PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY DAN
KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
LETICIA AGNES SIMANJUNTAK NIM. 7123220035
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Leticia Agnes Simanjuntak, NIM. 7123220035. Pengaruh Likuditas, Leverage, Capital Intensity dan Komisaris Independen Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2016.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah likuiditas,
leverage, capital intensity dan komisaris independen berpengaruh terhadap
agresivitas pajak perusahaan secara parsial maupun simultan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen yaitu, likuditas, leverage dan capital intensity dan komisaris independen terhadap variabel dependen yaitu agresivitas pajak perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejumlah 141 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 perusahaan dengan periode waktu selama lima tahun yaitu tahun 2010-2014. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan mengakses annual report perusahaan manufaktur melalui situs BEI yaitu www.idx.co.id.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial hanya variabel capital
intensity yang berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan. Sedangkan
variabel likuiditas, leverage dan komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan. Secara simultan terdapat pengaruh antara likuditas, leverage, capital intensity dan komisaris independen terhadap agresivitas pajak perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-hitung 4.132 > F-tabel (2.40) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.003 < 0.05).
ii
ABSTRACT
Leticia Agnes Simanjuntak, NIM. 7123220035. The Effect of liquidity, leverage, capital intensity and independent commissioner to tax aggressive action (Empirical Study at Manufacturing Companies Listed on the Stock Exchange). Thesis, of Accounting Studies, Faculty of Economics, University of Medan, 2016.
The problems discussed in this study is whether the liquidity, leverage, capital intensity and independent commissioner effect on tax aggressive action partially or simultaneously. This study aims to examine whether there is influence between the independent variables, namely, liquidity, leverage, capital intensity and independent commissioner of the dependent variable is tax aggressive action .
The population in this research are all of manufacturing companies listed on the Stock Exchange at least 141 companies. The sample selection is done by purposive sampling method. The sample in this research are as many as 61 companies with five-year time period is 2010-2014. The data used are secondary data obtained by accessing the manufacturing company annual reports via IDX sites www.idx.co.id.
Results of this study stated that only partially variable capital intensity that affect tax aggressive action. While liquidity, leverage, and independent commissioner partially not affect tax aggressive action. There is simultaneous influence of liquidit, leverage, capital intensity and independent commissioner of tax aggressive action. It can be seen from the F-count value (4.132) > F-table (2.40) and the significance value smaller than 0.05 (0.003< 0.05).
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa karena atas
Berkat dan Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Capital Intensity, dan Komisaris
Independen terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi,
Universitas Negeri Medan. Penyusunan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari banyak pihak. Teristimewa kepada
orangtua saya, P.Simanjuntak dan R.Sinurat, serta adik-adik saya tersayang Ramos,
Winda, Nicholas dan Rachel , terima kasih atas segala kasih sayang, didikan, nasihat,
materi dan motivasi serta doa yang tiada hentinya diberikan kepada penulis dalam
mendukung penyelesaian skripsi ini. Terimakasih sudah jadi Ayah dan Ibu yang
hebat buat kami. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
iv
3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Muhammad Ishak, S.E, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Negeri Medan sekaligus dosen penguji penulis. Terima kasih atas
kritik dan saran Bapak kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Nasirwan, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Universitas Negeri Medan.
6. Bapak OK Sofyan Hidayat, SE, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing
Skripsi saya dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah
banyak meluangkan waktu, dan memberikan bimbingan serta arahan mulai
dari awal sampai selesainya skripsi ini dan telah memberikan motivasi dan
saran selama berjalannya perkuliahan.
7. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak, CA, Bapak M. Ridha Habibi Z, S.E,
M.Si, Ak, CA sebagai dosen penguji yang telah senantiasa memberikan kritik
dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama penulis menempuh perkuliahan.
9. Bang Riky Adrian, sebagai staff administrasi jurusan Akuntansi yang telah
banyak membantu penulis dalam mengurus administrasi.
10. Terima kasih kepada nenek dan mak tua Ria saya tesayang, serta Kak Melda
v
11. Teman-teman satu perjuangan penulis mulai dari seminar proposal sampai
sidang meja hijau Vivi Afriliani dan Vanny Nabila. Terima kasih atas segala
bantuan, dukungan, masukan serta kerja sama kalian.
12. Terimakasih buat teman-teman terbaik Bania, Fitrin, Muammar, Robbi,
Rinaldo, Jito, Tuty, Ester, Esna, abang Yocky Sinaga , Henry Hutasoit,
Risanti, Arum, Romauli dan semua teman-teman Aka’12- A terimakasih buat
canda tawa dan kebersamaan kita selama perkuliahan.
13. Terimakasih buat grup bahasa inggris saya (BEC), terima kasih buat diskusi
yang selama ini kita lakukan yang menambah wawasan kita, terkhusus buat
kak Tracey Cordle yang mau mangajarkan saya banyak hal tentang hidup.
14. Terimakasih juga buat keluarga kecil saya yang ada dikos, Ka Sari, Ka Ani,
Ka Mega, dan Martati, Cyntia, Elfrida, Friska, Renata dan Krisde.
Terimakasih buat dukungan dan juga semangatnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun ke arah yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, February 2016 Penulis,
vi DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Pembatasan Masalah ... 8
1.4 Perumusan Masalah ... 9
1.5 Tujuan Penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1 Kerangka Teori... 11
2.1.1 Teori agen ... 11
2.1.2 Pajak ... 13
2.1.3 Agresivitas Pajak Perusahaan ... 15
2.1.4 Likuiditas ... 17
2.1.4 Leverage ... 19
vii
2.1.6 Komisaris Independen ... 22
2.1.7 Penelitian Terdahulu ... 24
2.1.8 Kerangka Berfikir ... 28
2.1.9 Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
3.2 Populasi dan Sampel ... 33
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 34
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34
3.4.1 Variabel Penelitian ... 34
3.4.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran ... 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.6 Teknik Analisis Data ... 37
3.6.1 Uji Statisitik Deskriptif ... 37
3.6.2 Uji Normalitas Data ... 38
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.6.3.1 Uji Multikolonieritas ... 39
3.6.3.2 Uji Autokorelasi ... 39
3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 39
3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 40
3.6.5 Uji Hipotesis ... 40
3.6.5.1 Uji t ... 41
3.6.5.2 Uji F ... 41
viii
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Gambaran Umum Sampel ... 43
4.1.2 Hasil Pengujiam Data ... 47
4.1.2.1 Statistik Deskriptif ... 47
4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 49
4.1.2.2.1 Uji Normalitas ... 49
4.1.2.2.2 Uji Multikolonieritas ... 52
4.1.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 53
4.1.2.2.4 Uji heterokdeastisitas ... 54
4.1.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 55
4.1.2.4 Uji Hipotesis ... 58
4.1.2.4.1 Uji t ... 58
4.1.2.4.2 Uji F ... 61
4.1.2.5 Koefisien Determinasi ... 62
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
5.3 Keterbatasan ... 72
ix
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel Penelitian ... 43
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 45
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov sebelum dioutlier ... 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov setelah dioutlier ... 51
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas ... 52
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 53
Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 54
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda... 55
Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 58
Tabel 4.11Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 60
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran 1. Nama-Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Setiap Variabel
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan sumber penerimaan terpenting bagi negara untuk
membiayai pembangunan. Pajak yang dipungut akan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk fasilitas umum yang diberikan pemerintah, seperti pembangunan
infrastruktur, biaya pendidikan, biaya kesehatan, subsidi Bahan Bakar Minyak
(BBM), pembayaran para pegawai negara dan pembangunan fasilitas publik.
Semakin banyak pajak yang dipungut maka semakin banyak fasilitas dan
infrastruktur yang dibangun. Setiap tahunnya, pemerintah selalu berusaha untuk
meningkatkan penerimaan pajak melalui berbagai upaya yakni ekstensifikasi
pajak, sosialisasi peraturan perpajakan dan lain sebagainya. Semakin besar
penerimaan negara dari pajak, maka semakin besar pula kemampuan keuangan
negara dalam pembiayaan pembangunan. Sebaliknya, semakin kecil penerimaan
negara dari pajak, maka semakin kecil kemampuan negara dalam pembiayaan
pembangunannya.
Pajak bagi perusahaan merupakan suatu beban atau pengeluaran yang akan
mengurangi pendapatannya. Menurut Ngadiman dan Christiany Puspitasari (2013)
terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah dan perusahaan selaku wajib
pajak. Pajak dimata negara merupakan sumber penerimaan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah, namun bagi perusahaan pajak adalah beban yang
akan mengurangi laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Hal ini menyebabkan
2
dan tidak menutup kemungkinan perusahaan akan menjadi agresif dalam
perpajakan. Namun dalam hal pembayaran pajak, Pemerintah tidak membutuhkan
kerelaan dari perusahaan karena pajak adalah iuran yang sifatnya dipaksakan tidak
seperti sumbangan, infak maupun zakat. Perusahaan harus membayar pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan
harus dilakukan dengan cara yang legal agar tidak merugikan perusahaan
dikemudian hari. Dengan mengikuti peraturan yang berlaku, perusahaan akan
membantu dalam mengamankan keuangan negara.
Menurut UU No 28 Tahun 2007 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Pasal 1 ayat (1) bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara
yang terutang oleh orang-orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara baik sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak memiliki fungsi dan berperan penting terhadap
kesejahteraan Negara. Pajak memiliki fungsi budgetair/sumber keuangan Negara;
artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Pajak memiliki fungsi
Regularend (Pengatur), yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur
masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik dengan tujuan tertentu.
Untuk meningkatkan penerimaan pajak di Negara, pemerintah telah
membuat sebuah kebijakan yakni dikeluarkannya UU No 36 tahun 2008 pasal 17
ayat (2b) yang menjelaskan bahwa:
3
diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah”. Kebijakan ini dapat mendorong
wajib pajak badan didalam negeri untuk semakin mengembangkan usahanya.
Pemerintah juga membuat kebijakan lainnya dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No 46 tahun 2013 yang akan memudahkan wajib pajak
badan dalam menghitung pajaknya, yakni bagi wajib pajak badan yang memiliki
penghasilan usaha dan tidak lebih dari Rp 4,8 dalam setahun akan dikenakan tarif
pajak sebesar 1% (Muzakki, 2015). Dengan banyaknya upaya yang dilakukan
pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak, tetapi masih banyak
perusahaan perusahaan yang berusaha melakukan kecurangan-kecurangan dengan
melakukan penggelapan pajak, berusaha mengecilkan pajak yang seharusnya
dibayar. Segala cara dan upaya yang dilakukan agar terhindar dari pembayaran
pajak. Disisi lain, sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan Self
Assestment System yaitu wewenang yang diberikan oleh Pemerintah untuk
menghitung dan melaporkan pajak sendiri, dapat memberikan kesempatan kepada
perusahaan untuk menghitung penghasilan kena pajak serendah mungkin,
sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan menjadi turun.
Seperti kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri
Group (AAG) tahun 2006. PT AAG merupakan salah satu penghasil minyak sawit
mentah terbesar, yaitu memiliki 19 pabrik yang menghasilkan 1 juta ton minyak
sawit mentah, selain tiga pabrik minyak goreng. Modus penggelapan pajak PT
AAG dilakukan dengan cara menjual produk minyak sawit mentah (Crude Palm
4
kemudian dijual kembali ke pembeli riil dengan harga tertinggi. Dengan begitu,
beban pajak didalam negeri bisa ditekan. Selain itu, rupanya
perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjadi rekan PT AAG sebagian adalah perusahaan-perusahaan
fiktif . Kejahatan ini merugikan Negara Rp 786 miliar (Ari Wirawinata, 2011).
Agresivitas pajak merupakan tindakan meminimalkan pajak perusahaan.
Menurut Pradnyadari (2015), agresivitas pajak adalah tindakan mengurangi pajak
yang sedang menjadi perhatian publik, karena tindakan ini merupakan tindakan
yang tidak bertanggung jawab secara sosial yang merugikan masyarakat dan
pemerintah. Pajak yang merupakan sumber pembangunan membuat agresivitas
pajak perlu diteliti. Dengan melakukan agresivitas pajak maka penerimaan negara
menjadi berkurang dari jumlah yang seharusnya sehingga kemampuan negara
dalam membiayai pembangunan semaki berkurang. Cara untuk mengukur
perusahaan yang melakukan agresivitas pajak yakni dengan menggunakan proksi
Effective Tax Rates (ETR). Menurut Lanis dan Richardson (2011) menyatakan
bahwa ETR merupakan proksi yang paling banyak digunakan pada penelitian
terdahulu. Proksi ETR dinilai menjadi indikator adanya agresivitas pajak apabila
memiliki ETR yang mendekati nol. Semakin rendah nilai ETR yang dimiliki
perusahaan maka semakin tinggi tingkat agresivitas pajaknya. ETR yang rendah
menunjukkan beban pajak penghasilan lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak.
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Artinya seberapa
mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangya yang sudah jatuh
5
dapat mempengaruhi tingkat agresivitas pajak perusahaan. Dimana jika sebuah
perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, maka bisa digambarkan bahwa
arus kas perusahaan tersebut berjalan dengan baik. Dengan adanya perputaran kas
yang baik maka perusahaan tidak enggan untuk membayar seluruh kewajibannya
termasuk membayar pajak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan
bergantung pada kreditur dalam membiayai kegiatan operasinya. Jika leverage
suatu perusahaan semakin tinggi, artinya perusahaan tersebut semakin besar
menggunakan utang atau perusahaan tersebut sangat bergantung pada pinjaman
luar dalam membiayai kegiatan operasinya. Sementara, perusahaan yang leverage
nya semakin kecil, mengindikasikan perusahaan lebih banyak menggunakan
modal sendiri dalam membiayai kegiatan operasinya. Kegiatan berutang pada
dasarnya akan menimbulkan biaya bunga. Semakin besar utang/leverage maka
biaya bunga akan semakin besar. Hal ini akan menguntungkan perusahaan yakni
biaya bunga dapat mengurangi laba suatu perusahaan. Jika laba suatu perusahaan
semakin kecil, maka pajak yang akan dibayarkan juga semakin kecil.
Capital Intensity atau intensitas modal menggambarkan seberapa besar
kekayaan perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk aset tetap, atau jumlah
aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan, dibandingkan dengan total keseluruhan
aset perusahaan. Aset tetap dari perusahaan memungkinkan perusahaan untuk
mengurangi pajaknya akibat dari penyusutan yang muncul dari aset tetap setiap
6
Penelitian yang dilakukan oleh Danis (2014) menunjukkan bahwa perusahaan
yang mempunyai aset tetap yang tinggi menanggung beban pajak yang tinggi.
Selain keberadaan likuiditas, leverage dan capital intensity faktor lain
yang dianggap mempengaruhi agresivitas pajak adalah kehadiran komisaris
independen. Lucy (2014) menyebutkan bahwa semakin besar rasio komisaris
independen, maka tindakan agresif terhadap pajak perusahaan yang dilakukan
oleh manajemen akan berkurang. Semakin banyak jumlah komisaris independen
maka semakin besar pengaruhnya untuk melakukan pengawasan kinerja terhadap
manajemen. Dengan pengawasan yang semakin besar, manajemen akan
berhati-hati dalam mengambil keputusan dan transparan dalam menjalankan perusahaan.
Menurut Ardyansah Danis dan Zulaikha (2014), komisaris independen menjadi
penengah antara manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan dalam
mengambil kebijakan agar tidak melanggar hukum termasuk penentuan strategi
yang terkait dengan pajak.
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengintegrasikan beberapa
penelitian yang telah ada sebelumnya, mengenai pengaruh yang ditimbulkan
antara likuiditas (Lucy, 2010; Krisnata Dwi Suyanto dan Supramono, 2012),
leverage (Fikriyah, 2013; Krisnata Dwi Suyanto dan Supramono, 2012; Sri
Mulyani,dkk 2013), capital intensity (Pradnyadari, 2015; Ardyansah Danis dan
Zulaikha, 2014) dan komisaris independen (Ferry Winata, 2014; Ardyansah Danis
dan Zulaikha, 2014) terhadap agresivitas pajak perusahaan dan merangkumnya
kedalam satu penelitian yaitu pengaruh likuditas, leverage, capital intensity dan
7
berbeda yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2013, industri
manufaktur mengalami peningkatan kinerja sebesar 9%. Berbagai faktor negatif
seperti kenaian harga gas, tarif dasar listrik, upah minimum pekerja, serta
melemahnya nilai tukar, tetap tidak menganggu pertumbuhan sektor ini.
Terjaganya pertumbuhan sektor ini akan berdampak terhadap penigkatan
pendapatan perusahaan yang bergerak di manuaktur yang kemudian akan
mempengaruhi pembayaran pajaknya (Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia).
Berdasarkan uraian diatas yang menunjukkan adanya tafsiran yang
berbeda mengenai pajak terhadap perusahaan dan pemerintah, yakni bagi
perusahaan pajak merupakan beban yang mengurangi laba, sementara bagi
pemerintah pajak merupakan sumber pendapatan negara, kemudian masih
banyaknya perusahaan yang meminimalisir beban pajaknya, mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian tentang agresivitas pajak perusahaan, yang akan
dituangkan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Capital Intensity, dan Komisaris Independen terhadap agresivitas pajak
8
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi
beberapa faktor yang mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan, yaitu:
1. Kebijakan apa saja yang perlu dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
penerimaan di sektor perpajakan?
2. Mengapa terdapat kepentingan yang berbeda antara pemerintah dan
perusahaan terkait dengan pajak?
3. Apakah likuiditas dapat mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan?
4. Apakah leverage dapat mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan?
5. Apakah capital intensity dapat mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan?
6. Apakah komisaris independen dapat mempengaruhi agresivitas pajak
perusahaan?
7. Apakah likuiditas, leverage, capital intensity dan komisaris indepeden dapat
mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dan agar masalah yang diteliti
tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi pada pengujian likuiditas, leverage,
capital intensity dan komisaris independen terhadap agresivitas pajak perusahaan
9
1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian yang akan dibahas pada penelitian ini disajikan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan?
3. Apakah capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan?
4. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahaan?
5. Apakah likuiditas, leverage, capital intensity dan komisaris indepeden
berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap agresivitas pajak perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengerauh leverage terhadap agresivitas pajak perusahaan.
3. Untuk mengetahui pengaruh capital intensity terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage, capital intensity dan
10
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh likuiditas,
leverage, capital intensity dan komisaris independen terhadap agresivitas
pajak perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2014.
2. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah dalam
mendeteksi gejala-gejala agresivitas pajak perusahaan yang dilakukan oleh
perusahaan, yang akhirnya mendapatkan solusi untuk mengatasinya.
3. Bagi konsultan pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi konsultan pajak dalam
memberikan jasa kepada wajib pajak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi auditor untuk melihat
seberap besar agresivitas pajak perusahan. ETR yang dihasilkan perusahaan
dapat menjadi tambahan atau pertimbangan bagi auditor dalam melakasakan
auditnya.
5. Bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengembangan
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai t-hitung
sebesar -0.021 < t-tabel 1.97 dengan tingkat signifikansi 0.983 > 0.05,
menunjukkan bahwa likuditas tidak berpengaruh terhadap agresivitas
pajak perusahaan.
2. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai t-hitung
sebesar 1.66 < t-tabel 1.97 dengan tingkat signifikansi 0.099 > 0.05,
menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas
pajak perusahaan.
3. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai t-hitung
sebesar 3.393 > t-tabel 1.97 dengan tingkat signifikansi 0.001 < 0.05,
menunjukkan bahwa capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas
pajak perusahaan.
4. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa nilai t-hitung
sebesar -0.661 < t-tabel 1.97 dengan tingkat signifikansi 0.509 > 0.05,
menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak perusahaan.
5. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa secara simultan dapat disimpulkan
bahwa likuiditas, leverage, capital intensity dan komisaris independen
berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan. Pengaruh tersebut
44
signifikansi sebesar 0.003 < 0.05 sehingga hipotesis diterima. Besarnya
pengaruh ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi Adjusted R
Square yaitu 0.043 yang artinya bahwa sebesar 4,3 % variabel dependen
dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya yaitu 95,7 %
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.Adjusted R Square
hanya 4.3 % diakibatkan konstanta pada persamaan regresi dari penelitian
ini kecil yakni 0.234 dan nilai error yang sangat tinggi yaitu 95.7% yang
menandakan 95.7% variabel lain yang mempengaruhi agresivitas pajak
perusahaan. Sehingga, dari hal tersebut dapat disimpulkan variabel
dependen sangat lemah mempengaruhi variabel independen.
5.2 Saran
Adapun yang menjadi saran dari penelitian ini adalah
1. Saran hasil penelitian ini bagi petugas pajak mengenai agresivitas pajak
perusahaan adalah adanya indikasi perusahaan manufaktur yang memiliki
capital intensity yang tinggi memiliki tingkat agresvitas pajak yang tinggi.
Sehingga pemerintah dapat mencari upaya pencegahan seperti melakukan
koreksi fiskal terhadap penyusutan aset tetap yang dimiliki perusahaan,
apakah sesuai dengan peraturan perpajakan.
2. Melihat adjusted R Square penelitian ini terlalu rendah, yakni hanya
sebesar 4.3% variabel likuiditas, leverega, capital intensity dan komisaris
independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan, dan
95.7% dipengaruhi faktor lain, sebaiknya peneliti selanjutnya
45
perusahaan yakni manajemen laba, Corporate Social Responsibility, dan
kepemilikan perusahaan.
3. Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengeni agresivitas pajak perusahaan, dapat menggunakan pengukuran
lain selain ETR (Effective Tax Rate) dalam mengukur agresivitas pajak
perusahaan yakni Cash Effective Tax Rates (CETR), Tax Planning
(Taxplan) atau Book Tax Defferences (BTD.
5.3 Keterbatasan Penelitian
1. Melihat hasil determinasi Adjusted R Square yaitu 0,043 yang artinya
bahwa hanya sebesar 4,3 % variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen, sedangkan sisanya yaitu 95,7 % dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian ini. Atau dapat disimpulkan variabel
dependen sangat lemah mempengaruhi variabel independen. Sebaiknya
peneliti selanjutnya lebih mempertimbangkan untuk menambahkan
variabel independen selain likuditas, leverage, capital intensity dan
komisaris independen untuk mengembangkan faktor yang mempengaruhi
agresivitas pajak perusahaan.
2. Penelitian ini hanya mengkaji perusahaan manufaktur sebagai objek
penelitian. Sebaiknya peneliti selanjutnya memperluas yang akan menjadi
objek penelitiannya, melihat betapa pentingnya peranan pajak bagi
72
DAFTAR PUSTAKA
Ardyansah Danis dan Zulaikha, 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity Ratio dan Komisaris Independen terhadap Effective Tax Rate (ETR). Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014 Halaman (1-9) ISSN: 2337-3806
Aprilia Resti Dara Ayu, 2015. Pengaruh Struktur Aktiva, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Duwi Priyatno, 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis.Andi:Yogyakarta.
Fikriyah, 2013. Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, dan Karakteristik Kepemilikan terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Studi pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012). Malang.
Ghozali, Imam.2012. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 20, Edisi 6, Semarang. Universitas Diponegoro.
Harnanto,1984. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta: BPFE
Harahap Sofyan Syafri, 2011. Analisi Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Rajagrafindo Persada:Jakarta.
Hanum Hashemi Rodhian dan Zulaikha, 2013. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Effective Tax Rates (Studi empiris pada BUMN yang terdaftar di BEI 2009-2011). Universitas Diponegoro. Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013, (Halaman 1-10) ISSN:2338-3806
Hery, 2015. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Kompas Gramedia
Jensen, Michael C. Dan W.H Meckling.1976. Theory of the firm:Managerial Behaviour, Agnecy Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol.3: Hal. 305-360.
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004. Pedoman tentang Komisaris Independen.http:// www.governance-Indonesia.or.id/main.htm. (19 September 2015)
73
Lanis and Richardson, 2013. Corporate Social Responsibilty and Tax Aggressiveness. University of Adelaide.
Lucy, 2014. Pengaruh Likuiditas, Manajemen Laba dan Corporate Governance terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Universitas Negeri Padang.
Marzully Nur dan Denies Priantinah, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR di Indonesia studi empiris pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal/Volume 1 Nomor 1/tahun 2012.
Ngadiman dan Christiany Puspitasari, 2013. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, danUkuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Jurnal Akuntansi//Volume XVII, No.03. September 2014:408-421.
Mulyani Sri, dkk. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Koneksi Politik dan Reformasi Perpajakan terhadap Penghindaran Pajak. Fakultas Perpajakan Universitas Brawijaya.
Muzakki, 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan capital intensity terhadap penghindaran pajak (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). Semarang: Universitas Diponegoro.
Novita, 2015. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Integritas Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Universitas Negeri Medan.
Permana dan Zulaikha, 2015. Pengaruh Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014). Universitas Diponegoro. Volume 4 No 4 Tahun 2015 Halaman (1-11) ISSN: 2337-3806
Pradnyadari, 2015. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013. Universitas Diponegoro.
Purwangggono Erlan Anugerah Hendra, 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan Mayoritas terhadap Agresivitas Pajak (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013). Semarang. Universitas Diponegoro.
74
perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013). Semarang. Universitas Diponegoro.
Siti Resmi, 2013. Perpajakan: Teori dan Kasus.Salemba Empat:Jakarta.
Subramanyam dan John, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat:Jakarta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sutojo dan Aldridge, 2008. Good Corporate Governance. Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka
Suyanto dan Supramono, 2012. Likuidita, Leverage, komisaris Independen, dan Manajemen Laba terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.16, No.2 Mei 2012, hlm 167-177. Universitas Kristen Satya Wacana.
Winata Fenny, 2014. Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Tax & Accounting Review, Vol 4, No.1.2014 Universitas Kristen Petra.