• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Penggunaan Bambu Pada Fasilitas Hunian Kampung Sampireun Resort Dan Spa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Penggunaan Bambu Pada Fasilitas Hunian Kampung Sampireun Resort Dan Spa"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU PADA

FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN

RESORT DAN SPA

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI.38309 Skripsi Semester II tahun akademik 2010/2011

Oleh:

Ardi Nugraha

52005866

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ABSTRAK

Keberadaan sebuah bangunan hunian telah mengalami perubahan di berbagai

aspek akibat arus modernisasi yang melanda seluruh pelosok Indonesia. Adanya

pengklasifkasian bentuk dan tipe hunian dari hunian tradisional, hunian semi

modern, dan hunian modern merupakan salah satu contoh bukti perkembangan

eksistensi hunian berdasarkan kurun waktu perkembangan peradaban manusia

serta teknologi yang menyertainya.

Penelitian ini disusun untuk menguraikan dan mengkaji aspek fisik dari

penggunaan bambu yang digunakan di dalam fasilitas hunian di Kampung

Sampireun Resort dan Spa,elemen-elemen apa saja yang memakai bahan material

bambu yang ada pada fasilitas hunian kamar dilihat dari jenis dan

pemanfaatan,serta perawatan bambu itu sendiri.

Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian mengenai

subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu pemanfaatan material bambu pada

fasilitas hunian kamar. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif, yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan analisis terhadap

perbandingan antara data yang diperoleh dari objek penelitian dengan

pengetahuan teoritis yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti.

Sebagai kesimpulan akhirnya yaitu bisa didapatkan diantaranya

penelusuran,mendapatkan deskripsi tentang penggunaan dari jenis-jenis bambu

serta pengolahannya pada Kampung Sampireun Resort dan Spa sebagai unsur

material.Dan hasil akhir diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai inspirasi bagi

para pelaku desain dan arsitektur serta instansi terkait.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU PADA PADA

FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA”

Skripsi ini dibuat guna melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana

dari Fakultas Desain jurusan Desain Interior Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak

kekurangan, yang mana dari kekurangan ini, penulis mengharapkan dapat

mengambil suatu bahan masukan yang bermanfaat untuk memperoleh yang lebih

baik lagi.

Disamping itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih kurang

dari sempurna, walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan

sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna

bagi Penulis, rekan-rekan mahasiswa, maupun masyarakat umum lainnya.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan yang sangat

berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan rasa tulus

dan ikhlas penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada semua pihak yang secara langsung

maupun tidak langsung telah bersedia menyisihkan waktu dan tenaganya untuk

membantu penulis, yaitu kepada :

1. Harry Lubis selaku Dekan Fakultas Desain UNIKOM dan dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan

petunjuk dalam penulisan skripsi.

2. Cherry Dharmawan selaku Ketua Program Studi DI UNIKOM dan dosen

wali yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam

(4)

3. Tiara Isfiaty selaku dosen koordinator tugas akhir dan dosen penguji yang

senantiasa menyediakan waktu untuk bertukar pikiran serta memberikan

saran-sarannya.

4. Dina Fatimah selaku dosen penguji yang senantiasa menyediakan waktu

untuk bertukar pikiran,dan memberikan saran.

5. Manajeman kampung Sampireun Resort dan Spa.

6. Indra NZ,selaku front office sebagai Mediator ke kampung Sampireun

Resort dan Spa.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya apabila ada kesalahan-kesalahan, penulis dalam proses pembuatan

skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan berkat-Nya serta

membalas kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama

proses penyusunan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi

para pembaca sekalian.

Bandung,16 Agustus 2011

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia yang dikaruniai sumber daya alam berlimpah,memanfaatkan sumber

daya alam menjadi produk baru yang bernilai baik bagi kehidupan manusia.

Rumpun pohon bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki

banyak jenis, telah lama digunakan untuk berbagai alat pendukung kegiatan

sampai sekarang, dari yang fungsional sampai yang mampu memberi kebanggaan

pada penggunanya, seperti di Kampung Sampireun ini bahan bambu selain

digunakan sebagai bahan benda kerajinan,bahan bangunan, dan alat musik

tradisional, telah terbukti menjadi salah satu.Komponen arsitektur yang handal

serta memiliki karakter keindahan yang mengagumkan seperti pada bangunan

tradisional rumah Toraja,rumah Minang,rumah Bali,dan rumah Jawa Barat yang

sangat harmonis dengan alam dan tahan terhadap gempa Menurut Tulus Widiarso

(2008, hal 16).

Bambu sebagai bahan material alam yang relatif murah karena mudah didapat

merupakan bahan bangunan yang kurang diperhatikan dan kurang dioptimalkan

pemakaiannya di bidang konstruksi. Peranannya sebagai tumbuhan serba guna,

bambu dapat digunakan sebagai alternatif bahan konstruksi, sehingga peranan

kayu sebagai bahan konstruksi menjadi berkurang.Bambu merupakan sumber

daya hutan bukan kayu. Bambu termasuk kedalam family Gramineae, suku

Bambuseae dan sub family Bambusoideae,memiliki karakteristik seperti kayu.

Bambu terdiri dari batang, akar Rhizoma yang kompleks dan mempunyai sistem

percabangan dan tangkai daun yang menyelubungi batang Menurut Dransfield

dan Widjaya (1999, hal 56).

Bambu seringkali menjadi pilihan utama untuk berbagai keperluan (Morisco,

2005:24). Hal ini dikarenakan bambu sangat serba guna, pertumbuhannya cepat

dan pengerjaanya mudah Bahkan dibanding kayu, bambu mempunyai beberapa

(6)

yang lebih baik, sehingga bangunan yang terbuat dari bambu lebih aman terhadap

gempa bumi Menurut Dransfield dan Widjaya (1999, hal 76).

Konstruksi bambu yang digunakan masyarakat pasundan di masa yang lalu

sangatlah sederhana, cukup sekedar untuk menjamin kekuatan rumah tersebut dari

bahaya serangan yang megancam dan menghadapi kondisi cuaca. Itulah sebabnya

dikenal juga bangunan yang lantainya menumpang di atas tanah dan rumah

panggung. Tradisi dalam menetukan dan memilih penggunaan bahan maupun

sistem konstruksinya sebagai kearifan lokal budaya turun temurun itu masih

sangat dihargai, bahkan menjadi pedoman dalam pembuatan rumah bambu di

masa sekarang.

Dewasa ini bambu mulai terpakai kembali di kalangan tertentu,akan tetapi hanya

sebagai hiasan atau elemen pemisah ruang atau sebagai secondary skin. Dalam

pemakaian ini pun tetap dipilih batang bambu yang lurus supaya tampak rapi

ketika dipasang.akan tetapi bambu dalam fungsi secondary skin tersebut harus

dipelihara dengan teliti diberi treatment tambahan untuk menambahkan daya

tahanya,dilindungi dari cuaca luar, dan dijaga dari perlakuan pihak pihak yang

tidak bertanggung jawab Menurut Budi A.Sukada (2008,hal 13)

Begitu juga halnya pada fasilitas hunian di kampung Sampireun,struktur yang

digunakan adalah bambu, karena mengingat persediaan bambu di Indonesia

sangat melimpah, namun masih belum optimal dalam memanfaatkannya. Struktur

bambu terbukti memiliki banyak keunggulan.dan kampung Sampireun sendiri

mengadopsi bentuk bangunan tradisional Sunda

Pada era sekarang, bambu mulai dibicarakan kembali sebagai salah satu bahan

bangunan alternatif para pakar dan pemerhati bambu mulai menekuni kembali

pengetahuan mengenai bahan alami tersebut dan mempraktekkan pemakaianya

menjadi konstruksi bangunan gedung.

Bambu merupakan komponen desain arsitektur lanskap yang menjadikan

lingkungan menjadi teduh, pemecah angin, penghambat polusi udara dan

(7)

dengan tujuan yang beragam. Oleh beberapa kalangan para arsitek dan desainer,

bambu mulai dikagumi dan dieksplorasi karena kualitas estetika alamiahnya.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang muncul,

adalah sebagai berikut:

Optimalisasi penggunaan bambu pada bangunan di kampung Sampireun

Resort dan Spa.

Ketahanan bambu sebagai unsur material yang masih di ragukan pada

bangunan terutama untuk fasilitas hunian di kampung Sampireun Resort

dan Spa.

Perawatan terhadap material bambu yang kurang terolah dengan baik

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah maka diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan bambu sebagai unsur

material,baik itu sebagai unsur material yang utama atau sebagai

pelengkap?

Apakah kekuatan bambu dapat dibandingkan dengan bahan lainya. Karena

kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan

bangunan tahan gempa?

Bagaimana agar mempertahankan bambu supaya keawetannya mengingat

bambu ini mudah rapuh mudah terjaga, karena bambu ini dipergunakan

(8)

1.4 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah yang dilakukan dalam studi ini dimaksudkan agar proses

pembahasan maupun analisis yang dilakukan tidak melebar terlalu jauh dari

tujuan studi yang hendak dilakukan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

adalah :

Penelitian dilakukan hanya di kamar hunian beserta fasilitas kamar

mandinya saja yang ada di kampung Sampireun Resort dan Spa Garut.

Studi mengenai fisik bangunan dalam konteks penggunaan serta

pemanfaatan bambu serta pengolahan-pengolahannya yang nantinya di

terapkan pada sebagian besar bahan material yang digunakan dalam

fasilitas hunian di kampung Sampireun.

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari menganalisis penggunaan bambu pada fasilitas

hunian di kampung Sampireun Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut melalui

deskripsi dan analisis terhadap faktor fisik adalah:

Maksud

Menganalisa penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung

Sampireun resort dan spa ini serta hal-hal yang terkait dengan unsur-unsur

bambu

Tujuan

Mengetahui komponen-komponen bambu yang digunakan pada fasilitas

hunian di kampung Sampireun resort dan spa.

1.6 KEGUNAAN PENELITIAN

Kontribusi penelitian yang diharapkan akan memperoleh hasil yang dimaksudkan,

antara lain sebagai berikut:

1. Bagi kepentingan keilmuan, implikasi dari studi ini untuk pengembangan

ilmu pengetahuan tentang bambu serta pemanfaatannya terutama yang

(9)

2. Bagi kalangan akademik, diharapkan dapat menjadi studi penunjang

mengenai penggunaan bambu pada fasilitas hunian, sehingga bisa

dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Kepentingan praktis diarahkan bagi para praktisi. Hasil-hasil bahasan

diharapkan dapat dipakai sebagai petunjuk atau arahan dalam menentukan

keputusan untuk kepentingan membangun hunian

4. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga dapat

menjadi acuan dalam menentukan perencanaan dan analisa terhadap

arsitektur maupun interior yang mencerminkan unsur kearifan lokal.

1.7 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan penelitian ini,penulis menggunakan jenis metode Deskriptif

yaitu Membuat deskipsi, gambaran atau melukiskan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

1. Metode Observsi Lapangan

Yaitu metode Pengumplan data dengan cara mengamati secara langsung

tentang kegiatan,keadaan umum dan kejadian kejadian yang ada dalam

obyek penelitian dengan pencatatan secara sistematis.

2. Metode Wawancara/Interview

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan

tanya jawab langsung dengan masalah yang diteliti bersama narasumber

yang dapat dipercaya.

3. Metode Kajian Pustaka/Literatul

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui perpustakaan,atau sumber

sumber buku lain untuk memperoleh data tambahan yang berhubungan

(10)

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dengan penulisan skripsi ini,

penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan gambaran umum yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan,

Sistematika Penulisan, serta Kerangka Berpikir.

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, yaitu

memberikan suatu gambaran fenomena yang terjadi di daerah kawasan penelitian

yang selanjutnya akan diidentifikasi fenomena apa saja yang terjadi dan masalah

apa saja yang muncul pada objek studi di daerah penelitian.Pembatasan masalah

perlu dilakukan yang bertujuan agar cakupan masalah tidak meluas karena

keterbatasan peneliti, sehingga dapat diketahui pokok–pokok mana saja yang akan

dibahas pada penelitian ini.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU

Bab ini berisi tinjauan teoritis yang memiliki keterkaitan dengan topik dan uraian

data/kasus-kasus yang terjadi pada permasalahan yang diteliti Bab ini berisi

tentang kepustakaan yang mendukung penulisan laporan penelitian ini, berupa :

Tinjauan bambu secara umum, bahan bangunan dari bambu, sampai tinjaun umum

tentang fasilitas inap.

BAB III FASILITAS HUNIAN DI KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA

Bab ini berisi Pembahasan berdasarkan tinjauan teoritis dan kompilasi data

penelitian. Bab ini membahas tentang tinjauan daerah penelitian berupa tinjauan

terhadap penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung Sampireun resort

(11)

BAB IV ANALISA PENGGUNAAN BAMBU PADA KAMAR DI KAMPUNG SAMPIREUN

Bab ini membahas hasil dari penelitian dari analisa-analisa yang telah dilakukan,

berdasarkan pada tinjauan umum yang memiliki keterkaitan dengan topik dan

uraian data.

BAB IV KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dan merupakan jawaban atas tujuan

yang telah dirumuskan sebelumnya ditulis berupa point-point kesimpulan.

1.9 KERANGKA PEMIKIRAN

Berikut di bawah ini adalah diagram alur penelitian yang mengambarkan

kerangka pemikiran awal dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian mengenai

(12)

Tahap tahap kerangka berpikir penulis:

Gambar 01 : Bagan metode pembahasan

Uraian Bagan:

Berangkat dari pemanfaatan sumber daya alam yakni bambu yang masih

melimpah yang dijadikan khusunya di Indonesia yang dijadikan sebagai bahan

material bahan material utama dengan langkah awal mengenal karakteristik

bambu itu sendiri mulai dari asal usul bambu,jenis-jenis bambu, keawetan

bambu,serta manfaat bambu serta bagaimana pengolahannya agar bisa di Pemanfaatan sumber

daya alam

Bambu

(Tanaman Bambu, Asal Usul Bambu, Keawetan Bambu, Manfaat

Bambu, Jenis Jenis Bambu)

Pengamatan terhadap semua hunian di Kampung Sampireun Pengolahan bambus sebagai bahan

bangunan

Tinjau kondisi fisik bangunan terhadap pemakaian bambu

TUJUAN

Mempunyai gambaran tentang hunian yang ada di kampung Sampireun resort dan spa terhadap penggunaan Bambu

(13)

manfaatkan dengan baik yang mana tujuan nya ingin mengoptimalisasikan

bambu itu sendiri,yakni menggunakan komponen-kompenen bambu pada fasilitas

hunian yang berada di kampung Sampireun Resort dan Spa.

1. Pemanfaatan sumber daya alam,yakni bambu sebagai komoditi utama

2. Mengenal karakteristik bambu mulai dari jenis bambu, asal usul

bambu,keawetan bambu,manfaat bambu,sehingga memberikan nilai lebih

bagi penggunanya.

3. Pengolahan bambu yang digunakan sebgai material yang digunakan di

kampung Sampireun Resort dan Spa.

4. Kemudian mengamati semua lokasi kampung sampireun sebagai tinjauan

penelitian kemudian pengamatan difokuskan hanya pada fasilitas

huniannya saja.

5. Sesudah di amati kemudian di tinjau lebih dalam lagi dan mencari

permasalahan yang terjadi di dalamnya.

6. Kemudian menyimpulkan hasil akhir dari tinjauan yang telah dilakukan

terkait tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian di kampung

(14)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN

2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU 2.1.1 Tanaman Bambu

Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan

sudah menyebar di kawasan Nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah

iklim basah sampai iklim kering Menurut Departemen Kehutanan & Perkebunan

(1999,hal 78).

Menurut Lopez dan Shanley (2004,hal 58) menyebutkan bahwa bambu termasuk

keluarga rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan paling besar di dunia dalam

keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat di Asia.

Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan kelenturannya, memiliki manfaat

yang tidak terbatas.

Bambu telah menjadi bagian alami dari kehidupan, mulai dari lahir hingga mati.

Di Cina dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada

saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas yang

terbuat dari bambu. Tumbuhan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari Menurut Lopez & Shanley (2004,hal 58).

2.1.2 Asal Usul Bambu

Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan

Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia

merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah

Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah

asal tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke daerah

subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi

Menurut Berlian & Rahayu (1995, hal 79).

Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan

(15)

Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan.

Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh Menurut Elsppat

dalam Berlian (1999,hal 90).

2.1.3 Jenis Jenis Bambu Di Indonesia

Dari sekitar 75 genus terdiri dari 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10 genus atau

125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Berdasarkan sistem percabangan

rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, genus yang

berakar rimpang dan tumbuh secara simpodial, termasuk didalamnya genus Bambusa,

Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schizostachyum. Kedua, genus berakar rimpang

dan tumbuh secara monopodial (horizontal) dan bercabang secara lateral sehingga

menghasilkan rumpun tersebar, diantaranya genus Arundinaria Menurut Duryatmo

(2000,hal 27).

Sedangkan menurut Berlian dan Rahayu (1995:90) di Indonesia terdapat lebih kurang

125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya.

Beberapa jenis bambu tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi

seperti: bambu apus, bambu ater, bambu andong, bambu betung, bambu kunig,

bambu hitam, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cangkoreh, bambu

perling, bambu tamiang, bambu loleba, bambu batu, bambu belangke, bambu sian,

(16)
(17)

4 Dendrocalamus asper

(18)
(19)

11 Schizostachyum

Tabel 01 : Jenis-jenis bambu

Sumber : Duryatmo,2000

2.1.4 Manfaat Bambu

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan

rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Menurut Berlian &

Rahayu (1995,hal 47)

Menurut Duryatmo (2000,Hal 34), mengatakan bahwa manfaat tanaman

serbaguna ini sangat beragam. Setidaknya ada 600 jenis barang kebutuhan

(20)

baku bambu mudah dijumpai, diantaranya, meja, kursi, tusuk gigi, tatakan gelas,

tudung saji, tempat buah, tas, tirai, tikar hingga sandal.

Jenis

Tabel 02 : Kesesuaian penggunaan bambu

Sumber : Duryatmo,2000,Wirausaha Kerajinan Bambu

2.1.5 Keawetan Bambu

Keawetan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor perusak bambu,

misalnya ketahanan bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering, dan jamur

perusak bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu.

Ketahanan bambu tergantung kepada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa

perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi

dengan tanah dan udara, jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu

tahun jika diawetkan usianya dapat mencapai empat sampai tujuh tahun, dan dalam

kondisi tertentu dapat mencapai 10 sampai 15 tahun Menurut Elsppat(1999,hal 87).

Lebih lanjut Menurut Elsppat mengatakan bahwa, ketahanan bambu bergantung pada:

1. Kondisi fisiknya, bambu yang sobek lebih sering rusak dibanding yang tidak

sobek;

2. Bagian bawah bambu lebih kuat daripada bagian atas;

(21)

4. Spesies Dendrocalamus strictus lebih rendah resistensinya dibandingkan

Dendrocalamus longisphatus;

5. Kandungan pati, bambu yang kandungan patinya lebih tinggi lebih rentan terhadap

serangan kumbang bubuk dibanding bambu yang kandungan patinya lebih rendah;

6. Waktu penebangan,bambu yang ditebang pada musim hujan lebih rentan terhadap

serangan kumbang bubuk dibandingkan yang ditebang pada musim panas;

7. Kandungan air, kadar air yang tinggi menyebabkan kekuatan bambu menurun dan

mudah lapuk.

2.2 Bahan Bangunan dari Bambu

2.2.1 Batang,Palupuh,dan Bilah bambu

Pada sebuah bangunan hampir semua bagianya dapat dibuat dari bambu

kecuali-alat-alat penyambungan (tali dan sebagainya).Bagian-bagian

bangunan tidak terbatas pada tiang,lantai,dan dinding beserta kontruksi

atap,tetapi juga dapat berupa perabotan seperti kursi ,meja, rak dan

sebagainya

Pengolahan Bambu Menjadi Pelupuh

Bahan dasar adalah batang dibelah sepanjang batang pada satu sisi dan

selanjutnya selah direntangkan Sekat rongga pada masing-masing ruas hingga

dihilangkan sampai dinding batang bambu dapat dipukul-pukul menjadi

(22)

Gambar 02: Pengolahan bambu menjadi palupuh

Sumber:Kanisius,2004,Ilmu kontruksi Bangunan bambu

Pengolahan Bambu Menjadi Bilah

Batang bambu yang diolah menjadi bilah dapat digolongkan menurut

tengahnya yang besar dan membutuhkan peralatan khusus serta batang

garis-tengahnya kecil dan yang dapat dibelah dengan parang khusus.

Gambar 03: Pengolahan bambu menjadi bilah

(23)

2.2.2 Anyaman

Cara paling dasar dan serba guna untuk menyusun bilah atau tutu bambu

adalah anyaman. Mengayam berarti menghubungkan bilah atau tutu bambu

tanpa alat bantu sehingga tidak saling terlepas. Tegangan bahan bambu pada

titik silangan mengakibatkan gaya gesekan tinggi menjamin bentuk anyaman

tidak berubah waktunya walaupun ditekan.

Anyaman bambu dapat dibuat secara terbuka atau rapat dan di anyam dengan

dua sisir bilah atau tutu bambu yang terletak tegak lurus,atau dengan tiga sisir

bilah atau tutu bambu yang terletak miring satu sama lain. Kemudian pada

anyaman yang terdiri dari lusi (bilah bambu yang berdiri) dan pakan (bilah

bambu yang berbaring) dibuat susunan yang kaku dan stabil.

Gambar 04: Jenis Anyaman

(24)

Gambar 05 : Sayatan Bambu Bahan Anyaman

Sumber : Gunawan.2008 Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu Tali

Gambar 06 Pola Anyaman Bambu Kajang dan Kepang

(25)

2.2.3 Bambu Lapis

Bambu Lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan bilah bambu

sejajar dan melintang (laminated board) atau anyaman bilah bambu (bamboo mat

plywood) dengan diikat oleh perekat tertentu dan jumlah lapisan yang harus

ganjil.Bahan perekat bambu lapis yang tahan air dan cuaca terbuat dari

fenolformaldehid atau poliuretan. Karena bambu secara kimiawi berbeda dengan

kayu maka dapat lebih mudah dilem.Walaupun demikian, kulit luar bambu tidak

dapat di lem dan bambu lapis anyaman membutuhkan banyak perekat.

2.2.4 Interior Bambu

Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai

bagian mebel.Bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur, bambu yang

dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil

dari gedek untuk pengisi atau pengikat.Pengikat ini juga di pakai dari rotan tali.

Sampai dengan umur 18 bulan batang bambu dapat dikupas karena kulit dan

permukaan dinding ruas dalamnya masih lunak. Strip kulit yang dikupas dapat

digunakan langsung sebagai pengikat.Untuk membuat tali bambu,strip kulit di

jalin dan dililit menjadi tali.setiap utas tali dirangkaikan dengan strip dinding ruas

dalam

Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup

anyaman.Finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan seperti cat) biasanya

untuk bagian kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu

transparan

Ciri khas Rotan adalah kemampuanya dibuat lengkung dengan teknik

sederhana.Sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku.Sambungan

tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan

terlihat rapih.Sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan

(26)

BAB 3

FASILITAS HUNIAN DI KAMPUNG SAMPIREUN RESORT DAN SPA

3.1 Fasilitas Hunian Hotel

Perencanaan bangunan yang baik setidaknya meliputi tiga aspek besar,yaitu

fungsi,teknik,dan estetika Menurut Vitruvius dalam Endi Marlina (2008, Hal 35)

dan akan menjadi lengkap dan sesuai untuk rancangan sebuah hotel dengan

penambahan dua aspek berikutnya, yaitu kenyamanan dan keamanan.

Perancangan bangunan yang tepat perlu diawali dengan pemahaman aktiivitas

penggunanya secara tepat pula karena setiap aktivitas akan menuntut ruang yang

sesuai untuk mewadahinya.Secara umum, kegiatan utama yang akan terjadi pada

sebuah hotel adalah kegiatan bermukim dengan tuntutan ruang-ruang seperti

pada tempat tinggal begitu juga yang terjadi pada kampung Sampireun resort

dan spa. Namun, sebuah hotel tidak dapat dirancang begitu saja menyerupai

tempat tinggal atau rumah tetapi yang perlu di tekankan disini adalah kegiatan

bermukim untuk sementara waktu.

Meninjau sebuah rancangan bangunan yang baik harus selalu memperhatikan

tuntutan penggunaan bangunan. Dengan demikian, sebelum memulai tahap

perancangan bangunan, terlebih dahulu wajib dikenali keseluruhan aktivitas dan

tuntutan bangunan yang perlu diwadahi. Fungsi utama sebuah hotel adalah

bermukim sehingga jabaran aktivitasnya adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi

dalam pemukiman sehari-hari. Identifikasi aktivitas tersebut akan memberikan

gambaran kebutuhan ruang pada bangunan komersial yang di desain. Selain

itu,karakter aktivitas perlu pula diketahui yang selanjutnya akan mewarnai

(27)

Penjabaran aktivitas penggunaan pada bangunan hotel.

Fungsi Aktivitas Ruang/Wadah Karakter

(28)

-Gudang,ruang

karyawan

Tabel 03 : Aktivitas penggunaan pada bangunan hotel.

Sumber : Rutes,W.& Penner,RR,1992

Ket

: Tinjauan peneliti

Penjabaran aktivitas pengguna bangunan scara detail akan membantu proses

penentuan kebutuhan ruang.Semakin detail rincian aktivitas yang

dijabarkan,semakin spesifik ruang yang diteliti.

3.2 Pengertian Hotel Resot dan Spa

Definisi dari kata hotel perlu dipahami secara detail, karena ada banyak macam

dan ragamnya,tergantung dari pemikiran serta kondisi, baik secara

territorial,kultur,maupun pemahaman masyarakat dan bagaimana masyarakat

menerjemahkanya.Menurut kamus Oxford,The advance Learner’s Dictionary of

Current English hotel didefinisikan sebagai

Building where meals and room are provided for travelers.(Hornby,1984,p.414)

Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar,

makanan dan minuman bagi tamu.

Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk

kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging,

bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada

tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar

resort ini Menurut Nyoman S Pendit (1999:Hal 76)

Kata dan konsep Spa berasal dari masa kekaisaran Romawi.Pada masa itu terjadi

pertempuran hebat. Kemudian, dicari suatu cara untuk memulihkan pasukan

militernya dari luka-luka dan penyakit. Dari usaha tersebut dirancang tempat

(29)

menyembuhkan badan mereka yang sakit”Sanus Saban Aquam”yang artinya

kesehatan oleh melalui air”Squas per Aqua”(SPA).Spa merupakan suatu fasilitas

pusat pemulihan kesehatan fisik maupun spiritual (Rejuvenation Center) dengan

aktivitas relaksasi dan penyegaran seperti screening,wellness center dan SPA and

beauty yang dikemas dengan pendekatan-penekatan alamiah yang

mengkombinasikan pamanfaatan teknologi tinggi dan teknik-teknik tradisional

Menurut Endy Marlina (2008:Hal 183)

3.3 Tinjauan Kampung Sampireun

3.3.1 Sejarah Kampung Sampireun

Kampung Sampireun merupakan sebuah resort yang di desain khusus dengan

bernuansakan kampung Sunda Parahyangan. Resort ini memakai meyerupai

perkampungan Sunda Parahyangan dikarenakan Kampung Sampireun terletak di

kota Garut yaitu berada dibagian Bandung timur, yang memiliki kebudayaan

Sunda Parahyangan.

Kampung Sampireun di rancang dengan suasana dan keadaan alam perkampungan

seperti itu, dikarenakan bagi para wisatawan yang mengiginkan akan suasana

pedesaan atau suasana kampung halamannya.

Gambar 07: Kampung Sampireun Resort

(30)

Kampung Sampireun ini menawarkan suasana alam pedesaan dengan serta

memberikan kenyamanan fasilitas dan servis yang dapat di gunakan.

Kampung Sampireun tidak hanya memberikan keindahan di dalam resort itu

sendiri, tetapi di sekeliling Kampung Sampireun terdapat pemandangan alam

yang sangat indah, memiliki udara yang segar serta jauh dari hiruk-pikuk dan

keramaian di dunia kota. Kampung Sampireun ini benar-benar di desain

dengan suasana pedesaan yang memberikan kesan kesederhanaan, dan

didalam resort itu sendiri tidak ada peralatan-peralatan yang mewah, mulai

dari tempat tidur, lemari, meja, kursi, lantai semuanya terbuat dari bambu,

hingga atapnya pun memakai kiray semacam anyaman yang terbuat dari daun

kelapa. Peralatan yang mewah dan modern hanya akan terlihat di cottage

Kampung Sampireun hanyalah sebuah pesawat telepon dan fasilitas di dalam

kamar mandinya saja.

Resort ini berdiri sejak tahun 1997 dan mulai beroprasi pada tahun 1999.

Kampung Sampireun berdiri di atas tanah seluas kurang lebih sekitar 5 hektar

dan berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Serta berada

di daerah Garut, yang lebih tepatnya di Jl. Raya Samarang–Kamojang, desa

Sukakarya Garut, Jawa Barat. Untuk menuju ke tempat lokasi Kampung

Sampireun bila menggunakan jalur darat, waktu yang akan di tempuh kurang

lebih sekitar 2 jam dari kota Bandung dan kurang lebih 4 jam dari kota

Jakarta.

Adapun yang menjadi daya tarik serta keunikan yang di miliki oleh Kampung

Sampireun ini yaitu keindahan sebuah danau yang luasnya sekitar 1,4 hektar,

dengan kamar-kamar yang berdindingkan bambu yang berada diatas

pinggir-pinggir danau dengan dominasi bambu dan kayu menjadi unsur yang paling

utama di dalam dan di luar cottage Kampung Sampireun tersebut.Di setiap

ruang di pinggir-pinggir danau tersebut, di isi dengan beberapa jenis

pepohonan dan bermacam-macam dedaunan yang tumbuh di sekeliling danau

(31)

yaitu deretan rumpun bambu yang sangat lebat di sekeliling kawasan

Sampireun, hingga tercipta suasana kampung yang segar akan

udaranya.Sesuai dengan yang telah di jelaskan di atas, bahwa kamar

penginapan di resort tersebut terdapat di atas sebuah danau, maka alat

transportasi yang di gunakan di danau tersebut yaitu mengunakan perahu

dayung atau rakit yang terbuat dari bambu, untuk mengantarkan para

pengunjung ke kamar-kamar penginapan, serta rakit tersebut tidak hanya di

gunakan oleh para pengunjung, tetapi juga di pergunakan oleh para karyawan

Kampung Sampireun untuk melayani para pengunjung yang menginap. Di

sinilah keunikan dan kelebihan yang di miliki oleh Kampung Sampireun jika

di bandingkan dengan penginapan-penginapan atau resort yang lainnya.

Gambar 08: Kampung Sampireun Resort

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Di resort ini tidak hanya dapat menikmati keindahan di kawasan Kampung

Sampireun, dapat menikmati pemandangan yang indah di sekeliling Kampung

Sampireun, seperti keindahan gunung Cikuray yang letaknya berada tepat di

(32)

dan pesawahan para penduduk di sekitar kawasan Kampung Sampireun, serta

dapat pula melihat aktivitas para petani di pagi hari. Di sebelah kiri Kampung

Sampireun terdapat hutan yang lebat dengan tumbuh-tumbuhan, dan dapat di

pergunakan untuk berjalan-jalan dan bersepeda.

Gambar 09: Layout kampung Sampireun Resort

Sumber:Dok kampung Sampireun (2011)

3.3.2 Fasilitas Kampung Sampireun

Seperti pada umumnya di hotel-hotel yang lainnya, di Kampung Sampireun

ini juga terdapat beberapa fasilitas dan servis yang dapat di pergunakan para

pengunjung, di antaranya seperti:

Taman Sari Royal Heritage Spa

Bale Putri Amanti

Kiara Payung Meeting Room

Pasir Angin Amphitheater

Kid Fun Games Program

(33)

Outdoor Family photography

Swimming pool

Pick Up Service

Wisata Kampung, dan yang lainnya

Kampung Sampireun merupakan sebuah resort yang menghadirkan keadaan

kampung tatar Sunda Parahyangan dengan ciri khas Kampung tradisional

dengan pelayanan hotel yang modern dan profesional.

3.3.3 Tipe Kamar di Kampung Sampireun

Kamar Kurjati

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Kurjati ini antara lain:

Teras

Ruang Keluarga

Kamar Tidur

Kamar Mandi

Gambar 10a:Ruang Tidur tipe kurjati Gambar 10b :Ruang Tidur tipe kurjati

Gambar 10c:Kamar Mandi tipe kurjati Gambar 10d:Ruang tamu tipe kurjati

(34)

Penggunana bambu yang paling dominan di kamar type kurjati ini adalah

ruang tidur dan ruang keluarga sedangkan untuk kamar mandi unsur bambu

hanya terdapat pada bagian langit langitnya saja lebih dominan unsur material

batu alamnya.

Kamar Kalapalua

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Kalapalua ini antara lain:

Teras

Ruang Keluarga

Kamar Tidur

Kamar Mandi

Gambar 11a:teras Gambar 11b:Ruang tamu tipe kalapalua

Gambar 11c:Ruang Tidur tipe kalapalua Gambar 11d:Kamar mandi tipe kalapalua

(35)

Untuk Penggunaan Elemen bambu lebih mendominasi bagian Atap,dinding

serta Furniture,sedangkan untuk lantai lantai di dominasi batu alam untuk

kamar mandi dan Palupuh untuk ruangan lainya

Kamar Manglayang

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Manglayang ini antara lain:

Teras

Ruang Keluarga

Kamar Tidur

Kamar Mandi

Gambar 12a:Teras Gambar 12b:Ruang Kel tipe Manglayang

Gambar 12c:ruang tamu Gambar 12d:Ruang Tidur tipe Manglayang

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Kamar Papandayan

Bagian bagian yang terdapat di kamar tipe Papandayan ini antara lain:

(36)

Ruang Keluarga

Kamar Tidur

Kamar Mandi

Gambar 13a:Fasade bertingkat tipe Papandayan Gambar 13b:Teras tipe Papandayan

Gambar 13c:Ruang Kel tipe Papandayan Gambar 13d:Ruang Tidur tipe Papandayan

Gambar 13d:Kamar mandi tipe Papandayan Gambar 13f:Kamar mandi tipe Papandayan

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Pada bagian ruang Papandayan ini mempunyai dua lantai yaitu lantai bawah

untuk teras,ruang keluarga dan kamar mandi sedangkan untuk lantai atas

terdapat kamar tidur,unsur bambu hampir terasa di ruangan ini terkecuali

(37)

3.4 Pemakaian Material

Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal

yang di tonjolkan dan menggambarkan nuansa ruang kamar mandi di kampung

Sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas

natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel

dan aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.

Udara Segar dan cahaya alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak

di naungi atap,selain untuk mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya

yang masuk melalui rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh

tanaman-tanaman di bawahnya dan yang menempel pada dinding kamar

mandi.Letak ruang kamar mandi dibagi dua, yaitu area kering dan area

basah.Pembagianya untuk dinding dan atap menggunakan bambu sedangkan

(38)

Gambar 14a:Kamar Mandi

Gambar 14b:Batu Palimanan

Gambar 14c:Gentong air

Gambar 14 :Pemakaian Material Kamar Mandi

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Aspek pengkombinasian material antara bambu,kayu dan batu alam yang berada

(39)

BAB 4

TINJAUAN PENGGUNAAN BAMBU TERHADAP FASILITAS HUNIAN KAMPUNG SAMPIREUN

4.1 Tinjauan Ruang

Bambu merupakan salah satu bahan bangunan yang dominan digunakan di

Kampung Sampireun Resort dan Spa ini,secara komposisi bahan bambu cukup

mendominasi pada setiap ruangan kamarnya selain pemakaian kayu dan batu

alam, setiap tipe kamar sebagai fasilitas hunian yang berada di kampung

Sampireun Resort dan Spa ini mengandalkan unsur bambu, Adapun penggunaan

bambu sebagai bentuk pengoptimalisasian atau pemanfaatan bambu pada

bagian-bagian hunian kamarnya dan kamar mandi yang ada di kampung Sampireun resort

dan spa ini adalah sebagai berikut:

4.1.1 Lantai Palupuh Bambu

Penutup lantai yang paling sederhana adalah Palupuh yang diletakan terlepas

secara sejajar.Palupuh hendaknya tidak di paku,tetapi diikat dengan bilah lantai

pada kaki dinding.Sebagai Penutup lantai pelupuh bambu yang di gunakan di

kamar serta bagian terasnya di kampung Sampireun ini yang mirip tripleks

Lapisan nya terdiri dari 3 Lapisan

- Lapisan atas vinir bambu

- Lapisan isi (tengah) dan bawah dari vinir kayu

Sedangkan jenis bambu yang digunakan untuk palupuh adalah jenis bambu

(40)

Gambar 15:Lapisan Lantai

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Penutup lantai merupakan pelengkap bangunan dengan penggunaan secara

mekanis yang menyebabkan pengausan bahan tersebut. Oleh karena itu,bahan

penutup lantai harus dipilih yang tahan lama atau yang dapat diganti dengan

mudah dalam waktu singkat

Vinir

Bambu

(41)

4.1.2 Penggunaan Bilah bambu

Penutup lantai dari bambu sering dilengkapi dengan lantai bilah bambu sehingga

lebih rata namun kontruksi tetap menerima beban berat. Jika bilah bambu dipaku,

lubang hendaknya dibor dahulu pada balok lantai dari bambu yang dikenai bilah

tersebut. Jika bilah lantai diikat dengan tali bambu,rotan,atau ragum, jarak antara

bilah-bilah dengan sendirinya diperlebar.

Penutup lantai bilah bambu yang rapat merupakan konstruksi lantai ringan yang

agak elastis. Penutup lantai ini sangat sehat bila penghuni ingin tidur di lantai saja.

Kemudian dinding bilah bambu merupakan konstruksi pelapis dinding luar yang

sangat sederhana walaupun tidak kedap percikan air hujan yang masuk ke

ruangan. dinding bambu bilah merupakan kontrusksi pelapis dinding luar yang

memperbaiki kelemahan dinding bilah bambu karena lebih rapat.

4.1.3 Dinding Anyaman bambu

Suatu kontruksi dinding harus memenuhi beberapa tuntutan yang berbeda,

misalnya menerima dan meyalurkan gaya kontruksi, menutup dan memisahkan

ruang dalam dan ruang luar, memberikan perlindungan terhadap cuasa (radiasi

panas matahari,hujan,dan angin) menaggulanggi suara/kebisingan,serta memberi

keamanan terhadap kebakaran. Tuntutan atas kontruksi dinding tersebut terutama

pada kontruksi bambu,sering dibagi dengan memilih penyelesaian berlapis-lapis.

- Lapisan struktur menerima dan meyalurkan beban yang terjadi dalam

konstruksi gedung

- Lapisan dinding luar pada konstruksi bambu menerima beberapa tugas

sekaligus, seperti menstabilkan kerangka bangunan (lapisan

struktur),melindungi bangunan terhadap cuaca, serta menanggulangi

suara/kebisingan.

- Lapisan dinding dalam merupakan penyelesaian (finishing) di sebelah

dalam bangunan yang menutup lapisan struktur dan lapisan dinding kamar

(42)

Keuntungan dan kelemahan konstruksi dinding bambu berlapis terutama pada

hasil anyaman yang terjadi pada rongga dapat di manfaatkan sebagai pengudaraan

konstruksi (penahanan panas), tetapi kelemahanya dapat memberi sarang bagi

rayap dan tikus

Cara menaggulangi suara/kebisingan pada lapisan dinding berhubungan erat

dengan udara (angin). Hal ini dapat dibuktikan dengan melapisi satu ruang dengan

kertas sambung-menyambung yang di lem rapat,dapat terlihat pertentangan

diantara tuntutan menanggulanggi kebisingan dan tuntutan menjamin pengudaraan

alam. Adapun jenis anyaman yang di pakai pada fasilitas hunian kamar yang

berada di kampung Sampireun Resort dan Spa ini menggunakan jenis anyaman

kepang

Anyaman kepang yang agak kasar tetapi rapat merupakan pelapis dinding luar

yang juga menjamin kestabilan rangka bangunan kamar bambu,anyaman kepang

yang halus dan agak kurang rapat merupakan pelapis dinding luar, kemudian

anyaman bilik uang halus merupakan pelapis dinding luar yang dipasang diantara

rangka bangunan bambu atau kayu dengan teknik jepitan (amplokan) atau yang

(43)

Gambar 16:Anyaman kepang pada dinding kamar

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

Pola anyaman Bambu kepang adalah yang diterapkan pada dinding pada kamar

hunian di kampung Sampireun Resort dan Spa ini, sistem finishing yang

diaplikasikan adalah sistem vernis,untuk menampilkan keindahan serat bambu

secara alami.

4.1.4 Anyaman Bambu Sebagai Langit-langit

Pada Konstruksi langit-langit di bawah kasau atau konstruksi pelat lantai

(44)

Anyaman bambu sebagai langit-langit yang dipasang di sebelah atas balok lantai

batang bambu.

Konstruksi dasar langit-langit dapat berfungsi juga sebaagai lapisan atap kedua air

terhadap kebocoran penutup atap,dan dapat direncanakan sesuai jarak kasau

batang bambu dan ukuran pelat serat semen atau tripleks.

Anyaman bambu merupakan penutupan langit-langit yang paling sederhana dan

cocok untuk konstruksi hunian kamar di kampung Sampireun,dan tidak ada

standarisasi untuk ukuran anyaman bambu.

Gambar 17:Anyaman bambu pada Langit-langit

(45)

Gambar 18: Langit-langit

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

4.2 Tinjauan Interior Bambu

4.2.1 Tinjauan Kamar Tidur

Fungsi

Menurut Jan Krebs Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia.Kualitas

lingkungan di sekitar seseorang akan mempengaruhi tidurnya. Lingkungan khusus

ini memiliki persyaratan yang berbeda dan di tandai oleh pendekatan konsep yang

bermacam- macam. Area kamar tidur ditunjukan khusus untuk fase istirahat dan

pemulihan penghuninya, dan dapat ditetapkan hanya berdasarkan pertimbangan

kriteria ini. Hal ini berarti, area kamar tidur berfungsi tunggal dan secara jelas

dipisahkan dari area lain.

Namun demikian, selain kegunaan utama kamar tidur, dapat pula dimasukan

kegunaan sampingan lainya. Dengan begitu, tercipta sebuah tempat yang dapat

digunakan untuk keperluan pribadi ataupun kegiatan umum yang bersifat pribadi,

(46)

Berbagai macam akses penghubung diciptakan jika diperlukan koneksi dengan

area-area lainya jika ada ruang berhias,maka akan lebih baik bila dihubungkan

langsung ke kamar tidur, karena tidak akan ada privasi jika akses ke area tersebut

harus melewati koridor atau area lain terlebih dahulu, tempat penyimpanan

pakaian berupa ruangan (walk in wardrobe) dapt menghemat ruang dan menjadi

suatu alternatif yang sangat baik.Ruangan tersebut juga sebaiknya berada di dekat

kamar mandi agar tidak harus melewati area yang digunakan untuk umum.

Idealnya,akses langsung harus direncanakan terlebih dahulu, tanpa jalan memutar

melewati koridor.

Area tidur dengan kegunaan yang dipadukan

Kamar tidur dapat juga dibuat lebih terbuka untuk menampung fungsi dan

kegunaan lainya, sesuai dengan akses dan kebutuhan sebagai contoh,area

tersendiri yang digunakan untuk bekerja atau bersantai dapat digabungkan dengan

area tidur karena aktivitas-aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda

Dalam bentuk yang paling ekstrovert (terbuka), area tidur dapat diletakan pada

denah terbuka dan hanya sedikit berbeda dibandingkan area fungsi dan gubahan

lainya.

Peletakan Furnitur

Seperti halnya setiap area dengan kegunaan tertentu pada dasarnya kamar tidur

memerlukan ruang yang cukup untuk furnitur,perkakas,dan sirkulasi.Semakin

kecil ukuran suatu ruang,maka alternatif desain nya akan semakin terbatas.

Pengoptimalan area merupakan fitur rancangan yang paling dicari,tapi hal ini

hanya boleh mempengaruhi fleksibilitas sampai batas tertentu,dan harus

memungkinkan variasi pendekatan desain lainya dalam penggunaan jangka

panjang sebagai contoh, ada beberapa ukuran tempat tidur standar yang bisa

membantu menentukan luas ruangan yang dibutuhkan. Namun demikian,ukuran

tempat tidur dengan empat tiang, dan tempat tidur yang ditinggikan, semua adalah

tempat tidur yang tidak selalu dibuat dalam ukuran standard dan bisa digunakan

(47)

Peletakan Tempat Tidur

Peletakan tempat tidur mempengaruhi persepsi alam sadar dan alam bawah sadar

manusia. Jika tempat tidur Berada di sudut ruangan dan pintu akan berada pada

Kamar tidur sering juga digunakan sebagai tempat untuk berganti baju sehingga akan

diperlukan ruang untuk hal tersebut, berhias dan untuk tempat penyimpanan

pakaian.Jika tidak ada rencana untuk membuat sebuah ruang berhias yang

terpisah,maka harus ada ruang untuk lemari baju.Penyediaan ruang gerak yang cukup

di sekeliling lemari pakaian harus diperhatikan, juga posisi lemari pakaian agar tidak

menghalangi gerak pintu masuk yang meyulitkan akses ke dalam ruangan. Lemari

yang tertanam di ruang tidur dari lantai sampai langit-langit adalah alternatif yang

cukup,karena akan menghemat tempat.Bagaimanan pun, lemari ini akan menjadi

bagian dari tembok.

Bambu merupakan bahan bangunan yang dapat digunakan sebagai struktur

finishing arsitektur,interior,mebel dan perabot untuk kamar hunian yang berada di

Kampung Sampireun.Sebagai bahan bangunan bambu mampu memberikan rasa

nyaman karena dapat menjaga dan menetralisasi suhu dalam ruangan yang pada

siang hari menjadi sejuk karena pori pori/rongga bambu melepaskan udara panas

yang di serap pada siang hari.

Selain memberi rasa nyaman, bahan ini mudah di dapat dan harganya relatif

murah. Bangunan berkontruksi bambu memiliki ketahanan terhadap guncangan

gempa sehingga sangat cocok untuk kontruksi pada bangunan.

Begitu juga perangkat mebel yang ada pada fasilitas hunian di kampung

Sampireun Resot dan Spa, seperti balai balai, tempat tidur, lemari dan furnitur

(48)

saling memperkuat dengan kokoh. Dengan demikian mengakibatkan pemakaian

bahannya pun menjadi lebih efisien.

Penataan interior pada hunian kamar kampung Sampireun sangat fleksibel.Warna

dan corak bambu yang natural tidak memerlukan banyak finishing/cat karena

bambu merupakan elemen dekorasi yang sangat serasi jika dikombinasikan

dengan berbagi material alami lainya seperti kayu, batu dan lain lain bahkan

cukup serasi dengan material yang kontras seperti Keramik,kaca,tekstil,dan

sebagainya.

Pada umumnya bambu dibuat ke dalam tiga bentuk bagian yang biasa dipakai

bagian mebel. Bentuk tubular atau linier dipakai untuk struktur,bambu yang

dibelah tipis seperti bahan gedek (bilik) dan anyaman dari bambu yang lebih kecil

dari gedek untuk pengisi atau pengikat.Pengikat ini juga di pakai dari rotan

tali.Sambungan bambu tersebut biasanya ditutup dengan tanpa penutup anyaman.

Finishing (penyelesaian yang bersifat pelapisan sperti cat) biasanya untuk bagian

kayu dengan melamic natural,yaitu bahan pelapis sejenis cat kayu transparan

Ciri khas bambu rotan adalah kemampuannya dibuat lengkung dengan teknik

sederhana.sistem sambungan rotan biasanya menggunakan paku. Sambungan

tersebut umumnya dibalut anyaman pengikat dari tali rotan agar sambungan

terlihat rapih. Sambungan yang tidak dibungkus tali rotan biasanya menggunakan

(49)

Furnitur dalam kamar hunian di Kampung sampireun resort dan spa.

Gambar 19: Furnitur tempat tidur

(50)

Gambar 20: Furnitur Kursi

Sumber:Dok Pribadi peneliti (2011)

(51)

4.2.2 Tinjauan Kamar Mandi

Pengkombinasian antara unsur bambu dan keramik atau batu alam menjadi hal

yang di tonjolkan menggambarkan nuansa ruang kamar madi di kampung

sampireun ini dengan bagian atapnya yang terbuka.Desain yang berciri khas

natural ini dengan pemakaian unsur-unsur alam, yakni keramik pada wastafel dan

aksesoris, serta pemanfaatan tanaman hijau pada dinding.Udara segar dan cahaya

alami mengalir dari pojok kolam ruangan yang tidak di naungi atap,selain untuk

mengalirkan udara, bukaan ini meloloskan cahaya yang masuk melalui

rongga-rongga bambu yang mana diperlukan oleh tanaman-tanaman di bawahnya dan

yang menempel pada dinding kamar mandi.letak ruang kamar mandi dibagi dua,

yaitu area kering dan area basah.Pembagianya untuk dinding dan atap

menggunakan bambu sedangkan lantai menggunakan batu alam.

(52)

4.3 Tinjauan untuk Pengawetan Material Bambu

Teknik yang dilakukan oleh kampung Sampireun resort dan Spa ini dalam hal

pengawetan atau perawatan terhadap material bambu, yaitu bambu segar

dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air tertentu sebelum digunakan pada

pembuatan bangunan kamarnya sendiri serta mebelnya, jika digunakan bambu segar,

suatu saat pada musim kemarau, kandungan air pada bambu tersebut akan berkurang

(menguap). Sehingga bambunya itu akan menyusut, sambungan rumah dan mebel

tersebut tidak pas lagi dan akhirnya rusak. Tetapi pengeringan yang terlalu parah

(kadar air terlalu sedikit) dapat menyebabkan bambu menjadi retak atau pecah. Ini

biasanya terjadi pada musim kemarau yang berkepanjangan. Sedangkan faktor

perusak biologis bambu diantaranya adalah jamur

Adapun langkah –langkah yang dilakukan untuk proses pengawetan sebagai bentuk

perawatan pada struktur bangunan fasilitas hunian (kamar) di kampung Sampireun

resort dan Spa proses nya dilakukan dengan cara yang tradisional, antara lain:

Peleburan

Pencelupan

Penyemprotan

Pengawetan pohon hidup

Itulah beberapa langkah atau metode yang di lakukan, yaitu dengan menggunakan

metode yang lebih sederhana atau alamiah selain adanya metode pengawetan dengan

metode modern.

(53)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan penggunaan bambu pada fasilitas hunian kampung

Sampireun resort dan spa dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Unsur material yang berada pada fasilitas hunian di Kampung sampireun

adalah pengkombinasian antara bambu,kayu,dan batu alam yang mana

karakteristik dominan adalah penggunaan bambu

2. Unsur kekuatan bambu tidak diragukan lagi sebagai unsur material utama

bangunan di kampung Sampireun karena sudah ditemui teknik

mempertemukan batang-batang bambu yang sama seperti kayu serta

mudah di pasang ulang,lentur dan fleksibel.

3. Elemen-elemen yang ada pada ruang tidur didominasi unsur

bambu,terutama pada elemen interior kamarnya

4. Pemakaian bahan material pada kamar mandi lebih dominan batu alam nya

dibandingkan dengan bambu karena mengingat kamar mandi terbagi

menjadi area basah dan area kering

5. Teknik pengolahan serta perawatan material bambu pada area ruang tidur

dan kamar mandi lebih terolah dengan maksimal dan sesuai dengan

fungsinya.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Andyono,Yuli.(2009).Furnishing Guide.Jakarta:Kompas Gramedia

Berlian,N. danE Rahayu.(1995). Jenis dan Prospek Bisnis Bambu.Jakarta:Penebar

Swadaya.

Frick,Heinz.(2004).Ilmu Kontruksi Bangunan Bambu.Yogyakarta: Kanisius

Gunawan.(2004). Kajian Sifat-Sifat Finishing Finishing Anyaman Bambu Tali

Skripsi- Jurusan Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Bandung.

Jamaludin.(2007).Pengantar Desain Mebel.Bandung: Kiblat

Krebs,Jan.(2010).Desain Dan Kehidupan.Jakarta:Erlangga

Lopez, C. dan P,Shanley.(2004). Kekayaan Hutan Asia.Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Marlian,Endy.(2008).Panduan Perancangan Bangunan Komersial.Yogyakarta:

Andi Offset.

Mustofa,Bisri.(2009).Proposal penelitian Skripsi dan Tesis.Yogyakarta:Panji

Pustaka

Puji,Hastuti.P (2009).Kamar Tidur dan Kamar Mandi Serial Rumah,(2),23-36.

Sutrisno,Bambang(2008).Rumah Bambu Arsitektur khas Jawa

Barat.Jakarta:Pustaka rumah Kebun.

Saptadji,Aji.(2007) Sales and Promotion Kampung Sampireun Resort dan Spa

(55)

RIWAYAT HIDUP

ARDI NUGRAHA

Jl Pajajaran Gg Terasana No 139/29 B Bandung

E-mail :

ardinugraha24@yahoo.com

Pribadi yang menarik, cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, kreatif & inovatif, percaya diri, jujur, ramah & sopan, familiar dengan windows dan internet, keterampilan berkomunikasi

dengan baik.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

2006-Sekarang Kuliah di UNIKOM Jurusan Desain Interior sampai Sekarang

2005-2006 Kuliah di UNIKOM Bandung Jurusan Akuntansi(Tidak Selesai/Pindah)

2005 Lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammmadiyah 1 Garut Jawa Barat

PENGALAMAN KERJA

Tahun 08/2010 - 11/2010 Magang di CV Multi Design Art Posisi:Drafter

KURSUS DAN TRAINING

Tahun 2011 Training Perhotelan Kagum School

2010 Kursus Komputer Program Autocad(Sertifikasi)

Komputer office(Word,Excell,Power Point),Auto Cad,Corel Photo paint,Bahasa Inggris

HOBI

Membaca, Menyanyi, Musik, Olahraga Memasak dan Travelling

PRESTASI

Gambar

Gambar 01 : Bagan metode pembahasan
Nama Lokal dan Gambar
Tabel 01 :  Jenis-jenis bambu
Tabel 02 :  Kesesuaian penggunaan bambu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dinding alami adalah suatu struktur padat yang terbuat dari material-material alami, seperti dinding batu alam, kayu, tanah liat,.. dan

Pengunjung dapat melihat informasi tentang Kampung Batu Malakasari secara up to date mengenai paket wisata, paket menu, fasilitas, dan wahana yang tersedia di Kampung

Belanda, Jawa, dan/atau Arab yang terjadi pada dua buah hunian di Kawasan Elit Pecinan (tipe rumah.. vila) dan

Limbah kulit telur sebagai elemen pendukung dapat menjadi motif hias dan dekorasi yang menarik, pada materi gerabah, kayu juga bambu, yang sering terdapat disekitar tempat

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada elemen pembentuk ruang sebagai bentuk penyesuaian penghuni, 90% hunian pengrajin tenun di Kampung Tenun Samarinda

Kawasan permukiman lama di Kota Gresik digambarkan Widyastuti (2011) terdiri atas: (1) Kampong Pecinan, sebagai kawasan dengan fungsi utama hunian etnis Cina, (2) Kampung

Ditinjau dari 5 variabel yang dikaji mengenai material yang digunakan di Kampung Naga Material bambu yang memiliki umur pemakaian kurang lebih hingga 40 tahun, pada proses

Kawasan permukiman lama di Kota Gresik digambarkan Widyastuti (2011) terdiri atas: (1) Kampong Pecinan, sebagai kawasan dengan fungsi utama hunian etnis Cina, (2) Kampung