TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU PADA
FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN
RESORT DAN SPA
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI.38309 Skripsi Semester II tahun akademik 2010/2011
Oleh:
Ardi Nugraha
52005866
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
Keberadaan sebuah bangunan hunian telah mengalami perubahan di berbagai
aspek akibat arus modernisasi yang melanda seluruh pelosok Indonesia. Adanya
pengklasifkasian bentuk dan tipe hunian dari hunian tradisional, hunian semi
modern, dan hunian modern merupakan salah satu contoh bukti perkembangan
eksistensi hunian berdasarkan kurun waktu perkembangan peradaban manusia
serta teknologi yang menyertainya.
Penelitian ini disusun untuk menguraikan dan mengkaji aspek fisik dari
penggunaan bambu yang digunakan di dalam fasilitas hunian di Kampung
Sampireun Resort dan Spa,elemen-elemen apa saja yang memakai bahan material
bambu yang ada pada fasilitas hunian kamar dilihat dari jenis dan
pemanfaatan,serta perawatan bambu itu sendiri.
Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian mengenai
subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu pemanfaatan material bambu pada
fasilitas hunian kamar. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif, yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap
perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelitian dengan
pengetahuan teoritis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti.
Sebagai kesimpulan akhirnya yaitu bisa didapatkan diantaranya
penelusuran,mendapatkan deskripsi tentang penggunaan dari jenis-jenis bambu
serta pengolahannya pada Kampung Sampireun Resort dan Spa sebagai unsur
material.Dan hasil akhir diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai inspirasi bagi
para pelaku desain dan arsitektur serta instansi terkait.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU PADA PADA
FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA”
Skripsi ini dibuat guna melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana
dari Fakultas Desain jurusan Desain Interior Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangan, yang mana dari kekurangan ini, penulis mengharapkan dapat
mengambil suatu bahan masukan yang bermanfaat untuk memperoleh yang lebih
baik lagi.
Disamping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih kurang
dari sempurna, walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna
bagi Penulis, rekan-rekan mahasiswa, maupun masyarakat umum lainnya.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan yang sangat
berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan rasa tulus
dan ikhlas penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah bersedia menyisihkan waktu dan tenaganya untuk
membantu penulis, yaitu kepada :
1. Harry Lubis selaku Dekan Fakultas Desain UNIKOM dan dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan
petunjuk dalam penulisan skripsi.
2. Cherry Dharmawan selaku Ketua Program Studi DI UNIKOM dan dosen
wali yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
3. Tiara Isfiaty selaku dosen koordinator tugas akhir dan dosen penguji yang
senantiasa menyediakan waktu untuk bertukar pikiran serta memberikan
saran-sarannya.
4. Dina Fatimah selaku dosen penguji yang senantiasa menyediakan waktu
untuk bertukar pikiran,dan memberikan saran.
5. Manajeman kampung Sampireun Resort dan Spa.
6. Indra NZ,selaku front office sebagai Mediator ke kampung Sampireun
Resort dan Spa.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila ada kesalahan-kesalahan, penulis dalam proses pembuatan
skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan berkat-Nya serta
membalas kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama
proses penyusunan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca sekalian.
Bandung,16 Agustus 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia yang dikaruniai sumber daya alam berlimpah,memanfaatkan sumber
daya alam menjadi produk baru yang bernilai baik bagi kehidupan manusia.
Rumpun pohon bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki
banyak jenis, telah lama digunakan untuk berbagai alat pendukung kegiatan
sampai sekarang, dari yang fungsional sampai yang mampu memberi kebanggaan
pada penggunanya, seperti di Kampung Sampireun ini bahan bambu selain
digunakan sebagai bahan benda kerajinan,bahan bangunan, dan alat musik
tradisional, telah terbukti menjadi salah satu.Komponen arsitektur yang handal
serta memiliki karakter keindahan yang mengagumkan seperti pada bangunan
tradisional rumah Toraja,rumah Minang,rumah Bali,dan rumah Jawa Barat yang
sangat harmonis dengan alam dan tahan terhadap gempa Menurut Tulus Widiarso
(2008, hal 16).
Bambu sebagai bahan material alam yang relatif murah karena mudah didapat
merupakan bahan bangunan yang kurang diperhatikan dan kurang dioptimalkan
pemakaiannya di bidang konstruksi. Peranannya sebagai tumbuhan serba guna,
bambu dapat digunakan sebagai alternatif bahan konstruksi, sehingga peranan
kayu sebagai bahan konstruksi menjadi berkurang.Bambu merupakan sumber
daya hutan bukan kayu. Bambu termasuk kedalam family Gramineae, suku
Bambuseae dan sub family Bambusoideae,memiliki karakteristik seperti kayu.
Bambu terdiri dari batang, akar Rhizoma yang kompleks dan mempunyai sistem
percabangan dan tangkai daun yang menyelubungi batang Menurut Dransfield
dan Widjaya (1999, hal 56).
Bambu seringkali menjadi pilihan utama untuk berbagai keperluan (Morisco,
2005:24). Hal ini dikarenakan bambu sangat serba guna, pertumbuhannya cepat
dan pengerjaanya mudah Bahkan dibanding kayu, bambu mempunyai beberapa
yang lebih baik, sehingga bangunan yang terbuat dari bambu lebih aman terhadap
gempa bumi Menurut Dransfield dan Widjaya (1999, hal 76).
Konstruksi bambu yang digunakan masyarakat pasundan di masa yang lalu
sangatlah sederhana, cukup sekedar untuk menjamin kekuatan rumah tersebut dari
bahaya serangan yang megancam dan menghadapi kondisi cuaca. Itulah sebabnya
dikenal juga bangunan yang lantainya menumpang di atas tanah dan rumah
panggung. Tradisi dalam menetukan dan memilih penggunaan bahan maupun
sistem konstruksinya sebagai kearifan lokal budaya turun temurun itu masih
sangat dihargai, bahkan menjadi pedoman dalam pembuatan rumah bambu di
masa sekarang.
Dewasa ini bambu mulai terpakai kembali di kalangan tertentu,akan tetapi hanya
sebagai hiasan atau elemen pemisah ruang atau sebagai secondary skin. Dalam
pemakaian ini pun tetap dipilih batang bambu yang lurus supaya tampak rapi
ketika dipasang.akan tetapi bambu dalam fungsi secondary skin tersebut harus
dipelihara dengan teliti diberi treatment tambahan untuk menambahkan daya
tahanya,dilindungi dari cuaca luar, dan dijaga dari perlakuan pihak pihak yang
tidak bertanggung jawab Menurut Budi A.Sukada (2008,hal 13)
Begitu juga halnya pada fasilitas hunian di kampung Sampireun,struktur yang
digunakan adalah bambu, karena mengingat persediaan bambu di Indonesia
sangat melimpah, namun masih belum optimal dalam memanfaatkannya. Struktur
bambu terbukti memiliki banyak keunggulan.dan kampung Sampireun sendiri
mengadopsi bentuk bangunan tradisional Sunda
Pada era sekarang, bambu mulai dibicarakan kembali sebagai salah satu bahan
bangunan alternatif para pakar dan pemerhati bambu mulai menekuni kembali
pengetahuan mengenai bahan alami tersebut dan mempraktekkan pemakaianya
menjadi konstruksi bangunan gedung.
Bambu merupakan komponen desain arsitektur lanskap yang menjadikan
lingkungan menjadi teduh, pemecah angin, penghambat polusi udara dan
dengan tujuan yang beragam. Oleh beberapa kalangan para arsitek dan desainer,
bambu mulai dikagumi dan dieksplorasi karena kualitas estetika alamiahnya.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang muncul,
adalah sebagai berikut:
Optimalisasi penggunaan bambu pada bangunan di kampung Sampireun
Resort dan Spa.
Ketahanan bambu sebagai unsur material yang masih di ragukan pada
bangunan terutama untuk fasilitas hunian di kampung Sampireun Resort
dan Spa.
Perawatan terhadap material bambu yang kurang terolah dengan baik
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah maka diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan bambu sebagai unsur
material,baik itu sebagai unsur material yang utama atau sebagai
pelengkap?
Apakah kekuatan bambu dapat dibandingkan dengan bahan lainya. Karena
kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan
bangunan tahan gempa?
Bagaimana agar mempertahankan bambu supaya keawetannya mengingat
bambu ini mudah rapuh mudah terjaga, karena bambu ini dipergunakan
1.4 BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah yang dilakukan dalam studi ini dimaksudkan agar proses
pembahasan maupun analisis yang dilakukan tidak melebar terlalu jauh dari
tujuan studi yang hendak dilakukan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Penelitian dilakukan hanya di kamar hunian beserta fasilitas kamar
mandinya saja yang ada di kampung Sampireun Resort dan Spa Garut.
Studi mengenai fisik bangunan dalam konteks penggunaan serta
pemanfaatan bambu serta pengolahan-pengolahannya yang nantinya di
terapkan pada sebagian besar bahan material yang digunakan dalam
fasilitas hunian di kampung Sampireun.
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari menganalisis penggunaan bambu pada fasilitas
hunian di kampung Sampireun Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut melalui
deskripsi dan analisis terhadap faktor fisik adalah:
Maksud
Menganalisa penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung
Sampireun resort dan spa ini serta hal-hal yang terkait dengan unsur-unsur
bambu
Tujuan
Mengetahui komponen-komponen bambu yang digunakan pada fasilitas
hunian di kampung Sampireun resort dan spa.
1.6 KEGUNAAN PENELITIAN
Kontribusi penelitian yang diharapkan akan memperoleh hasil yang dimaksudkan,
antara lain sebagai berikut:
1. Bagi kepentingan keilmuan, implikasi dari studi ini untuk pengembangan
ilmu pengetahuan tentang bambu serta pemanfaatannya terutama yang
2. Bagi kalangan akademik, diharapkan dapat menjadi studi penunjang
mengenai penggunaan bambu pada fasilitas hunian, sehingga bisa
dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Kepentingan praktis diarahkan bagi para praktisi. Hasil-hasil bahasan
diharapkan dapat dipakai sebagai petunjuk atau arahan dalam menentukan
keputusan untuk kepentingan membangun hunian
4. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga dapat
menjadi acuan dalam menentukan perencanaan dan analisa terhadap
arsitektur maupun interior yang mencerminkan unsur kearifan lokal.
1.7 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan penelitian ini,penulis menggunakan jenis metode Deskriptif
yaitu Membuat deskipsi, gambaran atau melukiskan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
1. Metode Observsi Lapangan
Yaitu metode Pengumplan data dengan cara mengamati secara langsung
tentang kegiatan,keadaan umum dan kejadian kejadian yang ada dalam
obyek penelitian dengan pencatatan secara sistematis.
2. Metode Wawancara/Interview
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
tanya jawab langsung dengan masalah yang diteliti bersama narasumber
yang dapat dipercaya.
3. Metode Kajian Pustaka/Literatul
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui perpustakaan,atau sumber
sumber buku lain untuk memperoleh data tambahan yang berhubungan
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dengan penulisan skripsi ini,
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan gambaran umum yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan,
Sistematika Penulisan, serta Kerangka Berpikir.
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu
memberikan suatu gambaran fenomena yang terjadi di daerah kawasan penelitian
yang selanjutnya akan diidentifikasi fenomena apa saja yang terjadi dan masalah
apa saja yang muncul pada objek studi di daerah penelitian.Pembatasan masalah
perlu dilakukan yang bertujuan agar cakupan masalah tidak meluas karena
keterbatasan peneliti, sehingga dapat diketahui pokok–pokok mana saja yang akan
dibahas pada penelitian ini.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU
Bab ini berisi tinjauan teoritis yang memiliki keterkaitan dengan topik dan uraian
data/kasus-kasus yang terjadi pada permasalahan yang diteliti Bab ini berisi
tentang kepustakaan yang mendukung penulisan laporan penelitian ini, berupa :
Tinjauan bambu secara umum, bahan bangunan dari bambu, sampai tinjaun umum
tentang fasilitas inap.
BAB III FASILITAS HUNIAN DI KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA
Bab ini berisi Pembahasan berdasarkan tinjauan teoritis dan kompilasi data
penelitian. Bab ini membahas tentang tinjauan daerah penelitian berupa tinjauan
terhadap penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun resort
BAB IV ANALISA PENGGUNAAN BAMBU PADA KAMAR DI KAMPUNG SAMPIREUN
Bab ini membahas hasil dari penelitian dari analisa-analisa yang telah dilakukan,
berdasarkan pada tinjauan umum yang memiliki keterkaitan dengan topik dan
uraian data.
BAB IV KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dan merupakan jawaban atas tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya ditulis berupa point-point kesimpulan.
1.9 KERANGKA PEMIKIRAN
Berikut di bawah ini adalah diagram alur penelitian yang mengambarkan
kerangka pemikiran awal dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian mengenai
Tahap tahap kerangka berpikir penulis:
Gambar 01 : Bagan metode pembahasan
Uraian Bagan:
Berangkat dari pemanfaatan sumber daya alam yakni bambu yang masih
melimpah yang dijadikan khusunya di Indonesia yang dijadikan sebagai bahan
material bahan material utama dengan langkah awal mengenal karakteristik
bambu itu sendiri mulai dari asal usul bambu,jenis-jenis bambu, keawetan
bambu,serta manfaat bambu serta bagaimana pengolahannya agar bisa di Pemanfaatan sumber
daya alam
Bambu
(Tanaman Bambu, Asal Usul Bambu, Keawetan Bambu, Manfaat
Bambu, Jenis Jenis Bambu)
Pengamatan terhadap semua hunian di Kampung Sampireun Pengolahan bambus sebagai bahan
bangunan
Tinjau kondisi fisik bangunan terhadap pemakaian bambu
TUJUAN
Mempunyai gambaran tentang hunian yang ada di kampung Sampireun resort dan spa terhadap penggunaan Bambu
manfaatkan dengan baik yang mana tujuan nya ingin mengoptimalisasikan
bambu itu sendiri,yakni menggunakan komponen-kompenen bambu pada fasilitas
hunian yang berada di kampung Sampireun Resort dan Spa.
1. Pemanfaatan sumber daya alam,yakni bambu sebagai komoditi utama
2. Mengenal karakteristik bambu mulai dari jenis bambu, asal usul
bambu,keawetan bambu,manfaat bambu,sehingga memberikan nilai lebih
bagi penggunanya.
3. Pengolahan bambu yang digunakan sebgai material yang digunakan di
kampung Sampireun Resort dan Spa.
4. Kemudian mengamati semua lokasi kampung sampireun sebagai tinjauan
penelitian kemudian pengamatan difokuskan hanya pada fasilitas
huniannya saja.
5. Sesudah di amati kemudian di tinjau lebih dalam lagi dan mencari
permasalahan yang terjadi di dalamnya.
6. Kemudian menyimpulkan hasil akhir dari tinjauan yang telah dilakukan
terkait tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN
2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU 2.1.1 Tanaman Bambu
Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan
sudah menyebar di kawasan Nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah
iklim basah sampai iklim kering Menurut Departemen Kehutanan & Perkebunan
(1999,hal 78).
Menurut Lopez dan Shanley (2004,hal 58) menyebutkan bahwa bambu termasuk
keluarga rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan paling besar di dunia dalam
keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat di Asia.
Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan kelenturannya, memiliki manfaat
yang tidak terbatas.
Bambu telah menjadi bagian alami dari kehidupan, mulai dari lahir hingga mati.
Di Cina dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada
saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas yang
terbuat dari bambu. Tumbuhan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari Menurut Lopez & Shanley (2004,hal 58).
2.1.2 Asal Usul Bambu
Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan
Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia
merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah
Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah
asal tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah
subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi
Menurut Berlian & Rahayu (1995, hal 79).
Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan
Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan.
Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh Menurut Elsppat
dalam Berlian (1999,hal 90).
2.1.3 Jenis Jenis Bambu Di Indonesia
Dari sekitar 75 genus terdiri dari 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10 genus atau
125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Berdasarkan sistem percabangan
rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, genus yang
berakar rimpang dan tumbuh secara simpodial, termasuk didalamnya genus Bambusa,
Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schizostachyum. Kedua, genus berakar rimpang
dan tumbuh secara monopodial (horizontal) dan bercabang secara lateral sehingga
menghasilkan rumpun tersebar, diantaranya genus Arundinaria Menurut Duryatmo
(2000,hal 27).
Sedangkan menurut Berlian dan Rahayu (1995:90) di Indonesia terdapat lebih kurang
125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya.
Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi
seperti: bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kunig,
bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu
perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian,
4 Dendrocalamus asper
11 Schizostachyum
Tabel 01 : Jenis-jenis bambu
Sumber : Duryatmo,2000
2.1.4 Manfaat Bambu
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan
rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Menurut Berlian &
Rahayu (1995,hal 47)
Menurut Duryatmo (2000,Hal 34), mengatakan bahwa manfaat tanaman
serbaguna ini sangat beragam. Setidaknya ada 600 jenis barang kebutuhan
baku bambu mudah dijumpai, diantaranya, meja, kursi, tusuk gigi, tatakan gelas,
tudung saji, tempat buah, tas, tirai, tikar hingga sandal.
Jenis
Tabel 02 : Kesesuaian penggunaan bambu
Sumber : Duryatmo,2000,Wirausaha Kerajinan Bambu
2.1.5 Keawetan Bambu
Keawetan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor perusak bambu,
misalnya ketahanan bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering, dan jamur
perusak bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu.
Ketahanan bambu tergantung kepada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa
perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi
dengan tanah dan udara, jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu
tahun jika diawetkan usianya dapat mencapai empat sampai tujuh tahun, dan dalam
kondisi tertentu dapat mencapai 10 sampai 15 tahun Menurut Elsppat(1999,hal 87).
Lebih lanjut Menurut Elsppat mengatakan bahwa, ketahanan bambu bergantung pada:
1. Kondisi fisiknya, bambu yang sobek lebih sering rusak dibanding yang tidak
sobek;
2. Bagian bawah bambu lebih kuat daripada bagian atas;
4. Spesies Dendrocalamus strictus lebih rendah resistensinya dibandingkan
Dendrocalamus longisphatus;
5. Kandungan pati, bambu yang kandungan patinya lebih tinggi lebih rentan terhadap
serangan kumbang bubuk dibanding bambu yang kandungan patinya lebih rendah;
6. Waktu penebangan,bambu yang ditebang pada musim hujan lebih rentan terhadap
serangan kumbang bubuk dibandingkan yang ditebang pada musim panas;
7. Kandungan air, kadar air yang tinggi menyebabkan kekuatan bambu menurun dan
mudah lapuk.
2.2 Bahan Bangunan dari Bambu
2.2.1 Batang,Palupuh,dan Bilah bambu
Pada sebuah bangunan hampir semua bagianya dapat dibuat dari bambu
kecuali-alat-alat penyambungan (tali dan sebagainya).Bagian-bagian
bangunan tidak terbatas pada tiang,lantai,dan dinding beserta kontruksi
atap,tetapi juga dapat berupa perabotan seperti kursi ,meja, rak dan
sebagainya
Pengolahan Bambu Menjadi Pelupuh
Bahan dasar adalah batang dibelah sepanjang batang pada satu sisi dan
selanjutnya selah direntangkan Sekat rongga pada masing-masing ruas hingga
dihilangkan sampai dinding batang bambu dapat dipukul-pukul menjadi
Gambar 02: Pengolahan bambu menjadi palupuh
Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bambu
Pengolahan Bambu Menjadi Bilah
Batang bambu yang diolah menjadi bilah dapat digolongkan menurut
tengahnya yang besar dan membutuhkan peralatan khusus serta batang
garis-tengahnya kecil dan yang dapat dibelah dengan parang khusus.
Gambar 03: Pengolahan bambu menjadi bilah
2.2.2 Anyaman
Cara paling dasar dan serba guna untuk menyusun bilah atau tutu bambu
adalah anyaman. Mengayam berarti menghubungkan bilah atau tutu bambu
tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas. Tegangan bahan bambu pada
titik silangan mengakibatkan gaya gesekan tinggi menjamin bentuk anyaman
tidak berubah waktunya walaupun ditekan.
Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan di anyam dengan
dua sisir bilah atau tutu bambu yang terletak tegak lurus,atau dengan tiga sisir
bilah atau tutu bambu yang terletak miring satu sama lain. Kemudian pada
anyaman yang terdiri dari lusi (bilah bambu yang berdiri) dan pakan (bilah
bambu yang berbaring) dibuat susunan yang kaku dan stabil.
Gambar 04: Jenis Anyaman
Gambar 05 : Sayatan Bambu Bahan Anyaman
Sumber : Gunawan.2008 Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu Tali
Gambar 06 Pola Anyaman Bambu Kajang dan Kepang
2.2.3 Bambu Lapis
Bambu Lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan bilah bambu
sejajar dan melintang (laminated board) atau anyaman bilah bambu (bamboo mat
plywood) dengan diikat oleh perekat tertentu dan jumlah lapisan yang harus
ganjil.Bahan perekat bambu lapis yang tahan air dan cuaca terbuat dari
fenolformaldehid atau poliuretan. Karena bambu secara kimiawi berbeda dengan
kayu maka dapat lebih mudah dilem.Walaupun demikian, kulit luar bambu tidak
dapat di lem dan bambu lapis anyaman membutuhkan banyak perekat.
2.2.4 Interior Bambu
Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai
bagian mebel.Bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur, bambu yang
dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil
dari gedek untuk pengisi atau pengikat.Pengikat ini juga di pakai dari rotan tali.
Sampai dengan umur 18 bulan batang bambu dapat dikupas karena kulit dan
permukaan dinding ruas dalamnya masih lunak. Strip kulit yang dikupas dapat
digunakan langsung sebagai pengikat.Untuk membuat tali bambu,strip kulit di
jalin dan dililit menjadi tali.setiap utas tali dirangkaikan dengan strip dinding ruas
dalam
Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup
anyaman.Finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan seperti cat) biasanya
untuk bagian kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu
transparan
Ciri khas Rotan adalah kemampuanya dibuat lengkung dengan teknik
sederhana.Sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku.Sambungan
tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan
terlihat rapih.Sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan
BAB 3
FASILITAS HUNIAN DI KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA
3.1 Fasilitas Hunian Hotel
Perencanaan bangunan yang baik setidaknya meliputi tiga aspek besar,yaitu
fungsi,teknik,dan estetika Menurut Vitruvius dalam Endi Marlina (2008, Hal 35)
dan akan menjadi lengkap dan sesuai untuk rancangan sebuah hotel dengan
penambahan dua aspek berikutnya, yaitu kenyamanan dan keamanan.
Perancangan bangunan yang tepat perlu diawali dengan pemahaman aktiivitas
penggunanya secara tepat pula karena setiap aktivitas akan menuntut ruang yang
sesuai untuk mewadahinya.Secara umum, kegiatan utama yang akan terjadi pada
sebuah hotel adalah kegiatan bermukim dengan tuntutan ruang-ruang seperti
pada tempat tinggal begitu juga yang terjadi pada kampung Sampireun resort
dan spa. Namun, sebuah hotel tidak dapat dirancang begitu saja menyerupai
tempat tinggal atau rumah tetapi yang perlu di tekankan disini adalah kegiatan
bermukim untuk sementara waktu.
Meninjau sebuah rancangan bangunan yang baik harus selalu memperhatikan
tuntutan penggunaan bangunan. Dengan demikian, sebelum memulai tahap
perancangan bangunan, terlebih dahulu wajib dikenali keseluruhan aktivitas dan
tuntutan bangunan yang perlu diwadahi. Fungsi utama sebuah hotel adalah
bermukim sehingga jabaran aktivitasnya adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi
dalam pemukiman sehari-hari. Identifikasi aktivitas tersebut akan memberikan
gambaran kebutuhan ruang pada bangunan komersial yang di desain. Selain
itu,karakter aktivitas perlu pula diketahui yang selanjutnya akan mewarnai
Penjabaran aktivitas penggunaan pada bangunan hotel.
Fungsi Aktivitas Ruang/Wadah Karakter
-Gudang,ruang
karyawan
Tabel 03 : Aktivitas penggunaan pada bangunan hotel.
Sumber : Rutes,W.& Penner,RR,1992
Ket
: Tinjauan peneliti
Penjabaran aktivitas pengguna bangunan scara detail akan membantu proses
penentuan kebutuhan ruang.Semakin detail rincian aktivitas yang
dijabarkan,semakin spesifik ruang yang diteliti.
3.2 Pengertian Hotel Resot dan Spa
Definisi dari kata hotel perlu dipahami secara detail, karena ada banyak macam
dan ragamnya,tergantung dari pemikiran serta kondisi, baik secara
territorial,kultur,maupun pemahaman masyarakat dan bagaimana masyarakat
menerjemahkanya.Menurut kamus Oxford,The advance Learner’s Dictionary of
Current English hotel didefinisikan sebagai
Building where meals and room are provided for travelers.(Hornby,1984,p.414)
Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar,
makanan dan minuman bagi tamu.
Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk
kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging,
bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada
tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar
resort ini Menurut Nyoman S Pendit (1999:Hal 76)
Kata dan konsep Spa berasal dari masa kekaisaran Romawi.Pada masa itu terjadi
pertempuran hebat. Kemudian, dicari suatu cara untuk memulihkan pasukan
militernya dari luka-luka dan penyakit. Dari usaha tersebut dirancang tempat
menyembuhkan badan mereka yang sakit”Sanus Saban Aquam”yang artinya
kesehatan oleh melalui air”Squas per Aqua”(SPA).Spa merupakan suatu fasilitas
pusat pemulihan kesehatan fisik maupun spiritual (Rejuvenation Center) dengan
aktivitas relaksasi dan penyegaran seperti screening,wellness center dan SPA and
beauty yang dikemas dengan pendekatan-penekatan alamiah yang
mengkombinasikan pamanfaatan teknologi tinggi dan teknik-teknik tradisional
Menurut Endy Marlina (2008:Hal 183)
3.3 Tinjauan Kampung Sampireun
3.3.1 Sejarah Kampung Sampireun
Kampung Sampireun merupakan sebuah resort yang di desain khusus dengan
bernuansakan kampung Sunda Parahyangan. Resort ini memakai meyerupai
perkampungan Sunda Parahyangan dikarenakan Kampung Sampireun terletak di
kota Garut yaitu berada dibagian Bandung timur, yang memiliki kebudayaan
Sunda Parahyangan.
Kampung Sampireun di rancang dengan suasana dan keadaan alam perkampungan
seperti itu, dikarenakan bagi para wisatawan yang mengiginkan akan suasana
pedesaan atau suasana kampung halamannya.
Gambar 07: Kampung Sampireun Resort
Kampung Sampireun ini menawarkan suasana alam pedesaan dengan serta
memberikan kenyamanan fasilitas dan servis yang dapat di gunakan.
Kampung Sampireun tidak hanya memberikan keindahan di dalam resort itu
sendiri, tetapi di sekeliling Kampung Sampireun terdapat pemandangan alam
yang sangat indah, memiliki udara yang segar serta jauh dari hiruk-pikuk dan
keramaian di dunia kota. Kampung Sampireun ini benar-benar di desain
dengan suasana pedesaan yang memberikan kesan kesederhanaan, dan
didalam resort itu sendiri tidak ada peralatan-peralatan yang mewah, mulai
dari tempat tidur, lemari, meja, kursi, lantai semuanya terbuat dari bambu,
hingga atapnya pun memakai kiray semacam anyaman yang terbuat dari daun
kelapa. Peralatan yang mewah dan modern hanya akan terlihat di cottage
Kampung Sampireun hanyalah sebuah pesawat telepon dan fasilitas di dalam
kamar mandinya saja.
Resort ini berdiri sejak tahun 1997 dan mulai beroprasi pada tahun 1999.
Kampung Sampireun berdiri di atas tanah seluas kurang lebih sekitar 5 hektar
dan berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Serta berada
di daerah Garut, yang lebih tepatnya di Jl. Raya Samarang–Kamojang, desa
Sukakarya Garut, Jawa Barat. Untuk menuju ke tempat lokasi Kampung
Sampireun bila menggunakan jalur darat, waktu yang akan di tempuh kurang
lebih sekitar 2 jam dari kota Bandung dan kurang lebih 4 jam dari kota
Jakarta.
Adapun yang menjadi daya tarik serta keunikan yang di miliki oleh Kampung
Sampireun ini yaitu keindahan sebuah danau yang luasnya sekitar 1,4 hektar,
dengan kamar-kamar yang berdindingkan bambu yang berada diatas
pinggir-pinggir danau dengan dominasi bambu dan kayu menjadi unsur yang paling
utama di dalam dan di luar cottage Kampung Sampireun tersebut.Di setiap
ruang di pinggir-pinggir danau tersebut, di isi dengan beberapa jenis
pepohonan dan bermacam-macam dedaunan yang tumbuh di sekeliling danau
yaitu deretan rumpun bambu yang sangat lebat di sekeliling kawasan
Sampireun, hingga tercipta suasana kampung yang segar akan
udaranya.Sesuai dengan yang telah di jelaskan di atas, bahwa kamar
penginapan di resort tersebut terdapat di atas sebuah danau, maka alat
transportasi yang di gunakan di danau tersebut yaitu mengunakan perahu
dayung atau rakit yang terbuat dari bambu, untuk mengantarkan para
pengunjung ke kamar-kamar penginapan, serta rakit tersebut tidak hanya di
gunakan oleh para pengunjung, tetapi juga di pergunakan oleh para karyawan
Kampung Sampireun untuk melayani para pengunjung yang menginap. Di
sinilah keunikan dan kelebihan yang di miliki oleh Kampung Sampireun jika
di bandingkan dengan penginapan-penginapan atau resort yang lainnya.
Gambar 08: Kampung Sampireun Resort
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
Di resort ini tidak hanya dapat menikmati keindahan di kawasan Kampung
Sampireun, dapat menikmati pemandangan yang indah di sekeliling Kampung
Sampireun, seperti keindahan gunung Cikuray yang letaknya berada tepat di
dan pesawahan para penduduk di sekitar kawasan Kampung Sampireun, serta
dapat pula melihat aktivitas para petani di pagi hari. Di sebelah kiri Kampung
Sampireun terdapat hutan yang lebat dengan tumbuh-tumbuhan, dan dapat di
pergunakan untuk berjalan-jalan dan bersepeda.
Gambar 09: Layout kampung Sampireun Resort
Sumber:Dok kampung Sampireun (2011)
3.3.2 Fasilitas Kampung Sampireun
Seperti pada umumnya di hotel-hotel yang lainnya, di Kampung Sampireun
ini juga terdapat beberapa fasilitas dan servis yang dapat di pergunakan para
pengunjung, di antaranya seperti:
Taman Sari Royal Heritage Spa
Bale Putri Amanti
Kiara Payung Meeting Room
Pasir Angin Amphitheater
Kid Fun Games Program
Outdoor Family photography
Swimming pool
Pick Up Service
Wisata Kampung, dan yang lainnya
Kampung Sampireun merupakan sebuah resort yang menghadirkan keadaan
kampung tatar Sunda Parahyangan dengan ciri khas Kampung tradisional
dengan pelayanan hotel yang modern dan profesional.
3.3.3 Tipe Kamar di Kampung Sampireun
Kamar Kurjati
Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Kurjati ini antara lain:
Teras
Ruang Keluarga
Kamar Tidur
Kamar Mandi
Gambar 10a:Ruang Tidur tipe kurjati Gambar 10b :Ruang Tidur tipe kurjati
Gambar 10c:Kamar Mandi tipe kurjati Gambar 10d:Ruang tamu tipe kurjati
Penggunana bambu yang paling dominan di kamar type kurjati ini adalah
ruang tidur dan ruang keluarga sedangkan untuk kamar mandi unsur bambu
hanya terdapat pada bagian langit langitnya saja lebih dominan unsur material
batu alamnya.
Kamar Kalapalua
Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Kalapalua ini antara lain:
Teras
Ruang Keluarga
Kamar Tidur
Kamar Mandi
Gambar 11a:teras Gambar 11b:Ruang tamu tipe kalapalua
Gambar 11c:Ruang Tidur tipe kalapalua Gambar 11d:Kamar mandi tipe kalapalua
Untuk Penggunaan Elemen bambu lebih mendominasi bagian Atap,dinding
serta Furniture,sedangkan untuk lantai lantai di dominasi batu alam untuk
kamar mandi dan Palupuh untuk ruangan lainya
Kamar Manglayang
Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Manglayang ini antara lain:
Teras
Ruang Keluarga
Kamar Tidur
Kamar Mandi
Gambar 12a:Teras Gambar 12b:Ruang Kel tipe Manglayang
Gambar 12c:ruang tamu Gambar 12d:Ruang Tidur tipe Manglayang
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
Kamar Papandayan
Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Papandayan ini antara lain:
Ruang Keluarga
Kamar Tidur
Kamar Mandi
Gambar 13a:Fasade bertingkat tipe Papandayan Gambar 13b:Teras tipe Papandayan
Gambar 13c:Ruang Kel tipe Papandayan Gambar 13d:Ruang Tidur tipe Papandayan
Gambar 13d:Kamar mandi tipe Papandayan Gambar 13f:Kamar mandi tipe Papandayan
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
Pada bagian ruang Papandayan ini mempunyai dua lantai yaitu lantai bawah
untuk teras,ruang keluarga dan kamar mandi sedangkan untuk lantai atas
terdapat kamar tidur,unsur bambu hampir terasa di ruangan ini terkecuali
3.4 Pemakaian Material
Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal
yang di tonjolkan dan menggambarkan nuansa ruang kamar mandi di kampung
Sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas
natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel
dan aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.
Udara Segar dan cahaya alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak
di naungi atap,selain untuk mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya
yang masuk melalui rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh
tanaman-tanaman di bawahnya dan yang menempel pada dinding kamar
mandi.Letak ruang kamar mandi dibagi dua, yaitu area kering dan area
basah.Pembagianya untuk dinding dan atap menggunakan bambu sedangkan
Gambar 14a:Kamar Mandi
Gambar 14b:Batu Palimanan
Gambar 14c:Gentong air
Gambar 14 :Pemakaian Material Kamar Mandi
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
Aspek pengkombinasian material antara bambu,kayu dan batu alam yang berada
BAB 4
TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU TERHADAP FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN
4.1 Tinjauan Ruang
Bambu merupakan salah satu bahan bangunan yang dominan digunakan di
Kampung Sampireun Resort dan Spa ini,secara komposisi bahan bambu cukup
mendominasi pada setiap ruangan kamarnya selain pemakaian kayu dan batu
alam, setiap tipe kamar sebagai fasilitas hunian yang berada di kampung
Sampireun Resort dan Spa ini mengandalkan unsur bambu, Adapun penggunaan
bambu sebagai bentuk pengoptimalisasian atau pemanfaatan bambu pada
bagian-bagian hunian kamarnya dan kamar mandi yang ada di kampung Sampireun resort
dan spa ini adalah sebagai berikut:
4.1.1 Lantai Palupuh Bambu
Penutup lantai yang paling sederhana adalah Palupuh yang diletakan terlepas
secara sejajar.Palupuh hendaknya tidak di paku,tetapi diikat dengan bilah lantai
pada kaki dinding.Sebagai Penutup lantai pelupuh bambu yang di gunakan di
kamar serta bagian terasnya di kampung Sampireun ini yang mirip tripleks
Lapisan nya terdiri dari 3 Lapisan
- Lapisan atas vinir bambu
- Lapisan isi (tengah) dan bawah dari vinir kayu
Sedangkan jenis bambu yang digunakan untuk palupuh adalah jenis bambu
Gambar 15:Lapisan Lantai
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
Penutup lantai merupakan pelengkap bangunan dengan penggunaan secara
mekanis yang menyebabkan pengausan bahan tersebut. Oleh karena itu,bahan
penutup lantai harus dipilih yang tahan lama atau yang dapat diganti dengan
mudah dalam waktu singkat
Vinir
Bambu
4.1.2 Penggunaan Bilah bambu
Penutup lantai dari bambu sering dilengkapi dengan lantai bilah bambu sehingga
lebih rata namun kontruksi tetap menerima beban berat. Jika bilah bambu dipaku,
lubang hendaknya dibor dahulu pada balok lantai dari bambu yang dikenai bilah
tersebut. Jika bilah lantai diikat dengan tali bambu,rotan,atau ragum, jarak antara
bilah-bilah dengan sendirinya diperlebar.
Penutup lantai bilah bambu yang rapat merupakan konstruksi lantai ringan yang
agak elastis. Penutup lantai ini sangat sehat bila penghuni ingin tidur di lantai saja.
Kemudian dinding bilah bambu merupakan konstruksi pelapis dinding luar yang
sangat sederhana walaupun tidak kedap percikan air hujan yang masuk ke
ruangan. dinding bambu bilah merupakan kontrusksi pelapis dinding luar yang
memperbaiki kelemahan dinding bilah bambu karena lebih rapat.
4.1.3 Dinding Anyaman bambu
Suatu kontruksi dinding harus memenuhi beberapa tuntutan yang berbeda,
misalnya menerima dan meyalurkan gaya kontruksi, menutup dan memisahkan
ruang dalam dan ruang luar, memberikan perlindungan terhadap cuasa (radiasi
panas matahari,hujan,dan angin) menaggulanggi suara/kebisingan,serta memberi
keamanan terhadap kebakaran. Tuntutan atas kontruksi dinding tersebut terutama
pada kontruksi bambu,sering dibagi dengan memilih penyelesaian berlapis-lapis.
- Lapisan struktur menerima dan meyalurkan beban yang terjadi dalam
konstruksi gedung
- Lapisan dinding luar pada konstruksi bambu menerima beberapa tugas
sekaligus, seperti menstabilkan kerangka bangunan (lapisan
struktur),melindungi bangunan terhadap cuaca, serta menanggulangi
suara/kebisingan.
- Lapisan dinding dalam merupakan penyelesaian (finishing) di sebelah
dalam bangunan yang menutup lapisan struktur dan lapisan dinding kamar
Keuntungan dan kelemahan konstruksi dinding bambu berlapis terutama pada
hasil anyaman yang terjadi pada rongga dapat di manfaatkan sebagai pengudaraan
konstruksi (penahanan panas), tetapi kelemahanya dapat memberi sarang bagi
rayap dan tikus
Cara menaggulangi suara/kebisingan pada lapisan dinding berhubungan erat
dengan udara (angin). Hal ini dapat dibuktikan dengan melapisi satu ruang dengan
kertas sambung-menyambung yang di lem rapat,dapat terlihat pertentangan
diantara tuntutan menanggulanggi kebisingan dan tuntutan menjamin pengudaraan
alam. Adapun jenis anyaman yang di pakai pada fasilitas hunian kamar yang
berada di kampung Sampireun Resort dan Spa ini menggunakan jenis anyaman
kepang
Anyaman kepang yang agak kasar tetapi rapat merupakan pelapis dinding luar
yang juga menjamin kestabilan rangka bangunan kamar bambu,anyaman kepang
yang halus dan agak kurang rapat merupakan pelapis dinding luar, kemudian
anyaman bilik uang halus merupakan pelapis dinding luar yang dipasang diantara
rangka bangunan bambu atau kayu dengan teknik jepitan (amplokan) atau yang
Gambar 16:Anyaman kepang pada dinding kamar
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
Pola anyaman Bambu kepang adalah yang diterapkan pada dinding pada kamar
hunian di kampung Sampireun Resort dan Spa ini, sistem finishing yang
diaplikasikan adalah sistem vernis,untuk menampilkan keindahan serat bambu
secara alami.
4.1.4 Anyaman Bambu Sebagai Langit-langit
Pada Konstruksi langit-langit di bawah kasau atau konstruksi pelat lantai
Anyaman bambu sebagai langit-langit yang dipasang di sebelah atas balok lantai
batang bambu.
Konstruksi dasar langit-langit dapat berfungsi juga sebaagai lapisan atap kedua air
terhadap kebocoran penutup atap,dan dapat direncanakan sesuai jarak kasau
batang bambu dan ukuran pelat serat semen atau tripleks.
Anyaman bambu merupakan penutupan langit-langit yang paling sederhana dan
cocok untuk konstruksi hunian kamar di kampung Sampireun,dan tidak ada
standarisasi untuk ukuran anyaman bambu.
Gambar 17:Anyaman bambu pada Langit-langit
Gambar 18: Langit-langit
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
4.2 Tinjauan Interior Bambu
4.2.1 Tinjauan Kamar Tidur
Fungsi
Menurut Jan Krebs Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia.Kualitas
lingkungan di sekitar seseorang akan mempengaruhi tidurnya. Lingkungan khusus
ini memiliki persyaratan yang berbeda dan di tandai oleh pendekatan konsep yang
bermacam- macam. Area kamar tidur ditunjukan khusus untuk fase istirahat dan
pemulihan penghuninya, dan dapat ditetapkan hanya berdasarkan pertimbangan
kriteria ini. Hal ini berarti, area kamar tidur berfungsi tunggal dan secara jelas
dipisahkan dari area lain.
Namun demikian, selain kegunaan utama kamar tidur, dapat pula dimasukan
kegunaan sampingan lainya. Dengan begitu, tercipta sebuah tempat yang dapat
digunakan untuk keperluan pribadi ataupun kegiatan umum yang bersifat pribadi,
Berbagai macam akses penghubung diciptakan jika diperlukan koneksi dengan
area-area lainya jika ada ruang berhias,maka akan lebih baik bila dihubungkan
langsung ke kamar tidur, karena tidak akan ada privasi jika akses ke area tersebut
harus melewati koridor atau area lain terlebih dahulu, tempat penyimpanan
pakaian berupa ruangan (walk in wardrobe) dapt menghemat ruang dan menjadi
suatu alternatif yang sangat baik.Ruangan tersebut juga sebaiknya berada di dekat
kamar mandi agar tidak harus melewati area yang digunakan untuk umum.
Idealnya,akses langsung harus direncanakan terlebih dahulu, tanpa jalan memutar
melewati koridor.
Area tidur dengan kegunaan yang dipadukan
Kamar tidur dapat juga dibuat lebih terbuka untuk menampung fungsi dan
kegunaan lainya, sesuai dengan akses dan kebutuhan sebagai contoh,area
tersendiri yang digunakan untuk bekerja atau bersantai dapat digabungkan dengan
area tidur karena aktivitas-aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda
Dalam bentuk yang paling ekstrovert (terbuka), area tidur dapat diletakan pada
denah terbuka dan hanya sedikit berbeda dibandingkan area fungsi dan gubahan
lainya.
Peletakan Furnitur
Seperti halnya setiap area dengan kegunaan tertentu pada dasarnya kamar tidur
memerlukan ruang yang cukup untuk furnitur,perkakas,dan sirkulasi.Semakin
kecil ukuran suatu ruang,maka alternatif desain nya akan semakin terbatas.
Pengoptimalan area merupakan fitur rancangan yang paling dicari,tapi hal ini
hanya boleh mempengaruhi fleksibilitas sampai batas tertentu,dan harus
memungkinkan variasi pendekatan desain lainya dalam penggunaan jangka
panjang sebagai contoh, ada beberapa ukuran tempat tidur standar yang bisa
membantu menentukan luas ruangan yang dibutuhkan. Namun demikian,ukuran
tempat tidur dengan empat tiang, dan tempat tidur yang ditinggikan, semua adalah
tempat tidur yang tidak selalu dibuat dalam ukuran standard dan bisa digunakan
Peletakan Tempat Tidur
Peletakan tempat tidur mempengaruhi persepsi alam sadar dan alam bawah sadar
manusia. Jika tempat tidur Berada di sudut ruangan dan pintu akan berada pada
Kamar tidur sering juga digunakan sebagai tempat untuk berganti baju sehingga akan
diperlukan ruang untuk hal tersebut, berhias dan untuk tempat penyimpanan
pakaian.Jika tidak ada rencana untuk membuat sebuah ruang berhias yang
terpisah,maka harus ada ruang untuk lemari baju.Penyediaan ruang gerak yang cukup
di sekeliling lemari pakaian harus diperhatikan, juga posisi lemari pakaian agar tidak
menghalangi gerak pintu masuk yang meyulitkan akses ke dalam ruangan. Lemari
yang tertanam di ruang tidur dari lantai sampai langit-langit adalah alternatif yang
cukup,karena akan menghemat tempat.Bagaimanan pun, lemari ini akan menjadi
bagian dari tembok.
Bambu merupakan bahan bangunan yang dapat digunakan sebagai struktur
finishing arsitektur,interior,mebel dan perabot untuk kamar hunian yang berada di
Kampung Sampireun.Sebagai bahan bangunan bambu mampu memberikan rasa
nyaman karena dapat menjaga dan menetralisasi suhu dalam ruangan yang pada
siang hari menjadi sejuk karena pori pori/rongga bambu melepaskan udara panas
yang di serap pada siang hari.
Selain memberi rasa nyaman, bahan ini mudah di dapat dan harganya relatif
murah. Bangunan berkontruksi bambu memiliki ketahanan terhadap guncangan
gempa sehingga sangat cocok untuk kontruksi pada bangunan.
Begitu juga perangkat mebel yang ada pada fasilitas hunian di kampung
Sampireun Resot dan Spa, seperti balai balai, tempat tidur, lemari dan furnitur
saling memperkuat dengan kokoh. Dengan demikian mengakibatkan pemakaian
bahannya pun menjadi lebih efisien.
Penataan interior pada hunian kamar kampung Sampireun sangat fleksibel.Warna
dan corak bambu yang natural tidak memerlukan banyak finishing/cat karena
bambu merupakan elemen dekorasi yang sangat serasi jika dikombinasikan
dengan berbagi material alami lainya seperti kayu, batu dan lain lain bahkan
cukup serasi dengan material yang kontras seperti Keramik,kaca,tekstil,dan
sebagainya.
Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai
bagian mebel. Bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur,bambu yang
dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil
dari gedek untuk pengisi atau pengikat.Pengikat ini juga di pakai dari rotan
tali.Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup anyaman.
Finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan sperti cat) biasanya untuk bagian
kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu transparan
Ciri khas bambu rotan adalah kemampuannya dibuat lengkung dengan teknik
sederhana.sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku. Sambungan
tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan
terlihat rapih. Sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan
Furnitur dalam kamar hunian di Kampung sampireun resort dan spa.
Gambar 19: Furnitur tempat tidur
Gambar 20: Furnitur Kursi
Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)
4.2.2 Tinjauan Kamar Mandi
Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal
yang di tonjolkan menggambarkan nuansa ruang kamar madi di kampung
sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas
natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel dan
aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.Udara segar dan cahaya
alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak di naungi atap,selain untuk
mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya yang masuk melalui
rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh tanaman-tanaman di bawahnya dan
yang menempel pada dinding kamar mandi.letak ruang kamar mandi dibagi dua,
yaitu area kering dan area basah.Pembagianya untuk dinding dan atap
menggunakan bambu sedangkan lantai menggunakan batu alam.
4.3 Tinjauan untuk Pengawetan Material Bambu
Teknik yang dilakukan oleh kampung Sampireun resort dan Spa ini dalam hal
pengawetan atau perawatan terhadap material bambu, yaitu bambu segar
dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air tertentu sebelum digunakan pada
pembuatan bangunan kamarnya sendiri serta mebelnya, jika digunakan bambu segar,
suatu saat pada musim kemarau, kandungan air pada bambu tersebut akan berkurang
(menguap). Sehingga bambunya itu akan menyusut, sambungan rumah dan mebel
tersebut tidak pas lagi dan akhirnya rusak. Tetapi pengeringan yang terlalu parah
(kadar air terlalu sedikit) dapat menyebabkan bambu menjadi retak atau pecah. Ini
biasanya terjadi pada musim kemarau yang berkepanjangan. Sedangkan faktor
perusak biologis bambu diantaranya adalah jamur
Adapun langkah –langkah yang dilakukan untuk proses pengawetan sebagai bentuk
perawatan pada struktur bangunan fasilitas hunian (kamar) di kampung Sampireun
resort dan Spa proses nya dilakukan dengan cara yang tradisional, antara lain:
Peleburan
Pencelupan
Penyemprotan
Pengawetan pohon hidup
Itulah beberapa langkah atau metode yang di lakukan, yaitu dengan menggunakan
metode yang lebih sederhana atau alamiah selain adanya metode pengawetan dengan
metode modern.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian kampung
Sampireun resort dan spa dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Unsur material yang berada pada fasilitas hunian di Kampung sampireun
adalah pengkombinasian antara bambu,kayu,dan batu alam yang mana
karakteristik dominan adalah penggunaan bambu
2. Unsur kekuatan bambu tidak diragukan lagi sebagai unsur material utama
bangunan di kampung Sampireun karena sudah ditemui teknik
mempertemukan batang-batang bambu yang sama seperti kayu serta
mudah di pasang ulang,lentur dan fleksibel.
3. Elemen-elemen yang ada pada ruang tidur didominasi unsur
bambu,terutama pada elemen interior kamarnya
4. Pemakaian bahan material pada kamar mandi lebih dominan batu alam nya
dibandingkan dengan bambu karena mengingat kamar mandi terbagi
menjadi area basah dan area kering
5. Teknik pengolahan serta perawatan material bambu pada area ruang tidur
dan kamar mandi lebih terolah dengan maksimal dan sesuai dengan
fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Andyono,Yuli.(2009).Furnishing Guide.Jakarta:Kompas Gramedia
Berlian,N. danE Rahayu.(1995). Jenis dan Prospek Bisnis Bambu.Jakarta:Penebar
Swadaya.
Frick,Heinz.(2004).Ilmu Kontruksi Bangunan Bambu.Yogyakarta: Kanisius
Gunawan.(2004). Kajian Sifat-Sifat Finishing Finishing Anyaman Bambu Tali
Skripsi- Jurusan Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Bandung.
Jamaludin.(2007).Pengantar Desain Mebel.Bandung: Kiblat
Krebs,Jan.(2010).Desain Dan Kehidupan.Jakarta:Erlangga
Lopez, C. dan P,Shanley.(2004). Kekayaan Hutan Asia.Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Marlian,Endy.(2008).Panduan Perancangan Bangunan Komersial.Yogyakarta:
Andi Offset.
Mustofa,Bisri.(2009).Proposal penelitian Skripsi dan Tesis.Yogyakarta:Panji
Pustaka
Puji,Hastuti.P (2009).Kamar Tidur dan Kamar Mandi Serial Rumah,(2),23-36.
Sutrisno,Bambang(2008).Rumah Bambu Arsitektur khas Jawa
Barat.Jakarta:Pustaka rumah Kebun.
Saptadji,Aji.(2007) Sales and Promotion Kampung Sampireun Resort dan Spa
RIWAYAT HIDUP
ARDI NUGRAHA
Jl Pajajaran Gg Terasana No 139/29 B Bandung
E-mail :
ardinugraha24@yahoo.com
Pribadi yang menarik, cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, kreatif & inovatif, percaya diri, jujur, ramah & sopan, familiar dengan windows dan internet, keterampilan berkomunikasi
dengan baik.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
2006-Sekarang Kuliah di UNIKOM Jurusan Desain Interior sampai Sekarang
2005-2006 Kuliah di UNIKOM Bandung Jurusan Akuntansi(Tidak Selesai/Pindah)
2005 Lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammmadiyah 1 Garut Jawa Barat
PENGALAMAN KERJA
Tahun 08/2010 - 11/2010 Magang di CV Multi Design Art Posisi:Drafter
KURSUS DAN TRAINING
Tahun 2011 Training Perhotelan Kagum School
2010 Kursus Komputer Program Autocad(Sertifikasi)
Komputer office(Word,Excell,Power Point),Auto Cad,Corel Photo paint,Bahasa Inggris
HOBI
Membaca, Menyanyi, Musik, Olahraga Memasak dan Travelling
PRESTASI