BAB III
PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP
3.1 Dasar Perencanaan
Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek. Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda–kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda–kuda tersebut. Semua perencanaan tersebut berdasarkan pembebanan atap, meliputi:
a. Beban mati, terdiri dari: 1. Berat sendiri penutup atap 2. Berat sendiri gording 3. Berat sendiri kuda–kuda 4. Berat plafond
b. Beban hidup yang besarnya diambil paling menentukan diantara dua macam beban berikut:
1. Beban terpusat dari seorang pekerja besar minimumnya 100 kg
2. Beban air hujan yang besarnya dihitung dengan rumus: (40 – 0,8 α) dimana α = sudut kuda–kuda.
Keterangan lainnya: L = jarak antar kuda–kuda.
c. Beban angin diambil minimal 25 kg/m2, dengan ketentuan:
1. Angin tekan untuk α < 65o, dikalikan koefisien (0,02 α - 0,4).
3.2 Rencana Atap (Bentang (L) 9 m)
Bentang kuda-kuda = 9 m
Jarak antar kuda-kuda (JKD) = 4 m
Alat sambung = Paku Keling
Kelas Kayu = II
E baja = 2 x 105 MPa
E kayu = 1 x 105 MPa
Penutup atap = Genteng Beton
Beban atap = 50 Kg/m2
Beban pekerja (PPL) = 100 Kg
Beban air hujan = 20 Kg