat faktor tersebut antar lain : kota, usia, jenis kelamin pendidikan, kelas sosial, kesadaran merek dan lain-lain.

Menurut Aaker (1991) tingkatan kesadaran

merek (brand awareness) memiliki empat

unsur yaitu : Top of Mind (TOM), brand recall, brand recognition, dan brand unaware. Top of Mind menunjukkan tingkatan merek yang diingat oleh konsumen. Dari keempat unsur tingkatan kesadaran merek, TOM merupakan unsur yang paling mempengaruhi pilihan konsumen. Pada penentuan peubah penjelas, TOM akan dimasukkan ke dalam analisis pohon klasifikasi.

Pohon Regresi dan Klasifikasi (CART)

Metode Pohon Regresi dan Klasifikasi

(Classification and Regression Trees)

merupakan salah satu metode eksplorasi nonparametrik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifikasi, baik untuk peubah respon kategorik maupun kontinu (Breiman et al. 1984). Hal ini karena hasil dari CART yang merupakan suatu kondisi logis jika-maka

(if-then) dalam bentuk pohon sehingga tidak ada suatu asumsi implisit bahwa hubungan antara peubah respon dan peubah penjelasnya linier. CART dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi dengan karakteristik peubah yang lebih dari satu dan komplek. Kekomplekannya dapat berupa dimensi yang besar atau jenis peubahnya campuran. CART menghasilkan pohon klasifikasi saat peubah respon berupa data kategorik, sedangkan pohon regresi dihasilkan saat peubah respon berupa data kontinu. Tujuan utama CART adalah untuk mendapatkan kelompok data yang akurat sebagai penciri dari suatu klasifikasi.

Pohon klasifikasi merupakan metode penyekatan data secara berulang, sehingga menghasilkan pohon yang tersusun atas banyak simpul (node) yang terbentuk dari

proses pemilahan rekursif biner. Setiap

(21)

|T%|

( ) ( )

, L

( )

L R

( )

R i s t i t p i t p i t

Δ = − −

Gambar 1 Skema pohon regresi dan

klasifikasi.

Menurut Breiman et al. (1984)

pembangunan pohon klasifikasi CART meliputi tiga hal yaitu : pemilihan pemilah

(split), penentuan simpul terminal, dan penandaan label kelas.

Pemilihan Pemilah

Pemilahan pemilah pada setiap simpul bertujuan mendapatkan pemilah yang mampu menghasilkan simpul dengan tingkat kehomogenan nilai peubah respon paling tinggi. Keheterogenan suatu simpul diukur berdasarkan nilai impuritasnya. Nilai ini akan maksimum jika seluruh kelas secara seimbang bercampur di dalamnya dan akan minimum ketika hanya memuat satu kelas. Fungsi impuritas yang digunakan adalah indek gini :

( )

( ) ( )

| |

i j

i t =

p i t p j t

i(t) adalah indek gini, p(i|t) adalah proporsi pada kelas i pada simpul t, dan p(j|t) adalah proporsi pada kelas j pada simpul t (Breiman

et al. 1984).

Pemilahan dimulai dari ruang umum dengan cara memeriksa nilai-nilai dari setiap peubah penjelas. Peubah penjelas yang dapat diurutkan (kontinu dan ordinal) xj memilah berbentuk xj≤t lawan xj>t, t , sedangkan untuk peubah penjelas nominal Ltaraf dibagi menjadi dua himpunan saling lepas (akan

terdapat sebanyak 2L-1-1 kemungkinan

pemilah). Untuk suatu t, misalnya terdapat calon pemilah s yang memilah t menjadi tL

(dengan proporsi pL) dan menjadi tR (dengan proporsi pR), maka kebaikan (goodness of split) dari s didefinisikan sebagai penurunan impuritas yaitu :

 

dengan ∆i(s,t) adalah kriteria goodness of split, pLi(tL) adalah proporsi pengamatan dari simpul t menuju kiri, dan pRi(tR) adalah

proporsi pengamatan dari simpul t menuju kanan (Breiman et al. 1984).

Pemilah s mengirimkan semua xn di dalam

t yang menjawab ”ya” ke tL dan semua xn di dalam t yang menjawab ”tidak” ke tR. Pohon dikembangkan dengan cara pada simpul t1, carilah s* yang memberikan nilai penurunan impuritas tertinggi yaitu :

(

*,

1

)

max

s S

( )

,

1

i s t

i s t

Δ

=

Δ

Dengan demikian t1 dipilah menjadi t2 dan t3

menggunakan s*. Melalui cara yang sama

dilakukan juga pencarian pemilah terbaik pada t2 dan t3 secara terpisah dan demikian seterusnya (Breiman et al. 1984).

Penentuan Simpul Terminal

Simpul dikatakan sebagai simpul terminal ketika suatu simpul t dicapai sehingga tidak terdapat penurunan impuritas secara berarti

(banyak objek cukup kecil ni<5 atau

berjumlah satu). Simpul t tidak dipilah lagi tetapi dijadikan simpul terminal dan pembentukan pohon dihentikan (Breiman et al. 1984).

Penandaan Label Kelas

Label kelas pada simpul terminal t

ditentukan melalui aturan jumlah terbanyak yaitu :

(

0|

)

max

( )

| max

( )

( )

j

j j

N t p j t p j t

N t

= =

dengan p(j|t) adalah proporsi kelas j pada simpul t, Nj(t) adalah jumlah pengamatan kelas j pada simpul t, dan N(t) adalah jumlah pengamatan pada simpul t. Label kelas simpul terminal t adalah j0 yang memberikan nilai dugaan pengklasifikasian simpul t terbesar. Jika maxj p(j|t) dicapai oleh dua atau lebih kelas yang berbeda, maka label kelas untuk simpul terminal t adalah pilihan acak dari kelas yang maksimum (Brieman et al. 1984).

Pemangkasan pohon klasifikasi dilakukan untuk mencegah terbentuknya pohon yang berukuran besar dan komplek serta memberikan nilai tingkat kesalahan cukup kecil. Indikator pemangkasan pohon berupa suatu nilai kompleksitas (cost complexity)

dengan rumus sebagai berikut :

( )

( )

| |

R Tα =R TT%

dengan R(T) adalah proporsi kesalahan pada subpohon, α adalah parameter kompleksitas dan adalah ukuran simpul terminal pohon

T. Jika R(T) semakin kecil maka, pohon yang dihasilkan semakin besar. Pemangkasan merupakan suatu cara menentukan ukuran

Ya Tidak

(22)

   

pohon tanpa mengorbankan kebaikan melalui pengurangan simpul pohon sehingga tercapai pohon optimum (Breiman et al. 1984).

METODOLOGI

Data

Data penelititan ini berupa data sekunder yang berasal dari hasil survei oleh PT MARS Indonesia tahun 2010. Survei dilakukan di tujuh kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, dan Banjarmasin. Dalam penelitian ini data yang digunakan sebanyak 1246 responden yang mengonsumsi merek soft drink pada satu bulan terakhir. Survei dilakukan menggunakan metode penarikan contoh acak bertingkat (Multistage Random Sampling) dengan unit amatan adalah unit bangunan. Penentuan unit bangunan yang akan menjadi responden menggunakan metode penarikan contoh sistematik.

Peubah respon dalam penelitian ini adalah merek soft drink PT CCC yang paling sering dikonsumsi dalam satu bulan terakhir yang terdiri dari A, B, C, dan D. Faktor-faktor sebagai peubah penjelas yang digunakan dan kategori-kategorinya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Peubah penjelas dan kategori-

kategorinya

Peubah Penjelas Kategori

Kota Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, Banjarmasin Usia <28 th, 28-37 th,

≥38 th

Pendidikan SD, SLTP, SLTA, Diploma, S1, S2/S3 Jenis kelamin Laki-Laki,

Perempuan

Status Sosial Ekonomi sangat baik, baik, sedang, kurang, kurang sekali

Top of Mind (TOM) merek soft drink

A, B, C, dan D

Top of Mind (TOM) iklan soft drink

A, B, C, dan D

Merek soft drink paling sering dikonsumsi sebelumnya

A, B, C, dan D

Metode

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan analisis deskriptif peubah

respon dan peubah penjelas untuk memperoleh informasi tentang kondisi data awal.

2. Melakukan analisis pohon klasifikasi

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah kemungkinan

penyekatan pada tiap peubah penjelas dengan kriteria jika peubah dengan skala nominal menggunakan aturan dan jika skala peubah ordinal menggunakan aturan L-1.

b. Melakukan perhitungan nilai impuritas dari tiap peubah penjelas untuk memperoleh peubah pemilah terbaik. Peubah penjelas dengan nilai impuritas tertinggi menjadi peubah pemilah terbaik dan menjadi peubah pemilah pertama pohon klasifikasi.

c. Melakukan pemilihan kombinasi

kategori terbaik dari peubah pemilah terpilih sebagai label kelas untuk simpul hasil pemilahan peubah terpilih

d. Melakukan langkah 1-3. Proses

dilakukan secara rekursif sampai

menghasilkan simpul terminal.

e. Menentukan nilai biaya kompleksitas dan nilai proporsi kesalahan subpohon yang menghasilkan pohon optimum. 3. Melakukan interpretasi hasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Tahap awal yang dilakukan dalam analisis adalah menentukan merek dalam peubah respon yang akan digunakan untuk analisis pohon klasifikasi. Pada Gambar 2 dapat diketahui terdapat tiga merek soft drink yang memenuhi syarat analisis pohon klasifikasi yaitu A, B, dan C. Merek D tidak masuk dalam analisis karena jumlah observasi kurang dari 1% dari total jumlah data (Breiman et al.

1984).

Gambar 2 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir.

(23)

semua kota kecuali Banjarmasin. Di Kota Banjarmasin merek C yang paling sering dikonsumsi dalam satu bulan terakhir.

Gambar 3 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir di tujuh kota besar.

Gambar 4 memberikan informasi bahwa merek A yang paling sering dikonsumsi pada satu bulan terakhir untuk kelompok usia kurang dari 28 tahun dan kelompok usia 29-37 tahun. Pada kelompok usia 38 tahun ke atas selera konsumen dalam mengonsumsi ketiga merek relatif sama.

Gambar 4 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan usia.

Gambar 5 memberikan informasi bahwa merek A yang paling sering dikonsumsi satu bulan terakhir pada semua kelompok tingkata pendidikan. Pada tingkat pendidikan SLTA merek mencapai puncak konsumsi. Hal ini dapat dilihat dari puncak tertinggi jika dibandingkan dengan kelompok tingkatan pendidikan yang lain. Konsumen pada tingkat pendidikan SD konsumen cenderung mengonsumsi merek C, sedangkan konsumen pada tingkat S1 dan S2/S3 cenderung mengonsumsi merek B. Konsumen pada tingkat pendidikan SLTP, SLTA, dan

Diploma cenderung lebih suka mengonsumsi merek A.

Gambar 5 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan pendididikan.

Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa adanya kecenderungan mengonsumsi merek tertentu yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita lebih suka mengonsumsi merek B, sedangkan laki-laki cenderung mengonsumsi merek A. Hal ini dapat dilihat dari puncak tertinggi yang diperoleh kedua

merek pada masing-masing kelompok. 

Gambar 6 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan jenis kelamin.

(24)

   

Gambar 7 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan status sosial ekonomi.

Gambar 8 memberikan informasi bahwa adanya kecenderungan mengonsumsi merek tertentu yang dipengaruhi oleh TOM merek. Hal ini dapat dilihat dari TOM merek suatu kelompok merek akan berbanding lurus dengan banyaknya responden yang mengonsumsi merek tersebut.

Gambar 8 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan TOM merek.

Gambar 9 memberikan informasi bahwa adanya kecenderungan mengonsumsi merek tertentu dipengaruhi oleh TOM iklan. Hal ini dapat dilihat dari TOM iklan suatu kelompok merek berbanding lurus dengan banyaknya responden yang mengonsumsi merek tersebut.

Gambar 9 Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir berdasarkan TOM iklan.

Pohon Klasifikasi Merek Soft Drink

Metode Pohon Klasifikasi menampilkan hasil berupa pohon keputusan sehingga mudah diinterpretasikan. Peubah yang paling berpengaruh akan menjadi simpul pemilah pertama pada pohon keputusan. Bagan pohon keputusan pada Lampiran 1 menggambarkan pohon klasifikasi maksimum yang terdiri dari 21 simpul, 11 simpul terminal, dan kedalaman pohon sebesar 5. Hasil dari pohon maksimum sangatlah besar, sehingga harus dilakukan pemangkasan terhadap pohon. Pemangkasan pohon dilakukan menggunakan aturan biaya

kompleksitas (cost complexity) sehingga

didapat pohon optimum dengan ukuran yang lebih kecil yaitu 9 simpul, 5 simpul terminal, dan kedalaman pohon sebesar 4. Bagan pohon optimum dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 2 secara deskriptif memberikan informasi tentang tabulasi silang pengklasifikasian. Pada tabel tersebut dapat diperoleh informasi ketepatan klasifikasi menurut masing-masing kategori merek. Validasi pohon menggunakan aturan validasi silang lipat-10 (10-fold cross validation)

dengan membagi observasi data menjadi 10 kelompok kemudian dilakukan pembangunan pohon. Proses tersebut menghasilkan tingkat ketepatan klasifikasi sebesar 0.9559 (95.59%) dan prediksi tingkat kesalahan sebesar 0.0441(4.41%).

Tabel 2 Tabulasi silang ketepatan klasifikasi

Klasifikasi soft drink

Aktual

Prediksi Klasifikasi soft drink

Ketepatan Klasifikasi

A B C

A 479 11 10 95.80%

B 9 364 3 96.81%

C 8 14 348 94.05%

Ketepatan Klasifikasi Keseluruhan 95.59%

(25)

Simpul 0

Kategori % n

B 30.18 376

A 40.13 500

C 29.70 370

Total (100.00) 1246 merek soft drink yang terakhir kali dikonsumsi

Simpul 1

Kategori % n

B 1.81 9

A 96.57 479

C 1.61 8

Total (39.81) 496  

Simpul 2

Kategori % n B 48.93 367

A 2.80 210

C 48.27 362 Total (60.19) 750

B;C A

merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya nilai impuritas = 0.3160

Simpul 2

Kategori % n

B 48.93 367

A 2.80 21

C 48.27 362

Total (60.19) 750  

Simpul 3

Kategori % n B 95.16 354

A 2.96 11

C 1.88 7

Total (29.86) 372  

Simpul 4

Kategori % n

B 3.44 13

A 2.65 10

C 93.92 355 Total (30.34) 378

  C B

merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya nilai impuritas = 0.2540

Simpul 4

Kategori % n

B 3.44 13

A 2.65 10

C 93.92 355

Total (30.34) 378

Simpul 5

Kategori % n

B 18.75 12

A 14.06 9

C 67.19 43

Total (5.14) 64

Simpul 6

Kategori % n

B 0.32 1

A 0.32 1

C 99.36 312 Total (25.20) 314

C B;A

Top of Mind iklan soft drink nilai impuritas = 0.0067

Gambar 10 Peubah pemilah pertama pohon klasifikasi.

Gambar 11 memberikan informasi secara ekploratif urutan kedua merek soft drink yang sering dikonsumsi oleh responden. Pada simpul sebelah kiri, terlihat loyalitas konsumen B sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 354 (95.16%) tetap mengonsumsi B hingga saat ini.

Pada simpul sebelah kanan, terlihat loyalitas konsumen C masih sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 355 (93.92%) tetap mengonsumsi C hingga saat ini. Simpul sebelah kanan dengan label kelas C masih belum homogen, maka pemilahan pohon akan dilanjutkan. 

                       

Gambar 11 Kategori soft drink urutan kedua berdasarkan kriteria pemilah pertama.

Gambar 12 secara eksploratif memberikan gambaran peubah penjelas kedua yang berpengaruh adalah TOM iklan soft drink dengan nilai penurunan tingkat keheterogenan sebesar 0.0067. C merupakan merek soft drink

dengan iklan yang paling berhasil memikat

konsumen dan menanamkan brand image

dalam ingatan konsumen. Hal itu dapat diketahui dari 314 responden yang mengingat iklan C, 99.36% adalah responden yang mengonsumsi C sampai saat ini. Dengan demikian C masih memiliki potensi untuk menjadi merek pilihan bagi konsumen merek B dan A. Merek C melalui iklan telah berhasil

menanamkan brand image dalam ingatan

konsumen.

Simpul sebelah kiri dengan label kelas B dan A memberikan informasi bahwa loyalitas konsumen merek C masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 64 responden yang mengingat iklan B dan A, 67.19% merupakan konsumen C.

Gambar 12 Peubah pemilah kedua pohon klasifikasi.

Gambar 13 secara eksploratif memberikan gambaran peubah penjelas ketiga yang

berpengaruh adalah TOM merek soft drink

dengan nilai penurunan tingkat keheterogenan sebesar 0.003. Pada peubah pemilah ketiga, terdapat dua simpul terminal. Simpul terminal kanan menunjukkan C dan A sebagai merek

soft drink yang paling diingat oleh kosumen. Hal itu dapat diketahui dari 24 total responden yang mengingat C dan A, sebesar 72.73% dan 27.27% adalah responden yang mengonsumsi C dan A sampai saat ini.

Pada simpul kiri dapat diketahui merek lain yang diingat responden adalah B. Sebesar 38.71% dari responden tersebut adalah konsumen B sampai saat ini, sisanya adalah

(26)

   

Simpul 5

Kategori % n

B 18.75 12

A 14.06 9

C 67.19 43

Total (5.14) 64

Simpul 7

Kategori % n

B 38.71 12

A 0.00 0

C 61.29 19

Total (2.49) 31

Simpul 8

Kategori % n

B 0.00 0

A 27.27 9

C 72.73 312 Total (2.65) 33

A;C B

Top of Mind merek soft drink nilai impuritas = 0.0030

konsumen merek lain. Kondisi ini berarti ada kesempatan bagi B untuk dipilih oleh konsumen merek lain, karena B sudah tertanam kuat dalam ingatan konsumen.

Gambar 13 Peubah pemilah ketiga pohon

klasifikasi.

SIMPULAN

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pemilihan merek

soft drink adalah merek soft drink paling sering dikonsumsi sebelumnya, Top of Mind

iklan soft drink, dan Top of Mind merek soft drink. Merek A adalah merek yang paling sering dikonsumsi sebelumnya oleh konsumen. Merek C adalah merek yang paling sering diingat oleh konsumen dan merupakan iklan merek yang paling sering diingat oleh konsumen, akan tetapi iklan tidak mampu mengubah loyalitas konsumen dalam memilih merek soft drink. Perilaku konsumen dalam memilih merek soft drink lebih dipengaruhi

oleh merek soft drink paling sering

dikonsumsi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker DA. 1991. Managing Brand Equity :

Capitalizing on The Value of A Brand Name. New York : The Free Press.

Brieman L, JH Friedman, RA Olshen, CJ Stone. 1984. Classification and Regression Trees. New York : Chapman & Hall. Engel J, R Blackwell, P Miniard. 1994.

Perilaku Konsumen Jilid 1. Budiyanto, penerjemah. Jakarta : Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Consumer Behaviour.

Kotler P. 1995. Manajemen Pemasaran,

Analissi, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Ed. Ke-8. Ancela AH, penerjemah. Jakarta : Salemba.

Michael CC, P Fred. 2004. Binary

classification of dyslipidemia from the waist-to-hip ratio and body mass index: a comparison of linear, logistic, and CART models.  BMC Medical Research Methodology, 4:7.

Sutton CD. 2005. Classification and Regression Trees, Bagging, and Boosting.

(27)

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK

DENGAN METODE CART

DAMAS ESMU HAJI

DEPARTEMEN STATISTIKA

(28)
(29)

1 Ga m b ar Poh o n Klasifik asi Mak sim u m

Total (100.00) 1246

Category % n B 48.93 367 A 2.80 21 C 48.27 362 Total (60.19) 750

Node 2

Category % n B 3.44 13 A 2.65 10 C 93.92 355 Total (30.34) 378

Node 6

Category % n B 0.32 1 A 0.32 1 C 99.36 312 Total (25.20) 314

Node 12 Category % n

B 18.75 12 A 14.06 9 C 67.19 43 Total (5.14) 64

Node 11

Category % n B 0.00 0 A 27.27 9 C 72.73 24 Total (2.65) 33

Node 18 Category % n

B 38.71 12 A 0.00 0 C 61.29 19 Total (2.49) 31

Node 17 Category % n

B 95.16 354 A 2.96 11 C 1.88 7 Total (29.86) 372

Node 5

Category % n B 66.67 24 A 19.44 7 C 13.89 5 Total (2.89) 36

Node 10 Category % n

B 98.21 330 A 1.19 4 C 0.60 2 Total (26.97) 336

Node 9

Category % n B 90.91 20 A 4.55 1 C 4.55 1 Total (1.77) 22

Node 16 Category % n

B 98.73 310 A 0.96 3 C 0.32 1 Total (25.20) 314

Node 15 Category % n

B 1.81 9 A 96.57 479 C 1.61 8 Total (39.81) 496

Node 1

Category % n B 12.33 9 A 76.71 56 C 10.96 8 Total (5.86) 73

Node 4

Category % n B 0.00 0 A 65.00 13 C 35.00 7 Total (1.61) 20

Node 8 Category % n

B 16.98 9 A 81.13 43 C 1.89 1 Total (4.25) 53

Node 7

Category % n B 35.71 5 A 64.29 9 C 0.00 0 Total (1.12) 14

Node 14 Category % n

B 10.26 4 A 87.18 34 C 2.56 1 Total (3.13) 39

Node 13 Category % n B 0.00 0 A 100.00 423 C 0.00 0 Total (33.95) 423

Node 3

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.3160

B;C

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.2540

C

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0067

C B;A

Top of Mind merek soft drink Improvement=0.0030 A;C B Kota Improvement=0.0024 Jakarta;Medan;Bandung;Banjarmasin Surabaya;Semarang;Makassar B

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0039

A;C B

Top of Mind merek soft drink Improvement=0.0002

A;C B

A

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0041

B;C

(30)

   

Category % n

B 30.18 376

A 40.13 500

C 29.70 370

Total (100.00) 1246 Node 0

Category % n

B 48.93 367

A 2.80 21

C 48.27 362

Total (60.19) 750 Node 2

Category % n

B 3.44 13

A 2.65 10

C 93.92 355

Total (30.34) 378 Node 4

Category % n

B 0.32 1

A 0.32 1

C 99.36 312

Total (25.20) 314 Node 6 Category % n

B 18.75 12

A 14.06 9

C 67.19 43

Total (5.14) 64 Node 5

Category % n

B 0.00 0

A 27.27 9

C 72.73 24

Total (2.65) 33 Node 8 Category % n

B 38.71 12

A 0.00 0

C 61.29 19

Total (2.49) 31 Node 7 Category % n

B 95.16 354

A 2.96 11

C 1.88 7

Total (29.86) 372 Node 3 Category % n

B 1.81 9

A 96.57 479

C 1.61 8

Total (39.81) 496 Node 1

Merek soft drink yang sering dikonsumsi satu bulan terakhir

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.3160

B;C

Merek soft drink yang paling sering dikonsumsi sebelumnya Improvement=0.2540

C

Top of Mind iklan soft drink Improvement=0.0067

C B;A

Top of Mind merek soft drink Improvement=0.0030

A;C B

B A

Lampiran 2 Gambar Pohon Klasifikasi Optimum

Gambar

Gambar 1 Skema
Gambar  2   Merek   soft   drink    yang   sering dikonsumsi satu bulan terakhir.
Gambar  3 Merek     soft  drink   yang   sering
Gambar  7 Merek   soft   drink   yang   sering
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini memungkinkan siswa untuk memiliki pemahaman mendalam terhadap meteri pembelajaran, memiliki kebebasan

Unsharp masking adalah sebuah metode yang meningkatkan kualitas ketajaman garis (edge) dan elemen gambar dengan frekuensi tinggi lainnya melalui suatu prosedur yang

Langkah-langkah untuk meningkatkan hasil panen padi berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditemukan pada kalimat ke-6 Untuk meningkatkan hasil panen dapat dilakukan dengan

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa latihan yang berat dapat mengakibatkan terjadi perubahan hematologi secara umum, maka dalam hal ini peneliti tertarik bagaimana

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah pada Materi Pokok Himpunan

Penambahan garam dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap komposisi proksimat ikan lomek asin kering, yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein,

Sehingga, makanan tersebut memiliki bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi dan diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan (diet) khusus

Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh hasil penelitian bahwa model hubungan lima tahap Joseph DeVito yakni dari mulai tahap interaksi awal, tahap