EKSPANSI KUERI PADA SISTEM TEMU KEMBALI
INFORMASI DENGAN TESAURUS DAN
PENDEKATAN
BOOLEAN
LEONARDO SIAGIAN
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ekspansi Kueri pada Sistem Temu Kembali Informasi dengan Tesaurus dan Pendekatan Boolean adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
LEONARDO SIAGIAN. Ekspansi Kueri pada Sistem Temu Kembali Informasi dengan Tesaurus dan Pendekatan Boolean. Dibimbing oleh AHMAD RIDHA.
Penelitian ini menerapkan dan mengevaluasi penerapan automatic query expansion dengan istilah sinonim dan antonim yang diperoleh dari tesaurus dengan metode pendekatan boolean. Penelitian ini dilakukan karena ekspansi kueri pada penelitian sebelumnya oleh Pancawan dengan menggunakan metode bobot irisan memerlukan waktu yang lama. Penelitian ini menggunakan 2095 dokumen dan 30 kueri. Penggunaan satu sinonim menghasilkan temu kembali dokumen terbaik dengan rata-rata F1 sebesar 0.06376 dalam rata-rata waktu
ekspansi kueri 5.256 detik, sedangkan penelitian sebelumnya menghasilkan rata-rata F1 sebesar 0.06385 dalam 23.451 detik. Penggunaan satu antonim pada
penelitian ini dan sebelumnya menghasilkan nilai rata-rata F1 yang sama sebesar
0.06651. Akan tetapi, rata-rata waktu yang diperlukan untuk proses ekspansi kueri pada penelitian ini sebesar 1.916 detik, hanya setengah dari penelitian sebelumnya yang memerlukan 4.890 detik. Dari hasil evaluasi perbandingan temu kembali dokumen tersebut, penelitian ini memiliki kinerja yang sama dalam waktu yang lebih cepat.
Kata kunci: ekspansi kueri, model boolean, tesaurus
ABSTRACT
LEONARDO SIAGIAN. Query Expansion on Information Retrieval System Using Thesaurus and Boolean Approach. Supervised by AHMAD RIDHA.
This research implements and evaluates the implementation of automatic query expansion with synonyms and antonyms derived from thesaurus with boolean approach. The research was conducted because query expansion in the previous research by Pancawan using intersection weight required a long time. This research used 2095 documents and 30 queries. Using one synonym produced the best performance with an average F1 of 0.06376 in average time of query
expansion 5.256 seconds, while the previous research produced an average F1 of
0.06385 in 23.451 seconds. Using one antonym on this and previous research produced the same average F1 of 0.06651. However, the average time required
for the query expansion in this research was 1.916 seconds, only half of the previous research that took 4.890 seconds. From the evaluation result of the document retrieval comparison, this research obtained a similar performance in less time.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
EKSPANSI KUERI PADA SISTEM TEMU KEMBALI
INFORMASI DENGAN TESAURUS DAN
PENDEKATAN
BOOLEAN
LEONARDO SIAGIAN
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Ekspansi Kueri pada Sistem Temu Kembali Informasi dengan Tesaurus dan Pendekatan Boolean
Nama : Leonardo Siagian NIM : G64104044
Disetujui oleh
Ahmad Ridha, SKom MS Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 ini ialah pemilihan ekspansi kueri untuk temu kembali informasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penelitian ini, yaitu:
1 Kedua orang tua saya Maju Siagian dan Rosdiana Sianturi, serta saudara-saudara dan keluarga saya yaitu Walris Jackson Siagian, Legiana Siagian, Rikardo Siagian, Widya Astuti Siagian, Rosantri Siagian, Natanael Brillian Siagian, Malum Siagian, dan Melati Radjagukguk atas doa dan pemberi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
2 Bapak Ahmad Ridha, SKom MS, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dari awal penelitian hingga akhir penelitian ini. 3 Bapak Sony Hartono Wijaya, SKom MKom dan Ir Julio Adisantoso, MKom,
selaku penguji.
4 Teman-teman S1 Ilmu Komputer Alih Jenis Ilmu Komputer angkatan 5, antara lain: Rizky Muhammad Syam, Yusrizal Ihya, Galih Eka F, dan lain-lain. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
5 Teman-teman satu bimbingan yaitu: Agus Simamora, Fuad Daviratma Husni, dan Septiandi Wibowo.
6 Teman-teman satu rumah sewa yaitu: Desmon Siallagan, Sumarno Ginting, Dody Milala, Ronal S Barus, Kidwan, Teger, Dedy, Steven Eduardo, dan lain-lain.
7 Bapak Ivan Laksana, Imam Suyono, dan staf-staf di PT. Trias Cipta Mandiri 8 Mohamad Reza Pancawan yang telah melakukan penelitian sebelumnya dan
bersedia memberikan penjelasan.
9 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan kinerja temu kembali informasi kedepannya.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Ruang Lingkup 1
METODE PENELITIAN 2
Dokumen Pengujian 2
Kueri Pengujian 3
Praproses Dokumen 3
Pengindeksan 4
Pengambilan Istilah Ekspansi 4
Pemilihan Istilah Ekspansi 4
Evaluasi Temu Kembali 7
Lingkungan Pengembangan 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Penambahan Kueri 8
Evaluasi Temu Kembali 8
Evaluasi Perbandingan Sistem 13
Evaluasi Kecepatan Sistem 15
Kelemahan Sistem 17
SIMPULAN DAN SARAN 17
Simpulan 17
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 19
DAFTAR TABEL
1 Daftar 20 kueri uji pertama 3
2 Contoh pembobotan boolean terhadap term kueri dan dokumen 6
3 Perhitungan recall, precision, dan F1 7
4 Daftar 10 kueri uji terakhir 8
5 Nilai recall, AVP, dan F1untuk QE0 9
6 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QES1, QES2, dan QES1 9
7 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0 dan QEA 11
8 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QES2, dan QEA 12
9 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QES1, QES2, QES3 dengan
pemeringkatan BM25 13
10 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QES1, QES2 dan QES3 dengan
pemeringkatan Proximity BM25 13
11 Kueri akhir pembeda antara pendekatan boolean dan bobot irisan 14 12 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QEA, dan QEA Pancawan (2012)
dengan BM25 14
13 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QEA, dan QEA Pancawan (2012)
dengan Proximity BM25 14
14 Perbandingan waktu pencarian penelitian ini dengan Pancawan (2012) 15 15 Perbandingan kecepatan waktu penelitian ini dengan Pancawan (2012)
tanpa waktu layanan Sphinx 16
16 Perbandingan kecepatan waktu pada proses pemberian bobot kueri pada
penelitian ini dengan Pancawan (2012) 16
DAFTAR GAMBAR
1 Gambaran umum proses temu kembali dengan ekspansi kueri 2 2 Kurva recall dan precision QES1, QES2, dan QES3 dengan BM25 10 3 Kurva recall dan precision QES1, QES2, dan QES3 Proximity BM25 10
4 Kurva recall dan precision QEA 11
5 Kurva recall dan precision QEA, dan QES1 12
6 Grafik waktu pendekatan boolean dan bobot irisan (Pancawan 2012) 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Contoh dokumen pengujian 19
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan informasi yang mudah dan cepat menjadi suatu permasalahan saat ini. Kesulitan pemenuhan kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan jumlah informasi yang tersedia. Sistem temu kembali informasi membantu pengguna dalam mencari informasi sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketika pengguna ingin mencari dokumen yang mengandung kata-kata berbeda dengan kueri yang dimasukkan.
Ekspansi kueri adalah proses formulasi kembali dengan menambah, membuang, atau mengubah bobot kata atau frasa pada kueri asli untuk meningkatkan kemampuan sistem dalam menemukan dokumen relevan (Manning et al. 2008). Pancawan (2012) telah melakukan penelitian dengan menerapkan dan mengevaluasi penerapan automatic query expansion dengan istilah sinonim dan antonim yang diperoleh dari tesaurus. Akan tetapi, penelitian tersebut masih memiliki kekurangan pada waktu proses penerapan ekspansi kueri yang cukup lama. Penelitian menunjukkan seorang pengguna mengharapkan atau mentolerir proses temu kembali informasi dalam kisaran waktu 2 detik (Nah 2004).
Berawal dari kelemahan dalam kecepatan hasil temu kembali pada penelitian Pancawan (2012), penelitian ini menggunakan pendekatan boolean. Pendekatan ini bertujuan menambahkan dokumen yang ditemukembalikan oleh istilah ekspansi kepada kumpulan dokumen hasil kueri awal. Pembandingan hasil kueri awal dengan kueri awal yang sudah ditambahkan eskpansi berawal dari metode Jaccard index yang dilakukan sebelumnya oleh Ackerman et al. (2011).
Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan temu kembali informasi dibandingkan dengan metode bobot irisan pada penelitian Pancawan (2012). Pancawan (2012) menghitung similarity hasil temu kembali antara kueri awal dan kueri awal yang sudah ditambahkan istilah ekspansi dengan metode bobot irisan, sedangkan dalam pendekatan ini, proses pemilihan istilah ekspansi hanya melihat jumlah dokumen tambahan yang dihasilkan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
1 Menerapkan dan mengevaluasi metode pendekatan boolean dalam menentukan pemilihan kata ekspansi kueri.
2 Membandingkan kecepatan, recall, dan AVP temu kembali informasi antara metode pendekatan boolean dengan penelitian Pancawan (2012) yang menggunakan metode bobot irisan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
2
METODE PENELITIAN
Proses temu kembali dalam penelitian ini secara garis besar adalah menyiapkan dokumen dan kueri uji, melakukan praproses dokumen, mengindeks dokumen, memilih istilah ekspansi, dan mengevaluasi hasil temu kembali informasi. Proses temu kembali informasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Dokumen Pengujian
Penelitian ini menggunakan 2095 dokumen pertanian dari Laboratorium Temu Kembali Informasi Departemen Ilmu Komputer IPB. Koleksi dokumen ini adalah yang digunakan Pancawan (2012) sebelumnya. Contoh dokumen pengujian terdapat pada Lampiran 1.
3
Kueri Pengujian
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan 30 kueri. Dua puluh kueri pertama diperoleh dari penelitian sebelumnya (Pancawan 2012) (lihat Tabel 1) dan 10 kueri terakhir dibuat pada penelitian ini. Pembuatan 10 kueri tersebut dilakukan dengan membaca terlebih dahulu seluruh koleksi dokumen untuk mencari topik bahasan yang paling sering ditemukan, kemudian dibuat kueri sesuai topik tersebut. Suatu kandidat kueri tersebut dinyatakan layak sebagai kueri pengujian apabila minimal 10 dokumen relevan dengan kueri tersebut setelah dicobakan pada search engine Sphinx tanpa ekspansi. Langkah selanjutnya adalah membaca seluruh dokumen untuk menentukan dokumen relevan terhadap kueri.
Tabel 1 Daftar 20 kueri uji pertama No Kueri
1 nilai jual komoditas rendah 2 persediaan padi memadai 3 sawah hancur terendam air 4 sawah kering kekurangan air 5 area pertanian semakin berkurang 6 tarif humus tinggi
7 upaya peningkatan produksi pertanian 8 produk asing murah
9 produksi pertanian menurun 10 produktivitas pertanian rendah 11 petani sulit mendapatkan humus 12 sawah rusak berat
13 mutu hasil pertanian rendah 14 produksi pertanian meningkat 15 kesejahteraan petani rendah 16 wereng serang lahan pertanian 17 bidang pertanian belum berkembang 18 angsuran pertanian sedikit
19 dana bidang pertanian rendah 20 permintaan humus naik
Praproses Dokumen
4
Pengindeksan
Tahapan selanjutnya adalah pengindeksan yang memetakan seluruh kata unik hasil tokenisasi dengan dokumen yang memiliki token tersebut. Proses pengindeksan dalam penelitian ini terdiri atas pengindeksan boolean dan Sphinx. Pengindeksan boolean digunakan dalam proses ekspansi kueri, sedangkan Pengindeksan Sphinx digunakan dalam proses temu kembali dokumen yang sebelumnya telah digunakan oleh Pancawan (2012).
Pengambilan Istilah Ekspansi
Tesaurus yang berisi sinonim dan antonim yang digunakan adalah tesaurus berbahasa Indonesia dari Pusat Bahasa (PB 2009) yang sebelumnya juga digunakan Pancawan (2012) dan Rahayuni (2011). Proses pengambilan sinonim tersebut diperoleh dari sinonim setiap term pada kueri. Sinonim yang digunakan adalah istilah yang tidak ada dalam koleksi stopword. Pengambilan ekspansi antonim diperoleh dari antonim term kueri awal dan setiap sinonim term kueri awal. Seperti halnya sinonim, antonim yang digunakan adalah istilah yang tidak terdapat pada koleksi stopword. Proses pengambilan ekspansi ini telah dibuat dan digunakan sebelumnya oleh Pancawan (2012).
Pemilihan Istilah Ekspansi
1 Pemilihan Istilah Ekspansi dengan Metode Bobot Irisan (Pancawan 2012) Pemilihan istilah ekspansi dengan bobot irisan yang dilakukan oleh penelitian Pancawan (2012) terdiri atas 2 tahap. Tahap pertama adalah menghitung similarity dengan bobot irisan dan menghitung dissimilarity. Jika qa
adalah kueri awal dan qbadalah kueri awal yang sudah ditambah istilah, bobot
irisan dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai similarity dokumen-dokumen hasil temu kembali qb yang merupakan komplemen dari hasil temu kembali (qa ∩
qb), dan dibagi dengan total nilai similarity semua dokumen hasil temu kembali qb.
Perhitungan bobot irisan dapat dirumuskan pada persamaan berikut. sim(qa,qb) =
∑ i T - T ∩ T sim i q ∑ j T sim j q dengan:
Ta :.adalah himpunan dokumen hasil temu kembali qa
Tb :.adalah himpunan dokumen hasil temu kembali qb
5 Nilai similarity tersebut ditentukan menggunakan hasil pencarian dengan Sphinx. Pada tahap selanjutnya, nilai dissimilarity dihitung untuk mengetahui istilah ekspansi yang memiliki nilai dissimilarity tertinggi. Perhitungan nilai dissimilarity dapat dirumuskan pada persamaan berikut.
dissim(qa, qb) = 1 - sim(qa, qb)
Misalkan kueri awal adalah “g g l p nen”, dan diketahui sinonim untuk masing-masing kata l h “hancur”, “rusak” untuk k t “g g l” dan “hasil” untuk
k t “p nen” . Jika hasil temu kembali kueri awal dan setelah ditambahkan ekspansi sebagai berikut.
gagal|panen= {d3, d4, d5} gagal|panen|hancur= {d3, d4, d5} gagal|panen|rusak= {d1, d3, d4, d5} gagal|panen|hasil= {d1, d2, d3, d4, d5}
Perhitungan bobot irisan dengan mengacu pada hasil temu kembali tersebut untuk ekspansi “rusak” adalah sebagai berikut:
T = {d3, d4, d5}
Pancawan (2012) menggunakan pemeringkatan BM25 dan Proximity BM25 yang terdapat pada framework Sphinx untuk menghitung nilai similarity antara kueri awal yang telah ditambahkan ekspansi dengan masing-masing temu kembali dokumen. Eksp nsi “h ncur” mel kuk n perhitung n nil i similarity dengan
okumen se ny k k li “rus k” se ny k k li n “h sil” se ny k k li.
Maka untuk menghitung nilai similarity dengan kueri “g g l p nen” terse ut dilakukan sebanyak 12 kali pengulangan. Oleh kerena itu, semakin banyak istilah ekspansi dan temu kembali dokumen yang dihasilkan, maka semakin lama proses pemilihan istilah ekspansi dengan bobot irisan.
2 Pemilihan Istilah Ekspansi dengan Pendekatan Boolean
6
J(T T ) = T∩T T T
Berdasarkan tujuan mengambil nilai terkecil dari perhitungan persamaan Jaccard index tersebut, maka cukup dipilih kueri akhir dengan penambahan dokumen terbanyak atau paling berbeda dari hasil dokumen kueri awal. Proses pemilihan kueri baru dengan pendekatan boolean akan diilustrasikan dengan menggunakan istilah sinonim dan 5 dokumen. Misalkan kueri awal adalah “g g l
p nen”, dan sinonim untuk masing-masing kata adalah “hancur”, “rusak” (untuk kata “gagal”) dan “hasil” (untuk kata “panen”). Jika hasil pembobotan boolean dari masing-masing term kueri disajikan pada Tabel 2. Pada penelitian ini setiap term akan dicari keberadaanya pada pengindeksan boolean untuk diambil setiap dokumen yang mengandung term tersebut.
Tabel 2 Contoh pembobotan boolean terhadap term kueri dan dokumen
Dokumen yang dihasilkan oleh masing-masing term pada kueri tersebut akan digunakan untuk menghitung perbedaan terbesar antara kueri awal dan kueri awal yang ditambahkan istilah ekspansi.
Misalkan:
Q0= gagal panen
Q1= gagal panen hancur Q2= gagal panen rusak Q3= gagal panen hasil
Kueri tersebut adalah kueri awal dengan penambahan istilah ekspansi sinonim. Masing-masing term dalam kueri tersebut kemudian dipisahkan dengan menggunakan operator gabungan. Operator tersebut bertujuan untuk mendapatkan dokumen gabungan dari masing-masing term dalam kueri.
Maka:
Q0={d3, d4, d5}
Q1={d3, d4, d5}, tidak ada penambahan dokumen. Q2={d1, d3, d4, d5}, dengan tambahan dokumen {d2}.
Q3={d1, d2, d3, d4, d5}, dengan tambahan dokumen {d1, d2}.
7 Dengan menggunakan pemilihan satu kata ekspansi sinonim, Q3 terpilih sebagai kueri baru yang memiliki jumlah tambahan dokumen terbesar. Kueri baru Q3 (gagal|panen|hasil) dengan menggunakan operator OR akan digunakan sebagai kueri akhir pada proses pencarian. Kueri akhir untuk istilah antonim ditambah
k t “ti k” i awal ekspansi antonim. Penambahan kat “ti k” ertuju n untuk menjaga makna kueri awal. Setiap ekspansi sinonim dan antonim kemudian diapit tanda kutip agar dianggap satu frasa.
Temu kembali dokumen menggunakan metode pemeringkatan dokumen BM25 dan Proximity BM25 yang terdapat pada framework Sphinx. Pembobotan untuk metode pemeringkatan Proximity BM25 adalah metode pemeringkatan yang menggabungkan faktor Proximity dan faktor BM25. Proximity hanya memperhatikan urutan kata yang terdapat pada kueri dan dokumen. Semakin mirip urutan kata-kata dalam kueri dengan urutan kata-kata yang ada dalam dokumen maka nilai Proximity menjadi lebih besar.
Evaluasi Temu Kembali
Untuk melakukan pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan aspek keterurutan dapat dilakukan dengan interpolasi antara recall dan precision, dengan 11 tingkat recall. Jenis evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
QE0, yaitu evaluasi temu kembali tanpa menggunakan ekspansi kueri.
QES1, yaitu evaluasi temu kembali dengan menambahkan satu istilah sinonim dengan nilai selisih boolean terbesar.
QES2, yaitu evaluasi temu kembali dengan menambahkan dua istilah sinonim dengan nilai selisih boolean terbesar.
QES3, yaitu evaluasi temu kembali dengan menambahkan tiga istilah sinonim dengan nilai selisih boolean terbesar.
QEA, yaitu evaluasi temu kembali dengan menambahkan satu istilah antonim dengan nilai selisih boolean terbesar.
Evaluasi dilakukan dengan mengukur waktu eksekusi, recall, average precision (AVP), dan F1 temu kembali informasi evaluasi. Perhitungan recall,
precision, dan F1 diilustrasikan pada Tabel 3.
Jenis-jenis evaluasi digunakan sebagai pembanding atau evaluasi untuk mengukur nilai AVP dan kecepatan temu kembali informasi antara metode bobot irisan oleh Pancawan (2012) dengan pendekatan boolean pada penelitian ini.
8
Lingkungan Pengembangan
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ialah:
Windows 7 Ultimate sebagai sistem operasi.
XAMPP-win32-1.7.2 sebagai tool yang menyediakan perangkat lunak ke dalam satu buah paket yang terdiri dari Apache (web server), MySQL (database), PHP, dan Perl sebagai server side scripting.
Adobe Dreamweaver CS5 sebagai text editor.
Sphinx search 2.0.1 sebagai framework search engine.
Microsoft Excel 2010, sebagai aplikasi untuk evaluasi sistem. Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ialah:
Intel(R) Core(TM) Duo 2.2 GHz.
RAM 2 GB.
Harddisk dengan kapasitas 200 GB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penambahan Kueri
Dalam penelitian ini ditambahkan 10 kueri pengujian baru. Kueri dan jumlah dokumen relevannya disajikan pada Tabel 4. Kueri uji beserta deskripsinya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Evaluasi Temu Kembali
1 Evaluasi Tanpa Ekspansi Kueri
Evaluasi tanpa ekspansi kueri (QE0) dilakukan dengan menghitung nilai recall, AVP, dan rata-rata F1. Evaluasi dilakukan terhadap metode pemeringkatan
Tabel 4 Daftar 10 kueri uji terakhir
No Kueri Jumlah dokumen relevan
1 penanganan penyakit virus flu burung 32
2 pemanfaatan tanaman obat 23
3 keuntungan penerapan teknologi pertanian 72
4 keunggulan pertanian organik 44
5 sulit memasarkan hasil pertanian 15
6 upaya pengawasan keamanan pangan 52
7 mendapatkan bantuan modal pertanian 54
8 produk impor merugikan petani lokal 40
9 kerjasama negara bidang pertanian 43
9 BM25 dan Proximity BM25. Hasil evaluasi dari 30 kueri tanpa ekspansi ditampilkan pada Tabel 5.
Dapat diketahui dari Tabel 5, nilai recall QE0 memiliki nilai yang sama, akan tetapi nilai AVP dengan pemeringkatan Proximity BM25 lebih besar daripada BM25. Berdasarkan hal tersebut, pemeringkatan Proximity BM25 memiliki urutan pemeringkatan dokumen relevan yang lebih baik dibandingkan dengan BM25. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa kueri yang dapat menjadikan pemeringkatan Proximity BM25 menghasilkan dokumen relevan dengan urutan peringkat yang lebih baik daripada BM25.
2 Evaluasi Ekspansi Kueri dengan Sinonim
Evaluasi temu kembali dengan sinonim antara lain menggunakan 1 sinonim (QES1), 2 sinonim (QES2), dan 3 sinonim (QES3). Evaluasi dilakukan dengan membandingkan nilai recall, AVP, dan rata-rata F1 temu kembali pada penelitian
ini dengan penelitian Pancawan (2012) yang ditampilkan pada Tabel 6.
Dari Tabel 6 diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai recall pemeringkatan BM25 dari ekspansi 1 sinonim (QES1) sampai 3 sinonim (QES3). Artinya, terdapat peningkatan temu kembali dokumen relevan seiring penambahan istilah ekspansi yang digunakan sebagai kueri baru. Kenaikan nilai recall antara QE0 dengan QES1 adalah 7.90%, QES2 9.16%, dan QES2 9.54%. Peningkatan nilai AVP juga terjadi pada masing-masing ekspansi sinonim terhadap QE0 sebesar 15.451% untuk QES1, 11.965% untuk QES1. Akan tetapi QES3 mengalami penurunan sebesar 1.418%. Penurunan AVP QES3 tersebut disebabkan istilah ekspansi yang terpilih menyebabkan peringkat temu kembali dokumen relevan menjadi lebih rendah dan urutan peringkat dokumen tidak relevan menjadi lebih tinggi daripada peringkat dokumen hasil sebelumnya (QE0). Peningkatan nilai AVP disebabkan oleh adanya istilah-istilah ekspansi yang dapat meningkatkan urutan dokumen relevan. Nilai recall mengalami peningkatan dari QES1, QES2, dan QES3. Artinya, dokumen relevan baru yang dihasilkan bertambah.
10
Pemeringkatan Proximity BM25 nilai recall juga mengalami peningkatan dari QES1 sampai QES3, dan hal yang sama juga terjadi pada nilai AVP jika dibandingkan dengan QE0. Peningkatan AVP adalah 8.966% untuk QES1, 11.747% untuk QES2, dan 6.659% untuk QES3. Kenaikan nilai recall dipengaruhi oleh penambahan istilah-istilah ekspansi yang dapat menemukan lebih banyak dokumen relevan. Kenaikan nilai AVP disebabkan oleh adanya istilah-istilah ekspansi yang dapat meningkatkan urutan dokumen relevan.
Gambar 2 Kurva recall dan precision QES1, QES2, dan QES3 dengan BM25
11 Dengan perbedaan terletak pada nilai AVP antara metode BM25 dan Proximity BM25, dapat dinyatakan pemeringkatan Proximity BM25 lebih tinggi daripada BM25. Pemeringkatan BM25 menghasilkan nilai AVP tertinggi 0.269 untuk QES1, sedangkan Proximity BM25 nilai AVP tertinggi 0.272 untuk QES2. Kurva recall dan precision QES1, QES2, dan QES3 dengan pemeringkatan BM25 ditampilkan pada Gambar 2, dan pemeringkatan Proximity BM25 pada Gambar 3.
3 Evaluasi Ekspansi Kueri dengan Antonim
Evaluasi ekspansi kueri dengan antonim dilakukan setelah menambahkan
eng n k t “ti k” p w l istil h eksp nsi ntonim. H l ini ertuju n untuk
tidak mengubah makna kueri awal. Nilai recall, AVP, dan rata-rata F1 tanpa
ekspansi (QEO) dan penambahan 1 kata ekspansi antonim (QEA) untuk pemeringkatan BM25 dan Proximity BM25 ditunjukkan pada Tabel 7.
Dari Tabel 7 diketahui bahwa dengan pemeringkatan BM25, nilai recall QEA mengalami peningkatan sebesar 2.106% dari QE0. Akan tetapi, nilai AVP setelah menggunakan QEA mengalami penurunan sebesar 4.903% dari QE0. Hal tersebut dikarenakan hasil temu kembali dokumen tidak relevan memiliki peringkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan dokumen relevan. Untuk pemeringkatan Proximity BM25 nilai recall mengalami kenaikan sebesar 2.106%, sedangkan AVP mengalami penurunan sebesar 3.779% dari QE0.
Tabel 7 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0 dan QEA
Metode Recall AVP F1
QE0 (BM25) 0.870 0.233 0.07184
QEA (BM25) 0.889 0.222 0.06651
QE0 (Proximity BM25) 0.870 0.243 0.07184
QEA (Proximity BM25) 0.889 0.234 0.06651
12
Berdasarkan hasil evaluasi nilai recall, dan AVP pemeringkatan Proximity BM25 lebih baik, dengan nilai kenaikan nilai penurunan AVP yang lebih kecil. Kurva recall dan presicion QEA pemeringkatan BM25 dan Proximity BM25 ditampilkan pada Gambar 4.
4 Evaluasi Ekspansi Kueri dengan Sinonim dan Antonim
Nilai hasil evalusi ini digunakan untuk mengetahui atau membandingkan temu kembali yang lebih baik dalam penggunaan istilah sinonim dan antonim. Perbandingan dilakukan terhadap penambahan 1 sinonim (QES1) dan 1 antonim (QEA). Pemilihan jenis ekspansi QES1 dilakukan karena memiliki nilai rata-rata F1 terbesar.
Dengan melihat nilai recall dan AVP pada Tabel 8 tersebut, penggunaan sinonim memiliki nilai lebih besar daripada antonim. Hal tersebut dikarenakan kumpulan dokumen lebih banyak mengandung istilah sinonim daripada antonim setelah ditam hk n k t “ti k” y ng tentu erpeng ruh terh p juml h dokumen dan peluang dokumen relevan yang dihasilkan. Gambar kurva recall dan presicion QEA dan QES2 terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Kurva recall dan precision QEA, dan QES1 Tabel 8 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QES2, dan QEA
Metode recall AVP F1
QE0 (BM25) QES1 (BM25)
0.870 0.938
0.233 0.269
0.07184 0.06376
13
Evaluasi Perbandingan Sistem
Evalusi dilakukan pada sistem yang digunakan Pancawan (2012) dengan sistem pada penelitian ini. Evaluasi dilakukan untuk masing-masing jenis evaluasi, antara lain dengan 1 sinonim (QES1), 2 sinonim (QES2), 3 sinonim (QES3), dan 1 antonim (QEA). Evaluasi juga dilakukan terhadap kecepatan sistem penelitian ini dengan sistem Pancawan (2012).
1 Evaluasi ekspansi untuk 1, 2, dan 3 sinonim
Diketahui dari Tabel 9 dengan pemeringkatan BM25 dan Tabel 10 dengan pemeringkatan Proximity BM25 bahwa dengan penambahan istilah sinonim, nilai recall dan AVP pada penelitian ini dan penelitian Pancawan (2012) untuk semua jenis ekspansi tidak jauh berbeda. Artinya, sistem menghasilkan jumlah temu kembali dokumen relevan dan peringkatnya tidak jauh berbeda. Jenis evaluasi penambahan 1 dan 3 sinonim menghasilkan nilai recall yang berbeda. Perbedaan nilai recall sinonim QES ipeng ruhi oleh kueri “wereng serang lahan pertanian” p penelitian ini sebesar 0.97, sedangkan Pancawan (2012) sebesar 1. Nilai recall sinonim ipeng ruhi oleh kueri “mutu h sil pert ni n ren h” p penelitian ini sebesar 1, sedangkan Pancawan (2012) sebesar 0.94.
Terdapat juga beberapa perbedaan untuk hasil kueri akhir setelah penambahan ekspansi sinonim pada penelitian ini dan Pancawan (2012).
QES2 (Pancawan 2012) 0.949 0.271 0.05981
QES3 (Pancawan 2012) 0.951 0.260 0.05785
Tabel 9 Nilai recall, AVP, dan F1 QE0, QES1, QES2, QES3 dengan
QES2 (Pancawan 2012) 0.949 0.257 0.05981
14
Perbedaan hasil ekspansi tersebut tentu akan mempengaruhi nilai AVP kedua sistem. Kueri-kueri tersebut disajikan pada Tabel 11. Perbedaan istilah ekspansi yang dihasilkan ditandai dengan cetak tebal.
Secara keseluruhan jika dibandingkan untuk setiap jenis ekspansi pada masing-masing metode, pada penelitian ini menghasilkan nilai recall dan AVP yang tidak jauh berbeda dengan penelitian Pancawan (2012) baik untuk pemeringkatan BM25 ataupun Proximity BM25. Perbandingan juga dapat dilihat dari rata-rata F1yang tidak jauh berbeda.
2 Evaluasi ekspansi kueri dengan 1 antonim
Dari Tabel 12 dan 13 terlihat bahwa penelitian ini dengan Pancawan (2012) memiliki nilai recall dan AVP yang sama. Hal tersebut disebabkan oleh setiap kueri menghasilkan istilah ekspansi terpilih yang sama dengan metode yang digunakan Pancawan (2012). Hasil ekspansi kueri yang sama tersebut tentu juga menghasilkan nilai recall dan AVP yang sama untuk pemeringkatan BM25 dan
(2012) dengan Proximity BM25
Metode recall AVP F1 Tabel 11 Kueri akhir pembeda antara pendekatan boolean dan bobot irisan
Kueri awal
produk pembuatan buatan produk perkebunan buatan
mutu hasil pertanian rendah
harga jenis produk harga jenis perkebunan
kesejahteraan petani rendah
murah pendek ringan murah pendek orangtani
wereng serang lahan pertanian
15
Evaluasi Kecepatan Sistem
1 Evaluasi kecepatan waktu keseluruhan
Evaluasi kecepatan sistem dilakukan dengan membandingkan kecepatan sistem pada penelitian ini dengan penelitian Pancawan (2012) dalam satuan detik. Sistem pada penelitian Pancawan (2012) dijalankan ulang dengan menggunakan kumputer yang sama agar relevan dalam membandingkannya. Komputer yang digunakan Pancawan (2012) tentu memiliki spesifikasi yang berbeda dengan komputer yang digunakan saat penelitian ini. Perbedaan ini akan berdampak pada kecepatan eksekusi sistem. Sistem dijalankan sebanyak 3 kali percobaan untuk 30 kueri, dan diambil nilai rata-ratanya. Nilai kecepatan waktu komputasi tanpa dan dengan ekspansi kueri ditunjukkan dalam Tabel 14 dan direpresentasikan pada Gambar 6. Nilai kecepatan yang dihasilkan tanpa melibatkan proses pencetakan temu kembali dokumen.
Dilihat dari kecepatan waktu antara sistem pada penelitian ini dengan penelitian Pancawan (2012), dapat disimpulkan perbandingan pada metode tanpa ekspansi (QE0) memiliki nilai kecepatan jumlah waktu yang tidak jauh berbeda. Hal tersebut dikarenakan tidak ada proses pemilihan ekspansi. Sedangkan perbandingan kecepatan pendekatan boolean dengan metode bobot irisan untuk QES1 meningkatkan kecepatan waktu sebesar 75.69%, QES2 75.66%, QES3 75.24%, dan QEA 52.51%.
Tabel 14 Perbandingan waktu pencarian penelitian ini dengan Pancawan (2012)
Metode Rata-rata waktu (detik)
Penelitian ini Pancawan (2012)
QE0 1.126 1.311
QES1 6.487 26.683
QES2 6.496 26.691
QES3 6.579 26.574
QEA 3.060 6.443
16
Perbedaan signifikan nilai kecepatan waktu antara ekspansi sinonim dan antonim dikarenakan jumlah ekspansi unik yang dihasilkan berbeda. Jumlah rata-rata ekspansi unik yang dihasilkan dengan istilah ekspansi sinonim sebesar 34.8, sedangkan istilah ekspansi antonim sebesar 6.467. Perbandingan waktu eksekusi sistem dapat dilihat juga pada Gambar 6. Berdasarkan waktu yang digunakan, metode dengan pendekatan boolean pada penelitian ini memiliki kecepatan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Pancawan yang menggunakan metode bobot irisan.
2 Evaluasi kecepatan waktu tanpa Sphinx
Evaluasi ini dilakukan dengan mengurangi jumlah waktu proses penggunaan layanan Sphinx. Hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan kecepatan komputasi program secara murni tanpa pengaruh waktu layanan Sphinx. Nilai kecepatan waktu komputasi tanpa waktu layanan Sphinx ditunjukkan pada Tabel 15.
3 Evaluasi penyebab perbedaan kecepatan waktu temu kembali pada penelitian ini dengan Pancawan (2012)
Penelitian ini adalah hasil pengubahan metode pemilihan ekspansi kueri dari bobot irisan (Pancawan 2012) menjadi pendekatan boolean. Di dalam proses pemilihan ekspansi pada penelitian Pancawan(2012) dan penelitian ini terdapat proses pemberian bobot untuk kueri awal dan kueri awal yang telah ditambahkan istilah ekspansi. Kecepatan waktu komputasi untuk pemberian bobot kueri antara pendekatan boolean dengan bobot irisan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 15 Perbandingan kecepatan waktu penelitian ini dengan Pancawan (2012) tanpa waktu layanan Sphinx
Metode Rata-rata waktu (detik)
Pendekatan boolean Pancawan (2012)
QES1 6.328 20.703
QES2 6.329 20.757
QES3 6.406 20.676
QEA 2.914 5.201
Tabel 16 Perbandingan kecepatan waktu pada proses pemberian bobot kueri pada penelitian ini dengan Pancawan (2012)
Metode Rata-rata waktu (detik)
Pendekatan boolean Pancawan (2012)
QES (sinonim) 1.269 4.840
QEA (antonim) 4.196 22.746
17 Dapat disumpulkan bahwa perbedaan waktu komputasi temu kembali dokumen yang signifikan antara pendekatan boolean dengan metode bobot irisan disebabkan oleh proses pemberian bobot (lihat Tabel 16). Pemberian bobot kueri pada penelitian ini diperoleh dengan mencari keberadaan setiap term kueri awal yang sudah ditambah istilah pada dokumen dan selanjutnya menghitung jumlah dokumen gabungan setiap term kueri tersebut. Berbeda pada pemberian bobot kueri dengan metode bobot irisan yang mencari nilai similarity setiap kueri awal yang sudah ditambah istilah dengan masing-masing hasil temu kembali dokumen. Semakin banyak istilah dan temu kembali dokumen yang dihasilkan, maka semakin lama waktu komputasi pemilihan ekspansi kueri.
Kelemahan Sistem
Penelitian ini masih memiliki kelemahan yang terdapat pada pengambilan isitilah ekspansi dari tesaurus. Sistem pada penelitian ini belum mengakomodasi pengambilan istilah ekspansi secara komutatif. Pada proses pengambilan istilah sistem hanya mengakomodasi pengambilan setiap term kueri pada tesaurus dengan satu arah atau tidak bolak-balik. Misalkan terdapat 3 istilah (term) dalam tesaurus y ng ter iri t s “p i” “ er s” dan “ket n”. Masing-masing istilah tersebut mempunyai sinonim sebagai berikut:
“padi” mempuny i sinonim y itu “ nt h” “g h” “beras” n “p ri”.
“beras” mempuny i sinonim y itu “ iji- iji n” “ utir- utir n” n “g h”.
“ket n” mempuny i 2 sinonim y itu“padi” n “menir”.
Maka dengan term kueri “p i” pemilihan istilah ekspansi pada penelitian ini hanya meng m il “ nt h” “g h” “ er s” n “p ri”. Istil h “ket n” y ng
mempuny i sinonim “p i” tidak akan diambil. Sifat rekursif juga belum diakomodasi p peneliti n ini. Istil h eksp nsi “ iji- iji n” n “ utir- utir n”
y ng merup k n sinonim ri “ er s” ti k k n i m il.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
18
Saran
Untuk penelitian selanjutnya yang disaranakan adalah sebagai berikut: 1 Menggunakan metode pemilihan ekspansi lain seperti pendekatan dice, dan
membandingkan hasilnya dengan metode pendekatan boolean.
2 Menambahkan koleksi dokumen uji (korpus) dan kueri yang digunakan. 3 Mengakomodasi sifat komutatif pada pengambilan istilah ekspansi
DAFTAR PUSTAKA
Ackerman M, Loker D, Ortiz AL. 2011. Orthogonal query expansion. CoRR. 2011 Sep 2, [diunduh 2013 Mei 15]; abs/1109.0530. Tersedia pada: http//arxiv.org/pdf/1109.0530v1.pdf.
Manning CD, Raghavan P, Schutze H. 2008. Introduction to Information Retrieval. Cambridge (GB): Cambridge University Press.
Nah FF. 2004. Behaviour & information technology. 23(3):153-163.doi: 10.1080/01449290410001669914.
Pancawan MR. 2012. Ekspansi kueri pada sistem temu kembali informasi dengan thesaurus dan bobot irisan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [PB] Pusat Bahasa. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Bandung (ID): Mizan Pustaka.
19 Lampiran 1 Contoh dokumen pengujian
<DOC>
<DOCNO>tempointeraktif110210-030</DOCNO>
<TITLE>Lahan Pertanian Jawa Tengah Berkurang 2.500 Hektare Tiap Tahun</TITLE>
<AUTHOR>Sohirin</AUTHOR> <DATE>11 Februari 2010</DATE> <TEXT>
<P>TEMPO Interaktif, Semarang – Kepala Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan Jawa Tengah Gayatri Indah Cahyani mengatakan, setiap tahun lahan pertanian Jawa Tengah menyusut antara 2.000 -2.500 hektare akibat alih fungsi lahan.</P>
<P>Jika hal ini dibiarkan akan mengancam ketahanan pangan Jawa Tengah dan nasional, mengingat provinsi ini menjadi penyangga kebutuhan beras nasional ke tiga.</P>
<P>Untuk menghindari alih fungsi lahan pertanian, kata Gayatri, harus ada perencanaan tata ruang yang memproteksi lahan pertanian abadi. Selain itu, para bupati dan wali kota juga harus konsisten mempertahankan lahan pertanian.
“Kunciny p p r up ti n w li kot k ren merek l h y ng mem erik n izin lih fungsi ” k t G y tri kep Tempo, Kamis (11/2).</P>
<P>Gayatri menjelaskan, jika tiap hektar sawah menghasilkan lima ton gabah, dikalikan dua kali panen, maka tiap tahunnya, produksi gabah Jawa Tengah berkurang antara 20 ribu - 25 ribu ton atau setara 12 ribu - 15 ribu ton beras.</P> <P>Untuk mempertahankan ketahanan pangan, Jawa Tengah mengupayakan
l h n pert ni n i se ny k s tu jut hekt re. “S at ini lahan pertanian yang ada hanya sekitar 900 ri u hekt re ” t m h G y tri.</P>
<P>Tahun lalu, produksi beras Jawa Tengah mencapai sekitar 5,3 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras hanya 2,8 juta ton atau surplus sekitar 2,5 juta ton.</P>
<P>Terpisah, Sekteraris Panitia Khusus Rancangan Peraturan Daerah Tata Ruang Tata Wilayah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Khafid Sirotuddin mengatakan, lahan pertanian Jawa Tengah terancam berkurang sekitar 1.000 hektare karena terkena proyek tol Trans-Jawa yang melewati provinsi ini.</P>
<P>“Se is mungkin tol Tr ns-Jawa tidak merubah alih fungsi lahan pertanian. Kalaupun ada alih fungsi, harus ada l h n pengg nti ” k t Kh fi .</P>
<P>Dalam pembahasan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah yang akan berlaku hingga 20 tahun ke depan, diupayakan Jawa Tengah harus memiliki lahan pertanian abadi sekitar 1,5 juta hektare. "Hal ini sebagai antisipasi pertumbuhan penduduk Jawa Tengah hingga 20 tahun kedep n ” uj r Kh fi menambahkan.</P>
<P>Dia juga menegaskan agar para kepala daerah konsisten memegang Tata
Ru ng T t Wil y h. “J ng n s mp i t t ru ng k l h eng n t t u ng sehingg
praktik alih fungsi lahan deng n mu h il kuk n ” t n sny .</P> </TEXT>
20
Lampiran 2 Deskripsi kueri uji
Kueri Deskripsi Kueri
nilai jual komoditas rendah
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang harga jual hasil pertanian yang rendah.
persediaan padi memadai
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang jumlah stok beras dalam negeri yang masih bisa
mencukupi kebutuhan dalam negeri. sawah hancur terendam
air
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang area pertanian yang rusak karena banjir atau terendam air.
sawah kering kekurangan air
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang area pertanian yang rusak karena kekeringan.
area pertanian semakin berkurang
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi atau penyempitan lahan pertanian.
tarif humus tinggi
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang harga humus, pupuk, urea yang mahal dikalangan petani.
upaya peningkatan produksi pertanian
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang hal yang sudah dilakukan
pemerintah/petani/balitbang/instansi yang berkaitan dengan peningkatkan produksi pertanian dalam negeri.
produk asing murah
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang harga komoditas impor yang lebih murah daripada produk lokal.
produksi pertanian rendah
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang hasil produksi dalam negeri yang lebih rendah dari waktu produksi sebelumnya.
produktivitas pertanian rendah
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang hasil pertanian atau produktivitas pertanian dalam negeri yang rendah.
petani sulit
mendapatkan humus
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang kondisi petani yang kesulitan untuk memperoleh humus, pupuk, urea.
sawah rusak berat
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang kondisi sawah yang rusak berat atau puso karena serangan hama, banjir, dan kekeringan
mutu hasil pertanian rendah
21 Lampiran 2 Lanjutan
Kueri Deskripsi Kueri
produksi pertanian meningkat
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang hasil produksi dalam negeri yang mengalami
peningkatan dari waktu sebelumnya. kesejahteraan petani
rendah
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang kesejahteraan petani yang masih terus rendah atau miskin.
wereng serang lahan pertanian
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang hama tikus, belalang, ulat, dan lainya yang menyerang area pertanian.
bidang pertanian belum berkembang
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang kondisi bidang atau sektor pertanian yang belum atau tidak banyak berkembang sampai saat ini.
angsuran pertanian sedikit
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang angsuran atau kredit untuk sektor pertanian atau petani yang sedikit.
dana bidang pertanian rendah
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang pemberian dana anggaran untuk bidang pertanian masih sedikit.
permintaan humus naik
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang adanya peningkatan permintaan pupuk dikalangan petani.
penanganan penyakit
virus flu burung Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang upaya menangani terkait penyakit virus flu burung pemanfaatan tanaman
obat Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang semua pemanfaatan berbagai jenis tanaman obat keuntungan penerapan
teknologi pertanian Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang keuntungan atas penerapan teknologi dalam pertanian
keunggulan pertanian organik
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang keunggulan pertanian organik dibandingkan dengan pertanian an-organik
sulit memasarkan hasil pertanian
22
Lampiran 2 Lanjutan
Kueri Deskripsi Kueri
upaya pengawasan keamanan pangan
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang upanya dalam mengawasi pangan agar layak dan halal dimakan
mendapatkan bantuan modal pertanian
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang petani yang mendapat bantuan modal pertanian baik dalam bentuk uang,alat/fasilitas pertanian
produk impor
merugikan petani lokal
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang hal-hal yang memberi dampak merugikan petani lokal oleh produk impor
kerjasama negara bidang pertanian
Kueri untuk mencari dokumen yang membahas tentang program kerjasama dengan negara asing dibidang pertanian
penyakit menyerang
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aritonang, 24 April 1989 dari ayah Maju Siagian dan ibu Rosdiana Sianturi. Penulis merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara.