ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL
SUSUNAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL
SKRIPSI
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
JUNEDO GANDANI DONGORAN
NIM. 090421055
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL
SUSUNAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL
JUNEDO GANDANI DONGORAN
NIM. 090421055
Diketahui / Disahkan : Disetujui oleh :
DepartemenTeknik Mesin Dosen Pembimbing, Fakultas Teknik USU
Ketua,
Dr. Ing. Ikhwansyah Isranuri
ABSTRAK
Tugas akhir ini dibuat guna mengetahui performansi pompa sentrifugal
yang disusun secara tunggal, seri dan paralel dengan spesifikasi yang sama.
Pengujian ini menggunakan jenis fluida air. Untuk mendapatkan kurva
karakteristik pompa dapat dilakukan dengan cara mengatur debit melalui
pengaturan pembukaan katup.
Dari hasil Pengujian karakteristik pompa menggunakan fluida air pada susunan
tnggal, seri dan paralel dengan spesifikasi yang sama, dapat diperoleh data sebagai
berikut : debit maksimal terdapat pada pompa paralel yaitu sebesar 1,96 10-2 m3/s dengan head total 8,05 m dan debit terendah pada pompa seri bukaan katup
40%-20% yaitu sebesar 0,36 10-2 m3/s dengan head total 18,50 m Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa debit pada susunan paralel lebih besar daripada susunan
tunggal maupun seri, karena pada susunan paralel kedua pompa sama-sama
menghisap zat cair dari bak penampungan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kesehatan dan kesempatan
kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini merupakan satu persyaratan guna menyelesaikan
pendidikan untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah
”Analisa Performansi Pompa Sentrifugal Susunan Tunggal, Seri dan Paralel”.
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis telah mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak baik material, spiritual, informasi maupun segi
administrasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Syahrul Abda, M.S.c, koordinator Ekstensi Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Ing, Ir.Ikhwansyah Isranuri, selaku ketua Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara .
3. Bapak Ir. A.Halim Nasution, Msc, sebagai dosen pembimbing penulis
yang dengan sabar telah meluangkan waktu, pemikiran dan tenaga untuk
membimbing serta memberikan arahan hingga selesainya Tugas Sarjana
ini.
4. Seluruh Staf Pengajar pada Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan
kepada penulis hingga akhir studi.
5. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dorongan, nasehat, kasih
sayang, doa, dukungan material dan spiritual serta adik, dan teman-teman
yang banyak membantu penulis.
6. Seluruh Pegawai yang banyak membantu penulis dari awal hingga akhir
studi dalam menangani administrasi sekalipun ditengah-tengah kesibukan
yang padat, serta kepada seluruh pegawai lainnya di Departemen Teknik
Mesin FT-USU.
dan inspirasi khususnya angkatan 2009 baik selama masa kuliah maupun
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna dikarenakan
keterbatasan penulis. Untuk itu penulis tetap mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 5 Juni 2012
Junedo Gandani D
NIM.090421055
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Abstrak ... i
Kata Pengantar ...ii
Daftar Isi ... iv
Daftar Gambar ... vii
Daftar Tabel ...viii
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 1
1.3. Kegunaan dan Manfaat ... 2
1.4. Rumusan Masalah ... 2
1.5. Batasan Masalah ... 3
1.6 Metode Penulisan... 3
1.7. Sistematika Penulisan ... 3
BAB II Landasan Teori 2.1. Pompa ... 5
2.2. Klasifikasi Pompa ... 6
2.3. Positive Displacement Pumps atau Pompa Perpindahan Positif... 6
2.3.1. Pompa Rotary atau Pompa Berputar ... 7
2.3.2. Pompa Reciprocating (Bolak-balik) ... 12
2.4. Pompa Dinamik ... 15
2.5. Pompa Sentrifugal ... 15
2.5.1. Kompone-Komponen Pompa Sentrifugal ... 16
2.5.2. Karakteristik Pompa Sentrifugal ... 17
2.5.3. Operasi Pompa Tunggal, Paralel dan Seri dengan Pompa yang sama ... 19
2.5.4 Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal ... 21
3.2. Peralatan ... 23
3.3. Prosedur Pengujian Pompa... 28
3.4. Pengamatan ... 31
3.5. Rumus-rumus yang Digunakan ... 31
BAB IV Analisa Perhitungan Karakteristik Pompa 4.1. Data Hasil Pengujian... 36
4.2. Perhitungan Data Hasil Pengujian ... 36
4.3. Pembahasan ... 67
4.4. Grafik Karakteristik Pompa... 68
4.4.1. Grafik Pompa Tunggal ... 68
4.4.2. Grafik Pompa Paralel ... 70
4.4.3. Grafik Pompa Seri ... 72
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan ... 74
5.2. Saran ... 75
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Jenis – Jenis Pompa ... 6
Gambar 2.2 Screw Pumps atau Pompa Skrup ... 8
Gambar 2.3 External Gear Pumps atau Roda Gigi Luar ... 9
Gambar 2.4 Internal Gear Pumps atau Roda Gigi Dalam ... 9
Gambar 2.5 Lobe Pumps atau Pompa Cuping... 10
Gambar 2.6 Pompa Torak Kerja Tunggal ... 13
Gambar 2.7 Skema Pompa Torak Kerja Tunggal ... 13
Gambar 2.8 Pumps Double Action Piston atau Pompa Torak Kerja Ganda ... 13
Gambar 2.9 Single Cylinder Piston Pumps atau Pompa Torak Silinder Tunggal ... 14
Gambar 2.10 Double Cylinder Piston Pumps atau Pompa Torak Silinder Ganda ... 14
Gambar 2.11 Pompa Sentrifugal... 16
Gambar 2.12 Pompa Susunan Tunggal ... 20
Gambar 2.13 Pompa Susunan Paralel ... 20
Gambar 2.14 Pompa Susunan Seri ... 20
Gambar 2.12 Operasi Tunggal, Seri dan Paralel Dari Pompa-pompa Dengan Karakteristik yang Sama ... 21
Gambar 3.1 Alat Ukur RPM (tachometer) ... 23
Gambar 3.2 Stop watch ... 24
Gambar 3.5 Pompa Disusun Secara Tunggal ... 25
Gambar 3.6 Pompa Disusun Secara Paralel ... 26
Gambar 3.7 Pompa Disusun Secara Seri ... 26
Gambar 3.8 Instalasi Pengujian ... 27
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Untuk Pompa Tunggal ... 36
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Untuk Pompa Paralel ... 36
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Untuk Pompa Seri ... 36
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Karakteristik Pompa Tunggal ... 66
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Karakteristik Pompa Paralel ... 66
ABSTRAK
Tugas akhir ini dibuat guna mengetahui performansi pompa sentrifugal
yang disusun secara tunggal, seri dan paralel dengan spesifikasi yang sama.
Pengujian ini menggunakan jenis fluida air. Untuk mendapatkan kurva
karakteristik pompa dapat dilakukan dengan cara mengatur debit melalui
pengaturan pembukaan katup.
Dari hasil Pengujian karakteristik pompa menggunakan fluida air pada susunan
tnggal, seri dan paralel dengan spesifikasi yang sama, dapat diperoleh data sebagai
berikut : debit maksimal terdapat pada pompa paralel yaitu sebesar 1,96 10-2 m3/s dengan head total 8,05 m dan debit terendah pada pompa seri bukaan katup
40%-20% yaitu sebesar 0,36 10-2 m3/s dengan head total 18,50 m Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa debit pada susunan paralel lebih besar daripada susunan
tunggal maupun seri, karena pada susunan paralel kedua pompa sama-sama
menghisap zat cair dari bak penampungan.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Performansi dalam industri yang berkala besar maupun kecil merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting dalam berlangsungnya suatu proses. Dengan
demikian performansi dapat menopang perpanjangan umur dan meningkatkan
produktifitas peralatan yang dipakai, apabila performansi peralatan dalam suatu
pabrik kurang ditangani akan mengakibatkan gangguan yang dapat menghambat
proses industri yang telah ditentukan.
Peran pompa pada suatu pabrik sangat besar dimana seluruh pabrik
menggunakan peralatan ini dengan fungsi-fungsi yang ada. Untuk menggerakkan
pompa diperlukan tenaga yang diperoleh oleh motor listrik yang dipindahkan
dengan tenaga melalui kopling untuk memutar poros pompa. Dengan tenaga yang
didapat dari motor listrik ini, pompa dapat memindahkan banyak cairan, tinggi
dan jarak pemindahan yang dicapainya.
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus.
Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa pemindah non
positip yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi
energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Oleh karena alasan tersebut, penulis tertarik untuk membahasnya. Dengan
judul Performansi pompa sentrifugal susunan tunggal, seri dan paralel.
I.2. Maksud Dan Tujuan
Adapun yang menjadi maksud dan tujuan penulis dalam pembahasan
karya akhir ini adalah :
1. Maksud
b. Memberi kemudahan untuk penentuan kebutuhan operasi didalam
proses produksi.
c. Menjadi sumber informasi apabila terjadi kelainan dalm operasi
didalam produksi.
2. Tujuan
a. Menganalisis pengaruh kapasitas terhadap performa pompa
sentrifugal.
b. Mengetahui pengaruh kapasitas melalui pengaturan pembukaan
katup terhadap daya pompa yang dihasilkan.
c. Mendapatkan efisiensi pompa.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengatur variasi kapasitas melalui pengaturan pembukaan katup
yang divariasikan pada posisi 100%, 75%, 60%, 40%, 20%.
1.3. Kegunaan Dan Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan antara lain yaitu ;
Menghasilkan alat uji yang nantinya dapat dipergunakan secara praktis oleh
peneliti-peneliti lain,dan menghasilkan informasi-informasi yang bermanfaat
berkaitan dengan pengaruh kapasitas terhadap performance pompa guna
menghasilkan effisiensi pompa. Dan juga dapat menjadi model peraga dalam
pengajaran agar nantinya mahasiswa lebih memahami teori pompa sentrifugal
dengan praktek langsung menggunakan alat uji.
1.4. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan bahwa pompa sentrifugal berfungsi sebagai
alat untuk memperlancar jalannya penyuplai fluida dalam suatu proses disuatu
pabrik. Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana kemampuan kerja dari
sistem pengoperasian pompa sentrifugal. Agar pompa dapat beroperasi secara
optimal dan mendapat daya guna kerja pompa. Maka, pompa harus dioperasikan
dengan benar serta dilakukan pengontrolan. Keadaan dan performance pompa
terjadi. Sehingga sangat mempengaruhi kapasitas yang dihasilkan oleh pompa
sentrifugal tersebut.
Dari gambaran tersebut, didapat beberapa rumusan masalah tehadap unjuk
kerja (performance) pompa sentrifugal adalah: Berapa besar daya yang diterima
pompa sentrifugal yang dipengaruhi kapasitas yang dihasilkannya dan sejauh
mana daya guna yang diterima pompa sentrifugal yang dipengaruhi kapasitas yang
dihasilkannya.
1.5. Batasan Masalah
Pada penulisan tugas sarjana (skripsi) ini, permasalahan dibatasi pada:
1. Pompa yang dipilih adalah pompa sentrifugal.
2. Analisa perhitungan dilakukan terhadap head, debit, daya motor, daya
pompa dan efisiensi total dari rangkaian pompa tunggal, seri dan paralel.
3. Bukaan katup divariasikan pada posisi 100%, 80%, 60%, 40% .
1.6. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang dipergunakan dalam penulisan karya akhir
ini adalah :
1. Studi Literatur: Mengambil bahan-bahan dari buku dan refrensi, jurnal,
artikel dari website yang dapat menunjang penyusunan karya akhir.
2. Melakukan survey lapangan.
3. Melakukan diskusi dengan Dosen Pembimbing.
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun menjadi lima bagian dengan sistematika sebagai
berikut:
1. Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan
2. Bab II Landansan Teori, bab ini berisikan defenisi pompa, defenisi dan
prinsip pompa sentrifugal, klasifikasi dan komponen-komponen pompa
3. Bab III Metodologi Penelitian, berisi tentang peralatan yang digunakan
pada rangkaian pompa dan prosedur pengambilan data.
4. Bab IV Analisa Perhitungan Karakteristik Pompa, berisikan tentang
analisa dan perhitungan dari karakteristik pompa.
5. Bab V Penutup, bab ini berisikan kesimpulan dari seluruh skripsi dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pompa
Pompa adalah merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair
tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya.
Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu
yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik
tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau
membantu sirkulasi air yang akan diuapkan di boiler.
Pada industri, pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau
minyak pelumas atau pendingin mesin-mesin industri. Pompa juga dipakai pada
motor bakar yaitu sebagai pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa
sangat penting untuk kehidupan manusia secara langsung yang dipakai dirumah
tangga atau tidak lansung seperti pada pemakaian pompa di industri.
Pada pompa akan terjadi perubahan dari dari energi mekanik menjadi
energi fluida. Pada mesin-mesin hidrolik termasuk pompa, energi fluida ini
disebut head atau energi persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang
mengalami perubahan yaitu head tekan, kecepatan dan potensial. Selain dapat
memindahkan cairan, pompa juga dapat berfungsi sebagai untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan dan ketinggian pompa. (Djati Nursuhud, 2006)
Pompa memiliki komponen-komponen dalam proses memproduksi.
Komponen-komponen tersebut antara lain:
1. Pompa
2. Mesin Penggerak, berupa : motor listrik, mesin diesel atau sistem udara.
3. Pipa atau pemipaan digunakan untuk membawa fluida.
4. Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistem.
5. Sambungan, pengendalian dan instumentasi lainnya.
6. Peralatan penggunaan akhir, yang memiliki berbagai persyaratan.
pemompaan. Contoh: Alat Penukar Panas atau Heat Exchanger, tangki dan
mesin hidrolik.
2.2. Klasifikasi Pompa
Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda, misalnya
berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani / dipindahkan, bentuk elemen
yang bergerak, jenis penggeraknya, serta berdasarkan cara menghantar fluida dari
dari pipa hisap ke pipa tekan. Namun secara umum pompa dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Jenis- Jenis Pompa
(Sumber: Djati Nursuhud, 2006)
2.3. Positive Displacement Pump atau Pompa Perpindahan Positif
Pompa perpindahan positif adalah perpindahan zat cair dari suatu tempat
ke tempat lain disebabkan perubahan volume ruang kerja pompa yang diakibatkan
oleh gerakan elemen pompa yaitu maju-mundur (bolak-balik) atau berputar
(rotary). Dengan perubahan volume tersebut maka zat cair pada bagian keluar
(discharge) mempunyai tekanan yang lebih besar dibanding pada bagian masuk
(suction) dan konsekuensinya kapasitas yang dihasilkan sesuai volume yang
dipindahkan.
Pompa ini disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari
putaran poros pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pompa
Dinamik Lainnya
(impuls, kemampuan mengapung)
Perpindahan Positif
Sentrifugal Pengar uh
Khusus Reciprocating
Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan
rendah. Ciri-Ciri Umum Pompa Positip :
• Head yang dihasilkan relatif tinggi dibanding dengan kapasitas.
• Mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga tidak memerlukan
proses priming.
• Kapasitas atau aliran zat cair tidak berkelanjutan.
Adapun yang termasuk dalam jenis Positive Displacement Pump atau Pompa
Perpindahan Positif ini adalah:
2.3.1. Pompa Rotary atau pompa Berputar
Pompa rotary adalah pompa-pompa positip (positive displacement pumps)
dimana energi ditransmisikan dari motor penggerak ke cairan oleh suatu bagian
(elemen) yang mempunyai gerakan berputar di dalam rumah pompa.
Pompa jenis ini sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa
rotari akan merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup.
Hampir sama dengan piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa torak
(piston), pompa rotari mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar (smooth) (
Tyler G. Hicks 1971)
Berdasarkan desainnya, pompa rotary dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1 Screw Pumps atau Pompa Sekrup.
Pompa jenis ini mempunyai satu, dua atau tiga sekrup yang berputar di
dalam rumah pompa yang diam. Tersedia sejumlah besar desain untuk berbagai
penggunaan. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di
dalam sebuah stator atau lapisan (linier) heliks dalam (internal helix stator).
Pompa dua sekrup atau tiga sekrup masing-masing mempunyai satu atau
dua sekrup bebas (idler). Aliran melalui ulir-ulir sekrup, sepanjang sumbu sekrup,
sekrup-sekrup yang berlawanan dapat dipakai untuk meniadakan dorongan aksial
pada pompa. Adapun kelebihan dari pompa ini adalah: • Efisiensinya totalnya tinggi (70 % – 80%)
• Aliran hampir benar-benar uniform. • Getarannya relatif kecil.
• Kapasitas isapnya baik sekali.
• Dapat beroperasi dalam berbagai posisi, horizontal, vertikal, miring dan
lain-lain.
Gambar 2.2. Screw Pump atau Pompa Sekrup
(Sumber: Tyler G. Hicks 1971)
4. Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi
Pada pompa ini roda gigi mampu digunakan untuk memompa cairan yang
mempunyai viskositas rendah hingga tinggi.Pompa roda gigi terdiri dari roda gigi
penggerak dan roda gigi yang digerakkan. Konstruksinya bisa external ataupun
juga internal. Pompa ini umumnya dipakai sebagi pompa minyak pelumas.
Kebaikan pompa roda gigi adalah: • Alirannya seragam.
• Konstruksi sederhana.
• Kapasitasnya relatih besar dibanding ukuran pompa yang kecil. • Instalasi sederhana
Pada Gear Pumps atau Pompa Roda terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
• External Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa putar yang paling sederhana. Apabila
gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang
ada diantara gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan
heliks-tunggal, heliks-ganda atau gigi lurus. Beberapa desain mempunyai
lubang fluida yang radial pada rada gigi bebas dari bagian atas dan akar gerigi
sampai ke lubang dalam roda gigi. Ini memungkinkan cairan melakukan jalan
pintas (by-pass) dari satu gigi ke gigi lainnya, yaitu menghindarkan terjadinya
tekanan berlebih yang akan membebani bantalan secara berlebihan dan
menimbulkan kebisingan.
Gambar 2.3. External Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi Luar
(Sumber: Tyler G. Hicks 1971)
• .Internal Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi Dalam
Pompa jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang
berpasangan dengan roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas
(idler). Sebuah sekat yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk
mencegah cairan kembali ke sisi hisap pompa.
Gambar 2.4. Internal Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi Dalam
5. Lobe Pumps atau Pompa Cuping.
Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya
dan mempunyai dua rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi
luarnya. Oleh karena cairan dialirkan dengan frekuensi yang lebih sedikit tetapi
dalam jumlah yang lebih besar dari yang dialirkan oleh pompa rada gigi, maka
aliran dari pompa jenis cuping ini akan sekonstan aliran roda gigi. Tersedia juga
gabungan pompa-pompa roda gigi dan cuping. Pompa ini dapat dimodiflkasi lebih
lanjut sesuai dengan yang diinginkan. Tidak jarang ditemukan nama-nama yang
berbeda untuk jenis pompa ini walaupun secara prinsipnya menggunakan atau
sama dengan pompa cuping. Modifikasi-modifikasi yang dibuat tidaklah berbeda
jauh dengan prinsip dasarnya hanya saja perlu disesuaikan dengan kondisi dan
keadaannya terhadap apa dan untuk apa pompa tersebut diperbuat.
Pompa Rotari Dua Cuping
Pompa Rotari Tiga Cuping
Pompa Rotari Empat Cuping
Gambar 2.5. Lobe Pumps atau Pompa Cuping
6. Vane Pumps atauPompa Baling-baling
Vane Pumps ini merupakan jenis pompa yang dapat menangani cairan
viskositas sedang. Pompa ini unggul dalam viskositas rendah seperti gas LPG
(propana), ammonia, pelarut, alkohol, minyak bahan baker, bensin dan refrigeran.
Pompa ini mempunyai kontak logam untuk logam internal dan self
kompensasi untuk dipakai, sehingga memungkinkan bagi pompa untuk
mempertahankan kinerja puncak atas cairan pelumas. Meskipun efisiensinya turun
dengan cepat, pompa ini dapat digunakan sampai 500cps.
Vane Pumps tersedia dalam beberapa konfigurasi termasuk
baling geser (kiri), baling yang fleksibel, baling berayun,
baling-baling putar, dan baling-baling-baling-baling eksternal. Vane Pumps terkenal akan cat dasar
kering, kemudahan pemeliharaan, dan karakteristik tarikan yang baik atas kerja
pompa.
Selain itu, baling-baling dapat menangani temperatur cairan dari -32 ° C /
25 ° F sampai 260 ° C / 500 ° F dan perbedaan tekanan (P) untuk 15 BAR / 200
PSI (lebih tinggi untuk pompa hidrolik vane). Setiap jenis Vane Pumps
menawarkan keuntungan yang unik.
Sebagai contoh, Vane Pumps eksternal dapat menangani padatan yang
besar, di sisi lain, pompa baling-baling yang fleksibel, hanya dapat menangani
padatan kecil tapi menciptakan vakum yang baik. Sliding Vane Pumps (Pompa
Baling-baling Geser) hanya dapat beroperasi untuk jangka waktu yang singkat dan
menangani sejumlah kecil uap.
Adapun keuntungan dan kerugian dari pada pompa baling adalah, sebagai
berikut:
• Keuntungan:
- Menangani kecilnya kapsitas pada tekanan yang relatif
lebih tinggi.
- Mengkompensasi keausan melalui perpanjangan
baling-baling.
• Kerugian:
- Tidak cocok untuk tekanan tinggi.
- Tidak cocok untuk viskositas tinggi.
2.3.2 Pompa Reciprocating (bolak-balik).
Pompa Reciprocating merupakan suatu pompa yang dapat mengubah
energi mekanis menjadi energi aliran fluida dengan menggunakan piston yang
dapat bergerak bolak-balik didalam silinder.
Pompa ini merupakan pompa bolak-balik yang dirancang untuk
menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Umumnya menggunakan head yang
rendah. Dan digunakan pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara
suction dan discharge. (Tyler G. Hicks 1971)
1. Prinsip Kerja Pompa Reciprocating
Udara yang bergerak cepat dibentuk dengan melepaskan udara tekanan
tinggi melalui sebuah celah buang dipermukaan yang berdekatan, dan menyeret
udara keluar, bersama dengan itu Semakin tinggi tekanan pasokan udara primer
maka semakin buruk efisiensi. Cairan memasuki ruang pompa melalui katup inlet
dan didorong keluar melalui katup keluaran oleh aksi piston atau diafragma.
Jenis-jenis Pompa Reciprocating:
• Piston Pump
Pompa piston mempunyai bagian utama berupa torak atau diafragma
yang bergerak bolak – balik didalam selinder untuk dapat mengalirkan
fluida. Pompa ini dilengkai dengan katup – katup, dimana fluida
bertekanan rendah di hisap melalui katup hisap ke ruang selinder,
kemudian ditekan oleh torak atau diafragma hingga tekanan statisnya
naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan.
Pompa piston memiliki langkah – langkah kerja, pada langkah hisap
maka terjadi kevakuman di dalam ruang silinder katup hisap terbuka
maka cairan masuk ke ruang silinder, pada saat langkah tekan katup
hisap tertutup dan katup keluar terbuka, sehingga fluida terdesak dan
tekanan menjadi naik, kemudian aliran keluar melalui saluran keluar.
2. Pompa torak menurut cara kerjanya:
Pump Single Acting Piston atau Pompa Torak Kerja Tunggal
Gambar 2.6. Pompa Torak Kerja Tunggal
(sumber: http://awan05.blogspot.com/2009/12/.html)
Gambar 2.7. Skema Pompa Torak Kerja Tunggal
(sumber: http://awan05.blogspot.com/2009/12/.html)
Gambar 2.8. Pump Double Action Piston atau Pompa Torak Kerja
Ganda
3. Pompa torak menurut jumlah silinder:
Single Cylinder Piston Pump atau Pompa Torak Silinder Tunggal
Gambar 2.9. Single Cylinder Piston Pump atau Pompa Torak Silinder
Tunggal
(sumber: http://awan05.blogspot.com/2009/12/.html)
Double Cylinder Piston Pump atau Pompa Torak Silinder Ganda
Gambar 2.10. Double Cylinder Piston Pump atau Pompa Torak
Silinder Ganda
(sumber:
(a) Swashplate Pump = lempeng swash pompa
(b) Bent – Axis Pump = pompa sumbu bengkok
4. Keuntungan dan kerugian pompa reciprocating
Pompa reciprocating terdiri dari banyak jenis dan diklasifikasikan
berdasarkan kriteria yang bermacam-macam. Adapun keuntungan dan
kerugian dalam menggunakan pompa reciprocating adalah:
• Keuntungan dari Pompa Reciprocating:
a. Efisiensi lebih tinggi.
c. Bila bekerja pada kecepatan konstan, pompa ini akan mempunyai
kapasitas dan tekanan yang konstan pula.
d. Pompa ini cocok untuk penggunaan head yang tinggi dan kapasitas
rendah.
• Kerugian dari Pompa Reciprocating:
a. Konstruksi lebih rumit.
b. Keadaan efisiensi yang tinggi tidak akan didapat lagi bila pompa
beroperasi pada kondisi yang tidak sesuai.
5. Aplikasi Pompa Reciprocating
Pompa reciprocating banyak digunakan dalam berbagai bidang, antara
lain:
• Industri proses.
• Perkapalan, dock, dan lepas pantai. • Oil dan gas, dan
• Aplikasi umum lainnya.
2.4. Pompa Dinamik
Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut
beroperasi: impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau
kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida, yang termasuk dalam jenis
pompa ini adalah pompa sentrifugal.
2.5. Pompa Sentrifugal.
Merupakan pompa yang sangat umum digunakan untuk pemompaan air dalam
berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75% pompa yang dipasang di
sebuah industri adalah pompa sentrifugal.
Pompa sentrifugal adalah salah satu peralatan sederhana yang sering
digunakan pada berbagai proses dalam suatu pabrik. Pompa sentrifugal ini
mempunyai tujuan untuk mengubah energi dari suatu pemindah utama (motor
electric atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan kemudian menjadi
melalui sifat dari kedua bagian utama pompa, impeller dan volute atau diffuser.
Impeller adalah bagian yang berotasi (berputar) yang mengubah energi menjadi
energi kinetik. Volute dan diffuser adalah bagian yang stationer (tidak bergerak)
yang mengubah dari energi kinetik menjadi energy tekanan. (sularso, 1991)
Gambar 2.11. Pompa sentrifugal.
(http://www.agussuwasono.com/index)
2.5.1 Komponen-Komponen Pompa Sentrifugal
Komponen-komponen pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :
1 Stuffing Box. Berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
2 Packing. Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
3 Shaft (poros). Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari
penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan
bagian-bagian berputar lainnya.
4 Shaft sleeve. Berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal Bearing dan interstage atau distance sleever.
6 Eye of Impeller. Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
7 Impeller. Berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
8 Wearing Ring. Berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
9 Bearing (bantalan). Berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar
dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
10 Casing. Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
2.5.2. Karakteristik Pompa Sentrifugal
Beberapa hal penting pada karakteristik pompa adalah:
1. Head (H)
Head adalah energi angkat atau dapat digunakan sebagai perbandingan
antara suatu energi pompa per satuan berat fluida. Pengukuran dilakukan
dengan mengukur beda tekanan antara pipa isap dengan pipa tekan,
satuannya adalah meter. Head ada dalam tiga bentuk yang dapat saling
berubah:
• Head potential/head actual. Didasarkan pada ketinggian fluida di atas
bidang datar. Jadi, suatu kolam air setinggi 2 meter mengandung
jumlah energi yang disebabkan oleh posisinya dan dikatakan fluida
• Head kinetik/head kecepatan. Adalah suatu ukuran energi kinetik
yang dikandung satu satuan bobot fluida yang disebabkan oleh
kecepatan dan dinyatakan oleh persamaan yang biasa dipakai untuk
energi kinetik (V2/2g).
• Head tekanan. Adalah energi yang dikandung oleh fluida akibat
tekanannya dan persamaannya adalah jika sebuah menometer terbuka
dihubungkan dengan sudut tegak lurus aliran, maka fluida di dalam
tabung akan naik sampai ketinggian yang sama dengan .
2. Kapasitas (Q)
Kapasitas adalah jumlah fluida yang dialirkan persatuan waktu.
3. Putaran (n)
Putaran dinyatakan dalam rpm dan diukur dengan tachometer.
4. Daya (P)
Daya dibedakan atas 2 macam, yaitu daya dengan poros atau daya motor
penggerak (Nm) yang diberikan motor listrik dan daya air yang dihasilkan
pompa atau daya pompa.
• Daya motor penggerak adalah daya mekanik keluaran motor
penggerak yang diberikan kepada pompa sebagai daya masukan.
• Daya pompa (Np)
Daya pompa adalah daya output pompa terukur yang diberikan
kepada fluida.
5. Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi
tekanan karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk
losis. Efisiensi pompa adalah suatu factor yang dipergunakan untuk
• Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan
dengan impeller dan losis akibat perubahan arah yang tiba-tiba pada
impeler.
• Efisiensi volumetris, memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada ring,
bush, dll.
• Efisiensi mekanis, memperhitungkan losis akibat gesekan pada seal,
packing gland, bantalan, dll.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun
dapat juga dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi
pompa akan mencapai maksimum pada designed point tersebut, yang
dinamakan dengan titik BEP. Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih
besar efisiensinya akan lebih rendah
2.5.3 Operasi Pompa Tunggal, Paralel dan Seri dengan pompa yang Sama.
Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan
satu pompa saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang
disusun secara seri atau paralel.
1. Susunan Tunggal
Pompa yang digunakan hanya satu pompa karena head dan kapasitas yang
diperlukan sudah terpenuhi.
2. Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang
besar yang tidak dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau
bila diperlukan pompa cadangan yang akan dipergunakan bila pompa
utama rusak atau diperbaiki.
3. Susunan Seri
Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani Oleh Satu
pompa maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara
Gambar 2.12. Susunan Tunggal
Gambar 2.13. Susunan Paralel
[image:30.595.202.426.369.673.2]2.5.4. Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal
Karakteristik pompa yang disusun seri/paralel dapat dilihat pada gambar
[image:31.595.120.523.160.415.2]berikut ini.
Gambar 2.15. Operasi Tunggal, Seri dan Paralel dari pompa‐pompa dengan
karakteristik yang Sama
(Sumber: sularso, 1991)
Gambar 2.12. menunjukan kurva head-kapasitas dari pompa-pompa yang
mempunyai karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri.
Dalam gambar ini kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan
seri yang terdiri dari dua buah pompa diberi tanda (2). Harga head kurva (2)
diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama.
Kurva untuk susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3).
Haraga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1)
dikalikan (2) untuk head yang sama. Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva
head-kapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3. Kurva R3 menujukkan tahanan yang
lebih tinggi dibanding dengan R2 dan R1. Jika sistem mempunyai kurva
head-kapasitas R3, maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D). Jika pompa ini
Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head (D),
karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas. Sekarang jika sistem
mempunyai kurva head-kapasitas R1 maka titik kerja pompa (1) akan terletak di
(A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3) makatitik
kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak
sama dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan)
head sistem. Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju
aliran akan sama untuk susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik
sistem adalah seperti R1 dan R3 maka akan diperlukan pompa dalam susunan
paralel atau seri. Susunan paralel pada umumnya untuk laju aliran besar, dan
susunan seri untuk head yang tinggi pada operasi. Untuk susunan seri, karena
pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pertama, maka perlu
perhatiankhusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Variabel yang Diambil
Dari susunan pompa yang digunakan, terdapat beberapa variable yang
diamati terdiri dari variable bebas dan variable terikat.
a. Variabel terkontrol : putaran poros pompa diukur dengan tachometer.
b. Variable bebas : bukaan katub pengukuran.
c. Variable terikat terdiri dari : head, daya poros, daya air, torsi dan efisiensi
3.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam rangkaian pompa parallel, seri
dan tunggal adalah sebagai berikut :
1. Pompa Sentrifugal
Tipe pompa : open impeller sentrifugal
Merk Pompa : Sanho Model : DB – 125
Kapasitas Maksimum : 42 ltr/mnt
Suction Head : 9 m
Dimensi : 1” x 1”
Out put : 125 W
Tegangan Arus : 220 V
Frekuensi : 50 Hz
Putaran : 2850 rpm
2. Bak/Tangki Air. Berfungsi sebagai tempat penampungan air yang akan
dipompakan
3. Alat ukur RPM (tacho meter). Alat ini digunakan untuk mengukur putaran
[image:33.595.268.366.642.729.2]poros pompa pada saat pompa bekerja.
Spesifikasi alat :
Display : 5 digits, 10 mm (0,4’) LCD
Test Range : 2,5 to 99,999 rpm
Resolution : 0,1 rpm (2,5 to 99,999 rpm) 1 rpm (Over 1,000 rpm)
Accuracy : 0,05 % + 1 rpm
Sampling Time 1 Sec : Over 60 rpm
Test Range Select : Automatic
Memory : Last Value, Max. Value, Min. Value
Detection Distence : 50 to 250 mm / 2 to 10 inch(typical max 350 mm /
14 inch)
Time Base : Quartz Crystal
Circuit : Exclusive one-chip of microcomputer LSI circuit
Power Suply : 4 x 1,5 VA (UM-3)
D.C Concumption : Approx. 80 mA (operation)
Operation Temp : 0 to 500 C (32 to 1220
Size : 1390 x 72 x 37 mm
Weight : About 300 g
4. Stop watch. Alat ini digunakan untuk menentukan waktu kecepatan aliran air
[image:34.595.273.349.503.608.2]keluar pada saat pengujian dilakukan.
Gambar 3.2 Stop watch
5. Water Flow Meter (alat ukur volume air keluar) Alat ini digunakan untuk
mengukur besar kapasitas air yang dihasilkan pada saat pengujian dengan
waktu yang ditentukan. Volume air yang keluar dihitung pada saat
penunjukan tepat pada angka 0 dan diakhiri pada saat jarum kembali ke angka
6. Alat Ukur Head pada pipa isap (suction) dan pipa tekan (discharge)
7. Instalasi Pengujian
Pengujian terdiri dari susunan pompa secara tunggal, parallel dan seri.
a. Pompa disusun secara tunggal
Jika pompa disusun secara tunggal maka hanya menggunakan satu
pompa saja yaitu pompa 1, atau bisa juga menggunakan pompa 2. Jika
ingin menggunakan satu pompa 1 bukalah kopling penghubung poros
pompa 2 ke motor listrik seperti gambar 3.5. Posisikan katup 1, katup
4 dan katup 5 posisi open, sedangkan katup 2 dan 3 posisi close.
[image:35.595.177.505.293.539.2]
Gambar 3.5 Pompa Disusun Secara Tunggal
b. Pompa disusun secara Paralel
Jika pompa disusun secara paralel maka menggunakan dua pompa.
Pasang kembali kopling pompa 2. Posisikan katup 1, katup 2, katup 4
dan katup 5 posisi open, sedangkan katup 3 posisi close. Seperti pada
c. Pompa disusun secara seri
Sama hal nya dengan pompa susunan parallel, pompa disusun secara
seri juga menggunakan dua pompa. Posisikan katup 1, katup 3 dan
katup 5 posisi open, sedangkan katup 4 dan katup 2 posisi close.
[image:36.595.157.456.210.442.2]Seperti pada gambar 3.7.
Gambar 3.6 Pompa disusun Secara Paralel
[image:36.595.161.465.493.727.2]Gambar 3.8 Instalasi Pengujian
Keterangan Gambar :
1. Katup 1 yaitu katup suction pompa 1
2. Pompa 1
3. Kopling pompa 1 dengan motor penggerak
4. Motor Penggerak
5. Katup 2 yaitu katup discharge pompa 1
6. Katup 2 yaitu katup discharge pompa 1
7. Beban penyeimbang Motor Penggerak
8. Kopling pompa 2 dengan motor penggerak
9. Pompa 1
10.Katup 3 yaitu katup suction pompa 2
11.Motor Penggerak
12.Swicth Pengatur putaran motor
13.Parameter head discharge pompa 2
14.Parameter head suction pompa 2
16.Parameter head discharge pompa 1
17.Parameter head suction pompa 1
18.Katup 5 yaitu katup buang menuju tanki air
19.Gelas pengukur tinggi air
20.Tanki bak penampungan air
3.3 Setting Pengujian
a. Set kedudukan alat-alat ukur seperti head meter pompa 1 dan pompa 2,
putaran motor, pada posisi nol.
b. Isi tangki air dengan air bersih sampai batas yang diperlukan agar tidak
terjadi penghisapan udara luar
c. Periksa tegangan listrik cocok untuk tegangan yang diperlukan
d. Buka katup isap K1 dan K2 dan tutup katup K3, K4 dan K5.
e. buka katup venting pada pompa dan isi dengan air sampai penuh
f. putarlah switch pengaturan putaran motor perlahan-lahan sampai kedua
pengukur head pompa 1 dan pompa 2 naik
g. Bukalah katup K3 dan katup K4 dan periksa bahwa pada kedua pompa-
ada aliran
h. Sesudah semua udara di dalam pipa keluar, tutuplah katup K3 dan K4
i. Set kedudukan masing-masing katup dan lepas kopling pompa yang
tidak diperlukan sesuai dengan pengujian.
3.4 Prosedur Pengujian Pompa
3.3.1 Persiapan Sebelum Pengujian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan persiapan.
Persiapan-persiapan yang harus dilaksanakan antara lain :
a. Melakukan survey terlebih dahulu dan melakukan study pustaka untuk
merencanakan apa yang akan diteliti
b. Menyediakan alat, alat ukur, bahan dan perlengkapannya dengan
melakukan survey bahan-bahan yang diperlukan dilapangan
c. Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang dari seharusnya.
e. Periksa hubungan kabel untuk tiap instrument.
f. Periksa tegangan listrik cocok untuk tegangan yang diperlukan.
g. Periksa apakah pompa sudah terisi air sebelum dioperasikan.
h. Uji coba alat yang sudah terpasang dan instalasi pemipaan dam
memeriksa kebocoran pada instalasi pemipaan, apakah alat sudah
bekerja dengan baik dan tidak terjadi kebocoran p ada system
pemipaan.
i. Pengambilan data dilakukan setelah alat bekerja dengan baik dan
sudah tidak ada kebocoran pada pemipaannya. Setelah data-data yang
diperlukan diperoleh dilakukan perhitungan dengan memakai
[image:39.595.247.389.321.727.2]rumus-rumus yang telah ada dari literature- literature yang digunakan
3.3.2 Pompa Utama
a. Isi lah air pada tangki secukupnya agar tidak terjadi pengisapan
udara luar.
b. Posisikan katup 1,2,3 dan 4 posisi open sedangkan katup 5 posisi
close.
c. Buka katup venting pada pompa dan isi dengan air sampai penuh.
d. Masukkan hubungan listrik ON
e. Putar pompa pelan-pelan sampai pressure gauge naik.
f. Setelah semua udara dalam pipa dapat dikeluarkan maka instalasi
sudah dapat digunakan.
3.3.3. Pompa tunggal
a. Jika pompa disusun secara tunggal maka hanya menggunakan satu
pompa saja.
b. Buka kopling penghubung antara pompa 2 dengan motor sehingga
yang terhubung hanya pompa 1 jika pompa 1 yang akan dioperasikan.
c. Posisikan katup 1, katup 4 dan katup 5 posisi open, sedangkan katup 2
dan 3 posisi close.
d. Hidupkan motor listrik dengan memutar switch posisi ON
e. Atur putaran sebesar 1800 rpm.
f. Amati dan catat parameter pompa.
3.3.4. Pompa Paralel
a. Jika pompa disusun secara paralel maka menggunakan dua pompa.
b. Pasang kembali kopling penghubung kedua pompa dengan motor
sehingga ke dua pompa sudah terkopel dengan baik dengan motor
penggerak.
c. Posisikan katup 1, katup 2, katup 4 dan katup 5 posisi open,
sedangkan katup 3 posisi close.
d. Hidupkan motor listrik dengan memutar switch posisi ON
e. Atur putaran sebesar 1800 rpm.
3.3.5. Pompa Seri
a. Jika pompa disusun secara seri maka menggunakan dua pompa.
b. Kopling penghubung kedua pompa harus terkopel dengan baik dengan
motor penggerak.
c. Posisikan katup 1, katup 2, katup 3 dan katup 5 posisi open,
sedangkan katup 4 posisi close.
d. Hidupkan motor listrik dengan memutar switch posisi ON
e. Atur putaran sebesar 1800 rpm.
f. Amati dan catat parameter pompa.
3.5 Pengamatan
Untuk setiap jenis pengujian yang perlu diamati dan dicatat adalah:
a. Suction dan discharge (m)
b. Volume ( )
c. Putaran (rpm)
d. Waktu (s)
3.6 Rumus- rumus yang Digunakan
Adapun rumus-rumus yang digunakan dan mendukung adalah sebagai
berikut :
1. Kapasitas Aliran (Q)
Kapasitas Aliran dirumuskan sebagai berikut:
dimana :
Q = Kapasitas pompa [m3/dtk] V = Volume (m3)
t = waktu (detik)
2. Daya Motor penggerak (Nm)
Daya motor penggerak adalah daya mekanik keluaran motor
penggerak yang diberikan kepada poros pompa sebagai daya masukan.
dimana :
= Daya Motor penggerak (Watt)
T = Torsi (Nm)
N = Putaran pompa (rpm)
3. Daya pompa (Np)
Daya pompa adalah daya output pompa terukur yang diberikan kepada fluida.
Daya pompa dirumuskan sebagai berikut:
Dimana :
Np = Daya air/pompa
= berat jenis (N/m2)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
g = gravitasi bumi 9,81 (m/dtk2) Q = kapasitas aliran (m3/dtk) H = head (m)
4. Daya poros
Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah
sama dengan daya air ditambah kerugian gaya di dalam pompa. Daya ini
dapat dinyatakan dengan
5. Head pompa
1. Head total pompa, menyatakan kerja netto dalam suatu berat fluida
yang lewat dari sisi masuk ke sisi keluar. Dalam rumus dapat dituliskan.
a. Untuk Pompa Tunggal
) (m)
hz = head statis (hs + hd)
(
b. Untuk Pompa Paralel
(m)
(m)
)
c. Untuk Pompa Seri
(m)
(m)
(
2.Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian yang
terdiri atas head kerugian gesek di dalam pipa, head kerugian di dalam
belokan-belokan, dan head kerugian d dalam katup.
a. Head kerugian gesek dalam pipa
dimana:
d
L
b. Head kerugian pada belokan pipa
(literature.3 hal.34)
dimana:
(derajat)
c. Head kerugian pada katup isap dengan saringan
(literature. 3 hal.38)
dimana:
6. Efisiensi Pompa ( )
Efisiensi Pompa di rumuskan sebagai berikut:
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN KARAKTERISTIK POMPA `
4.1 Data Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian untuk Pompa Tunggal
No. Bukaan Katup
(%) hs (m) hd (m) V (m
3
) Putaran
(Rpm) t (s)
1. 40 1,2 7,4 30 . 10-2 1800 71,42
2. 60 0,7 6,6 30 . 10-2 1799 45,45
3. 80 0,30 5,5 30 . 10-2 1798 30,61
4. 100 0,30 4,3 30 . 10-2 1798 27,27
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian untuk Pompa Paralel
No Bukaan Katup (%)
Pompa 1 Pompa 2
V (m3) Putaran (Rpm)
t (s) hs hd hs hd
1 40-20 1,7 6,6 1,7 6,9 30 . 10-2 1800 39,47 2 60-40 1,1 5,6 1,1 6,5 30 . 10-2 1799 27,77 3 80-60 0.65 4,2 0.75 4,0 30 . 10-2 1798 18,75 4 100-80 0.35 2,4 0.35 2,6 30 . 10-2 1798 15,30
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian untuk Pompa Seri
No Bukaan Katup (%)
Pompa 1 Pompa2
V(m3) Putaran (Rpm)
hs hd hs hd T (s)
1 40-20 1,67 8,6 -4,2 8,1 30 . 10-2 1800 83,33 2 60-40 1.70 7,8 -2,7 7,9 30 . 10-2 1799 55,55 3 80-60 1.50 7,5 -1,5 7,5 30 . 10-2 1798 37,50 4 100-80 0,50 6,9 -1,3 7,4 30 . 10-2 1798 34,09
4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian
4.2.2 Perhitungan Pompa Tunggal
1. Pompa Tunggal (Bukaan Katup 100%)
e. Head.
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
2,8hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hfv = 0,79 m Maka:
Htotal = hz + hp + hl +
hl = hfg + 5(hfe) + hfv
hl = 1,4 + 5(0,12) + 0,79 = 2,79 m
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan.
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = 4,6 + 0 + 2,79 + 0,39
Htotal = 7,82 m
f. Daya Pompa (Np)
g. Daya poros (P)
2. Pompa Tunggal (Bukaan Katup 80%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
2,5hv
=
hv m
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hfv = 0,62 m
Maka:
Htotal = hz + hp + hf +
hl = hfg + 5(hfe) + hfv
hl = 1,1 + 5(0,092) + 0,62 = 2,18
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = 5,8 + 0 + 2,18 + 0,33
Htotal = 8,27 m
kw
d. Efisiensi Pompa ( p)
3. Pompa Tunggal (Bukaan katup 60 %)
a. Kapasitas (Q)
b. head
1 Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
1,7hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hfv = 0,29 m
Maka:
Htotal = hz + hp + hl +
hl = hfg + 5(hfe) + hfv
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = 7,5 + 0 + 1,1 + 0,17
Htotal = 8,8 m
c. Daya Pompa (Np)
kw
d. Efisiensi Pompa ( p)
4. Pompa Tunggal (Bukaan 40%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
2. head kecepatan
hv
v =
1,1hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
hfv = 0,12 m
Maka:
Htotal = hz + hp + hl +
hl = hfg + 5(hfe) + hfv
hl = 0,24 + 5(0,018) + 0,12 = 0,45 m
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = 8,6 + 0 + 0,45 + 0,06
Htotal = 9,1 m
c. Daya Pompa (Np)
d. Efisiensi Pompa ( p)
4.2.2 Perhitungan Pompa Paralel
1. Pompa Paralel (Bukaan katup 100%-80 %)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v = 5,15
hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hf v= 2,6 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hf +
)
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 4,1 + 6(0,39) + 2,6 = 9,04
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (5,7 + 0 + 9,04 + 1,3)
Htotal = 8,05 m
c. Daya Pompa (Np)
2. Pompa Paralel (Bukaan Katup 80 %-60%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
4,2hv
=
hv
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hf v = 1,7 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hl +
)
hl = hfg + 5(hfe) + hfv
hl = 2,8 + 6(0,26) + 1,7 = 6,06
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (10,24 + 0 + 6,06 + 0,90)
Htotal = 8,6 m
d. Efisiensi Pompa ( p)
3 Pompa Paralel (Bukaan Katup 60 %-40%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
3hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hfv = 0,90 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hl +
)
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 1,5 + 6(0,13) + 0,90 = 3,18
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (14,4 + 0 + 3,18 + 0,46)
Htotal = 9 m
c. Daya Pompa (Np)
d. Efisiensi Pompa ( p)
4. Pompa Paralel (Bukaan Katup 40 %-20%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
2. head kecepatan
hv
v =
2hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
Maka, hfv = 1,97 x
hfv = 0,40 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hl +
)
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 0,72 + 6(0,06) + 0,40 = 1,48
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (16,9 + 0 + 1,48 + 0,20)
Htotal = 9,29 m
c. Daya Pompa (Np)
d. Efisiensi Pompa ( p)
4.2.3 Perhitungan Pompa Seri
1. Pompa Seri (Bukaan katup 100 % -80%)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
2,5hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hf v= 0,62 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hl +
)
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 1,14 + 6(0,09) + 0,62 = 2,3
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (13,37 + 0 + 2,3 + 0,33)
Htotal = 16,00 m
d. Efisiensi Pompa ( )
2. Pompa seri (Bukaan Katup 80 %-60%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
2,1hv
=
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hf v= 0,44 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hl +
)
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 0,78 + 6(0,065) + 0,44 = 1,60
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (14,9 + 0 + 1,60 + 0,22)
c. Daya Pompa (Np)
d. Efisiensi Pompa ( )
3. Pompa seri (Bukaan Katup 60%-40%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
1. Head Statis
2. head kecepatan
hv
v =
1,42hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
f = 1,97 untuk katup isap dengan saringan (lampiran 2)
Maka, hfv = 1,97 x
hf v= 0,20 m
Maka:
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 0,38 + 6(0,029) + 0,20 = 0,75
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (16,7 + 0 + 0,75 + 0,10)
Htotal = 17,6 m
c. Daya Pompa (Np)
d. Efisiensi Pompa ( )
4. Pompa Seri (Bukaan Katup 40 %-20%)
a. Kapasitas (Q)
b. Head
2. head kecepatan
hv
v =
0,95hv
=
hv
3. head kerugian gesek
4. Kerugian pada satu belokan 90
x
5. Kerugian pada katup isap dengan saringan
Maka, hfv = 1,97 x
hf v= 0,09 m
Maka:
Htotal = (hz + hp + hl +
)
hl = hfg + 6(hfe) + hfv
hl = 0,14 + 6(0,013) + 0,09 = 0,31
hl = berbagai kerugian head di pipa, katup dan belokan
hp = 0, karena tekanan yang bekerja pada permukaan air
adalah tekanan atmosfir
Htotal = (18,2 + 0 + 0,31 + 0,036)
Htotal = 18,50 m
c. Daya Pompa (Np)
d. Efisiensi Pompa ( )
Dari hasil pengolahan data atau perhitungan karakteristik pompa yang
meliputi kapasitas, head, daya pompa, dan effisiensi pompa dapat di lihat dalam
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Karakteristik Pompa Tunggal
No. Bukaan Katup
(%)
Kapasitas Q (m3/s)
10-2 Head H (m) Daya Motor Penggerak Nm (kw) Daya Pompa Np (kw) Efisiensi (%)
1 100 1,1 7,82 1,9 0,95 50
2 80 0,98 8,27 1,9 0,80 42
3 60 0,72 8,80 1,9 0,61 32,1
4 40 0,42 9,1 1,9 0,41 21,68
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Karakteristik Pompa Paralel
No. Bukaan Katup
(%)
Kapasitas Q (m3/s)
10-2 Head H (m) Daya Motor Penggerak Nm (kw) Daya Pompa Np (kw) Efisiensi (%)
1 100-80 1,96 8,05 1,9 1,50 78,9
2 80-60 1,60 8,60 1,9 1,34 70,5
3 60-40 1,15 9,00 1,9 1,30 68,4
4 40-20 0,76 9,29 1,9 0,69 36,3
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Karakteristik Pompa Seri
No. Bukaan Katup
(%)
Kapasitas Q (m3/s)
10-2 Head H (m) Daya Motor Penggerak Nm (kw) Daya Pompa Np (kw) Efisiensi (%)
1 100-80 0,95 16,00 1,9 1,5 78,9
2 80-60 0,80 16,70 1,9 1,3 68,4
3 60-40 0,58 17,60 1,9 0,92 48,4
4 40-20 0,36 18,50 1,9 0,65 34,2
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Kapasitas dan Head pada Pompa Tunggal
Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head dapat dilihat bahwa
nilai head pada pompa tunggal berbanding terbalik dengan kapasitasnya.
Harga head tertinggi pada pompa tunggal yaitu, 9,1 m pada kapasitas
0,42. m3/dt. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai head cenderung
menunjukkan bahwa semakin banyak fluida yang mengalir dan menyebabkan
bertambahnya faktor mayor dan minor losses.
4.2.2 Hubungan Kapasitas dan Head pada Pompa Seri
Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head dapat dilihat bahwa nilai
head pada pompa seri berbanding terbalik dengan kapasitas. Harga head
tertinggi pada pompa seri sebesar,18,50 m pada kapasitas 0,36. m3/dt.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai head cenderung turun seiring
bertambahnya nilai kapasitas (Q). Semakin besar nilai Q menunjukkan bahwa
semakin banyak fluida yang mengalir dan menyebabkan bertambahnya faktor
mayor dan minor losses.
4.2.3 Hubungan Kapasitas dan Head pada Pompa Paralel
Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head dapat dilihat bahwa nilai
head pada pompa paralel berbanding terbalik dengan kapasitas. Harga head
tertinggi pada pompa paralel sebesar, 9,29 m pada kapasitas 0,76. m3/dt.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai head cenderung turun seiring
bertambahnya nilai kapasitas (Q) Semakin besar nilai Q menunjukkan bahwa
semakin banyak fluida yang mengalir dan menyebabkan bertambahnya faktor
mayor dan minor losses
4.2.4 Hubungan Kapasitas Dan Daya Pompa (Tunggal, Seri, dan Paralel)
Hubungan antara kapasitas dan daya air didapatkan bahwa daya Pompa
pada pompa Paralel bernilai tertinggi bila dibanding pompa tunggal dan
pompa seri sebesar 1,5 kw pada kapasitas 1,96 10-2 m3/s. Pada pompa tunggal daya Pompa tertinggi sebesar 0,95 kw pada kapsitas 1,1 10-2 m3/s. Untuk pompa seri, Daya Pompa tertinggi 1,4 kw pada kapasitas yang sama sebesar
0,98 10-2 m3/s.
4.2.7 Hubungan Kapasitas Dan Efisiensi (Tunggal, Seri, dan Paralel)
Hubungan antara kapasitas dan efisiensi dapat dilihat bahwa nilai
1,96 10-2 m3/s. Kemudian nilai efisiensi tertinggi pada pompa tunggal sebesar 50 % pada kapasitas 1,1.10-2 m3/s dan untuk pompa seri efisiensi tertinggi sebesar 78,9 % pada kapasitas 0,98.10-2 m3/s.
4.3 Grafik Karakteristik Pompa
4.3.1 Grafik Pompa Tunggal
Grafik pompa akan digambarkan hubungan antara head dan kapasitas. Dari
hasil perhitungan data maka kapasitas pompa tunggal adalah sebagai berikut :
Kapasitas tertingi = 1,1.10-2 m3/s Head tertinggi = 9,1 m
[image:76.595.198.461.333.494.2]Maka dapat digambarkan grafik seperti grafik 4.1 di bawah ini.
Grafik 4.1 Hubungan Kapasitas dan Head Pompa Tunggal
Dari grafik terlihat penurunan head total seiring dengan bertambahnya nilai
kapasitas. Sehingga hubungan antara head total dengan kapasitas adalah
berbanding terbalik, dan nilai head yang terendah diperol