PENJELASAN MODUL COMMUNICATION INNIS01, INNPM01, INICI01/INICI03 PADA PLC BAILEY INFI 90
DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK. PABRIK TUBAN
KERJA PRAKTEK
Program Studi S1 Sistem Komputer
Oleh :
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah... 2
1.3 Batasan Masalah…... 2
1.4 Tujuan Kerja Praktek ... 2
1.5 Waktu Dan Lama Kerja Praktek... 4
1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek... 4
1.7 Metodologi... 4
1.8 Sistematika Penulisan... 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 7
2.1 Profil Perusahaan…………... 7
2.3 Lokasi Pabrik... 17
3.2.2 Fungsi Modul Komunikasi………... 40
BAB IV PEMBAHASAN………. 47
4.1 Modul – Modul Komunikasi pada PLC BAILEY INFI 90... 47
4.1.1 Network Interface Slave Module (INNIS01)……….. 29
4.1.2 Network Processing Module (INNPM01)………... 62
4.1.3 Infinet to Computer Module (INICT01/INICT03)……….. 73
BAB V PENUTUP………... 93
5.1 Kesmpulan………. 93
5.2 Saran………. 94
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Profil Perusahaan
Gambar 2.1 Logo PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik
(Persero) Tbk) adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia. Pada
tanggal 20 Desember 2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi
berganti nama dari sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI
pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada
tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat Komposisi
pemegang saham pada saat itu: Negara RI 73% dan masyarakat 27%.
Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran
Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan
saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Pada tanggal 15
September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang
dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar
8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan
sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang
dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global yang
berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi
Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30
September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi:
Pemerintah Republik Indonesia 51,0%, masyarakat 23,4% dan Cemex
25,5%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex
Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga
komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,0%, Blue
Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret
2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd. menjual seluruh sahamnya melalui
Gambar 2.2 Kondisi saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2006
dan tahun 2010
Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika
Perseroan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen
saham Thang Long Cement, perusahaan semen terkemuka Vietnam yang
memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton/tahun. Akuisisi Thang Long
Cement Company ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai BUMN
pertama yang berstatus multi-national corporation. Sekaligus mengukuhkan
posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara
dengan kapasitas sampai tahun 2013 sebesar 30 juta ton per tahun
Menyelesaikan pembangunan unit pabrik semen
Menjadi Strategic Holding Company dan merubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT
Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya
merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group yang ditargetkan dan
diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan
memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menjamin dicapainya
kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.
Setelah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, pada tanggal 7
Januari 2013 ditetapkan sebagai hari lahir PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang krusial, mencakup:
1. Nama tersebut bisa merefleksikan ambisi dari grup.
2. Merangkul karakteristik nasional dari perusahaan yang mencakup
ketiga OpCo
3. Melalui nama tersebut sejarah dan tradisi tetap dihormati
4. Melalui nama Semen Indonesia, seluruh Opco tetap dapat
menggunakan keberadaan merek eksisting secara optimal,
mengingat pengenalan merek baru akan sangat menyita waktu dan
biaya. Perseroan juga telah mempertimbangkan bahwa nama Semen
1. Kemampuan untuk meningkatkan Sinergi:
Sesuai dengan positioning anak-anak perusahaan yang bergerak dalam bidang persemenan.
Merefleksikan Holding yang lebih besar dan melambangkan ke- Indonesiaan.
Dapat memayungi anak-anak perusahaan persemenan yang berada di lokasi geografis yang
berbeda (Gresik, Tonasa, dan Padang)
Dapat diterima dengan mudah di lingkup Internasional ataupun dalam negeri
2. Kemudahan Implementasi:
Tidak menimbulkan perubahan berarti yang mungkin mempengaruhi tahapan- tahapan
pembentukan strategic holding.
Mencerminkan gerakan perubahan ke arah strategic holding sebagai gerakan nasional / Indonesia.
3. Meningkatkan potensi pemasaran dan pertumbuhan
Masing-masing merk eksiting (Semen Gresik, Semen Tonasa dan Semen Padang) tetap tumbuh
dan eksis sebagai merk yang kuat di Indonesia.
Pada masa mendatang, nama Semen Indonesia dapat menciptakan kebanggaan nasionalis;
Kemungkinan lebih bisa diterima oleh potensial target merger dan akusisi (perusahaan Semen
BUMN lainnya).
Komplemen dari struktur strategic holding.
Menambah keberadaan di pasar regional dan internasional
Selaras dengan aspirasi menjadi pemain regional kelas atas Pembentukan Semen Indonesia sebagai
Strategic Holding, akan memberikan keleluasaan
dalam merealisasikan berbagai aksi korporasi,
menyangkut: akuisisi, financing, pengembangan
bisnis terintegrasi dengan industri semen, akuisisi
lahan dalam rangka persiapan pembangunan pabrik
baru dan sebagainya.
2.2. Produk Perusahaan
1. Semen Portland Tipe I. Dikenal pula sebagai Ordinary Portland
Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara
luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak
memerlukan persyaratan khusus, antara lain : bangunan, perumahan,
gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Semen Portland Tipe II. Dikenal sebagai semen yang mempunyai
bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton
massa dan bendungan.
Gambar 2.3 Semen Portland Tipe I (OPC) dan Semen Portland Tipe II
3. Semen Portland Tipe III. Semua jenis ini merupakan semen yang
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan
kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan
dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan
untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandara udara.
4. Semen Portland Tipe V. Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi
bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan
sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang pabrik, konstruksi
dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga
nuklir.
5. Special Blended Cement (SBC). Semen khusus yang diciptakan untuk
pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu)
dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas
dalam bentuk curah.
6. Super Masonry Cement (SMC). Adalah semen yang dapat digunakan
untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur betonnya
maksimal K225, dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan
genteng beton hollow brick, paing block dan tegel.
Gambar 2.5 Super Masonry Cement (SMC)
7. Portland Pozzolan Cement (PPC). Semen Hidrolis yang dibuat dengan
menggiling terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk
bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan
panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya, perumahan,
dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan pondasi pelat
penuh.
8. Portland Composite Cement (PCC). Adalah bahan pengikat hidrolis
beton umum, pasangan batu bata, plesetan bangunan khusus seperti
beton para-cetak, beton para-tekan dan paving block.
Gambar 2.6 Portland Pozzolan Cement (PPC) dan Portland Composite
Cement (PCC)
9. Oil Well Cement (OWC) Class G HSR. Merupakan semen khusus yang
digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan
konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC
yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistant (HSR)
disebut juga sebagai “Basic OWC”. Aditif dapat ditambahkan untuk
pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.
10. Semen Thang Long PCB40 / Portland Cement Blender (PCB40) sesuai
dengan TCVN 6260:19979. Semen Thang Long PCB40 dapat
meningkatkan daya kerja concrete, meningkatkan daya tahan terhadap
penyerapan air, erosi lingkungan dan bertahan lama, dan sangat cocok
untuk iklim di Vietnam. Selain sifat-sifat yang unggul tersebut, semen
Thang Long memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sangat Halus.
3. Setting Time: Initial Time: sekitar 120-170 menit. Final
Time: setelah 3 – 4 jam. Cocok untuk pekerjaan konstruksi.
4. Mutu yang stabil. Cement Strength selalu melampaui standar
untuk menghemat jumlah pemakaian semen.
5. Daya tahan tinggi terhadap sulfat untuk konstruksi bawah tanah
dan bawa air. Emisi panas yang rendah saat setting time,
bermanfaat untuk konstruksi yang luas yang menggunakan bata
ringan (concrete blocks).
Gambar 2.7 Oil Well Cement (OWC) dan Portland Cement Blender
(PCB40)
11. Semen Thang Long PC50. Semen jenis ini sesuai untuk bangunan
berspesifikasi tinggi atau beton khusus yang digunakan untuk
proyek-proyek besar, sesuai dengan standar negara-negara pengimpor semen di
Asia, Eropa dan Amerika. Produk ini cocok diaplikasikan pada jenis
proyek konstruksi dengan persyaratan rumit, misalnya: jembatan, jalan,
proyek pembangkit listrik tenaga air, konstruksi beton bertulang,
maupun konstruksi beton dengan kuat tekan tinggi. Produk ini memiliki
PC50 memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap sulfat sehingga
tepat jika diaplikasikan dalam bangunan yang ada di bawah tanah atau
air. Kadar kapur dan suhu panas rendah sehingga mampu mengurangi
kemungkinan retak atau pecah pada blok beton besar atau konstruksi
beton.
Semen Portland Tipe I dan PPC tersedia di pasar retail, sementara
jenis lainnya hanya diproduksi berdasarkan pesanan dalam jumlah tertentu.
Produk-produk tersebut dipasarkan terutama untuk kebutuhan pasar dalam
negeri dan sebagian lainnya diekspor. Sebagian besar produk dipasarkan
dalam bentuk kemasan zak, sedangkan selebihnya dalam bentuk curah.
Perseroan merupakan produsen semen yang memiliki berbagai jenis produk
semen berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
2.3. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan
Vietnam menjadikan Semen Indonesia mampu memasok kebutuhan semen
di seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan
toko-toko. Selain penjualan di dalam negeri, Semen Indonesia juga
mengekspor ke beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea,
Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA,
Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia, Benin
Gambar 2.8 Logo Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa
1. Semen Padang. Semen Padang memiliki 4 (empat) pabrik semen,
kapasitas terpasang 6 juta ton semen pertahun berlokasi di Indarung,
Sumatera Barat. Semen padang memiliki 5 pengantongan semen,
yaitu : Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok dan Ciwandan.
2. Semen Gresik. Semen Gresik memiliki 4 pabrik dengan kapasitas
terpasang 8,5 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban,
Jawa Timur. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu : Pelabuhan
khusus Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik
Tuban berada di Desa Sumberarum, Kec Kerek.
3. Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas
terpasang 6,5 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep,
Sulawesi Selatan. Semen Tonasa memiliki 9 (sembilan)
pengantongan semen, yaitu : Biringkasi, Makassar, Samarinda,
Banjarmasin, Pontianak, Bitung, Palu, Ambon, Bali.
di Quang Ninh, Vietnam, Thang Long Cement Company memiliki 3
(tiga) pengantongan semen.
2.4. Visi
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia
Tenggara
2.5. Misi
1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya
yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan
teknologi ramah lingkungan.
2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung
tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.
3. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestik dan internasional.
4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk
meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. PLC
3.1.1. Pengertian PLC
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya adalah
sebuah komputer yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu
proses atau mesin. Proses yang dikontrol ini dapat berupa regulasi
variabel secara kontinyu seperti pada sistem-sistem servo atau
hanya melibatkan kontrol dua keadaan (On/Off) saja tapi dilakukan
secara berulang-ulang seperti yang biasa dijumpai pada mesin
pengeboran, sistem konveyor, dan lain sebagainya (Iwan Setiawan,
2006).
PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat
diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan
rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses
konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan
(melalui sensor terkait), kemudian melakukan proses dan
melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa
menghidupkan atau mematikan keluarannya. Dengan kata lain,
PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen
keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang
Programmable : Menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan leluasa mengubah program yang dibuat dan
kemampuannya dalam hal memori program yang telah
dibuat.
Logic : Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik atau dikenal dengan istilah Arithmetic
Logic Unit (ALU), yaitu melakukan operasi
membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, dan negasi.
Controller : Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang
diinginkan.
3.1.2.Pembagian PLC
Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis -
jenis berikut :
1. Tipe compact.
Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :
Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul komunikasi) menjadi satu.
Umumnya berukuran kecil (compact).
Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat ditambahkan.
Gambar 3.1 PLC Compact Micro Logix dari Allen
Bradley
2. Tipe modular
Ciri-ciri PLC jenis ini adalah:
Komponen-komponennya terpisah kedalam modul-modul.
Berukuran besar.
Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input/output.
Memungkinkan penambahan modul-modul khusus.
Gambar 3.3 PLC Modular Bailey INFI 90
3.1.3.Kegunaan umum PLC: a. Kontrol Sekuensial
PLC memproses input sinyal biner menjadi output
yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara
berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan
yang tepat.
b. Bagian Monitoring
PLC secara kontinyu memonitor status sistem dan
mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut
3.1.4.Hal-hal Yang Dapat Dilakukan PLC: 1. Untuk kontrol bertipe sekuensial:
a. Pengganti relay kontrol logic konvensional
termasuk timer/counter.
b. Pengganti pengontrol Printed Circuit Board (PCB).
c. Sebagai mesin kontrol auto/semi auto/manual dan
proses-proses.
2. Untuk tipe kontrol canggih:
a. Operasi aritmatika (+,-,×,÷)
b. Penanganan informasi.
c. Kontrol analog (suhu, tekanan, dll).
d. Kontrol Proporsional-Integral-Derivatif (PID).
e. Kontrol motor servo.
f. Kontrol motor stepper.
3. Untuk tipe kontrol pengawasan:
a. Proses monitor dan alarm.
b. Monitor dan diagnosa kesalahan.
c. Antarmuka dengan komputer (RS232C/RS422).
d. Antarmuka printer/ASCII.
e. Jaringan kerja otomasi pada pabrik.
f. Local Area Network (LAN).
h. Factory Automation (FA), Factory Management
System (FMS), Computer Integration Management
(CIM).
3.1.5.Perangkat keras pada PLC
Gambar 3.4 Hubungan PLC dan peralatan lain
Pada dasarnya, PLC mempunyai beberapa perangkat keras
yang digunakan untuk menghubungkan modul PLC dengan
peralatan masukan (input) dan peralatan keluaran (output), yaitu:
1. Catu daya (power supply).
Power supply merupakan penyedia daya bagi PLC.
Range tegangan yang dimilikinya bisa berupa tegangan AC
(misal: 120/240 VAC) maupun tegangan DC (misal: 24 V
DC). PLC juga memiliki power supply (24V DC) internal
yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi
input/output devices PLC (Handy Wicaksono, 2004).
Processor ialah bagian PLC yang bertugas membaca
dan mengeksekusi instruksi program. Prosesor mempunyai
elemen kontrol yang disebut Arithmetic and Logic Unit
(ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi logika dan
aritmetika (Handy Wicaksono, 2004).
3. Memori.
Memory ialah tempat penyimpanan data dalam
PLC. Memori ini umumnya menjadi satu modul dengan
prosesor/CPU. Jika berbentuk memori eksternal maka itu
merupakan memori tambahan. Berikut ini contoh data yang
tersimpan di memori:
Operating System PLC.
Status input – output, data memory.
Program yang dibuat pengguna.
Dari gambar di atas, masing – masing bagian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Operating System Memory.
Berfungsi untuk menyimpan operating system PLC.
Memori ini berupa ROM (Read Only Memory)
sehingga tidak dapat dirubah oleh user.
Data (Status) Memory.
Berfungsi untuk menyimpan status input-output tiap
saat. Memori ini berupa RAM (Random Access
Memory) sehingga dapat berubah sesuai kondisi
input/output. Status akan kembali ke kondisi awal
jika PLC mati.
Program Memory
Berfungsi untuk menyimpan program pengguna.
Jenis memori ini berupa RAM yang dapat
menggunakan battery backup untuk menyimpan
program selama jangka waktu tertentu. Selain itu
memori dapat berupa EEPROM (Electrically
Erasable Programmble Read Only Memory), yaitu
jenis ROM yang dapat diprogram dan dihapus oleh
user (Handy Wicaksono, 2004).
Sedangkan untuk kebutuhan pemrograman oleh pengguna,
Gambar 3.6 Bagan area memori PLC
Berikut ini penjelasan masing – masing bagian tersebut:
Register
Register berfungsi untuk menyimpan sekumpulan bit
data, baik berupa : nibble (4 bit), byte (8 bit),
maupun word (16 bit).
Flag register
Flag register berfungsi untuk mengindikasikan
perubahan kondisi (state) input/output fisik. Flag
register berupa satu bit data. CPU umumnya
mempunyai internal flag untuk berbagai keperluan
internal PLC.
Auxiliary relays
Auxiliary relays ialah elemen memori 1 bit dalam
RAM yang digunakan untuk manipulasi data dalam
imajiner, karena dapat menggantikan fungsi relay
namun berbentuk program.
Timer
Timer adalah pemberi penundaan waktu dalam suatu
proses. Timer berasal dari built in clock oscillator
dalam CPU. Timer umumnya memiliki alamat
khusus.
Counter
Counter adalah komponen penghitung input pulsa
yang diberikan input device. CPU memiliki counter
internal. Counter ini umumnya memiliki alamat
khusus (Handy Wicaksono, 2004).
4. Modul Komunikasi
Modul Komunikasi adalah perantara PLC dengan
PLC yang lain. Secara umum cara berkomunikasi denan
PLC itu dibagi menjadi 2:
Primitive Communication.
Pada tipe komunikasi ini, PLC dengan alat lain
(misal : robot, PLC lain, mikrokontroler, dan lain –
lain) akan terhubung secara hardwired (dengan
kabel). Bagan sederhananya tampak pada gambar di
Gambar 3.7 Skema primitive communication
Serial Communication
Pada tipe komunikasi ini, PLC dapat saling bertukar
data melalui komunikasi tertentu. Jika pada
komunikasi primitif, tegangan dari PLC 1 langsung
diteruskan pada PLC 2, maka pada komunikasi
serial datalah yang dipertukarkan. Beberapa jenis
komunikasi serial ialah :
o RS 232
o RS 422
o RS 485
Dan macam – macam komunikasi PLC yang lain.
Berikut skema komunikasi serial RS 232 yang hanya
Gambar 3.8 Skema komunikasi serial RS 232
Sedang komunikasi serial RS 422 – RS 485 dapat
mengakomodasi komunikasi one to many ataupun
many to many. Berikut contoh skema komunikasi
serial RS 485 :
Gambar 3.9 Skema komunikasi serial RS 485
Jika 1 buah PC dilengkapi dengan SCADA software,
seharusnya PC tersebut dapat berkomunikasi dengan
berbeda. Hal ini dikarenakan untuk masing – masing
PLC dilengkapi dengan PLC driver pada program
SCADA tersebut. Berikut ini skema komunikasinya:
Gambar 3.10 Skema komunikasi PC dengan
beberapa buah merk PLC
5. Alat pemrograman (Programming Device)
Programming Device ialah alat untuk membuat atau
mengedit program PLC. Pada mulanya berupa hand held
programmer seperti gambar di bawah. Keuntungannya ialah
dapat dibawa ke mana saja karena bentuknya kecil, namun
alat ini sulit untuk melihat program secara keseluruhan
Gambar 3.11 Hand held programmer dari PLC Allen
Bradley
Dengan perkembangan komputer yang cepat, dan
disertai ukurannya yang semakin mengecil, maka PC atau
laptop jauh lebih sering digunakan sekarang ini. PC
terhubung dengan PLC melalui programming port
(umumnya RS 232) (Handy Wicaksono, 2004).
3.1.6.Dasar-dasar pemrograman pada PLC.
Pandangan umum tentang cara PLC mengeksekusi program
adalah PLC bekerja secara berurutan atau dikenal dengan istilah
first rung first. Yang terjadi sebenarnya adalah PLC bekerja secara
simultan (scanning), kemudian PLC memperbaharui status
Gambar 3.12 Eksekusi program pada PLC
Terdapat PLC scan time, yaitu waktu Waktu yang
dibutuhkan PLC untuk memperbaharui status input /output ketika
mengeksekusi program dimana PLC scan time = I/O scan +
Program Scan. Program scan adalah lama pembacaan instruksi
dikurangi instruksi LD.
Sesuai dengan standar IEC 61131-3 (International
Electrotechnical Commision), badan standarisasi dunia dalam
bidang teknik elektro, IEC 61131-3 memberikan standard
(keseragaman) untuk memprogram berbagai macam merk PLC.
Salah satunya adalah ladder diagram.
Ladder diagram merupakan metode pemprograman PLC
yang paling popular. Hal tersebut dikarenakan PLC merupakan
kelanjutan dari relay logic control, yang sebelumnya juga
mengunakan relay ladder logic. Istilah ladder digunakan karena
Pembacaannya dimulai dai kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah. Suatu rung tidak boleh diakhiri dengan lebih dari satu
output. Sementara output (coil) dan input (contact) ditampilkan
dalam kondisi dienergized. Input atau output tersebut
diidentifikasikan melalui alamatnya.
Gambar 3.13 Contoh Ladder Diagram
Komponen-komponen dasar dari ladder diagram adalah:
1. Contact/input
Normal Contact
o Normally Open Contact.
o Normally Close Contact.
Transition contact
o Positive transition contact.
2. Coil/output
Normal Coil.
Latching Coil
3. Timer.
4. Counter.
Gambar 3.14 Contoh contact dan coil pada ladder diagram
Berikut adalah logika logika umum yang dihasilkan oleh ladder
Gambar 3.15 Logika umum pada ladder diagram
3.2. Modul Komunikasi 3.2.1.Pengertian
Pada umumnya perekaman informasi atau data dilakukan
secara manual. Data dari plant yang terhubung dengan PLC akan
dicatat secara manual, kemudian operator akan memasukkan data
ke dalam komputer dalam suatu jaringan, sehingga para manajer
dapat melihat data yang mereka perlukan.
Sedang pada proses perekaman data secara otomatis,
data plant yang terhubung dengan PLC akan disimpan secara
otomatis oleh program komputer, dan langsung dapat ditampilkan
Gambar 3.16. Contoh modul-modul Komunikasi pada PLC Bailey
INFI 90
PLC memiliki fasilitas modul komunikasi yang dapat
digunakan untuk membuat mekanisme komunikasi antar PLC atau
device lainDengan program ini, kita dapat mengatur kapan
waktu-waktu kita melakukan komunikasi, berapa besar yang kita
komunikasikan, addres mana saja yang akan kita share, dst.
Komunikasi secara serial (serial comunication) merupakan
cara menghantar daya yang lebih mudah diibandingkan komunikasi
8 bit di simpan di shit register dan dikirim secara satu bit demi satu
bit ke tujuannya. Biasanya shit register tersebut berbentuk sebuah
IC yang digunakan khas untuk komunikasi serial yang disebut
UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter). Mode
komunikasi serial yang bisa dilaksanakan seperti simplex, hal
duplex, dan ull duplex.
Salah satu standart komunikasi serial yang dipakai adalah
teknik RS485, teknik ini adalah teknik komunikasi data serial yang
dapat dilakukan pada jarak yang cukup jauh yaitu 1,2 km. Selain
dapat digunakan untuk jarak yang sangat jauh teknik ini juga dapat
digunakan untuk menghubungkan 32 unit beban, sekaligus hanya
dengan menggunakan 2 buah kabel saja tanpa memerlukan reerensi
ground yang sama antara unit yang satu dengan unit yang lainnya.
Komunikasi data Serial Ansikron menggunakan standart
RS485 ini merupakan pengembangan dari komunikasi serial
dengan standart RS232. Dimana pada komunikasi serial standart
RS232, komunikasi yang bisa dilakukan adalah point to point dan
jarak antara dua peralatan yang berkomunikasi juga terbatas yaitu
maksimum 15 meter.
Melihat keterbatasan inilah dikembangkan dengan
menggunakan RS485. Seperti ulasan diatas komunikasi dengan
teknik RS485 bisa secara multipoint atau banyak item yang bisa
kita hubungkan untuk komunikasi. Item yang bisa terhubung
memiliki jarak maksimum komunikasi yang lebih jauh sekitar 1,2
km.
3.2.2.Fungsi Modul Komunikasi 1. Akurat
Data yang dikirimkan dan diterima oleh PLC harus
akurat dikarenakan bila data yang dikirimkan tidak akurat
hal itu bisa menjadikan hasil ourtput dari PLC tidak sama
seperti yang diinginkan dan juga bisa mengganggu kinerja
PLC.
Data yang terkirim di Central Control Room sangat
cepat menjadikan proses PLC tidak terganggu dan control
bisa dilakukan secara real time di Central Control Room.
3.2.3.Syarat Modul Komunikasi 1. Komunikasi Host Link
Adalah kemampuan PLC dihubungkan dengan
komputer dalam Sambungan komputer dengan PLC dapat
digunakan serial komunikasi dengan bantuan konnektor
Komunikasi ke komputer (satu PLC dengan satu Komputer).
Gambar 3.17 menunjukan metode-metode
yang mungkin untuk sambungan 1 ke 1 antara
CPM1 dan IBM PC/AT.
Gambar 3.17 Hubungan CPM1 Dengan PC
Komunikasi satu ke n (satu komputer ke beberapa PLC).
Maksudnya adalah menghubungkan satu
buah komputer ke beberapa buah PLC (max 32 buah
PLC). Gambar 1.2 menunjukan cara
menghubungkan 32 PLC OMRON ke sebuah IBM
Gambar 3.18 Satu Komputer dengan N buah PLC
Adaptor dan Kabel
Tabel 1.1 adalah daftar adaptor dan kabel yang
digunakan dalam Komunikasi Host Link.
Tabel 3.1 Adaptor dan Kabel Yang Digunakan Pada
Host Link
2. Komunikasi Link 1 ke 1 PLC
Beberapa buah PLC dapat dihubungkan dengan
PLC lain disebut dengan Link 1 ke 1, sehingga apabila akan
CPM1 + CQM1, atau C200HS dengan yang lainnya. Gambar
3.19 ditunjukan contoh konfigurasi link 1 ke 1 antar PLC.
Pada perancangan tersebut perlu RS-232C adapter
yang berfungsi untuk mengubah format terminal dan RS-232
dengan nomor model CPM1-CIF01.
3. Komunikasi Link NT
PC CPM1 dapat dihubungkan ke terminal yang
dapat di program (antarmuka link NT) misalnya touch screen
yang berfungsi sebagai masukan (keypad) dan juga sebagai
keluaran (monitor), sehingga peralatan tersebut dapat
mengeluarkan gambar/display sekaligus dapat ditekan yang
berfungsi sebagai tombol, seperti ditunjukan pada gambar 3.20.
Untuk hal tersebut diperlukan RS-232C adapter yang berfungsi
untuk mengubah format terminal ke level RS-232C dengan
nomor model CPM1-CIF01.
4. Antarmuka Peripheral
Pemrograman CPM1 dapat dibuat atau diedit dengan
Programming Console atau Personal Computer dengan
SYSWIN.
SYSWIN adalah software untuk merancang program
ladder diagran yang berjalan dibawah program windows.
Apabila tidak menggunakan komputer untuk memasukan
program ke PLC maka harus dipakai Programming Console
mnemonic, sehingga harus kita terjemahkan ladder diagram
satu persatu menjadi mnemonic kemudian ditulis dengan
programming console ke PLC. Tentunya lebih mudah jika
menggunakan laptop/dekstop komputer dengan software
SYSWIN, karena tinggal menggambarkan ladeer diagram dan
komputer yang menterjemahkan ke mnemonicnya kemudian di
transfer ke PLC.
Gambar 3.19 Konfigurasi Link 1 ke 1 Antar PLC
Gambar 3.20 Konfigurasi Link PLC dengan Touch Screen
Programming Console
Apabila digunakan Programming Console
untuk menuliskan program ke PLC maka type yang
dapat digunakan adalah CQM1-PR001 atau
C200H-PR027-E
Gambar 3.21 Konfigurasi Programming Console
Dengan PLC
Software Pendukung Pemrograman
Apabila dopergunakan komputer untuk
merancang sekaligus memasukan program ke PLC,
maka dapat digunakan software SYSWIN yang
bekerja pada komputer IBM PC/AT atau
kompatiblenya. Konfigurasi hubungan antara
komputer dengan PLC ditunjukan pada gambar 1.6.
Tabel 1.2 adalah daftar peralatan yang digunakan
untuk melakukan hubungan keduanya.
Tabel 3.2 Daftar Peralatan Untuk Hubungan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Modul – Modul Komunikasi pada PLC BAILEY INFI 90
4.1.1.Network Interface Slave Module (INNIS01) 1. Deskripsi Modul
NIS modul merupakan garis terdepan komunikasi
untuk module NPM. Bagian ini memberikan gambaran
dari teori operasi modul komunikasi INFI-NET
Laporan Pengecualian
Setiap modul Infi 90 menetapkan laporan
pengecualian untuk proses input(poin). Beberapa
contoh parameter laporan pengecuyalian adalah alarm
batas tinggi/rendah, minimum/maksimum laporan
waktu pengiriman, dan persen perubahan dalam
rentang. Ketika titik perubahan lebih dari parameter
yang diberikan, atau alarm berubah, modul
menghasilkan laporan pengecualian.
NPM modul mengatur control modul untuk
laporan pengecualian, dan paket laporan pengecualian
yang memiliki tujuan node. Mempaket semua laporan
pengecualian menuju tujuan dalam satu pesan dan
yang lain dalam satu pesan. Proses ini mengurangi
jumlah transmisi yang diperlukan dan menyesuaikan
ukuran pesan untuk efisiensi putaran maksimal
INFI-NET.
Laporan pengecualian dapat memiliki nilai
data sebagai berikut. Digital, analog, dan status laporan.
Laporan Pengecualian waktu yang ditandai untuk
mencerminkan urutan pengolahan mereka.
Parameter saat laporan maksimum dan
minimum memastikan bahwa laporan pengecualian
dihasilkan untuk data statis atau perubahan data secara
teratur. Parameter saat laporan minimum mengontrol
jumlah pengecualian ke dalam satu laporan yang
berganti dengan cepat. Parameter saat laporan
maksimum menghasilkan laporan periodik item data
yang tidak berubah.
2. Pesan
NIS modul memproses 4 tipe pesan yang berbeda
yaitu :
Broadcast
Sebuah node general yang mengrimkan sebuah
pesan broadcast yang mengirimkan informasi untuk
Sebuah pesan broadcast berprioritas tinggi dari
semua pesan. NIS module akan memproses pesan ini
segera
Multicast
Pesan yang mengandung konten data untuk banyak
tujuan. Pesan ini bisa menuju sampai 64 tujuan.
NIS POLL
NIS POOL adalah pesan yang memiliki satu tujuan.
NIS modul menggunakan pesan ini untuk merequest
status operasi untuk node yang lain.
3. Data Integrity
Retry Logic
Bila NIS modul mengirimkan pesan dan tidak
diterima, NIS modul akan mengrimkan lagi sebanyak
11 kali. Bila masih tidak diterima maka tujuan sedang
offline.
Tabel Status Node
NIS modul mengatur sebuah tabel dalam dari sistem
status node seperti sibuk dan offline. NIS modul
menyampaikan status node ke NPM modul.
Polling
NISs modul menggunakan informasi dari status
tabel untuk mempolling. Setelah status tabel discan itu
ditandai offline adan sibuk. Setelah itu, NIS module
akan menyampaikan data ke NPM modul
4. Konfigurasi modul
Proses control unit interface membutuhkan
INNIS01 Network Interface Slave Module (NIS).
Konfigurasi dari NIS modul adalah dipswitches dan
jumper
Setting Dipswitches
Ada empat dipswitches di NIS modul
Gambar 4.1 Lokasi INNIS01 Modul Dipswitch dan
jumper
o DIPSWITCH SW1 - NODE ADDRESS
Dipswitch ini menetapkan alamat simpul .
Alamat simpul yang valid satu sampai 250. Pole
satu adalah memiliki bit yang paling besar dengan
Tabel 4.1 Setting INNIS01 Modul Dipswitch SW1
o DIPSWITCH SW2 - ADDRESS LOOP
Dipswitch ini mengatur nomer dari loop yang
dimana proses control unit interface berada. Nomer
dari loop mulai 1 sampai 250.
Tabel 4.2 Setting INNIS01 Modul Dipswitch SW2
o DIPSWITCH SW3 - MODE LOOP
Dipswitch SW3 mengaktifkan atau
menonaktifkan ROM checksum,
mengindetifikasikan modus operasi loop sebagai
proses unit kontrol INFI-NET untuk interface
computer dan menetapkan kecepatan komunikasi
Tabel 4.3. Setting INNIS01 Modul Dipswitch SW3
Dipswitch SW3 pole 1 menentukan modul
pengolahan jaringan kompatibilitas. Atur pole 1 ke
0 untuk interface unit proses control. Pole 2
mengaktifkan atau menon aktifkan ROM
checksumming. Pole 3 memungkinkan pengujian
internal yang harus dinonaktifkan untuk operasi
normal. Pole 4, dalam hubungannya dengan pole 3,
membuat node tampak sibuk ke node yang lain.
Pole 5 memungkinkan tampilan kondisi loop di
Jika loop 2 diam, LED grup B akan berkedip.
Tampilan Loop diam dimaksudkan untuk melayani
sebagai peringatan bahwa loop integritas terdapat
masalah. Pole 6 memungkinkan tes dianostik yang
menghalangi operasi modul NIS secara normal.
Pol 7 dan 8 menentukan kecepatan loop dan mode
loop.
o DIPSWITCH SW4 - Perluasan I/O ADDRESS BUS dan COUNTERS
Modul NIS dapat memiliki I/O perluasan
address bus dari 0 sampai 7. Pole 1 sampai 3 di
dipswitch SW4 mengatur I/O perluasan address
bus di modul NIS. Lihat tabel 4.4 untuk setting I/O
perluasan address bus. Pole 4 sampai 8 mengatur
address event dan error counter yang menampilkan
modul NIS menggunakan LED grup A dan B. LED
B8 adalah bit yang paling tinggi. LED A1 adalah
bit yang paling kecil. Tabel 4.5 berisi daftar
address event counter. Tabel 4.6 berisi daftar
Tabel 4.4 INNIS01 I/O Setting Perluasan Address
Bus
Tabel 4.5 INNIS01 Modul Event Counters
Tabel 4.6. INNIS01 Modul Error Counters.
Setting Jumper
Ada 6 jumper pada modul NIS yang mengatur
tingkat komunikasi sirkuit analog penerima( lihat
gambar 4.1 untuk lokasi jumper). Semua enam jumper
harus diatur dalam posisi yang sama. Petunjuk
pengaturan jumper disaring disudut kiri atas papan
sirkuit NIS. Pengaturan jumper harus sesuai dengan
tingkat komunikasi yang ditetapkan oleh pole 7 dan 8
dari dipswitch SW3. Gambar 4.2 menunjukan pin mana
untuk jumper untuk berbagai modus lingkaran. Angka
ini menunjukan penempatan pin ketika melihat bagian
Gambar 4.2 INNIS01 Modul Setting Jumper
Sistem Komunikasi menyediakan sarana untuk
memantau status dari sistem kekuatan masing – masing
node. Informasi status ini dapat ditampilkan pada
konsol operator. Elektronik dalam panel power
masukkan memantau status system daya. Sebuah output
status single dibuat tersedia untuk system komunikasi.
Untuk menggunakan fityr ini, wire output blok status
terminal (NTCL01 atau NICL01) berlabel PSS1 atau
PSS2. Dua set terminal yang tersedia pada setiap
perangkat terminal untuk interkoneksi status output
system power.
Sinyal status system power ini memakan melalui
pemutusan kabel perangkat ke konektor P3 pada modus
NIS. Status system power input adalah sinyal
kompatibel TTL. Level tegangan tinggi pada status
system power menunjukan status yang baik. Level
tegangan rendah menunjukan status yang buruk.
Ketika tidak ada koneksi yang dibuat dari kedua input
menyebabkan sinyal level tinggi pada status system
power input, sehingga melaporkan status yang baik.
5. Cara Beroperasi
Pada power up , Modul INNIS01 Network Interface
Slave ( NIS ) mikroprosesor tetap di ulang sampai
INNPM01 Jaringan Pengolahan Modul ( NPM )
menghilangkan ulang dan memungkinkan firmware untuk
menjalankan rutinitas diagnosa-sendiri. NPM Modul
menentukan kapan modul NIS akan pergi on-line. NIS
Modul datang on-line dalam modus loop yang ditetapkan
oleh pole 7 dan 8 dari dipswitch SW3, dengan jenis display
counter ditetapkan oleh pole 4 sampai 8 dipswitch SW4.
Gunakan display counter ( cover LED ) untuk
memeriksa modul operasi NIS. Jika kesalahan komunikasi
terjadi, modul host menetapkan modul NIS komunikasi
status bit dalam modul status. Melihat status modul dengan
menggunakan perangkat monitoring ( konsol, komputer,
dll) pada loop.
Event Counter
Counter internal mempertahankan hitungan event
seperti nomor pesan dikirim, retries, dan jumlah pesan
hilang. Tabel 4.5 memiliki daftar lengkap counter
bit yang paling tinggi, LED A1 adalah bit paling
rendah). Gambar 4.3 menunjukkan lokasi group A dan
group B LED.
Eror Counter
Eror seperti menerima eror, pesan dengan jumlah
sirkulasi eror, dll, diselenggarakan dalam counter
internal yang seperti counter event. Lihat Tabel 4.6
untuk daftar kesalahan counter setting address. Tabel
4.7 daftar kode kesalahan yang muncul di NIS modul
faceplate LED.
6. Trouble
Kode Error
Jumlah kesalahan Modul NIS eror counter sama
dengan total event di event counter. Tabel 4.6
mencantumkan jenis counter error. Modul NIS
menghentikan operasi jika kondisi kesalahan fatal
terjadi. Grup A LED menampilkan kode kesalahan.
grup B LED mati jika LED sebuah group yang
menampilkan kode kesalahan. Lihat Tabel 4.7 untuk
daftar kode kesalahan dan perbaikan terkait
Tabel 4.7 INNIS01 Modul Kode Error.
Conector
Tabel 4.8 melalui 4.10 daftar tugas NIS modul
Tabel 4.8 INNIS01 Konektor Tugas Pin P1
Tabel 4.9 INNIS01 Konektor Tugas Pin P2
4.1.2.Network Processing Module (INNPM01) 1. Pengenalan Modul
Modul NPM bertindak sebagai penerjemah antara Infi -
NET dan Controlway. Modul NPM memegang unit proses
control database dan mengarahkan proses komunikasi
antara modul yang berada di Controlway dan modul NIS.
Modul NPM adalah papan sirkuit single yang
menempati slot berdekatan dengan modul NIS dalam modul
unit pemasangan. Papan sirkuit berisi komunikasi berbasis
mikroprosesor sirkuit yang memungkinkan untuk
berinteraksi dengan modul NIS dan semua modul
Controlway.
Dua sekrup menempel pada NPM modul faceplate
mengamankan modul di unit pemasangan modul. Faceplate
mengandung delapan LED CPU, status LED, dan tombol
tekan stop / reset.
Modul NPM memiliki tiga konektor kartu untuk sinyal
eksternal dan power ( P1 , P2 dan P3 ). Konektor P1
terhubung ke common ( ground ), +5 VDC listrik, dan
Controlway. Konektor P2 menghubungkan modul NPM ke
modul NIS. Konektor P3 menyediakan untuk komunikasi
antara primer dan backup interface unit proses kontrol.
2. Pengenalan Modul
Modul NPM memegang laporan pengecualian Routing
Database dan mengarahkan operasi kontrol proses interface
unit. Dia bertindak sebagai penerjemah antara loop Infi -
NET dan Controlway. Dia berkomunikasi langsung ke
modul NIS pada I/O expander bus. Berkomunikasi ke
seluruh modul control dalam unit kontrol proses untuk
Controlway.
Laporan Pengecualian
modul NPM pools mengontrol modul proses dalam
unit kontrol untuk laporan pengecualian. Proses kontrol
unit control modul menghasilkan laporan pengecualian
ketika :
o Sebuah perubahan titik yang ditunjuk dengan
jumlah yang signifikan.
o Waktu maksimum berakhir.
o Sebuah perubahan kondisi alarm
NPM modul pools semua modul untuk laporan
pengecualian. Tingkat pools dipilih melalui pengaturan
dipswitch di sirkuit papan NPM. Modul NPM memiliki
tingkat pools dari satu, dua, empat atau delapan pools
Transfer Data
Transfer data antara modul NPM dan modul NIS
terjadi selama I / O expander bus. Modul NPM
bertanggung jawab untuk :
o Menulis perintah ke modul NIS .
o Meminta Status modul NIS .
o Penulisan data ke modul NIS .
o Membaca data dari modul NIS
NPM Modul selalu memulai transfer data.
3. Instalasi
Menginstal satu modul NPM dengan satu modul NIS
untuk membuat proses unit kontrol interface. Modul NPM
memiliki dua dipswitch yang mengatur modul karakteristik
operasi. Dipswitch ini memilih modul pilihan operasi,
komunikasi karakteristik, dan baud rate. Gambar 4.4
menunjukkan lokasi dipswitch dan jumper pada modul
NPM. NPM modul dipswitch dan jumper harus
. Gambar 4.4 Lokasi INNPM01 Dipswitch Modul dan
Jumper
Modul NPM mendukung fitur warm failover yang
memiliki kemampuan untuk beralih dari unit kontrol proses
primer interface ke unit kontrol proses backup tanpa
kehilangan informasi atau fungsi. Sebuah NKMP01 atau
Kabel NKMP11 diperlukan untuk operasi modul. Untuk
optimal kinerja warm failover, revisi modul firmware NIS
harus E.0 atau lebih lambat . Dalam aplikasi modul NPM,
dipswitch pada NPM utama dan cadangan modul harus
diatur identik kecuali untuk address setting modul, yang
harus unik. Mengkonfigurasi modul NPM sebagai berikut.
Dipswitch SW3 – Mode Operasi
Dipswitch SW3 adalah dipswitch 8 pole yang
modul NPM. Tabel 4.11 daftar dipswitch pengaturan
SW3.
Tabel 4.11 Setting INNPM01 Modul Dipswitch
SW3
Dipswitch SW4 – Options
Dipswitch SW4 adalah dipswitch 8 pole yang
menetapkan operasi pilihan modul NPM . Lihat Tabel
4.12 untuk pilihan pengaturan.
Tabel 4.12 Setting INNPM01 Modul Dipswitch
Tabel 4.12. Setting INNPM01 Modul Dipswitch
SW4 (Lanjutan)
Setting Jumper
Ada lima jumper pada papan sirkuit NPM . lihat
Gambar 4.3 untuk lokasi jumper. Jumper J1 sampai J4
langsung ke unit terminal atau modul. Jumper ini diatur
pabrik dengan pin 1 dan 2 pin yang terhubung
bersama-sama.
Jumper J5 terputus -30 VDC, disediakan pada awal
sistem jaringan 90, dari modul NPM. Jumper ini diatur
pabrik dengan pin 1 dan 2 pin yang terhubung.
Pengaturan ini memungkinkan modul berfungsi pada
awal sistem jaringan 90 ( -30 VDC dipasok ke modul )
atau batas komunikasi ke modul bus di sistem Infi 90.
menggunakan modul pada Controlway. Lihat Tabel
4.13 untuk Informasi lebih.
Tabel 4.13 Setting INNPM01 Jumpers J1 sampai
J5
4. Operasi
Faceplate dari modul INNPM01 memiliki
komponen-komponen berikut ( lihat Gambar 4.4 ) :
Status LED.
Status LED ada dua warna ( merah dan hijau ) LED
itu menampilkan status operasi dari modul NPM. Dia
memiliki tiga kemungkinan. Tabel 4-14 daftar arti
status LED.
Stop/reset pushbutton.
Pencet tombol stop / reset sekali dan tunggu status LED
berubah menjadi merah sebelum mengeluarkan modul NPM
dari modul pemasangan Unit. Pencet tombol stop / reset
sekali lagi menyebabkan pemulihan modul NPM ke power
8 CPU LEDs.
Selama operasi normal, LED tujuh dan delapan
diterangi. Dalam konfigurasi berlebihan, LED delapan
di backup Modul NPM menyala. Jika terjadi kesalahan,
LED ini menampilkan kode kesalahan dan status LED
menyala merah. Lihat Tabel 4.15 untuk daftar CPU
LED kode kesalahan dan perbaikan terkait
.
Gambar 4.5 INNPM01 Modul Faceplate LED dan
Tabel 4.14 Status INNPM01 LED
Modul NPM memiliki dua mode operasi :
Eksekusi
Eksekusi modus adalah modus normal operasi .
Dalam mode ini, sistem Infi - NET dan modul dalam
unit kontrol proses berinteraksi melalui proses kontrol
interface unit . NPM modul dapat meminta laporan
pengecualian, kecuali mengumpulkan laporan,
memungkinkan operator untuk menyesuaikan
spesifikasi modul, dan mengkonfigurasi modul dalam
node yang berada di sistem Infi - NET.
Error
Modul NPM memasuki mode ini jika sistem internal
yang diagnostic rutinitas mendeteksi perangkat keras
atau kesalahan eksekusi. Jika Modul NPM mendeteksi
kesalahan, modul menghentikan dan menampilkan
5. Troubleshoothing
Jika terjadi kesalahan saat modul NPM operasi, status
LED menyala merah dan CPU LED pada modul faceplate
NPM menampilkan kode kesalahan. Tabel 4.15 daftar kode
kesalahan modul NPM dan terkait tindakan korektif. Modul
NPM menampilkan kode kesalahan hanya jika dihentikan.
Tabel 4.15 Kode Eror Modul INNPM01
Tabel 4.16 sampai 4.18 daftar pin konektor modul tepi
Tabel 4.16 Pin P1 Konektor Modul Tepi
INNPM01.
Tabel 4.17 Pin P2 Konektor Modul Tepi
INNPM01.
Tabel 4.18 Pin P3 Konektor Modul Tepi
4.1.3.Infinet to Computer Module (INICT01/INICT03) 1. Pengenalan Modul
INICT01
INICI01 Infi - NET ke Computer Interface ( ICI )
terdiri dari modul NIS dan INICT01 Infi - NET untuk
transfer Komputer Module ( ICT ). Interface komputer
ini memberikan komputer host akses ke point data.
Point data tersedia melalui RS - 232 - C serial link
dengan kecepatan standar sampai dengan 19,2
kilobaud. Infi - NET untuk interface computer
memerintah perangkat lunak melalui komputer host.
ICI computer interface menerima perintah dari
komputer host, mengeksekusi dan kemudian membalas
ke komputer host.
Interface komputer ini memberikan host akses
komputer untuk point data. Point data tersedia melalui
link serial RS - 232 - C dengan kecepatan hingga 19,2
kilobaud atau melalui port paralel SCSI. Infi - NET
perangkat lunak pada komputer host. ICI interface
komputer menerima perintah dari komputer host,
mengeksekusinya dan kemudian membalas ke
komputer host.
Gambar 4.6 INICI01 dan INICI03 INFI-NET ke
Komputer Interface
2. Deskripsi Modul
INICT01 Transfer Modul
INICT01 Infi - NET ke Komputer transfer Module (
ICT ) menyediakan elektronik yang dibutuhkan untuk
mengarahkan pengoperasian Infi - NET ke Komputer
Interface. Menangani semua komunikasi dengan
komputer host melalui komunikasi serial port RS - 232-
C. Ini berkomunikasi langsung dengan modul NIS atas
data Peralatan ( DCE ) atau terminal data peralatan (
DTE ). Konfigurasi pada unit terminasi ( NTMF01 )
atau modul ( NIMF01 atau NIMF02 ) menentukan
apakah interface komputer ini beroperasi sebagai DTE
atau DCE.
Modul ICT memiliki memori yang cukup bahwa hal
itu dapat menyimpan hingga 10.000 point definisi (
tergantung pada jenis point ). modul ICT firmware
memungkinkan komputer host untuk mengeluarkan
perintah untuk akuisisi data, proses monitoring dan
kontrol, dan sistem fungsi ( keamanan, waktu dan
kontrol konfigurasi ). ICT modul mempertahankan
tabel point dan menafsirkan perintah yang berasal dari
komputer host. Dengan demikian, mengarahkan semua
interaksi antara komputer host dan sistem Infi - NET.
Modul ICT menerima data dari Infi 90 modul dan
kemudian memilih, mengatur, dan menyimpannya
dalam databasenya. NIS Modul menerima frame dari
sistem Infi - NET dan mengirim mereka pada modul
ICT untuk diproses. Modul ICT kemudian memilih
data yang masuk ini, menyimpan laporan pengecualian
dan yang masuk permintaan sampai komputer host siap
menerima data. Aksi buffering memungkinkan
Infi - NET . Ketika host siap untuk memproses lebih
banyak data, dia mengirim perintah untuk ICT modul
yang meneruskan data sebagai balasan.
INICT03 Transfer Modul
INICT03 Infi - NET untuk Transfer Modul
Komputer ( ICT ) juga menyediakan elektronik yang
diperlukan untuk mengarahkan pengoperasian INICI03
Infi - NET untuk Interface Komputer. Menangani
semua komunikasi dengan komputer host melalui
IMMPI01 yang Multi- Fungsi Modul Prosesor Interface
( MPI ) SCSI atau RS - 232 - C port komunikasi.
Ketika berkomunikasi melalui port serial RS - 232 - C,
modul MPI dapat bertindak sebagai peralatan
komunikasi data ( DCE ) atau peralatan terminal data
Modul ICT memiliki memori yang cukup bahwa hal
itu dapat menyimpan hingga 30.000 point definisi (
perintah untuk akuisisi data, proses monitoring dan
kontrol, dan sistem fungsi ( keamanan, waktu dan
kontrol konfigurasi ). ICT modul mempertahankan
tabel point dan menafsirkan perintah yang berasal dari
komputer host. Dengan demikian, mengarahkan semua
interaksi antara komputer host dan sistem Infi - NET.
Modul ICT menerima data dari Infi 90 modul dan
kemudian memilah, mengatur dan menyimpan data
dalam database. NIS modul menerima frame dari sistem
Infi - NET dan mengirim mereka ke modul ICT untuk
diproses. Modul ICT kemudian memilah data yang
masuk ini, menyimpan laporan pengecualian dan
permintaan masuk sampai komputer host siap untuk
menerima data. Tindakan buffering ini memungkinkan
komputer host untuk beroperasi benar-benar
asynchronous ke loop Infi - NET. Ketika komputer host
siap untuk memproses lebih banyak data, modul ICT
yang meneruskan data sebagai balasan.
MPI modul menyediakan modul ICT dengan port
serial dan interface SCSI. Ini berisi SCSI dan RS - 232 -
3. Instalasi
INICT01
Modul INICT01 terdiri dari dua papan sirkuit
(memori papan sirkuit dan papan sirkuit CPU ). Papan
memori tidak mempunyai pilihan konfigurasi operasi
pengguna . Papan sirkuit CPU memiliki tiga dipswitch
yang mengatur modul karakteristik operasi. Dipswitch
ini memilih modul operasi , serial port karakteristik
komunikasi dan baud rate . Gambar 4.7 mmenunjukkan
lokasi dipswitch pada papan sirkuit CPU.
Gambar 4.7 Lokasi Dipswitch di Papan Circuit CPU
o DIPSWITCH U72 – OPTIONS
Dipswitch U72 adalah dipswitch delapan
pole yang menentukan pilihan operasi modul ICT.
Tabel 4.19 daftar pengaturan pilihan U72
dipswitch.
Tabel 4.19 Setting INICT01 Module Dipswitch
o DIPSWITCH U73 – Serial Ports Komunikasi Dipswitch U73 adalah dipswitch 8 pole
yang menetapkan serial Port ( RS - 233 - C ) laju
komunikasi. Laju komunikasi langsung
mempengaruhi data throughput. Lihat Tabel 4.20
untuk laju komunikasi.
o DIPSWITCH U75 – Diagnosis
U75 dipswitch memungkinkan fungsi
diagnostik interface computer yang berarti bagi
yang memenuhi syarat Bailey Kontrol Perusahaan
hanya tenaga pelayanan. Semua pole di dipswitch
U75 harus ditutup untuk operasi normal. Tabel
4.21 menunjukkan pengaturan dipswitch . Pastikan
semua kutub pada dipswitch U75 ditetapkan ke
nol.
Tabel 4.21 Setting INICT01 Module Dipswitch
U75
INICT03
Modul ICT terdiri dari satu papan sirkuit. Papan
memiliki 4 dipswitch. Dipswitch ini memilih operasi
modul pilihan, port serial karakteristik komunikasi dan
baudtingkat. Gambar 4.8 menunjukkan lokasi
dipswitch . penempatan modul dalam unit pemasangan
modul MPI . memasang MPI modul dengan modul ICT
membutuhkan dua slot yang berdekatan di mounting
Unit modul . Modul ICT harus menempati slot kanan (
saat menghadap ke depan unit modul pemasangan ) dan
modul MPI harus menempati slot kiri.
Gambar 4.8 Lokasi Dipswitch di Papan Circuit CPU
Modul INICT03
o DIPSWITCH SW1 – SERIAL PORT
KOMUNIKASI
Dipswitch SW1 adalah dipswitch 8 pole
yang menetapkan serial Port ( RS - 232 - C ) laju
komunikasi. Laju komunikasi langsung
mempengaruhi data throughput. Lihat Tabel 4.21
Tabel 4.22 Setting INICT03 Module Dipswitch
SW1
o DIPSWITCH SW2 – Diagnosis
Dipswitch SW2 memungkinkan diagnostik
interface komputer yang berarti bagi yang
memenuhi syarat Bailey Kontrol layanan
Perusahaan personil saja. Semua pole di dipswitch
SW2 harus ditutup untuk operasi normal. Tabel
4.22 menunjukkan pengaturan dipswitch. Pastikan
semua pole dipswitch pada dipswitch SW2 diatur
Tabel 4.23 Setting INICT03 Module Dipswitch
SW2
o DIPSWITCH SW3 – SCSI PORT
Dipswitch SW3 mengaktifkan atau
menonaktifkan port SCSI dan menetapkan Alamat
port SCSI. Tabel 4.23 menunjukkan pengaturan
dipswitch. Jika port SCSI diaktifkan, port serial 1
Tabel 4.24 Setting INICT03 Module Dipswitch
SW3
o DIPSWITCH SW4 – Optional
Dipswitch SW4 adalah dipswitch 8 pole
Tabel 4.25 Setting INICT03 Module Dipswitch
SW4
4. Operation
INICT01
Faceplate dari modul INICT01 memiliki
komponen-komponen berikut
Status LED.
Stop pushbutton.
Gambar 4.9 Faceplate LED dan Kontrol Modul
INICT01
Tabel 4.26 INICT01 Module Status LED
INICT03
Faceplate dari modul INICT01 memiliki
komponen-komponen berikut
o Status LED.
o 16 CPU LEDs.
Gambar 4.10 Faceplate LED dan Kontrol Modul
Tabel 4.27 INICT03 Module Status LED
o Stop/reset pushbutton.
5. Troubleshooting
Jika terjadi kesalahan saat modul ICT operasi, status
LED menyala merah dan CPU LED pada faceplate modul
ICT menampilkan kode kesalahan. Tabel 4.27 daftar kode
kesalahan modul ICT dan terkait tindakan korektif. Modul
ICT menampilkan error Kode hanya jika dihentikan. Lima
Status byte memberikan informasi tentang status modul
ICT.. Tabel 4.28, 4.29, dan 4.30 daftar INICT01 modul
konektor tepi pin tugas. Tabel 4.31, 4.32, dan 4.33 daftar
modul INICT03 tepi pin konektor tugas .
Sebuah kode yang tidak ada dalam daftar mungkin
muncul jika kesalahan mesin time-out terjadi . Ulang modul
ICT jika hal ini terjadi . ICT Modul telah gagal jika LED
Tabel 4.28 INICT03 dan INICT01 Module Kode
Error
Tabel 4.29 INICT01 Module Konektor Pin P1
Tabel 4.31 INICT01 Module Konektor Pin P3
Tabel 4.32 INICT03 Module Konektor Pin P1
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban harus memiliki
alat kontrol yang dapat diandalkan demi mengoptimalkan produktivitas
pabrik. Salah satu alat kontrol yang sangat berperan dalam proses produksi
Programmable Logic Controller (PLC). PLC berperan dalam pengoperasian
mesin produksi dan menjalankan mesin produksi sesuai dengan keinginan
pengguna karena sifat PLC yang dapat diprogram (programmable). Contoh
penggunaan PLC adalah dapat mengontrol putaran motor dari mesin
pengaduk semen.
Pada laporan kerja praktek ini, melakukan penjelasan atau deskripsi
mengenai modul komunikasi pada PLC Bailey INFI 90 di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban untuk mengendalikan mesin Raw
Mill dan Kiln. Data yang diperoleh dari pihak penyelia adalah penjelasan
singkat dan spesifikasi mengenai Komunikasi pada PLC Bailey INFI 90.
Data dan penjelasan singkat dari pihak pabrik nantinya akan dibuat
suatu penjelasan mengenai modul komunikasi pada PLC Bailey INFI 90.
Penjelasan ini didokumentasikan agar para pekerja dapat memahami modul
5.2. Saran
Pada pelaporan keja praktek ini, penelitian yang dilakukan masih
sebatas sebatas pengenalan singkat mengenai PLC dan modul Komunikasi
PLC Bailey INFI 90. Mengingat bahwa perusahaan tempat kerja praktek
penulis memiliki deadline pengerjaan proyek yang masih lama dan masa
kerja praktek relatif singkat maka penulis hanya melakukan pengenalan
singkat tidak sampai pemograman dan pengoperasian Modul Komunikasi
PLC BAILEY INFI 90 sebenarnya yang nantinya dapat mengetahui
kinerja sebenarnya dari PLC. Maka dari itu, untuk pengembangan
selanjutnya diharapkan dapat menjangkau hingga ke tahap pemograman
dan pengoperasian pada mesin PLC BAILET INFI 90 untuk Modul
Komunikasi. Tentunya hal ini dapat terwujud dengan ijin dari pihak pabrik
dan penyelia.
Dikarenakan PLC BAILEY INFI 90 sudah absolit maka diperlukan