• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PISANGAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

ANDIKA PUJIASTUTI FAHRIATI

NIM : 1111104000026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara I Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2015

(3)

iii

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

PROFESI PERAWAT DI WILAYAH KELURAHAN

PISANGAN

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh :

ANDIKA PUJIASTUTI FAHRIATI

NIM 1111104000026

Pembimbing 1 Pembimbing II

(4)

iv

GAMBARAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROFESI PERAWAT DI WILAYAH KELURAHAN PISANGAN

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Andika Pujiastuti NIM : 1111104000026

Pembimbing I

Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep NIP. 19700122 200801 2 005

Pembimbing II

Maftuhah, S.Kp, M.Kep, Ph.D NIP. 19680808 200604 2 001

Penguji I

Ns.Eni Nur’aini Agustini,S.Kep,M.Sc

NIP. 19800802 200604 2 001

Penguji II

Maftuhah, S.Kp, M.Kep, Ph.D NIP. 19680808 200604 2 001

Penguji III

(5)

v

GAMBARAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROFESI PERAWAT DI WILAYAH KELURAHAN PISANGAN

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Andika Pujiastuti

NIM : 1111104000026

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc

NIP. 19790210 200501 2 002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes

(6)

vi

OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015

Andika Pujiastuti Fahriati, NIM : 1111104000026

Description of People’s Perception for Nurses Profession at Pisangan Village

xvi + 76 pages + 12 tables + 2 schemes + 1 figures + 3 attachements

ABSTRACK

The nursing profession has autonomy within the authority and responsibility in every action taken. Given action is an integral part of health care. Positive perceptions about the nursing profession will increase public interest to visit health care institutions.This research aims to describe the public perception of the nursing profession. This type of research is quantitative descriptive design with cross sectional approach.The samples were 106 residents in the Village Pisangan Ciputat with purposive sampling technique. Quantitative data were obtained through questionnaire of Caring Nurse Patient Interaction Scale (CNPI) with modification (16 items) with measure of sampling adequacy (MSA) 0,931. The results showed that 63.2% of respondents have a positive perception of the nursing profession, 59.4% of respondents have a positive perception of the caring profession of nursing and 56.6% had a positive perception of the function of the nursing profession.Based health services at hospitals, health centers, and clinics, society have a positive perception of the nursing profession in the amount of 53%, 53.2% and 72%, caring nurse by 60.8%, 62.5% and 63.6%, while for independent and dependent functions of nurses in hospitals had the largest percentage is 72.5% and 92.2%. There by the public has a positive perception of the nursing profession, caring and function of nurses. Researchers suggested that the nursing profession has always adopted a caring and professional function so as to achieve the goal of optimal nursing care.

Keywords : Perception, nursing profession

(7)

vii

JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Andika Pujiastuti Fahriati, NIM : 1111104000026

Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan

xvi + 76 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 1 gambar + 3 lampiran

ABSTRAK

Profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab pada setiap tindakan yang dilakukan.Tindakan yang diberikan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Persepsi positif tentang profesi perawat akan meningkatkan minat masyarakat berkunjung ke instansi pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskritif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 106 warga di Kelurahan Pisangan Ciputat dengan teknik purposive sampling.Pengambilan data kuantitatif diadopsi dari kuesioner CNPI (16 pernyataan) dengan Measure of Sampling Adequacy (MSA) 0,931.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,2% responden memiliki persepsi positif terhadap profesi perawat, 59,4% responden memiliki persepsi positif terhadap caring profesi perawat dan 56,6% memiliki persepsi positif terhadap fungsi profesi perawat. Berdasarkan pelayanan kesehatan di RS, Puskesmas, dan Klinik mayarakat memiliki persepsi positif terhadap profesi perawat yaitu sebesar 53%,53,2% dan 72%, caring perawat sebesar 60,8%, 62,5% dan 63,6% sedangkan untuk fungsi independen dan dependen perawat di rumah sakit memiliki persentase terbesar yaitu 72,5% dan 92,2%. Dengan demikian masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap profesi perawat, caring dan fungsi perawat. Peneliti menyarankan agar profesi perawat selalu menerapkan sikap caring dan fungsi profesi sehingga dapat tercapainya tujuan pelayanan keperawatan yang optimal.

Kata Kunci : Persepsi, Profesi Perawat,

(8)

viii

Tempat, tanggal Lahir : Tangerang, 10 Mei 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Tampak Siring 1 No. 1 Rt 002/015, Perum II, Kota Tangerang

HP : +6281289224351 dan +628979559288

E-mail : andikapujiastuti10@gmail.com

Fakultas / Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Islam Gunung Jati Tangerang 1996 – 1998 2. Sekolah Dasar Islam Al-Istiqomah Tangerang 1998 – 2004 3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Kota Tangerang 2004 – 2007 4. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kota Tangerang 2007 – 2010 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 – sekarang

ORGANISASI

1. Karya Ilmiah Remaja SMP 2007 – 2008

2. BEM PSIK 2012 – 2013

(9)

ix

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kitaberlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatankita.Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yangrapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Penulismenyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritikdan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulisterima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan danbantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulisselesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasihkepada:

1. Ibu saya, Hj. Atijah yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih

sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan

(10)

x

Hidayatullah Jakarta.

3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ita Yuanita,S.Kp, M.Kep. dan Ibu Maftuhah, Ph.D selaku Dosen

Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

5. Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.

6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh warga Kelurahan Pisangan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Sahabat tercinta, Ilyati, Dayang, Audy, Dewi dan Trisna yang selalu

(11)

xi

9. Teman-teman PSIK 2011,yang telah berjuang bersama selama 4 tahun di

bangku kuliah ini dan memotivasi dalam mencapai cita -cita.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masihjauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapatbermanfaat bagi yang memerlukannya.

Ciputat, Juli 2015

(12)

xii

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya ... ii

Pernyataan Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Abstrack ... vi

Abstrak ... vii

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Singkatan ... xv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Bagan ... xviii

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORI A. Persepsi ... 10

1. Definisi Persepsi ... 10

2. Macam – macam Persepsi ... 11

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 12

4. Proses Terjadinya Persepsi ... 16

B. Profesi Perawat... 18

(13)

xiii

4. Peran Profesi Perawat ... 26

5. Fungsi Profesi Perawat ... 28

6. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien ... 30

C. Penelitian Terkait ... 31

D. Kerangka Teori... 33

BAB III KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 34

B. Definisi Operasional... 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sample ... 41

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Uji Validitas dan Reabilitas ... 47

1. Uji Validitas Instrumen ... 47

2. Uji Reabilitas ... 49

F. Langkah – langkah Pengumpulan Data... 49

G. Pengelolaan data... 51

H. Analisis Data ... 52

I. Etika Penelitian ... 52

BAB V HASIL PENELITIAN A. Karakteritik Responden ... 54

1. Usia ... 54

2. Jenis Kelamin, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan dan Pelayanan Kesehatan yang Digunakan ... 55

B. Persepsi ... 56

1. Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat ... 56

(14)

xiv

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku Bangsa,

Pendidikan, Pekerjaan, dan Pelayanan Kesehatan yang Digunakan ... 64 B. Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat ... 66 C. Persepsi Masyarakat terhadap Caring dan Fungsi Profesi Perawat .... 68 D. Keterbatasan Penelitian ... 73

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 75

Daftar Pustaka

(15)

xv

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

RS : Rumah Sakit

RN : Register Nurse

ANA : American Nurses Association WHO : World Health Organitation

PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia AIPNI : Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia UU : Undang – undang

RW : Rukun Warga

MSA : Measure of Sampling Adequacy KMO : Keiser – Meyers – Oklin

SE : Standar Error SD : Sekolah Dasar

(16)

xvi

2.1 Kerangka Teori 33

(17)

xvii

5.1 Distribusi Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan Bulan Mei 2015

(18)

xviii

3.1 Definisi Operasional 33

4.1 Kisi – kisi Kuesioner Penelitian 45

4.2 Bobot Nilai 46

4.3 Distribusi Statistik Responden pada Variabel Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan Bulan Mei 2015

46

5.1 Skor Mean Responden Menurut Usia di Wilayah Kelurahan Pisangan Mei 2015 (n = 106)

54 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,

Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan dan Pelayanan

Kesehatan yang Digunakan di Wilayah Kelurahan Pisangan

55

5.3 Hasil Faktor Analisis Item Kuesioner (n=106) 56 5.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat terhadap Profesi

Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan Bulan Mei 2015

58

5.5 Distribusi Statistik Responden pada Variabel Persepsi Masyarakat terhadap Caring dan Fungsi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan Bulan Mei 2015

59

5.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat terhadap Caring dan Fungsi Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan Bulan Mei 2015

59

5.7 Distribusi Frekuensi Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat, Caringdan Fungsi Profesi Perawat Berdasarkan Pelayanan Kesehatan yang Digunakan

60

5.8 Gambaran Skor Mean Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat pada setiap Item Pernyataan

(19)

xix

Lampiran 2 Hasil Olah SPSS

(20)

1

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki jumlah perawat terbanyak dibandingkan tenaga kesehatan lain. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010, perawat di Indonesia berjumlah 160.074 orang. Jumlah yang cukup banyak dengan lahan kerja yang memadai. Lahan kerja perawat di Indonesia sangat luas, tidak hanya di dalam negeri namun dapat juga di luar negeri. Perawat juga dapat bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. Rumah Sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan klinik adalah contoh area kerja perawat yang sering dijumpai.

(21)

Profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab pada setiap tindakan yang dilakukan serta adanya kode etik dalam bekerjanya kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat. (Hidayat, 2007). Pelayanan keperawatan yang diberikan tersebut haruslah mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang professional. Bentuk pelayanan keperawatan professional pada dasarnya memberi penekanan pada kualitas dan akuntabilitas dari pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat (Potter & Perry, 2005).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang ikut berperan dalam upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Perawat professional bertanggung jawab dan mengemban tanggung gugat untuk membuat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawatan yang diberikan. Perawat harus memahami dan mampu menerapkan pelayanan keperawatan sesuai dengan filosofi yang dianut. Pada dasarnya dalam pelayanan keperawatan yang berkualitas ada tiga pokok penting, antara lain : pendekatan sikap berkaitan dengan kepedulian pada pasien, upaya untuk melayani dengan tindakan terbaik, serta tujuan untuk memuaskan pasien yang berorientasi pada standar pelayanan (Sumijatun, 2011).

(22)

perawat. Profesionalisme perawat juga dapat menunjukan bahwa perawat berperan penting dalam penyembuhan pasien, mengurangi kecemasan pasien, serta kontribusi perawat juga dapat meningkatkan motivasi untuk sembuh pada pasien. Hal inipun berkaitan bahwa professional perawat menjadi unsur penting dalam upaya peningkatan status kesehatan pasien (Novrita, 2004).

Upaya peningkatan profesionalisme perawat dapat dilakukan dengan diterapkannya standar pendidikan keperawatan bagi perawat yang berada di rumah sakit serta standar praktek keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Saat ini di Indonesia, pendidikan keperawatan untuk mempersiapkan perawat professional telah bergesar ke pendidikan tinggi, baik itu D-III keperawatan atau program S-I keperawatan yang berlokasi di Universitas. Pendidikan tinggi bagi calon perawat professional meletakkan pengetahuan dasar ilmiah dan pengetahuan ilmiah keperawatan yang kuat disamping memberikan kemampuan keterampilan klinik (Saragih, 2004).

(23)

penyayang. Penilitian ini menunjukan bahwa profesionalisme tenaga keperawatan berkaitan erat dengan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh rumah sakit kepada masyarakat.

Profesionalisme tenaga keperawatan menjadi sorotan di masyarakat, karena berpengaruh erat pada kualitas pelayanan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan atau masyarakat. Namun, pelayanan keperawatan (asuhan keperawatan) yang diselenggarakan oleh rumah sakit masih belum memuaskan masyarakat. Menurut Agus (2008) dalam penelitiannya, pasien mengungkapkan kualitas pelayanan yang diterima masih rendah sehingga kepuasan yang dirasakan pasien juga masih rendah. Hal ini berkaitan dengan keperawatan, sikap perawat terhadap pasien, kenyamanan pasien, sistem pengelolaan pelayanan/asuhan keperawatan serta belum terciptanya sistem pembinaan kehidupan profesional dalam profesi keperawatan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mewujudkan asuhan keperawatan profesional, seperti yang menjadi tuntutan masyarakat yaitu peningkatan pelayanan kesehatan di instansi kesehatan.

(24)

itulah citra perawat yang ditampilkan dalam media massa Indonesia. Persepsi tentang perawat dalam media massa tersebut merupakan sebagian dari persepsi yang berkembang di tengah masyarakat (Mugianti, 2009).

Studi pendahuluan telah dilakukan peneliti terhadap beberapa warga di wilayah Kelurahan Pisangan mengenai persepsi mereka terhadap profesi perawat. Studi pendahuluan dilakukan dengan sistem wawancara yang dilakukan pada 10 orang warga yang telah menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit. Persepsi yang berkembang di masyarakat mengenai profesi perawat beragam, 4 dari 10 orang warga mengatakan bahwa perawat adalah pembantu dokter, pekerjaan yang melelahkan, tidak ramah, pekerjaan yang berbahaya, sikap yang acuh, dan tidak memberikan informasi yang jelas. Sedangkan 6 dari 10 orang warga mengatakan perawat merupakan profesi yang mulia, pekerjaan yang menuntut kesabaran, bersikap baik dan ramah terhadap pasien serta keluarga, penuh kasih sayang, berpakaian rapih, sopan, ramah, dan peduli terhadap pasien serta keluarga.

(25)

Hal ini sekaligus menciptakan citra perawat yang baik di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Sementara persepsi negatif masyarakat menunjukan pelayanan keperawatan yang masih kurang optimal dan tidak memuaskan, yang menimbulkan perasaan tidak senang dan dapat menurunkan minat masyarakat untuk melakukan pengobatan . Sehingga gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat perlu diketahui untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diinginkan masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan manfaatnya (Rosyadi, 2008).

B. Rumusan Masalah

Profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab pada setiap tindakan yang dilakukan serta adanya kode etik dalam bekerjanya. Perawat juga mempunyai peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia berupa kebersihan diri, makan, minum, istirahat dan tidur, serta eliminasi (buang air besar dan buang air kecil), selain itu perawat juga mempunyai peran dalam meningkatkan kualitas kesehatan pasien karena perawat yang mengetahui kondisi pasien selama 24 jam (Potter & Perry, 2005).

(26)

menunjukan kurang percayanya dan kurang puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh profesi keperawatan yang apabila kondisi ini tidak ditindaklanjuti akan menurunkan minat masyarakat untuk melakukan kunjungan ke Rumah Sakit atau Instansi Kesehatan lainnya. Sehingga perawat berkontribusi besar dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di instansi kesehatan (Rosyadi, 2008). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat ?

2. Bagaimana gambaran karakteristik responden?

3. Bagaimana gambaran persepsi masyarakat terhadap caring perawat ?

4. Bagaimana gambaran persepsi masyarakat terhadap fungsi perawat?

5. Bagaimana gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat,

caring, dan fungsi perawat di rumah sakit, puskesmas, dan klinik?

D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran persepsi

masyarakat terhadap profesi perawat.

b. Tujuan Khusus

1. Mendapatkan gambaran karakteristik responden meliputi usia, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku bangsa dan pelayanan

(27)

2. Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap caring

perawat.

3. Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap fungsi

perawat

4. Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi

perawat, caring, dan fungsi di rumah sakit, puskesmas, dan klinik

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi :

1. Instansi Pelayanan Kesehatan

Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak instansi pelayanan

kesahatan ( rumah sakit, puskesmas dan klinik) dalam mengevaluasi

kinerja perawat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan.

2. Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan

mengenai profesi perawat bagi para mahasiswa calon perawat profesional

sebelum memasuki lingkungan kerja.

3. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai gambaran

persepsi masyarakat terhadap profesi perawat.

4. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini juga dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan

penelitian kualitatif untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam

(28)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi

masyarakat tentang profesi keperawatan. Penelitian ini bersifat kuantitatif

dengan desain deskriptif. Pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian berupa kuesioner. Subjek yang diteliti adalah masyarakat di

wilayah Keluraha Pisangan yang telah menerima pelayanan kesehatan di

(29)

10

TINJAUAN TEORI

A. Persepsi

1. Definisi Persepsi

Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. (Toha, 2008)

Sunaryo (2004) juga menyampaikan hal yang senada, persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini merupakan proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancaindranya mendapatkan rangsangan. Sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu.

(30)

2. Macam-macam Persepsi

Mulyana (2005) membagi persepsi menjadi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Persepsi terhadap manusia sering dijumpai persepsi sosial, meskipun kadang-kadang manusia disebut juga objek. Perbedaan kedua tersebut yaitu : Pertama, persepsi terhadap objek melalui lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. Kedua, persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya). Kebanyakan objek tidak mempersepsi anda ketika anda mempersepsi objek itu, akan tetapi orang mempersepsi anda pada saat anda mempersepsi mereka, dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif.

(31)

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Krech dan Crutchfield (1975) dalam Sobur (2003) faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi individu ada empat, yaitu :

a. Faktor Fungsional

Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan yang diterima, dan pengalaman masa lalu seseorang individu. Faktor ini cenderung bersifat subjektif dan internal individu. Pada dasarnya persepsi sendiri tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimulus, tetapi tergantung pada karakter orang yang memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Dengan demikian, persepsi bersifat selektif fungsional, maka seseorang yang mempersepsi sesuatu akan memberikan tekanan sesuai dengan tujuan orang tersebut.

b. Faktor Struktural

(32)

c. Faktor Situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimana persepsi tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam proses pembentukan persespsi seseorang.

d. Faktor Personal

Faktor ini tediri atas pengalaman, sosial budaya, pengetahuan, harapan, motivasi dan kepribadian individu.

Tidak terlalu berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Krech dan Crutchfield dalam Sobur, Tiara (2007) menyatakan bahwa yang mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang adalah :

a. Frame of Reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki seseorang, dimana hal ini dipengaruhi dari pendidikan, buku bacaan, penelitian dan motivasi.

b. Frame of experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialami individu yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitar, seperti sosial budaya, kelas sosial, dan determinan situasional.

Sedangakan Toha (2008) membagi menjadi dua faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

(33)

1) Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya

informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

2) Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

3) Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada

seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

4) Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana

kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

5) Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung

(34)

6) Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang,

mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu tertentu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

1) Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini

menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

2) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan yang sedikit.

(35)

4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan

memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

5) Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan

perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

4. Proses Terjadinya Persepsi

Seperti yang telah diterangkan bahwa persepsi adalah suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Proses pembentukan persepsi terdiri dari tiga tahapan menurut Devito (2007) dalam Nugroho (2013), yaitu :

a. Stimulation.

Stimulation, tahap dimana individu menerima informasi atau stimuli melalui inderanya. Pada tahap ini terjadi seleksi sehingga ada stimulus yang diabaikan dan tidak diabaikan. b. Organization

(36)

c. Interpretation-Evaluation

Merupakan tahap dimana individu menerjemahkan atau menafsirkan informasi yang masuk melalui alat indra manusia. Penafsiran sebuah informasi melibatkan beberapa aspek yaitu pengalaman masa lalu individu, nilai yang dianut tiap individu, harapan individu dan lain sebagainya. Kemudian muncullah respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.

(37)

Dengan demikian, proses terjadinya persepsi dimulai dari proses penerimaan stimulus melalui penginderaan, penyeleksian terhadap stimulus yang lebih menarik atau dibutuhkan, mengelolah stimulus melalui proses berfikir, kemudian ditafsirkan sebagai suatu penilaian dasar terhadap suatu objek, yang diakhiri dengan adanya sikap kita yang ditunjukkan berdasarkan persepsi yang telah terbentuk.

B. Profesi Perawat

1. Pengertian Profesi Perawat

Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual. Sedangkan pengertian secara umum telah diterima, profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Berarti profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain. Sedangkan Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu (Kusnanto.2004.). Seorang professional bertindak secara konsensius, paham dan mengerti apa yang dilakukannya dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain (Potter & Perry, 2005).

(38)

“Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan

pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.

Keperewatan merupakan konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan ; profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga atau kelompok di komunitas”

Pada Lokakarya Nasional tentang keperawatan yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan Januari 1983, telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut :

“Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.”

2. Karakteristik Profesi

Suatu pekerjaan bisa dikatakan profesi jika mempunyai ciri dan karakteristik tertentu. Profesi memiliki karakteristik utama sebagai berikut (Potter & Perry, 2005):

a. Suatu profesi memerlukan pendidikan lanjut dari anggotanya,

(39)

Sebagai suatu profesi, keperawatan menuntut anggota yang ada di dalamnya memiliki pendidikan yang penting. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) menjelaskan mengenai pendidikan keperawatan di Indonesia. Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:

1) Pendidikan Vokasional;

yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.

2) Pendidikan Akademik;

yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu

3) Pendidikan Profesi;

yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus

b. Suatu profesi memiliki kerangka pengetahuan teoritis yang mengarah pada keterampilan, kemampuan, dan norma –norma tertentu.

(40)

klinis keperawatan. Teori keperawatan juga mendorong kea rah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik. Teori merupakan jalan untuk memahami realitas dan dalam arti umum, dalam seluruh praktik perawat menggunakan teori yang telah mereka pelajari.

c. Suatu profesi memberikan pelayanan tertentu.

Keperawatan selalu merupakan profesi yang melayani, sekalipun di masa lampau, pelayanan yang diberikan dipandang sebagai pekerjaan tanpa pamrih. Sekarang ini, keperawatan menjadi komponen vital dan sangat diperlukan bagi system pemberian perawatan kesehatan. d. Anggota dari suatu profesi memiliki otonomi untuk membuat

keputusan dan melakukan tindakan.

Otonomi berarti sesorang secara rasional memiliki kemandirian dan pengaturan diri dalam membuat keputusan dan praktik. Dengan meningkatnya otonomi maka meningkat pula tanggung gugat dan tanggung jawab. Tangggung gugat berarti perawat bertanggung jawab secara professional dan hokum akan tipe dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikannya. Perawatan bertanggung jawab untuk memperdalam keterampilan dan pengetahuannya dalam melakukan asuhan keperawatan.

e. Profesi sebagai satu kesatuan memiliki kode etik untuk melakukan

praktik keperawatan.

(41)

dalam menjalan aktifitas profesionalnya serta melindungi masyarakat dari intervensi/tindakan yang tidak etis dan mengabaikan nilai-nilai moral; dan melindungi perawat dari tuntunan masyarakat. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan, yaitu autonomy / penentu pilihan, nonmaleficence (do no harm), beneficience (do good), justice (perlakuakn adil). Keempat prinsip tersebut harus senantiasa menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama yang menyangkut dilemma etis.

Karakter-karakter diatas memperjelas bahwa perawat merupaka profesi dan sudah semestinya perawat menampilakn karakter-karakter tersebut didalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien. Karakter-karakter dari profesi harus benar-benar dalam diri seorang perawat. Dengan terinternalisasinya karakter diharapkan cermin profesionalitas dari profesi termanifestasikan kedalam tatanan pelayanan keperawatan sehingga yang pada akhirnya mempunyai implikasi asuhan yang diberikan dapat berkualitas dan memberikan kepuasan baik kepada diri sendiri, perawat maupun klien sebagai penerima jasa pelayanan. 3. Caring Perawat

(42)

Perilaku caring sangatlah penting untuk keperawatan. Perilaku peduli adalah fokus pemersatu untuk praktek keperawatan. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspekti

Filosofi Watson (1979) tentang asuhan keperawatan mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Watson menjelaskan dalam struktur asuhan keperawatan 10 carative factor :

a. Pembentukan nilai humanistic – altruistic system

Asuhan kepertawatan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan (humanistic) dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain dari pada diri sendiri (altruistic). Hal ini dapat dikembangkan dengan memahami nilai – nilai yang ada pada diri sendiri, keyakinan, interaksi dengan bermacam –macam kultur, serta pengalaman pribadi.

b. Faith – Hope (Kepercayaan – harapan)

(43)

yang lain seperti meditasi, relaksasi, spiritual demi meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.

c. pengembangan sensitifitas untuk diri sendiri dan untuk orang lain

sebagai perawat perlu mengembahkan sensitifitas diri pribadi dan pada orang lain dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan, karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.

d. Membangun hubungan helping – trust

Ciri hubungan ini adalah harmoni, empati dan hangat. Hubungan yang harmoni terbuka dan jujur tidak dibuat – buat. Empati adalah perawat berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan klien, hangat dimana kita menerima orang lain secara positif.

e. Menerima pengekspresian perasaan baik positif maupun negatif

ekpresi meningkatkan kesadaran, perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku, dan hal ini perlu untuk dipertimbangkan dan memelihara hubungan.

f. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan keputusan

(44)

pemecahan masalah yang ilmiah merupakan metode yang memberikan control dan prediksi serta membolehkan koreksi. g. Peningkatan belajar mengajar interpersonal

Merupakan faktor dimana seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka setelah mendapatkan informasi – informasi dan alternative pengobatan. Dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan, perawat memfokuskan pada proses belajar sama banyaknya dengan proses mengajar.

h. Menyediakan dukungan, melindungi dan memperbaiki lingkungan mental, fisik, sosiokultural dan spiritual.

Perawat memberikan dukungan situasional, membantu seseorang mengembangkan persepsi yang lebih akurat, membantu informasi sehingga pasien menanggualangi masalahnya. Perawat juga harus memberikan perasaan nyaman, keleluasaan pribadi, aman kepada pasien.

i. Membantu memenuhi kebutuhan manusia

Urutan kebutuhan menurut Watson hampir serupa dengan hirarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :

1) Kebutuhan biofisikal (lower order needs)

(45)

2) Kebutuhan psikofisikal (higher order needs)

Kebutuhan untuk aktifitas dan tidak aktif, Kebutuhan seksualitas. Merupakan kebutuhan fungsional

3) Kebutuhan psikososial (higher order needs)

Kebutuhan untuk berprestasi, Kebutuhan untuk ikut menjadi anggota suatu perkumpulan. Merupakan kebutuhan untuk integrasi

4) Kebutuhan intrapersonal-interpersonal (higher order needs)

Kebutuhan untuk aktualisasi diri. Merupakan kebutuhan untuk pengembangan.

j. Menghargai kekuatan eksistensial – phenomenological.

Phenomenology adalah jalan untuk mengerti seseorang dari

penampilannya. Faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan, sakit dan kematian. Membantu seseorang untuk menentukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi kehidupan atau kematian.

4. Peran Profesi Perawat

Peran perawat kini tidak hanya memberikan perawatan dan kenyamanan, peran perawat menjadi lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komperhensif (Potter & Perry, 2005).

(46)

diberikan kepada pasien, pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Peran care giver menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien.

b. Client Advocate, yaitu perawat sebagai pembela untuk melindungi klien. Sebagai pelindun, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. c. Counsellor, yaitu perawat sebagai pemberi bimbingan /

konseling klien. Perawat melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif dengan menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, member asuhan dan memandu klien menggali permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004).

(47)

e. Collaborator dan Coordinator. Perawat sebagai collaborator

yaitu perawat dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan perawat sebagai coordinator, perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi klien. Perawat juga dapat mengkoordinir seluruh kegiatan upaya kesehatan dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasam dengan tim kesehatan lainnya, sehingga tercipta keterpaduan dalam system pelayanan kesehatan.

f. Change Agent dan Peneliti, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan. Perawat melakukan penelitian keperawatan untuk mengembangkan ilmu dan praktek keperawatan serta ikut berperan secara aktif dalam kegiatan penelitian di bidang kesehatan.

g. Role Model, perawat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaiana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

5. Fungsi Profesi Perawat

Virginia Henderson dalam pernyataan singkatnya mengatakan : “Fungsi unik dari keperawatan adalah membantu individu, baik

(48)

Sedangkan fungsi Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Independent

Membantu individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun

sehat dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan

atau penyembuhan atau menghadapi kematian. Fungsi mandiri dan

tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam

melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan

sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis

(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan

dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan

kebutuhan aktifitas dan istrahat), pemenuhan kebutuhan keamanan

dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan

kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas

pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan

pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh

perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer

ke perawat pelaksana.

c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

(49)

dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama

tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan

keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.

Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan

juga dari dokter ataupun yang lainnya

6. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien

PPNI sebagai organisasi tertinggi perawat menjelaskan mengenai

tanggung jawab perawat khusunya terhadap pasien dalam memberikan

asuhan keperawatan dijelaskan sebagai berikut :

a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai

harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak

terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna

kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut

serta kedudukan social.

b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa

memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai

budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari

klien.

c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang

membutuhkan asuhan keperawatan.

d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui

sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali

jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum

(50)

C. Penelitian Terkait

a. Persepsi Masyarakat tentang Peran Perawat

Syifa (2012) melakukan penelitain yang berjudul Gambaran Persepsi Masyarakat tentang Peran Perawat Puskesmas di Kelurahan Bintara Kota Bekasi Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 96 pengunjung puskes di Kelurahan Bintara dengan teknik purposive sampling. Hasil Penelitian mwnunjukan bahwa sebanyak 52,2% responden memiliki persepso positif tentang peran perawat secara keseluruhan. Sedangkan yang memiliki persepsi yang negative sebanyak 44,8%. Persepsi masyarakat cenderung positif terhadap masing – masing peran perawat dengan jumlah persepsi postif tertinggi terdapat pada peran sebagai panutan (66,7%), dan persepsi positif terendah pada peran sebagai konselor (54,2%)

b. Persepsi Pasien terhadap Perilaku Caring Perawat

(51)

memiliki persepsi positif terhadap perilaku caring perawat (61,3%), dan pasien merasakan kebutuhan caring selama dirawat cukup tinggi (55,9%). Pasien yang dirawat sebagian besar dapat menerima kondisi dirinya dengan baik selama dirawat (71%) serta menyatakan perilaku caring perawat selama memberikan pelayanan adalah baik (75,2%).

c. Persepsi Masyarakat terhadap Registered Nurses

(52)

D. Kerangka Teori

Keterangan :

: variable yang diteliti : variabel yang tidak diteliti

Bagan 2.1

Sumber : (Sobur,2003) ; (Perry dan Potter,2005) ; (Asmadi, 2010) ; (PPNI, 2015)

Persepsi

Perilaku Caring : humanistic –altruistic Faith – Hope

a. Pengembangan sensitifitas

b. helping – trust c. Pengekspresian

perasaan baik positif maupun negative

d. Menggunakan metode pemecahan masalah

e. Peningkatan belajar mengajar interpersonal

f. Dukungan,melindungi dan memperbaiki lingkungan

g. memenuhi kebutuhan manusia

h. eksistensial phenomenological

(Asmadi, 2010 & Perry & Potter, 2005)

Collaborator dan

(53)

34

KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian kerangka teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan kerangka konsep untuk penelitian ini sebagai landasan keilmuan dan penjelasan terhadap variable yang diteliti. Komponen yang akan diuraikan di kerangka konsep di bawah ini adalah persepsi masyarakat terhadap profesi perawat meliputi perilaku perawat / caring dan fungsi perawat.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep “Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap

Profesi Perawat”

Persepsi masyarakat terhadap profesi perawat :

(54)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Kuesioner Angket Continues Nominal

2. Jenis

4. Pendidikan Tingkat pendidikan

Kuesioner 1. SD

2. SMP

(55)

formal terakhir yang pernah diikuti reponden sampai tamat

3. SMA

4. Diploma / Sarjana

5. Pekerjaan Jenis Mata pencaharian responden saat pengambilan data

Kuesioner 1.Tidak bekerja

2. PNS

3. Klinik Umum / Praktek Dokter

(56)

8. Persepsi

(57)

9. Persepsi

(58)

10 Fungsi

Kuesioner Menggunakan skala Likert dengan nilai : - Sangat setuju : 4 kesehatan dengan kategori : Rumah sakit :

(59)

1. Positif (skor jawaban ≥ mean,3,02)

2. Negatif (skor jawaban < mean, 3,02)

Puskesmas :

1. Positif (skor jawaban ≥ mean, 3,06)

2. Negatif (skor jawaban < mean, 3,06)

Klinik :

1. Positif (skor jawaban ≥ mean, 3,23)

(60)

41

A. Desain Penilitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskritif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang persepsi masyarakat tentang profesi perawat melalui alat ukur kuesioner yang akan diberikan kepada responden.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2015 di Wilayah Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan. Peneliti memilih di wilayah Kelurahan Pisangan karena sesuai dengan hasil studi pendahuluan, peneliti menemukan fenomena terkait masalah yang diangkat dan belum adanya penelitian yang sama sebelumnya di wilayah Kelurahan Pisangan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian sedangkan sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah dewasa pria dan wanita yang pernah menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit.

(61)

dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam penelitian) (Nursalam, 2007).

Sampel pada penelitian ini adalah warga di kelurahan Pisangan yang telah menerima pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik umum dan berkontak langsung dengan perawat. Sampel diambil di 17 RW dari 18 RW yang ada di Kelurahan Pisangan, dari masing – masing RW tersebut peneliti menyebarkan kuesioner dengan mengunjungi beberapa rumah warga. Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dewasa pria dan wanita yang pernah menerima pelayanan kesehatan. 2. Pernah berinteraksi dengan perawat.

3. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan atau informed consent yang diberikan.

Kriteria eksklusi :

1. Masyarakat yang tidak bisa membaca dan menulis 2. Masyarakat yang sedang sakit dan catat fisik

Pada penelitian ini populasi tidak diketahui jumlahnya, maka jumlah sample diambil dengan data proporsi yang sesungguhnya tidak diketahui besarnya, maka rumus samplenya adalah (Lemeshow, 1997) :

n = Z

21-α/2

.P(1-P)

(62)

Keterangan :

n = jumlah sample minimum

Z1-α/2 = nilai standar dari distribusi dengan tingkat kepercayaan 95% = 1,96

P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap suat populasi. Bila tidak diketahui proporsinya ditetapkan 50%.

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,1) , 5% (0,05), 1% (0,01)

n = (1,96)2 . 0,5 (1-0,5) (0,1)2

n = 96,04 atau dibulatkan menjadi 96 orang

Dari rumus sample diatas, maka diperoleh jumlah sample sebesar 96 orang responden. Besar sample kemudian ditambah untuk mengantisipasi kemungkinan drop out dengan rumus :

n’ = [1/(1-f)] x n keterangan :

n’ = jumlah sample penelitian

f = estimasi drop out = 10%

n’ = [1/(1-10%)] x 96

n’ = 105,644 dibulatkan menjadi 106 orang responden

Maka, total sample dalam penelitian ini adalah 106 responden.

D. Instrumen Penelitian

(63)

sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis (Saryono, 2011). Instrument penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup atau close enden item yang mana jawaban dari kuesioner tersebut telah disediakan, sehingga responden diberi kebebasan untuk memilih jawaban tentang kebenaran suatu pernyataan (Budiarto, 2005). Kesioner dalam penelitian in terdiri dari dua bagian, yaitu

1. kuesioner bagian I yang berupa pertanyaan tentang data demografi yang

berjumlah enam item pertanyaan terbuka dan mengisi dengan cara mencontreng. Pertanyaan tersebut mengenai usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan pernah dirawat di rumah sakit 2. Kuesioner bagian II berisi mengenai pernyataan untuk mengetahui

(64)

reabilitas oleh peneliti dengan menggunakan metode faktor analisis kepada 30 responden di wilayah Kelurahan Pisangan.

Tabel 4.1 Kisi – kisi Kuesioner Penilitian Profesi Perawat Pernyataan Positif /

Favorable

Jumlah 1. Caring 16, 19, 22, 23, 24, 27,

28, 31, 33, 35, 36, 38, dan 39

11

2. Fungsi Perawat 25, 26, 28, 30, dan 37 5

Jumlah 16

Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data tentang gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat ini dalam bentuk skala Likert dengan memberi bobot pada setiap jawaban. Instrumen gambaran persepsi ini menggunakan skala 1-4, dengan kategori:

a. Sangat Setuju (SS) yang berarti sangat sesuai/sangat memadai/sangat tinggi.

b. Setuju (S) yang berarti sesuai/memadai/tinggi.

c. Tidak Satuju (TR) yang berarti tidak sesuai/tidak memadai.

d. Sangat Tidak Setuju (STS) yang berarti sangat tidak sesuai/sangat tidak memadai.

(65)

Tabel 4.2 Bobot Nilai

Pernyataan SS S TS STS

Positive /

Favorable

4 3 2 1

Perhitungan statistik persepsi total responden tentang profesi perawat di wilayah keluruhan Pisangan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.3

Distribusi Statistik Responden pada Variabel Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat di Wilayah Kelurahan Pisangan Bulan Mei

2015

Kategori Perhitungan Statistik

Mean Median SD Minimal Maksimal Skewness Standar error Profesi

Perawat

51,38 51 4.788 40 60 -0,326 0,235

Hasil tabel 4.3 merupakan hasil statistik dari persepsi total masyarakat. Peneliti menggunakan cut of point untuk mengkategorikan

persepsi responden. Persepsi positif apabila total skor yang diperoleh ≥

(66)

Hasil pembagian skewness terhadap standar error pada peneilitian untuk kategori profesi perawat adalah 1,387. Dari pembagian tersebut diketahui bahwa data penelitian ini terdistribusi normal, sehingga cut of point pada penelitian ini menggunakan mean. Oleh karena itu, persepsi positif terhadap profesi perawat apabila total skor yang diperoleh ≥ 51,38, dan persepsi negatif apabila total skor yang diperoleh ≤ 51,38.

E. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Bila semua pernyataan itu mempunyai korelasi yang bermakna maka semua penyataan yang ada pada kuesioner ini telah mengukur konsep yang kita ukur (Notomatmojo, 2010).

(67)

Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang mengharuskan adanya korelasi yang signifikan diantara paling sedikit beberapa variabel (>0,5). Untuk melihat korelasi antar item dalam kuesioner dipakai rumus Pearson’s Product Moment Correlation yang terintergrasi dalam faktor analisis.

Peneliti melakukan uji validitas kepada 30 warga RW 009 di kelurahan Pisangan pada tanggal 29 April 2015 yang dijaga identitasnya untuk mengantisipasi tercampurnya responden uji validitas dan responden penelitian. Uji validitas dilakukan peneliti dengan mengunjungi ke beberapa rumah warga di RW 009 dan menyebarkan kuesioner.

Penelitian ini menggunakan software komputer untuk membantu dalam analisis faktor dan melihat korelasi antar item. Dari hasil uji instrumen, didapatkan dari 39 pernyataan terdapat 20 item pernyataan yang valid dan terbentuk 2 faktor dengan nilai measure of sampling (MSA) 0,872 dan berdasarkan hasil statistik 19 pernyataan yang tidak valid yaitu item nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 29, 31, dan 32 dikarenakan memiliki nilai factor loading < 0,5 sehingga 19 pernyataan tersebut dieliminasi karena pernyataan yang lain sudah mewakili indikator penelitian.

2. Uji Realibilitas

(68)

ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Saryono, 2011). Uji yang digunakan dengan uji Cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha secara simultan akan membandingkan skala setiap item yang satu dengan yang lainnya. Instrumen dikatakan reabilitas apabila memiliki Cronbach’s alpha > 0,60 (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan software computer untuk membantu dalam analisis reabilitas setiap item pernyataan. Penelitian ini menggunakan software computer.

Hasil uji reabilitas pada instrument dari dua faktor yang terbentuk memiliki nilai reabiitas 0,961 dan 0,891. Pada penelitian ini kevalidan dan reabilitas instrument akan dilakukan analisis dan pengukuran kembali pada BAB V.

F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala

Kelurahan Pisangan sebagai surat pengantar untuk melakukan penelitian di Wilayah Kelurahan Pisangan.

(69)

yang sesuai dengan criteria inklusi dari penelitian. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti mulai mengumpulkan data di Kelurahan Pisangan.

4. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam mengumpulkan sampel yang berada di daerah Kelurahan Pisangan dengan criteria inklusi yang sesuai dengan penilitian dijadikan sampel. Peneliti mendatangi beberapa rumah warga di Kelurahan Pisangan, RW yang dituju peniliti adalah 17 RW dari 18 RW yang ada di kelurahan Pisangan, peneliti menyebarkan kuesioner dengan mendatangi beberapa rumah warga.

5. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya. 6. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden

selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas.

7. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15 menit untuk masing-masing responden.

8. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam

(70)

9. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.

G. Pengelolaan Data

Terdapat beberapa langkah-langkah dalam proses pengolahan data yang harus dilakukan, yaitu:

1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.

3. Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat table kontigensi.

4. Processing dimana semua data yang telah dimasukkan diproses agar

dapat dianalisi. Processing data dilakukan dengan cara memasukan data dari kuesioner ke dalam program komputer pengolahan data dengan menggunakn program statistik di komputer.

(71)

data dapat segera diperbaiki sehingga nilainya sesuai dengan data yang peneliti peroleh.

H. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap karakteristik masing – masing variable yang diteliti. Karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan pernah dirawat di rumah sakit. Variable persepsi tentang profesi perawat meliputi caring profesi perawat, dan fungsi profesi perawat.

I. Etika Penelitian

Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami oleh peneliti (Hidayat, 2007):

1. Prinsip manfaat

Segala bentuk penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi.

2. Prinsip menghormati manusia

(72)

3. Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia seperti dengan menghargai hak menjaga privasi manusia.

4. Tanpa nama (Anonimity)

(73)

54

Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian persepsi masyarakat terhadap profesi perawat di wilayah Kelurahan Pisangan Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bualn April sampai Mei 2015. Pembagian kuesioner dilakukan di wilayah Kelurahan Pisanganj Tangerang Selatan. Peneliti menyebarkan 106 kuesioner di wilayah Kelurahan pisangan Tangerang Selatan, pembagian kuesioner sesuai dengan kriteria inklusi penilitan.

A. Karakteristik Responden

Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 106 warga di Kelurahan Pisangan. Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Usia

Pengelompokan responden berdasarkan kategori usia digambarkan pada table 5.1 berikut :

Table 5.1

Skor Mean Responden Menurut Usia di Wilayah Kelurahan Pisangan Mei 2015 (n=106)

N Min Max Mean Std.

Deviation Usia

Valid N (Listwise)

106 106

26 55 41.89 7.101

(74)

2. Jenis Kelamin, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan dan Pelayanan

Kesehatan yang Digunakan

Pengelompokan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan dan pelayanan kesehatan yang digunakan di wilayah Kelurahan Pisangan sebagai berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan dan Pelayanan Kesehatan yang

Digunakan di Wilayah Kelurahan Pisangan

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin

Gambar

Gambaran Skor Mean Persepsi Masyarakat terhadap Profesi
Tabel 3.1 Definisi Operasional
gambaran tentang persepsi masyarakat tentang profesi perawat melalui alat
gambaran persepsi masyarakat terhadap profesi perawat ini dalam bentuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

• murid-murid pintar cerdas dan berbakat biasanya mempunyai darjat kecerdasan yang lebih tinggi daripada purata (iaitu 20 atau lebih) serta bakat yang tinggi dalam sesuatu

SINAR SOSRO Berdiri pada tahun 1974, PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia.Untuk

Catatan : Daftar Nominatif ini dapat berubah jika ada sanggahan, pengaduan, duplikasi dan sebab lainnya.. Instansi

Hasil Penelitian tentang pemanfaatan media pembelajaran antara lain yang dilakukan Wicaksono (2010), Rahman (2011), Indah (2011) dapat disimpulkan bahwa

Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Kota Surakarta, Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa hubungan pengetahuan

Untuk menjawab penelitian ini mengunakan alat analisis Statistik Deskriptif dengan Uji Realibitas dan Uji Validitas menggunakan alat bantu computer yaitu SPSS for Windows 21 Hasil

mediasi di BPSK Jakarta Barat juga mendukung adanya efektivitas dari segi hukum secara prosedural , karena dengan biaya yang terjangkau, pelaku usaha dan konsumen

Pemulihan selepas bersenam atau bersukan boleh dipercepatkan dengan pengambilan karbohidrat dan protein dalam masa sejam selepas tamat bersenam atau bersukan5. Selesema yang