• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Penjelasan Modul Communication INNIS01, INNPM01, INICI01/INICI03 Pada PLC Bailey INFI 90 di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Penjelasan Modul Communication INNIS01, INNPM01, INICI01/INICI03 Pada PLC Bailey INFI 90 di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENJELASAN MODUL COMMUNICATION INNIS01, INNPM01, INICI01/INICI03 PADA PLC BAILEY INFI 90

DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK. PABRIK TUBAN

KERJA PRAKTEK

Program Studi S1 Sistem Komputer

Oleh :

(2)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah…... 2

1.4 Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.5 Waktu Dan Lama Kerja Praktek... 4

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek... 4

1.7 Metodologi... 4

1.8 Sistematika Penulisan... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 7

2.1 Profil Perusahaan…………... 7

(3)

2.3 Lokasi Pabrik... 17

3.2.2 Fungsi Modul Komunikasi………... 40

BAB IV PEMBAHASAN………. 47

4.1 Modul – Modul Komunikasi pada PLC BAILEY INFI 90... 47

4.1.1 Network Interface Slave Module (INNIS01)……….. 29

4.1.2 Network Processing Module (INNPM01)………... 62

4.1.3 Infinet to Computer Module (INICT01/INICT03)……….. 73

BAB V PENUTUP………... 93

5.1 Kesmpulan………. 93

5.2 Saran………. 94

(4)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik

(Persero) Tbk) adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia. Pada

tanggal 20 Desember 2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi

berganti nama dari sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk.

Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI

pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada

tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa

(5)

dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat Komposisi

pemegang saham pada saat itu: Negara RI 73% dan masyarakat 27%.

Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran

Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan

saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Pada tanggal 15

September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang

dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar

8,5 juta ton semen per tahun.

Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan

sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang

dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global yang

berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi

Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30

September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi:

Pemerintah Republik Indonesia 51,0%, masyarakat 23,4% dan Cemex

25,5%.

Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex

Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga

komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,0%, Blue

Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret

2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd. menjual seluruh sahamnya melalui

(6)

Gambar 2.2 Kondisi saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2006

dan tahun 2010

Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum bersejarah ketika

Perseroan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen

saham Thang Long Cement, perusahaan semen terkemuka Vietnam yang

memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton/tahun. Akuisisi Thang Long

Cement Company ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai BUMN

pertama yang berstatus multi-national corporation. Sekaligus mengukuhkan

posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara

dengan kapasitas sampai tahun 2013 sebesar 30 juta ton per tahun

 Menyelesaikan pembangunan unit pabrik semen

(7)

 Menjadi Strategic Holding Company dan merubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT

Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya

merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group yang ditargetkan dan

diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan

memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menjamin dicapainya

kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.

Setelah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, pada tanggal 7

Januari 2013 ditetapkan sebagai hari lahir PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk. Perseroan menggunakan nama Semen Indonesia dengan

mempertimbangkan berbagai aspek yang krusial, mencakup:

1. Nama tersebut bisa merefleksikan ambisi dari grup.

2. Merangkul karakteristik nasional dari perusahaan yang mencakup

ketiga OpCo

3. Melalui nama tersebut sejarah dan tradisi tetap dihormati

4. Melalui nama Semen Indonesia, seluruh Opco tetap dapat

menggunakan keberadaan merek eksisting secara optimal,

mengingat pengenalan merek baru akan sangat menyita waktu dan

biaya. Perseroan juga telah mempertimbangkan bahwa nama Semen

(8)

1. Kemampuan untuk meningkatkan Sinergi:

 Sesuai dengan positioning anak-anak perusahaan yang bergerak dalam bidang persemenan.

 Merefleksikan Holding yang lebih besar dan melambangkan ke- Indonesiaan.

 Dapat memayungi anak-anak perusahaan persemenan yang berada di lokasi geografis yang

berbeda (Gresik, Tonasa, dan Padang)

 Dapat diterima dengan mudah di lingkup Internasional ataupun dalam negeri

2. Kemudahan Implementasi:

 Tidak menimbulkan perubahan berarti yang mungkin mempengaruhi tahapan- tahapan

pembentukan strategic holding.

 Mencerminkan gerakan perubahan ke arah strategic holding sebagai gerakan nasional / Indonesia.

3. Meningkatkan potensi pemasaran dan pertumbuhan

 Masing-masing merk eksiting (Semen Gresik, Semen Tonasa dan Semen Padang) tetap tumbuh

dan eksis sebagai merk yang kuat di Indonesia.

 Pada masa mendatang, nama Semen Indonesia dapat menciptakan kebanggaan nasionalis;

(9)

 Kemungkinan lebih bisa diterima oleh potensial target merger dan akusisi (perusahaan Semen

BUMN lainnya).

 Komplemen dari struktur strategic holding.

 Menambah keberadaan di pasar regional dan internasional

 Selaras dengan aspirasi menjadi pemain regional kelas atas Pembentukan Semen Indonesia sebagai

Strategic Holding, akan memberikan keleluasaan

dalam merealisasikan berbagai aksi korporasi,

menyangkut: akuisisi, financing, pengembangan

bisnis terintegrasi dengan industri semen, akuisisi

lahan dalam rangka persiapan pembangunan pabrik

baru dan sebagainya.

2.2. Produk Perusahaan

1. Semen Portland Tipe I. Dikenal pula sebagai Ordinary Portland

Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara

luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak

memerlukan persyaratan khusus, antara lain : bangunan, perumahan,

gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.

2. Semen Portland Tipe II. Dikenal sebagai semen yang mempunyai

(10)

bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton

massa dan bendungan.

Gambar 2.3 Semen Portland Tipe I (OPC) dan Semen Portland Tipe II

3. Semen Portland Tipe III. Semua jenis ini merupakan semen yang

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan

kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan

dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan

untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandara udara.

4. Semen Portland Tipe V. Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi

bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan

sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang pabrik, konstruksi

dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga

nuklir.

(11)

5. Special Blended Cement (SBC). Semen khusus yang diciptakan untuk

pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu)

dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas

dalam bentuk curah.

6. Super Masonry Cement (SMC). Adalah semen yang dapat digunakan

untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur betonnya

maksimal K225, dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan

genteng beton hollow brick, paing block dan tegel.

Gambar 2.5 Super Masonry Cement (SMC)

7. Portland Pozzolan Cement (PPC). Semen Hidrolis yang dibuat dengan

menggiling terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk

bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan

panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya, perumahan,

dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan pondasi pelat

penuh.

8. Portland Composite Cement (PCC). Adalah bahan pengikat hidrolis

(12)

beton umum, pasangan batu bata, plesetan bangunan khusus seperti

beton para-cetak, beton para-tekan dan paving block.

Gambar 2.6 Portland Pozzolan Cement (PPC) dan Portland Composite

Cement (PCC)

9. Oil Well Cement (OWC) Class G HSR. Merupakan semen khusus yang

digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan

konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC

yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistant (HSR)

disebut juga sebagai “Basic OWC”. Aditif dapat ditambahkan untuk

pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.

10. Semen Thang Long PCB40 / Portland Cement Blender (PCB40) sesuai

dengan TCVN 6260:19979. Semen Thang Long PCB40 dapat

meningkatkan daya kerja concrete, meningkatkan daya tahan terhadap

penyerapan air, erosi lingkungan dan bertahan lama, dan sangat cocok

untuk iklim di Vietnam. Selain sifat-sifat yang unggul tersebut, semen

Thang Long memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sangat Halus.

(13)

3. Setting Time: Initial Time: sekitar 120-170 menit. Final

Time: setelah 3 – 4 jam. Cocok untuk pekerjaan konstruksi.

4. Mutu yang stabil. Cement Strength selalu melampaui standar

untuk menghemat jumlah pemakaian semen.

5. Daya tahan tinggi terhadap sulfat untuk konstruksi bawah tanah

dan bawa air. Emisi panas yang rendah saat setting time,

bermanfaat untuk konstruksi yang luas yang menggunakan bata

ringan (concrete blocks).

Gambar 2.7 Oil Well Cement (OWC) dan Portland Cement Blender

(PCB40)

11. Semen Thang Long PC50. Semen jenis ini sesuai untuk bangunan

berspesifikasi tinggi atau beton khusus yang digunakan untuk

proyek-proyek besar, sesuai dengan standar negara-negara pengimpor semen di

Asia, Eropa dan Amerika. Produk ini cocok diaplikasikan pada jenis

proyek konstruksi dengan persyaratan rumit, misalnya: jembatan, jalan,

proyek pembangkit listrik tenaga air, konstruksi beton bertulang,

maupun konstruksi beton dengan kuat tekan tinggi. Produk ini memiliki

(14)

PC50 memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap sulfat sehingga

tepat jika diaplikasikan dalam bangunan yang ada di bawah tanah atau

air. Kadar kapur dan suhu panas rendah sehingga mampu mengurangi

kemungkinan retak atau pecah pada blok beton besar atau konstruksi

beton.

Semen Portland Tipe I dan PPC tersedia di pasar retail, sementara

jenis lainnya hanya diproduksi berdasarkan pesanan dalam jumlah tertentu.

Produk-produk tersebut dipasarkan terutama untuk kebutuhan pasar dalam

negeri dan sebagian lainnya diekspor. Sebagian besar produk dipasarkan

dalam bentuk kemasan zak, sedangkan selebihnya dalam bentuk curah.

Perseroan merupakan produsen semen yang memiliki berbagai jenis produk

semen berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.

2.3. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan

Vietnam menjadikan Semen Indonesia mampu memasok kebutuhan semen

di seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan

toko-toko. Selain penjualan di dalam negeri, Semen Indonesia juga

mengekspor ke beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea,

Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA,

Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia, Benin

(15)

Gambar 2.8 Logo Semen Padang, Semen Gresik, dan Semen Tonasa

1. Semen Padang. Semen Padang memiliki 4 (empat) pabrik semen,

kapasitas terpasang 6 juta ton semen pertahun berlokasi di Indarung,

Sumatera Barat. Semen padang memiliki 5 pengantongan semen,

yaitu : Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok dan Ciwandan.

2. Semen Gresik. Semen Gresik memiliki 4 pabrik dengan kapasitas

terpasang 8,5 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban,

Jawa Timur. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu : Pelabuhan

khusus Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik

Tuban berada di Desa Sumberarum, Kec Kerek.

3. Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas

terpasang 6,5 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep,

Sulawesi Selatan. Semen Tonasa memiliki 9 (sembilan)

pengantongan semen, yaitu : Biringkasi, Makassar, Samarinda,

Banjarmasin, Pontianak, Bitung, Palu, Ambon, Bali.

(16)

di Quang Ninh, Vietnam, Thang Long Cement Company memiliki 3

(tiga) pengantongan semen.

2.4. Visi

Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia

Tenggara

2.5. Misi

1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya

yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan

teknologi ramah lingkungan.

2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung

tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.

3. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestik dan internasional.

4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk

meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan

(17)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. PLC

3.1.1. Pengertian PLC

Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya adalah

sebuah komputer yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu

proses atau mesin. Proses yang dikontrol ini dapat berupa regulasi

variabel secara kontinyu seperti pada sistem-sistem servo atau

hanya melibatkan kontrol dua keadaan (On/Off) saja tapi dilakukan

secara berulang-ulang seperti yang biasa dijumpai pada mesin

pengeboran, sistem konveyor, dan lain sebagainya (Iwan Setiawan,

2006).

PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat

diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan

rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses

konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan

(melalui sensor terkait), kemudian melakukan proses dan

melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa

menghidupkan atau mematikan keluarannya. Dengan kata lain,

PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen

keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang

(18)

 Programmable : Menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan leluasa mengubah program yang dibuat dan

kemampuannya dalam hal memori program yang telah

dibuat.

 Logic : Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik atau dikenal dengan istilah Arithmetic

Logic Unit (ALU), yaitu melakukan operasi

membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,

mengurangi, dan negasi.

 Controller : Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang

diinginkan.

3.1.2.Pembagian PLC

Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis -

jenis berikut :

1. Tipe compact.

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :

 Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul komunikasi) menjadi satu.

 Umumnya berukuran kecil (compact).

 Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat ditambahkan.

(19)

Gambar 3.1 PLC Compact Micro Logix dari Allen

Bradley

2. Tipe modular

Ciri-ciri PLC jenis ini adalah:

 Komponen-komponennya terpisah kedalam modul-modul.

 Berukuran besar.

 Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input/output.

 Memungkinkan penambahan modul-modul khusus.

(20)

Gambar 3.3 PLC Modular Bailey INFI 90

3.1.3.Kegunaan umum PLC: a. Kontrol Sekuensial

PLC memproses input sinyal biner menjadi output

yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara

berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap

langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan

yang tepat.

b. Bagian Monitoring

PLC secara kontinyu memonitor status sistem dan

mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan

proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut

(21)

3.1.4.Hal-hal Yang Dapat Dilakukan PLC: 1. Untuk kontrol bertipe sekuensial:

a. Pengganti relay kontrol logic konvensional

termasuk timer/counter.

b. Pengganti pengontrol Printed Circuit Board (PCB).

c. Sebagai mesin kontrol auto/semi auto/manual dan

proses-proses.

2. Untuk tipe kontrol canggih:

a. Operasi aritmatika (+,-,×,÷)

b. Penanganan informasi.

c. Kontrol analog (suhu, tekanan, dll).

d. Kontrol Proporsional-Integral-Derivatif (PID).

e. Kontrol motor servo.

f. Kontrol motor stepper.

3. Untuk tipe kontrol pengawasan:

a. Proses monitor dan alarm.

b. Monitor dan diagnosa kesalahan.

c. Antarmuka dengan komputer (RS232C/RS422).

d. Antarmuka printer/ASCII.

e. Jaringan kerja otomasi pada pabrik.

f. Local Area Network (LAN).

(22)

h. Factory Automation (FA), Factory Management

System (FMS), Computer Integration Management

(CIM).

3.1.5.Perangkat keras pada PLC

Gambar 3.4 Hubungan PLC dan peralatan lain

Pada dasarnya, PLC mempunyai beberapa perangkat keras

yang digunakan untuk menghubungkan modul PLC dengan

peralatan masukan (input) dan peralatan keluaran (output), yaitu:

1. Catu daya (power supply).

Power supply merupakan penyedia daya bagi PLC.

Range tegangan yang dimilikinya bisa berupa tegangan AC

(misal: 120/240 VAC) maupun tegangan DC (misal: 24 V

DC). PLC juga memiliki power supply (24V DC) internal

yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi

input/output devices PLC (Handy Wicaksono, 2004).

(23)

Processor ialah bagian PLC yang bertugas membaca

dan mengeksekusi instruksi program. Prosesor mempunyai

elemen kontrol yang disebut Arithmetic and Logic Unit

(ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi logika dan

aritmetika (Handy Wicaksono, 2004).

3. Memori.

Memory ialah tempat penyimpanan data dalam

PLC. Memori ini umumnya menjadi satu modul dengan

prosesor/CPU. Jika berbentuk memori eksternal maka itu

merupakan memori tambahan. Berikut ini contoh data yang

tersimpan di memori:

Operating System PLC.

 Status input – output, data memory.

 Program yang dibuat pengguna.

(24)

Dari gambar di atas, masing – masing bagian dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Operating System Memory.

Berfungsi untuk menyimpan operating system PLC.

Memori ini berupa ROM (Read Only Memory)

sehingga tidak dapat dirubah oleh user.

Data (Status) Memory.

Berfungsi untuk menyimpan status input-output tiap

saat. Memori ini berupa RAM (Random Access

Memory) sehingga dapat berubah sesuai kondisi

input/output. Status akan kembali ke kondisi awal

jika PLC mati.

Program Memory

Berfungsi untuk menyimpan program pengguna.

Jenis memori ini berupa RAM yang dapat

menggunakan battery backup untuk menyimpan

program selama jangka waktu tertentu. Selain itu

memori dapat berupa EEPROM (Electrically

Erasable Programmble Read Only Memory), yaitu

jenis ROM yang dapat diprogram dan dihapus oleh

user (Handy Wicaksono, 2004).

Sedangkan untuk kebutuhan pemrograman oleh pengguna,

(25)

Gambar 3.6 Bagan area memori PLC

Berikut ini penjelasan masing – masing bagian tersebut:

Register

Register berfungsi untuk menyimpan sekumpulan bit

data, baik berupa : nibble (4 bit), byte (8 bit),

maupun word (16 bit).

Flag register

Flag register berfungsi untuk mengindikasikan

perubahan kondisi (state) input/output fisik. Flag

register berupa satu bit data. CPU umumnya

mempunyai internal flag untuk berbagai keperluan

internal PLC.

Auxiliary relays

Auxiliary relays ialah elemen memori 1 bit dalam

RAM yang digunakan untuk manipulasi data dalam

(26)

imajiner, karena dapat menggantikan fungsi relay

namun berbentuk program.

Timer

Timer adalah pemberi penundaan waktu dalam suatu

proses. Timer berasal dari built in clock oscillator

dalam CPU. Timer umumnya memiliki alamat

khusus.

Counter

Counter adalah komponen penghitung input pulsa

yang diberikan input device. CPU memiliki counter

internal. Counter ini umumnya memiliki alamat

khusus (Handy Wicaksono, 2004).

4. Modul Komunikasi

Modul Komunikasi adalah perantara PLC dengan

PLC yang lain. Secara umum cara berkomunikasi denan

PLC itu dibagi menjadi 2:

Primitive Communication.

Pada tipe komunikasi ini, PLC dengan alat lain

(misal : robot, PLC lain, mikrokontroler, dan lain –

lain) akan terhubung secara hardwired (dengan

kabel). Bagan sederhananya tampak pada gambar di

(27)

Gambar 3.7 Skema primitive communication

Serial Communication

Pada tipe komunikasi ini, PLC dapat saling bertukar

data melalui komunikasi tertentu. Jika pada

komunikasi primitif, tegangan dari PLC 1 langsung

diteruskan pada PLC 2, maka pada komunikasi

serial datalah yang dipertukarkan. Beberapa jenis

komunikasi serial ialah :

o RS 232

o RS 422

o RS 485

Dan macam – macam komunikasi PLC yang lain.

Berikut skema komunikasi serial RS 232 yang hanya

(28)

Gambar 3.8 Skema komunikasi serial RS 232

Sedang komunikasi serial RS 422 – RS 485 dapat

mengakomodasi komunikasi one to many ataupun

many to many. Berikut contoh skema komunikasi

serial RS 485 :

Gambar 3.9 Skema komunikasi serial RS 485

Jika 1 buah PC dilengkapi dengan SCADA software,

seharusnya PC tersebut dapat berkomunikasi dengan

(29)

berbeda. Hal ini dikarenakan untuk masing – masing

PLC dilengkapi dengan PLC driver pada program

SCADA tersebut. Berikut ini skema komunikasinya:

Gambar 3.10 Skema komunikasi PC dengan

beberapa buah merk PLC

5. Alat pemrograman (Programming Device)

Programming Device ialah alat untuk membuat atau

mengedit program PLC. Pada mulanya berupa hand held

programmer seperti gambar di bawah. Keuntungannya ialah

dapat dibawa ke mana saja karena bentuknya kecil, namun

alat ini sulit untuk melihat program secara keseluruhan

(30)

Gambar 3.11 Hand held programmer dari PLC Allen

Bradley

Dengan perkembangan komputer yang cepat, dan

disertai ukurannya yang semakin mengecil, maka PC atau

laptop jauh lebih sering digunakan sekarang ini. PC

terhubung dengan PLC melalui programming port

(umumnya RS 232) (Handy Wicaksono, 2004).

3.1.6.Dasar-dasar pemrograman pada PLC.

Pandangan umum tentang cara PLC mengeksekusi program

adalah PLC bekerja secara berurutan atau dikenal dengan istilah

first rung first. Yang terjadi sebenarnya adalah PLC bekerja secara

simultan (scanning), kemudian PLC memperbaharui status

(31)

Gambar 3.12 Eksekusi program pada PLC

Terdapat PLC scan time, yaitu waktu Waktu yang

dibutuhkan PLC untuk memperbaharui status input /output ketika

mengeksekusi program dimana PLC scan time = I/O scan +

Program Scan. Program scan adalah lama pembacaan instruksi

dikurangi instruksi LD.

Sesuai dengan standar IEC 61131-3 (International

Electrotechnical Commision), badan standarisasi dunia dalam

bidang teknik elektro, IEC 61131-3 memberikan standard

(keseragaman) untuk memprogram berbagai macam merk PLC.

Salah satunya adalah ladder diagram.

Ladder diagram merupakan metode pemprograman PLC

yang paling popular. Hal tersebut dikarenakan PLC merupakan

kelanjutan dari relay logic control, yang sebelumnya juga

mengunakan relay ladder logic. Istilah ladder digunakan karena

(32)

Pembacaannya dimulai dai kiri ke kanan dan dari atas ke

bawah. Suatu rung tidak boleh diakhiri dengan lebih dari satu

output. Sementara output (coil) dan input (contact) ditampilkan

dalam kondisi dienergized. Input atau output tersebut

diidentifikasikan melalui alamatnya.

Gambar 3.13 Contoh Ladder Diagram

Komponen-komponen dasar dari ladder diagram adalah:

1. Contact/input

Normal Contact

o Normally Open Contact.

o Normally Close Contact.

 Transition contact

o Positive transition contact.

(33)

2. Coil/output

Normal Coil.

Latching Coil

3. Timer.

4. Counter.

Gambar 3.14 Contoh contact dan coil pada ladder diagram

Berikut adalah logika logika umum yang dihasilkan oleh ladder

(34)

Gambar 3.15 Logika umum pada ladder diagram

3.2. Modul Komunikasi 3.2.1.Pengertian

Pada umumnya perekaman informasi atau data dilakukan

secara manual. Data dari plant yang terhubung dengan PLC akan

dicatat secara manual, kemudian operator akan memasukkan data

ke dalam komputer dalam suatu jaringan, sehingga para manajer

dapat melihat data yang mereka perlukan.

Sedang pada proses perekaman data secara otomatis,

data plant yang terhubung dengan PLC akan disimpan secara

otomatis oleh program komputer, dan langsung dapat ditampilkan

(35)

Gambar 3.16. Contoh modul-modul Komunikasi pada PLC Bailey

INFI 90

PLC memiliki fasilitas modul komunikasi yang dapat

digunakan untuk membuat mekanisme komunikasi antar PLC atau

device lainDengan program ini, kita dapat mengatur kapan

waktu-waktu kita melakukan komunikasi, berapa besar yang kita

komunikasikan, addres mana saja yang akan kita share, dst.

Komunikasi secara serial (serial comunication) merupakan

cara menghantar daya yang lebih mudah diibandingkan komunikasi

(36)

8 bit di simpan di shit register dan dikirim secara satu bit demi satu

bit ke tujuannya. Biasanya shit register tersebut berbentuk sebuah

IC yang digunakan khas untuk komunikasi serial yang disebut

UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter). Mode

komunikasi serial yang bisa dilaksanakan seperti simplex, hal

duplex, dan ull duplex.

Salah satu standart komunikasi serial yang dipakai adalah

teknik RS485, teknik ini adalah teknik komunikasi data serial yang

dapat dilakukan pada jarak yang cukup jauh yaitu 1,2 km. Selain

dapat digunakan untuk jarak yang sangat jauh teknik ini juga dapat

digunakan untuk menghubungkan 32 unit beban, sekaligus hanya

dengan menggunakan 2 buah kabel saja tanpa memerlukan reerensi

ground yang sama antara unit yang satu dengan unit yang lainnya.

Komunikasi data Serial Ansikron menggunakan standart

RS485 ini merupakan pengembangan dari komunikasi serial

dengan standart RS232. Dimana pada komunikasi serial standart

RS232, komunikasi yang bisa dilakukan adalah point to point dan

jarak antara dua peralatan yang berkomunikasi juga terbatas yaitu

maksimum 15 meter.

Melihat keterbatasan inilah dikembangkan dengan

menggunakan RS485. Seperti ulasan diatas komunikasi dengan

teknik RS485 bisa secara multipoint atau banyak item yang bisa

kita hubungkan untuk komunikasi. Item yang bisa terhubung

(37)

memiliki jarak maksimum komunikasi yang lebih jauh sekitar 1,2

km.

3.2.2.Fungsi Modul Komunikasi 1. Akurat

Data yang dikirimkan dan diterima oleh PLC harus

akurat dikarenakan bila data yang dikirimkan tidak akurat

hal itu bisa menjadikan hasil ourtput dari PLC tidak sama

seperti yang diinginkan dan juga bisa mengganggu kinerja

PLC.

Data yang terkirim di Central Control Room sangat

cepat menjadikan proses PLC tidak terganggu dan control

bisa dilakukan secara real time di Central Control Room.

3.2.3.Syarat Modul Komunikasi 1. Komunikasi Host Link

Adalah kemampuan PLC dihubungkan dengan

komputer dalam Sambungan komputer dengan PLC dapat

digunakan serial komunikasi dengan bantuan konnektor

(38)

Komunikasi ke komputer (satu PLC dengan satu Komputer).

Gambar 3.17 menunjukan metode-metode

yang mungkin untuk sambungan 1 ke 1 antara

CPM1 dan IBM PC/AT.

Gambar 3.17 Hubungan CPM1 Dengan PC

Komunikasi satu ke n (satu komputer ke beberapa PLC).

Maksudnya adalah menghubungkan satu

buah komputer ke beberapa buah PLC (max 32 buah

PLC). Gambar 1.2 menunjukan cara

menghubungkan 32 PLC OMRON ke sebuah IBM

(39)

Gambar 3.18 Satu Komputer dengan N buah PLC

Adaptor dan Kabel

Tabel 1.1 adalah daftar adaptor dan kabel yang

digunakan dalam Komunikasi Host Link.

Tabel 3.1 Adaptor dan Kabel Yang Digunakan Pada

Host Link

2. Komunikasi Link 1 ke 1 PLC

Beberapa buah PLC dapat dihubungkan dengan

PLC lain disebut dengan Link 1 ke 1, sehingga apabila akan

(40)

CPM1 + CQM1, atau C200HS dengan yang lainnya. Gambar

3.19 ditunjukan contoh konfigurasi link 1 ke 1 antar PLC.

Pada perancangan tersebut perlu RS-232C adapter

yang berfungsi untuk mengubah format terminal dan RS-232

dengan nomor model CPM1-CIF01.

3. Komunikasi Link NT

PC CPM1 dapat dihubungkan ke terminal yang

dapat di program (antarmuka link NT) misalnya touch screen

yang berfungsi sebagai masukan (keypad) dan juga sebagai

keluaran (monitor), sehingga peralatan tersebut dapat

mengeluarkan gambar/display sekaligus dapat ditekan yang

berfungsi sebagai tombol, seperti ditunjukan pada gambar 3.20.

Untuk hal tersebut diperlukan RS-232C adapter yang berfungsi

untuk mengubah format terminal ke level RS-232C dengan

nomor model CPM1-CIF01.

4. Antarmuka Peripheral

Pemrograman CPM1 dapat dibuat atau diedit dengan

Programming Console atau Personal Computer dengan

SYSWIN.

SYSWIN adalah software untuk merancang program

ladder diagran yang berjalan dibawah program windows.

Apabila tidak menggunakan komputer untuk memasukan

program ke PLC maka harus dipakai Programming Console

(41)

mnemonic, sehingga harus kita terjemahkan ladder diagram

satu persatu menjadi mnemonic kemudian ditulis dengan

programming console ke PLC. Tentunya lebih mudah jika

menggunakan laptop/dekstop komputer dengan software

SYSWIN, karena tinggal menggambarkan ladeer diagram dan

komputer yang menterjemahkan ke mnemonicnya kemudian di

transfer ke PLC.

Gambar 3.19 Konfigurasi Link 1 ke 1 Antar PLC

Gambar 3.20 Konfigurasi Link PLC dengan Touch Screen

 Programming Console

Apabila digunakan Programming Console

untuk menuliskan program ke PLC maka type yang

dapat digunakan adalah CQM1-PR001 atau

C200H-PR027-E

(42)

Gambar 3.21 Konfigurasi Programming Console

Dengan PLC

 Software Pendukung Pemrograman

Apabila dopergunakan komputer untuk

merancang sekaligus memasukan program ke PLC,

maka dapat digunakan software SYSWIN yang

bekerja pada komputer IBM PC/AT atau

kompatiblenya. Konfigurasi hubungan antara

komputer dengan PLC ditunjukan pada gambar 1.6.

Tabel 1.2 adalah daftar peralatan yang digunakan

untuk melakukan hubungan keduanya.

(43)

Tabel 3.2 Daftar Peralatan Untuk Hubungan

(44)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Modul – Modul Komunikasi pada PLC BAILEY INFI 90

4.1.1.Network Interface Slave Module (INNIS01) 1. Deskripsi Modul

NIS modul merupakan garis terdepan komunikasi

untuk module NPM. Bagian ini memberikan gambaran

dari teori operasi modul komunikasi INFI-NET

 Laporan Pengecualian

Setiap modul Infi 90 menetapkan laporan

pengecualian untuk proses input(poin). Beberapa

contoh parameter laporan pengecuyalian adalah alarm

batas tinggi/rendah, minimum/maksimum laporan

waktu pengiriman, dan persen perubahan dalam

rentang. Ketika titik perubahan lebih dari parameter

yang diberikan, atau alarm berubah, modul

menghasilkan laporan pengecualian.

NPM modul mengatur control modul untuk

laporan pengecualian, dan paket laporan pengecualian

yang memiliki tujuan node. Mempaket semua laporan

pengecualian menuju tujuan dalam satu pesan dan

(45)

yang lain dalam satu pesan. Proses ini mengurangi

jumlah transmisi yang diperlukan dan menyesuaikan

ukuran pesan untuk efisiensi putaran maksimal

INFI-NET.

Laporan pengecualian dapat memiliki nilai

data sebagai berikut. Digital, analog, dan status laporan.

Laporan Pengecualian waktu yang ditandai untuk

mencerminkan urutan pengolahan mereka.

Parameter saat laporan maksimum dan

minimum memastikan bahwa laporan pengecualian

dihasilkan untuk data statis atau perubahan data secara

teratur. Parameter saat laporan minimum mengontrol

jumlah pengecualian ke dalam satu laporan yang

berganti dengan cepat. Parameter saat laporan

maksimum menghasilkan laporan periodik item data

yang tidak berubah.

2. Pesan

NIS modul memproses 4 tipe pesan yang berbeda

yaitu :

 Broadcast

Sebuah node general yang mengrimkan sebuah

pesan broadcast yang mengirimkan informasi untuk

(46)

Sebuah pesan broadcast berprioritas tinggi dari

semua pesan. NIS module akan memproses pesan ini

segera

 Multicast

Pesan yang mengandung konten data untuk banyak

tujuan. Pesan ini bisa menuju sampai 64 tujuan.

 NIS POLL

NIS POOL adalah pesan yang memiliki satu tujuan.

NIS modul menggunakan pesan ini untuk merequest

status operasi untuk node yang lain.

3. Data Integrity

 Retry Logic

Bila NIS modul mengirimkan pesan dan tidak

diterima, NIS modul akan mengrimkan lagi sebanyak

11 kali. Bila masih tidak diterima maka tujuan sedang

offline.

 Tabel Status Node

NIS modul mengatur sebuah tabel dalam dari sistem

status node seperti sibuk dan offline. NIS modul

menyampaikan status node ke NPM modul.

 Polling

NISs modul menggunakan informasi dari status

tabel untuk mempolling. Setelah status tabel discan itu

(47)

ditandai offline adan sibuk. Setelah itu, NIS module

akan menyampaikan data ke NPM modul

4. Konfigurasi modul

Proses control unit interface membutuhkan

INNIS01 Network Interface Slave Module (NIS).

Konfigurasi dari NIS modul adalah dipswitches dan

jumper

 Setting Dipswitches

Ada empat dipswitches di NIS modul

Gambar 4.1 Lokasi INNIS01 Modul Dipswitch dan

jumper

o DIPSWITCH SW1 - NODE ADDRESS

Dipswitch ini menetapkan alamat simpul .

Alamat simpul yang valid satu sampai 250. Pole

satu adalah memiliki bit yang paling besar dengan

(48)

Tabel 4.1 Setting INNIS01 Modul Dipswitch SW1

o DIPSWITCH SW2 - ADDRESS LOOP

Dipswitch ini mengatur nomer dari loop yang

dimana proses control unit interface berada. Nomer

dari loop mulai 1 sampai 250.

Tabel 4.2 Setting INNIS01 Modul Dipswitch SW2

o DIPSWITCH SW3 - MODE LOOP

Dipswitch SW3 mengaktifkan atau

menonaktifkan ROM checksum,

mengindetifikasikan modus operasi loop sebagai

proses unit kontrol INFI-NET untuk interface

computer dan menetapkan kecepatan komunikasi

(49)

Tabel 4.3. Setting INNIS01 Modul Dipswitch SW3

Dipswitch SW3 pole 1 menentukan modul

pengolahan jaringan kompatibilitas. Atur pole 1 ke

0 untuk interface unit proses control. Pole 2

mengaktifkan atau menon aktifkan ROM

checksumming. Pole 3 memungkinkan pengujian

internal yang harus dinonaktifkan untuk operasi

normal. Pole 4, dalam hubungannya dengan pole 3,

membuat node tampak sibuk ke node yang lain.

Pole 5 memungkinkan tampilan kondisi loop di

(50)

Jika loop 2 diam, LED grup B akan berkedip.

Tampilan Loop diam dimaksudkan untuk melayani

sebagai peringatan bahwa loop integritas terdapat

masalah. Pole 6 memungkinkan tes dianostik yang

menghalangi operasi modul NIS secara normal.

Pol 7 dan 8 menentukan kecepatan loop dan mode

loop.

o DIPSWITCH SW4 - Perluasan I/O ADDRESS BUS dan COUNTERS

Modul NIS dapat memiliki I/O perluasan

address bus dari 0 sampai 7. Pole 1 sampai 3 di

dipswitch SW4 mengatur I/O perluasan address

bus di modul NIS. Lihat tabel 4.4 untuk setting I/O

perluasan address bus. Pole 4 sampai 8 mengatur

address event dan error counter yang menampilkan

modul NIS menggunakan LED grup A dan B. LED

B8 adalah bit yang paling tinggi. LED A1 adalah

bit yang paling kecil. Tabel 4.5 berisi daftar

address event counter. Tabel 4.6 berisi daftar

(51)

Tabel 4.4 INNIS01 I/O Setting Perluasan Address

Bus

(52)

Tabel 4.5 INNIS01 Modul Event Counters

(53)

Tabel 4.6. INNIS01 Modul Error Counters.

 Setting Jumper

Ada 6 jumper pada modul NIS yang mengatur

tingkat komunikasi sirkuit analog penerima( lihat

gambar 4.1 untuk lokasi jumper). Semua enam jumper

harus diatur dalam posisi yang sama. Petunjuk

pengaturan jumper disaring disudut kiri atas papan

sirkuit NIS. Pengaturan jumper harus sesuai dengan

tingkat komunikasi yang ditetapkan oleh pole 7 dan 8

dari dipswitch SW3. Gambar 4.2 menunjukan pin mana

untuk jumper untuk berbagai modus lingkaran. Angka

ini menunjukan penempatan pin ketika melihat bagian

(54)

Gambar 4.2 INNIS01 Modul Setting Jumper

Sistem Komunikasi menyediakan sarana untuk

memantau status dari sistem kekuatan masing – masing

node. Informasi status ini dapat ditampilkan pada

konsol operator. Elektronik dalam panel power

masukkan memantau status system daya. Sebuah output

status single dibuat tersedia untuk system komunikasi.

Untuk menggunakan fityr ini, wire output blok status

terminal (NTCL01 atau NICL01) berlabel PSS1 atau

PSS2. Dua set terminal yang tersedia pada setiap

perangkat terminal untuk interkoneksi status output

system power.

Sinyal status system power ini memakan melalui

pemutusan kabel perangkat ke konektor P3 pada modus

NIS. Status system power input adalah sinyal

kompatibel TTL. Level tegangan tinggi pada status

system power menunjukan status yang baik. Level

tegangan rendah menunjukan status yang buruk.

Ketika tidak ada koneksi yang dibuat dari kedua input

(55)

menyebabkan sinyal level tinggi pada status system

power input, sehingga melaporkan status yang baik.

5. Cara Beroperasi

Pada power up , Modul INNIS01 Network Interface

Slave ( NIS ) mikroprosesor tetap di ulang sampai

INNPM01 Jaringan Pengolahan Modul ( NPM )

menghilangkan ulang dan memungkinkan firmware untuk

menjalankan rutinitas diagnosa-sendiri. NPM Modul

menentukan kapan modul NIS akan pergi on-line. NIS

Modul datang on-line dalam modus loop yang ditetapkan

oleh pole 7 dan 8 dari dipswitch SW3, dengan jenis display

counter ditetapkan oleh pole 4 sampai 8 dipswitch SW4.

Gunakan display counter ( cover LED ) untuk

memeriksa modul operasi NIS. Jika kesalahan komunikasi

terjadi, modul host menetapkan modul NIS komunikasi

status bit dalam modul status. Melihat status modul dengan

menggunakan perangkat monitoring ( konsol, komputer,

dll) pada loop.

 Event Counter

Counter internal mempertahankan hitungan event

seperti nomor pesan dikirim, retries, dan jumlah pesan

hilang. Tabel 4.5 memiliki daftar lengkap counter

(56)

bit yang paling tinggi, LED A1 adalah bit paling

rendah). Gambar 4.3 menunjukkan lokasi group A dan

group B LED.

 Eror Counter

Eror seperti menerima eror, pesan dengan jumlah

sirkulasi eror, dll, diselenggarakan dalam counter

internal yang seperti counter event. Lihat Tabel 4.6

untuk daftar kesalahan counter setting address. Tabel

4.7 daftar kode kesalahan yang muncul di NIS modul

faceplate LED.

(57)

6. Trouble

 Kode Error

Jumlah kesalahan Modul NIS eror counter sama

dengan total event di event counter. Tabel 4.6

mencantumkan jenis counter error. Modul NIS

menghentikan operasi jika kondisi kesalahan fatal

terjadi. Grup A LED menampilkan kode kesalahan.

grup B LED mati jika LED sebuah group yang

menampilkan kode kesalahan. Lihat Tabel 4.7 untuk

daftar kode kesalahan dan perbaikan terkait

Tabel 4.7 INNIS01 Modul Kode Error.

 Conector

Tabel 4.8 melalui 4.10 daftar tugas NIS modul

(58)

Tabel 4.8 INNIS01 Konektor Tugas Pin P1

Tabel 4.9 INNIS01 Konektor Tugas Pin P2

(59)

4.1.2.Network Processing Module (INNPM01) 1. Pengenalan Modul

Modul NPM bertindak sebagai penerjemah antara Infi -

NET dan Controlway. Modul NPM memegang unit proses

control database dan mengarahkan proses komunikasi

antara modul yang berada di Controlway dan modul NIS.

Modul NPM adalah papan sirkuit single yang

menempati slot berdekatan dengan modul NIS dalam modul

unit pemasangan. Papan sirkuit berisi komunikasi berbasis

mikroprosesor sirkuit yang memungkinkan untuk

berinteraksi dengan modul NIS dan semua modul

Controlway.

Dua sekrup menempel pada NPM modul faceplate

mengamankan modul di unit pemasangan modul. Faceplate

mengandung delapan LED CPU, status LED, dan tombol

tekan stop / reset.

Modul NPM memiliki tiga konektor kartu untuk sinyal

eksternal dan power ( P1 , P2 dan P3 ). Konektor P1

terhubung ke common ( ground ), +5 VDC listrik, dan

Controlway. Konektor P2 menghubungkan modul NPM ke

modul NIS. Konektor P3 menyediakan untuk komunikasi

antara primer dan backup interface unit proses kontrol.

(60)

2. Pengenalan Modul

Modul NPM memegang laporan pengecualian Routing

Database dan mengarahkan operasi kontrol proses interface

unit. Dia bertindak sebagai penerjemah antara loop Infi -

NET dan Controlway. Dia berkomunikasi langsung ke

modul NIS pada I/O expander bus. Berkomunikasi ke

seluruh modul control dalam unit kontrol proses untuk

Controlway.

 Laporan Pengecualian

modul NPM pools mengontrol modul proses dalam

unit kontrol untuk laporan pengecualian. Proses kontrol

unit control modul menghasilkan laporan pengecualian

ketika :

o Sebuah perubahan titik yang ditunjuk dengan

jumlah yang signifikan.

o Waktu maksimum berakhir.

o Sebuah perubahan kondisi alarm

NPM modul pools semua modul untuk laporan

pengecualian. Tingkat pools dipilih melalui pengaturan

dipswitch di sirkuit papan NPM. Modul NPM memiliki

tingkat pools dari satu, dua, empat atau delapan pools

(61)

 Transfer Data

Transfer data antara modul NPM dan modul NIS

terjadi selama I / O expander bus. Modul NPM

bertanggung jawab untuk :

o Menulis perintah ke modul NIS .

o Meminta Status modul NIS .

o Penulisan data ke modul NIS .

o Membaca data dari modul NIS

NPM Modul selalu memulai transfer data.

3. Instalasi

Menginstal satu modul NPM dengan satu modul NIS

untuk membuat proses unit kontrol interface. Modul NPM

memiliki dua dipswitch yang mengatur modul karakteristik

operasi. Dipswitch ini memilih modul pilihan operasi,

komunikasi karakteristik, dan baud rate. Gambar 4.4

menunjukkan lokasi dipswitch dan jumper pada modul

NPM. NPM modul dipswitch dan jumper harus

(62)

. Gambar 4.4 Lokasi INNPM01 Dipswitch Modul dan

Jumper

Modul NPM mendukung fitur warm failover yang

memiliki kemampuan untuk beralih dari unit kontrol proses

primer interface ke unit kontrol proses backup tanpa

kehilangan informasi atau fungsi. Sebuah NKMP01 atau

Kabel NKMP11 diperlukan untuk operasi modul. Untuk

optimal kinerja warm failover, revisi modul firmware NIS

harus E.0 atau lebih lambat . Dalam aplikasi modul NPM,

dipswitch pada NPM utama dan cadangan modul harus

diatur identik kecuali untuk address setting modul, yang

harus unik. Mengkonfigurasi modul NPM sebagai berikut.

Dipswitch SW3 – Mode Operasi

Dipswitch SW3 adalah dipswitch 8 pole yang

(63)

modul NPM. Tabel 4.11 daftar dipswitch pengaturan

SW3.

Tabel 4.11 Setting INNPM01 Modul Dipswitch

SW3

Dipswitch SW4 – Options

Dipswitch SW4 adalah dipswitch 8 pole yang

menetapkan operasi pilihan modul NPM . Lihat Tabel

4.12 untuk pilihan pengaturan.

Tabel 4.12 Setting INNPM01 Modul Dipswitch

(64)

Tabel 4.12. Setting INNPM01 Modul Dipswitch

SW4 (Lanjutan)

Setting Jumper

Ada lima jumper pada papan sirkuit NPM . lihat

Gambar 4.3 untuk lokasi jumper. Jumper J1 sampai J4

langsung ke unit terminal atau modul. Jumper ini diatur

pabrik dengan pin 1 dan 2 pin yang terhubung

bersama-sama.

Jumper J5 terputus -30 VDC, disediakan pada awal

sistem jaringan 90, dari modul NPM. Jumper ini diatur

pabrik dengan pin 1 dan 2 pin yang terhubung.

Pengaturan ini memungkinkan modul berfungsi pada

awal sistem jaringan 90 ( -30 VDC dipasok ke modul )

atau batas komunikasi ke modul bus di sistem Infi 90.

(65)

menggunakan modul pada Controlway. Lihat Tabel

4.13 untuk Informasi lebih.

Tabel 4.13 Setting INNPM01 Jumpers J1 sampai

J5

4. Operasi

Faceplate dari modul INNPM01 memiliki

komponen-komponen berikut ( lihat Gambar 4.4 ) :

 Status LED.

Status LED ada dua warna ( merah dan hijau ) LED

itu menampilkan status operasi dari modul NPM. Dia

memiliki tiga kemungkinan. Tabel 4-14 daftar arti

status LED.

 Stop/reset pushbutton.

Pencet tombol stop / reset sekali dan tunggu status LED

berubah menjadi merah sebelum mengeluarkan modul NPM

dari modul pemasangan Unit. Pencet tombol stop / reset

sekali lagi menyebabkan pemulihan modul NPM ke power

(66)

 8 CPU LEDs.

Selama operasi normal, LED tujuh dan delapan

diterangi. Dalam konfigurasi berlebihan, LED delapan

di backup Modul NPM menyala. Jika terjadi kesalahan,

LED ini menampilkan kode kesalahan dan status LED

menyala merah. Lihat Tabel 4.15 untuk daftar CPU

LED kode kesalahan dan perbaikan terkait

.

Gambar 4.5 INNPM01 Modul Faceplate LED dan

(67)

Tabel 4.14 Status INNPM01 LED

Modul NPM memiliki dua mode operasi :

 Eksekusi

Eksekusi modus adalah modus normal operasi .

Dalam mode ini, sistem Infi - NET dan modul dalam

unit kontrol proses berinteraksi melalui proses kontrol

interface unit . NPM modul dapat meminta laporan

pengecualian, kecuali mengumpulkan laporan,

memungkinkan operator untuk menyesuaikan

spesifikasi modul, dan mengkonfigurasi modul dalam

node yang berada di sistem Infi - NET.

 Error

Modul NPM memasuki mode ini jika sistem internal

yang diagnostic rutinitas mendeteksi perangkat keras

atau kesalahan eksekusi. Jika Modul NPM mendeteksi

kesalahan, modul menghentikan dan menampilkan

(68)

5. Troubleshoothing

Jika terjadi kesalahan saat modul NPM operasi, status

LED menyala merah dan CPU LED pada modul faceplate

NPM menampilkan kode kesalahan. Tabel 4.15 daftar kode

kesalahan modul NPM dan terkait tindakan korektif. Modul

NPM menampilkan kode kesalahan hanya jika dihentikan.

Tabel 4.15 Kode Eror Modul INNPM01

Tabel 4.16 sampai 4.18 daftar pin konektor modul tepi

(69)

Tabel 4.16 Pin P1 Konektor Modul Tepi

INNPM01.

Tabel 4.17 Pin P2 Konektor Modul Tepi

INNPM01.

Tabel 4.18 Pin P3 Konektor Modul Tepi

(70)

4.1.3.Infinet to Computer Module (INICT01/INICT03) 1. Pengenalan Modul

INICT01

INICI01 Infi - NET ke Computer Interface ( ICI )

terdiri dari modul NIS dan INICT01 Infi - NET untuk

transfer Komputer Module ( ICT ). Interface komputer

ini memberikan komputer host akses ke point data.

Point data tersedia melalui RS - 232 - C serial link

dengan kecepatan standar sampai dengan 19,2

kilobaud. Infi - NET untuk interface computer

memerintah perangkat lunak melalui komputer host.

ICI computer interface menerima perintah dari

komputer host, mengeksekusi dan kemudian membalas

ke komputer host.

Interface komputer ini memberikan host akses

komputer untuk point data. Point data tersedia melalui

link serial RS - 232 - C dengan kecepatan hingga 19,2

kilobaud atau melalui port paralel SCSI. Infi - NET

(71)

perangkat lunak pada komputer host. ICI interface

komputer menerima perintah dari komputer host,

mengeksekusinya dan kemudian membalas ke

komputer host.

Gambar 4.6 INICI01 dan INICI03 INFI-NET ke

Komputer Interface

2. Deskripsi Modul

INICT01 Transfer Modul

INICT01 Infi - NET ke Komputer transfer Module (

ICT ) menyediakan elektronik yang dibutuhkan untuk

mengarahkan pengoperasian Infi - NET ke Komputer

Interface. Menangani semua komunikasi dengan

komputer host melalui komunikasi serial port RS - 232-

C. Ini berkomunikasi langsung dengan modul NIS atas

(72)

data Peralatan ( DCE ) atau terminal data peralatan (

DTE ). Konfigurasi pada unit terminasi ( NTMF01 )

atau modul ( NIMF01 atau NIMF02 ) menentukan

apakah interface komputer ini beroperasi sebagai DTE

atau DCE.

Modul ICT memiliki memori yang cukup bahwa hal

itu dapat menyimpan hingga 10.000 point definisi (

tergantung pada jenis point ). modul ICT firmware

memungkinkan komputer host untuk mengeluarkan

perintah untuk akuisisi data, proses monitoring dan

kontrol, dan sistem fungsi ( keamanan, waktu dan

kontrol konfigurasi ). ICT modul mempertahankan

tabel point dan menafsirkan perintah yang berasal dari

komputer host. Dengan demikian, mengarahkan semua

interaksi antara komputer host dan sistem Infi - NET.

Modul ICT menerima data dari Infi 90 modul dan

kemudian memilih, mengatur, dan menyimpannya

dalam databasenya. NIS Modul menerima frame dari

sistem Infi - NET dan mengirim mereka pada modul

ICT untuk diproses. Modul ICT kemudian memilih

data yang masuk ini, menyimpan laporan pengecualian

dan yang masuk permintaan sampai komputer host siap

menerima data. Aksi buffering memungkinkan

(73)

Infi - NET . Ketika host siap untuk memproses lebih

banyak data, dia mengirim perintah untuk ICT modul

yang meneruskan data sebagai balasan.

INICT03 Transfer Modul

INICT03 Infi - NET untuk Transfer Modul

Komputer ( ICT ) juga menyediakan elektronik yang

diperlukan untuk mengarahkan pengoperasian INICI03

Infi - NET untuk Interface Komputer. Menangani

semua komunikasi dengan komputer host melalui

IMMPI01 yang Multi- Fungsi Modul Prosesor Interface

( MPI ) SCSI atau RS - 232 - C port komunikasi.

Ketika berkomunikasi melalui port serial RS - 232 - C,

modul MPI dapat bertindak sebagai peralatan

komunikasi data ( DCE ) atau peralatan terminal data

Modul ICT memiliki memori yang cukup bahwa hal

itu dapat menyimpan hingga 30.000 point definisi (

(74)

perintah untuk akuisisi data, proses monitoring dan

kontrol, dan sistem fungsi ( keamanan, waktu dan

kontrol konfigurasi ). ICT modul mempertahankan

tabel point dan menafsirkan perintah yang berasal dari

komputer host. Dengan demikian, mengarahkan semua

interaksi antara komputer host dan sistem Infi - NET.

Modul ICT menerima data dari Infi 90 modul dan

kemudian memilah, mengatur dan menyimpan data

dalam database. NIS modul menerima frame dari sistem

Infi - NET dan mengirim mereka ke modul ICT untuk

diproses. Modul ICT kemudian memilah data yang

masuk ini, menyimpan laporan pengecualian dan

permintaan masuk sampai komputer host siap untuk

menerima data. Tindakan buffering ini memungkinkan

komputer host untuk beroperasi benar-benar

asynchronous ke loop Infi - NET. Ketika komputer host

siap untuk memproses lebih banyak data, modul ICT

yang meneruskan data sebagai balasan.

MPI modul menyediakan modul ICT dengan port

serial dan interface SCSI. Ini berisi SCSI dan RS - 232 -

(75)

3. Instalasi

INICT01

Modul INICT01 terdiri dari dua papan sirkuit

(memori papan sirkuit dan papan sirkuit CPU ). Papan

memori tidak mempunyai pilihan konfigurasi operasi

pengguna . Papan sirkuit CPU memiliki tiga dipswitch

yang mengatur modul karakteristik operasi. Dipswitch

ini memilih modul operasi , serial port karakteristik

komunikasi dan baud rate . Gambar 4.7 mmenunjukkan

lokasi dipswitch pada papan sirkuit CPU.

Gambar 4.7 Lokasi Dipswitch di Papan Circuit CPU

(76)

o DIPSWITCH U72 OPTIONS

Dipswitch U72 adalah dipswitch delapan

pole yang menentukan pilihan operasi modul ICT.

Tabel 4.19 daftar pengaturan pilihan U72

dipswitch.

Tabel 4.19 Setting INICT01 Module Dipswitch

(77)

o DIPSWITCH U73 Serial Ports Komunikasi Dipswitch U73 adalah dipswitch 8 pole

yang menetapkan serial Port ( RS - 233 - C ) laju

komunikasi. Laju komunikasi langsung

mempengaruhi data throughput. Lihat Tabel 4.20

untuk laju komunikasi.

(78)

o DIPSWITCH U75 Diagnosis

U75 dipswitch memungkinkan fungsi

diagnostik interface computer yang berarti bagi

yang memenuhi syarat Bailey Kontrol Perusahaan

hanya tenaga pelayanan. Semua pole di dipswitch

U75 harus ditutup untuk operasi normal. Tabel

4.21 menunjukkan pengaturan dipswitch . Pastikan

semua kutub pada dipswitch U75 ditetapkan ke

nol.

Tabel 4.21 Setting INICT01 Module Dipswitch

U75

INICT03

Modul ICT terdiri dari satu papan sirkuit. Papan

memiliki 4 dipswitch. Dipswitch ini memilih operasi

modul pilihan, port serial karakteristik komunikasi dan

baudtingkat. Gambar 4.8 menunjukkan lokasi

dipswitch . penempatan modul dalam unit pemasangan

(79)

modul MPI . memasang MPI modul dengan modul ICT

membutuhkan dua slot yang berdekatan di mounting

Unit modul . Modul ICT harus menempati slot kanan (

saat menghadap ke depan unit modul pemasangan ) dan

modul MPI harus menempati slot kiri.

Gambar 4.8 Lokasi Dipswitch di Papan Circuit CPU

Modul INICT03

o DIPSWITCH SW1 SERIAL PORT

KOMUNIKASI

Dipswitch SW1 adalah dipswitch 8 pole

yang menetapkan serial Port ( RS - 232 - C ) laju

komunikasi. Laju komunikasi langsung

mempengaruhi data throughput. Lihat Tabel 4.21

(80)

Tabel 4.22 Setting INICT03 Module Dipswitch

SW1

o DIPSWITCH SW2 Diagnosis

Dipswitch SW2 memungkinkan diagnostik

interface komputer yang berarti bagi yang

memenuhi syarat Bailey Kontrol layanan

Perusahaan personil saja. Semua pole di dipswitch

SW2 harus ditutup untuk operasi normal. Tabel

4.22 menunjukkan pengaturan dipswitch. Pastikan

semua pole dipswitch pada dipswitch SW2 diatur

(81)

Tabel 4.23 Setting INICT03 Module Dipswitch

SW2

o DIPSWITCH SW3 SCSI PORT

Dipswitch SW3 mengaktifkan atau

menonaktifkan port SCSI dan menetapkan Alamat

port SCSI. Tabel 4.23 menunjukkan pengaturan

dipswitch. Jika port SCSI diaktifkan, port serial 1

(82)

Tabel 4.24 Setting INICT03 Module Dipswitch

SW3

o DIPSWITCH SW4 Optional

Dipswitch SW4 adalah dipswitch 8 pole

(83)

Tabel 4.25 Setting INICT03 Module Dipswitch

SW4

4. Operation

INICT01

Faceplate dari modul INICT01 memiliki

komponen-komponen berikut

 Status LED.

 Stop pushbutton.

(84)

Gambar 4.9 Faceplate LED dan Kontrol Modul

INICT01

Tabel 4.26 INICT01 Module Status LED

(85)

INICT03

Faceplate dari modul INICT01 memiliki

komponen-komponen berikut

o Status LED.

o 16 CPU LEDs.

Gambar 4.10 Faceplate LED dan Kontrol Modul

(86)

Tabel 4.27 INICT03 Module Status LED

o Stop/reset pushbutton.

5. Troubleshooting

Jika terjadi kesalahan saat modul ICT operasi, status

LED menyala merah dan CPU LED pada faceplate modul

ICT menampilkan kode kesalahan. Tabel 4.27 daftar kode

kesalahan modul ICT dan terkait tindakan korektif. Modul

ICT menampilkan error Kode hanya jika dihentikan. Lima

Status byte memberikan informasi tentang status modul

ICT.. Tabel 4.28, 4.29, dan 4.30 daftar INICT01 modul

konektor tepi pin tugas. Tabel 4.31, 4.32, dan 4.33 daftar

modul INICT03 tepi pin konektor tugas .

Sebuah kode yang tidak ada dalam daftar mungkin

muncul jika kesalahan mesin time-out terjadi . Ulang modul

ICT jika hal ini terjadi . ICT Modul telah gagal jika LED

(87)

Tabel 4.28 INICT03 dan INICT01 Module Kode

Error

Tabel 4.29 INICT01 Module Konektor Pin P1

(88)

Tabel 4.31 INICT01 Module Konektor Pin P3

Tabel 4.32 INICT03 Module Konektor Pin P1

(89)
(90)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban harus memiliki

alat kontrol yang dapat diandalkan demi mengoptimalkan produktivitas

pabrik. Salah satu alat kontrol yang sangat berperan dalam proses produksi

Programmable Logic Controller (PLC). PLC berperan dalam pengoperasian

mesin produksi dan menjalankan mesin produksi sesuai dengan keinginan

pengguna karena sifat PLC yang dapat diprogram (programmable). Contoh

penggunaan PLC adalah dapat mengontrol putaran motor dari mesin

pengaduk semen.

Pada laporan kerja praktek ini, melakukan penjelasan atau deskripsi

mengenai modul komunikasi pada PLC Bailey INFI 90 di PT. Semen

Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban untuk mengendalikan mesin Raw

Mill dan Kiln. Data yang diperoleh dari pihak penyelia adalah penjelasan

singkat dan spesifikasi mengenai Komunikasi pada PLC Bailey INFI 90.

Data dan penjelasan singkat dari pihak pabrik nantinya akan dibuat

suatu penjelasan mengenai modul komunikasi pada PLC Bailey INFI 90.

Penjelasan ini didokumentasikan agar para pekerja dapat memahami modul

(91)

5.2. Saran

Pada pelaporan keja praktek ini, penelitian yang dilakukan masih

sebatas sebatas pengenalan singkat mengenai PLC dan modul Komunikasi

PLC Bailey INFI 90. Mengingat bahwa perusahaan tempat kerja praktek

penulis memiliki deadline pengerjaan proyek yang masih lama dan masa

kerja praktek relatif singkat maka penulis hanya melakukan pengenalan

singkat tidak sampai pemograman dan pengoperasian Modul Komunikasi

PLC BAILEY INFI 90 sebenarnya yang nantinya dapat mengetahui

kinerja sebenarnya dari PLC. Maka dari itu, untuk pengembangan

selanjutnya diharapkan dapat menjangkau hingga ke tahap pemograman

dan pengoperasian pada mesin PLC BAILET INFI 90 untuk Modul

Komunikasi. Tentunya hal ini dapat terwujud dengan ijin dari pihak pabrik

dan penyelia.

Dikarenakan PLC BAILEY INFI 90 sudah absolit maka diperlukan

Gambar

Gambar 3.11 Hand held programmer dari PLC Allen
Gambar 3.12 Eksekusi program pada PLC
Gambar 3.13 Contoh Ladder Diagram
Gambar 3.14 Contoh contact dan coil pada ladder diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Trabajo inédito realizado por el grupo de investigadores shuar en el Programa de Formación de Investigadores de las Culturas Amazónicas (PROFOICA) de la Universidad

Dalam waktu beberapa jam setelah infeksi, antigen virus dapat dideteksi dalam sel limfoid bursa, tetapi tidak pada sel limfoid dari jaringan lainnya.. Jumlah virus yang

Peraturan daerah ini sesuai dengan nomenklaturnya menggantikan Peraturan Daerah yang lama yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang layak agar dapat meningkatkan kinerja karyawan di PT Indonesia

Obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dengan fasilitas yang ada memiliki daya tarik utama sebagai tempat konservasi satwa.Dengan daya tarik yang dimiliki

 Penyelenggaraan program studi diluar domisili adalah pelaksanaan kegiatan pendidikan tinggi diluar domisili perguruan tinggi sebagaimana dicantumkan dalam izin pendirian

Dalam hubungan ini dapat disampaikan bahwa pengaturan mengenai penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya adalah mengakomodasi substansi yang telah dimuat antara lain dalam Pasal

Dalam pelaksanaan penyelesaian sengketa Ekonomi Syariah melalui proses mediasi yang ada pada Pengadilan Agama Surakarta masih cukup sulit tercapai, hal ini terjadi