• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Aparatur Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) Kota Cimahi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran Gratis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Aparatur Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) Kota Cimahi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran Gratis"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang KKL

Reformasi birokrasi dalam penyelengaraan kegiatan pemerintahan

dalam pelayanan publik diarahkan untuk menciptakan kinerja birokrasi yang

profesional dan akuntabel. Birokrasi dalam melakukan kegiatan perbaikan

pelayanan diharapkan lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan,yakni

masyarakat pengguna jasa. Kepuasan total dari masyarakat pengguna jasa

tersebut dapat dicapai apabila birokrasi pelayanan menempatkan masyarakat

sebagai pengguna jasa dalam pemberian pelayanan.

Anak sebagai salah satu bagian pengguna jasa dari sisi kehidupan

berbangsa dan bernegara adalah masa depan bangsa dan generasi penerus

cita-cita bangsa, sehingga Negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak

atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi,

perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Negara, pemerintah,

masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan perlindungan anak, karena anak dari sisi

perkembangan fisik dan psikis manusia merupakan pribadi yang lemah,

belum dewasa dan masih membutuhkan perlindungan.

(2)

yang identitasnya tidak/belum tercatat dalam akta kelahiran, secara

de jure

keberadaannya dianggap tidak ada oleh negara. Hal ini mengakibatkan anak

yang lahir tersebut tidak tercatat namanya, silsilah dan kewarganegaraannya

serta tidak terlindungi keberadaanya. Banyak permasalahan yang terjadi

berpangkal dari manipulasi identitas anak. Semakin tidak jelas identitas

seorang anak, maka semakin mudah terjadi eksploitasi terhadap anak seperti

anak menjadi korban perdagangan bayi dan anak, tenaga kerja dan

kekerasan. Oleh karenanya diharapkan kepada seluruh masyarakat di

Indonesia jangan takut dan enggan untuk mendaftarkan segera kelahiran

anaknya, untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak dan mencegah

munculnya segala bentuk eksploitasi bagi anak, beban tugas kepada

pemerintah tidaklah mudah dan harus melibatkan semua pihak oleh

karenanya harus ada kerjasama dan koordinasi yang sinergi untuk

melahirkan kebijakan-kebijakan yang terbaik bagi anak-anak di Indonesia.

Terdapat sejumlah manfaat atau arti penting dari kepemilikan akta

kelahiran, yakni :

1. menjadi bukti bahwa negara mengakui atas identitas seseorang yang

menjadi warganya.

(3)

3. menjadi bukti yang sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak

waris dari orangtuanya, mencegah pemalsuan umur, perkawinan di

bawah umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak,

adopsi ilegal dan eksploitasi seksual, anak secara yuridis berhak

untuk

mendapatkan

perlindungan,

kesehatan,

pendidikan,

pemukiman, dan hak-hak lainnya sebagai warga negara.

(4)

masyarakat adat terpencil. Departemen Dalam Negeri dan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) memberikan alternative,

bahwa seorang anak yang lahir dari perkawinan siri tanpa dokumen maka

dianggap sebagai anak dari orang tua tunggal (ibu), tetapi masih diberikan

catatan pinggir bagian kiri ”anak diluar nikah” ini yang kita inginkan agar

dihapus. Ini memberikan labelisasi pada seorang anak, yang menurut

perlindungan anak tidak pas, karena memberikan stigmanisasi pada anak.

Anak yang diangkat oleh orangtua asuh juga diharapkan dapat

mempunyai akta. Tetapi memang kita tidak boleh menghilangkan hubungan

darah antara orangtua dan anaknya, sehingga masih tetap dicantumkan

orangtua biologisnya. Fungsi akta kelahiran dapat memberikan legalitas

tentang anak tsb. baik formal maupun material ini sangat penting untuk

mencegah terjadinya pemalsuan identitas, Fungsi lainnya untuk kepastian

umur untuk sekolah, paspor, KTP, dan hak politik pada Pemilu.

(5)

Hambatan Pembuatan Akta Kelahiran Gratis :

1. Masih rendahnya pemahaman para orang tua dan keluarga, mengenai

nilai guna dari Akta Kelahiran serta kewajiban pelaporan kelahiran

tepat waktu (kurang dari 60 hari kerja), sehingga pendaftaran kelahiran

baru dilakukan ketika anak usia sekolah.

2. Kurangnya kepemilikan persyaratan untuk pelaporan kelahiran (tidak

adanya bukti kelahiran dari penolong kelahiran, tidak dimilikinya Buku

Nikah/Akta Perkawinan Orang Tua).

3. Masih rendahnya komitmen Kepala Daerah, para pembuat kebijakan

publik dan petugas pencatatan sipil dalam mengimplementasikan

proses Akta Kelahiran bebas biaya, sehingga disebagian pemerintah

daerah masih menjadikan Akta Kelahiran sebagai sumber pendapatan

daerah.

4. Masih terbatas dan belum terpenuhinya baik alokasi anggaran,

kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM, baik ditingkat pusat maupun

daerah yang memadai dalam proses pemberian layanan pembuatan

Akta Kelahiran supaya tidak dikenai biaya.

(6)

Mencermati permasalahan-permasalahan dalam pencatatan kelahiran

tersebut, maka persoalan-persoalan dalam pencatatan kelahiran bukan

semata akta kelahiran telah gratis saja, namun lebih jauh dari itu perlu

peningkatan kinerja pelayanan pencatatan kelahiran secara lebih luas

meliputi kelembagaan, ketatalaksanaan, alokasi anggaran, Sumber Daya

Manusia (SDM). Oleh karena itu pemberian Akta Kelahiran adalah menjadi

tanggung jawab negara dalam hal ini pemerintah pusat maupun daerah

khususnya Disdukcapil Kota Cimahi dalam pembuatan akta kelahiran gratis

untuk masyarakat di Kota Cimahi,karena di dalam Akta Kelahiran terdapat

Hak Asasi Manusia (HAM) dan sesungguhnya merupakan pelaksanaan

amanat UUD 1945, UU No. 23 Tahun 2002 yang berkaitan keperdataan

seseorang berupa hak identitas dan kewarganegaraan.

Kinerja Aparatur dalam pembuatan akta kelahiran gratis diharapkan

lebih efektif dan terorganisir dengan baik sehingga pencapaian visi dan misi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil judul

“KINERJA APARATUR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

SIPIL (DISDUKCAPIL) KOTA CIMAHI DALAM PEMBUATAN AKTA

(7)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan yang telah disajikan dalam latar belakang

masalah di atas, maka peneliti kemudian merumuskan suatu identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana produktivitas Aparatur Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

Kota Cimahi dalam pembuatan akta

kelahiran gratis ?

2. Bagaimana kualitas layanan Aparatur Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan akta

kelahiran gratis ?

3. Bagaimana responsivitas Aparatur Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan akta

kelahiran gratis ?

4. Bagaimana responsibilitas Aparatur Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan akta

kelahiran gratis ?

(8)

1.3 Maksud dan Tujuan Laporan kuliah Kerja Lapangan

Kuliah kerja lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja

Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi dalam

pembuatan akta kelahiran gratis.

Sedangkan tujuan dari KKL ini adalah:

1. Untuk mengetahui produktivitas Aparatur Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan

akta kelahiran gratis.

2. Untuk mengetahui kualitas layanan Aparatur Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan

akta kelahiran gratis.

3. Untuk mengetahui responsivitas Aparatur Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan

akta kelahiran gratis.

4. Untuk mengetahui responsibilitas Aparatur Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi dalam pembuatan

akta kelahiran gratis.

(9)

1.4 Kegunaan KKL

Sesuatu yang dikerjakan tentunya mempunyai kegunaan dan juga

diharapkan membawa manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Berkaitan dengan hal tersebut maka KKL ini diharapkan berguna bagi

pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

KKL ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan

penyusun mengenai Kinerja Aparatur Disdukcapil Kota Cimahi Dalam

Pembuatan Akta Kelahiran Gratis.

2. Secara teoritis

KKL ini untuk mengembangkan teori-teori yang penulis gunakan yang

relevan dengan permasalahan dalam laporan KKL ini dan dapat

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan

serta dapat dijadikan bahan acuan untuk masa yang akan datang bagi

yang melaksanakan KKL mengenai pembahasan Kinerja Aparatur

Disdukcapil Kota Cimahi Dalam Pembuatan Akta Kelahiran Gratis.

3. Secara praktis

Diharapkan KKL ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Disdukcapil Kota Cimahi

(10)

1.5 Kerangka Pemikiran

Kinerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan atau kebijakan sesuai

dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan

misi dan visi instansi pemerintahan daerah serta guna mengukur kinerja dan

penetapan capaian indikator kinerja. Penilaian kinerja merupakan evaluasi

keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Amstrong dan Baron yang kemudian dikutip Wibowo dalam

bukunya Manajemen Kinerja, mengatakan bahwa:

“kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai

dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan

dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil

pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis

organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi

(dalam Wibowo,2007:2)”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa kinerja hasil yang

dicapai dengan cara bagaimana melaksanakan pekerjaan tersebut serta

mempunyai hubungan dengan tujuan organisasi dan kepuasan konsumen.

efesiensi kinerja dalam memberikan suatu pelayanan, dengan hasil akhir

dapat memuaskan konsumen maupun organisasi tersebut, baik pemberi

ataupun penerima pelayanan itu sendiri.

(11)

diberikan kepadanya.

Berdasarkan pendapat di atas kinerja adalah hasil yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara kuantitas dan kualitas sesuai dengan tanggung

jawabnya Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan kerja,

prestasi yang diperlihatkan atau yang dicapai.

Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan

mengunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu,seperti

efesiensi dan efektifitas tetapi harus dilihat juga indikator yang melekat pada

pengguna jasa seperti kepuasan pengguna jasa,akuntabilitas, dan

responsivitas. Ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk

mengukur kinerja birokrasi publik.

Teori kinerja dari Agus Dwiyanto dalam buku Reformasi Birokrasi Publik

di Indonesia terdapat indikator kinerja, yaitu:

1. Produktivitas

karaktaristik-karaktaristik kepribadian individu yang muncul dalam

bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya

individu

yang

selalu

berusaha

untuk

meningkatkan

kualitas

kehidupannya.

2. Kualitas layanan

Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi public,

muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanaan

yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian kepuasan dari

masyarakat bisa mejadi parameter untuk menilai kinerja organisasi

publik.

3. Responsivitas

(12)

masyarakat. Responsivitas perlu dimasukan ke dalam indikator kinerja

karena menggambarkan secara langsung kemampuan organisasi

pemerintah dalam menjalankan misi dan tujuannya.

4. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi

publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,baik yang eksplisit

maupun implisit.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukkan pada berapa besar kebijakan dan

kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh

rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan

untuk melihat berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu

konsisten dengan kehendak masyarakat banyak.

(Dwiyanto, 2008:50-51).

Berdasarkan pengertian kinerja pemerintahan di atas, maka kinerja

pemerintahan berarti sekelompok orang dalam organisasi dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan atau

sekumpulan orang dan individu yaitu pegawai negeri yang berada pada

badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi atau tugas

pemerintahan, sedangkan kemampuan aparat pemerintah merupakan

kecapakan atau kematangan dalam pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan teknologi yang dimiliki oleh aparat pemerintah untuk

melaksanakan tugasnya.

Pengertian Aparatur menurut Soewarno handayaningrat adalah :

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam

penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk

mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek administrasi itu terutama

ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian”

(13)

Aparatur merupakan sesuatu yang dimiliki seorang pegawai yang

berkemampuan untuk melakukan pekerjaan yang telah dibebankan

kepadanya sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.

Sumber daya aparatur merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja

suatu pemerintahan,aparatur Disdukcapil merupakan pegawai negeri yang

selanjutnya istilah Pegawai Negeri dalam artian normatif di Indonesia

dijumpai dalam UU No. 18 Tahun 1961 dan diperbaharui dengan UU No. 8

Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian RI, pada pasal 1 disebutkan

bahwa:

“Pegawai Negeri adalah mereka setelah memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlangku,

diangkat oleh pejabat yang berwenang disertai tugas dalam sesuatu

jabatan negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu

peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku”.

(UU/ No 8/Ps 1/1974).

Empat faktor yang harus dipenuhi agar seseorang dapat dikategorikan

sebagai pegawai negeri, yakni:

1. Memenuhi syarat yang ditentukan;

2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang;

3. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri;

4. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(14)

dibebankan kepada APBN dan bekerja pada Departemen-departemen,

Lembaga-lembaga, Pemerintah non Departemen, dan lain-lain; Pegawai

Negeri Sipil Daerah, yang gajinya berasal dari APBD, Pegawai Negeri Sipil

Pusat yang diperbantukan pada daerah otonom.

Akta kelahiran merupakan salah satu bukti kewarganegaraan

seseorang. Adapun pengertian Akta kelahiran menurut Darpan Ariawinagun

yaitu :

Akta Kelahiran adalah sebuah akta yang dikeluarkan negara melalui

pejabat yang berwenang yang berisi identitas anak yang dilahirkan,

yaitu nama, tanggal lahir, nama orang tua serta tanda tangan pejabat

yang berwenang” (Ariawinagun, 2003:9)

Berdasarkan pendapat di atas akta kelahiran adalah akta yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan dengan adanya

kelahiran dalam rangka memperoleh atau mendapat kepastian terhadap

kedudukan hukum seseorang, maka perlu adanya bukti-bukti yang otentik.

Adapun bukti-bukti otentik tersebut dapat digunakan untuk mendukung

kepastian, tentang kedudukan seorang itu adalah adanya akta yang

dikeluarkan oleh suatu lembaga, dimana lembaga inilah yang berwenang

untuk mengeluarkan akta-

akta mengenai kedudukan hukum seseorang.

(15)

isi akta kelahiran tersebut, maka akta kelahiran anak sah Akta kelahiran

adalah dokumen pengakuan resmi orang tua kepada anaknya dan negara.

Akta kelahiran dicatat dan disimpan di Disdukcapil. Akta kelahiran juga

mempunyai arti penting bagi diri seorang anak, tentang kepastian hukum si

anak itu tersendiri.

Pengertian Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil menurut

Peraturan Presiden No. 25 Tahun 2008 adalah :

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan

dan

penertiban

dalam

penerbitan

dokumen

dan

Data

Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,

pengelolaan

informasi

Administrasi

Kependudukan

serta

pendayagunaan

hasilnya

untuk

pelayanan

publik

dan

pembangunan sektor lain.

(Kepres/No.25/Pasal 51/2008)

Menurut Kepres No.5 Tahun 2008 Pencatatan Sipil adalah

pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam register

Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana. Berdasarkan pernyataan di atas

Dinas kpendudukan dan pencatatan sipil merupkan unsur pelaksana yang

menyelengarakan

sebagian

urusan

pemerintah

daerah

dibidang

(16)

hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Sedangkan

pengertian Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal di Indonesia. Dalam dimensi tersebut penduduk dipahami

sebagai orang yang bertempat tinggal dalam batas wilayah Negara Republik

Indonesia dalam jangka waktu tertentu serta mempunyai hak dan kewajiban

dibidang administrasi kependudukan.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti membuat

definisi operasional sebagai berikut:

1. Kinerja adalah kemampuan aparatur Disdukcapil Kota Cimahi dalam

pembuatan akta kelahiran gratis.

2. Aparatur adalah orang-orang yang menduduki jabatan dalam menjalankan

salah satu pekerjaan, kewajiban, tugas, jabatan di Disdukcapil Kota

Cimahi.

3. Akta kelahiran gratis adalah bukti otentik yang dikeluarkan atau dibuat oleh

pejabat yang berwenang dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat dengan tidak memungut biaya,dalam rangka memperoleh atau

mendapat kepastian terhadap kedudukan hukum seseorang.

4.

Dinas kpendudukan dan pencatatan sipil merupakan unsur pelaksana

yang menyelengarakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang

kependudukan dan pencatatan sipil

(17)

mengarah pada sasaran yang sama,guna memudahkan masyarakat

dalam pembuatan akta secara gratis maka kinerja aparatur yang efektif

dan efisien harus didukung dengan indikator sebagai berikut:

1) Produktivitas adalah kegiatan yang muncul dalam bentuk sikap

mental dan mengandung makna keinginan oleh Disdukcapil Kota

Cimahi yang selalu berusaha untuk meningkatkan kehidupan

masyarakat.

2) Kualitas layanan adalah Pelayanan Disdukcapil Kota Cimahi

yang merupakan tugas dan fungsi utamanya. Hal ini berkaitan

dengan fungsi dan tugas pemerintahan secara umum, yaitu

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian

pelayanan yang baik kepada masyarakat.

3) Responsivitas adalah Kemampuan Aparatur Disdukcapil Kota

Cimahi untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Responsivitas perlu dimasukan ke dalam indikator kinerja karena

menggambarkan secara langsung kemampuan organisasi

pemerintah dalam menjalankan misi dan tujuannya.

4) Responsibilitas adalah keselarasan antara Aparatur Disdukcapil

Kota Cimahi dalam program pembuatan akta kelahiran gratis

dengan aspirasi masyarakat untuk mencapai tujuannya.

(18)

dipertanggungjawabkan kepada rakyat atau konsisten dengan

kehendak masyarakat.

Berdasarkan definisi di atas maka peneliti membuat model kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1.1

Model Kerangka Pemikiran

1.Produktivitas

Kinerja Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Dalam Pembuatan Akta Kelahiran Gratis

Meningkatkan Kinerja yang ideal

4.Responsibilitas 2.Kualitas

Pelayanan

(19)

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

KKL ini menggunakan metode KKL kualitatif dan menggunakan jenis

KKL deskriptif karena tujuan KKL ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja

aparatur Disdukcapil Kota Cimahi dalam pembuatan akta kelahiran gratis.

Pengertian metode penelitian deskriptif menurut pendapat Mohammad Nazir

dalam bukunya

Metode Penelitian Sosial yang mendefinisikan metode

deskriptif adalah :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kasus peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau

lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai faktor-faktor,

sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”

(Nazir, 1998:63).

Penulis menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini

dimaksudkan untuk meneliti suatu objek dan memberikan gambaran tentang

Kinerja Aparatur Disdukcapil Kota Cimahi dalam pembuatan akta kelahiran

gratis. Berdasarkan metode tersebut, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif.

(20)

Berdasarkan penjelasan dari definisi di atas, penelitian kualitatif

merupakan pendekatan yang mempelajari manusia dengan mengamati

tingkah lakunya khususnya orang-orang yang diteliti. Pemahaman terhadap

orang yang diteliti mengenai tingkah laku manusia, peneliti harus dapat

mamahami proses interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut

pandang yang diteliti.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pungumpulan data dapat diartikan sebagai berikut :

“Pengumpulan data adalah unsur metode KKL yang sangat

menentukan dan semestinya diusahakan semua persyaratan untuk

melakukan pengumpulan data serta analisis data harus terpenuhi

dalam konteks penemuan”.

(Unaradjan,2000:11)

Teknik pengumpulan data merupakan persyaratan melakukan

pengumpulan data dan menganalisis suatu objek, di dalam KKL ini yang

menjadi objeknya adalah lembaga/organisasi yaitu aparatur Disdukcapil Kota

Cimahi. Untuk memperoleh data-data dalam KKL ini penulis melakukan

metode pengumpulan data sebagai berikut:

(21)

2. Studi Lapangan, yaitu melakukan KKL secara langsung ke

lapangan/lokasi yang menjadi objek KKL dengan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

(1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data untuk mengamati

data empiris di mana peneliti mencatat informasi sebagaimana

yang disaksikan selama KKL, yaitu ke lokasi Disdukcapil Kota

Cimahi.

(2) Wawancara, yaitu metode pengumpulan data di mana terdapat

komunikasi langsung melalui tatap muka dan tanya jawab

antara peneliti dan responden. Adapun respondennya adalah

Kepala Disdukcapil Kota Cimahi dan Aparatur bagian

Pencatatan Sipil Kota Cimahi.

(3) Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dari

catatan-catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada

waktu yang lalu yaitu catatan-catatan tertulis tentang berbagai

peristiwa dalam pembuatan akta kelahiran gratis di Disdukcapil

Kota Cimahi.

1.6.3 Teknik Penentuan Informan

(22)

Lincoln dan Guba pengertian

Snowball

yang dikutip oleh Sugiyono dari

bukunya Memahami KKL Kualitatif, antara lain:

“Snowball

yaitu dimana seorang peneliti memilih orang tertentu yang

dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya

berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari nara sumber

sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan nara sumber lainnya yang

dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Unit nara

sumber yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin

terarahnya fokus KKL”.

(Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, 2007:54-55)

Pengambilan informan berdasarkan

snowball, penentuan informan

dalam KKL ini berdasarkan sumber data yang akan dijadikan sebagai

informan KKL, yaitu Kepala Disdukcapil Kota Cimahi sebagai orang pertama

yang dijadikan sumber data. Informan awal ini kemudian memberikan rujukan

untuk mencari informasi kepada Kepala seksi Pencatatan Sipil dipilih karena

orang yang dapat memberikan informasi tentang akta kelahiran gratis.

1.6.4 Teknik Analisis Data

(23)

Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono dalam bukunya Memahami

KKL Kualitatif

menyebutkan ada tiga unsur dalam kegiatan proses analisa

data, sebagai berikut:

1. Data Reduction (reduksi data), yaitu bagian dari proses analisis

dengan bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur

data sehingga dapat disimpulkan.

2. Data Display (penyajian data), yaitu susunan informasi yang

memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan, sehingga

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

3. Conclusion Verification (penarikan kesimpulan), yaitu suatu

kesimpulan

yang

diverifikasi

dengan

cara

melihat

dan

mempertanyakan kembali, dengan meninjau kembali secara

sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman

yang lebih cepat.

(Sugiyono, 2007:92-99).

(24)

1.7 Lokasi dan Jadwal KKL

Lokasi yang diambil sebagai tempat KKL di Disdukcapil Kota Cimahi

Perkantoran Jl. Raden Demang Kusumah Gedung B Lantai 1 Kota Cimahi

40513 Telp (022) 6631883 . Adapun penjadwalan untuk KKL ini melewati

beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jadwal Kuliah Kerja Lapangan

Waktu

Kegiatan

Tahun 2011

April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Observasi lokasi KKL

Pengajuan Judul KKL Penyusunan Usulan Penelitian

Bimbingan Laporan KKL Pelaksanaan KKL

(25)

25 2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, pegawai

bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi

seperti komentar baik dari mitra kerja. Namun demikian penilaian kinerja

yang mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang

mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan

pekerjaan perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran.

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para pegawai negri sipil

sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala

sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering para pegawai tidak mengetahui

betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga organisasi dalam suatu

instansi pemerintahan menghadapi krisis yang serius. Teori kinerja dari

Agus Dwiyanto dalam buku Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia

terdapat indikator kinerja, yaitu:

1. Produktivitas

karaktaristik-karaktaristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

(26)

Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi public, muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanaan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian kepuasan dari masyarakat bisa mejadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.

3. Responsivitas

kemampuan organisasi untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas perlu dimasukan ke dalam indikator kinerja karena menggambarkan secara langsung kemampuan organisasi pemerintah dalam menjalankan misi dan tujuannya. 4. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan

organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan

organisasi,baik yang eksplisit maupun implisit. 5. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukkan pada berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak.

(Dwiyanto, 2008:50-51).

Berdasarkan pengertian kinerja pemerintahan di atas, maka

kinerja pemerintahan berarti sekelompok orang dalam organisasi dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai

tujuan atau sekumpulan orang dan individu yaitu pegawai negeri yang

berada pada badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi

atau tugas pemerintahan .

Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan

mengabaikan tanda -tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Sementara itu Prawirosentono mengartikan kinerja (performance) adalah

sebagai berikut:

(27)

dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika”. (Prawirosentono, 1999:2).

Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa yang

dimaksud kinerja atau performance adalah hasil kerja oleh pegawai di

Disdukcapil Kota Cimahi dilihat pada aspek moral dan etika dan kerja

sama dengan tidak melanggar hukum untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan oleh organisasi. Kinerja merupakan hasil kerja oleh pegawai

atau aparatur disdukcapil dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan

wewenang masing-masing yang bisa dipertanggung jawabkan dan

dilaksanakan sesuai prosedur dan perundang-undangan dengan tujuan

untuk mencapai suatu organisasi.

Pengertian lain menurut Maluyu S.P. Hasibuan bahwa:

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

(Hasibuan, 2001:34)

Pengertian kinerja menurut Hasibuan diatas bahwa untuk mencapai

sebuah kinerja, seorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman,

kesungguhan dan waktu agar dapat barjalan seperti yang diharapkan di

dalam suatu oraganisasi atau instansi pemerintahan untuk digunakan

dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja dan memotivasi kinerja

para pegawai.

Sadu Wasistiono dalam bukunya yang berjudul Menata Ulang

(28)

organisasi pemerintah dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai

berikut:

a) Indikator Produktivitas.

Hubungan antara tingkat pencapaian hasi implementasi dari wewenang dan tugas dari organisasi pemerintah atas sumber daya dan dana yang tersedia.

b) Indikator Kualitas Layanan

Kepuasan masyarakat terhadap layanan yang diterima dari organisasi pemerintah.

c) Indikator Responsivitas

Sejauhmana kepekaan organisasi pemerintah untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

d) Indikator Responsibilitas

Apakah pelaksanaan kegiatan organisasi pemerintah itu dilakukan dengan prinsip-prinsip organisasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi baik yang implisit maupun yang eksplisit. (Wasistiono, 2002:48-49).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas penulis menyimpulkan

bahwa kinerja birkorasi pemerintahan adalah hasil kerja yang dicapai

secara kolektif oleh aparatur birokrasi pemerintahan berupa

tindakan-tindakan atau aktivitas-aktivitas aparatur birokrasi pemerintahan yang

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam rangka

melaksanakan kegiatan organisasi pemerintahan pada kurun waktu

tertentu

Melalui pengukuran dan evaluasi kinerja dapat ditentukan tingkat

keberhasilan dan kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Pentingnya penilaian dari suatu kinerja organisasi pemerintah

dikemukakan oleh Yeremias T. Keban, sebagai berikut:

(29)

kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut juga input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya”

(Keban, 1995:1).

Ukuran keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi dapat

dilakukan melalui penilaian kinerja. Baik itu penilaian kinerja anggota,

maupun penilaian kinerja organisasi. Kinerja anggota pada akhirnya akan

bermuara pada kinerja organisasi. Untuk menilai suatu kinerja anggota

dibutuhkan indikator-indikator kinerja.

Menurut Sedarmayanti, “performance diterjemahkan menjadi

kinerja, juga berarti prestasi kerja, pencapaian kerja/hasil kerja/untuk

kerja/penampilan kerja (2001:50).” kinerja merupakan hasil pencapaian kerja di mana para pegawai atau aparatur dituntut untuk berupaya

semaksimal mungkin menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Sebagai

seorang profesional maka tugas aparatur Disdukcapil Kota Cimahi

sebagai aparatur birokrasi dalam memberikan pelayanan hendaknya

dapat memberikan kepuasan. Dalam hal pembuatan akta kelahiran gratis

hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal

bagi keberhasilan. Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 :

223)“Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha

dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

Setelah mengetahui hasil dari Penilaian Prestasi Kerja, maka

sudah sewajarnya instansi pemerintah khususnya Disdukcapil Kota

Cimahi juga memberikan apresiasi kepada para pegawai atau aparatur

(30)

memberikan kemajuan yang berarti bagi masyarakat dan pemerintah

tersebut sehinga para pegawai merasa dihargai dan akan memunculkan

kembalimotivasi bekerja yang lebih dari pada sebelumnya. Adapun salah

satu tindakan yang tepat dalam memberikan apreasiasi kepada pegawai

yang telah berdedikasi terhadap pemerintah adalah dengan memberikan

sebuah promosi.

menurut Josef Riwu Kaho Untuk mewujudkan kinerja yang baik

maka harus ada pembagian kerja yang merupakan asas selanjutnya yang

harus diterapkan pada setiap organisasi termasuk pemerintahan

daerah.(kaho 1988:289).

Adanya pembagian kerja kepada aparatur ditujukan untuk

melakukan tugas-tugasnya sesuaii tugas, kewajiban dan tanggung

jawabnya,dengan demikian kekacauan,konflik kewenangan,timpang tindih

ataupun kecenderungan menghindari tanggung jawab yang dapat

dielakan.

2.2 Pengertian Aparatur

Pengertian Aparatur menurut Dharma Setyawan Salam dalam buku

Manajemen Pemerintahan Indonesia menyebutkan bahwa ”aparatur

pemerintahan sebagai social servant yaitu pekerja yang digaji oleh

pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan melakukan

(31)

Keberhasilan pencapaian tujuan dari setiap pelaksanaan kegiatan

yang dilaksanakan oleh setiap instansi pemerintah pada dasarnya sangat

tergantung dari tingkat kemampuan sumberdaya aparat yang dimilikinya

sebagai pelaksana dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh

pemerintah, oleh sebab itu maka faktor sumberdaya manusia sangat

berperan penting dalam pencapaian tujuan kegiatan yang dilaksanakan

oleh pemerintah. sebagaimana yang dikemukakan oleh Soerwono

Handayaningrat yang mengatakan bahwa:

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai

alat untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek

administrasi itu terutama ialahkelembagaan atau organisasi dan kepegawaian”(Handayaningrat,1982:154).

Aparatur pemerintahan sebagai alat untuk mencapai tujuan

organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara. Maka

diperlukan aspek-aspek administrasi terutama kelembagaan atau

organisasi dan kepegawaian. Selanjutnya Suwarno mengemukakan lebih

jauh tentang aparatur pemerintahan bahwa yang dimaksud tentang

aparatur pemerintahan ialah orang-orang yang menduduki jabatan dalam

kelembagaan pemerintahan.

Hasil kerja aparatur tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan

sumber daya manusia. SDM merupakan salah satu faktor utama dalam

menjalankan tugas kepegawaian bagi aparatur. Setiap aparatur

mempunyai tugas menjalankan fungsi organisasi dan pemerintahan

(32)

Sumber daya aparatur menurut Badudu dan Sutan dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia,

adalah terdiri dari kata sumber yaitu, tempat asal dari mana sesuatu datang, daya yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan, sedangkan aparatur yaitu pegawai yang bekerja di pemerintahan. Jadi, sumber daya aparatur adalah kemampuan yang dimilki oleh pegawai untuk melakukan sesuatu. (Badudu dan Sutan, 1996:1372).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

sumber daya aparatur merupakan sesuatu yang dimiliki seorang pegawai

yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang telah

diberikan kepadanya. Sumber daya aparatur merupakan faktor penting

untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan oleh pemerintahan. Untuk

itu sumber daya aparatur perlu dikelola melalui pemberian pendidikan dan

latihan serta pengalihan tugas dinas yang diterapkan oleh pemerintah

maupun lembaga organisasi lainnya, dalam mengembangkan sumber

daya aparatur. Sehingga pelayanan yang diberikan pemerintah khususnya

Disdukcapil Kota Cimahi dapat meningkatkan profesionalisme dan

aparatur yang berkompeten.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,

1995:103) aparat adalah alat, perkakas, badan/instansi pemerintah,

pegawai negeri, atau alat Negara. Sedangkan aparatur adalah:

1. Perangkat alat (negara, pemerintah).

2. Alat kelengkapan negara yang utama meliputi bidang

(33)

mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan

sehari-hari.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa aparatur adalah perangkat

negara atau pemerintah yang mempunyai tugas dan wewenang yang bisa

dipertanggung jawabkan. Apabila aparatur memberikan pelayanan secara

profesional yang berarti kinerja seseorang sesuai dengan jabatan yang

diberikan kepadanya.

Tugas yang diberikan kepada orang tersebut harus

dipertanggungjawabkan, karena merupakan kewajiban yang harus

dilaksanakan serta pekerjaan yang diberikan kepadanya tidak boleh

ditinggalkan sebelum pekerjaan itu selesai. Untuk meningkatkan

kemampuan aparatur pemerintah,maka suatu langkah sistematis harus

diambil Untuk memperlancar jalannya penyelenggaraaan tugas aparatur

maka diperlukan peralatan yang cukup memadai baik dalam kuantitas

maupun kualitasnya peralatan merupakan instrumen perantara dan

pembantu bagi aparatur pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas

pekerjaannya.

2.3 Kinerja Aparatur

Kinerja Aparatur instansi pemerintah adalah :

“gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strateji instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan / kegagalan pelaksanaan kegiatan- kegiatan sesuai dengan program, kebijakan yang ditetapkan”

(34)

Kinerja aparatur yang profesional jika instansi pemerintah, ditata

secara benar, dengan memperhatikan sasaran atau tujuan organisasi

yang mempunyai visi dan misi dengan jelas dan baik, maka akan dapat

mempermudah instansi pemerintah dalam memberikan segala pelayanan

terhadap masyarakat pada umumnya. Keadaan seperti ini tentunya akan

menciptakan pelayanan kepada publik dapat menjadi lebih mudah, cepat,

dan akurat. Sehingga pelayanan pembuatan akta kelahiran gratis ini

penerapannya berjalan dengan baik. Agar kinerja aparatur lebih baik,

Disdukcapil Kota Cimahi membuat perencanaan kinerja.”perencanaan

kinerja (Renja) adalah suatu proses penetapan kegiatan tahunan dan

indikator kinerja berdasarkan sasaran,kebijakan dan program, yang telah

ditetapkan ”.(dokumen Renja Disdukcapil).

Kinerja aparatur pemerintahan daerah harus lebih ditingkatkan,

terutama dengan adanya perencanaan program pemerintahan yang

dinamakan renja dalam hal pelayanan. Oleh karena itu kesiapan aparatur

perlu diseimbangkan dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu

menjalankan pembuatan akta kelahiran dengan kesiapan yang lebih baik

lagi. Renja memuat sasaran dan rencana capaiannya, program, kegiatan

serta kelompok indikator kinerja (inputs, outputs, outcomes, benefit,

impacts) dan rencana capaiannya.Indikator Perencanaan Kinerja yaitu :

1. Input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dan program dapat berjalan atau untuk menghasilkan

(35)

2. Output adalah sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu

kegiatan dan program berdasarkan masukan.

3. Outcome (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya dari outputs kegiatan pada jangka waktu menengah

(misal : meningkatnya pengetahuan, kualitas pelayanan lebih baik).

4. Benefits (manfaat) adalah kegunaan/manfaat suatu keluaran

(outputs) yang dirasakan langsung oleh masyarakat atau dapat

berupa tersedianya fasilitas yang diakses oleh publik.

5. Impacts (dampak) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi,

lingkungan atau kepentingan umum yang ditimbulkan manfaat baik

positif maupun negatif.

Renja memuat sasaran dan rencana pembinaan karier pegawai negeri

sipil berdasarkan UU No 8 Tahun 1974 sebagai berikut :

1. Sistem Karier adalah suatu sistem kepegawai di mana untuk

pengangkatan pertama berdasarkan kecakapan yang

bersangkutan, sedang dalam pengembangan lebih lanjut, masa

kerja, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat obyektif lainnya

juga menentukan.

2. Sistem Prestasi Kerja adalah suatu sistem kepegawaian di mana

pengangkatan seseorang untuk menduduki sesuatu jabatan atau

untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang

(36)

dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas, dan prestasi dibuktikan

secara nyata.

3. Prestasi Kerja Merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya. Prestasi kerja dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan

kerja,dengan ciri-ciri prestasi kerja sebagai berikut :

1) Menguasai seluk beluk bidang tugas dan bidang lain yang

terkait.

2) Mempunyai ketrampilan yang amat baik dalam

melaksanakan tugas

3) Mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang tugasnya

dan bidang lain yang terkait.

4) Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam

melaksanakan tugas

5) Melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasil guna.

6) Mempunyai kesegaran jasmani dan rohani yang baik.

Hasil kerja yang dicapai oleh seorang aparatur, yang menjalankan

tugas penuh tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan

organisasi pemerintahan. Akibatnya akan tercapai peningkatan kinerja

(37)

2.4 Pengertian Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dalam peraturan pemerintah pada Undang-undang No. 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan yang dimaksud dengan

Administrasi kependudukan adalah :

”Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain ”. (UU No. 23 Tahun 2006 : 4).

Administrasi kependudukan berdasarkan Undang-Undang

tersebut merupakan rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran

penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi penduduk serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan

sektor lain. Sedangkan penduduk menurut Peraturan Daerah Kota Cimahi

No.4 Tahun 2010 ”adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang

masuk secara sah serta bertempat tinggal di wilayah Indonesia sesuai

dengan peraturan perundang-undangan”(Perda/No.4/Ps 1/Thn2010) .

Penduduk adalah warga negara Indonesia atau orang asing yang

telah masuk secara sah sesuai dengan ketentuan untuk menjadi warga

negara dan bertempat tinggal di Indonesia untuk mengabdi kepada

bangsa dan negara. Penduduk merupakan modal dasar dalam

pembangunan, oleh karena itu setiap penduduk mempunyai hak untuk

(38)

1. pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil

2. dokumen kependudukan;

3. perlindungan atas data pribadi;

4. kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;

5. informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil atas dirinya dan/atau keluarganya; dan

6. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat

penyalahgunaan data pribadi oleh Instansi Penyelenggara.

Pencatatan Sipil berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cimahi Pasal

1 No.4 Tahun 2010 “adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami

oleh seseorang pada register catatan sipil oleh Instansi Penyelenggara”

(Perda/No.4/Ps 1/Thn2010).

kepemilikan Akta Kelahiran adalah hak setiap warganegara dan

negara melalui pegawai catatan sipilnya berkewajiban menjamin

terlaksananya hak tersebut. anak akan didaftarkan segera setelah

kelahiran dan sejak lahir berhak atas sebuah nama, berhak memperoleh

kewarganegaraan dan berhak mengetahui dan dipelihara oleh

orangtuanya. Merupakan kewajiban negaralah untuk menjamin

(39)

2.5 Pengertian Akta Kelahiran

Akta catatan sipil menurut Peraturan Daerah Kota Cimahi No.4

Tahun 2010 pasal 1 ”Akta Catatan Sipil adalah akta autentik yang

memuat catatan lengkap seseorang mengenai kelahiran, perkawinan,

perceraian, kematian, pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan

anak”(Perda/No.4/Ps 1/Tahun 2010).

Akta merupakan catatan pristiwa penting yang dibuat oleh pejabat

yang diberi wewenang menurut ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan

sebagai alat bukti autentik yang bisa dijadikan sebagai alat hukum.

Kutipan Akta adalah catatan pokok yang dikutip dari Akta Ctatan Spil dan merupakan alat bukti sah bagi diri yang bersangkutan maupun pihak lain mengenai kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan anak, status kewarganegaraan, ganti nama dan pembatalan Akta.

(Perda/No.4/Ps 1/Tahun2010).

Kutipan akta merupakan salinan akta yang dibuat oleh petugas

yang berwenang yang akan diberikan kepada pemohon atau pelapor yang

telah mengajukan pembuatan akta kelahiran,perkawinan,perceraian dan

status kewarganegaraan sebagai alat bukti yang sah dalam

kewarganegaraannya.

Kelahiran Menurut Kasdu dalam bukunya yang berjudul Info

Lengkap Kehamilan dan Persalinan mengemukakan sebagai berikut :

“Kelahiran merupakan tiga tahap yang harus dilalui, diawali dengan dari

mulainya pembukaan jalan lahir, keluarnya kepala janin, sampai keluarnya

(40)

Berdasarkan pendapat di atas kelahiran merupakan keluar atau

lahirnya seorang anak yang diawali dengan pembukaan jalan lahir

kemudian keluarnya kepala anak atau bayi sampai keluarnya ari-ari bayi

tersebut.

Akta kelahiran merupakan salah satu bukti kewarganegaraan

seseorang. Adapun pengertian Akta kelahiran menurut Darpan

Ariawinagun yaitu :

Akta Kelahiran adalah sebuah akta yang dikeluarkan negara melalui pejabat yang berwenang yang berisi identitas anak yang dilahirkan, yaitu nama, tanggal lahir, nama orang tua serta tanda tangan pejabat yang berwenang”(Ariawinagun, 2003:9)

Akta kelahiran merupakan catatan otentik yang dibuat oleh pegawai

catatan sipil selaku pejabat yang berewenang berupa catatan resmi

tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak dan nama orang tua

anak secara lengkap dan jelas, yang dilegalkan dengan memberikan tanda

tangan dari pejabat yang berwenang dengan tujuan untuk memperoleh

status kewarganegaraan anak.

Dalam UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (ADMINDUK) di disebutkan bahwa:

1) Jika selama 60 (enam puluh) hari sejak terjadi peristiwa kelahiran,

namun anda belum mencatatkan peristiwa tersebut maka anda akan

diberi batas waktu toleransi sampai dengan 1 (satu) tahun sejak

tanggal kelahiran, pencatatan tersebut dilaksanakan setelah

mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana setempat.

(41)

2) Sedangkan pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1

(satu) tahun, dapat dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan

negeri tempat peristiwa kelahiran.(Pasal 32 ayat 2)

3) Pencatatan peristiwa kelahiran yang terjadi diluar wilayah Republik

Indonesia wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat

30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan

kembali ke Indonesia. (Pasal 29)

4) Pencatatan peristiwa kelahiran yang terjadi di atas kapal laut atau

pesawat terbang wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi

Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara

(42)

42 BAB III

OBJEK LAPORAN KKL

3.1 Gambaran Umum Kota Cimahi 3.1.1 Sejarah Kota Cimahi

Cimahi mulai dikenal pada tahun 1811, Gubernur Jendral Willem

Daendels membuat jalan Anyer-Panarukan, dengan dibuatnya pos

penjagaan (loJi) di Alun-alun Cimahi sekarang. Tahun 1874-1893,

dilaksanakan pembuatan jalan kereta api Bandung-Cianjur sekaligus

pembuatan stasiun kereta api Cimahi.Tahun 1886 dimulainya

pembangunan pusat pendidikan militer dan fasilitas lainnya (RS Dustira,

rumah tahanan militer, dll). Tahun 1935, Cimahi menjadi kecamatan

(lampiran staat blad tahun 1935). Tahun 1962 dibentuk setingkat

kewedanaan, meliputi 4 kecamatan : Cimahi, Padalarang, Batujajar dan

Cipatat. Tahun 1975, ditingkatkan menjadi kota administratip (pp no. 29

tahun 1975), diresmikannya pada tanggal 29 Januari 1976, merupakan

Kotif pertama di Jawa Barat dan ketiga di Indonesia. Tahun 2001

ditingkatkan statusnya menjadi kota otonom.

Cimahi yang berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah

Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya

maka berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi Daerah dan Peraturan

(43)

Administratif, Cimahi dapat ditingkatkan statusnya dari Kecamatan

menjadi Kota Administratif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung

yang dipimpin oleh Walikota Administratif yang bertanggungjawab kepada

Bupati Kepala Daerah Kabupaten Bandung. Kota Administratif Cimahi

dengan luas wilayah keselurahan mencapai 4.025,73 Ha, yang

merupakan bagian dari Kabupaten Bandung Utara sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi

Jawa Barat.

Cimahi telah menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya

dibidang pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk,

yang pada tahun 1990 berjumlah 290.202 jiwa dan pada tahu 2000

meningkat menjadi 352.005 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 2,12 %

per tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan

Wewenang kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. Oleh karena itu, sangat

diperlukan adanya peningkatan dibidang penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan dalam

rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di

wilayah Cimahi.Kota Administratif Cimahi, sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1975 tentang Pembentukan Kota

(44)

Secara Geografis wilayah Kota Administratif Cimahi mempunyai

kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Dari

segi potensi, industri dan perdagangan, perhubungan serta pendidikan.

Kota Administratif mempunyai prospek yang baik bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat berdasarkan hal tersebut di atas dan

memperhatikan aspirasi masyarakat yang berkembang.

Wilayah Kota Administratif Cimahi yang meliputi Kecamatan Cimahi

Utara, Kecamatan Cimahi Tengah dan Kecamatan Cimahi Selatan, perlu

dibentuk menjadi Kota Cimahi sebagaimana diatur dalam Undang-undang

Republik Indonesia nomor 9 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota

Cimahi.

Pada tanggal 21 juni 2001 dibentuklah Kota Cimahi yang disahkan

oleh Menteri Dalam Negeri dengan melalui proses penelitian dari lima

perguruan tinggi negeri dan swasta yaitu Universitas Padjadjaran (Unpad),

Institut Tekhnologi Bandung (ITB), Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam

Negeri (STPDN ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas

Jend. Ahmad Yani (Unjani). Dimana proses tersebut meneliti tentang

persyaratan Daerah Otonom yaitu luas wilayah, Pendapatan Asli Daerah

(PAD), jumlah penduduk serta kehidupan sosial politik ekonomi dan

budaya.

Kota Cimahi adalah Daerah Otonom yang berwenang mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

(45)

Republik Indonesia, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah..

Berdasarkan Undang-Undang No. 9 Thn. 2001 tentang

Pembentukan Kota Cimahi, maka pada 21 Juni 2001 dibentuklah Kota

Cimahi yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri. Melalui proses

penelitian, tentang persyaratan Daerah Otonom yang berwenang

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sendiri berasaskan

desentralisasi tentang aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, dan kesesuaian dengan Undang-Undang No. 32 Thn.

2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan penyempurnaan

dari Undang-Undang No. 22 Thn. 1999.

Kewenangan Kota Cimahi sebagai Daerah Otonom mencakup

seluruh kewenangan di bidang pemerintahan, termasuk kewenangan

wajib yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayan,

perhubungan, industri, perdagangan, penanaman modal, lingkungan

hidup serta kewenangan di bidang lainnya sesuai dengan Peraturan

Daerah No. 1 Thn. 2003 tentang Kewenangan Kota Cimahi sebagai

Daerah Otonom.

Sejak terbentuknya Kota Cimahi, keberadaannya telah

menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat, sehingga

menuntut pengelolaan serta pengendalian urusan bidang pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan yang lebih cepat dan terarah,

(46)

Pembangunan Kota Cimahi tersebut ditandai dengan semakin

meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan ekonomi

masyarakat, besarnya potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta

suasana kondusif dari masyarakat Kota Cimahi.

3.1.2 Letak Geografis Kota Cimahi

Kota Cimahi yang secara geografis berbatasan langsung dengan

pusat ibu kota Provinsi Jawa Barat serta memliki fungsi sebagai pusat

pertumbuhan regional Bandung Raya sangat terpengaruhi oleh setiap

perkembangan yang terjadi di Kota Bandung sehingga hal tersebut

menyebabkan tingginya arus pergerakan dari maupun ke Cimahi. Guna

memahami mengapa, bagaimana dan dimana Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cimahi melaksanakan fungsinya, perlu membahas

kondisi lingkungan di Kota Cimahi sebagai berikut :

Kota Cimahi secara geografis, terletak pada koordinat 1060 40” BT dan 60

55” LS, denagan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : KecamatanParongpong, Kecamatan Cisarua,

dan Kecamatan Ngamprah ( Kab Bandung

Barat ).

2. Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi,

Kecamatan Cicendo, dan Kecamatan Andir

(47)

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Marga Asih ( Kab Bandung ) dan

Kecamatan Bandung Kulon (Kota Bandung ).

4. Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang dan Kecamatan

Batujajar ( Kab Bandung Barat ).

Luas wilayah Kota Cimahi seluruhnya adalah 4.025,73 Ha, yang

secara administrasi terdiri atas 3 Kecamatan dan 15 kelurahan, dengan

topografi wilayah merupakan lembah cekungan yang melandai ke arah

selatan.

3.1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Cimahi

Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor terpenting dalam

pelaksanaan pembangunan Nasional, khususnya dalam penyelesaian

beban tugas negara serta dalam pelaksanaan penyelenggaraan tugas

pemerintahan. Untuk menjamin penyelenggaran tersebut sangatlah

diperlukan para Pegawai yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan

adil melalui pembinaan pegawai yang dilaksanakan berdasarkan sistem

dan mekanisme prestasi kerja dan karir yang dititikberatkan pada prestasi

kerja, sehingga peranaannya akan sangat membantu dalam penyelesaian

seluruh tugas Pemerintahan.

Menurut UU No.08 tahun 1974 tentang pokok- pokok kepegawaian,

Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat

(48)

berlaku dan dipekerjakan dalam suatu Jabatan Negeri atau Badan Negara

yang berwenang.

Berdasarkan data yang diperoleh Jumlah Pegawai Negeri Sipil

(PNS) Daerah di Kota Cimahi pada tahun 2011 adalah sebanyak 5709

orang. Jumlah tersebut terdiri atas Golongan I sebanyak 148 orang,

golongan II sebanyak 1.208 orang, golongan III sebanyak 2.207 orang dan

golongan IV sebanyak 2.146 orang. Jika dirinci menurut usia jumlah

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah di Kota Cimahi yang terbanyak adalah

pada usia 41 – 45 tahun yaitu sebanyak 1.397 orang dan yang paling

sedikit adalah pada usia 19 – 25 tahun hanya berjumlah 97 orang.

3.1.4 Keadaan Kependudukan Kota Cimahi

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang meliputi segala

aspek kehidupan, pemerintah pusat maupun daerah dituntut untuk

menjadikan masyarakatnya sebagai bagian dari proses tersebut.

Keberhasilan penyelenggaran pemerintahan tidak terlepas dari adanya

partisipasi dari masyarakat atau penduduk daerah yang bersangkutan.

Salah satu wujud dari rasa tanggung jawabnya adalah dengan adanya

sikap yang mendukung terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Kota

Cimahi sebagai bagian dari Pemerintah daerah harus mampu memberikan

perhatian khusus terhadap penduduknya, baik dari segi pelayanan

maupun dari segi pemberdayaan yang dapat menunjang kehidupan

(49)

3.2 Gambaran Umum Disdukcapil Kota Cimahi 3.2.1 Sejarah Singkat Disdukcapil Kota Cimahi

Disdukcapil Kota Cimahi yang dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Cimahi

merupakan dinas teknis yang melaksanakan sebagian kewenangan

pemerintah daerah dalam bidang Kependudukan, Pencatatan Sipil dan

Sosial.

3.2.2 Visi dan Misi Dinas Disdukcapil Kota Cimahi

Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi

adalah sebagai berikut :

3.2.2.1 Visi Dinas Disdukcapil Kota Cimahi

Sejalan dengan Visi Kota Cimahi, Dinas Kependudukan Pencatatan

Sipil Sosial dan Tenaga Kerja Kota Cimahi mempunyai Visi Dinas yaitu

“Terwujudnya Penduduk yang teridentitas, masyarakat yang sejahtera

yang berbasis informasi dan teknologi“.

3.2.2.2 Misi Dinas Disdukcapil Kota Cimahi

Dalam mewujudkan Visi Dinas tersebut, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cimahi mempunyai 5 (lima) Misi Dinas yaitu :

(50)

2. Meningkatkan pelayanan di bidang Pencatatan Sipil

3. Meningkatkan pelayanan di bidang Informasi Data dan

Kependudukan.

4. Meningkatkan kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana.

5. Meningkatkan Pelayanan e-KTP.

Sesuai dengan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,

sasaran yang akan dicapai pada Tahun Anggaran 2011 adalah:

1. Meningkatkan Pemerataan penyebaran penduduk dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

2. Mewujudkan database kependudukan yang tepat, akurat dan up to

date.

3. Meningkatkan kesadaran kepemilikan bukti identitas

kependudukan.

4. Meningkatkan kesadaran dan kepemilikan bukti hukum

kependudukan masyarakat Kota Cimahi.

5. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan sosial.

6. Meningkatkan rehabilitas dana kesejahteraan sosial.

7. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik melalui

(51)

3.2.3 Struktur Organisasi Disdukcapil Kota Cimahi

Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sosial

Kota Cimahi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 dapat

(52)
[image:52.612.79.533.118.574.2]

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Disdukcapil Kota Cimahi

Sumber: Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 2 Tahun 2011, tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Dinas Daerah Kota Cimahi. KEPALA

Erick Yudha Bhuan., SE., M.Si

SEKERTARIAT

Drs. Wawan Suryawan

SUB BAGIAN PROGRAM DAN

PELAPORAN Agus Hapriyadi, ST

SUB BAGIAN KEUANGAN

Sri Surya Ekawati, SE

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Isnendi, S.Sos BIDANG KEPENDUDUKAN Drs. Herry Zainy, MM

BIDANG PENCATATAN SIPIL

Drs. Heri Herdiani

BIDANG DATA DAN INFORMASI

Drs. Toto Suharto

UPTD SEKSI PENGENDALIAN

MIGRASI DAN URBANISASI

Deden Rachmat, S.Sos. SEKSI PENDAFTARAN PENDUDUK Yulianty, S.Sos. SEKSI PENCATATAN PERKAWINAN, PERCERAIAN, PENGAKUAN

DAN PENGESAHAN ANAK Sopandi, Sh SEKSI PENCATATAN

KELAHIRAN DAN KEMATIAN Rita Surhayati, S.S.os.

SEKSI PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN DATA

KEPENDUDUKAN

M.Nur Efendy Ap,Msi. SEKSI SISTEM INFORMASI

KEPENDUDUKAN Wawan Haryana, S.Sos. KELOMPOK

(53)

Disdukcapil Kota Cimahi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 terdiri dari 1 orang Kepala Dinas, 1 orang

Sekretariat, 3 orang Sub Bagian, 3 orang Kepala Bidang, dan 6 orang

Kepala Seksi dengan susunan sebagai berikut:

1. Kepala Dinas : Erik Yudha Bhuana, SE ,MSI

2. Sekretaris : Drs Wawan Suryawan Sekretaris membawahi :

a. Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan.

Agus Hapriyadi

b. Kepala Sub Bagian Keuangan

Sri Surya Ekawati, SE

c. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Isnendi S.SOS

3. Kepala Bidang Kependudukan : Drs.Herry Zainy. Z,MM

Kepala Bidang Kependudukan membawahi :

a. Kepala Seksi Pendaftaran Kependudukan.

Yulianty S.SOS

b. Kepala Seksi Pengendalian Migrasi dan Urbanisasi.

Deden Rahmat

(54)

a. Kepala Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian.

Rita Suharyanti S.SOS

b. Seksi Pencatatan Perkawinan, Perceraian, Pengakuan dan Pengesahan Anak.

Sopandi , SH

5. Kepala Bidang Data dan Informasi: Drs.Toto Suharto

Kepala Bidang Data dan Informasi membawahi :

a. Kepala Seksi Sistim Inforamasi Kependudukan.

Wawan Heryana S.SOS

b. Kepala Seksi Pengolahan dan Penyimpanan Data Kependudukan.

Muhammad Nur Efendi AP , MSI

3.2.4 Deskripsi Tugas Disdukcapil Kota Cimahi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 2 Tahun

2011 tentang Dinas Daerah Kota Cimahi, mempunyai tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah, yaitu di bidang

(55)

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas,

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kependudukan dan

Pencatatan Sipil.

2. Penyelenggaraan sebagai urusan pemerintahan dalam

pelayanan umum di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kependudukan dan

Catatan Sipil meliputi Kependudukan, Pencatatan Sipil serta

Data dan Informasi Kependudukan.

4. Pelaksanaan urusan kesekretariatan.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya.

Adapun deskripsi tugas dari 1 orang Kepala Dinas, 1 orang

Sekretariat, 3

orang Kepala Bidang.

1. Deskripsi Tugas Kepala Dinas Adalah Sebagai Berikut :

Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Sosial dan Tenaga Kerja

mempu

Gambar

Gambar 1.1  Model Kerangka Pemikiran
Tabel 1.1 Jadwal Kuliah Kerja Lapangan
Gambar 3.1
Gambar 3.2 Alur Proses Pembuatan Akta Kelahiran
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Untuk mengetahui nilai efektif dari campuran Cornice Adhesive , perlu diteliti lebih lanjut untuk tanah yang lain dengan menggunakan kadar. campuran yang lebih

[r]

tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban menyelenggarakan pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang terbaik kepada

PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN GRATIS PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL.. KABUPATEN

Dan di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik juga berisikan standar pelayanan

Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan maka tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian eksplanatori karena dalam penelitian ini peneliti akan